Anda di halaman 1dari 5

LANDASAN KEEMPAT:

BAHASA VARIABEL

Ringkasan:
• Manusia memiliki rasa ingin tahu terhadap realita alam semesta ;
• Rasa ingin tahu itu bekerja berdasarkan PERSEPSI manusia terhadap realita
sehingga menghasilkan “realitas yang terpersepsikan” (percepted realities)
sehingga “kenyataan” yang diketahui oleh manusia sesungguhnya adalah
“kenyataan yang dihasilkan dari persepsi manusia.”
• Realita itu oleh manusia diberi istilah atau terminologi berupa KONSEP.

KONSEP:
Karena konsep adalah abstraksi dari realitas, maka KONSEP BERSIFAT ABSTRAK.
Dengan demikian konsep tidak dapat diindera (unempirical). Konsep bersemayam di
dalam benak manusia.

Fungsi konsep:
1. menyederhanakan realitas;
2. memudahkan komunikasi antarmanusia;
3. membantu manusia dalam memahami konsep lanjut yang lebih rumit.

Untuk memahami konsep yang bersifat abstrak itu maka manusia memerlukan
VARIABEL. Variabel adalah turunan konsep (K’ -- k-aksen), yakni konsep-konsep yang
”melingkupi” atau ”mewakili” Konsep abstrak, yang memilini VARIASI NILAI (Vary +
able = able to varies = dapat beragam). Artinya variabel adalah konsep yang meiliki
keragaman nilai, sehingga dapat diketahui nilainya (diukur atau dihitung).

CONTOH:
Konsep = tubuh
Variabel dari ”tubuh”:
1. Tinggi tubuh (height)
2. Bobot tubuh (weight)
3. Bentuk tubuh (shape)
4. warna kulit tubuh (skin color)

“Yang dapat kita amati dari ‘tubuh’ sesungguhnya adalah variabel-variabelnya tersebut.”

CONTOH LAIN
Konsep = demokrasi
Variabel:
1. Tingkat partisipasi
2. Tingkat kompetisi

Demokrasi adalah “konsep abstrak,” sedangkan yang dapat kita amati dari ‘demokrasi’
sesungguhnya adalah variabel-variabelnya tersebut.”
Ilustrasi: obyek seorang dokter adalah pasien. Jika si pasien sakit, tugas dokter itu
membuatnya sembuh. Tetapi seorang peneliti kesehatan obyeknya adalah penyakit.
Mungkin melihat pada pasien yang sama, namun pasien itu relevan baginya hanya kalau
dia menderita penyakit yang ditelitinya. Ini bukan berarti bahwa peneliti kesehatan tak
peduli dengan orang sakit. Tujuan penelitiannya juga untuk melindungi semua manusia
dari penyakit. Sebab kalau penyakit itu bisa dipelajarinya tanpa melihat pada pasien
langsung (misalnya di lab) dia akan melakukan itu.
Dengan analogi itu ingin dikatakan di sini bahwa ilmu sosial memuat studi
mengenai variabel-variabel dan atribut-atribut yang menyusunnya. Teori-teori ilmu
sosial dituliskan dalam bahasa variabel.

JENIS VARIABEL
Ada 2 Jenis Variabel

1. VARIABEL DIKRIT (DISCRETE VARIABLE)


2. VARIABEL BERSAMBUNGAN (CONTINUOUS VARIABLE)

Jenis variabel ditentukan dari CARA MEMPEROLEH NILAINYA. Var yang nilainya
diperoleh dari kegiatan MENGHITUNG menghasilkan variable diskrit atau bilangan
bulat yang satu sama lain terpisah-pisah, misalnya jumlah mahasiswa: 1, 2, 3, 4 dst.

Var yang nilainya diperoleh dari kegiatan MENGUKUR menghasilkan variable


bersambungan atau bilangan pecahan yang satu sama lain dapat bersambung-sambung,
misalnya tinggi tubuh mahasiswa: 162,4; 165,52; 166,09 dst.

UNSUR-UNSUR KEILMUAN DALAM ILMU SOSIAL


Terdapat tiga unsur keilmuan dalam ilmu sosial:
(1) Konsep
(2) Variabel
(3) Definisi Operasional
Hubungan antara ketiga unsur tersebut:

KONSEP Å---------------------proposisi ----------------------Æ KONSEP

VARIABEL Å------------------hipotesis---------------------Æ VARIABEL

DEFINISI Å-------------hipotesis statistik--------------ÆDEFINISI OPERASIONAL


OPERASIONAL
Keterangan:

Tugas ilmuwan adalah menemukan hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang
lain (realitas yang satu dengan realitas yang lain). Fakta atau realitas itu ditampilkan
dalam bentuk KONSEP, yakni abstraksi tingkat pertama terhadap fakta atau realita.
KONSEP tersebut belum bisa diukur karena baru berupa "definisi konseptual" yang
menyebutkan/mengidentifikasikan realitas. Untuk dapat diukur, suat konsep harus diubah
dalam bentuk VARIABEL (artinya konsep yang memiliki variasi nilai). Dan untuk
mengoperasionalisasikan pengukuran itu, berdasarkan atribut-atribut yang ada pada
variabel, setiap atributnya diterjemahkan dalam definisi operasional, yakni "serangkaian
prosedur yang harus ditempuh untuk mengetahui nilai empirik suatu konsep."

Misalnya, konsep BELAJAR akan dihubungkan dengan konsep PRESTASI.


