Anda di halaman 1dari 58

PUSKESMAS KELURAHAN

MALAKA JAYA

1. Anggraeni Parwati
2. Indri P Tarigan
3. Carla P Chandra
4. Virginia C.M. Aritonang
5. Indriyanti N.A.U. Kotten
6. Joy L. Tomasoa
Definisi
Merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis yang pada umumnya
menyerang paru-paru.
(WHO, 2014)
1
Penyebab & epidemiologi (1)
Penyebab
2
Mycobacterium tuberculosis
Basil tahan asam, aerob, gram positif
Droplet, inhalasi
Umur
2
Remaja akhir sampai dewasa awal insidens
meningkat.
Risiko meningkat pada balita&lansia.
Jenis Kelamin
2
: usia 25 34 tahun
: >35 tahun
Penyebab & epidemiologi (2)
Insidens
3


Prevalensi penduduk Indonesia yang
didiagnosis TB paru oleh tenaga
kesehatan tahun 2013 adalah 0.4
persen, tidak berbeda dengan 2007
(Gambar 3.4.4). Lima provinsi dengan
TB paru tertinggi adalah Jawa Barat
(0.7%), Papua (0.6%), DKI Jakarta
(0.6%), Gorontalo (0.5%), Banten
(0.4%) dan Papua Barat (0.4%).
(Riskesdas, 2013)
Algoritme Diagnosa TB Paru
Suspek TB Paru
Periksa sputum (S,P,S)
Hasil BTA +++ Hasil BTA + - - Hasil BTA - - -
Antibiotik Non-OAT
Tidak ada perbaikan Ada perbaikan
Foto toraks &
pertimbangan dokter
Pemeriksaan dahak
mikroskopis
Hasil BTA +++ Hasil BTA - - -
Foto toraks & pertimbangan dokter TB
Bukan
TB
Diagnosa TB Anak (1)
PARAMETER 0 1 2 3
Kontak TB Tdk jelas Lap.klrg BTA-/tdk
tahu/BTA tdk jelas
BTA (+)
Uji tuberkulin Negatif Positif (?10
mm/>5 mm
imunosup)
BB/kead.gizi
(berdasarkan KMS)
BGM
(KMS)/(BB/U
<80%)
Klinis: Gizi buruk
(BB/U <60%)
Demam tanpa sebab jelas >2 minggu
Batuk >3 minggu
Pembesaran KGB Ukuran >1cm,
jmlh >1, tdk
nyeri
Pembengkakan
tulang/sendi
panggul/lutut/falang
Ada
Foto Ro. thoraks Normal/tida
k jelas
Suggestif TB
Diagnosa TB Anak (2)
Diagnosis TB:
Skor >6
Jika ditemukan salah satu keadaan di
bawah ini, rujuk ke RS:
1. Foto Ro. menunjukkan gambaran
milier, kavitas, efeusi pleura
2. Gibbus, koksitis
3. Tanda bahaya:
Kejang, kaku kuduk
Penurunan kesadaran
Kegawatan lain, seperti sesak
nafas
Skor >5 rujuk RS
Skor maksimal 13
- Jika ditemukan Skofuloderma, pasien dapat langsung di diagnosis TB
- BB dinilai saat pasien datang
- Foto rontgen thoraks anak bukan alat diagnostik utama pada anak
- Semua anak dengan reaksi cepat BCG harus dievaluasi dengan sistem
skoring TB anak
Alur Tatalaksana TB Anak
SKOR > 6
Beri OAT
(2 bulan, evaluasi)
RESPON (+) RESPON (-)
Terapi TB teruskan
Terapi TB teruskan
(Sambil cari penyebabnya)
Diagnosis Banding
Bronkopneumonia
Bronkitis Ca Paru
Klasifikasi TB Berdasarkan Riwayat
Pengobatan (1)
Baru
Belum pernah diobati dengan OAT/pernah
menelan OAT <4 minggu
Sembuh
Selesai pengobatan 2 bulan+fase lanjutan 4
bulan. Hasil BTA bulan ke-5&6 (-)
Lengkap
Menelan OAT 6 bulan, namun tidak
dibuktikan dengan BTA (-)
Klasifikasi TB Berdasarkan Riwayat
Pengobatan (2)
Relaps
Pernah mendapatkan pengobatan lengkap,
didiagnosis kembali dengan BTA positif
Default/drop out
Putus berobat 8 minggu dengan BTA (+)
Failure
Pada bulan kelima/lebih pengobatan, hasil sputum
tetap (+) atau (+) kembali pada akhir bulan kelima.
Penatalaksanaan (1)
4
Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)
3
Penderita baru TBC paru BTA (+)
Penderita baru TBC paru BTA (-), Ro (+)
Penderita ekstra paru

