Anda di halaman 1dari 12

1

DIROFILARIASIS


Dirofilariasis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
parasit yang termasuk dalam genus Dirofilaria. Dari genus tersebut,
penyakit ini dapat disebabkan oleh:
Dirofilaria immitis
Dirofilaria repens
Parasit umumnya disebut cacing jantung karena stadium
reprodutif dewasa dari siklus hidupnya bertempat tinggal terutama pada
ventrikel kanan jantung dari hospesnya, tempat parasit tersebut dapat
hidup selama beberapa tahun.
Genus dirofilaria mirip dengan Dipetalonema, tetapi ekornya
pendek. Mulutnya tidak mempunyai bibir dan papila kepala tidak nyata.
Spikulumnya tidak sama besar, dan tidak terdapat gubernakulum. Vulva
sedikit di belakang esofagus. Betinanya viviparosa, menghasilkan
mikrofilaria tidak berselubung yang berada di dalam darah. Terdapat
sekitar 31 jenis pada berbagai mamalia.
Dirofilaria immitis adalah cacing jantung pada anjing. Ia dijumpai
pada ventrikel kanan dan arteria pulmonum (dan kadang-kadang pada
lokasi lain seperti kamar mata depan dan rongga peritoneum) anjing dan
juga kucing, rubah, karnivora lain, primata (termasuk manusia) dan singa
laut di seluruh dunia, meskipun demikian tampaknya jarang di Afrika.
Cacing ini umum terdapat di seluruh AS. Cacing jantan panjangnya 120-
200 mm dan berdiameter 0,7-0,9 mm, dengan ujung posterior langsing dan
spiral spikulum kiri panjangnya 300-375 mikron, dan spikukulum kanan
175-229 mikron; tidak ada gubernakulum. Betinanya 250-310 mm dan
berdiameter 1,0-1,3 mm. Mikrofilaria di dalam darah tidak berselubung,
2

dan panjangnya 286-340 mikron setelah difiksasi dengan formalin (Levine,
1994).
Dirofilaria immitis juga telah dikaitkan dengan dirofilariasis pada
manusia, sebagai akibat dari kejadian yang tidak disengaja (accidental).
Kasus-kasus dirofilariasis pulmoner telah dilaporkan meningkat di
seluruh dunia (Darrow dan Lack, 1981; Echeverri et al., 1999; Foroulis et
al., 2005).
Klasifikasi Taksonomi

Kingdom : Animalia
Subkingdom : Eumetazoa
(unranked) : Bilateria
Superphylum: Platyzoa
Phylum : Nematoda
Class : Secernentea
Subclass : Spiruria
Order : Spirurida
Family : Onchocercidae
Genus : Dirofilaria
Species : D. Immitis

Sejarah

Bukti pertama yang pernah dilaporkan mengenai penyakit ini pada
anjing adalah di Amerika Serikat pada Western Journal of Medicine and
Surgery tahun 1920an.



3

Distribusi

Meskipun pada suatu waktu terbatas pada Amerika Serikat bagian
Selatan, cacing jantung kini telah menyebar pada hampir semua lokasi
tempat vektor parasit tersebut, yaitu nyamuk, dapat ditemukan.
Transmisi dari parasit dapat terjadi di semua bagian di negara Amerika
Serikat (Kecuali Alaska) dan daerah-daerah yang lebih hangat di Kanada.
Angka infeksi tertinggi ditemukan sepanjang 150 mil dari pesisir, dari
Texas sampai New Jersey, dan sepanjang sungai Missisippi dan anak
sungai utamanya (Ettinger, 1995). Penyakit juga dapat ditemukan di
Amerika bagian Selatan (Vezzani dan Carbajo 2006), Eropa bagian Selatan,
Asia Tenggara (Nithiuthai, 2003), Timur Tengah (Rafiee, 2005), Australia,
dan Jepang (Ettinger, 1995).

