Anda di halaman 1dari 13

Health Education

INFECTION CONTROL

Oleh
Sadrakh S.F. Tompodung 13014101172
Immanuel V.D Batubara 13014101150
Ezra Toreh 13014101156
I Wayan Eka Putrawan 080 111 030
Natalia G. Wara 080 111 297
Jennifer Lintang 080 111 040
Brian Sugito 080 111 244

Pembimbing :
dr. Stefanus Gunawan, Sp.A (K), Msi. Med


BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2014

L E M B A R A N P E N G E S A H A N
Health Education dengan judul Infection Control,
Telah dibacakan pada Agustus 2014
Oleh
Sadrakh S.F. Tompodung 13014101172
Immanuel V.D Batubara 13014101150
Ezra Toreh 13014101156
I Wayan Eka Putrawan 080 111 030
Natalia G. Wara 080 111 297
Jennifer Lintang 080 111 040
Brian Sugito 080 111 244

Mengetahui Supervisor,



dr. Stefanus Gunawan, Sp.A (K), Msi. Med







DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .i
LEMBARAN PENGESAHAN .ii
DAFTAR ISI .iii
BAB I. PENDAHULUAN 1
BAB II. PEMBAHASAN 4
A. Universal Precaution .........4
B. Mencuci Tangan ...........4
C. Alat Perlindungan Diri ............................7
BAB III. PENUTUP ..10
A. Kesimpulan ...10
B. Saran .10
DAFTAR PUSTAKA ......11
LAMPIRAN ....12


BAB I
PENDAHULUAN

Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu
menyebabkan sakit (Potter dan Perry, 2005). Rumah sakit merupakan tempat pelayanan
pasien dengan berbagai macam penyakit diantaranya penyakit karena infeksi, dari mulai yang
ringan sampai yang terberat, dengan begitu hal ini dapat menyebabkan resiko penyebaran
infeksi dari satu pasien ke pasien lainnya, begitupun dengan petugas kesehatan yang sering
terpapar dengan agen infeksi. Penularan infeksi dapat melalui beberapa cara diantaranya
melalui darah dan cairan tubuh seperti halnya penyakit HIV/AIDS dan Hepatitis B.

Fokus utama penanganan masalah infeksi dalam pelayanan kesehatan adalah mencegah
infeksi. Salah satu upaya pencegahan infeksi nosokomial adalah menerapkan Universal
Precaution pada petugas kesehatan atau petugas pelayanan kesehatan. Universal Precaution
adalah kewaspadaan terhadap darah dan cairan tubuh yang tidak membedakan perlakuan
terhadap setiap pasien, dan tidak tergantung pada diagnosis penyakitnya (Irianto, 2010).
Kewaspadaan universal dimaksudkan untuk melindungi petugas layanan kesehatan dan
pasien lain terhadap penularan berbagai infeksi dalam darah dan cairan tubuh lain.

Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan mempunyai risiko terkena infeksi dari
rumah sakit ataupun klinik kesehatan. Selain itu, petugas kesehatan yang bekerja di klinik
pun memiliki risiko tertular akibat terpapar dari spesimen laboratorium pasien maupun
kontak langsung. Oleh sebab itu, hal tersebut harus diwaspadai dengan berjalannya penularan
penyakit berbahaya semakin meningkat, seperti HIV dan hepatitis B.

Pencegahan infeksi yang efektif pada prinsip-prinsip berikut :
a. Setiap orang ( ibu, bayi baru lahir, penolong persalinan )harus dianggap dapat
menularkan penyakit karena infeksi dapat bersifat asimptomatik ( tanpa gejala )
b. Setiap orang harus dianggap berisiko terkena infeksi
c. Permukaan benda di sekitar kita, peralatan dan benda-benda lain yang akan dan telah
bersentuhan dengan permukaan kulit yang utuh, lecet selaput mukosa atau darah
harus dianggap terkontaminasi hingga setelah digunakan, harus diproses secara
benar.
d. Jika tidak diketahui apakah permukaan, peralatan atau benda lainnya telah diproses
dengan benar maka semua itu harus dianggap masih terkontaminasi.
e. Resiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara total, tapi dapat dikurangi hingga sekecil
mungkin dengan menerapkan tindakan-tindakan PI secara benar dan konsisten.