Sisipan : 1(HRZE)
Penderita TBC paru BTA(+) yang tidak
mengalami konversi pada akhir tahap intensif
BB (kg)
FASE INTENSIF FASE LANJUTAN
4 FDC(HRZE) 2 FDC(HR)
Lama
pemberian
Frek. Dosis/h
ari
Lama
pemberian
Frek. Dosis/hari
30 37

8 minggu
(56 hari)
Setiap hari 2 tablet 16 minggu 3 x seminggu 2 tablet
38 54 8 minggu
(56 hari)
Setiap hari 3 tablet 16 minggu

3 x seminggu 3 tablet
55 70 8 minggu
(56 hari)
Setiap hari 4 tablet 16 minggu

3 x seminggu 4 tablet
>70 8 minggu
(56 hari)
Setiap hari 5 tablet 16 minggu

3 x seminggu 5 tablet
Penatalaksanaan (2)
4
Kategori 2 : 2(HRZE)S/1(HRZE)/5(HR)
3
E
3

Penderita TBC paru BTA (+) kambuh
Penderita TBC paru BTA (+) gagal
Penderita TBC defaulter yang kembali dengan BTA
positif

Sisipan : 1(HRZE)
Penderita TBC paru BTA(+) yang tidak mengalami
konversi pada akhir tahap intensif

Dosis streptomisin untuk penderita usia >60 tahun: 500
mg
BB
(kg)
FASE INTENSIF FASE LANJUTAN
4 FDC (HRZE) 2 FDC (HR)
Lama pemberian Frek. Dosis/
hari
Lama
pemberian
Frek. Dosis/
hari
30 37

12 mgg (84 hr) Tiap hari 2 tablet 20 mgg 3x/minggu 2 tablet
38 54 12 mgg (84 hr) Tiap hari 3 tablet 20 mgg 3x/minggu 3 tablet
55 70 12 mgg (84 hr) Tiap hari 4 tablet 20 mgg 3x/minggu 4 tablet
>70 12 mgg (84 hr) Tiap hari 5 tablet 20 mgg 3x/minggu 5 tablet
Streptomisin Ethambutol
30 37 8 mgg (56 hr) Tiap hari 500mg(2cc) 20 mgg 3x/minggu 2 tablet
38 54 8 mgg (56 hr) Tiap hari 750 mg(3cc) 20 mgg 3x/minggu 3 tablet
55 70 8 mgg (56 hr) Tiap hari 1000mg(4cc) 20 mgg 3x/minggu 4 tablet
>70 8 mgg (56 hr) Tiap hari 1000mg(4cc) 20 mgg 3x/minggu 5 tablet
Keterangan
4
Tiap tablet 4FDC mengandung:
75 mgr Isoniazid (INH)
150 mgr Rifampisin
400 mgr Pirazinamid
275 mgr Etambutol