Siklus hidup

Cacing jantung mengalami beberapa stadium kehidupan sebelum
berubah menjadi dewasa dan menginfeksi jantung pada hospes hewan.
Cacing memerlukan nyamuk sebagai stadium intermedier dengan tujuan
untuk melengkapi siklus hidupnya. Perkembangan di dalam nyamuk
bergantung pada temperatur, memerlukan kurang lebihnya sekitar dua
minggu dengan suhu 27 C (80 F) atau lebih. Di bawah ambang
temperatur 14 C (57 F), perkembangan tidak dapat terjadi, dan siklus
akan terhenti (8). Sebagai hasilnya, transmisi terbatas pada bulan-bulan di
musim yang hangat, serta durasi dari musim transmisi secara geografis
bervariasi. Periode diantara infeksi yang mengawali yaitu pada saat anjing
digigit oleh nyamuk dan maturasi dari cacing menjadi dewasa hidup pada
jantung memerlukan waktu 6 sampai 7 bulan pada anjing dan dikenal
sebagai periode prepaten.
4

Vektor dari larva Dirofilaria immitis adalah beberapa spesies
nyamuk. Beberapa spesies berikut ini memperlihatkan spesies nyamuk
yang mampu mendukung perkembangan larva dari Dirofilaria immitis
sampai mencapai stadium larva ke-3 (infektif): Culex pipiens (often infects
cats), Anopheles maculipennis, Coquillettidia richiardii, Aedes triseriatus,
Ochlerotatus notoscriptus (prevalent in Australia), Aedes albopictus, Aedes
aegypti, Culex quinquefasciatus, Aedes taeniorhynchus, Aedes scapularis, Aedes
trivittatus.

Tahap perkembangan
1. Mikrofilaria
L1, merupakan larva yang bersirkulasi pada pembuluh darah;
mikrofilaria dapat hidup selama beberapa tahun dalam sirkulasi darah
pada canid species.
Mikrofilaria pada pembuluh darah
Cacing dewasa yang matur melepaskan larva hidup
ke dalam pembuluh darah hospesnya; larva terakumulasi dan
dapat mencapai ribuan organisme per mililiter darah. Larva
berukuran 150 dan bentuk ini yang siap disedot oleh nyamuk.
Mikrofilaria pada nyamuk
Selama menghisap darah, nyamuk akan mengingesti
beberapa mikrofilaria yang mulai mengalami
perkembangannya menjadi larva cacing jantung yang infektif
selama mereka akan mengalami molting sebanyak 2 kali (L1
menjadi L2 kemudian menjadi L3); proses ini bergantung pada
temperatur yang sesuai; pada saat temperatur terlalu rendah,
larva tidak akan mampu meraih stadium infektif meskipun saat
itu nyamuk telah selesai menghisap darah.
5

Larva infektif pada nyamuk
Mikrofilaria berkembang menjadi stadium larva
infektif (L3) di dalam usus nyamuk; dalam waktu 10-14 hari
dan setelah itu larva akan bergerak ke bagian mulut; mereka
keluar dari bagian mulut selama nyamuk menghisap darah,
dan menemukan jalannya melalui lubang pada kulit setelah
nyamuk selesai menghisap; sedikitnya sebanyak 45% dari
larva infektif akan hilang dari permukaan kulit dan gagal
dalam memasuki organisme.

2. Larva pada hospes
Deskripsi migrasi parasit pada hospes sedikit bervariasi pada
beberapa sumber yang diulas.
Larva L3
Larva menetap pada tempat infeksi; dalam waktu 1-
12 hari akan menyilih (molt) dan mengalami transformasi
menjadi L4
Larva L4
Larva bermigrasi melalui darah dan beberapa
diantaranya menempati membran-membran submuskular
diseluruh tubuh sebagai tempat intermedier dari
perkembangan; antara 85 dan 120 dari infeksi larva L4
bergerak dari tempat intermediernya dengan memasuki
pembuluh darah dan bermigrasi ke tempat dimana pembuluh
darah akan bermuara; apabila L4 memasuki arteri, maka akan
mengalami perkembangan pada cabang dari pohon arteri,
termasuk arteri-arteri pulmonari; dan apabila larva L4
memasuki vena, maka akan tiba sampai ke jantung.

