Anda di halaman 1dari 203

BUKU I

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN


REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN


ATAS
LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN
TAHUN ANGGARAN 2008
DI
MAGETAN

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

Nomor : 62/R/XVIII.JATIM/04/2009
Tanggal : 12 April 2009
DAFTAR ISI

HALAMAN

DAFTAR ISI ............................................................................................................... i

OPINI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN ............................................................ 1

LAPORAN KEUANGAN POKOK ......................................................................... 3

1. NERACA KOMPARATIF.............................................................................. .... 3

2. LAPORAN REALISASI APBD.......................................................................... 5

3. LAPORAN ARUS KAS....................................................................................... 8

4. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ................................................. 10

A. PENDAHULUAN .................................................................................. 10

B. EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN


TARGET KINERJA APBD......................................................................... 13

C. IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN................................ 20

D. KEBIJAKAN AKUNTANSI ..................................................................... 20

E. PENJELASAN ATAS REKENING-REKENING NERACA, LAPORAN


REALISASI ANGGARAN, DAN LAPORAN ARUS KAS...................... 37

F. PENJELASAN ATAS INFORMASI-INFORMASI NONKEUANGAN… 91

G. PENUTUP …………………………………………………………………. 92

H. GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN................................................... 93

LAMPIRAN

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR i


BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

OPINI BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

Kepada para pengguna laporan keuangan,

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan


Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15
Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan, Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia (BPK RI) telah memeriksa Neraca Pemerintah Kabupaten
Magetan per 31 Desember 2008, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas, dan
Catatan atas Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut.
Laporan keuangan adalah tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Magetan.
Tanggung jawab BPK RI adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan
berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan.

BPK RI melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan


Negara (SPKN) yang ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Standar tersebut
mengharuskan BPK RI merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan agar BPK RI
memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji
material. Suatu pemeriksaan meliputi penilaian, atas dasar pengujian, bukti-bukti
yang mendukung jumlah-jumlah, dan pengungkapan dalam laporan keuangan.
Pemeriksaan juga meliputi penilaian atas Standar Akuntansi Pemerintahan yang
digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh Pemerintah Kabupaten Magetan,
serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. BPK RI
yakin bahwa pemeriksaan BPK RI memberikan dasar memadai untuk menyatakan
pendapat.

Berdasar pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Magetan


Tahun Anggaran 2008, BPK RI menemukan beberapa permasalahan yang berdampak
pada kewajaran penyajian laporan keuangan, sebagai berikut.
1. Sebagaimana diungkapkan dalam Temuan Kepatuhan Nomor 1, LHP tertanggal
12 April 2009, yang menunjukkan, Pembayaran Hutang Dibebankan Pada
Belanja Tidak Langsung Sebesar Rp5.226.640.700,00;
2. Temuan Kepatuhan Nomor 8, menunjukkan, Pengelolaan Penerimaan Dana
Kapitasi Sebesar Rp454.972.800,00 dari PT Asuransi Kesehatan Tidak Sesuai
Dengan Ketentuan;
3. Temuan Kepatuhan Nomor 11, menunjukkan, Pendapatan Jasa Kegiatan Bongkar
Ratoon Sebesar Rp60.000.000,00 Digunakan Langsung;

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR 1


LAPORAN KEUANGAN POKOK

1. NERACA KOMPARATIF

NERACA
PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN
PER 31 DESEMBER 2008 DAN 2007

(Dalam Rupiah)
URAIAN 2008 2007
ASET
ASET LANCAR
Kas di Kas Daerah 86.514.395.351,94 78.606.399.103,66
Kas di Bendahara Penerimaan 0,00 0,00
Kas di Bendahara Pengeluaran 197.608.569,00 540.021.593,00
Kas pada Unit Swadana RSU 2.072.747.816,21 1.056.334.420,00
Investasi jangka Pendek / Deposito
0,00 0,00
Berjangka
Piutang Pajak (REKLAME) 1.326.500,00 280.000,00
Piutang Retribusi (IMB) 108.128.545,00 91.296.778,00
Piutang Asuransi 0,00 54.000.000,00
Piutang Lainnya (Lain-lain PAD – Angsuran
2.898.787.484,00 2.907.466.212,00
Jangka Pendek)
Persediaan (Bahan/Material Pakai Habis) 4.884.517.943,00 3.274.383.806,26
Jumlah aset lancar 96.677.512.209,15 86.530.181.912,92
INVESTASI JANGKA PANJANG
Investasi Non Permanen
Investasi non permanen lainnya 20.495.834.498,81 16.370.351.246,03
Jumlah Investasi Non Permanen 20.495.834.498,81 16.370.351.246,03
Investasi Permanen
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 11.784.085.938,98 10.884.085.938,98
Jumlah Investasi Permanen 11.784.085.938,98 10.884.085.938,98
Jumlah Investasi Jangka Panjang 32.279.920.437,79 27.254.437.185,01
ASET TETAP
Tanah 308.453.230.247,50 308.434.234.197,50
Peralatan dan Mesin 127.417.703.164,63 109.598.966.239,63
Gedung dan Bangunan 415.389.993.272,51 324.800.124.074,51
Jalan, Irigasi, dan Jaringan 733.465.477.358,26 644.919.398.348,26
Aset Tetap Lainnya 7.343.370.413,00 6.557.640.967,00
Konstruksi Dalam Pengerjaan 10.331.235.350,00 89.272.409.156,00
Jumlah Aset Tetap 1.602.401.009.805,90 1.483.582.772.982,90
DANA CADANGAN
Dana Cadangan 0,00 6.001.049.554,80
Jumlah Dana Cadangan 0,00 6.001.049.554,80

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR 3


4

ASET LAINNYA
Piutang Lain-lain PAD (Angsuran Jangka
0,00 0,00
Panjang)
Aset Kemitraan dengan Pihak Ketiga 750.000.000,00 750.000.000,00
Piutang Lainnya (Piutang Asuransi) 5.414.270.400,00 6.018.066.000,00
Jumlah Aset Lainnya 6.164.270.400,00 6.768.066.000,00
JUMLAH ASET 1.737.522.712.852,84 1.610.136.507.635,63
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang bunga 18.200.836,87 0,00
Bagian Lancar Hutang Dalam Negeri-
110.563.072,74 140.298.396,90
Pemerintah Pusat
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang
1.548.590.400,00 1.548.590.400,00
Lainnya
Hutang Jangka Pendek Lainnya 2.938.250.299,38 10.405.422.211,23
Jumlah kewajiban jangka pendek 4.615.604.608,99 12.094.311.008,13
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Utang Dalam Negeri – Pemerintah Pusat 58.601.499,74 185.656.129,69
Utang Jangka Panjang Lainnya 598.503.600,00 2.147.094.000,00
Jumlah kewajiban jangka panjang 657.105.099,74 2.332.750.129,69

JUMLAH KEWAJIBAN
5.272.709.708,73 14.427.061.137,82
EKUITAS DANA
EKUITAS DANA LANCAR
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) 88.784.751.737,15 80.202.755.116,66
Cadangan Piutang 3.008.242.529,00 3.053.042.990,00
Cadangan Persediaan 4.884.517.943,00 3.274.383.806,26
Dana Yang Harus Disediakan Untuk
(4.615.604.608,99) (12.094.311.008,13)
Pembayaran Utang Jangka Pendek
Jumlah Ekuitas Dana Lancar 92.061.907.600,16 74.435.870.904,79
EKUITAS DANA DIINVESTASIKAN
Diinvestasikan Dalam Investasi Jangka
32.279.920.437,79 27.254.437.185,01
Panjang
Diinvestasikan Dalam Aset Tetap 1.602.401.009.805,90 1.471.639.643.335,90
Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya 6.164.270.400,00 6.768.066.000,00
Dana Yang Harus Disediakan Untuk
(657.105.099,74) (2.332.750.129,69)
Pembayaran Utang Jangka Panjang
Jumlah Ekuitas Dana Diinvestasikan 1.640.188.095.543,95 1.503.329.396.391,22
EKUITAS DANA DICADANGKAN
Diinvestasikan Dalam Dana Cadangan 0,00 6.001.049.554,80
Jumlah Ekuitas Dana Dicadangkan 0,00 6.001.049.554,80
EKUITAS DANA DONASI
Diinvestasikan Dalam Dana Donasi 0,00 11.943.129.647,00
Jumlah Ekuitas Dana Donasi 0,00 11.943.129.647,00
JUMLAH EKUITAS DANA 1.732.250.003.144,11 1.595.709.446.497,81
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 1.737.522.712.852,84 1.610.136.507.635,63
Catatan Atas Laporan Keuangan Merupakan Bagian yang Tidak Terpisahkan dari
Laporan Keuangan Utama Ini

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


5

2. LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN


LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN
31 DESEMBER 2008 DAN 2007

(Dalam Rupiah)
ANGGARAN REALISASI REALISASI
URAIAN %
2008 2008 2007
PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pajak Daerah 6.192.000.000,00 6.496.829.402,49 104,92 5.490.294.407,85
Retribusi Daerah 23.128.504.890,00 21.138.934.906,58 91,40 21.217.877.289,00
Hasil Pengelolaan Kekayaan
555.000.000,00 552.846.156,26 99,61 697.379.143,66
Daerah Yang Dipisahkan
Lain-lain PAD Yang Sah 8.130.800.000,00 10.830.413.532,56 133,20 9.695.371.667,33
Jumlah Pendapatan Asli
38.006.304.890,00 39.019.023.997,89 102,66 37.100.922.507,84
Daerah
PENDAPATAN TRANSFER
TRANSFER PEMERINTAH
PUSAT-DANA
PERIMBANGAN
Dana Bagi Hasil Pajak 27.442.790.000,00 29.695.811.862,00 108,21 28.458.650.160,00
Dana Bagi Hasil Sumber
2.281.495.000,00 4.203.150.013,00 184,23 1.624.571.775,00
Daya Alam
Dana Alokasi Umum 490.163.947.000,00 490.163.947.000,00 100,00 451.962.000.000,00
Dana Alokasi Khusus 54.272.000.000,00 54.272.000.000,00 100,00 44.993.300.000,00
Jumlah Pendapatan transfer-
574.160.232.000,00 578.334.908.875,00 100,73 527.038.521.935,00
dana perimbangan
TRANSFER PEMERINTAH
PUSAT LAINNYA
Dana Otonomi Khusus
8.500.000.000,00 8.500.000.000,00 100,00 0,00
(Dana Pasca Bencana)
Dana Penyesuaian (Dana
4.466.948.200,00 4.535.448.200,00 101,53 4.914.933.874,00
Kependidikan)
Jumlah transfer pemerintah
12.966.948.200,00 13.035.448.200,00 100,53 4.914.933.874,00
pusat lainnya
TRANSFER PEMERINTAH
PROVINSI
Pendapatan Bagi Hasil Pajak 23.275.311.395,77 24.626.971.342,00 105,81 23.970.441.818,00
Pendapatan Bagi Hasil
0,00 0,00 - 30.000.000,00
Lainnya
Jumlah pendapatan
transfer pemerintah 23.275.311.395,77 24.626.971.342,00 105,81 24.000.441.818,00
provinsi
Jumlah Pendapatan
610.402.491.595,77 615.997.328.417,00 100,92 555.953.897.627,00
Transfer

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


6

LAIN-LAIN PENDAPATAN
YANG SAH
Pendapatan Hibah 0,00 0,00 0,00
Pendapatan dana Darurat 0,00 0,00 3.000.000.000,00
Pendapatan Lainnya (Cukai
1.264.871.000,00 1.264.870.998,00 100,00 0,00
Tembakau)
Jumlah Pendapatan lain-lain
1.264.871.000,00 1.264.870.998,00 100,00 3.000.000.000,00
yang sah
JUMLAH PENDAPATAN 649.673.667.485,77 656.281.223.412,89 101,02 596.054.820.134,84
BELANJA
BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai 438.828.441.204,00 403.449.932.239,00 91,94 326.309.370.833,25
Belanja Barang dan Jasa 84.639.168.606,00 67.919.098.085,00 80,25 66.297.263.250,42
Belanja Bunga 35.000.000,00 29.735.324,17 84,96 42.834.744,89
Belanja Hibah 12.573.358.700,00 10.065.889.427,18 80,06 0,00
Belanja Bantuan Sosial 9.455.921.319,00 7.393.274.981,00 78,19 6.717.380.730,00
Belanja Bantuan Keuangan 44.588.466.600,00 42.119.768.938,00 94,46 0,00
Jumlah Belanja Operasi 590.120.356.429,00 530.977.698.994,35 89,98 399.366.849.558,56
BELANJA MODAL
Tanah 4.555.258.050,00 1.464.943.100,00 32,16 3.589.309.500,00
Peralatan dan Mesin 21.577.690.175,00 17.733.839.502,00 82,19 24.786.029.647,00
Gedung dan Bangunan 52.056.277.227,00 50.458.929.320,00 96,93 44.916.778.500,00
Jalan, Irigasi, dan Jaringan 48.865.912.350,00 40.001.075.527,00 81,86 57.615.454.438,00
Aset Tetap Lainnya 1.410.160.500,00 1.375.162.010,00 97,52 1.724.817.100,00
Jumlah Belanja Modal 128.465.298.302,00 111.033.949.459,00 86,43 132.632.389.185,00
BELANJA TIDAK TERDUGA
Belanja Tidak Terduga 4.863.833.451,30 1.500.000.000,00 30,84 143.101.000,00
Jumlah Belanja Tak Terduga 4.863.833.451,30 1.500.000.000,00 30,84 143.101.000,00
BELANJA TRANSFER
Belanja Transfer 0,00 0,00 0,00 34.283.733.236,00
Jumlah Belanja Transfer 0,00 0,00 0,00 34.283.733.236,00
JUMLAH BELANJA 723.449.488.182,30 643.511.648.453,35 88,95 566.426.072.979,56
SURPLUS / (DEFISIT) (73.775.820.696,53) 12.769.574.959,54 (17,31) 29.628.747.155,28
PEMBIAYAAN
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
Penggunaan SiLPA 80.202.755.116,66 80.202.755.116,66 100,00 57.135.060.109,12
Pencairan Dana Cadangan 6.000.000.000,00 6.165.175.086,69 102,75 0,00
Hasil Penjualan Kekayaan
8.770.000.000,00 9.592.809.647,00 109,38 8.489.510.925,00
Daerah Yang Dipisahkan
Jumlah Penerimaan 94.972.755.116,66 95.960.739.850,35 101,04 65.624.571.034,12

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


7

PENGELUARAN
PEMBIAYAAN
Pembentukan Dana
0,00 0,00 6.000.000.000,00
Cadangan
Penyertaan Modal
14.220.000.000,00 14.025.000.000,00 98,63 8.940.000.000,00
Pemerintah daerah
Pembayaran Pokok
Pinjaman Dalam Negeri – 6.976.934.420,13 5.920.563.072,74 84,86 110.563.072,74
Pemerintah Pusat
Jumlah Pengeluaran 21.196.934.420,13 19.945.563.072,74 94,10 15.050.563.072,74
PEMBIAYAAN NETO 73.775.820.696,53 76.015.176.777,61 103,04 50.574.007.961,38
SISA LEBIH PEMBIAYAAN
0,00 88.784.751.737,15 - 80.202.755.116,66
ANGGARAN

Catatan Atas Laporan Keuangan Merupakan Bagian yang Tidak Terpisahkan dari
Laporan Keuangan Utama Ini

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


8

3. LAPORAN ARUS KAS

LAPORAN ARUS KAS


PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 2008 dan 2007

(Dalam Rupiah)
URAIAN 2008 2007
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
ARUS MASUK KAS
Pendapatan Pajak Daerah 6.496.829.402,49 5.490.294.407,85
Pendapatan Retribusi Daerah 21.138.934.906,58 21.217.877.289,00
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang
552.846.156,26 697.379.143,66
Dipisahkan
Lain-lain PAD yang sah 10.830.413.532,56 9.695.371.667,33
Dana Bagi Hasil Pajak 29.695.811.862,00 28.458.650.160,00
Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam 4.203.150.013,00 1.624.571.775,00
Dana Alokasi Umum 490.163.947.000,00 451.962.000.000,00
Dana Alokasi Khusus 54.272.000.000,00 44.993.300.000,00
Dana Otonomi Khusus (Dana Pasca Bencana) 8.500.000.000,00 0,00
Dana Penyesuaian (Dana Kependidikan) 4.535.448.200,00 4.914.933.874,00
Pendapatan Bagi Hasil Pajak (Propinsi) 24.626.971.342,00 23.970.441.818,00
Pendapatan Bagi Hasil Lainnya (Propinsi) 0,00 30.000.000,00
Pendapatan Hibah 0,00 0,00
Pendapatan Dana Darurat 0,00 3.000.000.000,00
Pendapatan Lainnya (Cukai Tembakau) 1.264.870.998,00 0,00
Jumlah Arus Masuk Kas 656.281.223.412,89 596.054.820.134,84
ARUS KELUAR KAS
Belanja Pegawai 403.449.932.239,00 326.849.392.426,25
Belanja Barang dan Jasa 67.919.098.085,00 66.297.263.250,42
Belanja Bunga 29.735.324,17 42.834.744,89
Belanja Hibah 10.065.889.427,18 0,00
Belanja Bantuan Sosial 7.393.274.981,00 6.717.380.730,00
Belanja Bantuan Keuangan 42.119.768.938,00 34.283.733.236,00
Belanja Tidak Terduga 1.500.000.000,00 143.101.000,00
Belanja Bagi Hasil Pajak 0,00 0,00
Belanja Bagi Hasil Retribusi 0,00 0,00
Belanja Bagi Hasil Pendapatan Lainnya 0,00 0,00
Jumlah Arus Keluar Kas 532.477.698.994,35 434.333.705.387,56
Arus Kas Bersih Dari Aktivitas Operasi 123.803.524.418,54 161.721.114.747,28
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI ASET NON
KEUANGAN
ARUS MASUK KAS
Pendapatan Penjualan atas Tanah 0,00 0,00
Pendapatan Penjualan atas Peralatan dan Mesin 0,00 0,00
Pendapatan Penjualan atas Gedung dan Bangunan 0,00 0,00
Pendapatan Penjualan atas Jalan, Irigasi dan Jaringan 0,00 0,00
Pendapatan Penjualan atas Aset tetap Lainnya 0,00 0,00
Jumlah arus masuk kas 0,00 0,00

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


9

ARUS KELUAR KAS


Belanja Tanah 1.464.943.100,00 3.589.309.500,00
Belanja Peralatan dan Mesin 17.733.839.502,00 24.786.029.647,00
Belanja Gedung dan Bangunan 50.458.929.320,00 44.916.778.500,00
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 40.001.075.527,00 57.615.454.438,00
Belanja Aset Tetap Lainnya 1.375.162.010,00 1.724.817.100,00
Jumlah arus keluar kas 111.033.949.459,00 132.632.389.185,00
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Aset Non
(111.033.949.459,00) (132.632.389.185,00)
Keuangan
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN
ARUS MASUK KAS
Pencairan Dana Cadangan 6.165.175.086,69 0,00
Penjualan Kekayaan Daerah 9.592.809.647,00 8.489.510.925,00
Jumlah arus masuk kas 15.757.984.733,69 8.489.510.925,00
ARUS KELUAR KAS
Pembentukan Dana Cadangan 0,00 6.000.000.000,00
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 14.025.000.000,00 8.940.000.000,00
Pembayaran Pinjaman Dalam Negeri – Pemerintah
5.920.563.072,74 110.563.072,74
Pusat
Jumlah arus keluar kas 19.945.563.072,74 15.050.563.072,74
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan (4.187.578.339,05) (6.561.052.147,74)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS NON ANGGARAN
ARUS MASUK KAS
Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 45.566.567.135,00 24.373.774.994,00
Jumlah arus masuk kas 45.566.567.135,00 24.373.774.994,00
ARUS KELUAR KAS
Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 45.566.567.135,00 24.373.774.994,00
Jumlah arus keluar kas 45.566.567.135,00 24.373.774.994,00
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Nonanggaran 0,00 0,00
KENAIKAN/PENURUNAN KAS 8.581.996.620,49 22.527.673.414,54
SALDO AWAL KAS 80.202.755.116,66 57.675.081.702,12
SALDO AKHIR KAS 88.784.751.737,15 80.202.755.116,66
SALDO AKHIR KAS TERDIRI DARI:
Saldo Akhir Kas di BUD 86.514.395.351,94 78.606.399.103,66
Saldo Akhir Kas di Bendahara Pengeluaran 197.608.569,00 540.021.593,00
Saldo akhir kas di Bendahara Penerimaan 0,00 0,00
Saldo akhir kas di RSUD Sayidiman 2.072.747.816,21 1.056.334.420,00

Catatan Atas Laporan Keuangan Merupakan Bagian yang Tidak Terpisahkan dari
Laporan Keuangan Utama Ini

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


10

4. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN


a. PENDAHULUAN
Permasalahan Umum
Sebagaimana telah dijelaskan dimuka bahwa Peraturan Daerah tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD berupa Laporan Keuangan disusun dan
disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Adapun Standar
Akuntansi Pemerintahan yang telah ditetapkan yaitu Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Pada Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005, bahwa Laporan
Keuangan terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas
dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Laporan Realisasi Anggaran yaitu untuk menggambarkan perbandingan
antara realisasi dengan anggaran dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) dalam satu periode.
Adapun Neraca adalah guna mengetahui atau menggambarkan posisi
keuangan mengenai Aset, Kewajiban dan Ekuitas Dana pada tanggal tertentu.
Untuk Laporan Arus Kas yaitu untuk menyajikan informasi penerimaan
dan pengeluaran Kas dan Setara Kas selama periode pelaporan.
Sedangkan Catatan atas Laporan Keuangan adalah bagian yang tak
terpisahkan dari Laporan Keuangan, yang menyajikan informasi yang
menjelaskan pos-pos Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Laporan Arus Kas
yang harus mempunyai referensi silang dengan informasi terkait dalam Catatan
atas Laporan Keuangan.
Selain itu Catatan atas Laporan Keuangan disusun dengan menggunakan
referensi-referensi pos-pos laporan keuangan serta pengungkapan basis akuntansi
dan kebijakan yang diterapkan yang dapat digunakan untuk menghindari
kesalahpahaman dalam membaca laporan keuangan.
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan/daftar secara rinci atas
nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan
Laporan Arus Kas.
Catatan atas Laporan Keuangan dimaksudkan agar Laporan Keuangan
Daerah dapat dipahami oleh Pengguna Laporan. Yang dimaksud Pengguna
Laporan adalah Masyarakat, Legislatif, Lembaga Pengawas, Pemeriksa, pihak
yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, pinjaman serta
Pemerintah, dalam menilai akuntabilitas dan serta transparansi serta membuat
keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik.
Oleh karena Laporan keuangan dimungkinkan mengandung informasi yang
dapat mempunyai potensi kesalahpahaman diantara pengguna. Untuk
menghindari kesalahpahaman dan berguna untuk menyamakan persepsi dalam
memahami Laporan Keuangan Daerah, maka dibuat Catatan atas Laporan
Keuangan yang berisi informasi untuk memudahkan Pengguna dalam memahami
Laporan Keuangan.
Kesalahanpahaman dapat saja disebabkan oleh persepsi dari pengguna
laporan keuangan. Hal ini disebabkan oleh latar belakang dan orientasi serta
disiplin ilmu yang dimiliki oleh Pengguna. Untuk itu diperlukan pembahasan
umum dan referensi ke pos-pos laporan keuangan menjadi penting bagi para
pengguna laporan keuangan.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


11

Untuk Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas secara garis
besar telah dijelaskan pada lembar muka, sedangkan untuk Catatan atas Laporan
Keuangan akan dijelaskan lebih lanjut pada bab ini.
Maksud dan Tujuan
Catatan atas Laporan Keuangan dimaksudkan agar Laporan Keuangan Daerah
dapat dipahami oleh pengguna laporan. Yang dimaksud Pengguna Laporan
adalah Masyarakat, Legislatif, Lembaga Pengawas, Pemeriksa, pihak yang
memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, pinjaman serta
Pemerintah. Dan bertujuan untuk menyamakan persepsi dalam memahami
Laporan Keuangan Daerah yang berisi informasi untuk memudahkan Pengguna
dalam memahami Laporan Keuangan.
Sistematika
Sistematika untuk Catatan atas Laporan Keuangan sesuai dengan yang telah
diilustrasikan pada Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 disajikan dengan
susunan:
1) Kebijakan Fiskal/Keuangan, Ekonomi Makro, Pencapaian target Undang-
Undang APBN/Perda APBD;
2) Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan;
3) Kebijakan Akuntansi yang penting;
4) Penjelasan Pos-pos Laporan Keuangan;
5) Pengungkapan pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan
penerapan basis akuntansi dan hasil rekonsiliasi;
6) Informasi tambahan lainnya, yang diperlukan seperti gambar umum daerah.
Adapun Sistematika untuk Catatan atas Laporan Keuangan berdasarkan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah, disajikan dengan susunan :
Bab I Pendahuluan
1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan;
1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan;
1.3. Sistematika penulisan catatan atas Laporan Keuangan.
Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan dan Pencapaian Target Kinerja
APBD
2.1. Ekonomi Makro;
2.2. Kebijakan Keuangan;
2.3. Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD.
Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan
3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerj Keuangan;
3.2. Hambatan dan Kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah
ditetapkan.
Bab IV Kebijakan Akuntansi
4.1. Entitas Pelaporan Keuangan Daerah;
4.2. Basis Akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan;
4.3. Basis Pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan;
4.4. Penerapan Kebijakan Akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada
dalam Standar Akuntansi Pemerintahan.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


12

Bab V Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan


5.1. Rincian dan Penjelasan masing-masing pos-pos pelaporan keuangan
5.1.1. Pendapatan;
5.1.2. Belanja;
5.1.3. Pembiayaan;
5.1.4. Aset;
5.1.5. Kewajiban;
5.1.6. Ekuitas Dana;
5.1.7. Komponen-komponen Laporan Arus Kas;
5.2. Pengungkapan atas pos-pos aset dan kewajiban yang timbul
sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja
dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas, untuk entitas
pelaporan yang menggunakan basis akrual
Bab VI Penjelasan atas Informasi-Informasi Non Keuangan
BabVII Penutup
Sedangkan Pemerintah Kabupaten Magetan dalam menyusun dan
menyajikan Laporan Keuangan Daerah Tahun 2008 untuk Catatan atas Laporan
Keuangan dengan sistematika sebagai berikut:
4.1. PENDAHULUAN
4.1.1. Permasalahan Umum;
4.1.2. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan;
4.1.3. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan;
4.1.3. Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan.
4.2. EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN
TARGET KINERJA APBD
4.2.1.Ekonomi Daerah;
4.2.2.Kebijakan Keuangan;
4.2.3.Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD.
4.3.IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN
4.3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan;
4.3.2. Hambatan dan Kendala yang ada dalam Pencapaian Target yang telah
ditetapkan;
4.3.3. Kebijakan Akuntansi Laporan Arus Kas.
4.4.Kebijakan Akuntansi
4.4.1. Kebijakan Akuntansi Laporan Realisasi Anggaran;
4.4.2. Kebijakan Akuntansi Neraca;
4.4.3. Kebijakan Akuntansi Laporan Arus Kas;
4.4.4. Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan Keuangan Daerah;
4.4.5. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan;
4.4.6. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan;
4.4.7. Penerapan Kebijakan Akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada
dalam Standar Akuntansi Pemerintahan.
4.5.Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan Daerah
4.5.1. Penjelasan Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran;
4.5.2. Penjelasan Pos-pos Neraca;
4.5.3. Penjelasan Pos-Pos Laporan Arus Kas.
4.6.Lampiran-Lampiran Pos-Pos Neraca

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


13

b. EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET


KINERJA APBD
Ekonomi Makro
Perkembangan Indikator Ekonomi Daerah Tahun 2008
Pada Tahun 2007 perekonomian Magetan hanya tumbuh sebesar 5,18%
sedikit lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Tahun 2006 sebesar
5,12%. Pertumbuhan ekonomi tersebut terutama didukung oleh kinerja sektor
perdagangan, hotel dan restoran, sektor industri pengolahan, sektor keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan. Sementara itu kontribusi tertinggi masih
didominasi oleh tiga sektor andalan yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan,
hotel dan restoran, sektor jasa-jasa.
Selama ini pertumbuhan ekonomi Magetan selalu berada di bawah
pertumbuhan ekonomi Jawa Timur maupun Nasional. Sebagai contoh pada
Tahun 2007 pertumbuhan ekonomi Jawa Timur mencapai 6,02% sedangkan di
tingkat nasional sebesar 6,30%. Perekonomian Jawa Timur dan Nasional yang
didominasi oleh sektor industri pengolahan didukung sektor perdagangan, hotel
dan restoran membuat pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan perekonomian
Magetan yang didominasi sektor pertanian yang laju pertumbuhannya cenderung
lebih lambat dibandingkan sektor-sektor tersebut.
Pada Tahun 2008, Bank Indonesia memperkirakan perekonomian Indonesia
akan tetap tumbuh seiring terjaganya stabilitas makro ekonomi yaitu mencapai
6,2% sampai 6,8%. Komponen yang menjadi motor penggerak pertumbuhan
ekonomi nasional pada Tahun 2008 tetap didominasi sektor konsumsi dan ekspor
dibantu membaiknya investasi swasta. Menurut IMF, pertumbuhan ekonomi
Indonesia 2008 hanya 6,1%. Sedangkan asumsi di APBN 2008 sebesar 6,8%.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan turun menjadi 4,8%
akibat kenaikan harga minyak dunia dan perekonomian Amerika Serikat yang
diperkirakan mengalami resesi pada Tahun 2008.
Pertumbuhan ekonomi Magetan pada Tahun 2008 diperkirakan melambat
dibandingkan dengan semester yang sama Tahun lalu. Perlambatan pertumbuhan
ekonomi diperkirakan didorong oleh perlambatan yang terjadi pada sektor
andalan yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor industri
pengolahan. Sektor perdagangan, hotel dan restoran akan mengalami perlambatan
karena tingginya tekanan inflasi akibat trend kenaikan harga beberapa bahan
pangan yang pada gilirannya akan mengurangi permintaan. Sedangkan,
perlambatan pada sektor industri pengolahan diperkirakan disebabkan tingginya
tekanan kenaikan harga minyak dunia yang terus berlanjut.
Laju inflasi Magetan pada Tahun 2005, 2006 dan 2007 berturut-turut adalah
13,48%, 9,33% dan 7,15%. Salah satu pemicu utama terjadinya inflasi tersebut
adalah kenaikan BBM sebanyak dua kali pada Tahun 2005 dan dampak tersebut
masih terasa pada kegiatan ekonomi tahun berikutnya. Inflasi terjadi karena
adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok-
kelompok barang dan jasa.
Menurut BPS, laju inflasi di tingkat Nasional Tahun kalender (Januari – Juni
2008) sebesar 7,37% sedangkan laju inflasi “Year on year” (Juni 2008 terhadap
Juni 2007) sebesar 11,03%.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


14

Perkembangan inflasi di Magetan pada Tahun 2008 diperkirakan akan


meningkat terutama disebabkan oleh beberapa hal yaitu kelangkaan pasokan
minyak tanah akibat kebijakan konversi, tekanan kenaikan harga minyak dunia
yang terus terjadi, dan tekanan kenaikan harga berbagai bahan pangan di pasar
dunia seiring dengan tingginya permintaan akibat banyaknya pengembangan
bahan bakar alternatif berbasis nabati dan tingginya ketergantungan terhadap
bahan pangan impor.
1) Laju Inflasi
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh
kenaikan indeks pada kelompok-kelompok barang dan jasa yaitu kelompok
bahan makanan, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau,
kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar; kelompok Madang,
kelompok kesehatan, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga,
kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan.
Menurut BPS, laju inflasi di Indonesia pada bulan Januari – Juni 2008
mencapai 7,37% sedangkan laju inflasi Juni 2007 – Juni 2008 (year on year)
sebesar 11,03%.
Sebagai dampak kenaikan harga BBM pada bulan Mei 2008 serta
pergerakan harga minyak dunia yang semakin meningkat, maka potensi
tekanan inflasi diperkirakan masih tetap tinggi. Bank Indonesia memprediksi
angka inflasi nasional pada akhir Tahun 2008 adalah sebesar 11,5 % - 12,5%.
Di Jawa Timur, inflasi Tahun kalender Januari – Juni 2008 mencapai
6,43% dan year on year (Juni 2007 – Juni 2008) sebesar 10,39%.
Perkembangan harga berbagai komoditas di Jawa Timur pada Juni secara
umum menunjukkan kenaikan. Beberapa komoditas yang mengalami
kenaikan seperti bensin, solar, beras, angkutan dalam kota, angkutan antar
kota, angkutan udara dan bahan bakar rumah tangga. Sedangkan untuk bahan
pangan adalah mie dan minyak goreng.
Dalam lima tahun terakhir laju inflasi di Kabupaten Magetan berturut –
turut sebesar 6,5% (2003), 6,98% (2004), 13,48% (2005), 9,33% (2006) dan
7,15% (2007). Bappenas memperkirakan situasi inflasi pada tahun berjalan
2008 tidak akan seburuk 2005. Sebab kenaikan harga BBM bersubsidi yang
jauh lebih kecil ketimbang 2005 dan tidak adanya gejolak harga beras.
Akumulasi dua kali kenaikan BBM Tahun 2005 masing-masing sebesar 30 %
dan 125% telah menjadi tekanan kuat bagi tercapainya inflasi tinggi.
Sedangkan pada 2008 nilai kenaikan rata-rata BBM sebesar 30% sehingga
laju inflasi 2008 diperkirakan akan bisa dikendalikan.
2) Pertumbuhan PDRB
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah nilai seluruh produk
barang dan jasa yang diproduksi di wilayah domestik tanpa memperhatikan
apakah faktor produksinya berasal dari atau dimiliki oleh penduduk wilayah
tersebut.
Angka PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB) Magetan dalam lima
tahun terakhir yaitu sebesar Rp2.944.733,50 juta (2003), Rp3.281.190 juta
(2004), Rp3.902.657,55 juta (2005), Rp4.485.205,79 juta (2006) dan
Rp5.054.432,41 juta (2007). Dalam PDRB Magetan kontribusi sektor
pertanian masih yang terbesar peranannya diikuti oleh sektor perdagangan,

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


15

hotel dan restoran; serta jasa-jasa. Seiring membaiknya perekonomian, maka


peranan sektor pertanian sedikit demi sedikit mulai berkurang dan bergeser
ke sektor lain seperti sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Dilihat dari pertumbuhannya, maka PDRB Magetan terus mengalami
peningkatan yaitu 3,52% (2003), 4,16% (2004), 4,81% (2005), 5,12% (2006)
dan 5,18% (2007). PDRB merupakan salah satu indikator yang
mencerminkan pertumbuhan ekonomi daerah. Pertumbuhan ekonomi daerah
dipicu oleh banyak faktor seperti investasi, kebijakan pemerintah daerah
melalui pemberdayaan APBD, tingkat pertumbuhan penduduk dan angkatan
kerja. Secara tidak langsung pertumbuhan ekonomi daerah dapat menekan
tingkat pengangguran dengan meningkatnya investasi sektor riil.
Dilihat dari struktur ekonomi Magetan pada periode 2003 – 2007, maka
diperkirakan pada 2008 struktur ekonomi Magetan relatif tidak banyak
mengalami pergeseran dimana struktur perekonomian masih didominasi oleh
sektor pertanian. Kondisi ini menunjukkan bahwa struktur ekonomi Magetan
sangat tergantung pada sektor pertanian, sehingga terjadinya fluktuasi harga
komoditas maupun penurunan produksi akan sangat mempengaruhi ekonomi
Magetan. Selain pertanian, sektor yang dominan turut mempengaruhi
pembentukan PDRB adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta
sektor jasa-jasa.
Apabila nilai tukar rupiah stabil, laju inflasi terkendali, dan tingkat suku
bunga perbankan yang kompetitif maka diperkirakan PDRB Magetan akan
tumbuh lebih baik daripada tahun sebelumnya.

Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD

Keberhasilan pencapaian target kinerja APBD yang tercermin dalam


indikator keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan Tahun 2008 menurut
urusan pemerintahan daerah dapat dijelaskan pada tabel berikut:

REALISASI PENCAPAIUAN TARGET KINERJA APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN


KODE URUSAN PEMERINTAHAN / SKPD ANGGARAN REALISASI (%)
REKENING
1 2 3 4 5

4. PENDAPATAN 649.673.667.485,77 656.281.223.412,89 101,02

4.1. URUSAN WAJIB 648.938.167.485,77 655.367.487.182,89 100,99

4.1.02. URUSAN WAJIB KESEHATAN 18.188.004.890,00 15.702.875.537,08 86,34

Dinas Kesehatan 997.840.000,00 1.049.886.350,00 105,22

Badan RSU Dr. Sayidiman 17.190.164.890,00 14.652.989.187,08 85,24

4.1.03. PEKERJAAN UMUM 328.500.000,00 400.097.937,00 121,80

Dinas Pekerjaan Umum 328.500.000,00 400.097.937,00 121,80

4.1.07. PERHUBUNGAN 2.217.500.000,00 2.385.836.050,00 107,59

Dinas Perhubungan dan Pariwisata 2.217.500.000,00 2.385.836.050,00 107,59

4.1.10. KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL 248.000.000,00 317.184.500,00 127,90

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


16

1 2 3 4 5

Dinas Kependudukan dan catatan Sipil 248.000.000,00 317.184.500,00 127,90


KELUARGA BERENCANA DAN
4.1.12. KELUARGA SEJAHTERA 560.000.000,00 490.007.500,00 87,50
Dinas Keluarga Berencana dan Keluarga
Sejahtera 560.000.000,00 490.007.500,00 87,50

4.1.20. PEMERINTAHAN UMUM 627.396.162.595,77 636.071.485.658,81 101,38

Sekretariat Daerah 592.434.362.595,77 598.290.292.446,19 100,99

Dinas Pendapatan Daerah 34.961.800.000,00 37.781.193.212,62 108,06

URUSAN PILIHAN 735.500.000,00 913.736.230,00 124,23

4.2.01. PERTANIAN 589.000.000,00 738.918.800,00 125,45

Dinas Pertanian 40.000.000,00 76.195.800,00 190,49

Dinas Peternakan dan Perikanan 549.000.000,00 662.723.000,00 120,71

4.2.02. KEHUTANAN 116.500.000,00 141.752.430,00 121,68

Dinas Kehutanan dan Perkebunan 116.500.000,00 141.752.430,00 121,68

4.2.07. PERINDUSTRIAN 30.000.000,00 33.065.000,00 110,22

Dinas Perindustrian dan Perdagangan 30.000.000,00 33.065.000,00 110,22


5. URUSAN WAJIB
URUSAN WAJIB PENDIDIKAN
DINAS PENDIDIKAN 311.099.679.242,00 299.460.161.895,00 96,26
BELANJA TIDAK LANGSUNG 267.446.410.742,00 256.756.977.659,00 96,00
BELANJA LANGSUNG 43.653.268.500,00 42.703.184.236,00 97,82
KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN 1.025.537.435,00 905.576.261,00 88,30
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 685.537.435,00 569.304.883,00 83,05
5.2 BELANJA LANGSUNG 340.000.000,00 336.271.378,00 98,90
URUSAN WAJIB KESEHATAN
DINAS KESEHATAN 39.884.679.652,00 37.164.427.207,00 93,18
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 23.481.194.545,00 21.581.728.036,00 91,91
5.2 BELANJA LANGSUNG 16.403.485.107,00 15.582.699.171,00 95,00
RUMAH SAKIT UMUM SWADANA 33.072.338.222,00 28.477.226.490,00 86,11
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 10.845.075.076,00 9.968.970.479,00 91,92
5.2 BELANJA LANGSUNG 22.227.263.146,00 18.508.256.011,00 83,27
URUSAN WAJIB PEKERJAAN UMUM
DINAS PEKERJAAN UMUM 50.505.584.829,00 42.721.322.844,00 84,59
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 5.970.010.129,00 5.166.209.234,00 86,54
5.2 BELANJA LANGSUNG 44.535.574.700,00 37.555.113.610,00 84,33
DINAS PENGAIRAN 19.804.396.715,00 16.011.411.511,00 80,85
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 3.420.751.315,00 3.218.980.964,00 94,10
5.2 BELANJA LANGSUNG 16.383.645.400,00 12.792.430.547,00 78,08
URUSAN WAJIB PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DAERAH
BAPPEDA 8.262.472.030,00 6.640.023.998,00 80,36
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 1.981.472.030,00 1.660.261.389,00 83,79
5.2 BELANJA LANGSUNG 6.281.000.000,00 4.979.762.609,00 79,28
URUSAN WAJIB PERHUBUNGAN
DINAS PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA 6.165.634.191,00 5.858.227.884,00 95,01

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


17

1 2 3 4 5
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 3.409.308.191,00 3.158.679.335,00 92,65
5.2 BELANJA LANGSUNG 2.756.326.000,00 2.699.548.549,00 97,94
URUSAN WAJIB KEPENDUDUKAN DAN
CATATAN SIPIL
DINAS KEPENDUDUKAN DN CATATAN SIPIL 5.224.562.478,00 3.946.973.522,00 75,55
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 2.115.219.558,00 1.932.310.572,00 91,35
5.2 BELANJA LANGSUNG 3.109.342.920,00 2.014.662.950,00 64,79
URUSAN WAJIB KELUARGA
BERENCANA DAN KELUARGA
SEJAHTERA
DINAS KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA
SEJAHTERA 5.559.774.074,00 5.235.279.637,00 94,16
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 4.698.863.656,00 4.393.905.329,00 93,51
5.2 BELANJA LANGSUNG 860.910.418,00 841.374.308,00 97,73
URUSAN WAJIB SOSIAL
KANTOR KESEJAHTERAAN SOSIAL 4.406.711.323,00 4.001.494.448,00 90,80
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 1.093.036.323,00 1.050.292.927,00 96,09
5.2 BELANJA LANGSUNG 3.313.675.000,00 2.951.201.521,00 89,06
URUSAN WAJIB KOPERASI DAN
USAHA KECIL MENENGAH
KANTOR KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH 1.634.774.162,00 1.516.180.995,00 92,75
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 1.008.646.112,00 898.139.460,00 89,04
5.2 BELANJA LANGSUNG 626.128.050,00 618.041.535,00 98,71
URUSAN WAJIB KESATUAN BANGSA
DAN POLITIK DALAM NEGERI
BADAN KETERTIBAN KESATUAN BANGSA 7.024.961.333,00 6.470.293.328,00 92,10
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 3.624.154.383,00 3.296.626.800,00 90,96
5.2 BELANJA LANGSUNG 3.400.806.950,00 3.173.666.528,00 93,32
URUSAN WAJIB PEMERINTAHAN
UMUM
DPRD 7.162.445.700,00 6.782.406.883,00 94,69
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 7.162.445.700,00 6.782.406.883,00 94,69
KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH 486.484.164,00 406.384.552,00 83,54
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 486.484.164,00 406.384.552,00 83,54
SEKRETARIAT DAERAH 70.420.795.156,00 45.859.623.796,00 65,12
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 28.139.790.956,00 19.021.709.992,00 67,60
5.2 BELANJA LANGSUNG 42.281.004.200,00 26.837.913.804,00 63,48
BELANJA TIDAK LANGSUNG
5.1.2 Belanja Bunga 35.000.000,00 29.735.324,17 84,96
5.1.4 Belanja Hibah 12.573.358.700,00 10.065.889.427,18 80,06
5 . 1 .. 5 Belanja Bantuan Sosial 9.455.921.319,00 7.393.274.981,00 78,19
Belanja Bantuan
Keuangan kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota
5.1.7 dan Pemerintahan Desa 44.588.466.600,00 42.119.768.938,00 94,46
5.1..8 Belanja Tidak Terduga 4.863.833.451,30 1.500.000.000,00 30,84
SEKRETARIAT DPRD 10.318.286.953,00 8.097.672.954,00 78,48
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 1.496.922.373,00 1.458.313.624,00 97,42
5.2 BELANJA LANGSUNG 8.821.364.580,00 6.639.359.330,00 75,26
BADAN PENGAWASAN 2.863.955.723,00 2.710.399.933,00 94,64
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 1.727.557.223,00 1.625.501.154,00 94,09
5.2 BELANJA LANGSUNG 1.136.398.500,00 1.084.898.779,00 95,47
DINAS PENDAPATAN DAERAH 7.472.618.040,00 6.684.802.694,00 89,46
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 5.392.060.440,00 4.690.378.722,00 86,99