Tiap tablet 2FDC mengandung:
150 mgr Isoniazid (INH)
150 mhr Rifampisin
Penatalaksanaan (3)
TBC ANAK
Paket OAT Kombipak (bungkus)
BB (KG) DOSIS (HARIAN) JANGKA WAKTU
(FASE AWAL-FASE
INTENSIF)
<10 bungkus/hari Setiap hari tidak terputus
10-20 1 bungkus/hari Setiap hari tidak terputus
>20 2 bungkus/hari Setiap hari tidak terputus
Nb: Buat skor penilaian TBC anak
(sebelum memulai & sesudah selesai pengobatan)
Penatalaksanaan (4)
PEDOMAN PENGOBATAN PENDERITA TBC ANAK
DENGAN OAT-FDC, 2(HRZ)/4(HR)
BB
(KG)
TAHAP INTENSIF
TIAP HARI SELAMA
2 BULAN
TAHAP LANJUTAN TIAP HARI
SELAMA 4 BULAN
<7 1 tablet 3 FDC 1 tablet 2 FDC
8 9 1,5 tablet 3 FDC 1,5 tablet 2 FDC
10 14 2 taBlet 3 FDC 2 tablet 2 FDC
15 19 3 tablet 3 FDC 3 tablet 2 FDC
20 24 4 tablet 3 FDC 4 tablet 2 FDC
25 - 29 5 tablet 3 FDC 5 tablet 2 FDC
Keterangan
Tiap tablet 3 FDC mengandung:
30 mg Isoniazid (INH)
60 mg Rifampisin
150 mg Pirazinamid)

Tiap tablet 2 FDC mengandung:
30 mg Isoniazid (INH)
60 mg Rifampisin)
Kriteria Suspek TB MDR (1)
1. Kasus kronik
2. Pasien kategori 2 yang gagal konversi pada
bulan 3 pengobatan
3. Pasien yang pernah diobati TB termasuk
OAT lini seperti fluorokuinolon dan
kanamisin
4. Pasien gagal pengobatan kategori 1
5. Pasien kategori 1 dengan hasil
pemeriksaan dahak tetap positif setelah
pemberian sisipan
6. Kasus TB kambuh (kat.1 atau kat.2)
7. Pasien yang kembali setelah
lalai/default pada pengobatan kategori
1 dan atau kategori 2
8. Suspek TB dengan keluhan, yang
tinggal dekat dengan pasien MDR TB
konfirmasi, termasuk petugas
kesehatan yang bertugas dibangsal
MDR TB
Kriteria Suspek TB MDR (1)
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.who.int/topics/tuberculosis/en/
2. Ahlquist, D. A. & M. Camilleri. 2012.
Chapter 165: Tuberculosis. In: Harrisons
Principles Of Internal Medicine 18
th
ed.
USA: McGraw Hill
3. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, Riset Kesehatan Dasar 2013.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI 2013.
4. Pedoman pembuatan paket individu
pengobatan penderita TBC dengan OAT-
FDC
Identitas Pasien
Nama : Tn. AN
Usia : 23 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Anak ke : 1 dari 3 bersaudara
Alamat : MM 5/4/143 Rt.6/Rw.7
Pekerjaan : Petugas kebersihan
Agama : Islam
Telah diobati sebelumnya : Sudah
Alergi obat : Tidak ada
ANAMNESIS
Batuk berdarah 1,5 bulan
Keluhan
Utama
Nyeri dada
Keringat malam
Lemas
Nafsu makan berkurang
BB
Keluhan
tambahan
Riwayat Penyakit Sekarang (1)
Pasien datang dengan keluhan batuk
berdarah sejak kurang lebih 1,5 bulan yang
lalu. Darah yang keluar pada saat batuk
tersebut berupa bercak dan berwarn amerah
segar. Batuk darah yang dialami pasien
dialaminya hampir setiap hari. Pada mulanya,
kurang lebih 2 bulan yang lalu pasien batuk
kering menjadi keluar dahak yang awalnya
berwarna putih menjadi kekuningan dan keluar
bercak darah juga.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien sudah ke dokter dan diberikan obat
amoxillin, cotrimoxazole, ambroxol, GG, CTM,
vit.K dan dexamethasone selama 2 minggu
namun keluhan pasien tidak berkurang. batuk
terus-menerus tidak dipengaruhi udara maupun
debu. Selain batuk, pasien juga sering
mengalami demam dan keringat malam, tidak
nafsu makan, penurunan berat badan
sebanyak kurang lebih 10 kg dalam waktu 2
bulan dan nyeri dada.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah batuk lama,
mengkonsumsi obat-obatan dalam jangka
waktu lama, mengkonsumsi obat yang
membuat BAK berwarna merah.
Pasien tidak memiliki masalah dengan ginjal
maupun keluhan yang berkaitan dengan
penyakit ginjal.
Pasien tidak memiliki gangguan pada hati
maupun keluhan yang berkaitan dengan
penyakit hati.
Riwayat Penyakit Keluarga
Di keluarga pasien tidak ada yang
memiliki keluhan serupa dengan pasien
maupun memiliki riwayat
peyakit/pengobatan TB paru.
Di tempat kerja pasien tidak ada yang
mengalami keluhan yang sama
maupun memiliki riwayat TB paru.
Di lingkungan rumah pasien ada yang
mengalami keluhan batuk lama juga.