6

Larva L5
L5 merupakan cacing muda-stadium larva akhir
sebelum menjadi dewasa matur.

3. Dewasa matur
Cacing jantung betina dewasa yang matur dapat
mencapai panjang 31 cm; secara keseluruhan, pada anjing,
akan memerlukan sedikitnya selama 6 bulan dari larva infektif
untuk berubah menjadi cacing dewasa yang mampu hidup
selama lima sampai tujuh tahun pada anjing; pada kucing,
akan memerlukan waktu selama delapan bulan untuk
menjadi dewasa matur. Cacing mampu hidup selama dua
sampai tiga tahun (Hoch dan Strickland, 2008).
Dirofilaria immitis, seperti parasit filarial lainnya, membawa
endosimbiotik bakteri yaitu Wolbachia yang metabolitnya mengadakan
kontak dengan organisme hospes dan dapat memainkan peran yang
signifikan terhadap kemampuan bertahan hidup, adaptasi, dan
reproduksi sebagai patogen, sebagaimana juga terhadap respon immun
hospes dan patogenesis secara keseluruhan. Secara spesifik, dua
mekanisme utama dari Wolbachia yang berinteraksi dengan hospesnya
telah diidentifikasi: (1) pengeluaran Wolbachia sampai mencapai kematian
dari parasit berhubungan dengan stadium perkembangan dari parasit,
dan (2) pelebasan produk-produk Wolbachia yang terus melanjut
(metabolit, protein-protein yang di ekskresikan, dan sebagainya) oleh
cacing jantung betina selama produksi mikrofilarianya (Larva L1 dari
cacing jantung, dapat dilihat dibawah). Penemuan dari Wolbachia
mengubah pandangan tradisional terhadap dualitas dari interaksi filaria-
hospes. Hal tersebut muncul sebagai tantangan tambahan bagi peneliti
untuk memahami dan menaklukkan parasit-parasit filarial.
7

Tahap-tahap perkembangan dapat digambarkan seperti pada gambar1.

Gambar 1. Siklus hidup cacing jantung

Patogenesis

Adanya cacing jantung menyebabkan anjing dan kucing dapat
menderita berbagai gangguan dalam pengaliran darah, serta kelemahan
jantung. Gangguan sirkulasi ekstrim dapat berupa obstruksi oleh cacing,
terjadinya radang arteri (arteritis) dan penyempitan karena terjadinya
fibrosis. Lebih lanjut gangguan polmoner, infark dan hemosiderosis.
Adanya cacing di dalam ventrikel kanan, mengakibatkan terjadinya
hambatan pengaliran darah (insufisiensi jantung). Gangguan dalam
pengaliran darah balik berakibat pada gangguan hati, dan lebih lanjut
terjadinya ascites (Subronto, 2006).




8

Tipe-tipe infeksi
Gejala
Infeksi awal, bersifat asimptomatik dan biasanya tidak terdeteksi,
terjadi antara L3 dan stadium dewasa dari parasit, sebelum mikrofilaria
dilepaskan ke dalam pembuluh darah hospes anjing dan parasit dalam
berbagai stadium perkembangan mulai mati akibat reaksi pertahanan dari
hospes atau alasan lainnya.
Infeksi kronik asimptomatik merupakan tipe infeksi yang paling
tersebar luas. Hospes hewan (anjing dan kucing) tidak mengeluarkan
gejala yang jelas akibat efek pada pembuluh darah dan jantung terutama
pada saat parasit akan membebani sehingga aktifitas fisik akan menurun.
Infeksi kronis simptomatik biasanya terjadi pada saat beban yang
ditimbulkan oleh parasit tersebut tinggi dan keparahan pembuluh darah
dengan kejadian inflamasi lokal yang sering terjadi akibat aktivitas dari
parasit tersebut: aktivitas makan, bereproduksi, pengeluaran toksin,
antigen, dan sebagainya. Periode ini dapat bertahan selama 5-7 tahun.
Umumnya terdapat batuk, anemia, kelemahan, dan lethargi.
Infeksi Akut dapat terjadi sebagai akibat dari (1) migrasi ektopik
(tidak menciri) dari cacing pada hospes atipikal (misalnya kucing) atau
aktivitas fisik yang sangat melelahkan, (2) kematian yang massif dan
disintegrasi parasit, atau (3) beban dari parasit yang sangat berat. Gagal
jantung dan gagal ginjal, seizure, kebutaan, dan akhirnya kematian dapat
terjadi.