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


18

1 2 3 4 5
5.2 BELANJA LANGSUNG 2.080.557.600,00 1.994.423.972,00 95,86
KANTOR PELAYANAN MASYARATA TERPADU 1.325.887.024,00 1.107.539.984,00 83,53
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 565.887.324,00 477.007.276,00 84,29
5.2 BELANJA LANGSUNG 759.999.700,00 630.532.708,00 82,96
KEC. MAGETAN 3.401.210.938,00 3.331.596.041,00 97,95
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 3.268.185.938,00 3.200.887.073,00 97,94
5.2 BELANJA LANGSUNG 133.025.000,00 130.708.968,00 98,26
KEC. PANEKAN 957.406.493,00 930.258.284,00 97,16
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 821.168.993,00 804.570.069,00 97,98
5.2 BELANJA LANGSUNG 136.237.500,00 125.688.215,00 92,26
KEC. PLAOSAN 1.205.873.743,00 1.174.311.889,00 97,38
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 1.070.961.243,00 1.040.197.294,00 97,13
5.2 BELANJA LANGSUNG 134.912.500,00 134.114.595,00 99,41
KEC. PONCOL 836.650.515,00 763.288.004,00 91,23
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 701.013.015,00 628.580.243,00 89,67
5.2 BELANJA LANGSUNG 135.637.500,00 134.707.761,00 99,31
KEC. PARANG 882.222.132,00 813.520.349,00 92,21
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 747.097.132,00 681.128.142,00 91,17
5.2 BELANJA LANGSUNG 135.125.000,00 132.392.207,00 97,98
KEC. LEMBEYAN 967.202.651,00 914.841.381,00 94,59
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 830.939.651,00 784.502.736,00 94,41
5.2 BELANJA LANGSUNG 136.263.000,00 130.338.645,00 95,65
KEC. TAKERAN 1.025.527.116,00 980.806.434,00 95,64
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 891.418.616,00 848.344.424,00 95,17
5.2 BELANJA LANGSUNG 134.108.500,00 132.462.010,00 98,77
KEC. KAWEDANAN 1.535.711.563,00 1.432.302.419,00 93,27
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 1.392.711.563,00 1.290.002.734,00 92,63
5.2 BELANJA LANGSUNG 143.000.000,00 142.299.685,00 99,51
KEC. BENDO 1.153.833.568,00 1.057.594.082,00 91,66
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 1.017.508.568,00 922.325.297,00 90,65
5.2 BELANJA LANGSUNG 136.325.000,00 135.268.785,00 99,23
KEC. MAOSPATI 1.630.126.525,00 1.564.393.360,00 95,97
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 1.495.901.525,00 1.432.700.391,00 95,78
5.2 BELANJA LANGSUNG 134.225.000,00 131.692.969,00 98,11
KEC. BARAT 1.365.152.350,00 1.270.801.609,00 93,09
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 1.230.752.350,00 1.136.863.169,00 92,37
5.2 BELANJA LANGSUNG 134.400.000,00 133.938.440,00 99,66
KEC. KARANGREJO 1.332.437.581,00 1.272.892.918,00 95,53
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 1.198.900.081,00 1.145.526.203,00 95,55
5.2 BELANJA LANGSUNG 133.537.500,00 127.366.715,00 95,38
KEC. SUKOMORO 1.088.117.289,00 940.681.992,00 86,45
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 950.867.289,00 806.653.603,00 84,83
5.2 BELANJA LANGSUNG 137.250.000,00 134.028.389,00 97,65
KEC.KARTOHARJO 678.007.103,00 659.940.410,00 97,34
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 541.557.103,00 524.434.126,00 96,84
5.2 BELANJA LANGSUNG 136.450.000,00 135.506.284,00 99,31
KEC. KARAS 727.624.125,00 693.562.003,00 95,32
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 585.174.125,00 552.517.145,00 94,42

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


19

1 2 3 4 5
5.2 BELANJA LANGSUNG 142.450.000,00 141.044.858,00 99,01
KEC. NGARIBOYO 726.258.318,00 698.593.455,00 96,19
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 589.808.318,00 563.291.923,00 95,50
5.2 BELANJA LANGSUNG 136.450.000,00 135.301.532,00 99,16
KEC.NGUNTORONADI 720.800.295,00 611.800.450,00 84,88
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 585.462.795,00 485.673.949,00 82,96
5.2 BELANJA LANGSUNG 135.337.500,00 126.126.501,00 93,19
KEC. SIDOREJO 637.859.781,00 504.165.883,00 79,04
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 501.834.781,00 369.601.056,00 73,65
5.2 BELANJA LANGSUNG 136.025.000,00 134.564.827,00 98,93
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH 4.752.622.694,00 4.214.707.939,00 88,68
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 1.690.822.444,00 1.624.047.173,00 96,05
5.2 BELANJA LANGSUNG 3.061.800.250,00 2.590.660.766,00 84,61
KANTOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 3.086.549.723,00 2.824.322.734,00 91,50
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 1.085.937.323,00 998.451.068,00 91,94
5.2 BELANJA LANGSUNG 2.000.612.400,00 1.825.871.666,00 91,27
URUSAN PILIHAN
URUSAN PILIHAN PERTANIAN
DINAS PERTANIAN 12.314.494.941,00 11.083.488.134,00 90,00
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 5.553.284.941,00 5.044.627.944,00 90,84
5.2 BELANJA LANGSUNG 6.761.210.000,00 6.038.860.190,00 89,32
DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN 8.190.088.189,00 7.933.392.709,00 96,87
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 2.395.492.189,00 2.270.966.982,00 94,80
5.2 BELANJA LANGSUNG 5.794.596.000,00 5.662.425.727,00 97,72
URUSAN PILIHAN KEHUTANAN
DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN 5.884.123.917,00 3.922.897.507,00 66,67
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 2.894.691.417,00 2.676.875.796,00 92,48
5.2 BELANJA LANGSUNG 2.989.432.500,00 1.246.021.711,00 41,68
URUSAN PILIHAN PERINDUSTRIAN
DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN 3.111.428.116,00 2.743.838.821,00 88,19
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 1.485.349.991,00 1.355.314.608,00 91,25
5.2 BELANJA LANGSUNG 1.626.078.125,00 1.388.524.213,00 85,39
JUMLAH
BELANJA 723.449.488.182,30 643.511.648.453,35 88,95

Indikator pencapaian target kinerja menunjukkan pencapaian efektifitas dan


efesiensi program dan kegiatan yang telah dilaksanakan yaitu adanya peningkatan
menuju terciptanya Kabupaten Magetan yang aman, damai, adil, demokratis serta
kesejahteraan masyarakat.
Faktor pendorong tingkat keberhasilan tercapainya efektifitas dan efesiensi atau
faktor penghambat tidak tercapainya target kinerja program dan kegiatan adalah
sebagai berikut:
1) Kecenderungan penurunan moralitas dan gotong royong dalam kehidupan
masyarakat;
2) Tingginya kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja;

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


20

3) Sinkronisasi pengembangan pendidikan yang dilakukan dengan tuntutan


kebutuhan dunia kerja;
4) Kemampuan masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan umum
berkaitan dengan kemampuan ekonomi;
5) Rendahnya daya saing usaha kecil, menengah dan rumah.

c. IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan


Pencapaian target kinerja APBD menurut urusan pemerintahan daerah yang
diuraikan diatas memberi gambaran realisasi pencapaian efektifitas dan efisiensi
program dan kegiatan di Kabupaten Magetan.

Hambatan dan Kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah
ditetapkan
Terhadap kinerja pembangunan dalam berbagai bidang, adanya kemajuan
didalam penanganan permasalahan-permasalahan yang ada, diharapkan mampu
mengurangi hambatan didalam pencapaian target sesuai kebijakan yang telah
ditetapkan daerah.
Adapun permasalahan pokok yang masih dirasakan dalam berbagai sektor
pembangunan meliputi:
1) Terjadinya kecenderungan penurunan moralitas dan gotong royong dalam
kehidupan masyarakat;
2) Semakin tingginya kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia usaha;
3) Kurang sinkronnya pengembangan pendidikan yang dilakukan dengan
tuntutan kebutuhan dunia kerja;
4) Kemampuan masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan umum
semakin menurun, karena rendahnya kemampuan ekonomi masyarakat;
5) Masih rendahnya daya saing usaha kecil, usaha menengah dan usaha rumah
tangga, serta semakin tingginya tingkat persaingan dunia usaha;
6) Jumlah keluarga miskin masih relatif banyak;
7) Masih terbatasnya sarana dan prasarana per kabupaten yang tersedia untuk
mengembangkan aktivitas kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat;
8) Indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan birokrasi masih relatif
kurang.

d. KEBIJAKAN AKUNTANSI
Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, maka Pemerintah
Kabupaten Magetan pada Tahun Anggaran 2008 dalam perencanaan,
penyusunan, pelaksanaan, sistem dan prosedur penatausahaan, akuntansi dan
pelaporan keuangan daerah juga menggunakan ketentuan tersebut. Mengingat
Tahun Anggaran 2008 merupakan awal dari pelaksanaan Permendagri Nomor 13
Tahun 2006, wajar bila terjadi banyak kekurangan dan kelemahan dalam segala
hal termasuk dalam penyusunan Laporan Keuangan Daerah.
Kebijakan Akuntansi yang digunakan oleh Pemerintah Kabupaten Magetan
dalam menyusun Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


21

APBD berupa Laporan Keuangan Daerah Tahun 2008 menggunakan Peraturan


Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 dan Mengarah pada Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Adapun asumsi dasar kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan
Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD berupa Laporan Keuangan
Daerah Tahun 2008 ini yaitu:
1) Transaksi dan kejadian diakui atas dasar kas modifikasian, yaitu merupakan
kombinasi basis kas dan basis akrual;.
2) Basis Akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan
peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa
memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar;
3) Basis Kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan
peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar;
4) Basis Akuntansi yang digunakan dalam Laporan Keuangan Pemerintah
Kabupaten Magetan yaitu Basis Kas untuk pengakuan Pendapatan, Belanja,
Pembiayaan, dan Basis Akrual untuk Pengakuan Aset, Kewajiban dan
Ekuitas Dana;.
5) Laporan Keuangan disusun berdasarkan konsep harga perolehan.
Dalam penyusunan Laporan Keuangan pada periode sebelumnya dan/atau
periode berjalan yang mungkin timbul dari adanya keterlambatan penyampaian
bukti transaksi, kesalahan perhitungan matematis, kesalahan dalam penerapan
standar dan kebijakan akuntansi, kesalahan interpretasi fakta, kecurangan atau
kelalaian, maka akan dilakukan koreksi kesalahan dan akan disesuaikan
(adjusment) ke Tahun buku berikutnya.
Pemerintah Kabupaten Magetan dalam menyusun Laporan Keuangan per
31 Desember 2008 untuk Kode Rekening berdasarkan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 dan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005
sedangkan untuk Kode Barang Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota berdasarkan
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2002.
Entitas Pelaporan Laporan Keuangan Daerah pada Tahun 2008 adalah
Pemerintah Kabupaten Magetan secara keseluruhan sedangkan entitas akuntansi
dan pusat-pusat Pertanggungjawaban ada pada seluruh Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) lingkup Pemerintah Kabupaten Magetan.

1) Kebijakan Akuntansi Laporan Realisasi Anggaran


a) Anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan
pemerintah meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer, pembiayaan
yang diukur dalam satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi
tertentu secara sistematis untuk satu periode;.
b) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana
keuangan Tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD);
c) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana
keuangan Tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR);
d) Apropriasi merupakan anggaran yang disetujui DPR/DPRD yang
merupakan mandat yang diberikan kepada Presiden/Gubenur/Bupati/

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


22

Walikota untuk melakukan pengeluaran-pengeluaran sesuai tujuan yang


ditetapkan;
e) Azas Bruto adalah suatu prinsip yang tidak memperkenankan pencatatan
secara neto penerimaan setelah dikurangi pengeluaran pada suatu unit
organisasi atau tidak memperkenankan pencatatan pengeluaran setelah
dilakukan kompensasi antara penerimaan dan pengeluaran;
f) Basis Kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan
peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar;
g) Belanja adalah semua pengeluaran dari rekening kas umum
negara/daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun
anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya
kembali oleh pemerintah;.
h) Dana Cadangan adalah dana yang disisihkan untuk menampung
kebutuhan yang memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat dipenuhi
dalam satu tahun anggaran;
i) Entitas Pelaporan Laporan Keuangan Daerah adalah Pemerintah
Kabupaten Magetan secara keseluruhan dengan pusat-pusat
Pertanggungjawaban DPRD, Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD,
Badan, Dinas, Kantor, Camat se Kabupaten Magetan;
j) Kas Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan
oleh Bendaharawan Umum Daerah untuk menampung seluruh
penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah;
k) Kas Negara adalah tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan
oleh Menteri Keuangan selaku Bendaharawan Umum Negara untuk
menampung seluruh penerimaan dan pengeluaran pemerintah pusat;
l) Kebijakan Akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-
konvensi, aturan-aturan dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh
suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan
keuangan;
m) Kurs adalah rasio pertukaran dua mata uang;
n) Otorisasi Kredit Anggaran (Allotment) adalah dokumen pelaksanaan
anggaran yang menunjukkan bagian dari apropriasi yang disediakan bagi
instansi dan digunakan untuk memperoleh uang dari Bendaharawan
Umum Negara/Daerah guna membiayai pengeluaran-pengeluaran selama
periode otorisasi tersebut;
o) Pendapatan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum
Negara/Daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode
Tahun Anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan
tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah;
p) Pembiayaan (Financing) adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar
kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada
tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya,
yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk
menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran;
q) Perusahaan Negara adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian
modalnya dimiliki oleh Pemerintah Pusat;

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


23

r) Perusahaan Daerah adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian


modalnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah;
s) Rekening Kas Umum Daerah adalah rekening tempat penyimpanan uang
daerah yang ditentukan oleh Gubernur/Bupati/Walikota untuk
menampung seluruh penerimaan daerah dan membayar seluruh
pengeluaran daerah pada bank yang ditetapkan;
t) Rekening Kas Umum Negara adalah rekening tempat penyimpanan uang
Negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara
Umum negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan
membayar seluruh pengeluaran Negara pada bank sentral;
u) Surplus/Defisit adalah selisih lebih/kurang antara pendapatan dan belanja
selama satu periode pelaporan;
v) Transfer adalah penerimaan/pengeluaran uang dari suatu entitas
pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan
dan dana bagi hasil.

2) Kebijakan Akuntansi Pendapatan


a) Pendapatan diakui pada saat diterima pada rekening kas umum
negara/daerah;
b) Pendapatan diklasifikasikan menurut jenis pendapatan;
c) Transfer masuk adalah penerimaan uang dari entitas pelaporan lain,
misalnya penerimaan dana perimbangan dari pemerintah pusat dan dana
bagi hasil dari pemerintah propinsi;
d) Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya
(setelah dikompensasikan dengan pengeluaran);
e) Dalam hal badan layanan umum, pendapatan diakui dengan mengacu
pada peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan layanan
umum;
f) Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang (recurring) atas
penerimaan pendapatan pada periode penerimaan maupun pada periode
sebelumnya dibukukan sebagai pengurang pendapatan;
g) Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring)
atas penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode penerimaan
pendapatan dibukukan sebagai pengurang pendapatan pada periode yang
sama;
h) Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring)
atas penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode sebelumnya
dibukukan sebagai pengurang ekuitas dana lancar pada periode
ditemukannya koreksi dan pengembalian tersebut.

3) Kebijakan Akuntansi Belanja


a) Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari rekening kas umum
negara/daerah;
b) Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya
terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan
oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan;

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


24

c) Dalam hal badan layanan umum, belanja diakui dengan mengacu pada
peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum;
d) Transfer keluar adalah pengeluaran uang dari entitas pelaporan ke entitas
pelaporan lain seperti pengeluaran dana perimbangan oleh pemerintah
pusat dan dana bagi hasil oleh pemerintah daerah;
e) Realisasi anggaran belanja dilaporkan sesuai dengan klasifikasi yang
ditetapkan dalam dokumen anggaran;
f) Koreksi atas pengeluaran belanja (penerimaan kembali belanja) yang
terjadi pada periode pengeluaran belanja dibukukan sebagai pengurang
belanja pada periode yang sama. Apabila diterima pada periode
berikutnya, koreksi atas pengeluaran belanja dibukukan dalam
pendapatan lain-lain.

4) Kebijakan Akuntansi Surplus/Defisit


Selisih lebih/kurang antara pendapatan dan belanja selama satu periode
pelaporan dicatat dalam pos Surplus/Defisit.

5) Kebijakan Akuntansi Pembiayaan


a) Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman, hasil
investasi, sementara pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan
untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada
entitas lain, penyertaan modal;
b) Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada rekening kas
umum negara/daerah;
c) Akuntansi Penerimaan Pembiayaan dilaksanakan berdasarkan azas bruto,
yaitu dengan membukukan penerimaan bruto dan tidak mencatat jumlah
netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran);
d) Akuntansi Pengeluaran Pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari
rekening kas umum negara/daerah;
e) Akuntansi Pembiayaan Neto adalah selisih lebih/kurang antara
penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama satu periode pelaporan
dicatat dalam pos pembiayaan neto.

6) Kebijakan Akuntansi Sisa Lebih/(Kurang) Pembiayaan Anggaran


Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran adalah selisih lebih/kurang antara
realisasi penerimaan dan pengeluaran selama satu periode pelaporan.
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran adalah Surplus/(Defisit) ditambah
Pembiayaan Neto.

7) Kebijakan Akuntansi Neraca


a) Anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan
pemerintah meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer, pembiayaan
yang diukur dalam satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi
tertentu secara sistematis untuk satu periode;
b) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana
keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD);

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


25

c) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana


keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR);
d) Apropriasi merupakan anggaran yang disetujui DPR/DPRD yang
merupakan mandat yang diberikan kepada Presiden/Gubenur/Bupati/
Walikota untuk melakukan pengeluaran-pengeluaran sesuai tujuan yang
ditetapkan;
e) Arus Kas adalah arus kas masuk dan arus kas keluar dan setara kas pada
Bendahara Umum Negara/Daerah;
f) Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh
pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana
manfaat ekonomi dan/atau sosial dimasa depan diharapkan dapat
diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur
dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan
untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya
yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya;
g) Aset Tak Berwujud adalah aset nonkeuangan yang dapat diindentifikasi
dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam
menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya
termasuk hak atas kekayaan intelektual;
h) Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih
dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah
atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum;
i) Basis Akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi
dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa
memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar;
j) Basis Kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan
peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar;
k) Belanja adalah semua pengeluaran dari rekening kas umum
negara/daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode Tahun
anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya
kembali oleh pemerintah;
l) Dana Cadangan adalah dana yang disisihkan untuk menampung
kebutuhan yang memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat dipenuhi
dalam satu tahun anggaran;
m) Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih
antara aset dan kewajiban pemerintah;
n) Entitas Akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna
anggaran/pengguna barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan
akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada
entitas pelaporan;
o) Entitas Pelaporan Laporan Keuangan Daerah adalah Pemerintah
Kabupaten Magetan secara keseluruhan dengan pusat-pusat
Pertanggungjawaban DPRD, Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD,
Badan, Dinas, Kantor Lingkup Pemerintah Kabupaten Magetan;
p) Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat
ekonomik seperti bunga, dividen, dan royalti, atau manfaat sosial

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


26

sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka


pelayanan kepada masyarakat;
q) Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat
digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan;
r) Kas Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan
oleh Bendaharawan Umum Daerah untuk menampung seluruh
penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah;
s) Kas Negara adalah tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan
oleh Menteri Keuangan selaku Bendaharawan Umum Negara untuk
menampung seluruh penerimaan dan pengeluaran pemerintah pusat;
t) Kebijakan Akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-
konvensi, aturan-aturan dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh
suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan
keuangan;
u) Kemitraan adalah perjanjian antara dua fihak atau lebih yang mempunyai
komitmen untuk melaksanakan kegiatan yang dikendalikan bersama
dengan menggunakan aset dan atau hak usaha yang dimiliki;
v) Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi
pemerintah;
w) Laporan Keuangan Konsolidasian adalah suatu laporan keuangan yang
merupakan gabungan keseluruhan laporan keuangan entitas pelaporan
sehingga tersaji sebagai satu entitas tunggal;
x) Laporan Keuangan Interim adalah laporan keuangan yang diterbitkan
diantara dua laporan keuangan tahunan;
y) Mata Uang Asing adalah mata uang selain mata uang pelaporan entitas;
z) Mata Uang Pelaporan adalah mata uang rupiah yang digunakan dalam
menyajikan laporan keuangan;
aa) Materialitas adalah suatu kondisi jika tidak tersajikan atau salah saji
suatu informasi akan mempengaruhi keputusan atau penilaian pengguna
yang dibuat atas laporan keuangan. Materialitas tergantung pada hakikat
atau besarnya pos atau kesalahan yang dipertimbangkan dari keadaan
khusus dimana kekurangan atau transaksi wajar;
bb) Nilai wajar adalah nilai tukar aset atau penyelesaian kewajiban antar
pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi
wajar;
cc) Otorisasi Kredit Anggaran (Allotment) adalah dokumen pelaksanaan
anggaran yang menunjukkan bagian dari apropriasi yang disediakan bagi
instansi dan digunakan untuk memperoleh uang dari Bendaharawan
Umum Negara/Daerah guna membiayai pengeluaran-pengeluaran selama
periode otorisasi tersebut;
dd) Pembiayaan (Financing) adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar
kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada
tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya,
yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk
menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran;

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


27

ee) Pendapatan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum


Negara/Daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode
Tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan
tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah;
ff) Penyusutan adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan
kapasitas dan manfaat dari suatu aset;
gg) Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan
yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah,
dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan
dalam rangka pelayanan kepada masyarakat;
hh) Piutang Transfer adalah hak suatu entitas pelaporan untuk menerima
pembayaran dari entitas pelaporan lain sebagai akibat peraturan
perundang-undangan;
ii) Rekening Kas Umum Daerah adalah rekening tempat penyimpanan uang
daerahyang ditentukan oleh Gubernur/Bupati/Walikota untuk
menampung seluruh penerimaan daerah dan membayar seluruh
pengeluaran daerah pada bank yang ditetapkan;
jj) Rekening Kas Umum Negara adalah rekening tempat penyimpanan uang
Negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara
Umum negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan
membayar seluruh pengeluaran Negara pada bank sentral;
kk) Selisih kurs adalah selisih yang timbul karena penjabaran mata uang
asing ke rupiah pada kurs yang berbeda;
ll) Setara Kas adalah investasi jangka pendek yang sangat likuid yang siap
dijabarakan menjadi kas serta bebas dari resiko perubahan nilai yang
signifikan;
mm) Sisa Lebih/Kurang pembiayaan anggaran (SILPA/SiKPA) adalah
selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran
APBN/APBD selama satu periode pelaporan;
nn) Surplus/Defisit adalah selisih lebih/kurang antara pendapatan dan belanja
selama satu periode pelaporan;
oo) Tanggal pelaporan adalah tanggal hari terakhir dari suatu periode
pelaporan;
pp) Transfer adalah penerimaan/pengeluaran uang dari suatu entitas
pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan
dan dana bagi hasil;
qq) Utang transfer adalah kewajiban suatu entitas pelaporan untuk
melakukan pembayaran kepada entitas lain sebagai akibat ketentuan
perundang-undangan.

a) Kebijakan Akuntansi Aset


(1) Kebijakan Akuntansi Aset bertujuan untuk mengatur perlakuan Aset
yang mencakup definisi, pengakuan, pengukuran, penilaian dan
pengungkapan Aset;
(2) Yang dimaksud Aset adalah sumber daya ekonomis yang dimiliki
dan atau dikuasai, yang dapat diukur dengan satuan uang;

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


28

(3) Tidak termasuk dalam pengertian sumber daya ekonomis tersebut


adalah sumber daya alam seperti hutan, sungai, danau/rawa,
kekayaan di dasar laut, kandungan pertambangan dan harta
peninggalan sejarah seperti candi;
(4) Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar dan Aset Non Lancar
(Investasi Jangka Panjang, Aset Tetap, Dana Cadangan dan Aset
Lain-lain);
(5) Aset diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh
oleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur;
(6) Aset diakui pada saat diterima atau kepemilikannya dan /atau
kepenguasaannya berpindah.

(1) Kebijakan Akuntansi Aset Lancar


Aset Lancar diklasifikasikan
(a) Diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki
untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal
pelaporan, atau;
(b) Berupa kas dan setara kas;
(c) Aset Lancar adalah sumber daya ekonomis yang diharapkan
dapat dicairkan menjadi kas, dijual atau dipakai habis dalam satu
periode, yang terdiri dari Kas, Investasi Jangka Pendek/Deposito
Berjangka, Piutang, Persediaan, Belanja Dibayar Dimuka.
Kas
(a) Kas adalah alat pembayaran yang sah yang setiap saat dapat
digunakan untuk membiayai kegiatan Pemerintah Kabupaten;
(b) Kas diakui pada saat diterima atau dikeluarkan oleh Kas Daerah
dan dicatat berdasarkan nilai nominal uang.
Investasi Jangka Pendek/Deposito Berjangka
(a) Investasi Jangka Pendek/Deposito Berjangka merupakan
deposito berjangka 3 (tiga) sampai dengan 12 (dua belas), Surat
berharga yang mudah diperjualbelikan;
(b) Investasi Jangka Pendek dicatat sebesar nilai nominal.
Piutang
(a) Piutang merupakan hak atau klaim kepada pihak ketiga yang
diharapkan dapat dijadikan kas dalam satu periode akuntansi
terdiri dari piutang pajak, piutang retribusi, piutang lain-lain dsb,
yang diharapkan diterima dalam waktu 12 (dua belas) bulan
setelah tanggal pelaporan;
(b) Piutang dinilai sebesar nilai bersih yang diperkirakan dapat
direalisasikan;
(c) Piutang diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah
kas yang akan diterima dan jumlah pembiayaan (penerimaan)
yang telah diakui dalam periode berjalan.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


29

Persediaan
(a) Persediaan adalah barang yang dijual atau dipakai habis dalam
satu periode akuntansi terdiri atas persediaan obat-obatan, alat
tulis kantor (ATK ) dan persediaan bahan lainnya;
(b) Persediaan bahan baku yang dimiliki dan akan dipakai dalam
pekerjaan pembangunan fisik yang dikerjakan secara swakelola,
tidak termasuk sebagai persediaan dalam kelompok aset lancar;
(c) Persediaan diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan nilai
barang yang belum terjual atau terpakai;
(d) Persediaan dalam neraca dinilai berdasarkan:
− Harga pembelian terakhir apabila diperoleh dengan
pembelian;
− Harga standar bila diperoleh dengan memproduksi sendiri;
− Harga/nilai wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila
diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi.
Belanja Dibayar Dimuka
Belanja dibayar dimuka merupakan penurunan aset yang digunakan
untuk uang muka pembelian barang atau jasa dan belanja yang
maksud penggunaannya akan dipertanggungjawabkan kemudian.

(2) Kebijakan Akuntansi Aset Non Lancar


(a) Aset Non Lancar mencakup aset yang bersifat jangka panjang
dan aset tak berwujud, yang digunakan secara langsung atau
tidak langsung untuk kegiatan pemerintah atau yang digunakan
pelayanan publik;
(b) Aset Non Lancar terdiri dari investasi jangka panjang, aset tetap,
dana cadangan dan aset lainnya.
Investasi Jangka Panjang
Investasi jangka panjang adalah penyertaan modal yang
dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomis dalam jangka
waktu lebih dari satu periode akuntansi.
Investasi jangka panjang antara lain terdiri dari:
(a) Penyertaan modal pemerintah pada BUMN, lembaga keuangan
daerah, badan internasional dan badan usaha lainnya yang bukan
milik daerah;
(b) Pinjaman kepada BUMD, lembaga keuangan daerah, pemerintah
daerah otonom atau sebaliknya dan pihak lainnya yang diterus
pinjamkan;
(c) Investasi jangka panjang lainnya yang dimiliki untuk
menghasilkan pendapatan;
(d) Investasi jangka panjang diakui pada akhir periode akuntansi
berdasarkan harga perolehan yaitu jumlah kas yang dikeluarkan
dalam rangka memperoleh kepemilikan yang sah atas investasi
tersebut;

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


30

(e) Investasi jangka panjang yang diukur dengan valuta asing harus
dikonversi ke mata uang rupiah dengan menggunakan nilai tukar
(kurs tengah BI ) yang berlaku pada saat kepemilikan;
(f) Investasi dalam saham BUMD yang dijual/ditukar dengan aset
yang lain, nilai sahamnya ditetapkan dengan menggunakan
metode penilaian harga perolehan rata-rata.
Aset Tetap
(a) Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat
lebih dari satu periode akuntansi dan digunakan untuk
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dan pelayanan publik;
(b) Aset tetap dapat diperoleh dari dana yang bersumber dari
sebagian atau seluruh APBD melalui pembelian, pembangunan,
donasi, dan pertukaran dengan aset lainnya;
(c) Aset tetap terdiri dari:
Tanah;
Jalan dan jembatan;
Bangunan air (Irigasi);
Instalasi;
Jaringan;
Bangunan Gedung;
Monumen dan Tugu;
Alat – Alat Besar;
Alat Angkutan;
Alat Bengkel dan Alat Ukur;
Alat Pertanian;
Alat Kantor dan Rumah Tangga;
Alat Studio dan Alat Komunikasi;
Alat Kedokteran;
Alat Laboratorium;
Buku/Perpustakaan;
Barang Bercorak Seni dan Budaya;
Hewan Ternak dan Tanaman;
Peralatan Keamanan;
Konstruksi Dalam Pengerjaan.
(d) Aset tetap diukur berdasarkan nilai historis atau harga perolehan.
Jika penilaian aset tetap dengan menggunakan nilai historis tidak
memungkinkan, maka nilai aset tetap didasarkan pada harga
perolehan yang diestimasikan;
(e) Aset tetap yang diperoleh bukan berasal dari donasi diakui pada
akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah belanja modal yang
telah diakui dalam periode berkenaan;
(f) Aset tetap yang diperoleh dari donasi diakui dalam periode
berkenaan, yaitu pada saat aset tersebut diterima dan hak
kepemilikannya berpindah;
(g) Dalam pengakuan aset tetap harus dibuat ketentuan yang
membedakan antara penambahan, pengurangan, pengembangan
dan penggantian utama;

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


31

(h) Penambahan adalah peningkatan nilai aset tetap karena diperluas


atau diperbesar. Biaya penambahan akan dikapitalisasi dan
ditambah pada harga perolehan aset tetap yang bersangkutan;
(i) Pengurangan adalah penurunan nilai aset tetap karena
berkurangnya kuantitas. Pengurangan aset tetap dicatat sebagai
pengurangan harga perolehan aset tetap yang bersangkutan.
Pengurangan tersebut didasarkan atas persetujuan pejabat yang
berwenang;
(j) Pengembangan adalah peningkatan nilai aset tetap karena
meningkatnya manfaat aset tetap. Pengembangan aset tetap
diharapkan dapat:
− memperpanjang usia manfaat;
− meningkatkan efisiensi dan/atau;
− menurunkan biaya pengoperasian sebuah aset tetap.
(k) Biaya pengembangan akan dikapitalisasi dan ditambahkan pada
harga perolehan aset tetap;
(l) Penggantian utama adalah memperbaharui bagian utama aset
tetap. Biaya penggantian utama akan dikapitalisasi dengan cara
mengurangi nilai bagian yang diganti dari harga aset yang
semula dan menambah biaya penggantian pada harga aset;
(m) Aset tetap yang diperoleh dari donasi diukur berdasarkan nilai
wajar dari harga pasar atau harga gantinya;
(n) Hal-hal yang perlu dilakukan pengungkapan (disclosure) dalam
pelaporan aset tetap antara lain mengenai penilaian, pelepasan,
penghapusan, dan perubahan nilai aset tetap;
(o) Pengungkapan nilai aset tetap menjelaskan dasar harga yang
digunakan dalam penilaian aset tetap;
(p) Pelepasan aset tetap dapat dilakukan melalui penjualan atau
pertukaran. Hasil penjualan aset tetap akan diakui seluruhnya
sebagai pendapatan. Aset tetap yang diperoleh karena pertukaran
dinilai sebesar nilai wajar aset tetap yang diperoleh atau nilai
wajar aset yang diserahkan, mana yang lebih mudah;
(q) Penghapusan aset tetap dilakukan jika aset tetap tersebut rusak
berat usang, hilang dan sebagainya. Penghapusan aset tetap
ditetapkan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku;
(r) Konstruksi Dalam Pengerjaan adalah bangunan yang sampai
dengan akhir periode akuntansi belum selesai pengerjaannya
sehingga belum dapat digunakan;
(s) Konstruksi Dalam Pengerjaan diakui pada akhir periode
akuntansi berdasarkan jumlah akumulasi biaya sampai dengan
akhir periode akuntansi.
Dana Cadangan
(a) Dana Cadangan adalah dana yang disisihkan untuk menampung
kebutuhan yang memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat
dipenuhi dalam satu Tahun anggaran;
(b) Dana cadangan dirinci menurut tujuan pembentukannya.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


32

Aset Lain-Lain
Aset lain-lain adalah aset yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam
Aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap dan dana cadangan.
Aset lain-lain terdiri dari:
(a) Piutang Jangka Panjang (Tagihan penjualan angsuran yang jatuh
tempo lebih dari 12 bulan);
(b) Aset Kemitraan dari Pihak Ketiga;
(c) Piutang Lainnya, terdiri dari:
− Kredit Dana Bergulir;
− Piutang Asuransi.
(d) Piutang jangka panjang adalah piutang yang jatuh tempo
pembayarannya lebih dari satu periode akuntansi;
(e) Aset Kemitraan dari Pihak Ketiga adalah aset Pemerintah Daerah
yang dikelola oleh Pihak Ketiga, misalnya Build Operate and
Transfer (BOT);
(f) BOT adalah hak yang akan diperoleh atas suatu bangunan atau
aset tetap lainnya yang dibangun dengan cara kemitraan
pemerintah dan swasta berdasarkan perjanjian;
(g) BOT diakui berdasarkan harga perolehan pada saat bangunan
atau aset lainnya tersebut selesai dibangun;
(h) Dana Kredit Bergulir adalah aset Pemerintah Daerah yang telah
dikeluarkan dari APBD dan digunakan oleh masyarakat dalam
bentuk pinjaman. Dana Kredit Bergulir ini dapat ditarik kembali
oleh Pemerintah Daerah sebagai penerimaan PAD.
b) Kebijakan Akuntansi Kewajiban
(1) Kebijakan Akuntansi Kewajiban adalah bertujuan mengatur
perlakuan akuntansi Kewajiban;
(2) Kewajiban adalah kewajiban kepada pihak ketiga sebagai akibat
transaksi keuangan masa lalu;
(3) Kewajiban jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya
ekonomi akan dilakukan atau telah dilakukan untuk menyelesaikan
kewajiban yang ada sekarang dan perubahan atas kewajiban tersebut
mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur;
(4) Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada saat
kewajiban timbul;
(5) Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal;
(6) Kewajiban dalam mata uang asing dicatat dengan kurs mata uang
rupiah pada tanggal neraca;.
(7) Kewajiban dikelompokkan menjadi Kewajiban jangka pendek
(Kewajiban lancar) dan Kewajiban jangka panjang.
Kewajiban Lancar
(1) Kewajiban Lancar merupakan Kewajiban yang harus dibayar
kembali atau jatuh tempo dalam satu periode akuntansi;
(2) Kewajiban Lancar terdiri dari:
(a) Kewajiban Bank dan Kewajiban Jangka Pendek Lainnya;
(b) Bagian lancar Kewajiban jangka panjang;
(c) Kewajiban Belanja;

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


33

(d) Pendapatan Diterima Dimuka;


(e) Kewajiban Lancar Lain-lain.
(3) Kewajiban bank dan Kewajiban jangka pendek lainnya adalah
Kewajiban yang harus dibayar kembali atau tempo dalam satu
periode akuntansi;
(4) Bagian lancar Kewajiban jangka panjang adalah bagian Kewajiban
jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu periode akuntansi;
(5) Kewajiban Belanja adalah Kewajiban yang terjadi sebagai akibat
pemakaian barang dan jasa, namun sampai dengan akhir periode
belum dibayar;
(6) Pendapatan diterima dimuka menunjukkan adanya kewajiban untuk
memberikan jasa kepada pihak ketiga, namun telah menerima
haknya;
(7) Kewajiban lancar lain-lain adalah Kewajiban lancar selain
Kewajiban bank dan Kewajiban jangke pendek lainnya, bagian
lancar Kewajiban jangka panjang, Kewajiban belanja dan
pendapatan diterima dimuka;
(8) Kewajiban bank dan Kewajiban jangka pendek lainnya diakui pada
saat diterimanya pinjaman dalam periode berjalan;
(9) Bagian lancar Kewajiban jangka panjang diakui pada saat
reklasifikasi dalam periode berjalan atau berdasarkan jumlah
pembiayaan yang berupa pembayaran bagian lancar Kewajiban
jangka panjang yang telah diakui dalam periode berjalan;
(10)Kewajiban Belanja diakui pada saat diterimanya barang/jasa dalam
periode berjalan berdasarkan nilai kas yang akan dibayarkan;
(11)Pendapatan diterima dimuka diakui pada saat diterimanya kas dalam
periode berjalan, sebelum adanya kepastian jumlah yang akan
diterima;
(12)Kewajiban Lancar lain-lain diakui pada saat diterimanya kas dalam
periode berjalan.
Kewajiban Jangka Panjang
(1) Kewajiban Jangka Panjang adalah Kewajiban yang harus dibayar
kembali atau jatuh tempo lebih dari satu periode akuntansi;
(2) Kewajiban Jangka Panjang terdiri dari pinjaman dalam negeri dan
pinjaman luar negeri;
(3) Kewajiban dalam negeri adalah Kewajiban jangka panjang kepada
pihak ketiga di dalam negeri;
(4) Kewajiban dalam negeri diakui pada akhir periode akuntansi
berdasarkan jumlah pembiayaan yang berupa penerimaan Kewajiban
dalam negeri yang telah diakui dalam periode berjalan;
(5) Kewajiban luar negeri adalah Kewajiban jangka panjang kepada
pihak ketiga di luar negeri;
(6) Kewajiban luar negeri diakui pada akhir periode akuntansi
berdasarkan jumlah pembiayaan yang berupa penerimaan Kewajiban
luar negeri yang telah diakui dalam peiode berjalan;
(7) Kewajiban jangka panjang diukur dengan nilai nominal mata uang
rupiah yang harus dibayar kembali. Kewajiban jangka panjang yang

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


34

diukur dalam mata uang asing dikonversikan ke mata uang rupiah


berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada tanggal transaksi.

c) Kebijakan Akuntansi Ekuitas Dana


Kebijakan Akuntansi Ekuitas Dana bertujuan adalah untuk mengatur
perlakuan akuntansi ekuitas dana.
(1) Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih pemerintah daerah yang
merupakan selisih antara jumlah aset dengan jumlah kewajiban
pemerintah;
(2) Ekuitas Dana terdiri dari ekuitas dana umum, ekuitas dana yang
dicadangkan dan ekuitas dana donasi;
(3) Ekuitas dana umum adalah jumlah kekayaan bersih tidak termasuk
Aset yang berasal dari donasi dan dana cadangan;
(4) Ekuitas dana umum diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan
jumlah pembiayaan yang berupa sisa lebih perhitungan anggaran,
hasil penjualan aset daerah yang dipisahkan dan jumlah surplus atau
defisit;
(5) Ekuitas dana dicadangkan adalah jumlah kekayaan bersih berupa
Aset yang dicadangkan;
(6) Ekuitas dana dicadangkan diakui pada akhir periode akuntansi
berdasarkan jumlah dana cadangan yang ditransfer dalam periode
berjalan;
(7) Ekuitas dana donasi adalah kekayaan bersih berupa aset yang berasal
dari donasi;
(8) Ekuitas dana donasi diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan
jumlah pembiayaan berupa penerimaan hibah, bantuan, atau
sumbangan yang telah diakui dalam periode berjalan.