Data Kontak Serumah
No. Nama Umur
(tahun)
Status Jenis
Kelamin
Pekerjaan
Riwayat
Penyakit
1. Roso 55 Ayah Laki-laki Petugas
kebersihan
Sehat
2. Rosidah 42 Ibu Perempuan IRT
Sehat
3. Aan 21 Adik Laki-laki Koki
Sehat
4. Maulana 13 Adik Laki-laki Pelajar
Sehat
Riwayat Perilaku dan Kebiasaan
Pribadi
Pasien tidak merorok.
Bila batuk pasien menutup mulut
dengan telapak tangan.
Pasien sering mengkonsumsi mie
instan.

Sosial Ekonomi (1)
Pasien tinggal dengan ayah kandung yang
berusia 52 tahun, ibu kandung yang berusia
46 tahun, dua orang adik laki-laki berusia 22
tahun dan 14 tahun.
Ayah pasien bekerja sebagai petugas
kebersihan di lingkungan sekitar. Ibu pasien
seorang ibu rumah tangga. Adik pertama
pasien bekerja sebagai koki di sebuah
restoran di Jakarta dengan penghasilan Rp
1.700.000 perbulan. Adik kedua pasien
masih sekolah kelas 2 SMP.
Sosial Ekonomi (2)
Penghasilan pasien digabung bersama
ayahnya sekitar Rp 1.000.000 perbulan.
Ayah pasien dan pasien yang memenuhi
kebutuhan sehari-hari, adik pasien juga
berkontribusi untuk kebutuhan sehari-hari.
Pasien tinggal di atas lahan seluas 300 m
2
milik orang lain, dengan bangunan yang
dindingnya terdiri dari papan-papan seluas
30 m
2
. Di sekitar dan dalam rumah pasien
banyak terdapat sampah kering.
Sosial Ekonomi (3)
Pasien memiliki 3 kamar tidur, 1 kamar
mandi dan 1 ruang keluarga.
Lantai rumah pasien terbuat dari tanah, atap
rumah terbuat dari seng, langit-langit rumah
pasien nampak tidak terawat.
Sumber air yang digunakan adalah air tanah
dengan pompa. Septic tank jaraknya 7 m
dari sumber air.

Ruang makan
Depan rumah
Ruang makan
Ruang keluarga

Kamar tidur pasien
Pemeriksaan Fisik
KU : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Composmentis
Tinggi Badan : 168 cm
Berat badan : 50 kg
Status gizi : Kurang (IMT=17,72)
Tanda-tanda vital
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 37,1
o
C
RR : 25 x/menit



Status Generalis (1)
Kepala : Normocephali, rambut hitam, distribusi
merata, tidak mudah dicabut
Mata : CA -/-, SI -/-, RCL +/+, RCTL +/+,
ukuran pupil 3 mm/3 mm, isokor.
Telinga : Liang telinga lapang/ lapang, tidak ada
serumen, sekret -/-
Hidung : Tidak ada deformitas, liang hidung
lapang/ lapang, sekret -/-
Tenggorokan: Uvula ditengah, arkus faring
simetris, tidak hiperemis, T1-T1.