Keberadaan dari mikrofilaria
Infeksi Mikrofilaremia kronis menciri dengan adanya akumulasi
mikrofilaria yang gradual (stadium larva L1) pada pembuluh darah
hospes. Tipe infeksi ini terjadi pada spesies canine dapat terjadi pada
semua jenis kelamin (jantan dan betina).
9

Infeksi mikrofilaria sementara menciri dengan kejadian yang
singkat dan selanjutnya eliminasi dari mikrofilaria pada pembuluh darah
dari atipikal hospes seperti misalnya kucing.
Infeksi Amicrofilaraemic menciri dengan absennya mikrofilaria
pada pembuluh darah pada hospes atipikal seperti manusia. Infeksi
Amicrofilaraemic juga dapat terjadi pada saat hospes terinfeksi oleh salah
satu jenis kelamin parasit (jantan atau betina).

Diagnosis

Penentuan diagnosis didasarkan pada riwayat, gejala klinis,
pemeriksaan, radiologik toraks, dan temuan mikrofilaria dalam
pemeriksaan laboratorik. Untuk menemukan mikrofilaria dapat dilakukan
berbagai cara antara lain dengan preparat apus darah segar, atau dengan
filtrasi menggunakan milipor atau nukleopor. Perlu diketahui bahwa
pada penyakit cacing jantung mungkin tidak selalu terdeteksi adanya
mikrofilaria. Ketidakberhasilan pemeriksaan mikrofilaria di laboratorium
mungkin mencapai 15-20%.
Adanya mikrofilaria dalam pemeriksaan laboratorium perlu
dipertimbangkan perbedaannya dengan mikrofilaria cacing D. Reconditum.
Pemeriksaan patologi klinis yang dianjurkan meliputi sebagai
berikut:
a. Pemeriksaan laju endap darah (LED), yang pada cacingan
jantung akan meningkat.
b. Elektrokardiografi (EKG), untuk mengenali gangguan impuls
oleh kelainan katup-katup jantung.
c. Pemeriksaan lengkap terhadap kemih (urinanalisis) untuk
mengenali gangguan hati dan ginjal.
10

d. Pemeriksaan aktivitas enzim terutama SGPT, BUN, atau
kreatinin.
e. Pemeriksaan serologik yang meliputi fluorescent antibodi
teknik tidak langsung (FAT); perlu diperhatikan
kemungkinannya keliru dengan antibodi karena antigen
Toxocara canis (Subronto, 2006).
Terapi

Apabila seekor hewan didiagnosa dengan cacing jantung, maka
terapi dapat dilakukan. Sebelum terapi yang ditujukan untuk cacing
dilakukan, seharusnya dilakukan evaluasi terhadap fungsi jantung, hepar,
dan ginjal anjing untuk mengevaluasi resiko dari terapi yang dilakukan.
Biasanya cacaing-cacing dewasa dapat dibunuh dengan menggunakan
komponen berbasis-arsenik. Obat terbaru yang diperbolehkan di AS,
melarsomine dihydrochloride, dijual dengan nama pabrik Immiticide.
[12]

Obat tersebut memiliki efisiensi yang besar dan efek samping yang lebih
rendah dibandingkan obat-obatan yang pernah digunakan sebelumnya
(thiacetarsamide sodium, sold as Caparsolate) yang akan memberikan
alternatif yang lebih aman untuk digunakan pada anjing yang menderita
infeksi stadium akhir.
Setelah pengobatan dilakukan, anjing harus istirahat (tidak
diperbolehkan melakukan exercise), untuk beberapa minggu sehingga
akan memberikan waktu yang cukup bagi tubuh untuk mengabsorbsi
cacing-cacing yang mati tanpa ada efek sakit. Selain itu, ketika anjing
berada di bawah aktivitas yang berat, cacing-cacing yang mati akan
terbebas dan terbawa ke paru-paru, secara potensial akan menyebabkan
kegagalan respirasi dan kematian. Menurut American Heartworm Society,
penggunaan aspirin pada anjing-anjing yang terinfeksi dengan cacing
11