8) Kebijakan Akuntansi Laporan Arus Kas


a) Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh
pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana
manfaat ekonomi dan/atau sosial dimasa depan diharapkan dapat
diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur
dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan
untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya
yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya;
b) Anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan
pemerintah meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer, pembiayaan
yang diukur dalam satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi
tertentu secara sistematis untuk satu periode;
c) Apropriasi merupakan anggaran yang disetujui DPR/DPRD yang
merupakan mandat yang diberikan kepada Presiden/Gubenur/Bupati/
Walikota untuk melakukan pengeluaran-pengeluaran sesuai tujuan yang
ditetapkan;
d) Arus Kas adalah arus masuk dan arus keluar dan setara kas pada
Bendahara Umum Negara/Daerah;

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


35

e) Aktivitas Operasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang


ditujukan untuk kegiatan operasional pemerintah selama satu periode
akuntansi;
f) Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan adalah aktivitas penerimaan dan
pengeluaran kas yang ditujukan untuk perolehan dan pelepasan aset tetap
dan aset non keuangan lainnya;
g) Aktivitas pembiayaan adalah aktivitas penerimaan kas yang perlu dibayar
kembali dan/atau pengeluaran kas yang akan diterima kembali yang
mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan komposisi investasi jangka
panjang, piutang jangka panjang, dan utang pemerintah sehubungan
dengan pendanaan defisit atau penggunaan surplus anggaran;
h) Aktivitas Non Anggaran adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran
kas yang tidak mempengaruhi anggaran pendapatan, belanja, transfer,
dan pembiayaan pemerintah;
i) Belanja adalah semua pengeluaran dari rekening kas umum
negara/daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode Tahun
anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya
kembali oleh pemerintah;
j) Dana Cadangan adalah dana yang disisihkan untuk menampung
kebutuhan yang memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat dipenuhi
dalam satu tahun anggaran;
k) Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih
antara aset dan kewajiban pemerintah;
l) Entitas Pelaporan Arus Kas adalah unit pemerintahan menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan
pertanggungjawaban berupa laporan keuangan adalah yang mempunyai
fungsi perbendaharaan (Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten
Magetan);
m) Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi
pemerintah;
n) Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat
digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan;
o) Kas Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan
oleh Bendaharawan Umum Daerah untuk menampung seluruh
penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah;
p) Kas Negara adalah tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan
oleh Menteri Keuangan selaku Bendaharawan Umum Negara untuk
menampung seluruh penerimaan dan pengeluaran pemerintah pusat;
q) Kemitraan adalah perjanjian antara dua fihak atau lebih yang mempunyai
komitmen untuk melaksanakan kegiatan yang dikendalikan bersama
dengan menggunakan aset dan atau hak usaha yang dimiliki;
r) Kurs adalah rasio pertukaran dua mata uang;
s) Mata Uang Asing adalah mata uang selain mata uang pelaporan entitas;
t) Mata Uang Pelaporan adalah mata uang rupiah yang digunakan dalam
menyajikan laporan keuangan;

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


36

u) Metode biaya adalah suatu metode akuntansi yang mencatat nilai


investasi berdasarkan harga perolehan;
v) Metode Ekuitas adalah suatu metode akuntansi yang mencatat nilai
investasi awal berdasarkan harga perolehan. Nilai investasi tersebut
kemudian disesuaikan dengan perubahan bagian investor atas kekayaan
bersih/ekuitas dari badan usaha penerima investasi (investee) yang terjadi
sesudah perolehan awal investasi;
w) Otorisasi Kredit Anggaran (Allotment) adalah dokumen pelaksanaan
anggaran yang menunjukkan bagian dari apropriasi yang disediakan bagi
instansi dan digunakan untuk memperoleh uang dari Bendaharawan
Umum Negara/Daerah guna membiayai pengeluaran-pengeluaran selama
periode otorisasi tersebut;
x) Pendapatan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum
Negara/Daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode
Tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan
tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah;
y) Penerimaan Kas adalah semua aliran kas yang masuk ke Bendaharawan
Umum Negara/Daerah;
z) Pengeluaran Kas adalah semua aliran kas yang keluar dari Bendaharawan
Umum Negara/Daerah;
å) Periode Akuntansi adalah periode pertanggungjawaban keuangan entitas
pelaporan yang periodenya sama dengan periode tahun anggaran;
ä) Perusahaan negara/daerah adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian
modalnya dimiliki oleh pemerintah pusat/daerah;
ö) Setara Kas adalah investasi jangka pendek yang sangat likuid yang siap
dijabarkan menjadi kas serta bebas dari resiko perubahan nilai yang
signifikan;
aa) Tanggal pelaporan adalah tanggal hari terakhir dari suatu periode
pelaporan;
bb) Transfer Masuk adalah penerimaan uang dari suatu entitas pelaporan
lain, termasuk penerimaan dari dana perimbangan dan dana bagi hasil;
cc) Transfer keluar adalah pengeluaran uang dari suatu entitas pelaporan
kepada entitas pelaporan lainnya, termasuk pengeluaran untuk dana
perimbangan dan dana bagi hasil.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


37

e. PENJELASAN ATAS REKENING-REKENING NERACA, LAPORAN


REALISASI ANGGARAN, DAN LAPORAN ARUS KAS

Penjelasan Pos – Pos Neraca


Neraca adalah menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai
aset, kewajiban dan ekuitas dana pada tanggal tertentu.
Setiap pos aset dan kewajiban yang mencakup jumlah-jumlah yang diharapkan akan
diterima atau dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan dan
jumlah-jumlah yang diharapkan akan diterima atau dibayar dalam waktu lebih dari 12
(dua belas) bulan.
Pos Aset dan Kewajiban pada Neraca perlu diinformasikan tentang tanggal jatuh
tempo pelunasan dan pembayaran yang akan bermanfaat untuk menilai likuiditas
suatu entitas pelaporan.
Neraca Pemerintah Kabupater Magetan yaitu untuk menggambarkan posisi keuangan
dan memberikan informasi mengenai aset, kewajiban dan ekuitas dana per 31
Desember 2008.
Adapun Neraca Pemerintah Kabupaten Magetan Tahun 2008 dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Aset

31 Desember 2008 31 Desember 2007


(Rp) (Rp)
Aset 1.737.522.712.852, 84 1.610.136.507.635,63

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh
pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi dan/atau sosial dimasa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh
pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk
sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi
masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan
sejarah dan budaya.
Pemerintah Kabupaten Magetan memiliki aset sebesar Rp1.737.522.712.852,84
dengan rincian sebagai berikut sebagai berikut:

31 Desember 2008 31 Desember 2007


(Rp) (Rp)
- Aset lancar 96.677.512.209,15 86.530.181.912,92
- Ivestasi jangka panjang 32.279.920.437,79 27.254.437.185,01
- Aset tetap 1.602.401.009.805,90 1.483.582.772.982,90
- Aset lainnya 6.164.270.400,00 6.768.066.000,00
Jumlah 1.737.522.712.852, 84 1.610.136.507.635,63

Penjelasan atas jumlah-jumlah tersebut adalah sebagai berikut:


a) Aset Lancar
Aset Lancar diklasifikasikan jika diharapkan segera untuk direalisasikan,
dipakai atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


38

tanggal pelaporan, serta berupa kas dan setara kas. Aset Lancar yang dimiliki
oleh Pemerintah Kabupaten Magetan yang terdiri dari Kas di Kasda, Kas di
Bendaharan Penerimaan, Kas di Bendahara Pengeluaran, Kas di RSU,
Piutang Pajak, Piutang Retribusi, Piutang Asuransi, Piutang Lainnya,
Persediaan.
Adapun Aset Lancar yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Magetan
disusun dan disajikan pada Neraca Tahun 2008 sebesar
Rp96.677.512.209,15, secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

(1) Kas di Kas Daerah


31 Desember 2008 31 Desember 2007
(Rp) (Rp)
Kas di Kas Daerah 86.514.395.351, 94 78.606.399.103,66

Kas adalah alat pembayaran yang sah yang setiap saat dapat
digunakan untuk membiayai kegiatan Pemerintah Kabupaten. Kas diakui
pada saat diterima atau dikeluarkan oleh Kas Daerah dan dicatat
berdasarkan nilai nominal uang.
Kas Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang
ditentukan oleh Bendaharawan Umum Daerah untuk menampung seluruh
penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah.
Kas Daerah yang ditunjuk oleh Pemerintah Kabupaten Magetan Tahun
2008 adalah Bank Jatim Cabang Magetan.
Per 31 Desember 2008 Pemerintah Kabupaten Magetan memiliki
Saldo Kas di Kas Daerah terdiri dari:
Nomor Uraian Jumlah
Rekening Giro (Rp)
030100 3833 PAD, Bagi Hasil Pajak, Bagi Hasil Bukan Pajak, PBB dan 71.678.183.916,44
Bagian Lain penerimaan yang sah.
030100 8877 Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) 1.315.394.806,00
0301013533 Dana Alokasi Umum (termasuk DAK Tahun 2008, Pasca 12.223.074.474,50
Bencana Tahun 2008)
0301017367 DAK Infrastruktur (sisa th. 2007) 1.123.625.105,00
0301017375 DAK Kelautan & Perikanan (sisa th. 2007) 15.822.500,00
0301017391 DAK Lingkungan Hidup (sisa th. 2007) 54.131.700,00
0301017405 DAK Kesehatan (sisa th. 2007) 13.112.000,00
0301017685 Pasca Bencana (sisa th. 2007) 91.050.850,00
Jumlah 86.514.395.351,94

Dengan demikian per 31 Desember 2008 Pemerintah Kabupaten


Magetan memiliki asset lancar berupa Kas di Kas Daerah (Bank Jatim
Cabang Magetan) sebesar Rp86.514.395.351,94.

(2) Kas di Bendahara Penerimaan


Saldo kas di Bendahara Penerimaan per 31 Desember 2008 adalah nihil.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


39

(3) Kas di Bendahara Pengeluaran

31 Desember 2008 31 Desember 2007


(Rp) (Rp)
Kas di Bendahara Pengeluaran 197.608.569,00 540.021.593,00
Kas adalah alat pembayaran yang sah yang setiap saat dapat
digunakan untuk membiayai kegiatan Pemerintah Kabupaten.
Kas diakui pada saat diterima atau dikeluarkan oleh Kas Daerah dan
dicatat berdasarkan nilai nominal uang. Kas pada Bendahara Pengeluaran
adalah merupakan sisa kas yang belum disetorkan oleh para Bendahara
Pengeluaran pada beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah lingkup
Pemerintah Kabupaten Magetan pada Kas Daerah sampai dengan tanggal
31 Desember 2008 masih tersimpan oleh para bendaharan pengeluaran
secara tunai.
Sisa kas tersebut oleh Para Bendahara Pengeluaran telah disetorkan
ke kas daerah (Bank Jatim Cabang Magetan) yaitu tanggal 1 Januari 2009
sampai dengan tanggal 9 April 2009 (saat berakhirnya pemeriksaan Tim
BPK RI atas Draft Laporan Keuangan).
Adapun Kas pada Bendahara Pengeluaran Satuan Kerja Perangkat
Daerah lingkup Pemerintah Kabupaten Magetan Per 31 Desember 2008
sebesar Rp197.608.569,00.
Rincian Kas pada Bendahara Pengeluaran sebagai berikut:

No SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH JUMLAH (Rp)

Sekretariat Daerah (Bendahara Bantuan Keuangan dan


Pembiayaan) (250,00)

Badan Pengawasan Daerah 28.380.200,00

Kecamatan Lembeyan 4.781.600,00

Kecamatan Barat 1.222.085,00

Kecamatan Kartoharjo 2.147.958,00

Dinas Pertanian 515.000,00

BAPPEDA 160.560.576,00

Kecamatan Sidorejo 400,00

Kantor Kesos 1.000,00

JUMLAH 197.608.569,00

Dengan demikian Pemerintah Kabupaten Magetan Per 31 Desember


2008 memiliki aset lancar berupa Kas pada Bendahara Pengeluaran
sebesar Rp197.608.569,00.
Rincian Kas pada Bendahara Pengeluaran lihat lampiran 1

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


40

(4) Kas di RSU Dr. Sayidiman Magetan

31 Desember 2008 31 Desember 2007

Kas di RSU Dr. Sayidiman 2.072.747.816,21 1.056.334.420,00

Kas adalah alat pembayaran yang sah yang setiap saat dapat
digunakan untuk membiayai kegiatan Pemerintah Kabupaten. Dalam
rangka meningkatkan pelayanan kesehatan pada RSU Dr.Sayidiman
Kabupaten Magetan untuk pengelolaan keuangannya dengan
menggunakan Unit Swadana. Unit swadana ini merupakan satuan kerja
khusus yang diberi wewenang untuk menggunakan penerimaan
fungsionalnya untuk kepentingan operasionalnya secara langsung.
Adapun saldo akhir kas pada RSU Sayidiman per 31 Desember 2008
adalah sebesar Rp2.072.747.816,21 dengan rincian perhitungan sebagai
berikut:

− Saldo Tahun 2007 1.056.334.420,13


− Penerimaan Swadana 1 Jan. s.d. 31 Des ‘08 14.652.989.187,08
Jumlah Penerimaan 15.709.323.607,21
− Pengeluaran swadana 1 Januari s.d. 31 Des ‘08 13.636.575.791,00
Sisa Kas 31 Desember 2008 2.072.747.816,21

Dengan demikian aset lancar yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten


Magetan berupa kas pada Rumah Sakit Umum Dr. Sayidiman Magetan
per 31 Desember 2008 sebesar Rp2.072.747.816,21.
Dengan demikian jumlah Kas dan Setara Kas pada Neraca Pemerintah
Kabupaten Magetan Per 31 Desember 2008 sebesar
Rp88.784.751.737,15 yang terdiri dari:
− Kas di Kas Daerah (B.IX - Bank Jatim) Rp86.514.395.351,94
− Kas di Bendahara Penerimaan (seluruh SKPD) Rp 0,00
− Kas di Bendahara Pengeluaran (seluruh SKPD)Rp 197.608.569,00
− Kas di Kas RSU Swadana Magetan Rp 2.072.747.816,21
Jumlah Kas dan Setara Kas pada Neraca sama dengan jumlah Saldo
Akhir Kas pada Laporan Arus Kas, hal ini telah sesuai dengan yang
diamanatkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan, bahwa Komponen Kas dan Setara Kas
dalam Laporan Arus Kas yang jumlahnya sama dengan pos terkait di
Neraca.

(5) Piutang Pajak (Reklame)

31 Desember 2008 31 Desember 2007


(Rp) (Rp)
Piutang Pajak 1.326.500,00 280.000,00

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


41

Piutang merupakan hak atau klaim kepada pihak ketiga yang


diharapkan dapat dijadikan kas dalam satu periode akuntansi terdiri dari
piutang pajak, piutang retribusi, piutang lain-lain dsb, yang diharapkan
diterima dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan.
Piutang Pajak merupakan piutang kepada wajib pajak, karena surat
ketetapan pajak telah diterbitkan oleh Pemerintah Kabupaten Magetan
(dalam hal ini Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Magetan),
namun sampai dengan 31 Desember 2008 belum dilunasi oleh Wajib
Pajak.
Adapun aset lancar yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten
Magetan berupa Piutang Pajak Reklame Per 31 Desember 2008 sebesar
Rp1.326.500,00.
Rincian Piutang Pajak Reklame lihat lampiran II

(6) Piutang Retribusi

31 Desember 2008 31 Desember 2007


(Rp) (Rp)
Piutang Retribusi 108.128.545,00 91.296.778,00

Piutang merupakan hak atau klaim kepada pihak ketiga yang


diharapkan dapat dijadikan kas dalam satu periode akuntansi terdiri dari
piutang pajak, piutang retribusi, piutang lain-lain dsb, yang diharapkan
diterima dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan.
Piutang tersebut berasal dari Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan yang
diterbitkan dengan Surat Keputusan Bupati Magetan (dalam hal ini
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Magetan) dan telah
ditetapkan besarnya retribusi, namun sampai dengan tanggal 31
Desember 2008 belum dibayar oleh Pemohon.
Adapun per 31 Desember 2008 aset lancar yang dimiliki oleh
Pemerintah Kabupaten Magetan berupa Piutang Retribusi Ijin
Mendirikan Bangunan (IMB) sebesar Rp108.128.545,00.
Rincian Piutang Retribusi lihat lampiran III

(7) Piutang Asuransi (DPRD)

31 Desember 2008 31 Desember 2007


(Rp) (Rp)
Piutang Asuransi 0,00 54.000.000,00

Pada Laporan Keuangan Tahun 2007 Pemerintah Kabupaten


Magetan yang telah diaudit oleh BPK RI Perwakilan Jawa Timur
mempunyai Piutang Asuransi sebesar Rp54.000.000,00 dari PT Asuransi
Jiwa Bumi Asih Jaya tentang Program Asuransi Pemeliharaan Kesehatan
bagi Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Magetan yang berakhir
hanya sampai dengan Akhir Maret 2008.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


42

Perjanjian kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Magetan dengan


PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya tidak diperpanjang lagi, sehingga pada
Laporan Keuangan Tahun 2008 Tidak Ada Nilai Piutang Asuransi.

(8) Piutang Lainnya

31 Desember 2008 31 Desember 2007


(Rp) (Rp)
Piutang lainnya 2.898.787.484,00 2.907.466.212,00

Pemerintah Kabupaten Magetan Per 31 Desember 2008 mempunyai aset


lancar berupa Piutang Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar
Rp2.898.787.484,00 yang terdiri dari:
(a) Piutang klaim askes Rp1.055.372.262,00
(b) Piutang hasil audit Tahun 2005 Rp1.843.415.222,00
dengan penjelasan sebagai berikut:

(a) Piutang Klaim Askes


Pemerintah Kabupaten Magetan mempunyai Piutang Klaim
Asuransi Kesehatan (ASKES), yang berasal dari jasa Pelayanan
Kesehatan pada Rumah Sakit Umum Dr. Sayidiman Kabupaten
Magetan.
Pelayanan kesehatan diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil,
TNI/POLRI, Pensiunan, maupun Masyarakat Miskin (Maskin) yang
telah terdaftar pada PT Askes Cabang Madiun serta piutang kepada
PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya namun biaya yang dikeluarkan
oleh Pemerintah Kabupaten Magetan dalam hal ini pihak RSU Dr.
Sayidiman Magetan belum memperoleh penggantian dari pihak PT
Askes Cabang Madiun. Sedangkan penggantian biaya dari PT
Asuransi Jiwa Bumi Asih belum dilunasi sebagai penggantian biaya
general checkup bagi Ketua dan Anggota DPRD beserta anggota
keluarga yang masuk daftar asuransi.
Adapun aset lancar yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten
Magetan (RSU Dr. Sayidiman Magetan) berupa Piutang Klaim
Asuransi Kesehatan (Askes) per 31 Desember 2008 sebesar
Rp1.055.372.262,00, yang terdiri dari:

− Klaim askes PNS Rp 286.465.407,00


− Klaim jamkesmas Rp 756.957.855,00
− Klaim general check up Rp 11.850.000,00
Jumlah Rp 1.055.372.262,00

Rincian Piutang Klaim Askes lihat lampiran IV

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


43

(b) Piutang Tindak Lanjut Temuan Tahun 2005

Pada Laporan Keuangan Tahun 2007 yang telah diaudit oleh


BPK RI Perwakilan Jawa Timur Pemerintah Kabupaten Magetan
mempunyai piutang sebesar Rp1.887.315.222,00, dengan perincian:
− Biaya perjalanan dinas pada Sekretariat DPRD sebesar
Rp66.900.000,00;
− Pekerjaan Pembangunan Gedung Olah Raga dan DPRD sebesar
Rp1.820.415.222,00.
Piutang tersebut merupakan hasil tindak lanjut temuan BPK atas
laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Magetan Tahun 2005.
Dan pada Tahun 2008 sudah ada tindak lanjut (sebagian) dan telah
setor ke kasda yaitu:
− Biaya perjalanan dinas pada Sekretariat DPRD:
− Tgl. 3 Juni 2008 Rp 3.200.000,00
− Tgl. 3 Juli 2008 Rp 10.100.000,00
− Tgl. 15 Agustus 2008 Rp 4.500.000,00
− Tgl. 26 September 2008 Rp 3.000.000,00
− Tgl. 26 Nopember 2008 Rp 19.300.000,00
− Tgl. 19 Desember 2008 Rp 3.800.000,00
Jumlah Rp 43.900.000,00

− Adapun tindak lanjut untuk pekerjaan pembangunan gedung


DPRD dan GOR pada Tahun 2008 tidak ada realisasi.
Dengan demikian Piutang Tindak Lanjut Temuan Tahun 2005 yang
diklasifikasikan dalam Piutang Lancar yang dimiliki oleh Pemerintah
Kabupaten Magetan sebesar Rp1.843.415.222,00 Per 31 Desember
2008.
Rincian Piutang Tindak Lanjut Temuan (Hasil Audit BPK) lihat
lampiran V

(9) Persediaan Bahan/Material Pakai Habis

31 Desember 2008 31 Desember 2007


(Rp) (Rp)
Persediaan bahan/material pakai habis 4.884.517.943,00 3.274.383.806,26

Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan


yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah,
dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan
dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Persediaan adalah barang
yang dijual atau dipakai habis dalam satu periode akuntansi terdiri atas
persediaan obat-obatan, alat tulis kantor (ATK), barang cetakan,
persediaan lain, hewan/tanaman. Persediaan bahan baku yang dimiliki
dan akan dipakai dalam pekerjaan pembangunan fisik yang dikerjakan
secara swakelola, tidak termasuk sebagai persediaan dalam kelompok
Aset Lancar.
Adapun Persediaan Bahan/Material Pakai Habis sampai dengan
berakhirnya Tahun Anggaran 2008 berakhir yang berada pada seluruh

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


44

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lingkup Pemerintah Kabupaten


Magetan sebesar Rp4.884.517.943,00, yang terdiri dari:

No Jenis Nilai (Rp)


1 Alat Tulis Kantor (ATK) 170.314.346,00
2 Obat 3.651.136.187,00
3 Barang Cetakan 641.517.475,00
4 Hewan/Tanaman 88.446.355,00
5 Persediaan Lain 333.103.580,00
JUMLAH 4.884.517.943,00

Persediaan Lain lain terdiri dari alat dan bahan pembersih, perlengkapan
perikanan, bahan habis pakai untuk ruangan, barang jasa perkantoran, alat
listrik, suku cadang mobil dan sepeda motor, sparepart, barang inventaris,
habis pakai linen, bahan material/bahan bangunan.
Dengan demikian Pemerintah Kabupaten Magetan mempunyai
Persediaan bahan/material pakai habis sebesar Rp4.884.517.943,00 yang
berada pada beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah lingkup Pemerintah
Kabupaten Magetan yang sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 masih
terdapat sisa/belum digunakan.
b) Investasi Jangka Panjang
Investasi jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk
dimiliki selama lebih dari dua belas bulan. Investasi Jangka Panjang dibagi
menurut sifat penanaman investasinya, yaitu investasi permanen dan
investasi nonpermanen. Investasi Permanen adalah investasi jangka panjang
yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan, sedangkan investasi
nonpermanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk
dimiliki secara tidak berkelanjutan.
Berkelanjutan adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki terus
menerus tanpa ada niat untuk memperjualbelikan atau menarik kembali.
Sedangkan tidak berkelanjutan adalah kepemilikan investasi yang berjangka
waktu lebih dari 12 bulan, dimaksudkan untuk tidak dimiliki terus menerus
atau ada niat untuk memperjualbelikan atau menarik kembali.
Investasi Jangka Panjang yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten
Magetan Per 31 Desember 2008 sebesar Rp32.279.920.437,79 yang terdiri
dari Investasi Non Permanen sebesar Rp20.495.834.498,81 dan Investasi
Permanen sebesar Rp11.784.085.938,98 dengan penjelasan sebagai berikut:

(1) Investasi Non Permanen

Investasi Non Permanen Lainnya

31 Desember 2008 31 Desember 2007


(Rp) (Rp)
Investasi non permanen lainnya 20.495.834.498,81 16.370.351.246,03

Investasi Non Permanen adalah investasi jangka panjang yang


dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan. Tidak
berkelanjutan adalah kepemilikan investasi yang berjangka waktu lebih
dari 12 bulan, dimaksudkan untuk tidak dimiliki terus menerus atau ada

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


45

niat untuk memperjualbelikan atau menarik kembali. Investasi non


permanen yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Magetan berupa
dana yang disisihkan oleh Pemerintah dalam rangka pelayanan
masyarakat seperti bantuan modal kerja secara bergulir kepada kelompok
masyarakat.
Adapun Investasi Non Permanen Per 31 Desember 2008 yang
dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Magetan sebesar
Rp20.495.834.498,81, yang terdiri dari:

No Jenis Program Jumlah (Rp)


(a) Program Pengembangan Sapi Kereman 7.587.022.500,00
(b) Program Penguatan modal kelompok lumbung pangan 6.000.000,00
(c) Program Pengadaan alat pengering biji-bijian 275.000.000,00
(d) Program Pengembangan dan pembibitan sapi betina 1.283.074.625,00
(e) Program Kios Pasar Wisata Plaosan 1.085.629.700,00
(f) Program Pengembangan Budidaya Ikan 234.706.950,00
(g) Program Penyangga Pupuk (Saprodi) 801.600.000,00
(h) Program Bibit Jagung 27.890.000,00
(i) Program Intensifikasi Bongkar Ratoon 2.000.000.000,00
(j) Program Lembaga Pembeli Gabah 0,00
(k) Program Bantuan uang muka pengadaan kendaraan 2.896.000,00
bermotor roda dua bagi PNS
(l) Program Dana Bergulir Kredit Ekonomi Kerakyatan (KEK) 1.993.134.723,81
Intan Pesada
(m) Program Dana Kredit Bergulir Simpan Pinjam (Waserda) 165.000.000,00
(n) Program Dana Bergulir Kredit Usaha Kelompok Mandiri 5.000.000.000,00
(KUKM)
(o) Program Dana Kredit Bergulir Domba dan Itik 33.880.000,00
JUMLAH 20.495.834.498,81

(a) Program Pengembangan Sapi Kereman


Salah satu upaya Pemerintah Kabupaten Magetan dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat mempunyai program
Pengembangan Sapi Kereman. Program Pengembangan Sapi
Kereman dimulai sejak Tahun Anggaran 1999/2000. Program
dimaksud diarahkan khususnya kepada para petani penggaduh sapi
kereman dengan cara memberikan bantuan modal untuk membeli
bibit sapi kereman dan apabila sudah waktunya masa jual petani
penggaduh diharapkan mendapatkan keuntungannya sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sedangkan modalnya
dikembalikan pada Pemerintah. Untuk Jangka waktu pengembalikan
pinjaman oleh penggaduh adalah 10 bulan dengan bunga 1% per
bulan.
Sebagai pengelola program pengembangan sapi kereman yaitu
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan dan Kantor
Koperasi.
Adapun Dana Program Pengembangan Sapi Kereman mulai
Tahun 1999/2000 yang sampai dengan berakhirnya Tahun Anggaran
2008 belum diselesaikan pembayarannya yang dikelola oleh Dinas
Peternakan dan Perikanan sebesar Rp6.688.132.500,00 dan Kantor
Koperasi sebesar Rp898.890.000,00.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


46

Dengan demikian Pemerintah Kabupaten Magetan Per 31 Desember


2008 memiliki investasi nonpermanen berupa program
Pengembangan Sapi Kereman sebesar Rp7.587.022.500,00.
Rincian Program Pengembangan Sapi Kereman lihat lampiran VII

(b) Program Penguatan Modal Kelompok Lumbung Pangan


Program Penguatan modal kelompok lumbung pangan Tahun 2008
berupa pemberian pinjaman kepada kelompok tani, melalui Proyek
Pengembangan Ketahanan Pangan dan Hortikultura Kabupaten
Magetan Tahun 2003 yang dikelola Dinas Pertanian Kabupaten
Magetan. Pinjaman ini merupakan pinjaman jangka pendek, dengan
bunga pinjaman sebesar 1%. Besarnya pinjaman untuk masing-
masing kelompok tani adalah Rp20.000.000,00. Pada Tahun 2008
tidak ada realisasi pembayaran angsuran dari kelompok Tani Boga
Lestari dengan alamat Kawedanan sehingga saldo sama dengan tahun
lalu.
Dengan demikian Per 31 Desember 2008 Investasi Non Permanen
berupa Program Penguatan modal lumbung pangan yang dimiliki
oleh Pemerintah Kabupaten Magetan sebesar Rp6.000.000,00.

(c) Program Pengadaan Alat Pengering Biji-bijian (GrainDriyer)


Program Pengadaan Alat Pengering Biji-bijian (Grain Driyer)
Tahun 2008 merupakan pinjaman untuk pengadaan alat pengering
biji-bijian adalah berupa pengadaan alat pengering biji-bijian (Grain
Driyer) oleh Dinas Pertanian Kabupaten Magetan, selanjutnya alat
tersebut dikelola oleh ”UD Lancar Usaha”, yang beralamat Desa
Temenggungan RT 3 RW 4 Kecamatan Karas Kabupaten Magetan,
pinjaman ini diikat dengan perjanjian nomor 521/1464/403.107/2003
tanggal 23 Desember 2003 yang ditandatangani oleh Kepala Dinas
Pertanian Kabupaten Magetan dan Direktur UD Lancar Usaha.
Dengan jangka waktu pengembalian 4,5 tahun (9 kali angsuran)
dengan masa tenggang 1 tahun. Pada Tahun 2008 tidak ada realisasi
pembayaran angsuran dari UD Lancar Usaha Kecamatan Karas
sehingga saldo sama dengan tahun lalu.
Dengan demikian Investasi Non Permanen berupa Program
Pengadaan Alat Pengering Biji-bijian (Grain Driyer) yang dimiliki
oleh Pemerintah Kabupaten Magetan Per 31 Desember 2008 sebesar
Rp275.000.000,00.
Rincian Program Pengelolaan Mesin Pengering Biji-Bijian lihat
lampiran VIII

(d) Program pengembangan/pembibitan sapi betina


Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Pemerintah Kabupaten Magetan mempunyai kebijakan dalam bidang
peternakan yaitu berupa pengembangan sapi betina. Kegiatan
tersebut berupa pemberian bantuan pinjaman dalam pengembangan
dan pembibitan sapi betina pada Tahun 2002 dan Tahun 2004 yang
dikelola Dinas Peternakan dan Perikanan.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


47

Pinjaman ini diberikan kepada petani di Kabupaten Magetan,


dengan jangka waktu pengembalian pinjaman 3 (tiga) tahun, untuk
pinjaman Tahun 2002 dimulai Tahun 2003 sampai dengan Tahun
2005 dan untuk pinjaman Tahun 2004 dimulai Tahun 2005 sampai
dengan Tahun 2008.
Sedangkan pinjaman Tahun 2006 dimulai Tahun 2008 sampai
dengan Tahun 2009. Dengan bunga yang dibebankan pada petani
sebesar 0,63% per bulan. Adapun Sisa Dana yang belum diselesaikan
sampai dengan berakhirnya Tahun Anggaran 2008 yang
diklasifikasikan dalan Investasi Non Permanen berupa Program
Pengembangan/Pembibitan Sapi Betina, dapat dirinci sebagai
berikut:
− Sisa Tahun Pengakuan 2002 sebesar Rp815.625,00
− Sisa Tahun Pengakuan 2004 sebesar Rp43.034.000,00
− Sisa Tahun Pengakuan 2006 sebesar Rp460.425.000,00
− Sisa Tahun Pengakuan 2007 sebesar Rp778.800.000,00
Dengan demikian Investasi Non Permanen yang dimiliki oleh
Pemerintah Kabupaten Magetan Per 31 Desember 2008 berupa
Program Pengembangan/pembibitan sapi betina sebesar
Rp1.283.074.625,00.
Rincian Program pengembangan/pembibitan sapi betina lihat
lampiran IX

(e) Program Pembangunan Kios Pasar Wisata Plaosan


Sektor Pariwisata merupakan salah satu program prioritas
Pemerintah Kabupaten Magetan. Guna mengembangkan program
dimaksud perlu adanya dukungan diantaranya sektor perdagangan,
yaitu dibangunnya Pasar Wisata Plaosan yang merupakan pintu
gerbang tempat Wisata Telaga Sarangan. Pasar Wisata Plaosan
diperuntukan bagi para pedagang yang berniat memakai bedak/los
dipasar wisata Plaosan dengan membayar uang muka 30%,
sedangkan sisa pembayaran sebesar 70% diangsur secara rutin setiap
bulan selama 3 (tiga) Tahun.
Pembayaran angsuran sebesar 70% yang belum diselesaikan
merupakan piutang Pemerintah Kabupaten Magetan dari para
pedagang yang memakai bedak/kios-kios Pasar Wisata Plaosan,
dengan jangka waktu pelunasan antara Tahun 2004 sampai dengan
Tahun 2008. Pengelola Program tersebut adalah Dinas Pendapatan
Daerah Kabupaten Magetan.
Pada Laporan Keuangan Tahun 2007 yang telah diaudit Saldo
Investasi Non Permanen berupa Program Pembangunan Kios Pasar
Wisata Plaosan yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Magetan
sebesar Rp1.215.180.400,00. Adapun pada Tahun 2008 dari beberapa
pedagang telah berupaya mengangsur pembayaran sebesar
Rp129.550.700,00, sehingga masih terdapat sisa sebesar
Rp1.085.629.700,00.
Dengan demikian Investasi Non Permanen berupa Program
Pembangunan Kios Pasar Wisata Plaosan sebesar

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


48

Rp1.085.629.700,00 yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten


Magetan Per 31 Desember 2008.
Rincian Program Kios Pasar Wisata Plaosan lihat lampiran X

(f) Program Pengembangan Budidaya Ikan


Dalam rangka intensifikasi budidaya ikan kolam air deras
Pemerintah Kabupaten Magetan bekerjasama dengan para petani
ikan, yang bertujuan diantaranya meningkatkan produksi ikan guna
meningkatkan pendapatan petani ikan. Dalam kerjasama tersebut
Pemerintah memberikan bantuan pinjaman modal guna
membudidayakan ikan kolam air deras. Adapun pengembalian
pinjaman modal adalah dengan sistem pengembalian modal usaha
yang diterima petani ditambah bunga 7,5% per tahun flat dalam
jangka waktu 2 Tahun.
Adapun yang mengelolanya program kegiatan dimaksud adalah
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan.

Jenis Tahun Nilai Jatuh Tempo


Pengakuan (Rp)
Budidaya Ikan Tombro 2001 6.812.500,00
Budidaya Ikan Air Tawar (PBIT) 2003 118.694.450,.00
Intensifikasi Ikan Kolam Air Deras (KAD) 2003 109.200.000,00
Jumlah 234.706.950,00

Pada Tahun 2008 tidak ada realisasi pembayaran angsuran dari


petani ikan pembudidayaan ikan kolam air deras sehingga saldo sama
dengan tahun lalu.
Dengan demikian Investasi Non Permanen berupa Program
Pengembangan Budidaya Ikan yang dimiliki oleh Pemerintah
Kabupaten Magetan Per 31 Desember 2008 sebesar
Rp234.706.950,00.
Rincian Program Pengembangan Budidaya Ikan lihat lampiran XI

(g) Program Penyangga Pupuk (Saprodi)


Pemerintah Kabupaten Magetan bekerjasama dengan
masyarakat/petani/kelompok petani dalam pengadaan dan penyaluran
pupuk yang bertujuan dalam rangka stabilitas harga dan penyediaan
pupuk. Kerjasama tersebut berupa bantuan pinjaman modal untuk
kegiatan pengadaan dan penyaluran pupuk sesuai dengan Harga
Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh Pemerintah. Adapun
pengembalian pinjaman paling lambat 6 (enam) bulan dengan
kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 1%. Sebagai
Pengelolanya adalah Dinas Pertanian Kabupaten Magetan.
Pada Tahun 2008 Pemerintah Kabupaten Magetan dalam hal ini
Dinas Pertanian Kabupaten Magetan sebagai pelaksana teknis
memberikan bantuan kepada masyarakat/petani melalui Kios
Saprodi/Badan Usaha Pertanian/Pengecer Pupuk sebesar
Rp1.500.000.000,00 berdasarkan Keputusan Bupati Magetan nomor
188/140/Kept/403.012/2008 tentang Penetapan Titik Bagi Penerima

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


49

Pinjaman Dana Kegiatan Pembiayaan Penyangga Pupuk di


Kabupaten Magetan Tahun 2008. Adapun titik bagi penerima
pinjaman dana tersebut sebanyak 55 (limapupuluh lima) UD.
Berdasarkan Keputusan Bupati Magetan dimaksud
ditindaklanjuti dengan Perjanjian Bersama antara Dinas Pertanian
Kabupaten Magetan dengan Kios Saprodi/Badan Usaha
Pertanian/Pengecer yang memperoleh bantuan dana pinjaman. Dalam
perkembangannya realisasi pembayaran angsuran pada Tahun 2008
sebesar Rp714.400.000,00 dari total Rp1.500.000.000,00 sehingga
sisa yang belum dilunasi oleh para Kelompok/Pedagang/Pengecer
Pupuk sebesar Rp785.600.000,00.
Adapun Investasi Non Permanen berupa Program penyangga
pupuk (Saprodi) yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Magetan
pada Laporan Keuangan Tahun 2007 sebesar Rp16.000.000,00
sampai saat ini belum ada realisasi pembayarannya
Dengan demikian Investasi Non Permanen berupa Program
penyangga pupuk (Saprodi) yang dimiliki oleh Pemerintah
Kabupaten Magetan Per 31 Desember 2008 sebesar
Rp801.600.000,00.
Rincian Program Penyangga Pupuk (Saprodi) lihat lampiran XII

(h) Program Bibit Jagung


Dalam rangka Pengembangan dan Pemantapan Jagung Hibrida
Pemerintah Kabupaten Magetan bekerjasama dengan
petani/kelompok tani guna meningkatkan produktifitas dan produksi
Jagung Hibrida. Kerjasama tersebut berupa bantuan pinjaman modal
kepada kelompok tani, untuk disalurkan kepada anggota kelompok
yang dapat digunakan untuk pembelian benih Jagung Hibrida. Untuk
pengembalian pinjaman paling lambat 5 (lima) bulan dengan sejak
ditandatangani perjanjian kerjasama. Adapun Pengelolanya adalah
Dinas Pertanian Kabupaten Magetan. Pada Tahun 2008 tidak ada
realisasi pembayaran angsuran dari petani/kelompok tani sehingga
saldo sama dengan tahun lalu.
Dengan demikian Per 31 Desember 2008 Investasi Non
Permanen berupa Program Benih Bibit Jagung yang dimiliki oleh
Pemerintah Kabupaten Magetan sebesar Rp27.890.000,00.

(i) Program Bantuan Bongkar Ratoon


Pemerintah Kabupaten Magetan pada Tahun 2008 telah berusaha
meningkatkan kesejahteraa masyarakat Magetan khususnya petani
yang bergerak dalam bidang agribisnis tebu, diantaranya dengan cara
memberikan bantuan pinjaman modal kerja kegiatan bongkar ratoon.
Yang dimaksud dengan bongkar ratoon adalah kegiatan membongkar
eks tanaman tebu ratoon yang telah mengalami pengeprasan berkali-
kali dan selanjutnya menanami kembali dengan tanaman tebu jenis
unggul baru.
Adapun tujuan pemberian bantuan dimaksud diantarnya untuk
meningkatkan produksi dan produktivitas tebu melalui intensifikasi

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


50

tanaman tebu guna akselarasi peningkatkan produksi gula sehingga


kesejahteraan masyarakat petani tebu meningkat. Selain itu juga
dalam rangka pemberdayaan koperasi untuk memfasilitasi petani
agar mampu menggunakan potensi dan kemampuan dalam
melakukan agribisnis tebu.
Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 22 Tahun 2008 tanggal 31
Maret 2008 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Nomor 47
Tahun 2007 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pinjaman Modal Kerja
Kegiatan Bongkar Ratoon di Kabupaten Magetan, dan ditindaklanjuti
dengan Keputusan Bupati Nomor 188/110/403.012/2008 tanggal 31
Maret 2008 tentang Penetapan Kelompok Sasaran Koperasi Petani
Tebu Rakyat (KPTR) Penerima Modal Kerja Pada Kegiatan
Pembiayaan Bongkar Ratoon di Kabupaten Magetan Tahun 2008.
Pinjaman modal kerja dimaksud diberikan kepada Koperasi Petani
Tebu Rakyat (KPTR) ditetapkan sebesar Rp1.000.000.000,00 yang
digunakan untuk membiayai intensifikasi bongkar ratoon seluas 50
Ha, a.Rp10.000.000,00 dan biaya rawat seluas 100 Ha a.
Rp5.000.000,00.
Sedangkan Jasa yang dibebankan sebesar 7% dengan perincian:
− 4% disetor ke kas daerah
− 3% untuk KPTR
Adapun penerima bantuan dimaksud, yaitu berdasarkan:
− Perjanjian Kerjasama antara Kepala Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Magetan dengan Koperasi Petani Tebu
Rakyat (KPTR) Gunung Madu Desa Manisrejo Kecamatan
Karangrejo, Nomor 525/1496/403.108/2008 tentang
Pemanfaatan Dana Pembiayaan Bongkar Ratoon Di Kabupaten
Magetan Tahun 2008, sebesar Rp1.000.000.000,00, yang jatuh
tempo pembayarannya berakhir pada akhir bulan Agustus 2009;
− Perjanjian Kerjasama antara Kepala Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Magetan dengan Koperasi Petani Tebu
Rakyat (KPTR) Sari Madu Gorang Gareng Kecamatan
Kawedanan, Nomor 525/1699/403.108/2008 tentang
Pemanfaatan Dana Pembiayaan Bongkar Ratoon Di Kabupaten
Magetan Tahun 2008, sebesar Rp1.000.000.000,00, yang jatuh
tempo pembayarannya berakhir pada akhir bulan Oktober 2009.
Dengan demikian Pemerintah Kabupaten Magetan mempunyai
investasi non permanen berupa Program Bantuan Bongkar Ratoon
Per 31 Desember 2008 sebesar Rp2.000.000.0000,00 (dua milyar
rupiah)
Rincian Program Bongkar Ratoon lihat lampiran XIII

(j) Program Lembaga Pembeli Gabah (LPG)


Pada Laporan Keuangan Tahun 2007 Pemerintah Kabupaten
Magetan yang telah diaudit oleh BPK RI Perwakilan Jawa Timur
terdapat Investasi Non Permanen berupa Program Lembaga Pembeli
Gabah (LPG) sebesar Rp75.000.000,00 masih terdapat tunggakan
yang berada pada kelompok tani/Sukirno Desa Milangasri

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


51

Kecamatan Panekan, namun telah diselesaikan oleh kelompok LPG


dan disetorkan ke kasda pada tanggal 15 Januari 2008.
Dengan demikian Pemerintah Kabupaten Magetan Per 31
Desember 2008 tidak mempunyai Investasi Non Permanen berupa
bantuan pinjaman modal Program Lembaga Pembeli Gabah (LPG).

(k) Program Bantuan Uang Muka Pengadaan Kendaraan B ermotor


Roda Dua Bagi PNS
Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil
(PNS) Pemerintah Kabupaten Magetan memberikan bantuan kredit
pinjaman uang muka untuk pembelian sepeda motor roda dua.
Bantuan kredit tersebut dengan plafon kredit untuk masing-masing
PNS sebesar Rp1.000.000,00 dan Rp3.000.000,00 yang jangka waktu
pelunasannya antara 2 tahun sampai dengan 5 tahun tanpa bunga.
Kegiatan tersebut sejak Tahun 2003 dan berakhir Tahun 2008.
Adapun pengelola adalah Bagian Umum dan Perlengkapan
Sekretariat Daerah Kabupaten Magetan.
Berdasarkan Laporan Keuangan Tahun 2007 yang telah diaudit oleh
BPK RI Perwakilan Jawa Timur Investasi Non Permanen berupa
Program Bantuan Uang Muka Kendaraan Bermotor yang dimiliki
oleh Pemerintah Kabupaten Magetan sebesar Rp131.680.822,00.
Pada Tahun 2008 terdapat setoran ke kas daerah pada bulan:
− Januari Rp 750.000,00
− Juli Rp 90.600.000,00
− Oktober Rp 28.534.822,00
− Nopember Rp 8.900.000,00
Jumlah Rp 128.784.822,00

Dengan demikian Investasi Permanen Per 31 Desember 2008 yang


dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Magetan berupa Program
Bantuan Uang Muka Pengadaan Kendaraan Bermotor Roda Dua bagi
PNS sebesar Rp2.896.000,00.
Rincian Program Bantuan Uang Muka Kredit Sepeda Motor bagi
PNS lihat lampiran XIV

(l) Investasi Non Permanen Dana Bergulir Kredit Ekonomi


Kerakyatan (KEK) Intan Pesada
Dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat
Pemerintah Kabupaten Magetan mulai Tahun 2002 telah memberikan
Dana Kredit Bergulir kepada masyarakat untuk Kredit Ekonomi
Kerakyatan (KEK) Intan Pesada berupa penyediaan kredit bagi
masyarakat pada sektor ekonomi berupa usaha perdagangan, industri,
pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan, jasa dan keperluan
lainnya.
Adapun untuk operasional penyaluran kredit tersebut Pemerintah
Kabupaten Magetan bekerja sama dengan Bank Jatim dengan Surat
Perjanjian Nomor 188/165/403.022/2002 dan Nomor
040/112/Krd/C.Mgt tanggal 26 Pebruari 2002 tentang Kredit

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


52

Ekonomi Kerakyatan Intan Persada Untuk Masyarakat, Pengusaha


Kecil dan Koperasi Kabupaten Magetan.
Dalam kerjasama tersebut Pemkab Magetan menyetor dan
menyimpan dana kepada Bank Jatim dalam bentuk dana kredit,
dengan jangka waktu 1 (satu) Tahun dan diperpanjang secara
otomatis sampai dengan program kerja sama ini berakhir.
Pemberian kredit ke masyarakat melalui seleksi oleh Tim
Pokjanis yang dibentuk oleh Bupati dengan Keputusan Bupati
Magetan Nomor 188/4/Kept/403.012/2002 tanggal 7 Januari 2002.
Suku bunga kredit 10% p.a secara perhitungan Flate Rate, bunga
yang diperoleh digunakan untuk:

- Pendapatan Bank Jatim : 1%


- Biaya Operasional : 2%
- Cadangan resiko : 2%
- Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) : 5%

Dana bergulir tersebut berdasarkan setoran Pemkab Magetan ke


Bank Jatim tanggal:

− 1 Mei 2002 Rp 500.000.000,00


− 10 Juni 2002 Rp 1.900.000.000,00
− 12 Juli 2002 Rp 2.795.000.000,00
− 5 Mei 2003 Rp 200.000.000,00
− 21 Juli 2003 Rp 1.900.000.000,00
Jumlah Rp 7.295.000.000,00

Pada Laporan Keuangan Tahun 2007 yang telah diaudit untuk


investasi Non Permanen berupa Dana Bergulir Kredit Ekonomi
Kerakyatan (KEK) Intan Pesada yang dimilki oleh Pemerintah
Kabupaten Magetan yang berada pada nasabah Per 31 Desember
2007 sebesar Rp2.012.240.824,03 .
Adapun Investasi Non Permanen berupa Dana Bergulir Kredit
Ekonomi Kerakyatan (KEK) Intan Pesada yang dimiliki oleh
Pemerintah Kabupaten Magetan per 31 Desember 2008 sebesar
Rp1.993.134.723,81, yang terdiri dari:
− Rekening Pengendali Resiko Rp 183.823.623,81
− Tunggakan pada Nasabah Rp 1.809.311.100,00

Informasi Tambahan:
Rekening Pengendali Resiko sebesar Rp183.000.000,00 telah disetor
ke Kas Daerah pada tanggal 30 Januari 2009.

