Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
Pnemonia merupakan masalah kesehatan di dunia karena angka kematiannya
tinggi, tidak saja di negara berkembang, tapi juga di negara maju. Walaupun kini
telah banyak kemajuan dalam berbagai bidang seperti teknologi, informasi, tetapi
pengobatan infeksi saluran napas pneumonia masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat secara umum, baik pada anak-anak, orang dewasa, maupun orang yang
sudah lanjut usia.
1
Di Amerika, pneumonia merupakan penyakit yang sering terjadi
dan setiap tahunnya menyerang sekitar 1 dari seluruh penduduk Amerika.
!
Pneumonia merupakan "predator " balita nomor satu di negara berkembang. #adan
$esehatan Dunia %W&'( tahun !))* memperkirakan kematian balita akibat
pneumonia di seluruh dunia sekitar 1+ persen atau berkisar 1,, - !,! juta. Dimana
sekitar .) persennya terjadi di negara-negara berkembang, terutama Afrika dan Asia
/enggara. Persentase ini terbesar bahkan bila dibandingkan dengan diare %1. persen(
dan malaria %0 persen(.
1
Pneumonia usia lanjut mempunyai angka mortalitas
mendekati 2). /ingginya angka mortalitas ini disebabkan oleh penyakit penyerta
dan kondisi tertentu seperti diabetes melitus, payah jantung kronik, penyakit 3askuler,
penyakit paru obstruksi kronik %PP'$(, peminum alkohol dan penyakit-penyakit
lainnya. Penyakit-penyakit tersebut di atas umumnya terdapat pada usia lanjut.
2
Pneumonia pada anak-anak paling sering disebabkan oleh 3irus pernafasan,
Pneumonia pada orang dewasa paling sering disebabkan oleh bakteri, yang tersering
yaitu bakteri Streptococcus pneumoniae %pneumococcus(. 4edangkan pada orang
lanjut usia sering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae, Hemophilus influenzae
dan 3irus 5nfluen6a #, tidak ditemukan bakteri gram negatif. Di 5ndonesia,
pneumonia merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah kardio3askuler dan
/#7.
1
Pada masa yang lalu pneumonia diklasifikasikan sebagai pneumonia tipikal
yang disebabkan oleh Str. pneumoniae dan atipikal yang disebabkan kuman atipik
seperti halnya M. pneumoniae. $emudian ternyata manifestasi dari pathogen lain
seperti H. influenzae, S. aureus, dan bakteri gram negati3e memberikan sindrom
klinik yang identik dengan pneumonia oleh Str. pneumoniae, dan bakteri lain serta
3irus dapat menimbulkan gambaran yang sama dengan pneumonia oleh M.
pneumoniae. 4ebaliknya Legionella spp. Dan 3irus dapat memberikan gambaran
pneumonia yang ber3ariasi luas. $arena itu istilah tersebut tidak lagi dipergunakan.
Pada perkembangannya pengelolaan pneumonia telah dikelompokkan menjadi
pneumonia yang terjadi di rumah sakit-Pneumonia 8osokomial %P8( merujuk kepada
kelompok pneumonia yang berhubungan dengan pemakaian 3entilator %3entilator
associated pneumonia-9AP( dan yang didapat di pusat perawatan kesehatan
%healthcare associated pneumonia-&7AP(. Dengan demikian pneumonia saat ini
dikenal ! kelompok utama yaitu pneumonia di rumah perawatan %P8( dan Pneumonia
$omunitas %P$( yang didapat di masyarakat.
*
5stilah pneumonia la6im dipakai bila peradangan terjadi oleh proses akut
yang merupakan penyebab yang tersering, sedangkan istilah pneumonitis sering
dipakai untuk proses non infeksi. #ila proses infeksi teratasi, terjadi resolusi dan
biasanya struktur paru normal kembali. 8amun pada pneumonia nekrotikans yang
disebabkan antara lain oleh staphylococcus atau kuman gram negati3e terbentuk
jaringan parut atau fibrosis. Anamnesis epidemiologi haruslah mencakup keadaan
lingkungan pasien, tempat yang dikunjungi dan kontak dengan orang atau binatang
yang menderita penyakit serupa. Diagnosis pneumonia harus didasarkan kepada
pengertian patogenesis penyakit hingga diagnosis yang dibuat mencakup bentuk
manifestasi, beratnya proses penyakit dan etiologi pneumonia. 7ara ini akan
mengarahkan dengan baik kepada terapi empiris dan pemilihan antibiotik yang paling
sesuai dengan mikroorganisme penyebabnya.