BAB II
PEMBAHASAN


1. UNIVERSAL PRECAUTION
Kewaspadaan umum (universal precaution) merupakan salah satu upayapengendalian
infeksi di rumah sakit yang telah dikembangkan oleh Departemen Kesehatan sejak tahun
1980. Kewaspadaan umum merupakan upaya pencegahan infeksi sejak dikenalnya infeksi
nosokomial yang terus menjadi ancaman bagi petugas kesehatan dan pasien.

Kewaspadaan baku adalah tonggak yang harus selalu diterapkan di semua fasilitas
pelayanan kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang aman bagi semua pasien
dan mengurangi risiko infeksi lebih lanjut. Kewaspadaan Standar meliputi kebersihan tangan
dan penggunaan APD untuk menghindari kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, sekret
(termasuk sekret pernapasan) dan kulit pasien yang terluka. Disamping itu juga mencakup:
pencegahan luka akibat benda tajam dan jarum suntik, pengelolaan limbah yang aman,
pembersihan, desinfeksi dansterilisasi linen dan peralatan perawatan pasien, dan pembersihan
dan desinfeksi lingkungan. Orang dengan gejala sakit saluran pernapasan harus disarankan
untuk menerapkan kebersihan/ etika pernafasan.

Menurut WHO (2005) kewaspadaan universal diterapkan dengan cara :
a. Cuci tangan setelah berhubungan dengan pasien atau setelah membuka sarung
tangan
b. Segera cuci tangan setelah ada hubungan dengan cairan tubuh
c. Pakai sarung tangan bila mungkin akan ada hubungan dengan cairan tubuh
d. Pakai masker dan kacamata pelindung bila mungkin ada percikan cairan tubuh
e. Tangani dan buang jarum suntik dan alat tajam lain secara aman; yang sekali pakai
tidak boleh dipakai ulang
f. Bersihkan dan disinfeksikan tumpahan cairan tubuh dengan bahan yang cocok
g. Patuhi standar untuk disinfeksi dan sterilisasi alat medis
h. Tangani semua bahan yang tercemar dengan cairan tubuh sesuai dengan prosedur
i. Buang limbah sesuai prosedur.