(m) Dana Kredit Bergulir Simpan Pinjam (Waserda)


Dalam rangka pemberdayaan koperasi di Kabupaten Magetan
Pemerintah Kabupaten Magetan telah memberikan bantuan tambahan
modal. Dana tersebut mulai digulirkan kepada koperasi-koperasi
yang berada di Kabupaten Magetan pada Tahun 2003 berupa kredit
Dana Bergulir Simpan Pinjam (Waserda) dan Per 31 Desember 2006

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


53

Pemerintah Kabupaten Magetan mempunyai Kredit Dana Bergulir


(WASERDA) berupa simpan pinjam sebesar Rp135.000.000,00.
Adapun pengelolanya Kantor Koperasi dan UKM Kabupaten
Magetan.
Namun pada Tahun 2008 Kredit Dana Bergulir (WASERDA)
tersebut bertambah sebesar Rp30.000.000,00, hal ini berdasarkan:
− Perjanjian Kerjasama Nomor 666/403.305/2007 tanggal 1
Nopember 2007 antara Kantor Koperasi Usaha Kecil dan
Menengah Kabupaten Magetan dengan Koperasi Pelaksana
Program Pengembangan Usaha Waserda Tahun 2008 (Koperasi
Kelompok Tani (KKT) Tani Makmur, Desa Klagen Kecamatan
Barat) dengan nilai pinjaman modal sebesar Rp10.000.000,00;
− Perjanjian Kerjasama Nomor 667/403.305/2007 tanggal 1
Nopember 2007 antara Kantor Koperasi Usaha Kecil dan
Menengah Kabupaten Magetan dengan Koperasi Pelaksana
Program Pengembangan Usaha Waserda Tahun 2008 (KSU
Kharisma, alamat Desa Lembeyan Kulon Kecamatan Lembeyan,
dengan nilai pinjaman modal sebesar Rp10.000.000,00;
− Perjanjian Kerjasama Nomor 668/403.305/2007 tanggal 1
Nopember 2007 antara Kantor Koperasi Usaha Kecil dan
Menengah Kabupaten Magetan dengan Koperasi Pelaksana
Program Pengembangan Usaha Waserda Tahun 2008 (KPRI
Bantera Kecana Jl. Teuku Umar No. 55 Magetan), dengan nilai
pinjaman modal sebesar Rp10.000.000,00.
Dengan demikian Investasi Non Permanen berupa Kredit Dana
Bergulir (WASERDA) yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten
Magetan Per 31 Desember 2008 sebesar Rp165.000.000,00.

(n) Dana Kredit Bergulir Kredit Usaha Kelompok Mandiri (KUKM)


Dalam rangka pemberdayaan dan pembinaan masyarakat Magetan
untuk menuju norma keluarga kecil dan sejahtera melalui gerakan
keluarga berencana nasional, maka Pemerintah Kabupaten Magetan
mengadakan pengembangan program Tabungan Usaha Kelompok
Mandiri (TUKM) dan Kredit Usaha Kelompok Mandiri (KUKM)
dengan memberikan bantuan berupa kredit kepada kelompok usaha
atau masyarakat yang dikategorikan keluarga Pra Sejahtera dan
Keluarga Sejahtera I.
Tujuan pemberian kredit diantaranya untuk merangsang kesadaran
dan semangat keluarga/masyarakat untuk berwirausaha atau
meningkatkan usaha produktif bidang perdagangan, jasa, agribisnis
(pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan) serta industri yang
dijalankan oleh masyarakat secara berkelompok dengan
menggunakan teknologi sederhana dan memanfaatkan sumber daya
lokal.
Sebagai operasionalnya berpedoman pada Keputusan Bupati
Magetan Nomor 28 Tahun 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kredit
Usaha Kelompok Mandiri (KUKM) dan telah dirubah dengan
Peraturan Bupati Magetan Nomor 67 Tahun 2006 tentang Perubahan

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


54

atas Keputusan Bupati Nomor 28 Tahun 2004 tentang Petunjuk


Pelaksanaan Kredit Usaha Kelompok Mandiri (KUKM).
Berdasarkan ketentuan dimaksud kredit dasar maksimun plafond
kredit sebesar Rp5.000.000,00 dan kredit berkembang plafond kredit
diberikan sebesar Rp10.000.000,00.
Untuk Pendapatan Hasil Bunga KUKM sebagai berikut:
− Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 6%
− Operasional Tim Pembina dan Pokjanis sebesar 5%:
− Tim Pembina Kabupaten sebesar 0,75%
− Pokjanis Kabupaten sebesar 0,75%
− Pokjanis Kecamatan sebesar 1,5%
− Kelompok Usaha Peningkatan Peningkatan Pendapatan
Keluarga Sejahtera sebesar 2%
− Resiko kredit sebesar 1%.
Dana tersebut berasal dari pengalihan dana dari Kredit Ekonomi
Kerakyatan (KEK) Intan Pesada berdasarkan Surat Bupati Magetan
Nomor 511.1/1073/403.022/2006 tanggal 11 April 2006 kepada Sdr.
Pimpinan BPD Cabang Magetan perihal Pengalihan Dana KEK Intan
Pesada sebesar Rp2.500.000.000,00 untuk dialihkan ke rekening
KBKS (0302502625). Pengalihan rekening dari rekening KEK Intan
Pesada ke rekening KBKS juga telah diberitahukan kepada Ketua
DPRD Kabupaten Magetan dengan surat nomor
511.1/1108/403.022/2006 tanggal 13 April 2006.
Mencermati perkembangan program tersebut cukup baik maka
pada Tahun Anggaran 2008 Pemerintah Kabupaten Magetan
menambah modal sebesar Rp2.500.000.000,00 sehingga seluruh
modal seluruhnya sebesar Rp5.000.000.000,00. Adapun pengelola
Kredit Usaha Kelompok Mandiri (KUKM) adalah Dinas Keluarga
Berencana dan Keluarga Sejahtera (KBKS) Kabupaten Magetan.
Dengan demikian Pemerintah Kabupaten Magetan Per 31
Desember 2008 mempunyai Investasi Non Permanen berupa Dana
Bergulir Kredit Usaha Kelompok Mandiri (KUKM) sebesar
Rp5.000.000.000,00.

(o) Dana Kredit Bergulir Domba dan Itik


Dalam rangka pemberdayaan dan pengembangan Domba dan Itik
guna mendukung perbaikan gizi dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat di Kabupaten Magetan. Kegiatan tersebut merupakan
penguatan modal dengan memanfaatkan sumber daya lokal berupa
domba dan itik yang dimanfaatkan sebagai usaha dengan keuntungan
ganda yaitu untuk peningkatan agribisnis peternakan dan untuk
mendukung gizi pada masyarakat sehingga diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat
miskin dipedesaan (peternak).
Dengan sasaran dan lokasi di desa Karangsono Kecamatan Barat
dengan populasi 40 ekor domba sebesar Rp19.980.000,00 dan di
didesa Manjung Kecamatan Barat dengan populasi 400 ekor itik
sebesar Rp13.900.000,00.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


55

Sistem perguliran paket ternak tersebut yaitu dengan jumlah,


jenis, umur dan besarnya ternak harus sama pada saat peternak
menerima paket model sebelumnya. Pengembalian ternak
dilaksanakan setelah peternak memelihara selama 2 tahun.
Peternak itik diwajibkan untuk menyetorkan 1 butir telur/ekor/bulan
kepada PKK desa untuk digunakan dalam kegiatan Posyandu.
Adapun penerima paket ternak berdasarkan Surat Perjanjian
Program Peternakan Rakyat Terpadu Pengembangan Domba dan Itik
Tahun 2006 yaitu antara Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Magetan sebagai pihak pertama dengan Pihak kedua
yaitu:
− Juratmi selaku ketua kelompok desa Manjung Kecamatan Barat
sebagai penerima paket pemberdayaan ekonomi peternak
budidaya Itik dengan nomor perjanjian 524/2450/403.011/2006
tanggal 10 Oktober 2006 dengan populasi 400 ekor itik sebesar
Rp13.900.000,00.
− Subari selaku ketua kelompok desa Karangsono Kecamatan
Barat sebagai penerima paket pemberdayaan ekonomi peternak
budidaya Domba dengan nomor perjanjian
524/2454/403.110/2006 tanggal 10 Oktober 2006 dengan
populasi 40 ekor domba yang terdiri dari 32 ekor betina dan 8
ekor jantan sebesar Rp13.900.000,00.
Pengelola kegiatan tersebut yaitu Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Magetan.
Dengan demikian Pemerintah Kabupaten Magetan Per 31 Desember
2008 mempunyai Investasi Non Permanen berupa Dana Kredit
Bergulir Paket Ternak Domba dan Itik sebesar Rp33.880.000,00.

(2) Investasi Permanen

Penyertaan Modal Pemerintah Daerah

31 Desember 2008 31 Desember 2007


(Rp) (Rp)
Penyertaan Modal 11.784.085.938,98 10.884.085.938,98
Pemerintah Daerah

Investasi Permanen adalah investasi jangka panjang yang


dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan. Berkelanjutan adalah
investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki terus menerus tanpa ada niat
untuk memperjualbelikan atau menarik kembali. Investasi permanen
yang dilakukan oleh pemerintah adalah investasi yang tidak dimaksudkan
untuk diperjualbelikan, tetapi untuk mendapatkan deviden dan /atau
pengaruh yang signifikan dalam jangka dan/atau menjaga hubungan
kelembagaan.
Investasi Permanen yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten
Magetan per 31 Desember 2008 sebesar Rp11.784.085.938,98 berupa
penyertaan modal pada perusahaan daerah dan badan usaha lainnya.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


56

Penyertaan modal tersebut rinciannya adalah sebagai berikut:

Penyertaan modal pada PT Bank Jatim Rp 1.457.522.042,98


Penyertaan modal pada PT BPR Jatim Rp 196.042.000,00
Penyertaan modal pada PDAM Magetan Rp 9.230.521.896,00
Penyertaan modal pada PT BPRS Magetan Rp 900.000.000,00
Jumlah Rp 11.784.085.938,98

(a) Penyertaan Modal pada PT Bank Jatim


Pendirian PT. Bank Jatim berdasarkan Akte Notaris Anwar
Mahajudin Nomor 91/1961 Tanggal 17 Agustus 1961, Nomor
18/1976 Tanggal 17 September 1976 dan terakhir diubah dengan
Akta Nomor 1 Tanggal 1 Mei 1999 dibuat dihadapan R. Sonny
Hidayat Julistyo, SH Notaris Surabaya, telah disahkan dengan
Keputusan Menteri Kehakiman Reoublik Indonesia Nomor C2-
8227.HT.01.01.TH.99 tanggal 5 Mei 1999 serta diumumkan dalam
Berita Negara tanggal 25 Mei 1999 Nomor 42 Seri B, Tambahan
Berita Negara Republik Indonesia Nomor 3008 Tahun 1999.
Berdasarkan Akta Pendirian tersebut maka Pemerintah
Kabupaten Magetan mempunyai investasi jangka panjang berupa
investasi dalam saham pada Bank Jatim. Adapun investasi dalam
saham pada Bank Jatim per 31 Desember 2006 yang dimiliki oleh
Pemerintah Kabupaten Magetan sebesar Rp1.231.153.249,32.
Investasi Dalam Saham pada Bank Pembangunan Jatim
dilakukan sejak Tahun 1967 yang penyetorannya secara bertahap.
Hal ini berdasarkan:
− Berita Acara Rekonsiliasi tanggal 21 April 2004, sebesar
Rp570.951.305,00;
− Surat dari PT Bank Jatim Cabang Magetan tanggal 4 Pebruari
2005 nomor 043/124/Cmgt/BPD/2005 perihal Laporan Data
Setoran Modal Pemkab. Magetan per 31 Desember 2004 sebesar
Rp617.739.605,83 (Neraca Tahun 2004);
− Surat Surat dari PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur
Nomor 043/58/Dir/Djl/2005 tanggal 6 Oktober 2005 perihal
Penyampaian Lembar Saham, bahwa Nilai saham dimiliki oleh
Pemerintah Kabupaten Magetan pada Bank Pembangunan
Daerah Jawa Timur per Agustus 2005 yang telah diaktakan
sebesar Rp686.000.000,00 dan tambahan setoran modal mulai
Juli 2005 sampai dengan Desember 2005 belum diaktakan
sebesar Rp1.222.264,58 sehingga saham seluruhnya sebesar
Rp687.222.264,58 (Neraca Tahun 2005)
− Pada Neraca Pemerintah Kabupaten Magetan Tahun 2006 (hasil
Audit Tim BPK Perwakilan di Surabaya) sebesar
Rp1.231.153.249,32 terdiri dari:
- Nilai Saham yang telah diterbitkan lembar saham
Rp1.230.000.000,00;
- Sisa Setoran Saham yang belum diterbitkan lembar saham
sebesar Rp951.305,00;

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


57

- Sisa Stock Devidend yang jumlahnya kurang dari satu juta


sehingga belum diterbitkan lembar saham sebesar
Rp201.944,32.
− Sesuai surat dari Bank Jatim Cabang Magetan nomor :
046/384/CMgt/2008 tanggal 2 Mei 2008 perihal Pembagian
Hasil Deviden Tahun Buku 2007 berdasarkan Rapat Umum
Pemegang Saham tanggal 17 April 2008, bahwa hasil pembagian
deviden untuk Pemerintah Kabupaten Magetan sebesar
Rp536.179.156,26;
Dan Cash Devidend tersebut telah masuk ke kas daerah pada
tanggal 2 Mei 2008 dan pada Laporan Realisasi Anggaran
ditempatkan pada rekening 1.20.03.4.1.3.03.02 (Deviden Saham
Daerah pada Bank jatim) sebesar Rp536.179.156,26.
− Berdasarkan surat dari Bank Jatim nomor 046/029/Dir/Djl-Dn
tanggal 20 Nopember 2008 perihal Penyampaian Lembar Saham,
bahwa jumlah seluruh setoran modal Pemerintah Kabupaten
Magetan Posisi Maret 2008 adalah sebesar Rp1.456.000.000,00;
− Pada Neraca Pemerintah Kabupaten Magetan Tahun 2007 (hasil
Audit Tim BPK Perwakilan di Surabaya) sebesar
Rp1.457.522.042,98 terdiri dari:

Jumlah Saham yang telah diterbitkan Rp 1.456.000.000,00


lembar saham sebanyak 1.456 lembar
saham dengan nilai
Deviden dengan nilai Rp 570.737,98
Pemkab. Magetan (bersumber APBD) yang Rp 951.305,00
belum genap Rp1.000.000,00
Jumlah Rp 1.457.522.042,98
Sehubungan pada Tahun 2008 Pemerintah Kabupaten Magetan tidak
menambah setoran saham pada PT Bank Jatim, maka sahamnya sama
dengan Tahun 2007.

Jumlah Saham yang telah diterbitkan Rp 1.456.000.000,00


lembar saham sebanyak 1.456 lembar
saham dengan nilai
Deviden dengan nilai Rp 570.737,98
Pemkab. Magetan (bersumber APBD) yang Rp 951.305,00
belum genap Rp1.000.000,00
Jumlah Rp 1.457.522.042,98
Saldo Penyertaan Modal pada PT Bank Jatim adalah saldo unaudited.
Laporan Keuangan PT Bank Jatim Tahun Buku 2008 masih dalam
proses audit.

(b) Penyertaan Modal pada PT BPR Jatim


PT Bank Perkreditan Rakyat Jawa Timur didirikan berdasarkan
Akta Notaris Kosidi Wirjohardjo, SH di Surabaya tanggal 21
Desember 2000 Nomor 72 dan tanggal 21 Agustus 2001 Nomor 14

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


58

disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat


Keputusan Nomor C-15080.HT.01.01.Tahun 2001 tanggal 5
Desember 2001.
Sesuai Anggaran Dasar PT BPR Jatim bahwa setiap lembar
saham adalah kelipatan Rp100.000,00 (Seratus Ribu Rupiah) yaitu
lembar bukti kepemilikan saham baru bisa diterbitkan akta lembar
saham apabila saham yang disetorkan minimal sebesar Rp100.000.
Sesuai surat dari PT Bank Perkreditan Rakyat Jawa Timur
Tanggal 30 Mei 2008 Nomor 963/Dna/2008 perihal Pembagian
Deviden, bahwa berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) PT BPR Jatim Tahun Buku 2007 untuk Deviden Pemerintah
Kabupaten Magetan sebesar Rp16.667.000,00, sedangkan untuk
lembar saham yang dimiliki sebanyak 1.960 lembar sebesar
Rp196.000.000.
Adapun Deviden Tahun buku 2007 telah masuk kas daerah pada
tanggal 6 Juni 2008 dan pada Laporan Realisasi Anggaran
ditempatkan pada rekening 1.20.03.4.1.3.03.02 (Deviden Saham
Daerah pada Bank jatim) sebesar Rp16.667.000,00. Namun
berdasarkan setoran saham Pemerintah Kabupaten Magetan kepada
PT BPR Jatim sebesar Rp196.042.000,00 yaitu pada Tahun 2000
sebesar Rp96.042.000,00 dan Tahun 2006 sebesar
Rp100.000.000,00, sehingga terdapat selisih sebesar Rp42.000,00
antara saham yang telah disetorkan oleh Pemerintah Kabupaten
Magetan dengan laporan RUPS PT BPR Jatim.
Hal ini disebabkan lembar bukti kepemilikan saham baru bisa
diterbitkan akta lembar saham apabila saham yang disetorkan
minimal sebesar Rp100.000,00. Sehubungan pada Tahun 2008
Pemerintah Kabupaten Magetan tidak menambah setoran saham pada
PT BPR Jatim, maka sahamnya sama dengan Tahun 2007.
Dengan demikian Saham pada PT BPR Jatim yang dimiliki oleh
Pemerintah Kabupaten Magetan Per 31 Desember 2008 sebesar
Rp196.042.000,00.
Saldo penyertaan modal pada PT BPR adalah saldo unaudited.
Laporan Keuangan PT BPR Jatim Tahun Buku 2008 belum
dilakukan audit.

(c) Penyertaan Modal pada PDAM Kabupaten Magetan


Pemerintah Kabupaten Magetan Per 31 Desember 2008 mempunyai
investasi jangka panjang berupa penyertaan modal pada Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM Magetan) sebesar Rp9.230.521.896,00
yang terinci sebagai berikut:
− Modal Dasar Pendirian PDAM sebesar Rp348.148.760,00
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II
Magetan Nomor 4 Tahun 1982 tentang pendirian Perusahaan
Daerah Air Minum Kabupaten Magetan, Penyertaan Saham
Pemerintah Kabupaten Magetan sebesar Rp348.148.760,00
sebagai modal awal pendirian Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM);

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


59

− Tambahan Penyertaan Saham (Tambahan Modal/I)


Rp2.017.556.576,00
Penyertaan Saham pertama Pemerintah Kabupaten Magetan
sebagai tambahan modal Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) sebesar Rp2.017.556.576,00, sesuai dengan Neraca
PDAM Tahun 2002;
− Tambahan Penyertaan Saham (Tambahan Modal/II)
Rp3.824.831.560,00
Penyertaan Saham kedua Pemerintah Kabupaten Magetan
sebagai tambahan modal Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) sebesar Rp3.824.831.560,00 sesuai dengan Neraca
PDAM Tahun 2003;
− Tambahan Penyertaan Saham (Tambahan Modal/III)
Rp39.985.000,00
Kendaraan operasional senilai Rp39.985.000,00 tersebut
merupakan hibah dari Pemerintah Propinsi Jawa Timur kepada
Pemerintah Kabupaten Magetan yang selanjutnya
diserahterimakan kepada Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) dengan status tambahan penyertaan modal (Sesuai
Neraca PDAM Tahun 2005)
Berdasarkan Laporan Keuangan PDAM Kabupaten Magetan Per
tanggal 31 Desember 2005 yang telah diaudit oleh Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Surabaya bahwa untuk
Penyertaan Pemerintah Kabupaten Magetan sebesar
Rp5.882.373.136,00. Hal ini disebabkan untuk point penyertaan
saham Pemerintah Kabupaten Magetan dipisahkan tersendiri
dengan point Modal Dasar pendirian PDAM sebesar
Rp348.148.760,00, namun apabila dijumlahkan akan sama yaitu
sebesar Rp6.230.521.896,00.
− Tambahan Penyertaan Saham (Tambahan Modal IV)
Rp3.000.000.000,00
Dalam rangka peningkatan pelayanan akan kebutuhan air bersih
kepada masyarakat maka pada Tahun 2007, maka Pemerintah
Kabupaten Magetan menambah saham pada PDAM Magetan
yang akan dipergunakan untuk membiayai proyek jaringan
perpipaan dari sumber-sumber yang dialirkan sambungan baru
(pelanggan).
Adapun tambahan penyertaan saham sebesar
Rp3.000.000.000,00 dan telah disetorkan pada tanggal 25
Oktober 2007.
Sehubungan pada Tahun 2008 Pemerintah Kabupaten Magetan
tidak menambah saham pada PDAM Kabupaten Magetan, maka
sahamnya sama dengan Tahun 2007.
Dengan demikian investasi permanen Pemerintah Kabupaten
Magetan berupa penyertaan modal pada Perusahaan Daerah Air

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


60

Minum (PDAM Kabupaten Magetan) Per 31 Desember 2008


sebesar Rp9.230.521.896,00.
Saldo penyertaan modal pada PDAM adalah saldo unaudited.
Laporan Keuangan PDAM Magetan Tahun Buku 2008 masih dalam
proses audit oleh BPKP.

(d) Penyertaan Modal pada PT BPRS Magetan Rp900.000.000,00


Dalam rangka mendorong pertumbuhan perekonomian daerah
dan meningkatkan pelayanan masyarakat khususnya akses
pembiayaan usaha kecil dan menengah, Pemerintah Kabupaten
Magetan memandang perlu untuk mendirikan suatu lembaga
keuangan/perbankan diharapkan dapat menyalurkan bantuan
permodalan kepada masyarakat dalam pembiayaan Usaha Kecil dan
Menengah.Dengan pertimbangan tersebut diatas Pemerintah
Kabupaten Magetan mendirikan suatu lembaga keuangan (Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah), berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Magetan Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pendirian
Perseroan Terbatas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Magetan.
Berdasarkan Perda dimaksud untuk Modal dasar PT BPRS Magetan
untuk pertama kali ditetapkan sebesar Rp4.000.000.000,00 (4.000
lembar saham, masing-masing saham bernilai nominal
Rp1.000.000,00) .
Sedangkan Modal disetor ditetapkan sebesar Rp1.000.000.000,00
Kepemilikan Saham yaitu 90% Modal Pemkab Magetan dan 10%
Modal Pihak Ketiga. Untuk Modal disetor paling sedikit 25% dari
modal dasar.
Sesuai dengan Peraturan Perundangan yang berlaku bahwa
Penyertaan Modal ditetapkan dengan Peraturan Daerah, maka
lahirlah Peraturan Daerah Kabupaten Magetan Nomor 10 Tahun
2008 tentang Penyertaan Modal Pemerintah Kabupaten Magetan
pada PT BPRS Magetan, bahwa pada Tahun Anggaran 2008
penyertaan modal pada PT BPRS Magetan sebesar
Rp900.000.000,00 .
Guna memenuhi proses perijinan sesuai dengan Peraturan Bank
Indonesia, maka Pemerintah Kabupaten Magetan (surat Bupati
Magetan tanggal 19 Desember 2008 Nomor 900/3198/403.022/2008
perihal Pembukaan Rekening untuk modal disetor pendirian PT
BPRS Magetan) membuka rekening untuk modal disetor pendirian
PT BPRS Magetan dalam bentuk Bilyet Deposito mudharabah atas
nama Dewan Gubernur Bank Indonesia q.q. Bupati Magetan sebagai
salah satu pendiri PT BPRS Magetan (dengan Nomor Rekening
74212080001912) sebesar Rp900.000.000,00 (Berdasarkan surat dari
PT Bank Syariah Muamalat Indonesia, Tbk. Cantor Unit Pelayanan
Syariah Madiun Jl. Urip Sumoharjo, Ruko Gajahmada No. 4-5
Madiun).
Adapun bagi hasil dari penempatan setoran modal awal akan
ditransfer ke kas daerah nomor rekening 0301003833 (rekening
PAD) pada Bank Jatim Cabang Magetan, sampai dengan PT BPRS

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


61

Magetan beroperasional dengan perbandingan 54% untuk investor


dan 46% untuk Bank (berdasarkan Slip setoran no.2575288 tanggal
31 Desember 2008).
Dengan demikian Per 31 Desember 2008 Pemerintah Kabupaten
Magetan memiliki Investasi Permanen berupa Penyertaan Modal
pada Perseroan Terbatas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (PT
BPRS) Magetan sebesar Rp900.000.000,00 (Sembilan ratus juta
rupiah).

c) Aset Tetap
Rincian aset tetap secara komparatif adalah sebagai berikut:

31 Desember 2008 31 Desember 2007


(Rp) (Rp)
− Tanah 308.453.230.247,50 308.434.234.197,50
− Peralatan dan Mesin 127.417.703.164,63 109.598.966.239,63
− Gedung dan Bangunan 415.389.993.272,51 324.800.124.074,51
− Jalan, Irigasi, dan Jaringan 733.465.477.358,26 644.919.398.348,26
− Aset Tetap Lainnya 7.343.370.413,00 6.557.640.967,00
− Konstruksi Dalam Pengerjaan 10.331.235.350,00 89.272.409.156,00
TOTAL 1.602.401.009.805,90 1.483.582.772.982,90

Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih
dari dua belas bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau
dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Pada Laporan Keuangan Tahun 2007
nilai Aset Tetap yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Magetan sebesar
Rp1.483.582.772.982,90. Dalam rangka mendukung peningkatan kelancaran
pelaksanaan Pemerintahan, Pembangunan, dan Pelayanan kepada Masyarakat
diperlukan sarana dan prasarana, maka Pemerintah Kabupaten Magetan pada
Tahun 2008 perlu menambah aset berupa aset tetap, selain itu juga
mendapatkan bantuan aset (donasi) dari Pemerintah Pusat dan Propinsi.
Penambahan Aset Tetap pada Tahun 2008 Pemerintah Kabupaten
Magetan sebesar Rp197.759.410.629,00, yang terdiri dari:

- Tanah Rp 18.996.050,00
- Peralatan dan Mesin Rp 17.818.736.925,00
- Gedung dan Bangunan Rp 90.589.869.198,00
- Jalan, Irigasi dan Jaringan Rp 88.546.079.010,00
- Aset Tetap Lainnya Rp 785.729.446,00

Sedangkan Konstruksi Dalam Pengerjaan berkurang sebesar


Rp785.729.446,11 menjadi Rp10.331.235.350,00 dari Tahun 2007 sebesar
Rp89.272.409.156,00 (Penjelasan lebih lanjut pada Point Konstruksi Dalam
Pengerjaan).
Dari penambahan tersebut, sebesar Rp1.111.325.000,00 merupakan
donasi dari Pemerintah Pusat (Departemen Kesehatan RI) sebesar
Rp10.000.000,00 dan dari Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur sebesar
Rp931.665.000,00 serta Star SDP sebesar Rp169.660.000,00.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


62

Untuk penjelasan lebih terinci atas penambahan aset tetap terdapat pada
Lampiran XV-a
Rincian lebih lanjut mengenai Aset Tetap lihat lampiran : XV-b

Konstruksi Dalam Pengerjaan


Konstruksi Dalam Pengerjaan adalah aset-aset yang sedang dalam proses
pembagunan. Konstruksi Dalam Pengerjaan adalah aset yang sampai dengan
akhir periode akuntansi belum selesai pengerjaannya/belum ada manfaat
ekonomi sesuai tujuan/belum selesai pembayarannya sehingga belum dapat
dimanfaatkan peruntukannya.
Konstruksi Dalam Pengerjaan diakui pada akhir periode akuntansi
berdasarkan jumlah akumulasi biaya sampai dengan akhir periode akuntansi.
Konstruksi Dalam Pengerjaan adalah bangunan/Konstruksi yang sampai
dengan tanggal 31 Desember 2008 belum selesai pekerjaannya sehingga
belum dapat dimanfaatkan atau belum selesai pembayarannya serta belum
ada berita acara serah terima pekerjaan, sedangkan untuk penyelesaian
bangunan tersebut dianggarkan kembali pada APBD Tahun Anggaran 2009.
Pada Laporan Keuangan Tahun 2007 yang telah diaudit oleh BPK RI
Perwakilan Jawa Timur untuk nilai Konstruksi Dalam Pengerjaan sebesar
Rp89.272.409.156,00, antara lain bangunan gedung, bangunan sumur pompa,
konstruksi jalan/jembatan. Dalam Tahun Anggaran 2008 dari beberapa
Konstruksi Dalam Pengerjaan tersebut telah diselesaikan oleh pengerjaannya,
sehingga nilainya direklas guna disesuaikan pada aset tetap.
Namun pada Tahun 2008 masih ada 1 (satu) kegiatan yang belum
diselesaikan dan ada 2 kegiatan yang baru, yaitu:
- Rasionalisasi PJU dan Peningkatan Faktor Daya (lama) Rp8.603.280.000,00
- Rehabilitasi Jaringan Irigasi Cabdin Gonggang (baru) Rp 4.500.000,00
- Pengadaan Tanah (baru) Rp1.723.455.350,00
- Jumlah Rp10.331.235.350,00
Dengan demikian Aset tetap berupa Konstruksi Dalam Pengerjaan pada
Laporan Keuangan Per Desember 2008 yang dimiliki oleh Pemerintah
Kabupaten Magetan sebesar Rp10.331.235.350,00.
Rincian lebih lanjut tentang Konstruksi Dalam Pengerjaan lihat lampiran
XVI

d) Dana Cadangan

31 Desember 2008 31 Desember 2007


(Rp) (Rp)
Dana Cadangan 0,00 6.001.049.554,80

Pada Laporan Keuangan Tahun 2007 Pemerintah Kabupaten Magetan


mempunyai Dana Cadangan sebesar Rp.6.001.049.554,80, deposito dana
cadangan serta pendapaan bunga. Dana Cadangan dimaksud telah dimanfaatkan
untuk membiayai pelaksanaan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Magetan pada
Tahun 2008 sesuai dengan yang diamanatkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten
Magetan Nomor 14 Tahun 2006 tentang Pembentukan Dana Cadangan

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


63

Kabupaten Magetan Magetan. Sedangkan pada Tahun 2008 tidak ada alokasi
anggaran untuk pembentukan Dana Cadangan.
Dengan demikian Pemerintah Kabupaten Magetan tidak mempunyai Dana
Cadangan pada Laporan Keuangan Tahun 2008.

e) Aset lainnya
31 Desember 2008 31 Desember 2007
(Rp) (Rp)
Aset Lainnya 6.164.270.400,00 6.768.066.000,00

Aset Lainnya adalah aset tak berwujud yang terdiri dari tagihan penjualan
angsuran yang jatuh tempo lebih dari dua belas bulan (piutang jangka panjang)
dan aset kerjasama dengan pihak ketiga, Piutang Lain-lain.
Per 31 Desember 2008 Pemerintah Kabupaten Magetan memiliki aset lainnya
sebesar Rp.6.164.270.400,00 yang terdiri dari:
(1) Built Operate dan Transfer/BOT (Aset Kemitraam dengan Pihak Ketiga)
sebesar Rp750.000.000,00;
(2) Piutang Lainnya (Piutang Asuransi) sebesar Rp5.414.270.400,00
Secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

(1) Built, Operate, and Transfer (BOT) Aset Kemitraan dengan Pihak Ketiga
BOT adalah hak yang akan diperoleh atas suatu bangunan atau aset tetap
lainnya yang dibangun dengan cara kemitraan pemerintah dan swasta
berdasarkan perjanjian. BOT diakui berdasarkan harga perolehan pada saat
bangunan atau Aset lainnya tersebut selesai dibangun.
Aset Kemitraan dari Pihak Ketiga sebesar Rp750.000.000,00 berupa
Built Operate and Transfer (BOT) adalah nilai investasi Pihak II sesuai
kontrak bagi keuntungan pembangunan dan pengelolaan 1 (satu) buah
gedung Bioskop Cineplex dan 1 (satu) buah gedung untuk Permainan Anak-
Anak di lantai II Pasar Baru Magetan. Kontrak kerja sama dilakukan pada
tanggal 18 Nopember 1991 antara Bupati Kepala Daerah TK II Magetan
(Drs. Soedarmono) sebagai PIHAK PERTAMA dan Direktur PT Bahtera
Perdana Dinamis Sejati (Toto Krisanto) sebagai PIHAK KEDUA.
Masa kontrak 25 Tahun, terhitung mulai tanggal 1 Agustus 1991 s.d 31 Juli
2017. Pada akhir masa kontrak bangunan dan permainan anak-anak menjadi
milik Pemerintah Kabupaten Magetan.

(2) Piutang Lainnya berupa Piutang Asuransi


Pemerintah Kabupaten Magetan mempunyai Piutang Lainnya yang
diklasifikasikan kedalam Aset Lain-lain .
Saldo Piutang Lainnya Per 31 Desember 2008 yang dimiliki oleh Pemerintah
Kabupaten Magetan sebesar Rp5.414.270.400,00 yaitu berupa piutang
asuransi. Pemerintah Kabupaten Magetan memberikan tunjangan
kesejahteraan diberikan dengan cara menjadi peserta Asuransi Iuran Dana
Mantap (IDAMAN) Plus Kecelakaan Diri bekerjasama dengan PT AJB Bumi
Putera 1912, berdasarkan:

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


64

(a) Keputusan Bupati Magetan Nomor 188/284/Kept/403.012/2002 tentang


Pemberian Tunjangan Kesejahteraan Bagi Pegawai Negeri Sipil
Golongan I dan II di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Magetan.
(b) Keputusan Bupati Magetan Nomor 188/98/Kept/403.012/2002 tentang
Pemberian Tunjangan Kesejahteraan Bagi Pegawai Negeri Sipil
Golongan I s/d IV di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Magetan.
(c) Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Magetan dengan
Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 tentang Asuransi Jiwa
Kumpulan untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) Nomor Pemerintah
Kabupaten Magetan 900/1/403.012/2002, Nomor AJB Bumiputera 1912:
38/BP-Pemkot.Mgt/ KS/Div.Ask/IX/2002.
Premi Asuransi Iuran Dana Mantap Plus Kecelakaan Diri dibayar secara
Tahunan dan besarnya premi peserta adalah sebesar Rp120.000,00 (Seratus
Dua Puluh Ribu Rupiah) per PNS per Tahun dengan masa
perjanjian/pertanggungan 6 Tahun (2 tahap):
- 1 September 2002 - 1 September 2008;
- 1 Januari 2003 - 1 Januari 2009.
Rincian Perkiraan Keuntungan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1 Perkembangan Nilai Tunai Dan Santunan Meninggal Dunia
Program Asuransi Idaman Plus Kecelakaan
Untuk PNS Pemerintah Kabupaten Magetan
Premi a. Rp. 120.000,00 Per Tahun
(Dalam Rupiah)
AKHIR NILAI TUNAI SANTUNAN MENINGGAL SANTUNAN
TAHUN KE SAKIT KECELAKAAN CACAT (MAKS)
1 82.800,00 450.000,00 1.450.000,00 1.000.000,00
2 198.000,00 900.000,00 1.900.000,00 1.000.000,00
3 324.000,00 1.350.000,00 2.350.000,00 1.000.000,00
4 455.400,00 1.800.000,00 2.800.000,00 1.000.000,00
5 601.200,00 2.250.000,00 3.250.000,00 1.000.000,00
6 752.400,00 2.700.000,00 3.700.000,00 1.000.000,00

Tabel 2 Data Pegawai Negeri Sipil


Peserta Asuransi

Tahun Tahap I Tahap II Jumlah


2002 2.249 -- 2.249
2003 2.244 7.250 9.491
2004 2.241 7.244 9.485
2005 2.229 7.218 9.449
2006 2.229 7.196 9.427
2007 2.229 7.196 9.427
2008 -- 7.196 7.196

Adapun Jumlah Setoran (Pembayaran) Pemerintah Kabupaten Magetan


kepada PT AJB Bumi Putera 1912), termasuk biaya administrasi:
(a) Masa 1 September 2002 – 1 September 2008
− SPM No. 293/BT/2002 tgl 8 Oktober 2002 Rp 269.907.000,00
− SPM No. 2928/BT/2003 tgl 8 September 2003 Rp 268.926.000,00
− SPM No. 2355/BT/2004 tgl 4 Oktober 2004 Rp 268.926.000,00

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


65

− SPM No. 3013/BT/2005 tgl 28 Oktober 2005 Rp 267.726.000,00


− SPM No. 3024/BT/2005 tgl 16 Oktober 2006 Rp 267.486.000,00
− SP2D No. 3580/LS/2007 tgl 8 Oktober 2007 Rp 236.474.000,00
− SP2D No. 05655/LS/2007 tgl. 12 Desember 2007Rp 31.012.000,00
Jumlah Rp 1.610.457.000,00

(b) Masa 1 Januari 2003 – 1 Januari 2009


− SPM No. 418/BT/2003 tgl 24 Pebruari 2003 Rp 600.024.000,00
− SPM No. 1027/BT/2003 tgl 28 April 2003 Rp 270.012.000,00
− SPM No. 0094/BT/2004 tgl 23 Januari 2004 Rp 869.286.000,00
− SPM No. 499/BT/2005 tgl 15 Maret 2005 Rp 866.166.000,00
− SPM No. 0712/BT/2006 tgl 12 April 2006 Rp 863.526.000,00
− SP2D No. 0393/LS/2007 tgl 16 Maret 2007 Rp 863.526.000,00
− SP2D No. 0140/LS/2007 tgl. 27 Pebruari 2008Rp 863.526.000,00
Jumlah Rp 5.196.066.000,00

Total Pembayaran (termasuk biaya administrasi) Rp 6.806.616.000,00


(biaya materai sebesar Rp66.000,00 dan biaya polis Rp.27.000,00)

Untuk Tagihan klaim bagi PNS yang meninggal dunia yang telah direalisasi:
− Sampai dengan posisi 4 Mei 2005 Rp 58.976.298,00
(saat pemeriksaan oleh BPK)
− 5 Mei sampai dengan 28 Oktober 2005 Rp 26.989.000,00
Jumlah Rp 85.965.298,00

Sedangkan pada Tahun 2006 dan Tahun 2008 tidak ada tagihan klaim.

Tabel 3 Pembayaran dan Kumulatif Premi serta Nilai Akhir Tunai Asuransi
Pegawai Negeri Sipil Kabupaten Magetan
Tahap I (Masa 1 September 2002 S/D 1 September 2008)
(Dalam Rupiah)
Tahun Pembayaran Premi Jumlah Kumulatif Nilai Akhir Tunai
Pembayaran Premi

2002 269.880.000,00 269.880.000,00 186.217.200,00


2003 268.920.000,00 538.800.000,00 443.718.000,00
2004 268.920.000,00 807.720.000,00 726.084.000,00
2005 267.720.000,00 1.075.440.000,00 1.015.997.400,00
2006 267.480.000,00 1.342.920.000,00 1.341.277.200,00
2007 267.480.000,00 1.610.400.000,00 1.677.099.600,00

Tabel 4 Pembayaran dan Kumulatif Premi serta Nilai Akhir Tunai Asuransi
Pegawai Negeri Sipil Kabupaten Magetan
Tahap II (Masa 1 januari 2003 s/d 1 Januari 2009)
(Dalam Rupiah)
Tahun Pembayaran. Premi Jumlah Kumulatif Nilai Akhir Tunai
Pembayaran Premi

2003 870.000.000 870.000.000 600.300.000


2004 869.280.000 1.739.280.000 1.434.312.000
2005 866.160.000 2.605.440.000 2.338.632.000

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


66

2006 863.520.000 3.468.960.000 3.287.077.200


2007 863.520.000 4.332.480.000 4.339.461.600
2008 863.520.000 5.196.000.000 5.414.270.400

Memperhatikan hasil audit terhadap Laporan Perhitungan APBD Tahun


Anggaran 2004 oleh Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Wilayah IV di
Yogyakarta dan pemantauan hasil tindak lanjut atas audit dimaksud, maka
pemberian program asuransi kepada Pegawai Negeri Sipil pada saat akhir
masa pertanggungan asuransi seluruh penerimaan nilai akhir tunai akan
disetor ke kas daerah dan diperlakukan sebagai piutang pada Neraca Tahun
2005 sebesar nilai akhir tunai pada Tahun berjalan.
Berdasarkan Rekonsiliasi Pembayaran Premi dan Klaim Asuransi PNS
Pemkab. Magetan pada tanggal 24 Januari 2008 di Kantor Cabang Asuransi
Jiwa Bersama Bumi Putera 1912 Surabaya antara Pemerintah Kabupaten
Magetan dengan Pihak Asuransi dengan hasil sebagai berikut:
(a) No. Polis : 36996
Mulai Asuransi : 9 September 2002
Akhir Asuransi : 8 September 2008
Jumlah peserta per 9 September 2007 : 2.229 orang
Tanggal pembayaran premi : 9 Oktober 2007
Nilai Tunai Habis Kontrak / pst : Rp752.400,00
Total Nilai Tunai Habis Kontrak : Rp1.677.099.600,00

(b) No. Polis : 38541


Mulai Asuransi : 01 Januari 2003
Akhir Asuransi : 31 Desember 2008
Jumlah peserta per 9 September 2007 : 7.196 orang
Tanggal pembayaran premi :---
Nilai Tunai Habis Kontrak / pst :Rp752.400,00
Total Nilai Tunai Habis Kontrak :Rp5.414.270.400,00

Selanjutnya berdasarkan hasil rekonsiliasi tersebut untuk Premi Nilai


Akhir Tunai Asuransi Pegawai Negeri Sipil Kabupaten Magetan Tahap I
(Masa 1 September 2002 S/D 1 September 2008) telah masuk ke kas daerah
pada tanggal 14 Oktober 2008 sebesar Rp1.677.099.600,00.
Adapun keuntungan yang diperoleh oleh Pemerintah Kabupaten Magetan
dengan melakukan Asuransi Iuran Dana Mantap (IDAMAN) Plus
Kecelakaan Diri bekerjasama dengan PT AJB Bumi Putera 1912 yang
nantinya langsung ditransfer ke kas daerah dengan perhitungan sebagai
berikut:
Jumlah Pembayaran Premi termasuk biaya administrasi:
- Tahap I sebesar Rp 1.610.457.000,00
- Tahap II sebesar Rp 5.196.066.000,00
Jumlah Rp 6.806.616.000,00
Jumlah Penarikan Klaim Premi:
- Tahap I sebesar Rp 1.677.099.600,00
- Tahap II sebesar Rp 5.414.270.400,00
Jumlah Rp 7.091.370.000,00

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


67

Sehingga keuntungan kas daerah sebesar Rp284.754.000,00


(Rp7.091.370.000,00 dikurangi Rp6.806.616.000,00)
Dengan demikian Pemerintah Kabupaten Magetan Per 31 Desember
2008 mempunyai Piutang Asuransi sebesar Rp5.414.270.400,00, yaitu Nilai
Akhir Tunai Asuransi Pegawai Negeri Sipil Tahap II (kedua) Masa 1 Januari
2003 s/d 1 Januari 2008.
Nilai akhir tunai tahap kedua (masa 1 Januari 2003 s/d 1 Januari 2008) telah
masuk ke kas daerah pada tanggal 21 Januari 2009 sebesar
Rp5.414.270.400,00.

