Anda di halaman 1dari 10

1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
ABSTRAK ..................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH .............................................................. 4
1.3 TUJUAN ....................................................................................... 5
1.4 MANFAAT ................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 6
BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................... 12
BAB IV HASIl DAN PEMBAHASAN ......................................................... 16
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 22








iii
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
mkalah yang berjudul Lipoproteinini. Makalah ini disusun untuk menambah
pengetahuan penulis pada khususnya dan perawat pada umumnya guna
meningkatkan pelayanan keperawatan yang lebih baik, selain itu juga untuk
melengkapi tugas mata kuliah Biokimia.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh
karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mengalami hambatan dan
kesulitan, namun berkat bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak sehingga
makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Akhirnya penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya bila mana dalam
makalah ini terdapat kesalahan dan kekeliruan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Surabaya, Januari 2013

Penulis



BAB 1
PENDAHULUAN

3
1.1 Latar belakang
Dewasa ini masalah kegemukan (obesitas) merupakan masalah global yang
melanda masyarakat dunia baik di negara maju maupun negara berkembang
termasuk Indonesia. Perubahan gaya hidup termasuk kecenderungan
mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak tinggi merupakan faktor yang
mendukung terjadinya kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas.
Seiring dengan meningkatnya taraf kesejahteraan masyarakat, jumlah penderita
kegemukan (overweight) dan obesitas cenderung meningkat. Di Indonesia,
masalah kesehatan yang diakibatkan oleh gizi lebih ini mulai muncul pada awal
tahun 1990-an. Peningkatan pendapatan masyarakat pada kelompok sosial
ekonomi tertentu, terutama di perkotaan, menyebabkan adanya perubahan pola
makan dan pola aktifitas yang mendukung terjadinya peningkatan jumlah
penderita kegemukan dan obesitas.
Obesitas (kegemukan) didefinisikan sebagai salah satu penyakit gizi salah akibat
kebanyakan asupan bahan gizi (over nutrition). Seseorang dikatakan mengalami
obesitas bila berat badan melebihi 10% dari berat badan ideal. Obesitas dapat
menimbulkan berbagai penyakit serius, antara lain kencing manis, hipertensi dan
jantung. Risiko kematian yang disebabkan oleh diabetes yakni stroke, coronary
artery disease, tekanan darah tinggi, kolesterol yang tinggi, ginjal, dan gallbladder
disorders.
Obesitas meningkatkan risiko kematian untuk semua penyebab kematian. Orang
yang mempunyai berat badan 40% lebih berat dari berat badan rata-rata populasi
mempunyai resiko kematian 2 kali lebih besar dibandingkan orang dengan berat
badan rata-rata.
Saat ini, 1,6 miliar orang dewasa di seluruh dunia mengalami berat badan berlebih
(overweight), dan sekurang-kurangnya 400 juta diantaranya mengalami obesitas.
Pada tahun 2015, diperkirakan 2,3 miliar orang dewasa akan mengalami
overweight dan 700 juta di antaranya obesitas. Di Indonesia, menurut data Riset
4
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi nasional obesitas umum pada
penduduk berusia 15 tahun adalah 10,3% (laki-laki 13,9%, perempuan 23,8%).
Sedangkan prevalensi berat badan berlebih anak-anak usia 6-14 tahun pada laki-
laki 9,5% dan pada perempuan 6,4%. Angka ini hampir sama dengan estimasi
WHO sebesar 10% pada anak usia 5-17 tahun.
Berdasarkan estimasi WHO, faktor obesitas dan kurang aktivitas fisik
menyumbang 30% risiko terjadinya kanker. Berdasarkan penelitian, terdapat
hubungan antara kanker dengan berat badan berlebih, diet tidak sehat, dan
kurangnya aktivitas fisik. Jenis penyakit kanker yang timbul akibat faktor risiko
ini adalah kanker kerongkongan (oesophagus), ginjal, rahim (endometrium),
pankreas, payudara, dan usus besar.
Media informasi yang semakin canggih telah meningkatkan pemahaman
masyarakat akan resiko obesitas yang dapat menyebabkan timbulnya beberapa
penyakit bahkan dapat mengakibatkan kematiaan. Selain itu ukuran tubuh yang
tidak ideal akibat overweight atau obesitas juga dapat menyebabkan rasa rendah
diri karena tidak dapat tampil menarik dalam berbagai model pakaian. Kedua hal
tersebut merupakan faktor yang telah menyadarkan masyarakat untuk
menanggulangi masalah overweight dan obesitas.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah Dasar-Dasar Ilmu Gizi
Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Untuk mengetahui serta membahas tentang obesitas
3. Untuk mengetahui upaya mengurangi penderita obesita
1.3 Rumusan Masalah
5
1. Apa yang dimaksud dengan obesitas?
2. Apa saja dampak dari penderita obesitas?
3. Apa penyebab terjadinya obesitas?
4. Upaya apa saja yang dapat dilakukan dalam mengurangi penderita
obesitas?















