Dewasa ini, perkembangan kota-kota di Indonesia khususnya di daerah ibukota
seperti Jakarta sedang mengalami pertumbuhan yang begitu besar, banyak developer- developer yang terlibat didalamnya tengah gencar dalam mengembangkan sebuah kota baru yang mengusung konsep compact-city, sebuah kawasan yang bersifat all-in yang memanjakan para penghuninya karena tersedianya berbagai fasilitas dalam sebuah komplek. Sehingga para penghuninya tidak perlu ribet jika ingin mengunjungi sebuah fasilitas ke fasilitas lainnya. Instan, mungkin itulah yang mendasari developer-developer tersebut dalam mengembangkan sebuah kawasan compact city seperti yang terdapat pada Summarecon Bekasi. Lantas, apakah makna sebenarnya dari Compact City sendiri? Compact City adalah suatu urban planning dan urban design concept, yang berfokus kepada kepadatan hunian yang relatif tinggi pada mixed land uses. Compact City lebih mengutamakan diri terhadap Sistem Transportasi Umum yang efisien, dimana termasuk kedalamnya aktivitas pejalan kaki dan juga bersepeda (yang membuat urban people tidak terlalu bergantung pada penggunaan kendaraan), lalu diikuti oleh penggunaan energy secara tepat (rendah dan tidak berlebihan) dan juga pengurangan polusi. Compact City sendiri merupakan tanggapan terhadap Urban Sprawl yang lahir akibat ketergantungan pada pemakaian kendaraan seperti mobil. Konsep compact city pada dasarnya sedikit mirip dengan kota-kota kecil yang masih tradisional dimana orang-orang (penduduknya) menggunakan sepeda atau berjalan kaki untuk mencapai sebuah tujuan. Yang membedakan antara compact city dan pemukiman tradisional yaitu tingkat kepadatan penduduknya. Dan perlu diketahui juga bahwa konsep compact city sendiri amat berpengaruh terhadap meningkatnya kualitas akan udara yang juga mengingatkan kita pada kawasan pemukiman tradisional. Kualitas udara yang muncul sebagai produk dari compact city merupakan sebuah dampak dari pengurangan pemakaian kendaraan bermotor yang selama ini telah menjadi pilihan utama bagi warga perkotaan. Mengapa bisa muncul ketergantungan terhadap pemakaian mobil? Hal ini dikarenakan adanya beberapa faktor diantaranya: Memakai mobil dapat meningkatkan pendapatan seseorang Biaya pemakaian mobil lebih murah Terbatasnya pilihan transportasi kendaraan umum Kesenangan dalam memakai mobil itu sendiri Nah, dari faktor-faktor yang telah disebutkan diatas, maka banyak orang-orang yang menggunakan mobil sebagai pilihan utama dalam mencapai sebuah tujuan. Hal ini merupakan manusiawi karena mengingat orang-orang akan menggunakan kendaraan bermotor untuk mencapai suatu tujuan, terlebih yang memiliki jarak jauh yang tidak terjangkau jika menggunakan sepeda ataupun berjalan kaki. Padahal dengan semakin bertambahnya pengguna mobil pada sebuah kota, maka terdapat dampak yang ditimbulkan dari hal tersebut, seperti: Bangunan menjadi lebih rendah dan lebar Antar bangunan terpisah oleh tempat parkir Pusat aktivitas terfokus sepanjang jalan arteri dan persimpangan jalan raya Pola aktivitas seperti ini memerlukan biaya tinggi untuk jalan dan tempat parkir Sehingga kota akan kehilangan lahan, seperti pertanian, hutan dan area hijau Bertambahnya mobil berujung pada peluasan jalan Menurut sebuah riset, perkembangan sebuah kota jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan perkembangan populasi, Untuk mencegah meluasnya konsep Urban Sprawl, Maka, untuk mendukung konsep compact city, ada beberapa respon yang dapat kita lakukan yaitu Menggunakan manajemen strategi penggunaan lahan Fokus pada sistem rel dan memastikannya dibangun pada jalur transit yang diikuti oleh layanan publik . Membatasi investasi jalan raya Memperluas transportasi umum Meningkatkan kualitas layanan transportasi umum Menghapus subsidi parkir gratis dan membatasi biaya perencanaan transportasi. Kepemilikan kendaraan bermotor seperti mobil, khususnya pada daerah sprawled city menyebabkan emisi dan juga polusi udara yang dikeluarkan dari kendaraan bermotor. Mari kita lihat sebuah contoh, yaitu kota Teheran, iran yang 80% polusi udaranya disebabkan oleh kendaraan bermotor. Maka solusinya adalah bagaimana kita menjaga keseimbangan antara kepadatan penduduk, yang memiliki sistem transportasi yang sesuai dengan jumpal penduduknya.