2) Kewajiban
Kewajiban adalah kewajiban kepada pihak ketiga sebagai akibat transaksi
keuangan masa lalu. Kewajiban dikelompokkan menjadi Kewajiban jangka
pendek (Kewajiban lancar) dan Kewajiban jangka panjang .
Pemerintah Kabupaten Magetan Per 31 Desember 2008 mempunyai kewajiban
sebesar Rp5.272.709.708,73 yang terdiri dari:
a) Kewajiban jangka pendek sebesar Rp4.615.604.608,99;
b) Kewajiban jangka panjang sebesar Rp657.105.099,74.
Secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut :
a) Kewajiban Jangka Pendek
Kewajiban jangka pendek secara komparatif rinciannya adalah sebagai
berikut:

31 Desember 2008 31 Desember 2007


(Rp) (Rp)
- Utang bunga 18.200.836,87 0,00
- Bagian Lancar Hutang Dalam 110.563.072,74 140.298.396,90
Negeri-Pemerintah Pusat
- Bagian Lancar Utang Jangka 1.548.590.400,00 1.548.590.400,00
Panjang Lainnya
- Hutang Jangka Pendek Lainnya 2.938.250.299,38 10.405.422.211,23
Jumlah 4.615.604.608,99 12.094.311.008,13

(1) Utang bunga


Utang bunga yang dimiliki Pemkab Magetan per 31 Desember 2008
adalah sebesar Rp18.200.836,87. Didalamnya termasuk juga jasa bank
dan denda bunga. Jumlah tersebut merupakan hutang bunga yang berasal
dari pinjaman Soft Loan Agreement (SLA) yang jatuh tempo 15 Januari
2009 dan 15 Juli 2009 dengan rincian sebagai berikut:

No Uraian Pokok Bunga Jasa bank Denda bunga Jatuh tempo


(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
a b c d e f g
1. SLA 55.281.536,37 11.344.554,19 211.912,56 112.703,04 15 Jan 2009
2. SLA 55.281.536,37 6.392.695,44 138.971,64 - 15 Juli 2009
JUMLAH 110.563.072,74 17.737249,63 350.884,20 112.703,04
Jumlah d,e,f 18.200.836,87

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


68

(2) Bagian Lancar Hutang Dalam Negeri-Pemerintah Pusat


Bagian Lancar Utang Jangka Panjang yang menjadi tanggungan
Pemerintah Kabupaten Magetan pada Tahun 2009 yaitu kewajiban
Pemerintah Kabupaten Magetan kepada Pemerintah Pusat atas Utang
Dalam negeri kepada Pemerintah Pusat yaitu Hutang pinjaman SLA.
Adapun bantuan pinjaman tersebut dipergunakan untuk pelaksanaan
pembangunan Proyek P3KT Tahun 1998 yaitu pembangunan Sektor
Jalan dan Persampahan dengan total penarikan pinjaman sebesar
Rp935.292.870,06.
Adapun Bagian Lancar Kewajiban Jangka Panjang Pemerintah
Kabupaten Magetan sebesar Rp128.763.909,61 berdasarkan:
(a) Perjanjian Penerusan Pinjaman antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Magetan tanggal 15 Januari
1998 SLA-1022/Dp3/1998
(b) Berita Acara Rekonsiliasi Penarikan Pinjaman dan Perhitungan
Kewajiban atas Pinjaman Loan IBRD Nomor 4017-IND, PPP.
Nomor SLA-1022/DP3/1988, antara Pemerintah Kabupaten Magetan
dengan Pemerintah Pusat (Direktorat Pengelolaan Penerusan
Pinjaman, DJLK) pada hari Kamis tanggal 11 Desember 2008
bertempat diruang rapat Direktorat Pengelolaan Penerusan Pinjaman
Departemen Keuangan, bahwa pembayaran untuk Kewajiban
Pemerintah Kabupaten Magetan atas utang dalam negeri kepada
pemerintah pusat (Pinjaman SLA) sebesar Rp187.365.409,35 yang
terdiri dari kewajiban jangka pendek sebesar Rp128.763.909,61 dan
kewajiban jangka panjang sebesar Rp58.601.499,74
Adapun bagian Lancar Hutang Jangka Panjang yang menjadi
kewajiban Pemerintah Kabupaten Magetan Per 31 Desember 2008,
yaitu pembayaran angsuran hutang yang jatuh tempo Tahun 2009
sebesar Rp110.563.072,74 dengan perincian:

No. Uraian Pokok Bunga Jasa bank Denda Jatuh tempo


(Rp) (Rp) (Rp) bunga (Rp)
1. SLA 55.281.536,37 11.344.554,19 211.912,56 112.703,04 15 Jan 2009
2. SLA 55.281.536,37 6.392.695,44 138.971,64 - 15 Juli 2009
JUMLAH 110.563.072,74 17.737249,63 350.884,20 112.703,04

Rincian Perhitungan Kewajiban Pemerintah Kabupaten Magetan


(Hutang kepada Pemerintah Pusat) lihat lampiran XVII

(3) Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Lainnya


Bagian lancar hutang jangka panjang sebesar Rp1.548.590.400,00
adalah bagian lancar dari hutang jangka panjang berupa rasionalisasi
penerangan jalan umum. Pelaksananaan rasionalisasi bekerja sama

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


69

dengan CV Harsari AMT-Magetan yang dituangkan dalam Surat


Perjanjian Kerjasama Nomor 015/14/403.012/2004
Nomor : 032/HRS/PJU/VIII/2004
tanggal 20 Agustus 2004 tentang Rasionalisasi dan Peningkatan Faktor
Daya (FD) Penerangan Jalan Umum dalam upaya penghematan anggaran
rutin Pemerintah Kabupaten Magetan.
Sumber biaya pekerjaan rasionalisasi dan peningkatan factor daya PJU
adalah 100% (seratus persen) dari investor yaitu CV Harsari, AMT –
Magetan dengan sistem sewa beli selama 5 Tahun (60 kali).
Pekerjaan yang harus dilakukan pihak CV. Harsari-AMT Magetan
meliputi :
(a) Penyusunan data base PJU
(b) Rasionalisasi dan peningkatan Faktor Daya PJU
(c) Melaksanakan pengadaan dan pemasangan segala peralatan terkait
perjanjian dimaksud.
Lokasi pekerjaan meliputi wilayah PLN UPJ Magetan, Maospati.
Namun, dapat berkembang diseluruh wilayah kecamatan, kelurahan/desa
se kabupaten Magetan dan setiap tahap akan diterbitkan berita acara
penentuan lokasi rasionalisasi setelah mendapatkan persetujuan dari Tim
Intensifikasi PJU.
Berdasarkan Surat Perjanjian tersebut diatas telah ditindaklanjuti dengan:
(a) Surat Perintah Mulai Kerja nomor 027/108/403.101/2004 tanggal 7
Desember 2004 dan Surat Perjanjian Kerjasama Tambahan Tanggal
28 Maret 2005 Nomor : 973/01/101.012/2005
Nomor : 025/HRS-PJU/III/2005
tentang Rasionalisasi Tahap I;
(b) Surat Perintah Mulai Kerja nomor 027/143/403.101/2004 tanggal 3
Pebruari 2005 dan Surat Perjanjian Kerjasama Tambahan Tanggal 8
Agustus 2005 Nomor : 015/15/403.012/2005
Nomor : 048/HRS-PJU/III/2005
tentang Rasionalisasi Tahap II.
Dalam Perjanjian tersebut telah disepakati untuk:
(a) Kegiatan Rasionalisasi PJU Tahap I telah menghasilkan
penghematan sebesar Rp84.678.000,00 per bulan, sehingga jumlah
penghematan selama 5 (lima) Tahun atau 60 kali dengan nilai
kontrak tahap I termasuk pajak-pajak sebesar Rp5.080.680.000,00.
Namun yang menjadi beban Pemerintah Kabupaten Magetan kepada
CV Harsari-AMT Magetan adalah hanya 90%, sehingga yang diakui
sebagai kewajiban/hutang Rasionalisasi PJU yaitu 90% x
Rp5.080.680.000,00 sebesar Rp4.572.612.000,00.
Adapun untuk pembayaran setiap bulan adalah Rp84.678.000,00 x
90% sebesar Rp76.210.200,00.
(b) Kegiatan Rasionalisasi PJU Tahap II telah menghasilkan
penghematan sebesar Rp58.710.000,00 per bulan, sehingga jumlah
penghematan selama 5 (lima) Tahun atau 60 kali dengan nilai
kontrak tahap II termasuk pajak-pajak sebesar Rp3.522.600.000,00.
Namun yang menjadi beban Pemerintah Kabupaten Magetan kepada

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


70

CV Harsari-AMT Magetan adalah hanya 90%, sehingga yang diakui


sebagai kewajiban/hutang Rasionalisasi PJU yaitu 90% x
Rp3.522.600.000,00 sebesar Rp3.170.340.000,00.
Adapun untuk pembayaran setiap bulan adalah Rp58.710.000,00 x
90% sebesar Rp52.839.000,00.
Adapun realisasi pembayaran Rasionalisasi PJU Pemerintah
Kabupaten Magetan kepada CV Harsari, AMT – Magetan yaitu:
− Tahap I, realisasi sampai dengan bulan Nopember 2008
(angsuran ke 44 dimulai April 2005 sampai dengan Nopember
2008 ) telah terbayar Rp3.353.248.800,00 dari seluruh kewajiban
sebesar Rp4.572.612.000,00 sehingga sisa yang belum terbayar
sebesar Rp1.219.363.200,00 (sisa 16 kali angsuran)
− Tahap II, realisasi sampai dengan bulan Nopember 2008
(angsuran ke 40 dimulai September 2005 untuk tagihan
pembayaran bulan Agustus 2005 sampai dengan Desember 2008
untuk tagihan pembayaran bulan Nopember 2008) telah terbayar
Rp2.113.560.000,00 dari seluruh kewajiban sebesar
Rp3.170.340.000,00 sehingga sisa yang belum terbayar sebesar
Rp1.056.780.000,00 (sisa 20 kali angsuran)
Jadi sisa yang belum terbayar:
- tahap I sebesar Rp1.219.363.200,00
- tahap II sebesar Rp1.056.780.000,00
- Jumlah sebesar Rp2.276.143.200,00

Kewajiban Pemerintah Kabupaten Magetan Per 31 Desember


2008 sebesar Rp2.276.143.200,00 dapat diklasifikasikan
kedalam:
- Hutang Jangka Pendek sebesar Rp1.548.590.400,00
Tahap I Rp 914.522.400,00 (12 kali angsuran)
Tahap II Rp 634.068.000,00 (12 kali angsuran)
Jumlah Rp 1.548.590.400,00

- Kewajiban bulan Desember 2008 yang belum


diselesaikan diiklasifikasikan kedalam Hutang Lancar
Lain-Lain:
Tahap I Rp 76.210.200,00
Tahap II Rp 52.839.000,00
Jumlah Rp 129.049.200,00

- Hutang Jangka Panjang sebesar Rp598.503.600,00


Tahap I Rp 228.630.600,00 (3 kali angsuran)
Tahap II Rp 369.873.000,00 (7 kali angsuran)
Jumlah Rp 598.503.600,00

Dengan demikian Pemerintah Kabupaten Magetan Per 31


Desember 2008 mempunyai Hutang Lancar dari kewajiban

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


71

Jangka Panjang kepada CV Harsari, AMT Magetan sebesar


Rp1.548.590.400,00.

(4) Hutang jangka pendek lainnya

31 Desember 2008 31 Desember 2007


(Rp) (Rp)
Hutang Jangka Pendek Lainnya 2.938.250.299,38 10.405.422.211,23

Hutang jangka pendek lainnya tersebut terdiri dari:


(a) Hutang belanja Rp 1.263.356.192,90
(b) Pendapatan Diterima Dimuka Rp 501.424.982,48
(c) Subsidi dan Iuran Asuransi Rp 1.044.419.924,00
Kesehatan (PP 28 Tahun 2003)
(d) Tunggakan Rasionalisasi PJU Rp 129.049.200,00
Jumlah Rp 2.938.250.299,38

Penjelasannya adalah sebagai berikut:


(a) Hutang Belanja
Hutang Belanja adalah merupakan kewajiban Pemerintah Kabupaten
Magetan sampai dengan akhir Tahun 2008 belum melunasi tagihan
kepada pihak ketiga. Hutang Belanja dimaksud yaitu untuk
membayar tagihan dari Pengadaan Obat dan Barang Cetakan serta
Makan Minum Pasien pada pihak ketiga yang sampai dengan akhir
Tahun anggaran belum dilunasi oleh Pemerintah Kabupaten Magetan
dalam hal ini Badan Rumah Sakit Umum Dr Sayidiman Magetan.
Adapun Hutang Belanja Pemerintah Kabupaten Magetan Per 31
Desember 2008 sebesar Rp1.263.356.192,90.
(b) Pendapatan Diterima Dimuka
Per 31 Desember 2008 Pemerintah Kabupaten Magetan
mempunyai Pendapatan diterima dimuka yang berasal dari
Perusahaan Daerah Air Minum PDAM Kabupaten Magetan sebesar
Rp501.424.982,48, yaitu:

- Setoran uang muka laba PDAM Rp 5.416.051.400,00


- Deviden yang diumumkan/declare/hasil Audit Rp (3.414.626.417,52)
- Kelebihan Penerimaan (Neraca PDAM Tahun Rp 2.001.424.982,48
2007)
- Pengembalian Uang Muka Laba (LRA Tahun Rp (1.500.000.000,00)
2008)
Uang Muka Laba Rp 501.424.982,48
Pendapatan diterima dimuka tersebut merupakan setoran uang
muka laba PDAM kepada Pemkab Magetan sejak Tahun 1983 s/d
Tahun 2007, dengan penjelasan sebagai berikut:
- Pada Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Magetan Tahun
2007 Pendapatan Diterima Dimuka yang merupakan Uang Muka

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


72

Laba dari PDAM sebesar Rp3.461.999.780,61 (Dasar Neraca


PDAM Tahun 2006);
- Berdasarkan Laporan Keuangan PDAM Tahun 2007 yang telah
diaudit oleh Auditor Independen (Audited) sebesar
Rp2.001.424.982,48 karena Laporan Keuangan PDAM Tahun
2008 dalam proses penyusunan;
Sesuai dengan ketentuan bahwa setelah diaudit oleh auditor
independen apabila terdapat keuntungan, maka PDAM
berkewajiban menyetorkan laba sebesar 55% dari laba;
- Berdasarkan Pasal 48 Ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 disebutkan bahwa “Belanja Tidak
Terduga merupakan belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak
biasa atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan
bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan
sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan
daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup.”
- Memperhatikan ketentuan dimaksud maka pada Tahun Anggaran
2008 Pemerintah Kabupaten Magetan mengembalikan sebagian
Uang Muka Laba kepada PDAM;
Adapun pencairannya pada tanggal 9 Mei 2008 dengan SP2D
Nomor 000957/LS/2008 dibebankan pada Belanja Tidak
Terduga sebesar Rp1.500.000.000,00.
Dengan demikian Pemerintah Kabupaten Magetan memiliki
Pendapatan diterima dimuka yang merupakan Uang Muka Laba dari
PDAM Magetan Per 31 Desember 2008 sebesar Rp501.424.982,48.
Perincian Pendapatan diterima dimuka tersebut dapat dilihat pada
lampiran XVIII
(c) Subsidi dan Iuran Asuransi Kesehatan (PP 28 Tahun 2003)
Pemerintah telah berupaya memberikan jaminan pemeliharaan
kesehatan secara paripurna sesuai dengan standar pelayanan
kesehatan yang berlaku, bagi Pegawai Negeri Sipil dan Penerima
Pensiun.
Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dilaksanakan dalam
bentuk:
− Pelayanan kesehatan dengan menggunakan alat kesehatan
canggih adalah jenis pelayanan medis baik untuk tujuan
diagnostic maupun terapi/pengobatan yang menggunakan
teknologi medis mutakhir dan memerlukan biaya yang tinggi
− Pemberian potongan tariff harga atas pemanfaatan sarana
kesehatan pemerintah yang meliputi Balai Pengobatan,
Puskesmas, RSU, Rumah Sakit Khusus, Apotek dan sarana
kesehatan lainnya.
Sehubungan dengan hal tersebut maka disusunlah Peraturan
Pemerintah guna mengatur kewajiban Pemerintah memberikan
subsidi dan iuran dalam penyelenggaraan asuransi kesehatan bagi
Pegawai Negeri Sipil dan Penerima Pensiun dengan diterbitkan
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2003 tentang Subsidi dan

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


73

Iuran Pemerintah Dalam Penyelenggaraan Asuransi Kesehatan Bagi


Pegawai Negeri Sipil dan Penerima Pensiun.
Kewajiban pemerintah memberikan iuran dilaksanakan oleh
Pemerintah Pusat untuk iuran penyelenggaraan asuransi kesehatan
bagi Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Penerima Pensiun dan oleh
Pemerintah Daerah untuk iuran penyelenggaraan asuransi kesehatan
bagi Pegawai Negeri Sipil Daerah .Besarnya iuran adalah 2% (dua
persen) dari penghasilan (Gaji Pokok dan Tunjangan Keluarga)
Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Penerima Pensiun.
Pemberian subsidi dan iuran dalam penyelenggaraan asuransi
kesehatan bagi PNS dan Penerima Pensiun terhitung mulai bulan
Januari 2003 dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, sedangkan
tanggungjawab Pemerintah Daerah terhitung mulai bulan Januari
2004 bagi Pegawai Negeri Sipil Daerah.
Berdasarkan surat tagihan dari PT Askes (Persero) Cabang Madiun
nomor 365/13-03/0309 tanggal 17 Maret 2009 perihal pembayaran
iuran Pemerintah Daerah (PP28) bahwa sampai dengan akhir Tahun
2008 Pemerintah Kabupaten Magetan telah melakukan penyetoran
PP28 sebesar Rp13.536.640.700,00 dari yang seharusnya disetor
sebesar Rp14.581.060.624,00,00, sehingga sisa yang belum disetor
yang merupakan kewajiban sebesar Rp1.044.419.924,00, dengan
penjelasan sebagai berikut:

No Periode Seharusnya Telah Setor Kekurangan


Setor (Rp) (Rp) (Rp)
1. Tahun 2004 759.177.806,00 0,00 759.177.806,00
2. Tahun 2005 1.732.656.623,00 500.000.000,00 1.232.656.623,00
3. Tahun 2006 2.662.069.393,00 1.000.000.000,00 1.662.069.393,00
4. Tahun 2007 4.200.516.102,00 1.000.000.000,00 3.200.516.102,00
5. Tahun 2008 5.226.640.700,00 11.036.640.700,00 (5.810.000.000,00)
14.581.060.624,00 13.536.640.700,00 1.044.419.924,00

Dengan demikian Pemerintah Kabupaten Magetan memiliki Hutang


yang belum terbayar kepada PT Askes berupa Subsidi dan Iuran
Askes bagi PNS dan Penerima Pensiun Per 31 Desember 2008 yang
diklasifikasikan kedalam Kewajiban Jangka Pendek sebesar
Rp1.044.419.924,00
(d) Tunggakan Rasionalisasi PJU
Hutang Lancar Lain-Lain berupa Tunggakan Rasionalisasi PJU
merupakan hutang/kewajiban Pemerintah Kabupaten Magetan
kepada CV Harsari AMT Magetan karena pembayaran bagian
Desember 2008 belum diselesaikan sehingga diklasifikasikan
kedalam Hutang Lancar Lain-Lain. Demikian Hutang Lancar Lain-
Lain Tunggakan Rasionalisasi PJU yang dimiliki oleh Pemerintah
Kabupaten Magetan Per 31 Desember 2008 sebesar
Rp129.049.200,00.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


74

b) Kewajiban Jangka Panjang


Kewajiban jangka panjang, secara komparatif, adalah terdiri dari:

31 Desember 2008 31 Desember 2007


(Rp) (Rp)
(1) Utang dalam negeri- 58.601.499,74 185.656.129,69
Pemerintah Pusat
(2) Utang jangka panjang 598.503.600,00 2.147.094.000,00
lainnya
Jumlah 657.105.099,74 2.332.750.129,69
Penjelasannya secara rinci adalah sebagai berikut:
(1) Utang Dalam Negeri-Pemerintah Pusat
Utang dalam negeri Pemkab Magetan sebesar Rp58.601.499,74 tersebut
adalah Utang Dalam Negeri (Kepada Pemerintah Pusat) untuk pinjaman
Soft Loan Agreement (SLA) IBRD Nomor SLA-1022/DP3/1988 yang
jatuh tempo diatas Tahun 2009. Adapun kewajiban jangka panjang
tersebut sebesar Rp58.601.499,74 yaitu kewajiban pokok yang Jatuh
Tempo tanggal 15 Januari 2010 yang terdiri dari:
Jatuh Tempo 15 Januari 2010 sebesar Rp58.601.499,74, terdiri dari:
− Hutang Pokok Rp55.281.536,37
− Bunga Rp 3.249.325,86
− Jasa Bank Rp 70.637,52

(2) Kewajiban Jangka Panjang Rasionalisasi Pajak Penerangan Jalan


Umum (PJU)
Per 31 Desember 2008 Pemerintah Kabupaten Magetan mempunyai
Kewajiban Jangka Panjang berupa Hutang Rasionalisasi Penerangan
Jalan Umum (PJU) kepada CV Harsari-AMT Magetan sebesar
Rp598.503.600,00 yang terdiri dari:
- Rasionalisasi PJU Tahap I Rp 228.630.600,00 (3 kali angsuran)
- Rasionalisasi PJU Tahap II Rp 369.873.000,00 (7 kali angsuran)
Jumlah Rp 598.503.600,00
Penjelasan kewajiban jangka panjang tersebut juga dapat dilihat pada
penjelasan mengenai bagian lancar hutang jangka panjang Rasionalisasi
PJU yang diklasifikasikan masuk kewajiban jangka jangka pendek.

3) Ekuitas Dana
a) Ekuitas Dana Lancar
Perincian ekuitas dana lancar, secara komparatif, per 31 Desember 2008
adalah sebagai berikut:

31 Desember 2008 31 Desember 2007


(Rp) (Rp)
(1) Sisa Lebih Pembiayaan 88.784.751.737,15 80.202.755.116,66
Anggaran (Silpa)
(2) Cadangan piutang 3.008.242.529,00 3.053.042.990,00

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


75

(3) Cadangan persediaan 4.884.517.943,00 3.274.383.806,26


(4) Dana yang harus disediakan (4.615.604.608,99) (12.094.311.008,13)
untuk pembayaran utang
jangka pendek
Jumlah 92.061.907.600,16 74.435.870.904,79

Dengan demikian Per 31 Desember 2008 Pemerintah Kabupaten Magetan


mempunyai Ekuitas Dana Lancar sebesar Rp92.061.907.600,16.

b) Ekuitas Dana Investasi


Perincian ekuitas dana investasi, secara komparatif, per 31 Desember 2008
adalah sebagai berikut:
31 Desember 2008 31 Desember 2007
(Rp) (Rp)
(1) Dinvestasikan dlm investasi jk. 32.279.920.437,79 27.254.437.185,01
Panjang
(2) Diinvestasikan dalam aset tetap 1.602.401.009.805,90 1.483.582.772.982,90
(3) Diinvestasikan dalam aset 6.164.270.400,00 6.768.066.000,00
lainnya
(4) Dana yang harus disediakan (657.105.099,74) (2.332.750.129,69)
untuk pembayaran utang
jangka panjang
Jumlah 1.640.188.095.543,95 1.503.329.396.391,22

Dengan demikian Ekuitas Dana Investasi sebesar Rp. 1.640.188.095.543,95


Per 31 Desember 2008 yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Magetan .

(c) Ekuitas Dana Cadangan

31 Desember 2008 31 Desember 2007


(Rp) (Rp)
(1) Iinvestasikan dalam dana cadangan 0,00 6.001.049.554,80
Jumlah 0,00 6.001.049.554,80

Pemkab Magetan tidak dimiliki ekuitas dana cadangan per 31 Desember


2008.

(d) Ekuitas Dana Donasi

31 Desember 2008 31 Desember 2007


(Rp) (Rp)
(1) Diinvestasikan dalam dana donasi 0,00 11.943.129.647,00
Jumlah 0,00 11.943.129.647,00

Pada Laporan Keuangan Tahun 2007 mempunyai Ekuitas Dana Donasi


sebesar Rp11.943.129.647,00 seluruhnya berupa Aset Tetap yang berasal dari

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


76

sumbangan/swadaya masyarakat maupun bantuan dari Pemerintah Pusat dan


Pemerintah Propinsi.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan telah mengilustrasikan Format Neraca untuk
Pemerintah Daerah. Didalam Format Neraca dimaksud tidak ada nomen
klatur untuk Ekuitas Dana Donasi, maka pada penyusunan Laporan
Keuangan Tahun 2008 juga disesuaikan dengan ketentuan tersebut, sehingga
Ekuitas Dana Donasi tidak ada nilainya.
Namun pada Laporan Keuangan Tahun 2008 untuk nilai Ekuitas Dana
Donasi pada laporan keuangan Tahun 2007 telah diakumulasi pada Ekuitas
Dana Investasi (Diinvestasikan dalam Aset Tetap).
Dengan demikian pada Laporan Keuangan Tahun 2008 Pemerintah
Kabupaten Magetan Per 31 Desember 2008 tidak mempunyai Ekuitas Dana
Donasi.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


77

Penjelasan Laporan Realisasi Anggaran


Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah merupakan program
kerja Tahunan Pemerintah Daerah dalam bentuk perangkaan (Rupiah). Sebagai dokumen
daerah APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah yang digunakan sebagai pedoman
dalam pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara
merata.
Dalam rangka memenuhi tujuan akuntabilitas dan transparansi Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana yang telah disepakati antara Legislatif dan Eksekutif,
maka disusun dan disajikan Laporan Realisasi Anggaran.
Pemerintah Kabupaten Magetan dalam menyusun dan menyajikan Laporan Realisasi
Anggaran yaitu untuk menggambarkan perbandingan antara realisasi dengan anggaran
dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2008.
Adapun Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Kabupaten Magetan Tahun Anggaran
2008 meliputi Pendapatan, Belanja, Surplus, Pembiayaan, Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran.
Laporan Realisasi Anggaran Tahun Anggaran 2008 dapat dijelaskan sebagai
berikut:

1) Pendapatan Daerah
Pendapatan Daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai
penambah kekayaan bersih. Pendapatan Daerah bersumber dari Pendapatan
Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat serta Pemerintah Propinsi.
Adapun sumber dana Pendapatan Daerah Pemerintah Kabupaten Magetan
yang telah dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran 2008 sebesar Rp656.281.223.412,89 berasal dari Pendapatan Asli Daerah
(PAD) dan Transfer dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Propinsi serta Lain-
Lain Pendapatan Yang Sah, dapat dijelaskan sebagai berikut

Tabel 5
Pendapatan Daerah
Tahun Anggaran 2008
(Dalam Rupiah)
No Uraian Anggaran Realisasi %
Pendapatan Asli Daerah 38.006.304.890,00 39.019.023.997,89 102,66
Pendapatan Transfer 610.402.491.595,77 615.997.328.417,00 100,92
Lain-lain Pendapatan Yang Sah 1.264.871.000,00 1.264.870.998,00 100,00
Jumlah 649.673.667.485,77 656.281.223.412,89 101,02

a) Pendapatan Asli Daerah (PAD) Rp 39.019.023.997,89


Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan salah satu sumber Pendapatan
Daerah Pemerintah Kabupaten Magetan Tahun Anggaran 2008. Adapun sumber
dana Pendapatan Asli Daerah (PAD) berasal dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah,
Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang
dipisahkan, Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah (PAD) Yang Sah, dapat dijelaskan
sebagai berikut. Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan salah satu sumber

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


78

Pendapatan Pemerintah Kabupaten Magetan. Pada Tahun Anggaran 2008


penerimaan PAD sebesar Rp39.019.023.997,89.
Adapun sumber dana Pendapatan Asli Daerah (PAD) berasal dari Pajak
Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang dipisahkan,
Lain-Lain PAD Yang Sah, dengan penjelasan sebagai berikut.

Tabel 6
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun Anggaran 2008
(Dalam Rupiah)
No Uraian Anggaran Realisasi %
1. Pajak Daerah:
- Pajak Hotel 100.000.000,00 103.355.780,00 103,36
- Pajak Losmen/Pondok 9.000.000,00 7.265.000,00 80,72
- Pajak Wisma 3.000.000,00 1.490.000,00 49,67
- Pajak Restoran / Rumah Makan 15.000.000,00 9.939.000,00 66,26
- Pajak Pagelaran 13.000.000,00 3.595.000,00 27,65
Kesenian/Musik/Tari/Busana
- Pajak Hiburan Permainan Ketangkasan 7.000.000,00 1.987.500,00 27,39
- Pajak Hiburan Pertandingan Olah Raga 5.000.000,00 3.130.000,00 62,60
- Pajak Reklame Papan/Bill board/ 85.000.000,00 80.394.325,00 94,58
vidiotron/ megatron
- Pajak Reklame Kain 40.000.000,00 29.746.225,00 74,37
- Pajak Reklame Selebaran 5.000.000,00 1.464.725,00 29,29
- Pajak Penerangan Jalan (PJU) 5.820.000.000,00 6.150.757.996,49 105,68
- Pajak Pengambilan Bahan Galian 45.000.000,00 48.766.394,00 108,37
Golongan C Batu Kali
- Pajak Pengambilan Bahan Galian 13.000.000,00 13.732.070,00 105,63
Golongan C Kerikil
- Pajak Pengambilan Bahan Galian 22.000.000,00 23.915.109,00 108,71
Golongan C Tanah Urug
- Pajak Pengambilan Bahan Galian 10.000.000,00 17.290.278,00 172,90
Golongan C Pasir
JUMLAH PAJAK DAERAH 6.192.000.000,00 6.496.829.402,49 104,92
2 Retribusi Daerah :
- Retribusi Pelayanan Kesehatan (Dinkes) 990.000.000,00 1.040.873.850,00 105,14
- Retribusi Pelayanan 100.000.000,00 115.170.875,00 115,17
Persampahan/Kebersihan
- Retribusi Biaya KTP 110.000.000,00 139.910.000,00 127,19
- Retribusi Biaya KSK 51.000.000,00 80.949.000,00 158,72
- Retribusi Biaya Akte Kelahiran 87.000.000,00 96.325.500,00 110,72
- Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan 90.000.000,00 97.577.200,00 108,42
Umum
- Retribusi Pasar Umum 1.610.000.000,00 1.632.244.250,00 101,38
- Retribusi Pasar Hewan 98.000.000,00 98.000.000,00 100,00
- Retribusi Pengujian Kendaeraan 380.000.000,00 443.700.000,00 116,76
Bermotor
- Retribusi Pelayanan Administrasi 196.000.000,00 296.013.302,50 151,03
- Retribusi Pelayanan Kesehatan (RSUD
Swadana) :
--- Instalasi Rawat Jalan 140.000.000,00 158.756.000,00 113,40
--- Instalasi Rawat Inap 2.000.000.000,00 2.313.895.340,00 115,69
--- Instalasi Rawat Darurat 250.000.000,00 365.417.625,00 146,17
--- Instalasi Bedah Sentral 425.000.000,00 573.663.406,00 134,98
--- Instalasi Radiologi 385.000.000,00 363.683.000,00 94,46
--- Instalasi Farmasi 6.760.164.890,00 6.272.607.134,00 92,79

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


79

--- Instalasi Gizi 400.000.000,00 376.428.000,00 94,11


--- Instalasi Pemulasaraan Jenazah 15.000.000,00 15.015.000,00 100,10
--- Instalasi Rehabilitasi Medik 30.000.000,00 36.821.750,00 122,74
--- Instalasi Laboratorium 1.100.000.000,00 923.309.203,00 83,94
--- Ambulance 160.000.000,00 172.402.075,00 107,75
--- Askes 5.500.000.000,00 3.021.720.654,08 54,94
--- Penerimaan Lainnya 25.000.000,00 59.270.000,00 237,08
Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah :
--- Alat Berat / Mesin Gilas 16.500.000,00 18.975.000,00 115,00
--- Laboratorium 11.000.000,00 37.130.000,00 337,55
--- Sewa Tanah 45.000.000,00 45.465.600,00 101,03
- Retribusi Terminal 300.000.000,00 296.797.900,00 98,93
- Retribusi Tempat Khusus Parkir 75.000.000,00 104.058.250,00 138,74
- Retribusi Penyediaan dan / atau 11.000.000,00 11.100.000,00 100,91
Penyedotan Kakus
- Retribusi Rumah Potong Hewan (RPH) 54.000.000,00 53.788.700,00 99,61
- Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah 1.347.000.000,00 1.414.899.600,00 105,04
Raga
- Retribusi Penjualan Produksi Usaha 40.000.000,00 76.195.800,00 190,49
Daerah (Bibit Pertanian – Diperta)
- Retribusi Penjualan Produksi Usaha 22.000.000,00 22.099.900,00 100,45
Daerah (Benih Perikanan – Disnak)
- Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) 125.000.000,00 129.112.962,00 103,29
- Retribusi Ijin Gangguan / HO 80.000.000,00 102.925.000,00 128,66
- Retribusi Ijin Trayek 25.500.000,00 28.803.100,00 112,95
- Retribusi Ijin Tata Usaha Hasil Hutan 36.500.000,00 61.752.430,00 169,18
(Hutbun)
- Retribusi Ijin Perindustrian dan
Perdagangan :
--- Tanda Daftar Industri (TDI) 2.725.000,00 2.725.000,00 100,00
--- Surat Ijin Usaha Perusahaan (SIUP) 21.000.000,00 23.450.000,00 111,67
--- Tanda Daftar Gudang (TDG) 275.000,00 400.000,00 145,45
--- Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 6.000.000,00 6.490.000,00 108,17
- Retribusi Ijin Bidang Kesehatan :
--- Apotik 2.200.000,00 1.960.000,00 89,09
--- Optik 240.000,00 300.000,00 125,00
--- Toko Obat 130.000,00 20.000,00 15,38
--- Balai Pengobatan 460.000,00 620.000,00 134,78
--- Rumah Bersalin 280.000,00 280.000,00 100,00
--- BKIA 40.000,00 40.000,00 100,00
--- Bidan 1.650.000,00 2.050.000,00 124,24
--- Pengobatan Tradisional 95.000,00 80.000,00 84,21
--- Dokter Gigi 455.000,00 567.500,00 124,73
--- Laboratorium Kesehatan Swasta 80.000,00 60.000,00 75,00
--- Dokter Spesialis 500.000,00 625.000,00 125,00
--- Dokter Umum 1.110.000,00 1.610.000,00 145,05
--- Perawat 600.000,00 800.000,00 133,33
JUMLAH RETRIBUSI DAERAH 23.128.504.890,00 21.138.934.906,58 91,40
3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang dipisahkan :
Deviden Saham Daerah pada Bank Jatim 555.000.000,00 536.179.156,26
Deviden Saham Daerah pada PT BPR 16.667.000,00
Jatim
JUMLAH KEKAYAAN DAERAH YANG 555.000.000,00 552.846.156,26 99,61
DIPISAKAN

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


80

4 Lain-Lain PAD yang sah :


- Penjualan Drum Bekas 20.000.000,00 43.143.500,00 215,72
- Laba Usaha Perkebunan (Bongkar 80.000.000,00 80.000.000,00 100,00
Ratoon)
- Penjualan Hasil Peternakan (Jasa Sapi 375.000.000,00 465.909.900,00 124,24
Kereman)
- Penjualan Hasil Peternakan (BLT) 98.000.000,00 120.924.500,00 123,39
- Penerimaan atas Hasil Usaha KUKM 560.000.000,00 490.007.500,00 87,50
(KBKS)
- Jasa Giro dari Kas Daerah 4.000.000.000,00 5.924.490.621,80 148,11
- Pendapatan dari Pengembalian 2.965.800.000,00 3.657.211.179,76 122,30
Penerimaan Lainnya
- Pengelolaan RKPD Magetan Indah 32.000.000,00 48.726.331,00 152,27
JUMLAH LAIN-LAIN PAD YANG SAH 8.130.800.000,00 10.830.413.532,56 133,20

JUMLAH PENDAPATAN ASLI DAERAH 38.006.304.000,00 39.019.023.997,89 102,66


(PAD)

b) Pendapatan Transfer
Transfer adalah penerimaan/pengeluaran uang dari suatu entitas pelaporan
dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi
hasil.
Pendapatan Transfer Pemerintah Kabupaten Magetan merupakan Pendapatan
Transfer yang berasal dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Propinsi yang
dipergunakan untuk Penyelenggaraan Pemerintahan, Pelaksanaan Pembangunan/
Kegiatan serta pelayanan kepada masyarakat. Pendapatan Pemerintah Kabupaten
Magetan sebagian besar berasal dari Pendapatan Transfer. Adapun sumber dana
Pendapatan Transfer tersebut terdiri dari Transfer Pemerintah Pusat (Dana
Perimbangan), Transfer Pemerintah Pusat (Lainnya), Transfer Pemerintah
Propinsi, dengan penjelasan sebagai berikut.
Pendapatan Transfer merupakan Pendapatan terbesar Pemerintah Kabupaten
Magetan. Pada Tahun Anggaran 2008 Pendapatan Transfer sebesar
Rp615.997.328.417,00.

Tabel 7
Pendapatan Transfer
Tahun Anggaran 2008

(Dalam Rupiah)

Uraian Anggaran Realisasi %

Transfer Pemerintah Pusat (Dana


574.160.232.000,00 578.334.908.875,00 100,73
Perimbangan)

Transfer Pemerintah Pusat 12.966.948.200,00 13.035.448.200,00 100,53


(Lainnya)
Transfer Pemerintah Propinsi 23.275.311.395,77 24.626.971.342,00 105,81

Jumlah 610.402.491.595,77 615.997.328.417,00 100,92

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


81

(1) Transfer Pemerintah Pusat (Dana Perimbangan) Rp 578.334.908.875,00


Transfer Pemerintah Pusat (Dana Perimbangan) adalah merupakan sumber dana
Perimbangan dari Pemerintah Pusat yang sangat diharapkan oleh Pemerintah
Kabupaten Magetan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan
pelaksanaan pembangunan serta pelayanan kepada masyarakat.
Adapun Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat (Dana Perimbangan) pada
Tahun Anggaran 2008 sebesar Rp578.334.908.875,00.

Tabel 8
Transfer Pemerintah Pusat (Dana Perimbangan)
Tahun Anggaran 2008
(Dalam Rupiah)
Uraian Anggaran Realisasi %
Dana Bagi Hasil Pajak :
- Bagi Hasil Pajak Bumi dan Bangunan
21.500.000.000,00 22.379.567.542,00 104,09
(PBB)
- Bagi Hasil Bea Perolehan Hak atas
2.400.000.000,00 3.221.320.336,00 134,22
Tanah dan Bangunan (BPHTB)
- PPh Pasal 25 & 29 WPOPDN 274.360.000,00 169.305.210,00 61,71
- PPh Pasa 21 3.268.430.000,00 3.925.618.774,00 120,11
JUMLAH DANA BAGI HASIL PAJAK 27.442.790.000,00 29.695.811.862,00 108,21
Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam :
- DBH SDA Kehutanan (IHH) 495.730.000,00 448.120.168.00,00 90,40
- DBH SDA Iuran Eksploitasi (Royalty) 30.000.000,00 6.896.573,00 22,99
- DBH SDA Perikanan 350.000.000,00 163.213.161,00 46,62
- DBH SDA Pertambangan Minyak Bumi 1.325.000.000,00 3.470.683.128,00 261,94
- DBH SDA Pertambangan Gas Bumi 80655.000,00 114.236.983,00 141,64
JUMLAH DANA BAGI HASIL BUKAN
2.281.495.000,00 4.203.150.013,00 184,23
PAJAK (SDA)

Dana Alokasi Umum (DAU) 490.163.947.000,00 490.163.947.000,00 100,00

Dana Alokasi Khusus (DAK) :


- DAK Bidang Pendidikan 21.017.000.000,00 21.017.000.000,00 100,00
- DAK Bidang Kesehatan 9.779.000.000,00 9.779.000.000,00 100,00
- DAK Bidang Infratsruktur Jalan 8.355.000.000,00 8.355.000.000,00 100,00
- DAK Bidang Infrastruktur Irigasi 5.593.000.000,00 5.593.000.000,00 100,00
- DAK Bidang Infrastruktur Air Minum dan 2.530.000.000,00 2.530.000.000,00 100,00
Penyehatan
- DAK Bidang Kelautan dan Perikanan 1.981.000.000,00 1.981.000.000,00 100,00
- DAK Bidang Lingkungan Hidup 786.000.000,00 786.000.000,00 100,00
- DAK Bidang Pertanian 4.231.000.000,00 4.231.000.000,00 100,00
JUMLAH DAK 54.272.000.000,00 54.272.000.000,00 100,00

JUMLAH DANA PERIMBANGAN 574.160.232.000,00 578.334.908.875,00 100,73

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


82

(2) Transfer Pemerintah Pusat (Lainnya) Rp 13.035.448.200,00


Penjelasan:
Pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah
Kabupaten Magetan Tahun Anggaran 2008 untuk Transfer Pemerintah Pusat
(Lainnya) ditetapkan target sebesar Rp12.966.948.200,00. Adapun untuk
realisasinya sampai dengan akhir tahun sebesar Rp13.035.448.200,00 sehingga
realisasinya melebihi dari target yang telah ditetapkan sebesar
Rp68.500.000,00 atau mencapai 100,53%. Adapun realisasi pendapatan
dimaksud bantuan dari Pemerintah Pusat berasal yaitu dana tunjangan
kependidikan dana bantuan pasca bencana.

Tabel 9
Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat (Lainnya)
Tahun Anggaran 2008
(Dalam Rupiah)

Uraian Anggaran Realisasi %

Dana Bantuan Pasca Bencana


8.500.000.000,00 8.500.000.000,00 100,00
Alam
Dana Bantuan Tunjangan 4.466.948.200,00 4.535.448.200,00 101,53
Kependidikan

Jumlah 12.966.948.200,00 13.035.448.200,00 100,53

(3) Transfer Pemerintah Provinsi Rp 24.626.971.342,00


Pendapatan Transfer dari Propinsi adalah merupakan pendapatan yang berasal
dari bagi hasil pajak dan bagi hasil lainnya dari Propinsi.
Pada Tahun Anggaran 2008 Pemerintah Kabupaten menerima pendapatan bagi
hasil pajak dan bagi hasil lainnya yang merupakan pendapatan transfer dari
Pemerintah Propinsi Jawa Timur sebesar Rp24.626.971.342,00.
Tabel 10
Transfer Pemerintah Propinsi
Tahun Anggaran 2008

(Dalam Rupiah)
Uraian Anggaran Realisasi %
Pendapatan Bagi Hasil Pajak :
- Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) 7.521.963.064,46 8.035.775.869,00 106,83
- Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
5.874.541.623,49 5.990.132.603,00 101,97
(BBNKB)
- Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
9.464.781.699,97 10.185.390.521,00 107,61
(PBBKB)
- Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air
386.852.633,25 388.499.974,00 100,43
Bawa Tanah
Sumbangan Pihak ke III 27.172.374,60 27.172.375,00 100,00
JUMLAH TRANSFER PROPINSI 23.275.311.395,77 24.626.971.342,00 105,81

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


83

c) Lain-lain Pendapatan Yang Sah Rp 1.264.870.998,00


Penjelasan:
Lain-lain Pendapatan Yang Sah adalah merupakan pendapatan Pemerintah
Kabupaten yang berasal dari Pemerintah Pusat yang tidak dapat diklasifikasikan
kedalam Pendapatan Transfer dari Pemerintah Pusat yaitu Pendapatan Dana Bagi
Hasil Cukai Hasil Tembakau .
Pada Tahun Anggaran 2008 Pemerintah Kabupaten Magetan menargetkan untuk
Lain-lain Pendapatan Yang Sah sebesar Rp1.264.871.000,00, adapun realisasinya
sebesar Rp1.264.871.000,00 atau mencapai 100% .