*
Pada kepustakaan ini akan dibahas
mengenai pneumonia mulai dari definisi hingga patogenesis penyakit yang akan
mengarah pada diagnosis serta penatalaksanaan yang tepat terhadap pneumonia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
55.1. Definisi
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal
dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan
al3eoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan
pertukaran gas setempat. Pada pemeriksaan histologis terdapat pneumonitis
atau reaksi inflamasi berupa al3eolitis dan pengumpulan eksudat yang dapat
ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka waktu
yang ber3ariasi.
Pneumonia dapat terjadi secara primer atau merupakan tahap lanjutan
manifestasi infeksi saluran bawah akut lainnya misal sebagai perluasan
bronkiektasis yang terinfeksi. 5stilah pneumonia la6im dipakai bila
peradangan terjadi oleh proses akut yang merupakan penyebab yang tersering,
sedangkan istilah pneumonitis sering dipakai untuk proses non infeksi. #ila
proses infeksi teratasi, terjadi resolusi dan biasanya struktur paru normal
kembali. 8amun pada pneumonia nekrotikans yang disebabkan antara lain
oleh staphylococcus atau kuman gram negati3e terbentuk jaringan parut atau
fibrosis.
*
55.!. :pidemiologi
Pneumonia dapat terjadi di semua negara tetapi data untuk
perbandingan sangat sedikit, terutama di negara berkembang. 4ekitar 1*-!)
kasus pneumonia ditemukan sebagai bentuk infeksi saluran napas bawah akut
di parenkim paru.
*
Di Amerika pneumonia merupakan penyebab kematian
keempat pada usia lanjut, dengan angka kematian 1,+,. per 1)).)))
penduduk.
,
Pneumonia usia lanjut mempunyai angka mortalitas mendekati
2). /ingginya angka mortalitas ini disebabkan oleh penyakit penyerta dan
kondisi tertentu seperti diabetes melitus, payah jantung kronik, penyakit
3askuler, penyakit paru obstruksi kronik %PP'$(, peminum alkohol dan
penyakit-penyakit lainnya. Penyakit-penyakit tersebut di atas umumnya
terdapat pada usia lanjut.
2
;sia lanjut merupakan risiko tinggi untuk pneumonia, hal ini juga
tergantung pada keadaan pejamu dan berdasarkan tempat mereka berada. Pada
orang-orang yang tinggal di rumah sendiri insidens pneumonia berkisar antara
!*- 22<1))) orang dan yang tinggal di tempat perawatan ,0 -112<1))) orang.
Di rumah sakit pneumonia usia lanjut insidensnya tiga kali lebih besar
daripada penderita usia muda.
,
9enkatesan dkk mendapatkan dan 10 orang
pneumonia usia lanjut yang didapat di masyarakat, 21 diantaranya
disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae, Hemophilus influenzae dan 3irus
influen6a #= tidak ditemukan bakteri gram negatif. >imapuluh tujuh persen
lainnya tidak dapat diidentifikasi karena kesulitan pengumpulan spesimen dan
sebelumnya telah diberikan antibiotic.
.

$ejadian pneumonia nosokomial di 57; lebih sering daripada di
ruangan umum, yaitu dijumpai pada hampir !* dari semua infeksi di 57;
dan +) terjadi pada saat 3entilasi mekanik. Pneumonia akibat pemakaian
3entilator didapat pada +-!. dari pasien yang diintubasi. ?esiko tertinggi
terjadi pneumonia akibat 3entilator tertinggi pada saat awal masuk 57;.
