Anda di halaman 1dari 2

SEL PUNCA

Gagal hati, stroke, paralisis akibat cedera sumsum tulang belakang, diabetes mellitus,
kerusakan otot jantung, bahkan lengan yang terputus akibat kecelakaan. Meskipun tubuh kita
adalah sesuatu yang luar biasa dan dalam keadaan normal dapat menunjang kehidupan kita
dengan baik, namun adakalanya suatu bagian tubuh itu mengalami gangguan, cedera yang tak
dapat diperbaiki, atau bahkan lenyap.
Akibat yang ditimbulkan tidak perlu dipertanyakan lagi. Menurunnya kualitas hidup orang
yang bersangkutan, bahkan konsumsi biaya yang tidak tanggung-tanggung jumlahnya telah
dikeluarkan untuk mengobati pasien yang organnya rusak. Idealnya, saat ada bagian tubuh
yang mengalami kerusakan dan tidak dapat diperbaiki, diharapkan ada bagian-bagian
pengganti baru dan permanen yang dapat memulihkan fungsi dan penampilan kembali
normal. Untungnya kemungkinan ini sedang bergerak cepat dari ranah fiksi ilmiah menuju
realitas kemajuan ilmiah.

Berhasil diisolasinya sel punca (stem cell) menawarkan harapan yang sangat besar bagi dunia
kedokteran untuk memperbaiki atau mengganti jaringan atau organ yang sakit atau rusak.
Dua kategori sel punca sedang dalam tahap eksplorasi untuk mengetahui potensinya dalam
menyembuhkan berbagai penyakit yang berkaitan dengan kerusakan jaringan atau organ : sel
punca mudigah (embryonic stem cell) dan sel punca spesifik jaringan (tissue spesific stem
cell) yang dipanen dari orang dewasa.
Sel punca mudigah adalah sel induk yang terbentuk dari pembelahan awal sel telur yang
dibuahi. Sel ini bersifat totipoten, mampu menghasilkan semua tipe sel di tubuh jika diberi
rangsang kimiawi yang sesuai. Dan selain mampu menghasilkan sel yang spesifik, mereka
juga memperbaharui diri mereka sendiri. Dan, sel punca mudigah menghasilkan sel punca
spesifik jaringan yang berdiferensiasi parsial-berubah sebagian-menghasilkan jenis-jenis sel
khusus membentuk jaringan tubuh.
Harapan medis pada sel punca ini terletak pada potensi sel ini untuk berfungsi sebagai bahan
baku yang dapat dibentuk menjadi tipe sel apapun yang dibutuhkan untuk memperbaiki
kerusakan bagian tubuh tertentu. Eksperimen-eksperimen awal menunjukkan bahwa sel
punca dapat berdiferensiasi menjadi sel tetentu bila mendapat pajanan sinyal kimiawi yang
tepat. Dengan secara bertahap mempelajari pembuatan ramuan sinyal kimiawi yang tepat
untuk mengarahkan sel yang belum berdiferensiasi menjadi sel yang diinginkan, para
ilmuwan akan memiliki potensi untuk mengisi defek di jaringan yang rusak atau mati dengan
sel sehat. Bahkan para ilmuwan meramalkan bahwa mereka akan mampu menumbuhkan
jaringan dan menghasilkan organ utuh seperti hati, jantung, dan ginjal.
Sementara, rekayasa jaringan, dalam kaitannya di bidang medis mengenai pembaharuan
bagian tubuh, berfokus pada penumbuhan jaringan baru dan bahkan organ utuh yang
kompleks di laboratorium yang dapat dicangkokkan secara permanen sebagai pengganti
organ tubuh yang rusak, serta bagaimana menghindari adanya penolakan sistem imun
terhadap organ baru bila sel punca-sebagai sumber sel organ baru-bukan berasal dari pasien
yang bersangkutan.
Masalah yang dihadapi oleh ilmuwan dalam mewujudkan harapan ini adalah permasalahan
etis. Pasalnya, sel punca yang digunakan berasal dari mudigah (bakal bayi) yang berasal dari
klinik aborsi dan dari mudigah yang tak digunakan di klinik fertilitas invitro. Dikatakan
bahwa tindakan penelitian ini tidak dapat dibenarkan secara moral dan etis karena dalam
proses pengambilan sel-sel punca ini terjadi penghancuran mudigah. Namun penelitian ini
dapat bula dibenarkan dengan berdasarkan pada pernyataan bahwa mudigah-mudigah ini
memang dihancurkan dengan keputusan orangtua mereka, serta kenyataan bahwa sel punca
memiliki potensi yang sangat tinggi untuk menyembuhkan banyak penderitaan manusia.
Karena adanya persoalan etis ini, para ilmuwan berusaha mencari sumber sel punca spesifik
jaringan, yang diambil dari berbagai jaringan dewasa sebagai alternatif dari penggunaan sel
punca mudigah totipoten yang kontroversial. Menurut dr. Nella Yesdelita dalam bukunya
Fisiologi Manusia : Dari Sel ke Sistem, sel punca dewasa, meskipun telah mengalami
diferensiasi parsial, dapat diarahkan untuk menghasilkan banyak jenis sel bila mendapat
lingkungan yang sesuai. Karena itu peneliti memanfaatkan sel-sel punca multipoten (potensi
banyak) dari tubuh manusia dewasa yang potensi perkembangannya terbatas tapi masih
cukup banyak, serta tidak menimbulkan kontroversi dalam penggunaannya.
Dari manapun sumber sel punca/stem cell yang digunakan, riset sel punca memberi harapan
untuk revolusi kedokteran. Bahkan menurut National Center for Health Statistic dari Center
for Disease Control diperkirakan 3000 orang Amerika yang meninggal setiap hari akibat
penyakit kerusakan organ dapat disembuhkan dengan pemakaian turunan sel punca ini. (*)
Sumber: http://www.murianews.com/index.php/grobogan/item/545-sel-punca-dan-rekayasa-
jaringan-upaya-untuk-membuat-bagian-tubuh-yang-rusak-kembali-baru

Anda mungkin juga menyukai