2) Belanja
Belanja Daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang
nilai kekayaan bersih. Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka membiayai
pelaksanakan penyelenggaraan Pemerintahan, Pelaksanaan Pembangunan serta
Pelayanan kepada Masyarakat.
Adapun Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten Magetan telah dituangkan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2008 sebesar
Rp643.511.648.453,35 yang dipergunakan untuk membiayai Belanja Operasi,
Belanja Modal, dan Belanja Tidak Terduga dengan penjelasan sebagai berikut :

Tabel 11
Belanja Daerah Tahun Anggaran 2008
(Dalam Rupiah)
No Uraian Belanja Anggaran Realisasi %
1 B. Operasi 590.120.356.429,00 530.977.698.994,35 89,98
2 B. Modal 128.465.298.302,00 111.033.949.459,00 86,43
3 B. Tidak Terduga 4.863.833.451,30 1.500.000.000,00 30,84
Jumlah 723.449.488.182,30 643.511.648.453,35 88,95

a) Belanja Operasi Rp 530.977.698.994,35


Belanja Operasi dipergunakan dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan
Pemerintahan, Kegiatan Pembangunan/proyek dan Pelayanan kepada masyarakat
yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Magetan. Belanja Operasi sesuai
dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran
2008 sebesar Rp530.977.698.994,35 dipergunakan untuk membiayai Belanja
Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, Belanja Bunga, Belanja Hibah, Belanja
Bantuan Sosial, dapat dijelaskan sebagai berikut :

Tabel 12
Belanja Operasi Tahun Anggaran 2008
(Dalam Rupiah)
Uraian Anggaran Realisasi %
B. Pegawai 438.824.441.204,00 403.449.932.239,00 91,94
B. Barang & Jasa 84.639.168.606,00 67.919.098.085,00 80,25
B. Bunga 35.000.000,00 29.735.324,17 84,96
B. Hibah 12.573.358.700,00 10.065.889.427,18 80,06
B. Bantuan Sosial 9.455.921.319,00 7.393.274.981,00 78,19
B. Bantuan Keuangan 44.588.466.600,00 42.119.768.938,00 94,46
Jumlah 590.120.356.429,00 530.977.698.994,35 89,98

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


84

b) Belanja Modal Rp 111.033.949.459,00


Dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan Pemerintaha, Pembangunan,
dan Pelayanan kepada Masyarakat diperlukan sarana dan prasarana, maka
Pemerintah Kabupaten Magetan perlu menambah asset tetap. Penambahan aset
tetap merupakan Belanja Modal yang telah dituangkan dalam APBD Kabupaten
Magetan Tahun Anggaran 2008. Realisasi Belanja Modal pada Tahun Anggaran
2008 sebesar Rp111.033.949.459,00, dibelanjakan untuk pengadaan Tanah,
Peralatan dan Mesin, Gedung dan Bangunan, Jalan, Irigasi, Jembatan, dan Aset
Tetap Lainnya, dapat dijelaskan sebagai berikut.

Tabel 13
Belanja Modal
Tahun 2008
(dalam rupiah)
Belanja Modal Anggaran Realisasi %

Tanah 4.555.258.050,00 1.464.943.100,00 32,16


Peralatan dan Mesin 21.577.690.175,00 17.733.839.502,00 82,19
Gedung dan Bangunan 52.056.277.227,00 50.458.929.320,00 96,93
Jalan, Irigasi, dan Jaringan 48.865.912.350,00 40.001.075.527,00 81,86
Aset tetap Lainnya 1.410.160.500,00 1.375.162.010,00 97,52
Jumlah 128.465.298.302,00 111.033.949.459,00 86,43

c) Belanja Tidak terduga Rp 1.500.000.000,00


Anggaran Rp 4.863.833.451,30
Realisasi Rp. 1.500.000.000,00
Atau mencapai = 30,84%

Belanja Tidak Terduga adalah merupakan belanja untuk kegiatan yang sifatnya
tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam
dan bencana social yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian
atas kelebihan penerimaan daerah Tahun-Tahun sebelumnya yang telah ditutup.

Pada Tahun Anggaran 2008 alokasi Belanja Tidak Terduga merupakan


pengembalian uang muka laba dari PDAM Magetan. Adapun realisasinya pada
tanggal 9 Mei 2008 dengan SP2D nomor 000957/LS/2008 sebesar
Rp1.500.000.000,00 (Penjelasan lebih lanjut pada Neraca - Kewajiban –
Pendapatan diterima dimuka yang merupakan Uang Muka Laba dari PDAM
Magetan).

3) Surplus Rp 12.769.574.959,54
Surplus/Defisit adalah Selisih Lebih/Kurang antara Pendapatan dan Belanja selama
satu periode pelaporan.
Pada Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Kabupaten Magetan Tahun Anggaran
2008 terdapat Surplus sebesar Rp12.769.574.959,54, dengan penjelasan sebagai
berikut.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


85

Uraian Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)


- Jumlah Pendapatan Daerah 649.673.667.485,77 656.281.223.412,89
- Jumlah Belanja Daerah 723.449.488.182,30 643.511.648.453,35
Surplus/(Defisit) (73.775.820.696,53) 12.769.574.959,54

4) Pembiayaan
Pembiayaan Daerah adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan / atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada Tahun anggaran yang
bersangkutan maupun pada Tahun-Tahun anggaran berikutnya, yang dalam
penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau
memanfaatkan surplus anggaran.
Pembiayaan terdiri dari Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran Pembiayaan.
Pada Laporan Realisasi Anggaran pada Tahun Anggaran 2008 untuk Pembiayaan
Daerah dapat dijelaskan sebagai berikut.

a) Penerimaan Pembiayaan Rp 95.960.739.850,35

Tabel 14
Penerimaan Pembiayaan
Tahun Anggaran 2008
(Dalam Rupiah)

No Uraian Belanja Anggaran Realisasi %

1 Penggunaan SiLPA 80.202.755.116,66 80.202.755.116,66 100,00

2 Pencairan Dana Cadangan 6.000.000.000,00 6.165.175.086,69 102,75

3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah 8.770.000.000,00 9.592.809.647,00 109,38


yang dipisahkan
Jumlah 94.972.755.116,66 95.960.739.850,35 101,04

b) Pengeluaran Pembiayaan Rp 19.945.563.072,74

Tabel 15
Pengeluaran Pembiayaan
Tahun Anggaran 2008
(Dalam Rupiah)
No Uraian Belanja Anggaran Realisasi %

1 Pembentukan Dana Cadangan 0,00 0,00

2 Penyertaan Modal Pemerintah 14.220.000.000,00 14.025.000.000,00 98,63


daerah
3 Pembayaran Pokok Pinjaman 6.976.934.420,13 5.920.563.072,74 84,86
Dalam Negeri – Pemerintah Pusat
Jumlah 21.196.934.420,13 19.945.563.072,74 94,10

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


86

Hasil pemeriksaan BPK RI menunjukkan bahwa terdapat pembayaran hutang


pada PT Askes yang dianggarkan pada Belanja Tidak Langsung Pegawai
(5.1.00.00.1.01.09) sebesar Rp5.226.640.700,00 sehingga realisasi pembayaran
hutang pada PT Askes tidak dibebankan pada pengeluaran pembiayaan.

c) Pembiayaan Neto Rp 76.015.176.777,61

Pembiayaan Neto adalah selisih antara Penerimaan Pembiayaan setelah dikurangi


pengeluaran pembiayaan dalam periode Tahun anggaran tertentu.
Pada Tahun Anggaran 2008 pada Laporan Realisasi Anggaran untuk Pembiayaan
Neto sebesar Rp76.015.176.777,61, dengan penjelasan sebagai berikut.

- Penerimaan Pembiayaan Rp94.972.755.116,66 Rp95.960.739.850,35


- Pengeluaran Pembiayaan Rp21.196.934.420,13 Rp19.945.563.072,74
Pembiayaan Neto Rp73.775.820.696,53 Rp76.015.176.777,61

5) Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Rp 88.784.751.737,15


Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran adalah selisih lebih/kurang antara
realisasi penerimaan dan pengeluaran selama satu periode pelaporan.
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran adalah Surplus/(Defisit) ditambah Pembiayaan
Neto.
Adapun Laporan Realisasi Anggaran pada Tahun Anggaran 2008 terdapat Sisa
Lebih Pembiayaan Anggaran sebesar Rp88.784.751.737,15 dengan penjelasan
sebagai berikut.

- Realisasi Pendapatan Daerah Rp 656.281.223.412,89


- Realisasi Belanja Daerah Rp 643.511.648.453,35
Surplus Rp 12.769.574.959,54

- Realisasi Penerimaan Pembiayaan Rp 95.960.739.850,35


- Realisasi Pengeluaran Pembiayaan Rp 19.945.563.072,74
Pembiayaan Neto Rp 76.015.176.777,61

Surplus Rp 12.769.574.959,54
Pembiayaan Neto Rp 76.015.176.777,61
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Rp 88.784.751.737,15

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran sebesar Rp88.784.751.737,15 telah sama


dengan Kas pada Neraca serta Saldo Akhir pada Laporan Arus Kas.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


87

Penjelasan Pos-Pos Laporan Arus Kas


Laporan Arus Kas disusun guna menyajikan informasi penerimaan dan
pengeluaran kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas
operasi, investasi aset, nonkeuangan, pembiayan, dan non anggaran. Entitas pelaporan
yang menyusun dan menyajikan laporan arus kas adalah unit organisasi yang mempunyai
fungsi perbendaharaan, adalah unit yang ditetapkan sebagai bendaharawan umum daerah
dan/atau kuasa bendaharawan umum daerah.
Pemerintah Kabupaten Magetan menyusun dan menyajikan Laporan Arus Kas
Tahun 2008 untuk mengetahui penerimaan dan pengeluaran Kas dan Setara Kas mulai
tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2008.
Entitas Pelaporan yang menyajikan Laporan Arus Kas Pemerintah Kabupaten Magetan
Tahun 2008 adalah Bagian Keuangan Setdakab. Magetan (Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah).
Adapun Laporan Arus Kas Pemerintah Kabupaten Magetan Tahun 2008
diklasifikasikan berdasarkan Arus Kas dari Aktivitas Operasi, Arus Kas dari Aktivitas
Investasi Aset, Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan, Arus Kas dari Aktifitas Non
Anggaran, dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Arus Kas dari Aktivitas Operasi


- Arus Masuk Kas dari Aktivitas Operasi Rp 656.281.223.412,89
- Arus Keluar Kas dari Aktivitas Operasi Rp 532.477.698.994,35
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi Rp 123.803.524.418,54

Arus Masuk Kas dari Aktivitas Operasi Rp 656.281.223.412,89

Arus Masuk Kas dari Aktivitas Operasi Pemerintah Kabupaten Magetan dalam Tahun
2008 sebesar Rp656.281.223.412,89, dengan komposisi sebagai berikut.

- Pendapatan Pajak Daerah Rp 6.496.829.402,49


- Pendapatan Retribusi Daerah Rp 21.138.934.906,58
- Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Rp 552.846.156,26
Daerah Yang Dipisahkan
- Lain-lain PAD yang sah Rp 10.830.413.532,56
- Dana Bagi Hasil Pajak (Pusat) Rp 29.695.811.862,00
- Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (Pusat) Rp 4.203.150.013,00
- Dana Alokasi Umum (Pusat) Rp 490.163.947.000,00
- Dana Alokasi Khusus (Pusat) Rp 54.272.000.000,00
- Dana Otonomi Khusus (Pusat - Dana Pasca Rp 8.500.000.000,00
Bencana)
- Dana Penyesuaian (Pusat) Rp 4.535.448.200,00
- Pendapatan Bagi Hasil Pajak (Propinsi) Rp 24.626.971.342,00
- Pendapatan Lainnya (Pusat-Cukai Tembakau) Rp 1.264.870.998,00
Jumlah Rp 656.281.223.412,89

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


88

Arus Keluar Kas dari Aktivitas Operasi Rp 532.477.698.994,35

Adapun Arus Keluar Kas dari Aktivitas Operasi Pemerintah Kabupaten Magetan dalam
Tahun 2008 sebesar Rp532.477.698.994,35 dengan komposisi sebagai berikut.

- Belanja Pegawai Rp 403.449.932.239,00


- Belanja Barang dan Jasa Rp 67.919.098.085,00
- Belanja Bunga Rp 29.735.324,17
- Belanja Hibah Rp 10.065.889.427,18
- Belanja Bantuan Sosial Rp 7.393.274.981,00
- Belanja Bantuan Keuangan Rp 42.119.768.938,00
- Belanja Tidak Terduga Rp 1.500.000.000,00
Jumlah Rp 532.477.698.994,35

2) Arus Kas dari Aktivitas Investasi Aset

- Arus Masuk Kas dari Aktivitas Investasi Aset Rp 0,00


- Arus Keluar Kas dari Aktivitas Investasi Aset Rp 111.033.949.459,00
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Aset (Rp 111.033.949.459,00)

Arus Masuk Kas dari Aktivitas Investasi Aset Rp 00,00

Arus Masuk Kas dari Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan tidak ada karena
Pemerintah Kabupaten Magetan pada Tahun 2008 tidak melakukan penjualan atas
aset yang dimiliki.

Arus Keluar Kas dari Aktivitas Investasi Aset Rp 111.033.949.459,00

Adapun Arus Keluar Kas dari Aktivitas Investasi Aset Pemerintah Kabupaten
Magetan dalam Tahun 2008 sebesar Rp111.033.949.459,00, dengan komposisi
sebagai berikut:

- Belanja Tanah Rp 1.464.943.100,00


- Belanja Peralatan dan Mesin Rp 17.733.839.502,00
- Belanja Gedung dan Bangunan Rp 50.458.929.320,00
- Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan Rp 40.001.075.527,00
- Belanja Aset tetap Rp 1.375.162.010,00
Jumlah Rp 111.033.949.459,00

3) Arus Kas dari Aktivitas Pembiayan (Rp 4.187.578.339,05)

- Arus Masuk Kas dari Aktivitas Pembiayaan Rp 15.757.984.733,69


- Arus Keluar Kas dari Aktivitas Pembiayaan Rp 19.945.563.072,74
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan (Rp 4.187.578.339,05)

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


89

Arus Masuk Kas dari Aktivitas Pembiayan Rp 15.757.984.733,69

Pada Tahun 2008 untuk Arus Kas Masuk dari Aktivitas Pembiayan Pemerintah
Kabupaten Magetan sebesar Rp15.757.984.733,69 berasal dari pengembalian dana
bergulir sebesar Rp9.592.809.647,00 dan pencaiaran rekening Dana Cadangan
termasuk bunganya sebesar Rp6.165.175.086,69.

Arus Keluar Kas dari Aktivitas Pembiayan Rp 19.945.563.072,74

Adapun Arus Keluar Kas dari Aktivitas Pembiayaan Pemerintah Kabupaten Magetan
dalam Tahun 2008 sebesar Rp19.945.563.072,74, dipergunakan untuk membiayai
penyertaan modal (Investasi) Pemerintah Daerah sebesar Rp14.025.000.000,00 dan
pembayaran utang pokok sebesar Rp5.920.563.072,74 .

4) Arus Kas dari Aktivitas NonAnggaran


- Arus Masuk Kas dari Aktivitas Non Anggaran Rp 45.566.567.135,00
- Arus Keluar Kas dari Aktivitas Non Anggaran Rp 45.566.567.135,00
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Non Anggaran Rp 0,00

Arus Masuk Kas dari Aktivitas Non Anggaran Rp 45.566.567.135,00

Pada Tahun 2008 untuk Arus Masuk Kas dari Aktivitas Non Anggaran Pemerintah
Kabupaten Magetan sebesar Rp45.566.567.135,00 yang berasal dari Penerimaan
Perhitungan Pihak Ketiga (Potongan Gaji PNS) yang terdiri dari Iuran Wajib
Pegawai, Pajak Penghasilan, Tabungan Perumahan

Arus Keluar Kas dari Aktivitas Non Anggaran Rp 45.566.567.135,00

Pada Tahun 2008 untuk Arus Keluar Kas dari Aktivitas Non Anggaran Pemerintah
Kabupaten Magetan sebesar Rp45.566.567.135,00 yang merupakan Pengeluaran
Perhitungan Pihak Ketiga (Potongan Gaji PNS) yang terdiri dari Iuran Wajib
Pegawai, Pajak Penghasilan, Tabungan Perumahan

5) Saldo Akhir Kas

Saldo Akhir Kas pada Laporan Arus Kas Pemerintah Kabupaten Magetan Tahun
2008 sebesar Rp88.784.751.737,15, dengan penjelasan sebagai berikut:

- Arus Masuk Kas dari Aktivitas Operasi Rp 656.281.223.412,89


- Arus Keluar Kas dari Aktivitas Operasi Rp 532.477.698.994,35
a) Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi Rp 123.803.524.418,54

- Arus Masuk Kas dari Aktivitas Investasi Aset Rp 0,00


- Arus Keluar Kas dari Aktivitas Investasi Aset Rp 111.033.949.459,00
b) Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Aset (Rp 111.033.949.459,00)

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


90

- Arus Masuk Kas dari Aktivitas Pembiayaan Rp 15.757.984.733,69


- Arus Keluar Kas dari Aktivitas Pembiayaan Rp 19.945.563.072,74
c) Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan (Rp 4.187.578.339,05)

- Arus Masuk Kas dari Aktivitas Non Anggaran Rp 45.566.567.135,00


- Arus Keluar Kas dari Aktivitas Non Anggaran Rp 45.566.567.135,00
d) Arus Kas Bersih dari Aktivitas Non Anggaran Rp 0,00

Jumlah (Kenaikan / Penurunan) (1+2+3+4) Rp 8.581.996.620,49


Saldo Awal Kas Rp 80.202.755.116,66
Saldo Akhir Kas Tahun 2008 Rp 88.784.751.737,15

Saldo Akhir Kas Tahun 2008 sebesar Rp88.784.751.737,15 terdiri dari.


- Saldo Akhir Kas di BUD Rp 86.514.395.351,94
- Saldo Akhir Kas di Bendahara Penerimaan Rp 0,00
- Saldo Akhir Kas di Bendahara Pengeluaran Rp 197.608.569,00
- Saldo Akhir Kas di RSU Swadana Rp 2.072.747.816,21

Dengan demikian Saldo Akhir Kas pada Laporan Arus Kas Pemerintah Kabupaten
Magetan Per 31 Desember 2008 sebesar Rp88.784.751.737,15 sama dengan Kas
pada Neraca, hal ini telah sesuai dengan yang diamanatkan Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, bahwa Komponen
Kas dan Setara Kas dalam Laporan Arus Kas yang jumlahnya sama dengan pos
terkait di Neraca.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


91

F. PENJELASAN ATAS INFORMASI-INFORMASI NON KEUANGAN


Pada Tahun Anggaran 2008 Pemerintah Kabupaten Magetan mendapatkan dana
dekonsentrasi yang bersumber dari dana Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi.
Dana dekonsentrasi tersebut dipergunakan untuk peningkatan penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Magetan.
Realisasi dana dekosentrasi langsung ditransfer ke rekening Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD). Penerima dana dekonsentrasi tidak melewati kas daerah karena telah
sesuai dengan petunjuk pelaksanaan atau petunjuk teknis pemberi dana dekosentrasi.
Sehubungan dengan dana dekonsentrasi tersebut tidak melewati kas daerah maka
tidak tercover pada Laporan Realisasi Anggaran (LRA) pada Tahun 2008 namun
perlu untuk disajikan pada Laporan Keuangan Daerah sebagai infornasi tambahan
yang berguna bagi para Pengguna Laporan. Adapun SKPD Penerima dana
dekosentrasi yang bersumber selain dari dana APBD Kabupaten Magetan pada Tahun
Anggaran 2008 yaitu:

Tabel 16
SKPD Penerima Dana Dekonsentrasi
Tahun Anggaran 2008

(Dalam Rupiah)
No SKPD Diterima Digunakan
1 Dinas Perindustrian dan Perdagangan 624.954.162,00 617.636.162,00
2 Dinas Pertanian 3.284.540.750,00 3.284.540.750,00
3 Badan Pemberdayaan Masyarakat 1.284.321.778,00 1.284.321.778,00
4 Sekretariat DPRD 331.810.100,00 331.810.100,00
5 Dinas Pekerjaan Umum 2.614.810.000,00 2.614.810.000,00
6 Dinas Kehutanan dan Perkebunana 864.882.100,00 864.882.100,00
7 Dinas Kesehatan 564.686.000,00 564.686.000,00
8 Inspektorat 456.685.909,00 426.485.909,00
9 Kantor Arsip dan Perpustakaan 70.000.000,00 70.000.000,00
10 Dinas Peternakan dan Perikanan 118.010.000,00 118.010.000,00
11 Dinas KBKS 595.740.500,00 595.740.500,00
12 Dinas Pendidikan 23.622.437.000,00 23.622.437.000,00
JUMLAH 34.432.878.299,00 34.395.360.299,00

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


92

G. PENUTUP

Guna memenuhi amanat Peraturan Perundangan yang berlaku, maka Pemerintah


Kabupaten Magetan menyusun Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
berupa Laporan Keuangan Daerah Tahun 2008, yang terdiri dari Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Penyusunan dan Penyajian Laporan keuangan Daerah dimaksud telah berdasarkan


Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Memperhatikan ketentuan diatas maka Laporan Keuangan Daerah Pemerintah


Kabupaten Tahun 2008 disusun dan disajikan dalam rangka penyelenggaraan
Pemerintahan yang baik dan bersih yang merupakan salah satu upaya kongkrit untuk
mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan Daerah. Adapun
tujuannya untuk menyajikan informasi mengenai, Realisasi Anggaran dan Arus Kas
serta Neraca sehingga bermanfaat bagi para Pengguna Laporan untuk memahami
Laporan Keuangan Daerah Pemerintah Kabupaten Magetan Tahun 2008. Yang
dimaksud dengan Para Pengguna Laporan adalah Masyarakat, Legislatif, Lembaga
Pengawas, Pemeriksa dan Pihak-pihak yang terkait dalam penyelenggaraan
Pemerintahan di Kabupaten Magetan.

Kepada Tim Anggaran Eksekutif, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), semua
pihak yang terkait serta Dukungan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD),
maka Pemerintah Kabupaten Magetan dapat menyusun Peraturan Daerah tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD berupa Laporan Keuangan Daerah Tahun
2008 yang terdiri dari.
1. Laporan Realisasi Anggaran
2. Neraca
3. Laporan Arus Kas
4. Catatan atas Laporan Keuangan

Atas segala kekurangan Pemerintah Kabupaten Magetan mohon maaf yang sebesar-
besarnya, semoga dimasa mendatang dalam menyusun Laporan Keuangan Daerah
akan lebih baik untuk menuju kesempurnaannya atas saran-saran dari para Pengguna
Laporan.

Demikian Peraturan Daerah Kabupaten Magetan tentang Pertanggungjawaban


Pelaksanaan APBD berupa Laporan Keuangan Daerah Tahun 2008 dapat disusun dan
disajikan sehingga berguna bagi para Pengguna Laporan pada umumnya dan
bermanfaat bagi Pemerintah Kabupaten Magetan pada khususnya.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


93

GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN

1. Dasar Hukum Pemeriksaan


a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
c. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara;
d. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan.

2. Tujuan Pemeriksaan
Tujuan pemeriksaan atas LKPD TA 2008 adalah untuk memperoleh opini atas tingkat
kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan yang
didasarkan pada kriteria:
a. Kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP);
b. Kecukupan pengungkapan (adequate disclosures);
c. Kepatuhan terhadap perundang-undangan;
d. Efektivitas sistem pengendalian intern.

3. Sasaran Pemeriksaan
Sasaran Pemeriksaan atas LKPD TA 2008 adalah sebagai berikut.
a. Penyajian saldo akun-akun dan transaksi-transaksi dalam Neraca per 31
Desember 2008, Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Arus Kas untuk tahun
yang berakhir sampai dengan 31 Desember 2008 sesuai dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan;
b. Pengungkapan informasi keuangan pada Catatan Atas Laporan Keuangan sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintahan;
c. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku;
d. Efektivitas desain dan implementasi sistem pengendalian intern termasuk
pertimbangan hasil pemeriksaan sebelumnya;
e. Tindak lanjut yang dilakukan Pemerintah Daerah atas Hasil Pemeriksaan BPK RI
sebelumnya.

4. Standar Pemeriksaan
Standar Pemeriksaan yang digunakan adalah Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
(SPKN) yang ditetapkan BPK RI Tahun 2007.

5. Metode Pemeriksaan
Metodologi pemeriksaan yang digunakan adalah pemeriksaan dengan pendekatan
berdasarkan risiko, yang dirancang untuk menemukan kesalahan dan penyimpangan
informasi atas laporan keuangan dengan menelaah kegiatan pemerintahan. Kegiatan
pemeriksaan dimulai dengan melakukan penelaahan kegiatan yang akan menentukan
area risiko penting yang seharusnya menjadi fokus pemeriksaan untuk meyakinkan
pencatatan yang memadai di laporan keuangan.
Dalam menganalisis dan menguji proses akuntansi dan pelaporan keuangan
Pemerintah, BPK telah melakukan prosedur-prosedur di bawah ini:

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


94

a. Memahami dan menguji sistem akuntansi dan pelaporan yang dipakai dan
diterapkan oleh Pemerintah Daerah saat ini apakah telah mengikuti sistem
akuntansi yang telah ditetapkan Pemerintah;
b. Menganalisis proses akuntansi dan pelaporan instansi, termasuk pengendalian
yang diterapkan untuk mengurangi risiko salah saji dan kesalahan yang
disengaja;
c. Menelaah kecukupan pengendalian intern yang berhubungan dengan sistem
akuntansi dan pelaporan; dan
d. Menelaah keakuratan, kelengkapan, keberadaan, penilaian, pisah batas,
kepemilikan, penyajian dan pengungkapan laporan keuangan yang dihasilkan
oleh sistem akuntansi dan pelaporan.
Pemeriksaan BPK juga mencakup pengujian pengendalian, prosedur analitis, dan
pengujian substantif untuk menilai efektivitas pengendalian, kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan, dan kewajaran laporan keuangan pemerintah daerah.
Selain itu, kami juga melakukan pemantauan atas tindak lanjut dari setiap
permasalahan yang ditemui dalam pemeriksaan LKPD sebelumnya.

6. Waktu Pemeriksaan
Pemeriksaan dilaksanakan mulai tanggal 4 Maret 2009 dan berakhir pada tanggal 12
April 2009.

7. Obyek Pemeriksaan
Obyek pemeriksaan BPK adalah Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Magetan
Tahun 2008, yang terdiri dari:
a. Neraca per 31 Desember 2008;
b. Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah untuk Tahun yang
Berakhir sampai dengan 31 Desember 2008;
c. Laporan Arus Kas untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember
2008, dan
d. Catatan atas Laporan Keuangan.

8. Kendala Pemeriksaan
Dalam rangka pelaksanaan salah satu tugas konstitusionalnya yaitu pemeriksaan atas
Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Magetan Tahun 2008, BPK RI tidak
menghadapi kendala yang berarti dalam pelaksanaan pemeriksaan.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


LAMPIRAN : I

SISA KAS DI BENDAHARAN PENGELUARAN


PER 31 DESEMBER 2008

No SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH JUMLAH

1 2 3

1 Sekretariat Daerah (250,00)


2 Badan Pengawasan Daerah 28.380.200,00
3 Kecamatan Lembeyan 4.781.600,00
4 Kecamatan Barat 1.222.085,00
5 Kecamatan Kartoharjo 2.147.958,00
6 Dinas Pertanian 515.000,00
7 Bappeda 160.560.576,00
8 Kec. Sidorejo 400,00
9 Kantor Kesos 1.000,00

JUMLAH 197.608.569,00
Lampiran : II

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN


DAFTAR PIUTANG PAJAK REKLAME
PER 31 DESEMBER 2008

Tahun Perincian Per Tahun Penjelasan


No. Uraian (secara rinci) Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Pengakuan 2008 2009 2010
1 2 3 4 5 6 7=4+5-6 8

1 Bidan Suryatmi 2008 17.500,00 17.500,00 17.500,00


2 Bidan Widyastuti 2008 31.500,00 31.500,00 31.500,00
3 Wowok Salon 2008 35.000,00 35.000,00 35.000,00
4 Pondok Wisata Perhutani 2008 17.500,00 17.500,00 17.500,00
5 Toko Bawor 2008 17.500,00 17.500,00 17.500,00
6 Hotel Handini 2008 17.500,00 17.500,00 17.500,00
7 Hotel Purboyo 2008 87.500,00 87.500,00 87.500,00
8 Hotel Larasati 2008 17.500,00 17.500,00 17.500,00
9 Toko Mebel Indah Jaya 2008 17.500,00 17.500,00 17.500,00
10 Toko Nusantara 2008 17.500,00 17.500,00 17.500,00
11 Suzuki Panorama 2008 182.700,00 182.700,00 182.700,00
12 Toko Metro Elektro 2008 17.500,00 17.500,00 17.500,00
13 Toko Sentra Perdana 2008 192.500,00 192.500,00 192.500,00
14 Peny. Accu NGS 2008 52.500,00 52.500,00 52.500,00
15 Lab. Klinik sehat 2008 17.500,00 17.500,00 17.500,00
16 RSU Dr. Sayidiman 2008 525.000,00 525.000,00 525.000,00
17 Bengkel Mobil Sanjaya 2008 62.300,00 62.300,00 62.300,00

JUMLAH 1.326.500,00 1.326.500,00 1.326.500,00


LAMPIRAN : III

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN


DAFTAR PIUTANG RETRIBUSI IJIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB)
PER 31 DESEMBER 2008

No. Uraian (secara rinci) Tahun Pengakuan Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir Perincian Per Tahun Penjelasan
1 2 3 4 5 6 7=4+5-6 2008 2009 8

1 TUNGGAKAN TAHUN LALU 2000 s/d 2007 93.864.993,00 - 25.163.498,00 68.701.495,00 68.701.495,00

2 TAHUN BERJALAN 2008 143.412.574,00 - 103.985.524,00 39.427.050,00 39.427.050,00

JUMLAH 237.277.567,00 129.149.022,00 108.128.545,00 108.128.545,00


LAMPIRAN : IV

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN


DAFTAR PIUTANG KLAIM ASKES
PER 31 DESEMBER 2008

No. Uraian (secara rinci) Tahun Pengakuan Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir Perincian Per Tahun Penjelasan

1 2 3 4 5 6 7=4+5-6 2008 2009 2010 8

1 Askes PNS 2008 286.564.407,00

2 Jamkesmas 2008 756.957.855,00

3 General Chekup 2008 11.850.000,00 11.850.000,00

JUMLAH 1.055.372.262,00 1.055.372.262,00 1.055.372.262,00


LAMPIRAN : V

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN


DAFTAR PIUTANG PIUTANG TINDAK LANJUT TEMUAN BPK TAHUN 2005
PER 31 DESEMBER 2008
PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN

Tahun
No. Uraian (secara rinci) Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir Perincian Per Tahun Penjelasan
Pengakuan
1 2 3 4 5 6 7=4+5-6 2008 2009 2010 8

1 Biaya perjalanan dinas pada 2005 66.900.000,00 43.900.000,00 23.000.000,00 23.000.000,00

Sekretariat DPRD

2 Pekerjaan Pembangunan Gedung 2005 1.820.415.222,00 1.820.415.222,00 1.820.415.222,00

Olah Raga dan Gedung DPRD

JUMLAH 1.887.315.222,00 - 1.843.415.222,00 1.843.415.222,00


LAMPIRAN : VI
PERSEDIAAN BAHAN / MATERIAL PAKAI HABIS
PER 31 DESEMBER 2008

Jenis
No. Dinas / Instansi Jumlah
ATK Obat Barang Cetakan Hewan/Tanaman Persediaan Lain

1 Dinas Pendidikan - - - - - -
2 Kantor Arsip & Perpustakaan - - - - - -
3 Dinas Kesehatan 60.245.500 2.857.194.237 - - - 2.917.439.737
4 Badan RSU Dr. Sayidiman 1.873.390 783.113.770 12.675.350 - 132.092.240 929.754.750
5 Dinas Pekerjaan Umum - - - - - -
6 Dinas Pengairan 6.448.320 2.452.375 12.757.075 21.657.770
7 BAPPEDA -
8 Dinas Perhubungan & Pariwisata 190.650 - - - - 190.650
9 Dinas Kependudukan & CAPIL 2.756.800 2.756.800
10 Dinas KBKS 376.550 - - - - 376.550
11 Kantor Kesejahteraan Sosial 165.850 180.000 197.900 543.750
12 Kantor Koperasi, UKM 613.805 - - - - 613.805
13 BANTIBKESBANG 1.143.625 - - - - 1.143.625
14 DPRD - - - - - -
15 Kepala Daerah dan Wakil - - - - - -
16 Sekretariat Daerah :
Bag. Umum & Perlengkapan 44.526.975 65.155.675 5.196.650 114.879.300
Bag. Keuangan -
Bag. Pemerintahan - - - - - -
Bag. Administrasi Pembangunan - - - - - -
Bag. Hukum 185.300 - - - - 185.300
Bag. Organisasi - - - - - -
Bag. Ekdal 197.975 - - - - 197.975
Bag. Lingkungan Hidup - - - - - -
Bag. Informasi Kehumasan - - - - - -
17 Sekretariat DPRD 30.761.250 - - - 5.373.450 36.134.700
18 Badan Pengawasan Daerah - - - - - -
19 Dinas Pendapatan Daerah 15.000.000 - 556.396.000 - 69.314.232 640.710.232
20 Kantor Yanmas 1.140.800 - 4.320.075 - 396.250 5.857.125
21 Kec. Magetan - - - - - -
22 Kec. Panekan - - - - - -
23 Kec. Plaosan 159.400 - - - - 159.400
24 Kec. Poncol - - - - - -
25 Kec. Parang - - - - - -
26 Kec. Lembeyan - - - - - -
27 Kec. Takeran 148.850 - - - - 148.850
28 Kec. Kawedanan 28.800 - - - - 28.800
29 Kec. Bendo 174.800 - - - - 174.800
30 Kec. Maospati - - - - - -
31 Kec. Barat 39.000 - - - - 39.000
32 Kec. Karangrejo - - - - - -
33 Kec. Sukomoro 1.607.900 - - - - 1.607.900
34 Kec. Kartoharjo - - - - - -
35 Kec. Karas 200.000 - - - - 200.000
36 Kec. Ngariboyo - - - - - -
37 Kec. Nguntoronadi - - - - - -
38 Kec. Sidorejo - - - - - -
39 Badan Kepegawaian Daerah - - - - - -
40 Kantor Pemberdayaan Masyarakat 443.506 - - - - 443.506
41 Dinas Pertanian 1.039.300 - - - - 1.039.300
42 Dinas Peternakan dan Perikanan 565.500 10.828.180 338.000 88.446.355 107.775.783 207.953.818
43 Dinas Kehutanan dan Perkebunan - - - - - -
44 Dinas Perindustrian dan Perdagangan 280.500 - - - - 280.500
Jumlah 170.314.346 3.651.136.187 641.517.475 88.446.355 333.103.580 4.884.517.943

Catatan Persediaan lain-lain:


- Alat dan Bahan pembersih
- Perlengkapan perikanan
- Bahan habis pakai untuk ruangan
- Barang jasa perkantoran
- Alat listrik
- Suku cadang mobil & Pick up
- Barang inventaris
- Habis Pakai Linen
- Bahan Material / Bahan Bangunan
LAMPIRAN : VII

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN


DAFTAR PIUTANG PENGEMBANGAN SAPI KEREMAN
PER 31 DESEMBER 2008

Tahun Perincian Per Tahun


No. Uraian / Rincian Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir Penjelasan
Pengakuan 2008

1 2 3 4 5 6 7=4+5-6 8

1 Pengembangan Sapi Kereman 1999/2000 1.914.000.000,00 341.000.000,00 2.246.180.000,00 8.820.000,00 8.820.000,00 Pengembangan Sapi Kereman

(Pengelola Dinas Peternakan & 2000 1.965.000.000,00 345.000.000,00 2.272.210.000,00 37.790.000,00 37.790.000,00 Jangka Waktu 1 Tahun, Jasa

Perikanan) 2001 2.625.000.000,00 1.620.000.000,00 4.184.780.000,00 60.220.000,00 60.220.000,00 1% perbulan .

2002 2.153.000.000,00 717.960.000,00 2.697.160.000,00 173.800.000,00 173.800.000,00 Saldo Akhir tahun 1999/2000

2003 3.560.000.000,00 912.328.000,00 4.180.468.000,00 291.860.000,00 291.860.000,00 sampai dengan 2006

2004 5.000.000.000,00 500.000.000,00 5.374.433.000,00 125.567.000,00 125.567.000,00 merupakan tunggakan yang

2005 4.756.000.000,00 384.760.000,00 4.502.301.000,00 638.459.000,00 638.459.000,00 berada di penggaduh

2006 3.312.000.000,00 242.000.000,00 2.820.115.500,00 733.884.500,00 733.884.500,00

2007 3.224.000.000,00 326.800.000,00 3.398.190.000,00 152.610.000,00 152.610.000,00

2008 6.530.000.000,00 746.280.000,00 2.811.158.000,00 4.465.122.000,00 4.465.122.000,00

2 Pengembangan Sapi Kereman 2001 223.000.000,00 - 171.770.000,00 51.230.000,00 51.230.000,00

(Pengelola Kantor Koperasi) 2002 368.000.000,00 - 173.320.000,00 194.680.000,00 194.680.000,00

2003 1.099.680.000,00 - 446.700.000,00 652.980.000,00 652.980.000,00

JUMLAH 36.729.680.000,00 6.136.128.000,00 35.278.785.500,00 7.587.022.500,00 7.587.022.500,00


LAMPIRAN : VIII

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN


DAFTAR PIUTANG PENGELOLAAN MESIN PENGERING BIJI-BIJIAN
PER 31 DESEMBER 2008

No. Uraian (secara rinci) Tahun Pengakuan Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir Perincian Pertahun Penjelasan

1 2 3 4 5 6 7=4+5-6 2008 2009 2010 8

1 Pengelolaan Mesin 2008 275.000.000,00 0 275.000.000,00

Pengering Biji-Bijian

JUMLAH 275.000.000,00 275.000.000,00


LAMPIRAN : IX

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN


DAFTAR PIUTANG PENGEMBANGAN SAPI BETINA
PER 31 DESEMBER 2008

Tahun Perincian Per Tahun


No. Uraian / Rincian Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir Penjelasan
Pengakuan 2008 2009 2010
1 2 3 4 5 6 7=4+5-6 8

1 Pengembangan Sapi Betina 2002 98.000.000,00 22.050.000,00 119.234.375,00 815.625,00 815.625,00 Pengembangan Sapi Betina :

2004 868.750.000,00 234.562.500,00 1.060.278.500,00 43.034.000,00 43.034.000,00 Jangka waktu 3 tahun,

2006 390.000.000,00 105.300.000,00 264.975.000,00 230.325.000,00 230.325.000,00 230.100.000,00 jasa 9% per tahun diangsur

2007 330.000.000,00 89.100.000,00 29.700.000,00 389.400.000,00 389.400.000,00 194.700.000,00 194.700.000,00 6 bulan sekali

Pengembalian modal diangsur

2 kali : 50% pada 18 bulan

setelah penyebaran, 50% pada

36 bulan setelah penyebaran

JUMLAH 1.686.750.000,00 451.012.500,00 1.474.187.875,00 663.574.625,00 663.574.625,00 424.800.000,00 194.700.000,00


LAMPIRAN : X
RINCIAN PIUTANG ANGSURAN KIOS PASAR WISATA PLAOSAN
PER 31 DESEMBER 2008

Total Piutang Realisasi Angsuran Sisa Piutang

1 LOS BAWAH 17.602.000,00 2.000.000,00 15.602.000,00


2 LOS BAWAH 9.341.300,00 1.441.000,00 7.900.300,00
3 LOS BAWAH 9.787.000,00 50.000,00 9.737.000,00
4 LOS BAWAH 4.467.000,00 374.000,00 4.093.000,00
5 LOS BAWAH 3.183.000,00 441.000,00 2.742.000,00
6 LOS BAWAH 6.870.000,00 1.349.000,00 5.521.000,00
7 LOS BAWAH 7.229.000,00 1.260.000,00 5.969.000,00
8 LOS BAWAH 12.414.000,00 965.000,00 11.449.000,00
9 LOS BAWAH 2.636.500,00 1.316.000,00 1.320.500,00
10 LOS BAWAH 3.286.000,00 780.000,00 2.506.000,00
11 LOS BAWAH 14.932.000,00 450.000,00 14.482.000,00
12 LOS BAWAH 23.801.500,00 2.515.000,00 21.286.500,00
13 LOS BAWAH 19.483.000,00 4.773.000,00 14.710.000,00
14 LOS BAWAH 15.579.500,00 100.000,00 15.479.500,00
15 LOS BAWAH 10.805.000,00 7.197.000,00 3.608.000,00
16 LOS BAWAH 17.262.000,00 9.062.000,00 8.200.000,00
17 LOS BAWAH 13.260.000,00 500.000,00 12.760.000,00
18 LOS BAWAH 22.757.000,00 1.178.000,00 21.579.000,00
19 LOS BAWAH 28.522.000,00 8.920.000,00 19.602.000,00
20 LOS BAWAH 29.916.000,00 3.000.000,00 26.916.000,00

21 LOS ATAS 25.258.000,00 - 25.258.000,00


22 LOS ATAS 25.218.400,00 9.665.000,00 15.553.400,00
23 LOS ATAS 15.745.400,00 946.000,00 14.799.400,00
24 LOS ATAS 13.845.700,00 1.889.800,00 11.955.900,00
25 LOS ATAS 32.720.500,00 - 32.720.500,00
26 LOS ATAS 36.075.000,00 6.725.000,00 29.350.000,00
27 LOS ATAS 35.925.000,00 1.860.000,00 34.065.000,00
28 LOS ATAS 32.715.900,00 2.008.400,00 30.707.500,00

29 BEDAK BAWAH 478.453.700,00 32.711.100,00 445.742.600,00


30 BEDAK ATAS 246.089.000,00 26.074.400,00 220.014.600,00

TOTAL 1.215.180.400,00 129.550.700,00 1.085.629.700,00


-
LAMPIRAN : XI

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN


DAFTAR PIUTANG BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR DAN AIR DERAS
PER 31 DESEMBER 2008

Tahun Perincian Per Tahun


No. Uraian / Rincian Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir Penjelasan
Pengakuan 2008
1 2 3 4 5 6 7=4+5-6 8

1 Kel. Tani Tirta Kumara Takeran 2003 72.664.750,00 10.899.700,00 3.500.000,00 80.064.450,00 80.064.450,00 Budidaya Ikan Air Tawan

2 Kel. Tani Dadi mulyo Kawedanan 2003 37.400.000,00 5.610.000,00 43.010.000,00 - -

3 Kel. Tani Ikan Pupus Lembeyan 2003 37.400.000,00 5.610.000,00 25.805.000,00 17.205.000,00 17.205.000,00

4 Kel. Tani Ikan Bangsri Ngariboyo 2003 18.700.000,00 2.805.000,00 80.000,00 21.425.000,00 21.425.000,00

5 Kel. Tani Ikan Sumbersari 2003 6.812.500,00 6.812.500,00 6.812.500,00

6 Kel. Tani Ikan Puntuk doro Plaosan 2003 44.000.000,00 6.600.000,00 1.200.000,00 49.400.000,00 49.400.000,00 Budidaya Ikan Air Deras

7 Kel. Tani Ikan Pacalan Plaosan 2003 32.000.000,00 4.800.000,00 - 36.800.000,00 36.800.000,00

8 Kel. Tani Ikan Dadi Plaosan 2003 20.000.000,00 3.000.000,00 - 23.000.000,00 23.000.000,00

JUMLAH 268.977.250,00 39.324.700,00 73.595.000,00 234.706.950,00 234.706.950,00


LAMPIRAN : XII

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN


DAFTAR PIUTANG PENYANGGA PUPUK
PER 31 DESEMBER 2008

No. Uraian (secara rinci) Tahun Pengakuan Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir Perincian Per Tahun Penjelasan
1 2 3 4 5 6 7=4+5-6 2008 2009 2010 8

Piutang Penyangga Pupuk atas nama :

1 Mahmud Efendi Desa Gonggang Kec. Poncol 2005 5.000.000,00 5.000.000,00 5.000.000,00

2 Kaderi Desa Sarangan Kec. Plaosan 2006 3.000.000,00 3.000.000,00 3.000.000,00

3 Ismun Dsa Sobontoro Kec. Karas 2006 8.000.000,00 8.000.000,00 8.000.000,00

4 Pengecer / Kios se Kab. Magetan 2008 1.500.000.000,00 714.400.000,00 785.600.000,00 785.600.000,00

JUMLAH 1.516.000.000,00 714.400.000,00 801.600.000,00 801.600.000,00


LAMPIRAN : XIII

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN


DAFTAR PIUTANG INTENSIFIKASI BONGKAR RATOON
PER 31 DESEMBER 2008
PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN

No. Uraian (secara rinci) Tahun Pengakuan Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir Perincian Per Tahun Penjelasan
1 2 3 4 5 6 7=4+5-6 2008 2009 2010 8

Kopreasi Petani Tebu Rakyat (KPTR) :

1 KPTR Sari Madu Gorang Gareng 2008 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00


Kec. Kawedanan
Dasar : Perjanjian Kerjasama
antara Kepala Dinas Kehutanan
dan Perkebunan Kabupaten Magetan
dengan KPTR Gunung Madu Desa
Manisrejo Kec. Karangrejo
Nomor : 525/1496/403.108/2008
tentang Pemanfaatan Dana Pembiayaan
Bongkar Ratoon di Kabupaten Magetan
Tahun 2008, Jatuh tempo akhir bulan
Agustus 2009