*
55.1. :tiologi
Pada masa sekarang terjadi perubahan pola mikroorganisme
penyebab 548#A %5nfeksi 4aluran 8apas #awah Akut( akibat adanya
perubahan keadaan pasien seperti gangguan kekebalan dan penyakit kronik,
polusi lingkungan, dan penggunaan antibiotik yang tidak tepat sehingga
menimbulkan perubahan karakteristik pada kuman. :tiologi pneumonia
berbeda-beda pada berbagai tipe dari pneumonia, dan hal ini berdampak
kepada obat yang akan diberikan. @ikroorganisme penyebab yang tersering
adalah bakteri, yang jenisnya berbeda antar negara, antara suatu daerah
dengan daerah yang lain pada suatu negara, diluar ?4 dan didalam ?4. $arena
itu perlu diketahui dengan baik pola kuman di suatu tempat. Pneumonia yang
disebabkan oleh infeksi antara lain A
0
Bakteri
Agen penyebab pneumonia di bagi menjadi organisme gram-positif
atau gram-negatif seperti A Steptococcus pneumoniae %pneumokokus(,
Streptococcus piogenes, Staphylococcus aureus, Klebsiela pneumoniae,
Legionella, Hemophilus influenzae.
Virus
5nfluen6ae 3irus, Parainfluen6ae 3irus, ?espiratory, 4yncytial
adeno3irus, chicken-poB %cacar air(, ?hino3irus, 4itomegalo3irus, 9irus
her3es simpleks, , &anta3irus.
Fungi
Aspergilus, Fikomisetes, lastomises dermatitidis, Histoplasma
kapsulatum.
4elain disebabkan oleh infeksi, pneumonia juga bisa di sebabkan oleh
bahan-bahan lain<noninfeksi A
+
1. Pneumonia >ipid A Disebabkan karena aspirasi minyak mineral
!. Pneumonia $imiawi A 5nhalasi bahan-bahan organik dan anorganik
atau uap kimia seperti berillium
1. :Btrinsik allergik al3eolitis A 5nhalasi bahan debu yang mengandung
alergen seperti spora aktinomisetes termofilik yang terdapat pada
ampas debu di pabrik gula
2. Pneumonia karena obat A 8itofurantoin, busulfan, metotreksat
*. Pneumonia karena radiasi
,. Pneumonia dengan penyebab tak jelas.

Etiologi Pneumonia Komunitas
Pneumonia komunitas banyak disebabkan oleh bakteri gram positif
%pneumonia tipik( dan dapat disebabkan juga oleh bakteri atipik %pneumonia
atipik( seperti A Klebsiella pneumoniae, Streptococcus pneumoniae,
Streptococcus !iridans, Staphylococcus aureus, "seudomonas aeruginosa,
Streptococcus haemoliticus, #nterobacter, dan "seudomonas spp.
Etiologi pneumonia nosokomial
#akteri adalah penyebab yang tersering dari P8. Cenis kuman
penyebab ditentukan oleh berbagai faktor antara lain berdasarkan imunitas
pasien, tempat dan cara pasien terinfeksi. $uman penyebab P8 sering
berbeda jenisnya antara di ruangan biasa dengan ruangan perawatan intensif
%57;(A infeksi melalui selang infus sering berupa Staphylococcus aureus
sedangkan melalui 3entilator "seudomonas aeruginosa dan #nterobacter.
P8 bakteril dapat dibagi atas P8 onset awal dalam waktu kurang dari 1 hari
yang sering pula didapat di luar ?4, biasanya disebabkan oleh Streptococcus
pneumonia %*1)(. M. catarrhalis %D *( dan H. influenza. P8 onset lanjut
bila lebih dari 1 hari, 4ering disebabkan oleh kuman gram negatif aerob
%,)( berupa Klebsiella. "neumonia, #ntcrobacter spp, Serratia spp.
"seudomonas aeruginosaA atau S. aureus % !)!*(. $elompok kedua ini
biasanya merupakan kuman yang resisten terhadap antibiotika. $uman
anaerob dapat ditemukan pada kedua kelompok %1*(%!( Akhir-akhir ini
sejumlah kuman baru<oportunis telah menimbulkaninfeksi pada pasien
dengan kekebalan tubuh yang rendah, misalnya >egionella, 7hlamydia,
/rachomatis, /#, @ atypical, berbagai jenis jamur % $. Albicans,Aspergillus
fumigitus( dan 3irus.