2. CUCI TANGAN
Mencuci tangan adalah membersihkan tangan dari segala kotoran dimulai dari ujung
jari sampai siku dan lengan dengan cara tertentu sesuai kebutuhan.
Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi yaitu membersihkan tangan dan jari
jemari dengan menggunakan air, sabun antiseptik agar menjadi bersih. Mencuci tangan
adalah salah satu tindakan pencegahan yang menjadi perilaku sehat dan baru dikenal pada
akhir abad ke-19. Perilaku sehat dan pelayanan jasa sanitasi menjadi penyebab penurunan
tajam angka kematian dari penyakit menular yang terdapat pada negara-negara kaya (maju)
pada akhir abad 19 ini. Hal ini dilakukan bersamaan dengan isolasi dan pemberlakuan teknik
membuang kotoran yang aman dan penyediaan air bersih dalam jumlah yang mencukupi.
Tujuan utama mencuci tangan adalah menghilangkan kuman dan kotoran yang ada di
tangan, mencegah infeksi, mencegah penyebaran infeksi. Seseorang penderita itu menutup
hidungnya dengan tangan saat bersin, kemudian memegang pegangan di bus, saat Anda
memengang pegangan tersebut, bakteri flu dapat segera berpindah ke tangan Anda dan
apabila Anda memegang hidung atau mulut, kuman tersebut dapat masuk ke dalam tubuh
kita. Itulah gambaran betapa mudahnya kuman penyakit berpindah dari satu orang ke orang
lain. Penyakit seperti diare, cacingan, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), TBC bahkan
penyakit yang mematikan seperti SARS, flu burung (H5N1), dan flu babi (H1N1)dapat
dicegah dengan mencuci tangan secara benar.
Mencuci tangan merupakan satu teknik yang paling mendasar untuk menghindari
masuknya kuman kedalam tubuh. Dimana tindakan ini dilakukan dengan tujuan: supaya
tangan bersih, membebaskan tangan dari kuman dan mikroorganisme, menghindari
masuknya kuman ke dalam tubuh. Tujuan lainnya: meningkatkan derajat kesehatan
seseorang, memelihara kebersihan diri seseorang, memperbaiki kebersihan diri yang kurang,
pencegahan penyakit, meningkatkan percaya diri seseorang, menciptakan keindahan pada
seseorang.
Waktu mencuci tangan :
1. Sebelum dan sesudah makan
2. Untuk menghindari masuknya kuman kedalam tubuh saat kita makan.
3. Sebelum menyiapkan makanan
4. Setelah memegang daging mentah
5. Sebelum dan sesudah menyentuh orang sakit
6. Sesudah menggunakan kamar mandi
7. Besar kemungkinan tinja masih tertempel ditangan, sehingga diharuskan
untuk mencuci tangan
8. Setelah batuk atau bersin atau membuang ingus
9. Setelah mengganti popok atau pembalut
10. Sebelum dan setelah mengobati luka
11. Setelah membersihkan dan membuang sampah
12. Setelah menyentuh hewan atau kotoran hewan
13. Setelah bermain
Kebiasaan anak kecil adalah bermain ditempat yang kotor, seperti tanah.Dimana kita
tahu bahwa banyak sekali kuman didalam tanah, jadi selasai bermain harus mencuci tangan
supaya kuman dari tanah hilang dan tidak menempel ditangan.
Cara mencuci tangan yang benar dan sehat
1. Angkat lengan baju yang menghalangi proses mencuci tangan. Lepaskan
aksesoris yang digunakan.
2. Jika kuku jari tangan panjang, harus segera dipotong.
3. Berdiri di depan bak cuci atau wastafel, jaga agar tangan dan pakaian tidak
menyentuh permukaan bak cuci., jaka tangan menyentuh bak cuci selama
mencuci tangan, ulangi proses mencuci tangan dari awal. Gunakan bak cuci
dengan keran yang midah dijangkau.
4. Buka keran yang dioperasikan dengan tangan.
5. Basahi tangan dan lengan bawah secara menyeluruh dibawah air mengalir.
Jaga tangan dan lengan bawah berada lebih rendah dari pada siku selama
mencuci. Tangan merupakan bagian paling terkontaminasi yang harus dicuci.
6. Oleskan 1 ml sabun cair biasa atau 3 ml sabun cair antiseptic pada tangan dan
gosok sampai berbusa. Jika menggunakan sabun batangan, pegang dan gosok
sampai berbusa. Jika bakteri berkurang secara signifikan pada tangan jika
digunakan 3-5 ml sabun anti microbial
7. Ratakan sabun dengan kedua telapak tangan. Gosokkan kedua telapak tangan.
8. Gosokkan punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan
sebaliknya. Atau menggosok punggung tangan dengan telapak tangan dengan
jari-jari terkunci.
9. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari.
10. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mencuci/ selang seling. Letakkan
punggung jari dapa telapak tangan satunya dengan jari saling mencuci.
11. gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan
sebaliknya.
12. Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan ditelapak tangan kiri
dan seliknya.
13. Gosokkan pergelangantangan kiri dengan menggunakan tangan kanan dan
lakukan sebaliknya.
14. Bilas kedua tangan dengan air yang mengalir.
15. Keringkan tangan secara menyeluruh, usap dari jari turun kepergelangan
tangan dan lengan bawah. Tujuan pengeringan area paling bersih (ujung jari)
ke area yang bersih (pergelangan tangan) untuk menghindari kontaminasi.
Dengan mengeringkan tangan, mencegah kulit terkelupas dan kasar.
16. Letakkan handuk dan tisu dalam wadah yang telah disediakan. Pembuangan
benda yang terkontaminasi di tempat yang telah disediakan mebcegah
terjadinya perpindahan mikroorganisma.
17. Gunakan tisu untuk menutup keran.
18. Pertahankan tangan tetap bersih.