2 KPTR Gunung Madu Desa Manisrejo 2008 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00


Kec. Karangrejo

Dasar : Perjanjian Kerjasama


antara Kepala Dinas Kehutanan
dan Perkebunan Kabupaten Magetan
dengan KPTR Sari Madu Gorang Gareng
Kecamatan Kawedanan
Nomor : 525/1699/403.108/2008
tentang Pemanfaatan Dana Pembiayaan
Bongkar Ratoon di Kabupaten Magetan
Tahun 2008, Jatuh tempo akhir bulan
Oktober 2008

JUMLAH 2.000.000.000,00 2.000.000.000,00 2.000.000.000,00


LAMPIRAN : XIV

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN


DAFTAR PIUTANG PINJAMAN UANG MUKA KENDARAAN BERMOTOR
PER 31 DESEMBER 2008

No. Uraian (secara rinci) Tahun Pengakuan Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir Perincian Per Tahun Penjelasan

1 2 3 4 5 6 7=4+5-6 8 9

1 Pinjaman Uang Muka Kredit 2003 1.460.154.000,00 1.457.258.000,00 2.896.000,00 2.896.000,00

Kendaraan Bermotor Roda dua

JUMLAH 1.460.154.000,00 - 1.457.258.000,00 2.896.000,00 2.896.000,00


REKONSILIASI ASET TETAP Lampiran XV-a
TAHUN 2008

PENAMBAHAN PENGURANGAN
REALISASI
No. SKPD ASET KET.
BELANJA MODAL BU REKLAS DONASI NON BM KDP DIPERBANTUKAN NON ASET

1 Dinas Pendidikan 31.128.767.000,- 1.790.825.250,- 2.912.039.000,- 35.831.631.250,-


2 Kantor Arsip & Perpustakaan 92.622.000,- 7.000.000,- 360.000.000,- 459.622.000,- Mobil pintar SIKIB
3 Dinas Kesehatan 10.602.660.185,- 317.087.739,- 941.665.000,- 11.861.412.924,- Donasi Depkes RI & Propinsi
4 Badan RSU Dr. Sayidiman 5.110.680.267,- 136.655.700,- 776.017.744,- 6.023.353.711,-
5 Dinas Pekerjaan Umum 32.657.144.627,- 2.747.352.880,- 72.098.751.562,- 107.503.249.069,-
6 Dinas Pengairan 11.127.997.400,- 527.847.500,- 3.412.074.500,- 15.067.919.400,-
7 BAPPEDA 58.019.000,- 58.019.000,-
8 Dinas Perhubungan & Pariwisata 785.112.000,- 269.120.730,- 248.256.000,- 1.302.488.730,-
9 Dinas Kependudukan & CAPIL 297.787.900,- 90.670.040,- 133.860.000,- 522.317.940,-
10 Dinas KBKS 55.690.000,- 2.470.000,- 58.160.000,-
11 Kantor Kesejahteraan Sosial 1.092.955.000,- 51.179.000,- 353.342.500,- 790.791.500,-
12 Kantor Koperasi, UKM 187.487.000,- 26.829.000,- 214.316.000,-
13 BANTIBKESBANG 156.703.000,- 156.703.000,-
14 DPRD - -
15 Kepala Daerah dan Wakil - -
16 Sekretariat Daerah

Bag. Umum & Perlengkapan 3.865.269.150,- 61.719.717,- 3.926.988.867,-


Bag. Keuangan 644.102.400,- 13.427.100,- 657.529.500,-
Bag. Pemerintahan 1.647.892.100,- 173.614.200,- 1.723.455.350,- 98.050.950,-
Bag. Administrasi Pembangunan 149.587.000,- 2.000.000,- 151.587.000,-
Bag. Hukum 79.100.000,- 2.452.250,- 81.552.250,-
Bag. Organisasi 219.679.000,- 9.105.530,- 228.784.530,-
Bag. Ekdal 14.187.500,- 2.350.000,- 16.537.500,-
Bag. Lingkungan Hidup 865.193.600,- 35.603.700,- 232.811.350,- 1.133.608.650,-
Bag. Informasi Kehumasan 15.400.000,- 1.100.000,- 16.500.000,-

17 Sekretariat DPRD 131.655.740,- 987.000,- 132.642.740,-


18 Badan Pengawasan Daerah - 10.186.000,- 169.660.000,- 179.846.000,- Donasi Star SDP
19 Dinas Pendapatan Daerah 835.177.500,- 75.895.800,- 911.073.300,-
20 Kantor Pelayanan Masyarakat Terpadu 384.971.000,- 30.577.500,- 415.548.500,-
21 Kec. Magetan 6.360.000,- 6.360.000,-
22 Kec. Panekan 14.644.500,- 100.000,- 14.744.500,-
23 Kec. Plaosan 13.804.200,- 93.000,- 13.897.200,-
24 Kec. Poncol 9.185.000,- 9.185.000,-
25 Kec. Parang 11.498.600,- 75.000,- 11.573.600,-
26 Kec. Lembeyan 3.081.000,- 3.081.000,-
27 Kec. Takeran - -
28 Kec. Kawedanan 500.000,- 500.000,-
29 Kec. Bendo - 1.300.000,- 1.300.000,-
30 Kec. Maospati 10.000.000,- 600.000,- 10.600.000,-
31 Kec. Barat 7.360.000,- 225.000,- 7.585.000,-
32 Kec. Karangrejo 9.765.000,- 9.765.000,-
33 Kec. Sukomoro 3.000.000,- 3.000.000,-
34 Kec. Kartoharjo 10.750.000,- 75.000,- 10.825.000,-
35 Kec. Karas - -
36 Kec. Ngariboyo 4.000.000,- 4.000.000,-
37 Kec. Nguntoronadi 17.850.000,- 525.000,- 18.375.000,-
38 Kec. Sidorejo 31.700.000,- 169.400,- 31.869.400,-
39 Badan Kepegawaian Daerah 77.468.500,- 17.452.650,- 94.921.150,-
40 Kantor Pemberdayaan Masyarakat 200.459.600,- 20.000.000,- 180.459.600,-
41 Dinas Pertanian 3.809.228.810,- 298.186.251,- 855.319.000,- 195.200.110,- 4.767.533.951,-
42 Dinas Peternakan dan Perikanan 4.148.445.880,- 241.728.537,- 4.390.174.417,-
43 Dinas Kehutanan dan Perkebunan 319.253.000,- 40.173.500,- 359.426.500,-
44 Dinas Perindustrian dan Perdagangan 119.755.000,- 1.514.625,- 111.269.625,- 10.000.000,-

Jumlah 111.033.949.459,- 6.986.974.599,- 80.669.129.156,- 1.471.325.000,- 1.300.000,- 1.723.455.350,- 484.612.125,- 195.200.110,- 197.759.410.629,-
LAMPIRAN : XV-b

DAFTAR ASET ( AKTIVA TETAP ) PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN


PER 31 DESEMBER 2008

Saldo awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir


Kode Rekening Uraian
Per 31-12-2007 Tahun 2008 Tahun 2008 Per 31-12-2008

4 3 AKTIVA TETAP 1.394.310.363.826,90 197.759.410.629,00 - 1.592.069.774.455,90

4 3 01 TANAH 308.434.234.197,50 18.996.050,00 - 308.453.230.247,50


4 3 01 01 TANAH PERKAMPUNGAN 1.542.305.201,00 - - 1.542.305.201,00
4 3 01 02 TANAH PERTANIAN 17.936.481.210,00 - - 17.936.481.210,00
4 3 01 03 TANAH PERKEBUNAN 5.886.960.500,00 - - 5.886.960.500,00
4 3 01 04 TANAH KEBUN CAMPURAN 397.840.000,00 - - 397.840.000,00
4 3 01 05 TANAH HUTAN - - - -
4 3 01 06 TANAH KOLAM IKAN 15.675.000,00 - - 15.675.000,00
4 3 01 07 TANAH DANAU / RAWA 202.200.000,00 - - 202.200.000,00
4 3 01 08 TANAH TANDUS / RUSAK - - - -
4 3 01 09 TANAH ALANG-ALANG/PADANG RUMPUT - - - -
4 3 01 10 TANAH PENGGUNA LAIN 1.361.200.000,00 - - 1.361.200.000,00
4 3 01 11 TANAH UNTUK BANGUNAN GEDUNG 246.531.748.011,50 18.996.050,00 - 246.550.744.061,50
4 3 01 12 TANAH PERTAMBANGAN - -
4 3 01 13 TANAH UNTUK BANGUNAN BUKAN GEDUNG 34.559.824.275,00 - - 34.559.824.275,00

4 3 02 JALAN DAN JEMBATAN 512.332.899.394,97 66.691.088.569,00 - 579.023.987.963,97


4 3 02 01 JALAN 460.492.195.497,00 57.096.346.799,00 - 517.588.542.296,00
4 3 02 02 JEMBATAN 51.840.703.897,97 9.594.741.770,00 - 61.435.445.667,97

4 3 03 BANGUNAN AIR 121.955.682.975,29 20.967.233.990,00 - 142.922.916.965,29


4 3 03 01 BANGUNAN AIR IRIGASI 99.783.716.985,29 8.593.858.500,00 - 108.377.575.485,29
- -
4 3 03 02 BANGUNAN AIR PASANG SURUT 110.600.000,00 - - 110.600.000,00
4 3 03 03 BANGUNAN AIR PENGEMBANG RAWA DAN PODER 143.275.000,00 - - 143.275.000,00
LAMPIRAN : XV-b

Saldo awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir


Kode Rekening Uraian
Per 31-12-2007 Tahun 2008 Tahun 2008 Per 31-12-2008

4 3 03 04 BANGUNAN PENGAMAN SUNGAI DAN 111.208.000,00 1.008.470.000,00 - 1.119.678.000,00


PENANGGULANGAN BENCANA ALAM -
4 3 03 05 BANGUNAN PENGEMBANGAN SBR AIR & 11.640.945.645,00 - - 11.640.945.645,00
AIR TANAH -
4 3 03 06 BANGUNAN AIR BERSIH / BAKU 8.790.974.965,00 11.364.905.490,00 - 20.155.880.455,00
4 3 03 07 BANGUNAN AIR KOTOR 502.239.680,00 - - 502.239.680,00
4 3 03 08 BANGUNAN AIR LAINNYA 872.722.700,00 - - 872.722.700,00
-
4 3 04 INSTALASI 2.299.490.290,00 885.353.550,00 - 3.184.843.840,00
4 3 04 01 INSTALASI AIR MINUM / AIR BERSIH 1.351.055.000,00 - - 1.351.055.000,00
4 3 04 02 INSTALASI AIR KOTOR - - - -
4 3 04 03 INSTALASI PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK 782.267.450,00 882.703.550,00 - 1.664.971.000,00
DAN NON ORGANIK - -
4 3 04 04 INSTALASI PENGOLAHAN BAHAN BANGUNAN - - - -
4 3 04 05 INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK 109.997.000,00 - - 109.997.000,00
4 3 04 06 INSTALASI GARDU LISTRIK 56.170.840,00 2.650.000,00 - 58.820.840,00
4 3 04 07 INSTALASI PERTAHANAN - - - -
4 3 04 08 INSTALASI GAS - - - -
4 3 04 09 INSTALASI PENGAMAN - - - -
-
4 3 05 JARINGAN 8.331.325.688,00 2.402.901,00 - 8.333.728.589,00
4 3 05 01 JARINGAN AIR MINUM 6.882.049.988,00 - - 6.882.049.988,00
4 3 05 02 JARINGAN LISTRIK 1.274.792.700,00 - - 1.274.792.700,00
4 3 05 03 JARINGAN TELEPON 174.483.000,00 2.402.901,00 - 176.885.901,00
4 3 05 04 JARINGAN GAS - - - -
-
4 3 06 BANGUNAN GEDUNG 323.293.189.699,31 89.403.377.348,00 - 412.696.567.047,31
4 3 06 01 BANGUNAN GEDUNG TEMPAT KERJA 316.782.859.749,31 88.055.160.856,00 - 404.838.020.605,31
4 3 06 02 BANGUNAN GEDUNG TEMPAT TINGGAL 6.507.329.950,00 1.348.216.492,00 - 7.855.546.442,00
LAMPIRAN : XV-b

Saldo awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir


Kode Rekening Uraian
Per 31-12-2007 Tahun 2008 Tahun 2008 Per 31-12-2008

4 3 06 03 BANGUNAN MENARA 3.000.000,00 - - 3.000.000,00


-
4 3 07 MONUMEN 1.506.934.375,20 1.186.491.850,00 - 2.693.426.225,20
4 3 07 01 BANGUNAN BERSEJARAH 498.485.999,70 447.484.500,00 - 945.970.499,70
4 3 07 02 TUGU PERINGATAN - - - -
4 3 07 03 CANDI - - - -
4 3 07 04 MONUMEN / BANGUNAN BERSEJARAH LAINNYA 26.520.000,00 - - 26.520.000,00
4 3 07 05 TUGU PERINGATAN LAINNYA - - - -
4 3 07 06 TUGU TITIK KONTROL / PASTI 258.178.000,00 - - 258.178.000,00
4 3 07 07 RAMBU - RAMBU 260.956.354,00 739.007.350,00 - 999.963.704,00
4 3 07 08 RAMBU - RAMBU LALU LINTAS UDARA - - - -

4 3 08 ALAT BERAT 1.650.625.400,00 - - 1.650.625.400,00


4 3 08 01 ALAT BERAT DARAT 1.115.300.000,00 - - 1.115.300.000,00
4 3 08 02 ALAT BERAT APUNG - - - -
4 3 08 03 ALAT - ALAT BANTU 535.325.400,00 - - 535.325.400,00
-
4 3 09 ALAT ANGKUTAN 27.863.637.183,00 4.915.629.554,00 - 32.779.266.737,00
4 3 09 01 ALAT ANGKUTAN DARAT BERMOTOR 27.713.875.233,00 4.854.438.854,00 - 32.568.314.087,00
4 3 09 02 ALAT ANGKUTAN DARAT TIDAK BERMOTOR 149.761.950,00 61.190.700,00 - 210.952.650,00
4 3 09 03 ALAT ANGKUTAN APUNG BERMOTOR - - - -
4 3 09 04 ALAT ANGKUTAN APUNG TIDAK BERMOTOR - - - -
4 3 09 05 ALAT ANGKUTAN UDARA - - - -
-
4 3 10 ALAT BENGKEL DAN ALAT UKUR 3.349.258.494,00 1.066.025.061,00 - 4.415.283.555,00
4 3 10 01 ALAT BENGKEL BERMESIN 363.264.469,00 1.048.721.824,00 - 1.411.986.293,00
4 3 10 02 ALAT BENGKEL TAK BERMESIN 105.680.296,00 - - 105.680.296,00
4 3 10 03 ALAT UKUR 2.880.313.729,00 17.303.237,00 - 2.897.616.966,00
- -
LAMPIRAN : XV-b

Saldo awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir


Kode Rekening Uraian
Per 31-12-2007 Tahun 2008 Tahun 2008 Per 31-12-2008

4 3 11 ALAT PERTANIAN 521.369.166,00 1.005.197.193,00 - 1.526.566.359,00


4 3 11 01 ALAT PENGOLAHAN 407.120.200,00 1.005.197.193,00 - 1.412.317.393,00
4 3 11 02 ALAT PEMELIHARAAN TANAMAN / 114.248.966,00 - - 114.248.966,00
ALAT PENYIMPANAN - -
-
4 3 12 ALAT KANTOR DAN RUMAH TANGGA 35.389.912.542,96 5.739.904.199,00 - 41.129.816.741,96
4 3 12 01 ALAT KANTOR 4.173.185.277,00 481.244.797,00 - 4.654.430.074,00
4 3 12 02 ALAT RUMAH TANGGA 19.681.203.493,96 2.228.050.409,00 - 21.909.253.902,96
4 3 12 03 KOMPUTER 11.186.685.972,00 2.996.418.993,00 - 14.183.104.965,00
4 3 12 04 MEJA DAN KURSI KERJA / RAPAT PEJABAT 348.837.800,00 34.190.000,00 - 383.027.800,00
-
4 3 13 ALAT STUDIO DAN ALAT KOMUNIKASI 4.515.512.716,00 407.883.344,00 - 4.923.396.060,00
4 3 13 01 ALAT STUDIO 1.162.824.525,00 300.345.512,00 - 1.463.170.037,00
4 3 13 02 ALAT KOMUNIKASI 918.883.191,00 107.537.832,00 - 1.026.421.023,00
4 3 13 03 PERALATAN PEMANCAR 2.433.805.000,00 - - 2.433.805.000,00
-
4 3 14 ALAT KEDOKTERAN DAN KESEHATAN 28.787.063.773,00 3.998.917.986,00 - 32.785.981.759,00
4 3 14 01 ALAT KEDOKTERAN 22.316.570.282,00 3.998.917.986,00 - 26.315.488.268,00
4 3 14 02 ALAT KESEHATAN 6.470.493.491,00 - - 6.470.493.491,00
-
4 3 15 ALAT LABORATORIUM 7.521.586.964,67 396.888.024,00 - 7.918.474.988,67
4 3 15 01 ALAT UNIT LABORATORIUM 5.161.790.623,71 396.888.024,00 - 5.558.678.647,71
4 3 15 02 ALAT PERAGA / PRAKTIK SEKOLAH 2.122.148.840,96 - - 2.122.148.840,96
4 3 15 03 ALAT LABORATORIUM KIMIA NUKLIR 13.249.000,00 - - 13.249.000,00
4 3 15 04 ALAT LABORATORIUM FISIKA NUKLIR / ELEKTRONIKA 901.000,00 - - 901.000,00
4 3 15 05 ALAT PROTEKSI RADIASI / PROTEKSI LINGKUNGAN 235.000,00 - - 235.000,00
4 3 15 06 RADIATION APPLICATION AND NON 5.529.000,00 - - 5.529.000,00
DESTRUCTIVE TESTING LABORATORY (BATAM) - -
4 3 15 07 LABORATORIUM LINGKUNGAN HIDUP 217.633.500,00 - - 217.633.500,00
LAMPIRAN : XV-b

Saldo awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir


Kode Rekening Uraian
Per 31-12-2007 Tahun 2008 Tahun 2008 Per 31-12-2008

4 3 15 08 PERALATAN LABORATORIUM HIDRODINAMIKA 100.000,00 - - 100.000,00


-
4 3 16 BUKU PERPUSTAKAAN 4.017.105.831,00 782.293.000,00 - 4.799.398.831,00
4 3 16 01 BUKU 3.716.891.831,00 782.293.000,00 - 4.499.184.831,00
4 3 16 02 TERBITAN BERKALA 8.527.000,00 - - 8.527.000,00
4 3 16 03 BARANG - BARANG PERPUSTAKAAN 291.687.000,00 - - 291.687.000,00
-
4 3 17 BARANG BERCORAK SENI DAN BUDAYA 2.046.138.772,00 27.314.310,00 - 2.073.453.082,00
4 3 17 01 BARANG BERCORAK KEBUDAYAAN 2.023.811.726,00 27.314.310,00 - 2.051.126.036,00
4 3 17 02 ALAT OLAH RAGA LAINNYA 22.327.046,00 - - 22.327.046,00
-
4 3 18 HEWAN TERNAK DAN TANAMAN 230.410.000,00 240.108.500,00 - 470.518.500,00
4 3 18 01 HEWAN 230.410.000,00 222.084.000,00 - 452.494.000,00
4 3 18 02 TANAMAN - 18.024.500,00 - 18.024.500,00
-
4 3 19 PERALATAN PERSENJATAAN/KEAMANAN 263.986.364,00 24.305.200,00 - 288.291.564,00
4 3 19 01 SENJATA API - - - -
4 3 19 02 PERSENJATAAN NON SENJATA API 263.986.364,00 24.305.200,00 - 288.291.564,00
4 3 19 03 AMUNISI - - - -
4 3 19 04 SENJATA SINAR - - - -
-
JUMLAH 1.394.310.363.826,90 197.759.410.629,00 - 1.592.069.774.455,90
LAMPIRAN : XVI

RINCIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN


PER 31 DESEMBER 2008

TAHUN
No. URAIAN Sudah Selesai JUMLAH ( BDP )
2007 2008

Tanah :
1 Tanah/ lahan kawasan main stadium - 1.723.455.350,00 1.723.455.350,00

Bangunan :
1 Gedung DPRD 30.823.105.550,00 867.322.350,00 31.690.427.900,00
2 Gedung IRD Terpadu - RSU 776.017.744,00 939.296.520,00 1.715.314.264,00
3 Gedung SD Model 2.685.431.000,00 550.000.000,00 3.235.431.000,00
5 Gedung Serba Guna/Aula Cabdin.Pendidikan 226.608.000,00 69.400.000,00 296.008.000,00
6 Gapura (Pemb.Sarana Prasarana Pariwisata) 184.656.000,00 14.355.000,00 199.011.000,00
7 Bangunan alat sampah (LH) 232.811.350,00 132.731.700,00 365.543.050,00
13 Sumur pompa Ds. Geplak, Ginuk & Kedungguwo 1.100.533.050,00 390.510.400,00 1.491.043.450,00
14 Sumur pompa Ds. Pragak & Mategal 611.862.450,00 384.550.000,00 996.412.450,00
15 Sumur pompa Ds. Bandar, Tambakmas & Bibis 1.211.547.000,00 776.117.000,00 1.987.664.000,00
16 Sumur pompa Ds. Banjarejo 488.132.000,00 6.000.000,00 494.132.000,00
17 Gudang benih kentang 404.082.500,00 357.000.000,00 761.082.500,00
18 Gudang benih & pagar keliling BPP Mojopurno 366.772.000,00 169.750.000,00 536.522.000,00
19 Irigasi tanah dalam (sumur pompa) 84.464.500,00 162.700.000,00 247.164.500,00
20 Rehabilitasi Jaringan Irigasi Cabdin. Gonggang - 4.500.000,00 4.500.000,00

Jalan dan Jembatan :


21 Jalan Tembus Sarangan - Cemorosewu 14.394.584.342,00 483.477.550,00 14.878.061.892,00
22 Jalan Sidorejo - Milangasri (Ring Road) 23.499.317.000,00 1.231.150.000,00 24.730.467.000,00
23 Konstruksi Jalan (pengadaan marka jalan) 63.600.000,00 - 63.600.000,00
25 Jembatan Gandong II 3.126.661.470,00 556.401.400,00 3.683.062.870,00

Jaringan :
31 Rasionalisasi PJU dan Peningkatan Faktor Daya 8.603.280.000,00 - 8.603.280.000,00
32 Jaringan pipa air bersih 255.083.200,00 539.015.800,00 794.099.000,00
33 Software/aplikasi 133.860.000,00 192.419.940,00 326.279.940,00

89.272.409.156,00 7.826.697.660,00 88.491.326.816,00 10.331.235.350,00


#REF!
JUMLAH KEWAJIBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR OLEH
RINCIAN PERHITUNGAN HUTANG KEPADA PEMERINTAH PUSAT PEMKAB. MAGETAN : JATUH TEMPO 15 JANUARI 2009 : LAMPIRAN : XVII

Perjanjian Pinjaman : SLA-1022/DP3/1998, TGL.15-01-1998 KEWAJIBAN JUMLAH TELAH DIBAYAR MASIH HARUS DIBAYAR
Plafon Anggaran : Rp.945.000.000,00 H. POKOK 824.729.797,27 769.448.260,90 55.281.536,37
Jangka waktu : 12 Tahun BUNGA 761.967.730,51 750.623.176,32 11.344.554,19
Closing date : 31 Maret 2000 JASA BANK 16.564.515,88 16.352.603,32 211.912,56
Masa tenggang : 3 Tahun B. KOMITMEN 7.749.497,55 7.749.497,55 -
Pembayaran : 15 Januari dan 15 Juli DENDA B. KOMIT 807.594,56 807.594,56 -
Jatuh tempo pokok pertama : 15 Juli 2001 s/d 15 Januari 2002 DENDA BUNGA 3.920.213,09 3.807.510,05 112.703,04
Angsuran Pokok : 18 kali angsuran secara prorata DENDA POKOK 247.812,23 247.812,23 -
Tingkat Bunga : 11,75% JUMLAH 1.615.987.161,09 1.549.036.454,93 66.950.706,16
Biaya komitmen : 0,75%
Jasa Bank : 0.25% per tahun JUMLAH REALISASI PENARIKAN 935.292.870,00
Denda keterlambatan : 2% per tahun ( setiap kali terjadi keterlambatan tunggakan )

SPM-RK Tanggal Realisasi Hari Kewajiban Pembayaran Realisasi Pembayaran


No No Tanggal Nota BI Penarikan Bunga Hutang Pokok Bunga Jasa Bank Jumlah Hutang Pokok Bunga Jasa Bank Jumlah
Rupiah ( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) ( Rp )

1 729157N 02-Jul-98 03-Jul-98 87.424.380,00 - - - - -


2 729158N 02-Jul-98 03-Jul-98 123.947.810,00 12 - 810.260,05 17.614,35 827.874,40
15-Jul-98 - 26 - 1.755.563,47 38.164,42 1.793.727,89
3 731367N 07-Agust-98 10-Agust-98 326.652.453,00 52 - 8.937.187,13 194.286,68 9.131.473,81
4 734299N 30-Sep-98 01-Okt-98 188.056.481,00 106 - 24.585.913,62 534.476,38 25.120.390,00

726.081.124,00 - 36.088.924,27 784.541,83 36.873.466,10

15-Jul-99 - 181 - 41.981.607,21 912.643,64 42.894.250,85 - 78.070.531,48 1.697.185,17 79.767.716,65


15-Jan-00 - 184 - 42.677.434,96 927.770,33 43.605.205,29 - 42.677.434,96 927.770,33 43.605.205,29
15-Jul-00 - 182 - 42.213.549,79 917.685,87 43.131.235,66 - 42.213.549,79 917.685,87 43.131.235,66
15-Jan-01 - 184 - 42.677.434,96 927.770,33 43.605.205,29 - 42.677.435,25 927.770,33 43.605.205,58
15-Jul-01 - 181 40.337.840,22 41.981.607,21 912.643,64 83.232.091,07 40.337.840,22 41.981.607,21 912.643,64 83.232.091,07
15-Jan-02 - 184 40.337.840,22 40.358.009,14 877.348,02 81.573.197,38 40.337.840,22 40.306.466,35 876.227,53 81.520.534,10
15-Jul-02 - 181 40.337.840,22 37.394.298,38 812.919,53 78.545.058,13 40.337.840,22 37.316.984,19 811.238,79 78.466.063,20
15-Jan-03 - 184 40.337.840,22 35.577.414,83 773.422,06 76.688.677,11 40.337.840,22 35.564.529,13 773.141,94 76.675.511,29

Jumlah s.d 15 Januari 2003 161.351.360,88 360.950.280,75 7.846.745,25 530.148.386,88 161.351.360,88 360.808.538,36 7.843.663,60 530.003.562,84

5 15-Sep-99 15-Sep-99 23.045.067,00 1.399 - 10.298.904,46 223.889,23 10.522.793,69


6 15-Sep-99 15-Sep-99 16.421.279,00 1.399 - 7.338.715,20 159.537,29 7.498.252,49
7 27-Maret-00 27-Mar-00 169.745.400,00 1.205 - 65.340.191,13 1.420.438,94 66.760.630,07

209.211.746,00 82.977.810,79 1.803.865,46 84.781.676,25

15-Jul-03 181 55.281.536,37 32.652.361,16 709.833,94 88.643.731,47


Jumlah tgl. 15 Juli 2003 55.281.536,37 115.630.171,95 2.513.699,40 173.425.407,72 55.281.536,37 115.630.171,95 2.513.699,40 173.425.407,72

15-Jan-04 184 55.281.536,37 42.249.748,59 918.472,80 98.449.757,76 55.281.536,37 42.249.748,59 918.472,80 98.449.757,76
15-Jul-04 182 55.281.536,37 38.568.085,20 838.436,63 94.688.058,20 55.281.536,37 38.568.085,20 838.436,63 94.688.058,20
15-Jan-05 184 55.281.536,37 38.991.910,32 847.650,22 95.121.096,91 55.281.536,36 38.958.748,91 847.650,23 95.087.935,50
15-Jul-05 181 55.281.536,37 28.714.151,34 624.220,68 84.619.908,39 55.281.536,36 28.714.151,34 624.220,68 84.619.908,38
15-Jan-06 184 55.281.536,37 29.243.932,74 635.737,67 85.161.206,78 55.281.536,37 29.243.932,74 635.737,67 85.161.206,78
15-Jul-06 181 55.281.536,37 25.570.781,77 555.886,56 81.408.204,70 55.281.536,36 28.714.151,34 624.220,68 84.619.908,38
15-Jan-07 184 55.281.536,37 22.745.281,02 494.462,63 78.521.280,02 55.281.536,37 22.745.281,02 494.462,63 78.521.280,02
15-Jul-07 181 55.281.536,37 19.178.086,32 416.914,92 74.876.537,61 55.281.536,37 19.178.086,32 416.914,92 74.876.537,61
15-Jan-08 184 55.281.536,37 16.246.629,30 353.187,59 71.881.353,26 55.281.536,37 16.246.629,30 353.187,59 71.881.353,26
15-Jul-08 182 55.281.536,37 12.856.028,40 279.478,88 68.417.043,65 55.281.536,37 12.856.028,40 279.478,88 68.417.043,65
15-Jan-09 184 55.281.536,37 9.747.977,58 211.912,56 65.241.426,51
15-Jul-09 181 55.281.536,37 6.392.695,44 138.971,64 61.813.203,45
15-Jan-10 184 55.281.536,37 3.249.325,86 70.637,52 58.601.499,75

935.292.870,00 935.292.870,06 770.335.086,58 16.746.414,95 1.722.374.371,59

Keterangan :
Dasar Perhitungan Kewajiban / Hutang kepada Pemerintah Pusat berupa pinjaman SLA yang dipergunakan untuk
membiayai proyek persampahan dan proyek Jalan Kota :
1. Perjanjian Penerusan Pinjaman antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Magetan
tanggal 15 Januari 1998 SLA-1022/Dp3/1998
2. Berita Acara Rekonsiliasi Penarikan Pinjaman dan Perhitungan Kewajiban atas Pinjaman Loan IBRD
Nomor 4017-IND, PPP. Nomor SLA-1022/DP3/1988, antara Pemerintah Kabupaten Magetan dengan
Pemerintah Pusat (Direktorat Pengelolaan Penerusan Pinjaman, DJLK) pada hari Kamis
tanggal 23 Mei 2006 bertempat diruang rapat Direktorat Pengelolaan Penerusan Pinjaman Departemen Keuangan

Klasifikasi Hutang :
a. Hutang Lancar per 31 Desember 2008 adalah Hutang yg jatuh tempo tahun 2009 Rp. 128.763.909,61
b. Hut. Jangka Panjang per 31 Des. 2008 adalah Hutang yg jatuh tempo diatas tahun 2009 Rp. 58.601.499,75
Jumlah Rp. 187.365.409,36
LAMPIRAN : XVIII

PERHITUNGAN KELEBIHAN PEMBAYARAN UANG MUKA DEVIDEN OLEH PDAM


PER 31 DESEMBER 2008

Pembayaran Uang Bagian Laba/ Saldo uang muka


No Tahun Muka Deviden Deviden ( 55%xlaba)
( Rp ) ( Rp ) ( Rp )

1 1983 7.500.000,00 6.473.278,51 1.026.721,49


2 1984 27.500.000,00 1.881.775,23 26.644.946,26
3 1985 16.500.000,00 5.646.335,91 37.498.610,35
4 1986 9.500.000,00 32.379.004,32 14.619.606,03
5 1987 30.000.000,00 13.876.448,86 30.743.157,17
6 1988 15.000.000,00 33.898.375,56 11.844.781,61
7 1989 85.000.000,00 81.114.416,54 15.730.365,07
8 1990 175.000.000,00 110.707.792,07 80.022.573,00
9 1991 100.000.000,00 - 180.022.573,00
10 1992 150.000.000,00 - 330.022.573,00
11 1993 230.000.000,00 - 560.022.573,00
12 1994 129.178.400,00 76.414.101,62 612.786.871,38
13 1995 73.873.000,00 - 686.659.871,38
14 1996 375.000.000,00 358.647.079,41 703.012.791,97
15 1997 350.000.000,00 - 1.053.012.791,97
16 1998 160.000.000,00 185.305.221,20 1.027.707.570,77
17 1999 250.000.000,00 204.323.847,24 1.073.383.723,53
18 2000 232.000.000,00 269.146.588,06 1.036.237.135,47
19 2001 - 194.473.439,33 841.763.696,14
20 2002 - 134.373.001,98 707.390.694,16
21 2003 - 245.390.913,55 461.999.780,61
22 2004 - - 461.999.780,61
23 2005 - - 461.999.780,61
24 2006 3.000.000.000,00 - 3.461.999.780,61
25 2007 1.460.574.798,13 2.001.424.982,48
26 2008 (1.500.000.000,00) 501.424.982,48

Jumlah 3.916.051.400,00 3.414.626.417,52 3.461.999.780,61


LAMPIRAN : XIX

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN MAGETAN


NERACA KOMPARATIF
PER 31 DESEMBER 2007 DAN 2006

AKTIVA No. PER PER PASIVA No. PER PER


CAT. 31/12/2007 31/12/2006 CAT. 31/12/2007 31/12/2006

AKTIVA LANCAR KEWAJIBAN JANGKA PENDEK


Kas dan Bank 1 4.790.275.578,18 2.401.164.679,80 Hutang Usaha 17 1.080.184.900,00 177.167.221,00
Deposito Jangka Pendek 2 450.000.000,00 1.000.000.000,00 Hutang Pajak 18 749.994.165,91 616.527.840,12
Piutang Usaha 3 1.257.788.125,00 1.313.634.750,00 Hutang Pokok Jk. Panjang Jatuh Tempo 19 3.136.694.817,60 2.773.077.640,27
Penyisihan Piutang Usaha 4 (68.763.352,50) (59.817.108,75) Hutang Bunga Jk. Panjang Jatuh Tempo 20 2.963.136.185,94 2.593.550.946,29
Piutang Lain-lain 5 5.750.000,00 6.061.125,00 Hutang Denda Pinjaman 21 1.589.382.486,36
Persediaan Barang 6 111.489.970,00 56.195.060,00 Hutang Jasa Produksi 22 265.711.580,26 152.526,06
Pendapatan YMH Diterima 7 - Biaya Yang Masih Harus Dibayar 23 95.883.646,00 1.000.593.857,50
Beban Dibayar Dimuka 8 792.082.153,00 76.339.751,67 Hutang Jangka Pendek Lainnya 24 760.047,50 355.700,00
- Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 9.881.747.829,57 7.161.425.731,24

Jumlah Aktiva Lancar 7.338.622.473,68 4.793.578.257,72 KEWAJIBAN JANGKA Panjang


AKTIVA TETAP 9 Pinjaman Pemerintah Pusat (RPD) 24 - 140.481.446,00
Tanah dan Hak Atas Tanah 1.573.346.600,00 1.060.361.600,00 Hutang Bunga RPD 25 749.454.352,23 434.863.675,65
Instalasi Sumber Air 459.486.413,25 456.986.413,25 Pinjaman P3KT (SLA) 26 1.115.678.656,66 1.338.814.387,99
Instalasi Pompa 3.152.093.998,55 2.951.958.998,55
Instalasi Transmisi dan Distribusi 28.187.021.714,69 25.139.469.657,43 Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 1.865.133.008,89 1.914.159.509,64
Bangunan dan Gedung 1.089.749.780,78 508.952.390,46
Inventaris Kantor 750.434.488,01 633.601.488,01 KEWAJIBAN LAIN-LAIN
Inventaris Komputer 361.368.300,00 306.093.300,00 Cadangan Dana Meter 27 5.036.975.717,68 4.444.303.992,68
Peralatan dan perlengkapan 105.882.507,79 80.178.700,00 Uang Jaminan Langganan 28 229.928.450,00 229.928.450,00
Kendaraan dan Alat Angkut 1.549.641.327,20 1.334.341.327,20 Dana Sosial dan Pendidikan 29 420.112.211,72 199.653.157,52
Nilai Perolehan Aktiva Tetap 37.229.025.130,27 32.471.943.874,90 Dana Pensiun 30 431.867.045,00 176.243.328,80
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap (21.875.716.184,13) (19.482.432.569,82) Jumlah Kewajiban Lain-lain 6.118.883.424,40 5.050.128.929,00
Nilai Buku Aktiva Tetap 15.353.308.946,14 12.989.511.305,08
AKTIVA LAIN-LAIN EKUITAS
Aktiva Tetap Dalam Penyelesaian 10 4.699.274.112,17 1.661.126.100,00 Modal Dasar 31 348.148.760,00 348.148.760,00
Beban Ditangguhkan 11 60.320.000,04 94.050.000,00 Modal Hibah 32 27.706.050,00 27.706.050,00
Bahan Instalasi 12 1.218.739.772,23 1.560.759.712,51 Penyertaan Pemerintah YBD Statusnya 33 2.130.588.135,20 1.938.924.135,20
Aktiva Tetap Tidak Berfungsi 13 38.309.780,64 38.309.780,64 Penyertaan Pemerintah Prop. Jawa Timur 34 - -
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tidak Berfungsi 14 (38.309.780,64) (38.309.780,64) Penyertaan Pemerintah Kab. Magetan 35 8.882.373.136,00 5.882.373.136,00
Uang Muka Pembagian Laba 15 2.001.424.982,48 3.461.999.780,61 Selisih Revaluasi 36 30.374.070,00 30.374.070,00
Investasi Taman Ria Manunggal (TRM) 16 251.875.361,01 251.875.361,01 Cadangan Umum 37 1.044.594.164,91 646.255.583,60
Akumulasi Penyusutan Investasi TRM (251.875.361,01) (251.875.361,01) Akumulasi Kerugian 38 (1.094.061.290,81) (1.094.061.290,81)
Laba (Rugi) Tahun Berjalan 39 1.436.202.998,58 2.655.590.542,05
Jumlah Aktiva Lain-lain 7.979.758.866,92 6.777.935.593,12 Jumlah Ekuitas 12.805.926.023,88 10.435.310.986,04

TOTAL AKTIVA 30.671.690.286,74 24.561.025.155,92 TOTAL PASSIVA 30.671.690.286,74 24.561.025.155,92


BUKU II

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN


REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN ATAS KEPATUHAN


DALAM KERANGKA PEMERIKSAAN
LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN
TAHUN ANGGARAN 2008
DI
MAGETAN

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

Nomor : 62/R/XVIII.JATIM/04/2009
Tanggal : 12 April 2009
DAFTAR ISI

HALAMAN

DAFTAR ISI ....................................................................................................... i

RESUME ............................................................................................................ 1

TEMUAN PEMERIKSAAN ............................................................................. 3


1. Pembayaran Hutang Dibebankan pada Belanja Tidak Langsung Sebesar
Rp5.226.640.700,00....................................................................................... 3
2. Aset Tetap Yang Rusak dan Hilang Belum Dilakukan Penghapusan
Minimal Sebesar Rp911.332.442,00.............................................................. 5
3. Pemanfaatan Kendaraan Pinjam Pakai Milik Pemerintah Kabupaten
Magetan Belum Disertai Surat Perjanjian Pinjam Pakai…………………… 7
4. Aset Tetap milik Pemerintah Kabupaten Magetan Minimal Senilai
Rp6.141.347.000,00 Dimanfaatkan Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Tanpa Didukung Berita Acara Penyerahan……………………..... 9
5. Pemerintah Kabupaten Magetan Masih Memiliki Hak Berupa Laba Yang
Belum Dibayar oleh Perusahaan Daerah Air Minum Magetan Sebesar
Rp288.486.666,82………………………………………………………….. 13
6. Realisasi Belanja Barang dan Jasa pada Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Sebesar Rp108.585.000,00 Tidak Dapat Dipertanggungjawabkan.... 15
7. Mantan Wakil Pimpinan DPRD Menggunakan Fasilitas Kendaraan Dinas
Dan Pimpinan DPRD Kabupaten Magetan Menggunakan Fasilitas
Kendaraan Dinas Lebih Dari Satu.................................................................. 18
8. Pengelolaan Penerimaan Dana Kapitasi Sebesar Rp454.972.800,00 dari PT
Asuransi Kesehatan Tidak Sesuai Dengan Ketentuan.................................... 23
9. Bantuan Dana Hibah Tidak Didukung Dengan Pertanggungjawaban Serta
Belum Dilaporkan Kepada Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan... 27
10. Berita Acara Serah Terima Bantuan Dibuat Sebelum Penerbitan Surat
Perintah Pencairan Dana................................................................................ 30
11. Pendapatan Jasa Kegiatan Bongkar Ratoon Sebesar Rp60.000.000,00
Digunakan Langsung...................................................................................... 32
12. Penerimaan atas Retribusi Pelayanan Persampahan Sebesar
Rp16.221.625,00 Digunakan Langsung.......................................................... 34
13. Pertanggungjawaban Bantuan Keuangan Partai Politik Sebesar
Rp69.034.740,00 Tidak Didukung Dengan Bukti Pendukung Yang
Lengkap.......................................................................................................... 36

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR i


14. Sisa Uang Persediaan pada Bendahara Pengeluaran di beberapa Satuan
Kerja Perangkat Daerah Terlambat Disetor Sebesar Rp197.608.569,00...... 38
15. Hasil Pemeriksaan BPK RI Belum Ditindaklanjuti Sesuai Dengan
Ketentuan........................................................................................................ 40
Lampiran

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR ii


BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

RESUME HASIL PEMERIKSAAN ATAS


KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan


dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006
tentang Badan Pemeriksa Keuangan, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
(BPK RI) telah memeriksa Neraca Pemerintah Kabupaten Magetan per 31 Desember
2008, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan
Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut.

Untuk memperoleh keyakinan memadai, apakah laporan keuangan bebas dari salah saji
material, Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang ditetapkan oleh BPK RI
mengharuskan BPK RI melaksanakan pengujian atas kepatuhan Pemerintah Kabupaten
Magetan terhadap peraturan perundang-undangan. Kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan merupakan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Magetan.
Namun, tujuan pemeriksaan BPK RI atas laporan keuangan tidak untuk menyatakan
pendapat atas keseluruhan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan tersebut.
Oleh karena itu, BPK RI tidak menyatakan suatu pendapat seperti itu.

Selain itu, peraturan perundang-undangan dan SPKN mengharuskan BPK RI untuk


melaporkan kepada pihak berwenang, apabila dalam melakukan pemeriksaan atas laporan
keuangan ditemukan kecurangan dan penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berindikasi unsur tindak pidana.

Pokok-pokok temuan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dalam


pelaporan keuangan yang ditemukan BPK RI adalah sebagai berikut:
1. Pembayaran Hutang Dibebankan Pada Belanja Tidak Langsung Sebesar
Rp5.226.640.700,00;
2. Pengelolaan Penerimaan Dana Kapitasi Sebesar Rp454.972.800,00 dari PT Asuransi
Kesehatan Tidak Sesuai Dengan Ketentuan;
3. Pendapatan Jasa Kegiatan Bongkar Ratoon Sebesar Rp60.000.000,00 Digunakan
Langsung;
4. Hasil Pemeriksaan BPK RI Belum Ditindaklanjuti Sesuai Dengan Ketentuan.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR 1


HASIL PEMERIKSAAN ATAS KEPATUHAN

1. Pembayaran Hutang Dibebankan Pada Belanja Tidak Langsung Sebesar


Rp5.226.640.700,00

Berdasarkan surat dari PT (Persero) Asuransi Kesehatan (PT Askes) Indonesia


Cabang Madiun tanggal 17 Maret 2009 nomor 365/13-03/0309 perihal Laporan
Pembayaran Iuran Pemerintah Daerah, Pemerintah Kabupaten Magetan memiliki hutang
kepada PT Askes sebesar Rp14.581.060.624,00 dan telah dibayar sebesar
Rp13.536.640.700,00, sehingga Pemerintah Kabupaten Magetan masih memiliki hutang
kepada PT Askes sebesar Rp1.044.419.924,00 dengan perincian sebagai berikut.