Status Generalis (2)
Gigi dan mulut : Oral higienis kesan
kurang
KGB : Tidak membesar.
Paru
Inspeksi : Gerakan dinding dada
simetris
Palpasi : Vokal fremitus teraba simetris
Perkusi : Paru kiri dan kanan sonor
Auskultasi : Vesikuler kanan dan kiri, Rh +/+,
Wh -/-
Status Generalis (3)
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS V kiri
Perkusi
Batas Paru hati : ICS 6 garis mid klavikula dextra
Batas Paru Lambung : ICS 5 garis axilaris anterior
sinistra
Batas Jantung kanan : ICS 5 garis mid klavikula dextra
Batas Jantung kiri : ICS 6 garisaxilaris anterior
sinistra
Kesan :DBN
Auskultasi : Normal, gallop (-), murmur (-)
Status Generalis (4)
Abdomen
Inspeksi : Inspeksi rata, caput medusa tidak ada
Auskultasi : Bising usus (+), normal 7x/menit
Palpasi : Hepar dan limpa tidak teraba membesar,
nyeri tekan (-), defence muscular (-)
Perkusi : Timpani diseluruh lapang abdomen

Ekstremitas
Atas : Akral hangat, cappilary refill < 2 detik, edema (-)
Bawah : Akral hangat, cappilary refill < 2 detik, edema (-)
Pemeriksaan Penunjang (1)
Pemeriksaan sputum:
8 Juli 2014 (sewaktu) : Negatif
22 Juli 2014 (pagi) : Negatif
22 Juli 2014 (sewaktu) : Negatif
Pemeriksaan Penunjang (2)

Ro. Thorax (31/7/2014):
Hilus tampak bercak
infiltrat pada kedua lapang
paru.
Kesan: KP duplex
Diagnostik Holistik (1)
1. ASPEK PERSONAL
Keluhan utama : Batuk berdarah
Kekhawatiran : Pasien dan anak pasien khawatir keluhan
pasien akan semakin berat
Harapan : Pasien berharap segera sembuh
2. ASPEK KLINIS
Diagnosa kerja : TB paru BTA Negatif

3. ASPEK RESIKO INTERNAL
Nafsu makan pasien berkurang sehingga menyebabkan
kurangnya daya tahan tubuh dan berkurangnya berat badan
Tidak adanya pengetahuan mengenai TB paru
Kebiasaan pribadi pasien sering mengkonsumsi mie instan
Diagnostik Holistik (2)
3. ASPEK PSIKOSOSIAL KELUARGA
DAN LINGKUNGAN
Pasien tinggal di rumah bersama kedua
orang tua dan kedua adiknya
Di keluarga yang tinggal serumah dengan
pasien tidak ada yang mengalami keluhan
yang sama
Kebersihan lingkungan rumah pasien
sangat buruk

4. DERAJAT FUNGSIONAL
Derajat satu
Diagnosis Banding
Ca Paru

RENCANA
PENATALAKSANAAN PASIEN
No Kegiatan Rencana intervensi Sasaran Waktu Sasaran yang diharapkan
1 Aspek
Personal
Evaluasi :
-Keluhan, kekhawatiran serta
harapan pasien.
Edukasi :
-Memberikan informasi
mengenai penyakit yang
dialami pasien, penyebab,
gejala klinis, prognosis, serta
pencegahannya.
Pasien
dan
Keluarga
Pasien
30 menit - Keluhan pasien dan
keluarga pasien dapat
berkurang.
- Kekhawatiran pasien
dan keluarga pasien
dapat berkurang.
- Pasien dan keluarga
dapat mengerti
tentang penyakit,
pencegahan dan
pengobatan atas
penyakit yang dialami
pasien.
2 Aspek
Klinis
TB Paru
Evaluasi :
Melakukan pemeriksaan
tanda vital , pemeriksaan
fisik umum, dan
pemeriksaan dermatologi.

