Anda di halaman 1dari 10

ANGIOGRAFI

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BEKASI
FK TRISAKTI
PERIODE 15 juli 2013 28 September 2013

Nama : Rinoka Wirapraja Putra
NIM : 030.09.207


Pemeriksaan Angiografi .
(1)


Angiografi adalah pemeriksaan terhadap pembuluh darah, sedangkan pada pemeriksaan
pembuluh darah arteri disebut dengan arteiografi.
Cara pemeriksaan Angiografi adalah dengan memasukan kateter ke dalam arteri femoralis atau
brakhialis dan zat kontras disuntikan untuk memudahkan penglihatan terhadap pembuluh darah.

Pemeriksaan Angiografi berguna untuk mengevaluasi pembuluh darah dan untuk
mengidentifikasi vaskularisasi yang tidak normal karena adanya tumor atau penyakit lainya.

Pemeriksaan Angiografi dilakukan bila Tomografi Komputer atau Skrining Radionukleid
memberi kesan adanya kelainan pada pembuluh darah.

Jenis Pemeriksaan Angiografi

1. Angiografi Cerebral .
(1)

Yaitu zat kontras disuntikan ke arteri karotis dan arteri vertebral bertujuan untuk mendeteksi
Aneurisma serebrovaskular, trombosis cerebral, hematoma, tumor dari peningkatan
vaskularisasi, plak serebral atau spasme dan untuk mengevaluasi aliran darah serebral.

2. Angiografi Pulmonal .
(1)

Yaitu kateter dimasukan ke arteri pulmonalis dan kontras disuntikan untuk melihat pembuluh
darah pulmonal. Bertujuan untuk mendeteksi emboli paru,tumor,perubahan vaskuler yang
berhubungan dengan emfisema dan untuk mengevaluasi sirkulasi pulmonal.

3. Angiografi Ginjal.
(1)

Yaitu pemeriksaan ini memungkinkan penglihatan terhadap pembuluh dan parenkim ginjal dan
untuk mendeteksi kelainan pembuluh di aorta serta untuk memperlihatkan hubungan ginjal ke
aorta. Angiografi Ginjal dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi stenosis arteri ginjal,
trombus atau emboli ginjal dan untuk menentukan faktor penyebab hipertensi atau gagal ginjal,
serta untuk mengevaluasi sirkulasi ginjal.
TUJUAN ANGIOGRAFI.
(1)

1. Untuk mendeteksi problem pada pembuluh darah yang ada di dalam atau yang menuju otak
(contohnya, aneurysma, malformasi pembuluh datah, trombosis, penyempitan atau
penyumbatan)
2. Untuk mempelajari pembuluh darah otak yang letaknya tidak normal (karena tumor, gumpalan
darah, pembengkakan, spasme, tekanan otak meningkat, atau hydrocephalus)
3. Untuk menentukan pemasangan penjepit pembuluh darah pada saat pembedahan dan untuk
mencek kondisi pembuluh tersebut.
sinar Yang Tejadi Selama Tes :
(1)

Anda akan dibaringkan pada meja penyinaran pada saat dilakukan injeksi. Anda perlu berbaring
dengan posisi lengan di sisi Anda.
Anestesi local disuntikkan. Kemudian jarum dimasukkan ke arteri.
Setelah dilakukan sinar-X untuk melihat letak jarum, dokter menginjeksikan cairan kontras
khusus. Anda akan merasa seperti terbakar sesaat pada saat cairan kontras disuntikkan. Setelah
itu Anda akan merasa hangat dan kemerahan, nyeri kepala sebentar, atau merasa asin di mulut.
Bahkan mungkin Anda akan mual dan muntah. Setelah injekdi, dilakukan penyinaran -X,
hasilnya diproses, dan dilihat. Tergantung pada hasil tersebut, mungkin akan dimasukkan cairan
kontras lagi dan dilakukan penyinaran sinar-X serial.
Jika sudah didapatkan hasil penyinaran sinar-X serial yang memuaskan, dokter menarik jarum.
Perawat akan mencek apakah ada perubahan dan memasang perban
Yang Terjadi Setelah Tes :
(1)