jantung tidak lagi direkomendasikan akibat dari kurangnya bukti
mengenai manfaat klinis dan dapat bersifat kontraindikasi. Hal ini
sebelumnya prnah direkomendasikan karena efek yang ditimbulkannya
terhadap adhesi platelet dan pengurangan dari kerusakan pembuluh
darah yang disebabkan oleh cacing jantung.
Rangkaian dari terapi belumlah lengkap sampai beberapa minggu
kemudian pada saat mikrofilaria ditangani dengan suatu rangkaian terapi
yang terpisah. Sekali uji terhadap cacing jantung adalah negatif, maka
terapi baru dianggap sukses.
Pembedahan untuk menghilangkan cacing jantung dewasa juga
merupakan terapi yang dapat diindikasikan, terutama pada kasus-kasus
berat dengan melibatkan sebagian besar dari jantung (Anonim, 2005).
Pemberian bulanan dalam jangka panjang dari ivermectin
sepanjang tahun dengan tiga kali lipat dari dosis yang normalnya
digunakan untuk mencegah cacing jantung pada akhirnya akan
mematikan cacing dewasa. Bagaimanapun, ini bukan merupakan terapi
pilihan untuk menghilangkan cacing dewasa karena dua alasan. Pertama,
terapi ini tidak seefektif melarsamine. Lebih penting lagi, cacing jantung
dewasa tidak akan mati sampai mencapai 18 bulan dari terapi, yang mana
tidak dapat diterima oleh anjing dengan volume infestasi yang tinggi.
Dari waktu ke waktu berbagai produk homeopathic," "natural" or
"organic" telah dihubungkan sebagai penyembuhan atau pencegahan
untuk penyakit cacing jantung. Tetapi, produk-produk tersebut belum
pernah dibuktikan melalui metode ilmiah, serta pilihan dalam
menggunakannya seharusnya dievaluasi secara hati-hati.





12


Daftar Pustaka


Anonim, 2005, Guidelines For the Diagnosis, Prevention and Management
of Heartworm
(Dirofilaria immitis) Infection in Dogs". American Heartworm Society.
http://www.heartwormsociety.org/article.asp?id=48.

Darrow JC, Lack EE (1981) Solitary lung nodule due to Dirofilaria immitis
(dog heartworm). J Surg Oncol 16: 219-224.

Ettinger, Stephen J.;Feldman, Edward C. (1995). Textbook of Veterinary
Internal Medicine (4th ed.). W.B. Saunders Company.

Heartworm Disease: Introduction". The Merck Veterinary Manual /. 2006.
http://www.merckvetmanual.com/mvm/index.jsp?cfile=htm/b11
300.htm.

Hoch H, Strickland K. Canine and feline dirofilariasis: life cycle,
pathophysiology, and diagnosis. Compend Contin Educ Vet. 2008
Mar;30 (3):133-40; quiz 141.

Levine, N. D., 1994, Parasitologi Veteriner, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta

Nithiuthai, Suwannee (2003). "Risk of Canine Heartworm Infection in
Thailand". Proceedings of the 28th World Congress of the World Small
Animal Veterinary Association.

Rafiee, Mashhady (2005). "Study of Prevalence of Dirofilaria immitis
Infestation in Dogs were Examined in Veterinary Clinics of Tabriz
Azad University (Iran) during 1992-2002". Proceedings of the 30th
World Congress of the World Small Animal Veterinary Association.

Subronto, 2006, Penyakit Infeksi Parasit dan Mikroba pada anjing dan kucing,
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Vezzani D, Carbajo A (2006). "Spatial and temporal transmission risk of
Dirofilaria immitis in Argentina". Int J Parasitol 36 (14): 146372.

Anda mungkin juga menyukai