55.2. Patogenesis
4ebelum kita membahas lebih lanjut mengenai proses terjadinya
pneumonia, kita perlu mengetahui dahulu mekanisme pertahanan paru. Paru
mempunyai mekanisme pertahanan untuk mencegah kuman masuk ke dalam
paru. Daya pertahanan paru ini terdiri dari beberapa mekanisme sebagai
berikutA
A. @ekanisme Pembersihan di 4aluran 8apas Penghantar, meliputiA
a. ?eepitelisasi saluran napas
b. Aliran lender pada pemukaan epitel
c. #akteri alamiah atau Eepithelial cell binding site analogF
d. Gaktor humoral lokal %5g H dan 5g A(
e. $ompetisi mikroba setempat
f. 4istem transport mukosilier
g. ?efleks bersin dan batuk
4aluran napas atas %nasofaring dan orofaring( merupakan
mekanisme pertahanan melalui barrier anatomi dan mekanis terhadap
masuknya mikroorganisme yang pathogen 4ilia dan mucus mendorong
keluarnya mikroorganisme dengan cara dibatukkan atau ditelan.
#ila terjadi disfungsi dari silia seperti pada 4indroma
$artagenerIs, pemakaian pipa nosogastrik dan pipa nasotrakeal yang
lama dapat menganggu aliran dari secret yang telah terkontaminasi
dengan kuman patogen. Dalam keadaan ini dapat terjadi infeksi
nosokomial %pneumonia nosokomial(.
. @ekanisme Pembersihan di E%espiratory e&change air'ayF, meliputiA
a. 7airan yang melapisi al3eolar termasuk surfaktan
b. 4istem kekebalan humoral lokal %5g H(
c. @akrofag al3eolar dan mediator inflamasi
d. Penarikan 8etrofil
4istem kekebalan humoral sangat berperan dalam mekanisme
pertahanan paru %saluran napas atas(. 5g A merupakan salah satu bagai
dari sekret hidung %1) dari total protein sekret hidung(. Penderita
defisiensi 5g A memiliki resiko infeksi saluran napas atas berulang .
$uman yang sering mengadakan kolonisasi pada saluran napas atas
sering mengeluarkan en6im proteolitik dan merusak 5g A. $uman gram
negati3e %". aeruginosa, #.coli, Serratia spp, "roteus spp, dan K.
pneumoniae( mempunyai kemampuan untuk merusak 5g A. Defisiensi
dan kerusakan dari setiap komponen pertahanan saluran napas atas akan
menyebabkan kolonisasi kuman patogen yang mempermudah terjadinya
infeksi saluran napas bawah.
$. @ekanisme Pembersihan di 4aluran ;dara 4ubglotik
@ekanisme pertahanan dari saluran napas subglotik terdiri dari
anatomic, mekanik, humoral dan komponen seluler. @ekanisme
penutupan dan reflek batuk dari glotis merupakan pertahanan utama
terhadap aspirat dari orofaring. #ila terjadi gangguan fungsi dari glotis,
maka hal ini merupakan bahaya bagi saluran napas bagian bawah yang
dalam keadaan normal bersifat streril. /indakan pemasangan pipa
nasogastrik, alat trakeostomi memberikan kemudahan bagi masuknya
kuman patogen secara langsung ke saluran napas bawah.
Hangguan fungsi dari mukosilier dapat mempermudah masuknya
kuman patogen ke saluran napas bawah, bahkan infeksi akut oleh
kuman-kuman M. pneumoniae, H. influenzae, dan 3irus, juga dapat
merusak gerakan silia.
(. @ekanisme Pembersihan di E%espiratory )as #&change Air'ay*
#ronkiolus dan al3eoli mempunyai mekanisme pertahanan
sebagai berikutA
a. 7airan yang melapisi al3eoliA
4urfaktan
4uatu Hlikoprotein yang kaya lemak. /erdiri dari beberapa
komponen 4P-A, 4P-#, 4P-7 dan 4P-D yang berfungsi
memperkuat daya fagositosis terhadap bakteri oleh
makrofag.