3. ALAT PELINDUNG DIRI
Alat pelindung diri digunakan untuk melindungi kulit dan selaput lendir petugas dari
resiko pajanan darah, semua jenis cairan tubuh, sekret atau ekskreta, kulit yang tidak utuh dan
selaput lendir pasien. Jenis tindakan yang beresiko mencakup tindakan rutin. Jenis alat
pelindung: Sarung tangan, masker dan gaun pelindung. Tidak semua alat pelindung tubuh
harus dipakai, tetapi tergantung pada jenis tindakan yang akan dikerjakan.
A. Sarung Tangan
Pemakaian sarung tangan bertujuan untuk melindungi tangan dari kontak dengan
darah, semua jenis cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh, selaput lendir
pasien dan benda yang terkontaminasi. Sarung tangan harus selalu dipakai oleh setiap
petugas sebelum kontak dengan darah atau semua jenis cairan tubuh.
Jenis sarung tangan yang dipakai di sarana kesehatan, yaitu :
1) Sarung tangan bersih adalah sarung tangan yang didesinfeksi tingkat tinggi dan
digunakan sebelum tindakan rutin pada kulit dan selaput lendir. Misalnya tindakan
medis pemeriksaaan dalam, merawat luka terbuka.
2) Sarung tangan steril adalah sarung tangan yang disterilkan dan harus digunakan pada
tindakan bedah. Bila tidak ada sarung tangan steril baru dapat digunakan sarung
tangan yang didesinfeksi tingkat tinggi.
3) Sarung tangan rumah tangga adalah sarung tangan yang terbuat dari latex atau vinil
yang tebal. Sarung tangan ini dipakai pada waktu membersihkan alat kesehatan,
sarung tangan ini bisa dipakai lagi bila sudah dicuci dan dibilas bersih. Sarung
tangan ini harus selalu dipakai pada saat melakukan tindakan yang kontak atau
diperkirakan akan terjadi kontak dengan darah, cairan tubuh, sekret, kulit yang tidak
utuh, selaput lendir pasien dan benda terkontaminsi.
Yang harus diperhatikan ketika menggunakan sarung tangan yaitu gunakan
sarung tangan yang berbeda untuk setiap pasien, segera lepas sarung tangan apabila
telah selesai dengan satu pasien dan ganti dengan sarung tangan yang lain apabila
menangani sarung tangan lain. Hindari jamahan pada benda lain selain yang
berhubungan dengan tindakan yang sedang dilakukan. Tidak dianjurkan menggunakan
sarung tangan rangkap karena akan menurunkan kepekaan. Kecuali dalam keadaan
khusus seperti tindakan yang menggunakan waktu lama lebih 60 menit, tindakan yang
berhubungan dengan darah atau cairan tubuh yang banyak, bila memakai sarung tangan
ulang seharusnya sekali pakai.

Prosedur pemakaian sarung tangan steril (DepKes RI, 2003 : 22) adalah sebagai
berikut:
1) Cuci tangan
2) Siapkan area yang cukup luas, bersih dan kering untuk membuka paket sarung
tangan. Perhatikan tempat menaruhnya (steril atau minimal DTT)
3) Buka pembungkus sarung tangan, minta bantuan petugas lain untuk membuka
pembungkus sarung tangan. Letakan sarung tangan dengan bagian telapak tangan
menghadap keatas
4) Ambil salah satu sarung tangan dengan memegang pada sisi sebelah dalam
lipatannya, yaitu bagian yang akan bersentuhan dengan kulit tangan saat dipakai
5) Posisikan sarung tangan setinggi pinggang dan menggantung ke lantai, sehingga
bagian lubang jari-jari tangannya terbuka. Masukan tangan (jaga sarung tangan
supaya tidak menyentuh permukaan)
6) Ambil sarung tangan kedua dengan cara menyelipkan jari-jari tangan yang sudah
memakai sarung tangan ke bagian lipatannya, yaitu bagian yang tidak akan
bersentuhan dengan kulit tangan saat dipakai
7) Pasang sarung tangan yang kedua dengan cara memasukan jari-jari tangan yang
belum memakai sarung tangan, kemudian luruskan lipatan, dan atur posisi sarung
tangan sehingga terasa pas dan enak ditangan