6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Obesitas
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak
tubuh yang berlebihan. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk
menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi
lainnya.
Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria.
Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar
25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh lebih
dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami
obesitas. Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah
kisaran berat badannya yang normal dianggap mengalami obesitas. Perhatian
tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi juga kepada
lokasi penimbunan lemak tubuh.
Obesitas itu sendiri adalah istilah untuk menyatakan badan. Obesitas berarti lemak
tubuh yang dapat membahayakan kesehatan, sedangkan Overweight adalah suatu
keadaan berat badan yang melebihi berat badan normal atau seharusnya. Obesitas
adalah penimbunan lemak tubuh yang berlebihan sehingga berat badan jauh diatas
normal dan dapat membahayakan kesehatan.
Kelebihan berat badan dulu sering dikaitkan dengan kemakmuran. Namun,
kemudian kelebihan berat badan lebih berkait dengan penampilan, dan akhirnya
orang sadar bahwa kondisi ini terkait dengan banyak penyakit. Overweight dan
obesitas diketahui dapat memicu beberapa penyakit degeneratif, seperti penyakit
jantung koroner, diabetes melitus tipe 2, hipertensi dan dislipidemia.
7
Overweight dan obesitas yang tidak ditangani secara tepat akan meningkatkan
penyakit penyerta, memendekkan usia harapan hidup, serta merugikan dari sisi
hilangnya produktifitas pada usia produktif. Overweight dan obesitas juga
berhubungan erat dengan beberapa penyakit lain seperti artritis (radang sendi),
kesulitan bernapas, berhenti napas saat tidur, nyeri sendi, gangguan menstruasi,
serta beberapa gangguan kesuburan.
Lemak dalam tubuh yang jumlahnya melebihi 3% dari berat badan disebut
timbunan lemak. Seseorang dikatakan mengalami kegemukan (Obesitas) jika
terjadi kelebihan berat badan sebesar 20% dari berat badan ideal.
Kegemukan dapat diukur dari timbunan lemak tubuh pada wanita dewasa,
dikategorikan kegemukan bila lemak tubuhnya sudah melebihi 30% dari berat
badan idealnya. Sedangkan pada pria dewasa, dikatakan kegemukan bila lemak
tubuhnya sudah melebihi 27% dari berat badan idealnya.
2.2 Tipe Obesitas
Lemak simpanan dibawah kulit terutama berada disekitar pinggul, paha, dinding
perut, punggung dan pangkal lengan. Selain dibawah kulit, lemak simpanan juga
berada didalam rongga dada. Lemak simpanan pada rongga perut dan di bawah
kulit terus bertambah selama kelebihan energi berlangsung. Pertambahan lemak
pada rongga perut dan dibawah kulit dapat mengubah bentuk tubuh seseorang.
Jumlah lemak yang normal pada wanita adalah sekitar 15 28% dari berat
badanya dan untuk pria jumlah lemak yang normal adalah 10 18% dari berat
badannya. Presentasi lemak simpanan dibawah kulit pada wanita adalah 9% dan
pada pria adalah 4,4%, prosentase lemak simpanan dirongga perut dan dada pada
wanita adalah 2,3% dan 1,55 pada wanita.
Cara menentukan tebal lemak tubuh bisa dengan cara mengukur tebal lipat kulit
atau menentukan status gizi, namun cara ini sangat sulit bagi pemula. Ada cara
yang bisa digunakan selain dari mengukur lipat kulit yaitu dengan cara Brocca,
tetapi kurang akurat.
8
Rumus Brocca : BB = [TB(cm)-100] x 100%
Bila hasilnya :
90-110% = Berat badan normal
110-120% = Kelebihan berat badan (Overweight)
> 120% = Kegemukan (Obesitas)
2.1.1 Tipe Obesitas Berdasarkan Bentuk Tubuh
1. Obesitas Tipe Buah Apel
Pada pria obesitas umumnya menyimpan lemak di bawah kulit dinding perut dan
di rongga perut sehingga gemuk diperut dan mempunyai bentuk tubuh seperti
buah apel (apple type). Karena lemak banyak berkumpul dirongga perut, obesitas
tipe buah apel disebut juga obesitas sentral, karena banyak terdapat pada laki-laki
disebut juga sebagai obesitas tipe android.
2. Obesitas Tipe Buah Pear
Kelebihan lemak pada wanita disimpan dibawah kulit bagian daerah pinggul dan
paha, sehingga tubuh berbentuk seperti buah pear (pear type). Karena lemak
berkumpul dipinggir tubuh yaitu dipinggul dan paha, obesitas tipe buah pear
disebut juga sebagai obesitas perifer dan karena banyak terdapat pada wanita
disebut juga sebagai obesitas tipe perempuan atau obesitas tipe gynoid.
2.1.2 Tipe Obesitas Berdasarkan Keadaan Sel Lemak
1. Obesitas Tipe Hyperplastik
Obesitas terjadi karena jumlah sel lemak yang lebih banyak dibandingkan keadaan
normal, tetapi ukuran sel-selnya tidak bertambah besar. Obesitas ini biasa terjadi