Biasanya, Anda akan beristirahat di tempat tidur selama 12 sampai 24 jam dan mendapat obat
untuk nyeri. Perawat akan memeriksa Anda setiap jam selama 4 jam pertama dan kemudian tiap
4 jam. Anda akan dikompres es pada tempat suntikkan untuk membuat rasa nyaman dan
mengurangi pembengkakan.
Jika injeksi pada paha dalam, maka jagalah kaki tetap lurus selama 12 jam atau lebih. Jika pada
daerah leher, perawat akan memeriksa kemampuan menelan dan pernafasan Anda.
Setelah tes. Anda bisa kembali ke diet normal. Minumlah cairan untuk membantu mengeluarkan
cairan kontras

INDIKASI.
(1)

1. Penyakit koroner
Serangan angina baru
Angina tidak stabil
Iscemia tidak tampak
(Treadmill Test positif)- TMT
Nyeri dada

2. Infark miocard
Angina tidak stabil post infark
Gagal thrombosis
Shock
Komplikasi mekanik
3. Evaluasi :
a) Post operasi CABG (Coronary Bypass Graff)
b) Post PTCA
c) Penelitian
KONTRA INDIKASI.
(1)

1. Relatif
- Cronic heart failure tidak terkontrol, hipertensi, aritmia
1 bulan- Cerebrovasculer accident / cerebrovasculer desease
- Infeksi / demam
- Elektrolit inbalance
- Perdarahan gastro intestinal akut
- Kehamilan
- Anti koagulasi
- Pasien tidak kooperatif
- Keracunan obat
- Gagal ginjal

2. Mutlak
- Tidak cukup perlengkapan / fasilitas

PERSIAPAN.
(1)

a. Alat
1) Satu set angio pack yang terdiri dari
Abdominal sheet 1
Towel segi empat 3
Lithotomy sheet 1
I/I cover 1
Hand towel 2
Goun 2
Sigle Layer 1

2) Satu set angio instrument yang terdiri:
- Sponge Holder 1
- Towel Clip 4
- Arteri klem besar 1
- Arteri klem kecil 1
- Galipot 2
- Kidney disk 2
- Round bowl 1
- Tray 1

3). Gauze swab 2 pack
4). Gauze depper 1 pack
5). Syringe 10 cc 2
6). Blade scapel No: 11 1
7). Nedle percutan 1
8).Introduser sheath 1 set
9).J wire 0.038 inc 3 mm 150 cm 1
10).Kateter Judkin Left 4 6 F 1
11).Kateter Judkin Right 4 6 F 1
12).Kateter pigtail 6 F bila diperlukan
13).Pressure monitor Line152 cm 1
14).Glove steril 1 pc
15).Three Way rotating 1
16).Dome steril 1
17).Cairan :

- Nacl 0.9 % + heparin 2500 iu 2 flb
- Betadin Solution secukupnya
- Alkohol 70% secukupnya

18). Obat-obatan
- Lidokain 2%/xylocain 5 amp/20 cc
- Kontras secukupnya
b. Pasien
Pasien biasanya di puasakan 4 6 jam sebelum tindakan dan dilakukan pemeriksaan lab ( Hb,
Ht, ureum, creatinin)
Berikan penjelasan tentang tindakan / prosedur yang akan dilakukan, tehnik batuk, nafas dalam
dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan selama tindakan berlangsung
c. Administrasi
Informed concent
Status/file pasien
Surat jaminan

PROSEDUR TINDAKAN.
(1)