PROPOSISI: Keseriusan belajar berhubungan erat dengan prestasi

Variabel yang bisa dibuat untuk konsep BELAJAR: Jumlah jam belajar
Variabel yang bisa dibuat untuk konsep PRESTASI: Indeks Prestasi
HIPOTESIS: Semakin banyak jumlah jam belajar setiap hari, prestasi akan semakin
tinggi

DO dari Jumlah jam belajar adalah: "waktu yang digunakan secara efektif untuk belajar
selama satu hari di luar jam untuk belajar di sekolah/kuliah dalam satuan jam."
DO dari indeks prestasi yakni: "indeks yang menunjukkan perbandingan antara bobot
nilai kredit kali jumlah SKS setiap mata kuliah dibandingkan dengan jumlah seluruh nilai
kredit yang ditempuh dalam skala 4."
HIPOTESIS STATISTIK: pengujian dengan rumus statistik untuk membuktikan bahwa
kedua hal tersebut berkorelasi signifikan atau tidak signifikan.

Jika hubungan antarkonsep itu signifikan, maka bisa dibuat GENERALISASI bahwa
antara jumlah jam belajar dengan prestasi itu berhubungan erat, bahkan bisa dibuktikan
bahwa yang menyebabkan prestasi tinggi adalah karena jumlah jam belajar yang banyak.

Generalisasi yang kemudian dikaitkan dengan generalisasi-generalisasi lain


menghasilkan TEORI, yakni seperangkat hubungan antarkonsep yang sistematis sehingga
membentuk suatu rangkaian hubungan yang komprehensif untuk memaparkan,
menjelaskan, dan memprediksikan suatu gejala sosial.

TEORI adalah kerangka berpikir yang menuntun ilmuwan untuk menciptakan


HIPOTESIS dengan cara mendeduksikannya. HIPOTESIS tersebut pada gilirannya akan
dibuktikan melalui proses verifikasi (observasi).

Dengan demikian berulanglah proses penemuan ilmu itu sehingga bentuknya menyerupai
lingkaran keilmuan sbb:
TEORI

GENERALISASI HIPOTESIS

FAKTA

Implisit di sebagian besar uraian dalam tulisan ini adalah mengenai sebab dan akibat.
Tugas ilmuwan sosial adalah menemukan hubungan antara fakta sosial yang satu
dengan fakta sosial lainnya. Salah satu bentuk hubungan yang penting dalam menjelaskan
mengapa sesuatu ada atau terjadi, adalah hubungan kausal. Namun di sini perlu kiranya
jenis-jenis variabel dan hubungan antarvariabel itu diuraikan secara lengkap.

Hakikat Variabel dan Atribut


Variabel (nampak dari kata vary dan able) berarti "bisa beragam." Artinya, variabel
adalah konsep yang memiliki keragaman nilai.
Variabel adalah pengelompokan logis atribut-atribut, Sebagai contoh: laki-laki dan
perempuan adalah atribut, sedangkan jenis kelamin atau gender adalah variabel.
Atribut adalah ciri-ciri atau kualitas yang memaparkan suatu obyek - dalam hal ini
seseorang, misalnya: perempuan, berkebangsaan Timur, terasing, konservatif, tak jujur,
cerdas, petani, dan sebagainya. Apapun yang Anda katakan untuk memaparkan diri Anda
sendiri atau orang lain pasti memuat atribut.

Jenis-jenis Variabel
(1) variabel diskrit (discrete variable)
(2) variabel bersambungan (continuous variable)
Jenis Variabel Diperoleh dari kegiatan Contoh
DISKRIT MENGHITUNG Jumlah anak, jumlah sepeda
motor, jumlah …
BERSAMBUNGAN MENGUKUR Tinggi badan, bobot badan,
jarak rumah dengan tempat
kerja, dsb…

Jenis-jenis Hubungan antarvariabel:1


1. Hubungan Simetris
2. Hubungan Asimetris
1 Selanjutnya baca Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (eds.), Metode Penelitian Survai, LP3ES,
Jakarta, 1989, bab 4.
3. Hubungan Timbal-balik (reciprocal)

1. Hubungan Simetris adalah hubungan antarvariabel di mana kedua variabel bisa


muncul secara bersamaan. terdapat empat jenis hubungan simetris, yakni:
(1.1) kedua variabel merupakan indikator untuk konsep yang sama
(1.2) kedua variabel merupakan akibat dari faktor yang sama
(1.3) kedua variabel berkaitan secara fungsional atau komplementatif
(1.4) hubungan kebetulan semata-mata

2. Hubungan Timbal-balik atau resiprokal adalah hubungan yang menunjukkan pada


suatu saat variabel A menyebabkan munculnya B, pada saat lain variabel B
menyebabkan terjadinya A.

3. Hubungan Asimetris adalah hubungan antarvariabel yang mana satu variabel muncul
mendahului variabel lain, dan arah hubungan itu tak bisa dibalik. Ada enam jenis
hubungan asimetris, yakni:
(3.1) hubungan antara stimulus (rangsangan) dan respons (tanggapan)
(3.2) hubungan antara disposisi dan respons
(3.3) hubungan antara ciri dan disposisi atau tingkah-laku
(3.4) hubungan antara prakondisi dan akibat tertentu
(3.5) hubungan yang imanen
(3.6) hubungan antara tujuan dan cara
Hubungan Asimetris bisa berupa hubungan antara dua variabel (bivariat) dan
hubungan antara lebih dari dua variabel (multivariat).

Hubungan Asimetris antara tiga variabel:


(1) variabel penekan dan pengganggu
(2) variabel antara
(3) variabel anteseden

Anda mungkin juga menyukai