pada masa anak-anak.
9
2. Obesitas Tipe Hypertropik
Obesitas terjadi karena ukuran sel lemak menjadi lebih besar dibandingkan
keadaan normal,tetapi jumlah sel tidak bertambah banyak dari normal. Obesitas
tipe ini terjadi pada usia dewasa, Upaya untuk menurunkan berat badan lebih
mudah dibandingkan tipe hyperplastik.
3. Obesitas Tipe Hyperplastik Dan Hypertropik
Obesitas terjadi karena jumlah dan ukuran sel lemak melebihi normal.
Pembentukan sel lemak baru terjadi segera setelah derajat hypertropi mencapai
maksimal dengan perantaraan suatu sinyal yang dikeluarkan oleh sel lemak yang
mengalami hypertropik, obesitas ini dimulai pada anak-anak dan berlangsung
terus sampai dewasa, upaya untuk menurunkan berat badan paling sulit dan resiko
tinggi untuk terjadi komplikasi penyakit.
2.3 Penyebab Obesitas
Obesitas disebabkan karena konsumsi makanan yang jauh melebihi kebutuhan.
Angka kejadian obesitas pada remaja dan anak yang semula 10-30 % dari
penderita obesitas dewasa di negara maju diperkirakan terus bertambah. Adapun
pertambahan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu;
1. Faktor genetik
Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik.
Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan
kebiasaan gaya hidup, yang bisa mendorong terjadinya obesitas.
Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan
pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.
1. Faktor lingkungan
10
Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus obesitas, tetapi
lingkungan seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti. Lingkungan
ini termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa
kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya).
Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat
mengubah pola makan dan aktivitasnya.
1. Faktor Psikis
Apa yang ada di dalam pikiran seseorang bisa mempengaruhi kebiasaan
makannya.Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan
makan.
Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif. Gangguan ini
merupakan masalah yang serius pada banyak wanita muda yang menderita
obesitas, dan bisa menimbulkan kesadaran yang berlebihan tentang
kegemukannya serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan sosial.
Ada dua pola makan abnormal yang bisa menjadi penyebab obesitas yaitu makan
dalam jumlah sangat banyak (binge) dan makan di malam hari (sindroma makan
pada malam hari).
Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stres dan kekecewaan. Binge mirip
dengan bulimia nervosa, dimana seseorang makan dalam jumlah sangat banyak,
bedanya pada binge hal ini tidak diikuti dengan memuntahkan kembali apa yang
telah dimakan. Sebagai akibatnya kalori yang dikonsumsi sangat banyak.
Pada sindroma makan pada malam hari, adalah berkurangnya nafsu makan di pagi
hari dan diikuti dengan makan yang berlebihan, agitasi dan insomnia pada malam
hari.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 1-Dapus
    Bab 1-Dapus
    Dokumen13 halaman
    Bab 1-Dapus
    Riza Olivia Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • Leukorea
    Leukorea
    Dokumen8 halaman
    Leukorea
    Riza Olivia Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • Refer at
    Refer at
    Dokumen23 halaman
    Refer at
    Riza Olivia Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • Chapter II
    Chapter II
    Dokumen20 halaman
    Chapter II
    Risky Meidar Karim
    Belum ada peringkat
  • CA Cerviks
    CA Cerviks
    Dokumen22 halaman
    CA Cerviks
    Riza Olivia Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • Mekanisme Alergi
    Mekanisme Alergi
    Dokumen10 halaman
    Mekanisme Alergi
    Riza Olivia Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • Konjungtivitis
    Konjungtivitis
    Dokumen19 halaman
    Konjungtivitis
    Riza Olivia Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • Refrat BPH 17
    Refrat BPH 17
    Dokumen31 halaman
    Refrat BPH 17
    Riza Olivia Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • Referat
    Referat
    Dokumen21 halaman
    Referat
    Riza Olivia Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • LATIHAN SOAL MATA
    LATIHAN SOAL MATA
    Dokumen30 halaman
    LATIHAN SOAL MATA
    Riza Olivia Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • LATIHAN SOAL MATA
    LATIHAN SOAL MATA
    Dokumen30 halaman
    LATIHAN SOAL MATA
    Riza Olivia Permata Sari
    Belum ada peringkat
  • ABSTRAK Biostat
    ABSTRAK Biostat
    Dokumen1 halaman
    ABSTRAK Biostat
    Riza Olivia Permata Sari
    Belum ada peringkat