1. Pasien masuk ruang tindakan
2. Dilakukan perekaman EKG (Elektrokardiografi) 12 lead
3. Preparasi daerah yang akan dilakukan pungsi bila FEAR(Femoral arteri right) bersihkan
daerah inguinalis kanan dan kiri dengan betadin 10%secara aseptik dan anti septik
Bila di radialis / brakialis bersihkan dengan betadin 10% daerah sekitarnya .dengan teknik
aseptic dan antiseptik.
4. Tutup daerah ,tusukan dengan duk.lubang,daerah dada dan perut dengan laken dan daerah
extremitas bawah dengan laken besar,semua dalam keadaan steril.
5. Dilakukan anestesi lokal dahulu ,dengan lidocain 2 % kemudian dibuat sayatan /luka kecil.
6. Dilakukan pungsi FEAR , masukan J wire / pendek.
7. Setelah J wire pendek masukan sheath jarum dicabut wire dipertahankan pada pembuluh
darah, kemudian sheath masuk bersama introduser J wire pendek, dicabut
8. Spoel sheath dengan NaCL + heparin 2500 iu, sebelumnya .aspirasi ,spoul sampai bersih.
9. Masukan kateter JUDKIN RIGHT 4. 6 F .yang didalam nya sudah ada J wire panjang.
masukan sampai + 1/3 bawah lutut dan tahan wire.
10. Bila kateter sudah sampai di sinus valsava, dorong wire panjang pada saat sistolik supaya
masuk ke LV(Left Ventrikel),setelah masuk LV tarik wire panjang .saambung dengan three way
aspirasi sedikit kemudian di lakukan pengukuran dan pullback kateter untuk mengukur gradien .
11. Bila kateter sudah masuk ke muara RCA(Right Coronary Arteri)
12. Dilakukan kororanografi dengan posisi RAO(Right Anterior Obliqe) 300 dan LAO(Left
Anterior Obliqe) 400, CRANIAL 150 200.
13. Cabut cartheter dan ganti dengan JUDKIN LEFT 4 6 F.
14. Lakukan pengambilan gambar pada posisi :
LAO CRANIAL ( 400 250)
RAO CAUDAL ( 20 20 )
CRANIAL ( 300 )
CAUDAL ( 30 )
( LAO 45 CAU 20 )
15. Cabut kateter dan ganti dengan pigtail untuk LV grafi bila diperlukan.
16. Masukkan pigtail sampai LV dan sambung kateter dengan alat injektor dengan ketentuan
volume 30 kecepatan 12 ml / sec dengan posisi RAO 30 tekanan 450 Psi
17. Prosedur selesai pasien diberi penjelasan bersihkan daerah tusukan, alat alat di bersihkan
dan di rendam
18. Pasien di pindahkan ke RR(Recovery Room).




DAFTAR PUSTAKA
1. Kee, Joyce LeFever(1997) " Handbook of laboratory and diagnostic tests with nursing
implications.":1997
















Gelombang T
(4)

Gelombang T menggambarkan repolarisasi otot ventrikel.
Gelombang positip pertama setelah gelombang S.
Normal gelombang T, selalu mengikuti arah komplek QRS, selalu negatif pada lead aVR,
tinggi tidak melebihi 5 mm pada ekstermitas lead( I, II, III, aVR, aVL, aVF) dan tidak
melebihi 10 mm pada precordial lead (V1 s/d V6).
Gelombang T yang tinggi biasanya seing ditemukan pada kasus hiperkalemia.
Sedangkan gelombang T yang datar atau terbalik atau inverted biasanya sering di temui
pada kasus penyakit jantung iskemic, dll.
Kelainan gelombang T
(4)

1. Inversi dalam dari gelombang T.
a. Gelombang T simetris pada banyak sadapan, kecuali di aVR dan aVL pada posisi jantung
vertikal. Kelainan ini dapat terjadi pada infark, iskemia, dan perikarditis.
b. Gelombang T inversi yang simetris pada sadapan I, aVL, dan V4-6. Kelainan ini dapat terjadi
pada infark jantung anterior.
c. Gelombang T simetris di sadapan II, III, dan aVF. Kelainan ini dapat terjadi pada infark
jantung inferior.
2. Gelombang T tegak lurus
a. Gelombang T yang tinggi, runcing dan ramping terjadi pada semua sadapan, kecuali aVR dan
aVL pada posisi jantung vertikel. Kelainan ini dapat terjadi pada hiperkalemia.
b. Gelombang T yang tinggi dan simetris disadapan V1-4. Kelainan ini dapat terjadi pada infark
jantung posterior.
1. http://bukusakudokter.org/2012/11/14/konfigurasi-gelombang-ekg/. Accessed on : 21
july 2013

Anda mungkin juga menyukai