Terapi

Edukasi :
Menginformasikan cara
minum obat, pemakaian
salep dan
menginformasikan untuk
menjaga kebersihan pribadi
dan keluarga.
Pasien 1 hari - Pasien belum
memulai terapi.
Medikamentosa
BB (kg)
FASE INTENSIF FASE LANJUTAN
4 FDC(HRZE) 2 FDC(HR)
Lama
pemberian
Frek. Dosis/h
ari
Lama
pemberian
Frek. Dosis/hari
30 37

8 minggu (56 hari) Setiap hari 2 tablet 16 minggu 3 x seminggu 2 tablet
38 54 8 minggu
(56 hari)
Setiap
hari
3 tablet 16
minggu

3 x
seminggu
3 tablet
55 70 8 minggu (56 hari) Setiap hari 4 tablet 16 minggu

3 x seminggu 4 tablet
>70 8 minggu (56 hari) Setiap hari 5 tablet 16 minggu

3 x seminggu 5 tablet
3 Aspek Risiko Internal:
Nafsu makan
pasien berkurang
sehingga
menyebabkan
kurangnya daya
tahan tubuh &
berkurangnya BB
Tidak adanya
pengetahuan
mengenai TB
Paru
Kebiasaan pribadi
pasien sering
mengkonsumsi
mie instan
Edukasi :
- Memberikan informasi ke
pasien agar menjaga
kesehatannya.
- Memberikan informasi
mengenai TB Paru berupa
penyebab, pencegahan,
prognosis dan
penatalaksanan
- Memberi tahu pasien bahwa
tidak baik mengonsumsi
makanan instan secara
berlebihan.
Pasien
dan
keluarga
35 menit - Pasien dapat
meningkatkan imunitas
tubuh dengan menjaga
pola makan
- Pasien dan keluarga
dapat mengerti tentang
penyakit, pencegahan dan
pengobatan TB Paru.
4 Aspek psikososial,
Keluarga dan
Lingkungan
- Pasien tidak
ada masalah
psikososial,
keluarga dan
lingkungan.
- Pasien hidup
harmonis
bersama
keluarga
Edukasi:
Tetap menjalin hubungan
baik dengan anggota
keluarga.
Pasien
dan
keluarga
pasien
1
bula
n
Hubungan pasien dengan
keluarga tetap terjalin baik dan
harmonis.
TINDAK LANJUT DAN HASIL
INTERVENSI
TANGGAL INTERVENSI, DIAGNOSTIK HOLISTIK, DAN RENCANA SELANJUTNYA
15 Agustus 2014
Saat kedatangan yang pertama dilakukan beberapa hal yaitu
1. Memperkenalkan diri dengan pasien dan keluarga pasien.
2. Menjalin hubungan yang baik dengan pasien.
3. Menjelaskan maksud kedatangan dan meminta persetujuan pasien dengan inform consent.
4. Menganamnesa pasien, mulai dari identitas sampai riwayat psiko-sosio-ekonomi dan melakukan
pemeriksaan fisik.
5. Menjelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan dan mempersiapkan alat yang akan
dipergunakan.
6. Memastikan pasien telah mengerti tujuan prosedur pemeriksaan.
7. Meminta persetujuan pemeriksaan kepada pihak pasien.
8. Membuat diagnostik holistik pada pasien.
9. Mengevaluasi pemberian penatalaksanaan farmakologis.
Intervensi yang akan diberikan:
1. Anamnesis dan pemeriksaan fisik kepada pasien dan keluarga pasien serta pengobatannya.
2. Menganjurkan pemeriksaan lebih lanjut (pemeriksaan sputum) sesegera mungkin.
3. Menginformasikan penyebab yang dapat menyebabkan keluhan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai