Anda di halaman 1dari 2

Absorpsi

Absorpsi merupakan proses penyerapan obat dari tempat pemberian ke dalam


sirkulasi sistemik (sirkulasi darah). Kecepatan absorpsi obat ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain:
* Cara pemberian obat ( Oral, Sublingual, salep, melalui pernafasan, dll)
* Kelarutan obat dalam lemak
* Derajat disosiasi
* Ukuran partikel atau berat molekul
* Vaskularisasi daerah absorpsi
* Luas daerah absorpsi

Khususnya untuk obat yang melalui oral, selain dipengarui oleh sifat-sifat tersebut di
atas, absorpsinya juga dipengaruhi oleh faktor fisiologis (kenapa bisa? karena ada
dalam keadaan stress biasanya sistem pencernaan kita akan terganggu, maka dari itu
sebelum terjadi absorpsi obat sudah terlebih dahulu keluar bersama feses), sifat
fisikokimia, dan bentuk sediaan obat.
Pada pemberian melalui oral, obat yang larut dalam lemak lebih mudah diabsorpsi
dibanding dengan yang kurang larut dalam lemak. Absorpsi obat terjadi apabila
berupa partikel kecil, yaitu setelah obat mengalami disintegrasi dari bentuk semula di
tempat absorpsinya. Sifat kimia yang mempengarui kecepatan absorpsi adalah pk dan
pH tempat absorbsi.
Distribusi
Setelah obat diabsorpsi dan masuk di sistem sirkulasi darah, maka akan
didistribusikan ke dalam berbagai ruang tubuh. Faktor yang mempengarui atau
menentukan distribusi obat adalah Ikatan dengan protein plasma, aliran darah,
perpindahan lewat membran dan kelarutan di dalam jaringan. Apabila obat
terikat kuat dengan protein plasma, obat bisa tetap berada dalam ruang vaskuler
sampai di buang. Jadi tidak akan dapat menimbulkan efek. Sedangkan obat yang
tidak berikatan dengan protein plasma atau yang bebas dapat menembus membran
biologis dan berefek.
Khusus untuk distribusi obat ke dalam SSP (Susunan Saraf Pusat), maka obat harus
dapat menembus sawar darah otak. Sehingga distribusi ini sangat ditentukan dan
sebanding dengan kelarutan bentuk non-ion obat dalam lemak. Pada sawar plasenta,
hanya obat-obat yang berat molekulnya rendah yang dapat menembus.
Metabolisme
Merupakan proses perubahan struktur kimia obat yang etrjadi di dalam tubuh dandi
katalis oleh enzim yang bertujuan untuk mengakhiri efek farmakologik atau efek
toksik suatu obat. Caranya adalah dengan mengubah obat yang tadinya lipofilik
menjadi hidrofilik, yang tadinya non-polar menjadi polar. proses metabolisme
biasanya terjadi di hepar dengan bantuan enzim-enzim metabolisme, yaitu enzim
mikrosom dan non-mikrosom.
Eksresi
Pengeluaran obat melalui oragan ekresi itu dapt dalam bentuk metabolit hasil
metabolisme, tapi juga dapt dalam bentuk asalnya. obat yang larut dalam air
(hidrofilik) lebih cepat diekskresi dibanding dengan obat yang larut dalam lemak
(lipofilik), hal itu tidak dipakai pada saat ekskresi lewat paru-paru.
Organ ekskresi utama adalah ginjal dengan melibatkan 3 proses yaitu: filtrasi
glomerulus, sekresi aktif tubulus proksimal dan reabsorsi pasif tubulus distal. untuk
obat tertentu, saliva dapat digunakan sebagai pengganti darah untuk menentukan
kadar obat.
Proses-proses farmakokinetik obat dalam tubuh terjadi secara simultan, artinya proses
metabolisme dan ekskresi dapat terjadi ketika proses absorpsi sedang berlangsung,
jadi tidak perlu menunggu proses absorpsi selesai.

Anda mungkin juga menyukai