Anda di halaman 1dari 2

Limbah medis adalah hasil buangan dari suatu aktivitas medis.

[1]
Limbah medis harus sesegera mungkin diolah setelah dihasilkan dan
penyimpanan menjadi pilihan terakhir jika limbah tidak dapat langsung
diolah.[1] Faktor penting dalam penyimpanan limbah medis adalah
melengkapi tempat penyimpanan dengan penutup, menjaga areal
penyimpanan limbah medis tidak tercampur dengan limbah non-medis,
membatasi akses lokasi, dan pemilihan tempat yang tepat.[2]
Kategori[sunting | sunting sumber]


pemisahan limbah medis berdasarkan kategori
Menurut peraturan Departemen Kesehatan RI pada tahun 2002, limbah
medis dikategorikan berdasarkan potensi bahaya yang terkandung di
dalamnya serta volume dan sifat persistensinya yang dapat
menimbulkan berbagai masalah.[2] Kategori tersebut adalah[2]:
Limbah benda tajam seperti jarum suntik, perlengkapan intravena,
pipet Pasteur, pecahan gelas, dan lain-lain.
Limbah infeksius. Limbah infeksius adalah limbah yang berkaitan
dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular
(perawatan intensif) dan limbah laboratorium. Limbah ini dapat
menjadi sumber penyebaran penyakit pada petugas, pasien,
pengunjung, maupun masyarakat sekitar. Oleh karena itu, limbah
ini memerlukan wadah atau kontainer khusus dalam
pengolahannya.
Limbah patologi. Limbah ini merupakan limbah jaringan tubuh yang
terbuang dari proses bedah atau autopsi.
Limbah sitotoksik, yaitu bahan yang terkontaminasi selama peracikan,
pengangkutan, atau tindakan terapi sitotoksik.
Limbah farmasi, yang merupakan limbah yang berasal dari obat-
obatan yang kadaluarsa, obat-obat yang terbuang karena tidak
memenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi, obat-
obat yang dibuang pasien atau oleh masyarakat, obat-obatan
yang tidak diperlukan lagi oleh institusi bersangkutan, dan limbah
yang dihasilkan selama produksi obat-obatan.
Limbah kimia yang dihasilkan dari penggunaan kimia dalam tindakan
medis, laboratorium, proses sterilisasi dan riset.
Limbah radioaktif, yaitu limbah yang terkontaminasi dengan
radioisotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset
radionukleotida.
Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^
a

b
(Inggris) Singh VP, et al. 2007. Biomedical Waste Management - An
Emerging Concern in Indian Hospitals. Ind J Forensic Med Toxicol 1:7-
12.
^
a

b

c
Paramita N. 2007. Evaluasi pengelolaan sampah Rumah Sakit Pusat
Angkatan Darat Gatot Subroto. Presipitasi 2 (1): 51-55.

Anda mungkin juga menyukai