Akti3itas anti bakteri
#erupa GGA, liso6im, dan iron binding protein.
b. 5g H %5g H1 dan 5g H! yang berfungsi sebagai opsonin(
c. @akrofag al3eolar yang berperan sebagai mekanisme pertahanan
pertama
d. #erfungsi untuk menarik P@8 leukosit ke al3eolus %pada infeksi
H8#, ". aeruginosa(
e. @ediator #iologi
Dalam keadaan sehat tidak akan terjadi pertumbuhan
mikroorganisme di paru. $eadaan ini disebabkan oleh mekanisme
pertahanan paru seperti yang telah dijelaskan di atas. Apabila terjadi
ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh, mikroorganisme dan
lingkungan, maka organisme dapat masuk, berkembangbiak dan
menimbulkan penyakit.
?esiko terjadinya infeksi pada paru sangat tergantung pada
kemampuan mikroorganisme untuk mencapai dan merusak permukaan epitel
saluran napas. Ada beberapa cara mikroorganisme untuk mencapai
permukaan saluran napasA
1. 5nokulasi langsung
!. Penyebaran melalui pembuluh darah
1. 5nhalasi bahan aerosol
2. $olonisasi pada permukaan mukosa
Dari keempat cara tersebut di atas, cara yang terbanyak adalah
kolonisasi. 4ecara inhalasi terjadi pada infeksi 3irus, infeksi mikroorganisme
atipikal, infeksi mikrobakteria atau jamur. $ebanyakan bakteri dengan
ukuran ),*-!,) mm melalui udara dapat mencapai bronkus terminal atau
al3eoli dan selanjutnya terjdi proses infeksi. #ila terjadi kolonisasi
mikroorganisme pada saluran napas atas %hidung, orofaring( kemudian
terjadi aspirasi ke saluran pernapasan bagian bawah dan terjadi inokulasi,
maka hal ini merupakan awal dari permulaan infeksi dari sebagian besar
infeksi paru. Aspirasi dari sebagian kecil sekret orofaring terjadi pada orang
normal waktu tidur %*)( juga pada keadaan penurunan kesadaran,
peminum alcohol dan pemakai obat %drug abuse(.
4ekresi orofaring mengandung konsentrasi bakteri yang tinggi yaitu
1)
0-1)
<ml, sehingga aspirasi dari sebagian kecil sekret %),))1-1,1 ml( dapat
memberikan titer inokulum bakteri yang tinggi dan terjadi pneumonia.
Pada pneumonia biasanya mikroorganisme masuk secara inhalasi
atau aspirasi. ;mumnya mikroorgasnisme yang terdapat di saluran napas
bagian atas sama dengan di saluran napas bagian bawah, akan tetapi pada
beberapa penelitian tidak ditemukan jenis mikroorganisme yang sama.
Patoisiologi Pneumonia
#asil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam al3eoli
menyebabkan reaksi radang berupa edema dari seluruh al3eoli disusul
dengan infiltrasi sel-sel P@8 dan diapedesis dari eritrosit sehingga terjadi
permulaan fagositosis sebelum terbentuk antibodi. 4el-sel P@8 mendesak
bakteri ke permukaan al3eoli dan dengan bantuan leukosit yang lain melalui
pseudopodosis sitoplasmik mengelilingi bakteri tersebut kemudian
difagositir. Pada waktu terjadi peperangan antara host dan bakteri maka akan
terdapat 2 6ona pada daerah parasitik tersebut yaituA
1. Jona luarA al3eoli yang terisi dengan kuman dan cairan edema
!. Jona pemulaan konsolidasiA terdiri dari sel-sel P@8 dan beberapa
eksudasi sel darah merah
1. Jona konsolidasi yang luasA daerah dimana terjadi fagositosis yang
aktif dengan jumlah sel P@8 yang banyak.
2. Jona resolusiA daerah dimana terjadi resolusi dengan banyak bakteri
yang mati, leukosit, dan al3eolar makrofag.
Daerah perifer dimana terdapat edema dan perdarahan disebut E%ed
hepatizationF. 4edangkan daerah konsolidasi yang luas disebut E)ray
hepatizationF.
1)
55.*. Diagnosis
Penegakan diagnosis dibuat dengan maksud pengarahan kepada
pemberian terapi yaitu dengan cara mencakup bentuk dan luas penyakit,
tingkat berat penyakit, dan perkiraan jenis kuman penyebab infeksi.
Diagnosis didasarkan pada riwayat penyakit yang lengkap, pemeriksaan fisis
yang teliti dan pemeriksaan penunjang. Diagnosis pneumonia komunitas
didapatkan dari anamnesis, gejala klinis, pemeriksaan fisik, foto toraks dan
laboratorium.
1
Anamnesis
Ditujukan untuk mengetahui kemungkinan kuman penyebab yang
berhubungan dengan faktor infeksi A
a. :3aluasi faktor pasien< predisposisi A PP'$ %H. +nfluenzae(
penyakit kronik, kejang atau tidak sadar, penurunan imunitas,
"neumocystic carini, 7@9, legionella, jamur, mycobacterium,
kecanduan obat bius
b. #edakan lokasi infeksi A P$, rumah jompo, P8, gram negatif
c. ;sia pasien A bayi, muda, dewasa
d. Awitan A cepat, akut dengan rusty coloured sputum= perlahan
dengan batuk, dahak sedikit.
Pemeriksaan Fisik
a. Awitan akut biasanya oleh kuman pathogen seperti 4teptococcus
pneumoniae, 4treptoccus spp, 4taphylococcus. Pneumonia 3irus di
tandai dengan mialgia, malaise, batuk kering dan non producti3e
b. Awitan lebih insidious dan ringan pada orang tua<imunitas menurun
akibat kuman yang kurang pathogen<oportunistik
c. /anda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan
berupa demam, sesak nafas, tanda-tanda konsolidasi paru
d. Warna, konsistensi dan jumlah sputum penting untuk di perhatikan.
Pemeriksaan Penun!ang
a.
Pemeriksaan ?adiologis A foto toraks PA<lateral, gambaran infiltrat
sampai gambaran konsolidasi %berawan(, dapat di sertai air
bronchogram.
b.
Pemeriksaan >aboraturium A terdapat peningkatan jumlah leukosit
lebih dari 1).)))<ul, kadang-kadang dapat mencapai 1).)))<ul.
c.
;ntuk menentukan diagnosis etiologi dilakukan pemeriksaan biakan
dahak, biakan darah dan serologi.
d.
Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia pada stadium lanjut
asidosis respiratorik.
1)
Diagnosis pasti pneumonia komunitas ditegakkan jika pada foto
toraks terdapat infiltrat baru, atau infiltrat progresif ditambah dengan dua
atau lebih gejala seperti batuk-batuk bertambah, perubahan karakteristik
dahak atau purulen, suhu tubuh lebih dari 10
o
7 %aksila( atau riwayat demam,
pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda konsolidasi, suara napas
bronkhial, ronkhi, dan leukosit K1).))) atau D2*)) <u>. Pada pasien usia
lanjut atau dengan respon imun rendah, gejala pneumonia tidak khas dan
dapat berupa gejala non-pernafasan seperti pusing, gagal tumbuh %failure to
thri!e(, perburukan dari penyakit yang sudah ada sebelumnya, dan pingsan.
#iasanya ditemukan frekuensi nafas bertambah cepat %takipnea( tetapi
demam sering tidak ada. Penilaian derajat keparahan penyakit pneumonia
komunitas dapat dilakukan dengan menggunakan sistem skor menurut hasil
penelitian pneumonia "atient ,utcome %esearch -eam %P'?/(.
55.,. Penatalaksanaan
/erapi pneumonia dilandaskan pada diagnosis berupa antibiotik %A#(
untuk mengeradikasi mikroorganisme yang diduga sebagai kausalnya.
Dalam pemakaian A# harus dipakai pola berfikir EPanca /epatF yaitu
diagnosis tepat, pilihan A# yang tepat dan dosis yang tepat, dalam jangka
waktu yang tepat dan pengertian patogenesis secara tepat. A# yang
bermanfaat untuk mengobati kuman intraseluler seperti pada pneumonia
atipik oleh kelompok @. Pneumonia adalah obat yang bisa berakumulasi
intraseluler disamping ekstraseluler, seperti halnya obat golongan makrolid.
Dapat dijumpai beberapa Pendekatan terapi A
a. Anjuran American /horacic 4ociety
A/4 membagi P$ untuk terapi empiris atas 2 kelompok
berdasarkan usia, adanya penyakit dasar dan tempat rawat pasien. ;ntuk
P$ D,) tahun, tanpa penyakit dasar dianjurkan sefalosporin generasi !,
betalaktam, antibetalaktamase atau makroid.
1
b. #erdasarkan diagnosis empirik kuman penyebab
Pneumonia ole" Hemophilus influenzae
'bat antibiotik yang terpilih adalah ampisilin. Pada penderita
yang resisten terhadap ampisilin dapat diberikan cefonicid atau
cefuroBime sodium. Pilihan lain adalah penisilin atau sefalosporin. #ila
alergi terhadap penisilin dapat diberikan kloramfenikol atau
trimetoprim-sulfametoksasol.
Pada pneumonia oleh gram negatif dianjurkan terapi dengan dua
obat yaitu aminoglikosid dan sefalosporin generasi ketiga. :fek samping
nefrotoksik dan ototoksik dapat dikurangi dengan memeriksa kadar
dalam serum. $adar tertinggi dalam serum pada tobramisin sulfat dan
gentamisin sulfat 0+ ug<ml dan 1) ug<ml untuk amikasin sulfat.
Pneumonia ole" strain Staphylococcus
Diterapi dengan oksasilin, nafsilin dan sefalotin. Pada
pneumonia oleh karena Staphylococcus maka 3ankomisin adalah obat
pilihan utama.
Pneumonia ole" Legionella
4ebagai obat pilihan utama yaitu entromisin. #ila klinis tidak ada
kemajuan dapat ditambahkan rifampisin yang bekerja sinergis dengan
eritromisin
Pleuropneumoni ole" #akteri anaero#
Paling baik diterapi dengan penisilin dan pilihan lain yaitu
klindamisin. $lindamisin sering memberi hasil yang cepat dan baik
pada penderita yang sebelumnya diterapi dengan penisilin. #erdasarkan
penelitian maka standar lama pengobatan pada pneumonia oleh
pneumococcus tanpa komplikasi adalah .-1) hari= untuk bakteri anaerob
! minggu, pada Hemophilus influenza lebih dan ! minggu karena lesi
yang biasanya luas, !-1 minggu untuk batang gram negatif atau
Streptococcus aureus dan 1 minggu untuk Legionella. Dalam
penatalaksanaan harus diperhatikan nutrisi, jumlah kalori yang
dibutuhkan baik parenteral atau melalui pipa lambung.
2
Dalam memilih A# untuk P$ perlu diingat A
a.
4ebanyak ,+-1)) kuman penyebab P$ berupa Hemophilus spp,
Staphylococcus spp menghasilkan # laktamase.
b.
$onsentrasi makrolide di jaringan dan paru lebih tinggi dari plasma hingga
kadarnya dapat mencapi le3el yang cukup untuk Hemophilus dan
Staphylococcus. A# yang dipilih harus mencakup kedua tipe kuman,
karena itu pada P$ yang berobat jalan dapat digunakan makrolid.
1
7airan dan elektrolit perlu dinilai karena pada pneumonia dapat
terjadi hiponatremi atau hipernatremi. 5nfeksi meningkatkan katabolisme
protein dan melemahkan sistim imunitas humoral dan seluler. 4istim
respirasi harus diperhatikan, #ila terjadi hipoksemi dapat diberi oksigen.
Pemberian oksigen dapat dinilai dengan analisis gas darah, karena keracunan
oksigen dapat melemahkan gerakan mukosiliar dan menyebabkan fibrosis.
Penting diperhatikan interaksi obat-obat yang dipakai, agar dicapai efek obat
yang maksimum dengan efek samping yang minimal. Dalam pemberian obat
lebih dan dua macam dapat terjadi percepatan metabolisme obat, penganuh
terhadap pembuluh darah perifer atau mempengaruhi sistim saraf sentral
fisioterapi diperlukan untuk pengeluaran sputum dan juga untuk mencegah
terjadinya dekubitus serta mencegah terjadinya kontraktur.
2
55... Pencegahan
Pneumonia $omunitas %community ac.uired pneumonia(
Diluar negeri dianjurkan pemberian 3aksinasi influen6a dan
pneumokokus terhadap orang dengan resiko tinggi, misalnya pasien dengan
gangguan imunologis, penyakit berat termasuk penyakit paru kronik, hati,
ginjal dan jantung. Disamping itu 3aksinasi juga diberikan untuk penghuni
rumah jompo atau rumah penampungan penyakit kronik, dan usia diatas ,*
tahun.
Pneumonia 8osokomial %hospitality ac.uired pneumonia/
Pencegahan P8 berkaitan erat dengan prinsip umum pencegahan
infeksi dengan cara penggunaan peralatan in3asif yang tepat. Perlu
dilakukan terapi agresif tethadap penyakit pasien yang akut atau dasar. Pada
pasien yang gagal organ miultipel, skor Aphace-55 yang tinggi dan penyakit
dasar yang dapat berakibat fatal perlu diberikan terapi pencegahan. /erdapat
berbagai factor terjadinya P8. Dari berbagai resiko tersebut beberapa factor
penting tidak bisa dikoreksi. #eberapa dapat dikoreksi untuk mengurangi
terjadinya P8, yaitu antara lain dengan pembatasan pemakaian selang
nasogastrik atau endotrakeal atau pemakaian obat sitoprotektif sebagai
pengganti antagonis &! dan antasid.
1
BAB III
KESI$PULAN
Pola klinik dan gambaran radiologi pneumonia telah berubah= makin jarang
dijumpai pneumonia tipikal yang dulu dikenal dengan gambaran khas dalam
gambaran klinik radiologik maupun patologi, yang tersering disebabkan oleh Str.
pneumonia, dan tuntas dengan pemberian penisilin. @akin banyak dijumpai
pneumonia dengan gambaran yang tidak khas karena semakin besar pengaruh faktor
lingkungan, kondisi sehat-sakit pasien, antibiotika yang pernah didapatnya, dan pola
kuman yang mempengaruhinya. &al ini memerlukan kecermatan mengenal etiologi,
apakah kuman atipik yang intraseluler, kuman patogen ataupun mikroorganisme lain.
Dalam upaya emberian antibiotika sebagai terapi utama pada pneumonia, maka
diagnosis atau klasifikasi pneumonia yang digunakan haruslah bisa sebaik mungkin
mengarahkan kepada pengenalan kuman kausal .
DAFTA% PUSTAKA
1. httpA<<www.infosihat.go3.my<PDG!)Penyakit<PNEU$&NIA.pdf diakses
tanggal !* Desember !))0
!. Price, 4yl3ia A. dan Wilson, >orraine @. Patofisiologi :disi , 9olume 5.
CakartaA :H7. !)),
1. httpA<<www.sehatgroup.web.id<articles<isiArt.aspLart5DM.* diakses tanggal 10
Canuari !))+
2. httpA<<www.kalbe.co.id<files<cdk<files<),PenatalaksaanPneumona1)1.pdf<),Pe
natalaksaanPneumona1)1.html diakses tanggal !* Desember !))0
*. 4udoyo, Aru W, dkk. #uku Ajar 5lmu Penyakit Dalam, CakartaA Pusat
Penerbitan G$;5= !)).
,. 8iederman @4, 4arosi HA. ?espiratory infection. 5nA Heorge ?#, >ight ?W,
@atthay @A, !nd eds. 7hest medicine essentials of pulmonary and critical
care medicine. #altimoreA Williams N Wilkins, 1++)= 1).)+.
.. 9en $atesen Pet al. A hospital study of community acOuired pneumonia in the
elderly. /horaB 1++)= *A !*2*0.
0. hhtpA<medicastore.com<med<subkategoriPpyk.Php,!)). diakses tanggal !*
Desember !))0
+. Alsagaff, &ood. dan @ukty, Abdul. Dasar-dasar 5lmu Penyakit Paru.
4urabayaA Airlangga ;ni3ersity Press. !)),
1). Alsagaff, &ood, dkk. #uku Ajar 5lmu Penyakit Paru. 4urabayaA Hramik G$
;nair. !))2

Anda mungkin juga menyukai