B. Pelindung Wajah (Masker)
Pemakaian pelindung wajah ini dimaksudkan untuk melindungi selaput lendir
hidung, mulut selama melakukan perawatan pasien yang memungkinkan terjadi
percikan darah dan cairan tubuh lain. Masker tanpa kaca mata hanya digunakan pada
saat tertentu misalnya merawat pasien tuberkulosa terbuka tanpa luka bagian kulit
atau perdarahan. Masker kaca mata dan pelindung wajah secara bersamaan digunakan
petugas yang melaksanakan atau membantu melaksanakan tindakan beresiko tinggi
terpajan lama oleh darah dan cairan tubuh lainnya antara lain pembersihan luka,
membalut luka, mengganti kateter etau dekontaminasi alat bekas pakai. Bila ada
indikasi untuk memakai ketiga macam alat pelindung tersebut, maka masker selalu
dipasang dahulu sebelum memakai gaun pelindung atau sarung tangan, bahkan
sebelum melakukan cuci tangan bedah.
Langkah langkah pemakaian masker (Potter & Perry, 2005) sebagai berikut :
1) Ambil bagian tepi atas masker (biasaanya sepanjang tepi tersebut / metal yang tipis).
2) Pegang masker pada dua tali atau ikatan bagian atas. Ikatan dua tali atas pada bagian
atas belakang kepala dengan tali melewati atas telinga.
3) Ikatkan dua tali bagian bawah pas eratnya sekeliling leher dengan masker sampai
kebawah dagu.
4) Dengan lembut jepitkan pita metal bagian atas pada batang hidung.

C. Gaun Pelindung
Gaun pelindung merupakan salah satu jenis pakaian kerja. Jenis bahan sedapat
mungkin tidak tembus cairan. Tujuan pemakaian gaun pelindung adalah untuk
melindungi petugas dari kemungkinan genangan atau percikan darah atau cairan tubuh
lain. gaun pelindung harus dipakai apabila ada indikasi seperti halnya pada saat
membersihkan luka, melakukan irigasi, melakukan tindakan drainase, menuangkan
cairan terkontaminasi ke dalam lubang wc, mengganti pembalut, menangani pasien
dengan perdarahan masif. Sebaiknya setiap kali dinas selalu memakai pakaian kerja
yang bersih, termasuk gaun pelindung. Gaun pelindung harus segera diganti bila
terkena kotoran, darah atau cairan tubuh.

Cara menggunakan gaun pelindung (Anita, D, A, 2004) sebagai berikut :
1) Hanya bagian luar saja yang terkontaminasi, karena tujuan pemakaian gaun untuk
melindungi pemakai dari infeksi.
2) Gaun dapat dipakai sendiri oleh pemakai atau dipakaikan oleh orang lain

















BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penyuluhan kebersihan dan kesehatan khususnya berkaitan dengan mencuci tangan, alat
pelindung diri seperti pemasangan sarung tangan, pemakaian masker, dan gaun pelindung dapat
menyadarkan masyarakat akan pentingnya kesehatan individu. Selain itu penyuluhan kebersihan
dan kesehatan dapat membentuk perilaku sehat pada setiap diri individu, melalui mencuci tangan
dengan benar. Mencuci tangan juga dapat meningkatkan rasa kenyamanan ketika beraktivitas.

B. SARAN
Mencuci tangan adalah hal yang sederhana akan tetapi dapat berdampak luar biasa.
Diharapkan perilaku mencuci tangan dengan benar dapat diterapkan khusunya oleh anak anak
dan remaja.


DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. 2009. Mencuci Tangan yang Baik dan Benar. www.nursingbegin.com. diakses pada
12 Maret 2013
2. Anonim. 2011. Mencuci Tangan dengan Sabun. www.wikipedia.org. diakses pada 12 Maret
2013 Anonim. 2011. Mencuci Tangan. www.wikipedia.org. diakses pada 12 Maret 2013
3. Nurdiansiah. 2010. Cuci Tangan Bisa Cegah 10 Penyakit. www.tempointeraktif.com. diakses
12 Maret 2013
4. Puskesmas mekar wangi. 2009. Cuci Tangan Pakai Sabun.
http://puskesmasmekarwangi.wordpress.com. diakses 12 Maret 2013
5. Sibuea, Dewi. 2009. Raih Hidup Sehat dengan Cuci Tangan Pakai Sabun- Hari Cuci Tangan
Pakai Sabun Sedunia (HCTPS) 15 Oketober. http://www.promosikesehatan.com. diakses
12 Maret 2013
6. Djauzi, Samsuridjal.2006. Raih Kembali Kesehatan. Jakarta : Penerbit Buku Kompas
7. Arisman.2009. Keracunan Makanan : Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai