Anda di halaman 1dari 6

: Berbicara Mata Kuliah Pokok Bahasan : Pengertian dan Ruang Lingkup

Berbicara Pertemuan Ke-1 Pembahasan


PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP BERBICARA

Kompetensi Dasar
Setelah membaca dan mengerjakan pelatihan dalam modul ini, Anda diharapkan mampu
berkomunikasi secara efektif, baik searah maupun multi arah serta mampu
menumbuhkembangkan kemampuan tersebut dalam proses belajar mengajar.
Indikator
Setelah membaca dan mengerjakan pelatihan dalam modul ini, Anda diharapkan dapat
memahami :
Berbicara;
Tujuan dan Cakupan Mata Kuliah Berbicara;
Fungsi Berbicara;
Relevansi Berbicara.

Uraian Materi
1. Pengertian Berbicara

Keterampilan berbicara menunjang keterampilan bahasa lainnya. Pembi-cara yang baik


mampu memberikan contoh agar dapat ditiru oleh penyimak yang baik. Pembicara yang baik
mampu memudahkan penyimak untuk menangkap pembicaraan yang disampaikan.
Berbicara dan menyimak merupakan kegiatan berbahasa lisan, dua-duanya berkaitan
dengan bunyi bahasa. Dalam berbicara seseorang menyampaikan informasi melalui suara atau
bunyi bahasa, sedangkan dalam menyimak seseorang mendapat informasi melalui ucapan atau
suara.
Berbicara dan menyimak merupakan dua kegiatan yang tidak dapat di-pisahkan, kegiatan
berbicara selalu disertai kegiatan menyimak, demikian pula kegiatan menyimak akan didahului
kegiatan berbicara. Keduanya sama-sama penting dalam komunikasi.
Manusia adalah mahluk sosial. Manusia baru akan menjadi manusia bila ia hidup dalam
lingkungan manusia. Kesadaran betapa pentingnya berbicara dalam kehidupan manusia dalam
bermasyarakat dapat mewujudkan bermacam aneka bentuk. Lingkungan terkecil adalah
keluarga, dapat pula dalam bentuk lain seperti perkumpulan sosial, agama, kesenian, olah raga,
dan sebagainya.
Setiap manusia dituntut terampil berkomunikasi, terampil menyatakan pikiran, gagasan,
ide, dan perasaan. Terampil menangkap informasi-informasi yang didapat, dan terampil pula
menyampaikan informasi-informasi yang diterimanya.
Kehidupan manusia setiap hari dihadapkan dalam berbagai kegiatan yang menuntut
keterampilan berbicara. Contohnya dalam lingkungan keluarga, dialog selalu terjadi, antara ayah
dan ibu, orang tua dan anak, dan antara anak-anak itu sendiri.
Di luar lingkungan keluarga juga terjadi pembicaraan antara tetangga dengan tetangga,
antar teman sepermainan, rekan kerja, teman perkuliahan dan sebagainya. Terjadi pula
pembicaraan di pasar, di swalayan, di pertemuan-pertemuan, bahkan terkadang terjadi adu
argumentasi dalam suatu forum. Semua situasi tersebut menuntut agar kita mampu terampil
berbicara.
Berbicara berperan penting dalam pendidikan keluarga. Tata krama dalam pergaulan
diajarkan secara lisan. Adat kebiasaan, norma-norma yang berlaku juga seringkali diajarkan
secara lisan. Hal ini berlaku dalam masyarakat tradisional maupun masyarakat modern.

2. Tujuan dan Cakupan Mata Kuliah Berbicara


Materi Mata Kuliah Berbicara mencakup berbagai hal. Secara garis besar materi itu
tercakup dalam empat bagian pokok. Pertama, Mata Kuliah Berbicara yang meliputi rasional,
tujuan dan cakupan, fungsi, dan relevansi Mata Kuliah Berbicara. Kedua, hakikat berbicara yang
meliputi pengertian, tujuan, dan fungsi berbicara, konsep dasar berbicara, dan jenis-jenis
berbicara. Ketiga, faktor yang mempengaruhi efektivias berbicara meliputi kecemasan berbicara,
bahasa tubuh dalam berbicara, ciri-ciri pembicara ideal, dan merencanakan pembicaraan.
Keempat, pengembangan keterampilan berbicara yang meliputi pengajaran berbicara, dan
praktik berbicara dengan berbagai tema.
Berdasarkan kegiatan komunikasi lisan, cakupan kegiatan berbicara sangat luas. Daerah
cakupan itu membentang dari komunikasi lisan yang bersifat informal sampai kegiatan
komunikasi lisan yang bersifat formal. Semua kegiatan komunikasi lisan yang melibatkan
pembicara dan pendengar termasuk daerah cakupan berbicara.
Daerah cakupan berbicara meliputi kegiatan komunikasi lisan sebagai berikut,
berceramah,
berdebat,
bercakap-cakap,
berkhotbah,
bertelepon,
bercerita,
berpidato,
bertukar pikiran,
bertanya,
bermain peran,
berwawancara,
berdiskusi,
berkampanye,
menyampaikan sambutan, selamat, pesan,
melaporkan,
menanggapi,
menyanggah pendapat,
menolak permintaan, tawaran, ajakan,
menjawab pertanyan,
menyatakan sikap,
menginformasikan,
membahas,
melisankan (isi drama, cerpen, puisi, bacaan),
menguraikan cara membuat sesuatu,
menawarkan sesuatu,
meminta maaf,
memberi petunjuk,
memperkenalkan diri,
menyapa,
mengajak,
mengundang,
memperingatkan,
mengoreksi,
tanya-jawab.

3. Fungsi Berbicara
Fungsi Mata Kuliah Berbicara meliputi empat aspek. Aspek-aspek tersebut adalah aspek
kognitif, aspek afektif, aspek keterampilan berbicara, dan aspek keterampilan mengelola
pembelajaran berbicara.
Melalui kegiatan perkuliahan Mata Kuliah Berbicara mahasiswa dituntun memahami dan
mendalami teori, konsep, dan generalisasi berbicara serta metodologi pengajaran berbicara.
Berarti pengetahuan mahasiswa mengenai teori, konsep, dan generalisasi berbicara serta
metodologi pengajaran berbicara meningkat sejalan dengan tahap perkuliahan. Pengalaman
berbicara dan pengalaman mengajarkan keterampilan berbicara merupakan fungsi Mata Kuliah
Berbicara dipandang dari aspek kognitif.
Kegiatan perkuliahan Mata Kuliah Berbicara juga berpengaruh terhadap sikap
mahasiswa. Bila selama ini sikap mereka terhadap keterampilan belum bersifat positif maka
melalui kegiatan perkuliahan berbicara sikap itu diubah menjadi sikap positif. Para mahasiswa
akan lebih memahami, menghayati, menyenangi, dan mencintai keterampilan berbicara, serta
lebih gemar melaksanakan kegiatan berbicara dan pengajaran berbicara. Perubahan sikap dari
belum positif menjadi bersikap positif adalah fungsi Mata Kuliah Berbicara dari aspek afektif.
4. Relevansi Berbicara

Berbicara merupakan keterampilan dalam menyampaikan pesan melalui bahasa lisan


kepada orang lain. Penggunaan bahasa secara lisan dapat pula dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi berbicara secara langsung adalah sebagai berikut: (a)
pelafalan; (b) intonasi; (c) pilihan kata; (d) struktur kata dan kalimat; (e) sistematika
pembicaraan; (f) isi pembicaraan; (g) cara memulai dan mengakhiri pembicaraan; dan (h)
penampilan.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut dapat ditelusuri relevansi Mata Kuliah Berbicara
dengan mata kuliah lainnya. Dari segi pelafalan Mata Kuliah Berbicara berkaitan dengan Mata
Kuliah Fonologi Bahasa Indonesia. Dari segi intonasi Mata Kuliah Berbicara berkaitan dengan
Mata Kuliah Sintaksis Bahasa Indonesia. Dari segi pilihan kata Mata Kuliah Berbicara berkaitan
dengan Mata Kuliah Semantik Bahasa Indonesia. Dari segi struktur kata Mata Kuliah Berbicara
berkaitan dengan Mata Kuliah Linguistik Umum, dan Sintaksis Bahasa Indonesia. Dari segi
sistematika dan isi pembicaraan Mata Kuliah Berbicara berkaitan dengan Mata Kuliah Wacana
Bahasa Indonesia. Mata Kuliah Berbicara juga berkaitan dengan Mata Kuliah Analisis Kesalahan
Berbahasa karena dalam berbicara orang sering membuat kesalahan pelafalan, intonasi, pilihan
kata, struktur kata, dan kalimat.
Berbicara adalah salah satu aspek keterampilan berbahasa. Aspek-aspek keterampilan
bahasa lainnya adalah menyimak, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut berkaitan erat,
antara berbicara dengan menyimak, berbicara dengan menulis, dan berbicara dengan membaca.

Hubungan Berbicara dengan Menyimak

Berbicara dan menyimak adalah dua kegiatan yang berbeda namun berkaitan erat dan tak
terpisahkan. Kegiatan menyimak didahului oleh kegiatan berbicara. Kegiatan berbicara dan
menyimak saling melengkapi dan berpadu menjadi komunikasi lisan, seperti dalam bercakap-
cakap, diskusi, bertelepon, tanya-jawab, interview, dan sebagainya.
Kegiatan berbicara dan menyimak saling melengkapi, tidak ada gunanya orang berbicara
bila tidak ada orang yang menyimak. Tidak mungkin orang menyimak bila tidak ada orang yang
berbicara. Melalui kegiatan menyimak siswa mengenal ucapan kata, struktur kata, dan struktur
kalimat.

Hubungan Berbicara dengan Membaca


Berbicara dan membaca berbeda dalam sifat, sarana, dan fungsi. Berbicara bersifat
produktif, ekspresif melalui sarana bahasa lisan dan berfungsi sebagai penyebar informasi.
Membaca bersifat reseptif melalui sarana bahasa tulis dan berfungsi sebagai penerima informasi.
Bahan pembicaraan sebagian besar didapat melalui kegiatan membaca. Semakin sering
orang membaca semakin banyak informasi yang diperolehnya. Hal ini merupakan pendorong
bagi yang bersangkutan untuk mengekspresikan kembali informasi yang diperolehnya antara lain
melalui berbicara.

Hubungan Berbicara dengan Menulis


Kegiatan berbicara maupun kegiatan menulis bersifat produktif-ekspresif. Kedua kegiatan
itu berfungsi sebagai penyampai informasi. Penyampaian informasi melalui kegiatan berbicara
disalurkan melalui bahasa lisan, sedangkan penyampaian informasi dalam kegiatan menulis
disalurkan melalui bahasa tulis.
Informasi yang digunakan dalam berbicara dan menulis diperoleh melalui kegiatan
menyimak ataupun membaca. Keterampilan menggunakan kaidah kebahasaan dalam kegiatan
berbicara menunjang keterampilan menulis. Keterampilan menggunakan kaidah kebahasaan
menunjang keterampilan berbicara.

Latihan
Latihan berikut penulis susun sebagai sarana pemantapan pemahaman Anda terhadap
pokok bahasan. Silakan Anda kerjakan latihan berikut !
Sebutkan beberapa cakupan berbicara yang berkaitan dengan komunikasi lisan !
Sebutkan tujuan pembelajaran berbicara yang Anda ketahui !
Sebutkan beberapa aktivitas berbicara yang Anda ketahui !
Apa manfaat berbicara dalam kehidupan manusia ?
Sebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi berbicar

Anda mungkin juga menyukai