Tabel 1.1 Rincian Hutang Askes


(Dalam Rupiah)
No Tahun Anggaran Hutang Askes Yang Telah Dibayar Sisa Hutang Askes
1 2 3 4 5=3-4
1 2004 759.177.806,00 - 759.177.806,00
2 2005 1.732.656.623,00 500.000.000,00 1.232.656.623,00
3 2006 2.662.069.393,00 1.000.000.000,00 1.662.069.393,00
4 2007 4.200.516.102,00 1.000.000.000,00 3.200.516.102,00
5 2008 5.226.640.700,00 11.036.640.700,00 (5.810.000.000,00)
Jumlah 14.581.060.624,00 13.536.640.700,00 1.044.419.924,00

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pada Tahun Anggaran 2008 Pemerintah
Kabupaten Magetan telah membayar hutang sebesar Rp11.036.640.700,00. Pembayaran
hutang sebesar Rp11.036.640.700,00 tersebut dilakukan dengan 3 (tiga) kali pembayaran,
yaitu:
a. Tanggal 16 Juli 2008 dengan SP2D nomor 0002128/LS/2008 sebesar
Rp1.000.000.000,00 (1.20.1.20.03.00.00.5.1.1.01.09);
b. Tanggal 30 Desember 2008 dengan SP2D nomor 0007552/LS/2008 sebesar
Rp5.810.000.000,00 (1.20.1.20.03.00.00.6.2.3.04.02);
c. Tanggal 30 Desember 2008 dengan SP2D nomor 0007562/LS/2008 sebesar
Rp4.226.640.700,00 (1.20.1.20.03.00.00.5.1.1.01.09).
Berdasarkan penelusuran pada Penjabaran Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
Kabupaten Magetan Tahun Anggaran 2008 diketahui bahwa untuk pembayaran pertama
dan ketiga sebesar Rp5.226.640.700,00 (Rp1.000.000.000,00 + Rp4.226.640.700,00)
dianggarkan pada Belanja Tidak Langsung Pegawai (5.1.00.00.1.01.09) pada Iuran
Asuransi Kesehatan sebesar Rp5.500.000.000,00 dan telah direalisasikan sebesar
Rp5.226.640.700,00 atau sebesar 95,03%. Sedangkan untuk pembayaran kedua sebesar
Rp5.810.000.000,00 dianggarkan pada Pembiayaan Daerah Pembayaran Pokok Hutang
pada PT Askes (6.2.00.00.3.04.02) sebesar Rp5.810.000.000,00 dan telah direalisasikan
sebesar Rp5.810.000.000,00 (100,00%).
Permasalahan tersebut tidak sesuai dengan:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tanggal 9 Desember 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah pasal 3 yang menyebutkan bahwa Pengeluaran
pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup:
1) Pembentukan dana cadangan;

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR 3


4

2) penyertaan modal pemerintah daerah;


3) pembayaran pokok utang; dan
4) pemberian pinjaman;
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tangal 15 Mei 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah pada :
1) Pasal 38 ayat (1) Belanja pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf a
merupakan belanja kompensasi, dalam bentuk gaji dan tunjangan, serta
penghasilan lainnya yang diberikan kepada pegawai negeri sipil yang ditetapkan
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;
2) Pasal 59 menyebutkan bahwa Pembiayaan daerah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 22 ayat (1) huruf c terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran
pembiayaan;
3) Pasal 60 ayat (2) menyebutkan bahwa Pengeluaran pembiayaan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 59 mencakup: 1) pembentukan dana cadangan; 2)
penempatan modal (investasi) pemerintah daerah; 3) pembayaran pokok utang;
dan 4) pemberian pinjaman daerah.
Hal tersebut mengakibatkan Belanja Iuran Asuransi Kesehatan pada Belanja Tidak
Langsung Pegawai disajikan lebih tinggi sebesar Rp5.226.640.700,00 dan Pengeluaran
Pembiayaan disajikan lebih rendah sebesar Rp5.226.640.700,00.
Hal tersebut disebabkan oleh Tim Anggaran kurang cermat dalam menganggarkan
pembayaran hutang.
Atas permasalahan tersebut, Kepala Dinas PPKAD menanggapi bahwa berdasarkan
PP Nomor 28 Tahun 2003 Pemerintah Kabupaten/Kota mempunyai kewajiban membayar
iuran pemerintah daerah (iuran askes) kepada PT Askes. Berdasarkan Permendagri
Nomor 13 Tahun 2006, penempatan kode rekening pembayaran iuran askes berada pada
komponen belanja pegawai, maka untuk itu kewajiban pembayaran iuran pemerintah
daerah Tahun Anggaran 2008 dianggarkan pada belanja tidak langsung. Sedangkan untuk
kekurangan pembayaran (hutang) Tahun 2004 s.d. 2007 sesuai dengan pasal 36 ayat 2
Permendagri 13 Tahun 2006 dianggarkan pada pos pengeluaran pembiayaan sehingga
berdasarkan ketentuan tersebut, pembebanan iuran pemerintah daerah yang menjadi
kewajiban pemerintah daerah tahun 2008 pada belanja tidak langsung dan hutang pada
pengeluaran pembiayaan sudah sesuai dengan ketentuan.

BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Magetan agar memerintahkan Tim


Anggaran dalam menganggarkan pembayaran hutang sesuai dengan mata anggarannya
yaitu pada mata anggaran pengeluaran pembiayaan.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


5

2. Aset Tetap Yang Rusak dan Hilang Belum Dilakukan Penghapusan Minimal
Sebesar Rp911.332.442,00

Nilai aset tetap yang tercantum pada Neraca Pemerintah Kabupaten Magetan Tahun
Anggaran 2008 adalah sebesar Rp1.602.040.684.304,90. Aset tetap terdiri dari tanah,
peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, aset tetap lainnya
dan konstruksi dalam pengerjaan.
Pemeriksaan uji petik atas laporan aset, diketahui terdapat aset tetap yang rusak berat
dan tidak bisa digunakan lagi dan aset tetap yang hilang. Sehubungan dengan hal tersebut
belum semua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selaku pengguna barang
melaporkan dan mengusulkan untuk dilakukan penghapusan kepada Bagian
Perlengkapan selaku pengelola barang milik daerah yang bertanggungjawab
mengkoordinir penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah yang ada pada masing-
masing SKPD.
Aset tetap yang telah diusulkan untuk dihapuskan oleh SKPD baru dapat dihapuskan
dari Daftar Barang Pengguna setelah mendapat persetujuan Bagian Perlengkapan.
Selanjutnya Bagian Perlengkapan membuat inventaris aset tetap yang layak untuk
dihapuskan berdasarkan data dari aset tetap yang diusulkan untuk dihapuskan oleh
masing-masing SKPD. Aset tetap tersebut dapat dihapuskan dari Daftar Barang Milik
Daerah setelah mendapat persetujuan dari Kepala Daerah. Rincian aset tetap yang hilang
dan rusak dapat dilihat pada lampiran 1.
Pada Tahun Anggaran 2007 Bagian Umum telah menginventarisir kendaraan-
kendaraan yang rusak dan telah mendapat persetujuan dari Kepala Daerah, namun karena
beberapa jabatan yang terkait dengan panitia penghapusan aset tetap kosong, maka
pelaksanaan penghapusan aset tetap tersebut tertunda. Aset tetap yang rusak dan hilang
terjadi pada 26 (dua puluh enam) SKPD dan 1 (satu) bagian dengan nilai sebesar
Rp911.332.442,00
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tanggal 21 Maret 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, pada bab XI :
a. Pasal 53 yang menyatakan bahwa penghapusan barang milik daerah meliputi: (b)
penghapusan dari Daftar Barang Milik Daerah;
b. Pasal 54 ayat (2) Penghapusan barang milik daerah sebagaimana dimaksud dalam
pasal 53 (b), dilakukan dalam hal barang milik daerah dimaksud sudah beralih
kepemilikannya, terjadi pemusnahan atau karena sebab-sebab lain;
c. Pasal 55 yang menyebutkan penghapusan barang milik daerah dengan tindak lanjut
pemusnahan dilakukan apabila barang milik daerah dimaksud:
1) Tidak dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan dan tidak dapat
dipindahtangankan; atau
2) Alasan lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Hal tersebut mengakibatkan nilai peralatan dan mesin pada Neraca Laporan
Keuangan Pemerintah Kabupaten Magetan Tahun Anggaran 2008 tidak mencerminkan
keadaan yang sebenarnya.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


6

Permasalahan tersebut disebabkan


a. Kepala Dinas terkait belum mengajukan Surat Usulan Penghapusan barang daerah
yang hilang kepada Kepala Daerah dhi Kepala Bagian Umum untuk dimintakan
persetujuan penghapusan kepada Kepala Daerah;
b. Panitia Penghapusan yang sudah dibentuk belum aktif melaksanakan tugasnya.
Atas permasalahan tersebut, Kepala Bagian Umum menanggapi bahwa proses
penghapusan terkendala jabatan Asisten III selaku Ketua Tim Penghapusan kosong,
sehingga Plt Asisten III tidak memiliki legalitas melakukan proses penghapusan. Selain
itu laporan kepala SKPD terhadap barang rusak dan hilang harus dilakukan dalam
pendataan aset, sehingga dapat segera diambil langkah-langkah sesuai ketentuan yang
ada.
Rencana tindakan kedepan akan segera dilakukan sensus dan dilakukan monitoring
dan evaluasi di SKPD dengan menekankan Pengurus Barang SKPD dengan laporan
berbasis neraca.

BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Magetan agar segera memerintahkan


kepada 26 (dua puluh enam) Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan 1 (satu)
bagian (terlampir) untuk segera mengajukan Surat Usulan Penghapusan Barang Daerah
yang hilang kepada Pengelola Barang dhi Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah dan Panitia Penghapusan untuk segera melakukan
penghapusan aset.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


7

3. Pemanfaatan Kendaraan Pinjam Pakai Milik Pemerintah Kabupaten Magetan


Belum Disertai Surat Perjanjian Pinjam Pakai

Bagian Umum dan Perlengkapan adalah pengelola barang milik daerah yang
bertanggungjawab mengkoordinir penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah
yang ada pada masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap data inventarisasi aset pada Bagian Umum
dan Perlengkapan terdapat kendaraan milik Pemerintah Kabupaten Magetan dipinjam
oleh beberapa instansi pemerintah dan organisasi kemasyarakatan, dengan rincian
sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kendaraan yang Dipinjam oleh Instansi Pemerintah dan Organisasi
Kemasyarakatan

Surat Pinjam Pakai


Instansi Roda 4 Roda 2
No. Nomor Tanggal
1 Polres 30 024/1344/403.031/2007 24 April 2007
2 Kodim 1 028/1496/403.012/2008 09 Juni 2008
3 PMI 1 024/202/403.031/2008 10 Juni 2008
4 Kejaksaan 1 Tidak ada
5 Polres 1 Tidak ada
6 Pengadilan 1 Tidak ada
7 BPN 1 Tidak ada
8 Pramuka 1 Tidak ada
Total 7 30

Penelusuran lebih lanjut diketahui sesuai pada tabel di atas terdapat 5 (lima)
kendaraan roda 4 yang dipinjam tanpa didasari dengan surat perjanjian pinjam pakai.
Kondisi di atas tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17
Tahun tanggal 21 Maret 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik
Daerah, pada:
a. Pasal 1 ayat (16) Pengamanan adalah kegiatan tindakan pengendalian dalam
pengurusan barang milik daerah dalam bentuk fisik, administratif dan tindakan
upaya hukum;
b. Pasal 32 menyebutkan bahwa bentuk-bentuk pemanfaatan barang milik daerah
berupa:
1) Sewa;
2) Pinjam Pakai;
3) Kerjasama Pemanfaatan; dan
4) Bangunan Guna Serah dan Bangun Serah Guna.
c. Pasal 35 ayat (5) Pelaksanaan pinjam pakai dilakukan berdasarkan surat perjanjian
yang sekurang-kurangnya memuat:
1) Pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian;
2) Jenis, luas dan jumlah barang yang dipinjamkan;
3) Jangka waktu peminjaman;
4) Tanggung jawab peminjam atas biaya operasional dan pemeliharaan selama
jangka waktu peminjaman; dan
5) Persyaratan lain yang dianggap perlu.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


8

d. Lampiran Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah poin VIII


menyebutkan bahwa:
Pinjam pakai merupakan penyerahan penggunaan barang milik daerah kepada
instansi pemerintah, antar pemerintah daerah, yang ditetapkan dengan Surat
Perjanjian untuk jangka waktu tertentu, tanpa menerima imbalan dan setelah jangka
waktu tersebut berakhir, barang milik daerah tersebut diserahkan kembali kepada
Pemerintah Daerah;
Syarat-syarat pinjam pakai barang milik daerah adalah:
1) Barang milik daerah tersebut sementara waktu belum dimanfaatkan oleh SKPD;
2) Barang milik daerah yang dipinjampakaikan tersebut hanya boleh digunakan
oleh peminjam sesuai dengan peruntukkannya;
3) Pinjam pakai tersebut tidak mengganggu kelancaran tugas pokok instansi atau
SKPD;
4) Barang milik daerah yang dipinjampakaikan harus merupakan barang yang tidak
habis pakai;
5) Peminjam wajib memelihara dan menanggung biaya-biaya yang diperlukan
selama peminjaman;
6) Peminjam bertanggung jawab atas keutuhan dan keselamatan barang;
7) Jangka waktu pinjam pakai maksimal selama 2 (dua) tahun dan apabila
diperlukan dapat diperpanjang kembali;
8) Pengembalian barang milik daerah yang dipinjampakaikan harus dalam keadaan
baik dan lengkap;
9) Pinjam pakai barang milik daerah hanya dapat dilaksanakan antar Pemerintah;
10) Pinjam pakai barang milik daerah ditetapkan dengan Surat Perjanjian dan
penyerahannya dituangkan dalam Berita Acara;
11) Surat Perjanjian Pinjam Pakai dilaksanakan oleh pengelola setelah mendapat
persetujuan Kepala Daerah;
Masalah tersebut mengakibatkan penggunaan aset milik Pemerintah Kabupaten
Magetan dalam hal ini kendaraan dinas dapat disalahgunakan dan membuka peluang
hilangnya barang milik daerah.
Hal tersebut disebabkan Kepala Bagian Umum dan Perlengkapan yang tidak
memperhatikan ketentuan yang berlaku.
Atas permasalahan tersebut, Kepala Bagian Umum menanggapi bahwa benar adanya
lima kendaraan tersebut belum diproses sesuai dengan ketentuan.

BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Magetan agar memperingatkan kepada


Kepala Bagian Umum dan Perlengkapan melakukan koordinasi dengan Kepala Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah untuk segera membuat surat pinjam
pakai terhadap kendaraan-kendaraan milik Pemerintah Kabupaten Magetan yang
dipinjam oleh beberapa instansi pemerintah dan organisasi kemasyarakatan.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


9

4. Aset Tetap milik Pemerintah Kabupaten Magetan Minimal Sebesar


Rp6.141.347.000,00 Dimanfaatkan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Tanpa Didukung Berita Acara Penyerahan

Berdasarkan Surat Perjanjian Pekerjaan Pelaksanaan (Kontrak) pada Tahun


Anggaran 2006 Pemerintah Kabupaten Magetan telah merealisasikan Pembangunan
Sumber Air Ondo-Ondo dan Sumur Pompa Dalam Desa Bibis sedangkan Tahun
Anggaran 2007 merealisasikan Pembangunan Sumur Pompa Dalam & Jaringan Air
Bersih Desa Kuwon. Pengadaan pembangunan ini menambah nilai aset Pemerintah
Kabupaten Magetan.
Adapun rincian pelaksanaan pekerjaan tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Rincian Pelaksanaan Pekerjaan yang Dimanfaatkan oleh PDAM


(Dalam Rupiah)

No. Pekerjaan No. Kontrak Tanggal Kontrak Nilai Kontraktor


Pelaksana
1 Pembangunan Sumur 690/01.08/403.102/K- 8 Agustus 2006 594.865.000,00 CV Taman Sari
Pompa Dalam Desa Bibis PU/VIII/2006
2 Pembangunan Sumber Air 690/03.09/403.102/K- 7 September 2006 3.547.236.000,00 PT Jatisono
Ondo-Ondo PU/IX/2006 Multi Konstruksi
3 Pembangunan Sumur 690/01.09/403.102/K- 22 Juni 2007 1.999.246.000,00 PT Margo Utomo
Pompa Dalam dan Jaringan PU/VI/2007
Air Bersih
Jumlah 6.141.347.000,00

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik pada tanggal 4 April 2009 terhadap


pembangunan sumur pompa dalam Desa Bibis dan pembangunan sumur pompa dalam
dan jaringan air bersih di Desa Kuwon dan Botok diketahui hal-hal sebagai berikut:
a. Pembangunan Sumur Pompa Dalam Desa Bibis (TA 2006)
Sumur pompa dalam terletak di lokasi Desa Bibis dan pembangunan sumur pompa
dalam tersebut untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat Desa Bibis, Desa
Sukomoro, Desa Bulu dan Desa Duwet.
Pemanfaatan sumur pompa oleh PDAM baru dimulai bulan Desember 2007.
b. Pembangunan Sumur Pompa Dalam dan Jaringan Air Bersih Desa Kuwon (TA
2007)
Pembangunan ini pada awalnya direncanakan dilaksanakan di Desa Kuwon, namun
karena ada penolakan dari masyarakat sekitar sehingga hanya menara air (water
tower) dan pagar keliling yang dibangun di Desa Kuwon. Sedangkan untuk sumur
pompa (sumur bor) dan rumah panel dibangun di Desa Botok. Untuk tandon air
bawah telah disediakan oleh PDAM sehingga Pemerintah Kabupaten Magetan tidak
membangun tandon air bawah.
Tujuan awal dari pembangunan ini adalah:
1) Meningkatkan pelayanan sehingga masyarakat dapat menggunakan air setiap
waktu tanpa ada proses penggiliran;
2) Mencukupi kelebihan air masyarakat di tiga desa sekitar (Desa Botok, Desa Taji
dan Desa Truneng);
3) Meningkatkan pelayanan di desa yang lain dengan kata lain untuk menambah
jumlah pelanggan.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


10

Namun untuk sementara pembangunan baru dapat memenuhi kebutuhan air Kantor
PDAM Magetan saja karena belum mendapat pelanggan dan masih proses pengenalan.
Pemanfaatan sumur pompa oleh PDAM baru dimulai bulan April 2008.
Hasil konfirmasi dengan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) ketiga kegiatan
tersebut pada Dinas PU pada tanggal 1 April 2009 diketahui bahwa pemanfaatan ketiga
pembangunan sumur tersebut tidak didasari dengan perjanjian tertulis, hanya Dinas PU
membuat surat tanda terima kunci yang diserahkan kepada pihak PDAM dan penyerahan
kunci ini tidak berdasarkan rekomendasi dari Pemerintah Kabupaten Magetan.
Berdasarkan konfirmasi dengan Mantan Direktur Teknik PDAM pada tanggal 2
April 2009 di Kantor PDAM diketahui bahwa pada bulan April 2007, guna
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat maka PDAM juga memanfaatkan Sumber
Air Ondo-Ondo.
Untuk pemanfaatan aset milik Pemerintah Kabupaten Magetan, PDAM telah
mengajukan surat kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum (Dinas PU) pada tanggal 26
September 2007 dengan nomor surat 050/354/403.501/2007 perihal Pinjam Pakai Sumur
Dalam Desa Bibis dan tanggal 24 Maret 2008 dengan nomor surat
690/169/403.501/2008 perihal Perijinan Pakai Sumur Desa Botok. Sedangkan untuk
pemanfaatan Sumber Air Ondo-ondo tidak disertai dokumentasi tertulis.
Pada tanggal 6 April 2009 bertempat di ruang kerja Kepala Dinas Pendapatan,
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD), Kepala Dinas PU menyatakan bahwa
untuk pembangunan sumur pompa di Desa Bibis dan Kuwon, Dinas PU tidak
mengetahui proses hingga pembangunan tersebut dapat dimanfaatkan oleh PDAM
karena setelah pembangunan selesai (baik P-1 dan P-2) langsung diserahkan kepada
Bupati melalui Bagian Administrasi Pembangunan. Sedangkan pembangunan sumur
pompa di Desa Ondo-Ondo, PDAM memanfaatkan setelah serah terima (P-1)
dikarenakan kebutuhan air yang mendesak. Sehingga dapat dikatakan pembangunan ini
belum diserahkan ke Pemerintah Kabupaten Magetan dan penyerahan ini tidak disertai
surat perjanjian antara Dinas PU dan PDAM. Setelah proyek selesai (P-2), pembangunan
ini diserahkan kepada Bupati dan semua dokumen diserahkan ke Bagian Administrasi
Pembangunan namun dari Dinas PU tidak memberikan keterangan bila pembangunan ini
sudah dimanfaatkan oleh PDAM.
Permasalahan di atas tidak sesuai dengan :
a. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun tanggal 21 Maret 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, pada:
1) Pasal 1 ayat (16) Pengamanan adalah kegiatan tindakan pengendalian dalam
pengurusan barang milik daerah dalam bentuk fisik, administratif dan tindakan
upaya hukum;
2) Pasal 6:
a) ayat (1) Kepala Daerah sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan barang
milik daerah, mempunyai wewenang:
(1) menetapkan kebijakan pengelolaan barang milik daerah;
(2) menetapkan penggunaan, pemanfaatan atau pemindahtanganan tanah
dan bangunan;
(3) menetapkan kebijakan pengamanan barang milik daerah;
(4) mengajukan usul pemindahtanganan barang milik daerah yang
memerlukan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
(5) menyetujui usul pemindahtanganan dan penghapusan barang milik

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


11

Daerah sesuai batas kewenangannya; dan


(6) menyetujui usul pemanfaatan barang milik daerah selain tanah dan/atau
bangunan.
b) Sekretaris Daerah selaku pengelola, berwenang dan bertanggungjawab:
(1) menetapkan pejabat yang mengurus dan menyimpan barang milik
daerah;
(2) meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan barang milik daerah;
(3) meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan pemeliharaan/perawatan
barang milik daerah;
(4) mengatur pelaksanaan pemanfaatan, penghapusan dan
pemindahtanganan barang milik daerah yang telah disetujui oleh
Kepala Daerah;
(5) melakukan koordinasi dalam pelaksanaan inventarisasi barang milik
daerah; dan;
(6) melakukan pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan barang milik
daerah;
3) Pasal 36 yang menyebutkan bahwa kerjasama pemanfaatan barang milik daerah
dengan pihak lain dilaksanakan dalam rangka:
a) Kerjasama pemanfaatan barang milik daerah dengan pihak lain dilaksanakan
dan;
b) Meningkatkan penerimaan daerah;
4) Pasal 57 yang menyebutkan bahwa Bentuk-bentuk pemindahtanganan sebagai
tindak lanjut atas penghapusan barang milik daerah, meliputi
a) Penjualan;
b) Tukar menukar;
c) Hibah; dan
d) Penyertaan Modal Pemerintah Daerah;
Permasalahan ini mengakibatkan aset-aset yang dimanfaatkan oleh pihak ketiga
menjadi tidak jelas status kepemilikan aset tersebut, di satu sisi secara formal merupakan
aset Pemerintah Kabupaten Magetan sedangkan di sisi yang lain aset tersebut
dimanfaatkan secara penuh oleh PDAM.
Permasalahan ini disebabkan Dinas Pekerjaan Umum tidak memperhatikan
ketentuan yang berlaku.
Atas permasalahan tersebut Kepala Dinas PU menanggapi bahwa usulan sekaligus
pemilihan lokasi/proyek-proyek yang berkaitan dengan air bersih
disesuaikan/ditempatkan pada daerah-daerah yang kekurangan air bersih. Sehingga
apabila proyek tersebut selesai dilaksanakan langsung bisa dimanfaatkan oleh
masyarakat setempat. Untuk proyek pembangunan sumur pompa dalam Desa Bibis,
pembangunan sumber air Ondo-Ondo dan pembangunan sumur pompa dalam dan
jaringan air bersih Desa Kuwon setelah selesai dilaksanakan langsung didistribusikan
untuk mencukupi kebutuhaan air masyarakat oleh PDAM karena kebutuhan yang sangat
mendesak.
Di dalam APBD lokasi pengeboran berada di Desa Kuwon Kecamatan Karas.
Sebelum pekerjaan pengeboran dimulai, dilakukan sosialisasi beberapa kali. Hasil
sosialisasi menyimpulkan bahwa pada dasarnya masyarakat desa Kuwon menolak

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


12

adanya pengeboran sumur dalam di desanya. Setelah melakukan koordinasi dengan


PDAM Magetan, disepakati lokasi pengeboran dipindahkan di Desa Botok Kecamatan
Karas Kabupaten Magetan. Pelaksanaan pekerjaan dinyatakan selesai, penyerahan
pertama (P1) pada tanggal 6 Desember 2007. Penyerahan kedua (P2) pada tanggal 10
September 2008.
Sumur Bibis dilaksanakan selama 120 hari kalender, dilakukan Penyerahan Pertama (P1)
pada tanggal 21 Desember 2006. Penyerahan kedua (P2) dilakukan pada tanggal 24
Oktober 2007.
Pekerjaan Sumur Air Ondo-Ondo dilaksanakan dalam jangka waktu 110 hari, dan masa
pemeliharaan 180 hari. Penyerahan pertama (P1) pada tanggal 28 Desember 2006.
Penyerahan kedua (P2) pada tanggal 26 juni 2007. Setelah penyerahan kedua (P2) Dinas
PU Kabupaten Magetan selaku Pengguna Anggaran telah menyerahkan kepada Bupati
Magetan melalui Bagian Administrasi dan Pembangunan, sehingga pengelolaan
selanjutnya tidak lagi menjadi tanggung jawab Dinas PU. Pengelolaan aset-aset tersebut
oleh pihak PDAM kurang disertai surat perjanjian tertulis, hal tersebut akan segera kami
tindak lanjuti.
Untuk kedepan akan kami tertibkan untuk penyerahan aset ke Pemerintah Daerah setelah
proyek selesai dilaksanakan.

BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Magetan untuk memerintahkan


Sekretaris Daerah Kabupaten Magetan agar segera memproses status aset milik
Pemerintah Magetan yang dimanfaatkan oleh PDAM.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


13

5. Pemerintah Kabupaten Magetan Masih Memiliki Hak Berupa Laba Yang


Belum Dibayar oleh Perusahaan Daerah Air Minum Magetan Sebesar
Rp288.486.666,82

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Magetan merupakan salah satu
BUMD yang dimiliki oleh Kabupaten Magetan dengan kepemilikan saham sebesar
100%. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Magetan Nomor 4
Tahun 1982 Tentang Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Daerah
Tingkat II Magetan, Pemerintah Kabupaten Magetan mendapat pembagian laba sebesar
55% dari laba bersih perusahaan. Namun realisasinya PDAM menyetor pembagian laba
tersebut berdasarkan target yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten
Magetan.melalui target penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan target ini selalu
melebihi dari pembagian presentase laba yang seharusnya atau melebihi 55% dari laba
bersih PDAM.
Pada Tahun 2006 Pemerintah Kabupaten telah menerima kelebihan pembagian laba
sebesar Rp3.461.999.780,61. Sehingga pembagian laba PDAM Tahun 2006 sebesar
Rp1.460.574.798,13 yang dibagikan di Tahun 2007 kepada Pemerintah Kabupaten
Magetan dilakukan secara kompensasi (PDAM tidak menyetor secara cash ke Kas
Daerah) dan pada Tahun 2007 masih terdapat kelebihan pembagian laba oleh PDAM
sebesar Rp2.001.424.982,48 (Rp3.461.999.780,61 - Rp1.460.574.798,13).
Berdasarkan Keputusan Bupati Magetan Nomor: 188/158/Kept/403.012/2008 tentang
Penggunaan Belanja Tidak Terduga Dalam Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah
Tahun 2008 Untuk Pengembalian Setoran Uang Muka Laba Perusahaan Air Minum
(PDAM) Magetan maka pada Tahun Anggaran 2008, Pemerintah Kabupaten Magetan
menyetorkan pengembalian kelebihan penerimaan laba melalui rekening Belanja Tidak
Terduga (1.20.1.20.03.00.00.5.1.8.01.01) sebesar Rp1.500.000.000,00 dengan SP2D
nomor : 0000957/LS/2008 pada tanggal 9 Mei 2008 dan PDAM mengkompensasi
pembagian laba Tahun 2007 sebesar Rp789.911.650,30 sehingga pada Tahun 2008
Pemerintah Kabupaten Magetan telah mengembalikan kelebihan pembagian laba kepada
PDAM total sebesar Rp2.289.911.649,30 (Rp1.500.000.000,00 + Rp789.911.650,30).
Dari pengembalian kelebihan laba di Tahun 2008 ini, PDAM justru memiliki hutang
kepada Pemerintah Kabupaten Magetan sebesar Rp288.486.666,82 (Rp2.289.911.649,30
– Rp2.001.424.982,48). Rincian perhitungan pembagian laba PDAM kepada Pemerintah
Kabupaten Magetan dapat dilihat pada lampiran 2.
Kondisi tersebut tidak sesuai denganPeraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II
Magetan Nomor 4 Tahun 1982 Tentang Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum
Kabupaten Daerah Tingkat II Magetan pasal 21 ayat (2) yang menyebutkan bahwa
penggunaan laba bersih, setelah terlebih dahulu dikurangi dengan cadangan tujuan dana
perusahaan ditetapkan sebagai berikut:
a. Untuk Dana Pembangunan Daerah 30%;
b. Untuk Anggaran Belanja Daerah 25%;
c. Untuk cadangan umum 15%, sosial dan pendidikan 10%, jasa produksi 10%,
sumbangan dana pensiun dan sokongan 10%.
Permasalahan di atas mengakibatkan Pemerintah Kabupaten Magetan memiliki
piutang kepada PDAM sebesar Rp288.486.666,82.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


14

Hal tersebut disebabkan:


a. Pemerintah Kabupaten Magetan dan PDAM tidak cermat dalam menghitung
pembagian laba;
b. Pembagian laba PDAM berdasarkan target atas Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang
ditetapkan Pemerintah Kabupaten Magetan tanpa memperhitungkan kondisi
keuangan PDAM dan bukan berdasarkan dari ketentuan yang berlaku.
Atas permasalahan tersebut, Kepala Dinas PPKAD menanggapi bahwa PDAM
menyetorkan laba setiap tahun (mulai Tahun 1982 s.d. 2000) dan Tahun 2006 sesuai
target PAD yang ditetapkan APBD. Berdasarkan Perda Nomor 4 Tahun 1982 laba
PDAM adalah 55% dari perolehan laba bersih, sehingga terjadi kelebihan setoran pada
Tahun 2006 sebesar Rp1.036.237.135,47. Untuk menutup kelebihan atas setoran
dimaksud, PDAM memperhitungkan dengan perolehan bagian laba untuk pemerintah
Kabupaten Magetan pada Tahun 2001-2003 dan Tahun 2007 masih terdapat sisa
kelebihan setoran sebesar Rp2.001.424.982,48 yang merupakan tanggungan Pemkab
Magetan. Tahun 2008 Pemkab Magetan menyetorkan kepada PDAM atas kelebihan
setor laba sebesar Rp1.500.000.000,00. Tahun 2008 Pemkab Magetan memiliki bagian
laba sebesar Rp789.911.650,30, sehingga sisa kelebihan setoran sebesar
Rp2.001.424.982,48 dikurangi dengan (Rp1.500.000.000,00+Rp789.911.650,30),
Pemkab Magetan masih mempunyai hak bagian laba sebesar Rp288.486.666,82. Untuk
penarikannya akan dikoordinasikan lebih lanjut dengan PDAM.

BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Magetan agar memerintahkan Direksi


PDAM untuk segera menyetor kekurangan laba hak Pemerintah Kabupaten Magetan
sebesar Rp288.486.666,82.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


15

6. Realisasi Belanja Barang dan Jasa pada Badan Perencanaan Pembangunan


Daerah Sebesar Rp108.585.000,00 Tidak Dapat Dipertanggungjawabkan

Pada Laporan Keuangan Daerah Pemerintah Kabupaten Magetan TA 2008


unaudited, belanja barang dan jasa pada Badan Perencanaan Pembangunan Pemerintah
Daerah (Bappeda) untuk Tahun Anggaran 2008 dianggarkan sebesar
Rp5.192.861.000,00 dan telah direalisasikan sebesar Rp3.983.542.109,00. Hasil
pemeriksaan atas realisasi belanja barang dan jasa tersebut menunjukkan bahwa tidak
semua realisasi tersebut dapat dipertanggungjawabkan oleh Bendahara Pengeluaran.
Realisasi belanja yang tidak dapat dipertanggungjawabkan tersebut pada Program
Pelayanan Administrasi Perkantoran untuk kegiatan rapat-rapat koordinasi dan
konsultasi ke luar daerah. Kegiatan rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
telah dianggarkan sebesar Rp338.460.000 dan telah direalisasikan sebesar
Rp337.810.000,00.
Hasil pemeriksaan atas Surat Pertanggungjawaban (SPJ) menunjukkan bahwa dari
jumlah realisasi sebesar Rp337.810.000,00, yang dapat dipertanggungjawabkan sebesar
Rp229.225.000,00 sedangkan sisanya sebesar Rp108.585.000,00 tidak dapat
dipertanggungjawabkan. Bendahara Pengeluaran menyatakan bahwa hal tersebut
disebabkan keteledoran yang bersangkutan sehingga banyak SPJ yang tidak
dikembalikan kepada Bendahara Pengeluaran sehingga realisasi belanja tersebut tidak
dapat dipertanggungjawabkan.
Berdasarkan data yang ada, diketahui hal tersebut juga disebabkan pengeluaran-
pengeluaran untuk perjalanan dinas yang diberikan melebihi ketentuan tetapi tidak ada
tanda terima dan pengeluaran-pengeluaran lain yang tidak ada buktinya dan tidak dapat
dirinci oleh Bendahara Pengeluaran.
Atas permasalahan tersebut Bendahara Pengeluaran menandatangani Surat
Pernyataan dan Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM) pada tanggal 7
April 2009. Atas permasalahan tersebut Bendahara Pengeluaran telah menyetor selisih
anggaran ke kas daerah sebesar Rp108.585.000,00 pada tanggal 7 April 2009.
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tanggal 5 April 2003 tentang Keuangan
Negara, pada:
1) Pasal 35 ayat (2) yang menyatakan bahwa setiap orang yang diberi tugas
menerima, menyimpan, membayar, dan/atau menyerahkan uang atau surat
berharga atau barang-barang negara adalah bendahara yang wajib
menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Badan Pemeriksa
Keuangan;
2) Pasal 35 ayat (3) yang menyatakan bahwa setiap bendahara sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian
keuangan negara yang berada dalam pengurusannya;
b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara:
1) Pasal 3 yang menyatakan Bendahara Pengeluaran melaksanakan pembayaran
dari uang persediaan yang dikelolanya setelah:
a) Meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran;
b) Menguji kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum dalam perintah
pembayaran;

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


16

2) Pasal 4 yang menyatakan Bendahara wajib menolak perintah bayar dari


Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran apabila persyaratan pada ayat
(3) tidak dipenuhi;
3) Pasal 5 yang menyatakan bahwa Bendahara Pengeluaran bertanggung jawab
secara pribadi atas pembayaran yang dilaksanakannya;
4) Pasal 59 yang menyatakan bahwa Bendahara, Pegawai Negeri Bukan
Bendahara, atau pejabat lain yang karena perbuatannya melanggar hukum atau
melalaikan kewajiban yang dibebankan kepadanya secara langsung merugikan
keuangan negara, wajib mengganti kerugian tersebut;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tanggal 9 Desember 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah, pada:
1) Pasal 61 ayat (1) yang menyatakan bahwa setiap pengeluaran harus didukung
oleh bukti yang lengkap dan sah mengenai hak yang diperoleh oleh pihak yang
menagih;
2) Pasal 85 ayat (1) yang menyatakan bahwa pengguna anggaran, bendahara
penerimaan/pengeluaran dan atau orang atau badan yang menerima atau
menguasai uang/barang/kekayaan daerah, wajib menyelenggarakan
penatausahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
d. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tanggal 15 Mei 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, pada:
1) Pasal 4 ayat (1) yang menyatakan bahwa keuangan daerah dikelola secara tertib,
taat pada peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan,
dan bertanggung jawab dengan memperhatikan azas keadilan, kepatutan, dan
manfaat untuk masyarakat;
2) Pasal 4 ayat (2) yang menyatakan bahwa secara tertib sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) adalah bahwa keuangan daerah dikelola secara tepat waktu dan
tepat guna yang didukung dengan bukti-bukti administrasi yang dapat
dipertanggungjawabkan;
3) Pasal 132 ayat (1) yang menyatakan bahwa setiap pengeluaran belanja atas
beban APBD harus didukung dengan bukti yang lengkap dan sah;
4) Pasal 132 ayat (2) yang menyatakan bahwa bukti sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus mendapat pengesahan oleh pejabat yang berwenang dan
bertanggung jawab atas kebenaran material yang timbul dari penggunaan bukti
dimaksud;
5) Pasal 315 ayat (1) yang menyatakan bahwa setiap kerugian daerah yang
disebabkan oleh tindakan melanggar hukum atau kelalaian seseorang harus
segera diselesaikan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;
6) Pasal 315 ayat (2) yang menyatakan bahwa bendahara, pegawai negeri sipil
bukan bendahara, atau pejabat lain yang karena perbuatannya melanggar hukum
atau melalaikan kewajiban yang dibebankan kepadanya secara langsung
merugikan keuangan daerah, wajib mengganti kerugian tersebut.
Masalah tersebut mengakibatkan realisasi belanja barang dan jasa sebesar
Rp108.585.000,00 tidak dapat diyakini kewajarannya.
Masalah tersebut disebabkan oleh:
a. Bendahara Pengeluaran lalai dalam menyimpan bukti pertanggungjawaban;
b. Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) tidak cermat dan lalai dalam melakukan
verifikasi bukti pertanggungjawaban;

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


17

c. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) lalai dan tidak bertanggung jawab atas
kegiatan dalam lingkup tugasnya;
d. Kepala Bappeda (Pengguna Anggaran) lalai dalam melakukan pengawasan terhadap
bawahannya.
Atas permasalahan tersebut, Kepala Bappeda menanggapi bahwa Bendahara
Pengeluaran teledor sehingga tidak dapat menyajikan bukti-bukti pada saat pemeriksaan,
karena kurang tertibnya pengelolaan administrasi keuangan yang berakibat banyak SPJ
yang belum dapat diadministrasikan secara baik.
Sebagai akibat kelalaian tersebut Kepala Bappeda telah memerintahkan kepada
Bendahara Pengeluaran untuk segera menyetor selisih anggaran dan telah ditindaklanjuti
dengan mengembalikan selisih tersebut ke BPD Cabang Magetan pada tanggal 7 April
2009.
Rencana ke depan akan lebih dioptimalkan khususnya pengendalian, baik terhadap
penerimaan maupun pengeluaran keuangan SKPD dengan penyesuaian kebutuhan riil.

BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Magetan agar memperingatkan kepada


Kepala Bappeda untuk selalu melakukan pengawasan terhadap bawahannya, PPK
Bappeda untuk selalu melakukan verifikasi secara cermat atas bukti
pertanggungjawaban, PPTK Bappeda untuk selalu bertanggung jawab atas kegiatan
dalam lingkup tugasnya dan Bendahara Pengeluaran Bappeda untuk selalu menyimpan
bukti pertanggungjawaban.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


18

7. Mantan Wakil Pimpinan DPRD Menggunakan Fasilitas Kendaraan Dinas Dan


Pimpinan DPRD Kabupaten Magetan Menggunakan Fasilitas kendaraan Dinas
Lebih Dari satu

Berdasarkan hasil uji petik terhadap dokumen-dokumen penggunaan kendaraan


dinas pada Sekretariat DPRD diketahui hal-hal sebagai berikut:
a. Mantan Wakil Pimpinan DPRD Menggunakan Fasilitas Kendaraan Dinas
Dalam rangka menunjang kelancaran pelaksanaan tugas Pimpinan dan Anggota
DPRD masa bakti 1999-2004, disediakan kendaraan dinas roda empat sebanyak 5
(lima) buah, yaitu:
Tabel 7.1 Kendaraan Operasional DPRD Masa Bakti 1999-2004

No. Jenis Kendaraan Nomor Polisi


1. Toyota Kijang AE-9685-M
2. Toyota Kijang AE-9686-M
3. Toyota Kijang AE-9730-M
4. Toyota Kijang AE-9716-M
5. Suzuki Futura AE-9630-R
6. Mitsubishi T 120 SS AE-9635-R

Ketua DPRD melalui Surat Nomor 170/393/403.040/2005 tanggal 28 Juni 2005


menyatakan bahwa kendaraan dinas sebagian telah dikembalikan dengan rincian
sebagai berikut:
Tabel 7.2 Kendaran Yang Sudah dan Belum Dikembalikan

No Kendaraan
No. Jenis Kendaraan
Sudah dikembalikan Belum dikembalikan
1. Toyota Kijang AE-9685-M
2. Toyota Kijang AE-9686-M
3. Toyota Kijang AE-9716-M
4. Toyota Kijang AE-9730-M
5. Suzuki Futura AE-9630-R
6. Mitsubishi T 120 SS AE-9635-R

Sekretaris Daerah Kabupaten Magetan mengirimkan surat kepada pimpinan


DPRD dengan Nomor 024/2944/403.031/2005 tanggal 11 Juli 2005 yang
menyatakan bahwa kendaraan dinas untuk masa bakti 1999-2004 akan ditarik dari
DPRD dan digunakan untuk operasional Sekretariat Daerah.
Sesuai Surat Ketua DPRD Nomor 170/441/403.040/2005 tanggal 26 Juli 2005
perihal pengembalian kendaraan operasional DPRD, dijelaskan bahwa kendaraan-
kendaraan tersebut telah dikembalikan kecuali kendaraan Nomor Polisi AE-9716-M
yang masih digunakan oleh Sdr AN (Mantan Wakil Ketua DPRD 1999-2004).
KH AN dhi sebagai Wakil Ketua DPRD masa bakti 1999-2004 adalah
pemegang/pemakai kendaraan dinas Toyota/2000 Nomor Polisi AE 9716 M warna
biru metalik, telah menyatakan bertanggungjawab atas perawatan kendaraan dinas
dan akan digunakan seoptimal mungkin untuk kepentingan dinas. Pernyataan
tersebut sebagaimana dituangkan dalam Surat Nomor 024/ 403.040/2003 Bulan
Maret 2003.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


19

Hasil konfirmasi dengan Kepala Sub Bagian Perlengkapan Bagian Umum


diketahui bahwa kendaraan yang dibawa oleh Sdr AN sudah pernah ditarik, namun
Sdr AN meminta kompensasi biaya perawatan sebesar Rp5.000.000,00.
Sekretaris Daerah Kabupaten Magetan melalui Surat Nomor
024/564/403.031/2006 tanggal 28 Pebruari 2006 melakukan lagi upaya penarikan
kendaraan dinas Toyota Kijang AE 9716 M yang dipinjam oleh Sdr AN, agar segera
dikembalikan/diserahkan ke Pemerintah Kabupaten Magetan c/q Bagian Umum dan
Perlengkapan. Selanjutnya proses penarikan kembali kendaraan tersebut terhenti.
Pada saat pemeriksaan BPK atas LKD Pemerintah Kabupaten Magetan TA 2008
proses penarikan dilakukan lagi. Selama ini tidak ada koordinasi antara Sekretariat
Dewan dengan Bagian Umum Sekretariat Daerah. Kedua instistusi ini merasa tidak
berkewajiban untuk melakukan penarikan. Kendaraan AE 9716 M sudah tidak
tercatat dalam Daftar Aset Kendaraan Dinas Roda 4 Unit Kantor DPRD Kabupaten
Magetan. Kendaraan tersebut juga tidak dicatat pada Daftar Kendaraan Dinas
Pemerintah Kabupaten Magetan yang dibuat oleh Bagian Pengelolaan Aset Dinas
Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD).
Adapun pajak kendaraan masih menjadi tanggungan Pemda dan pembayaran
pajak terakhir dilakukan pada Bulan Januari 2009. Saat pembayaran pajak, pemakai
mendatangi Pengurus perpanjangan STNK Bagian Pengelolaan Aset DPPKD. Pada
saat pembayaran pajak diketahui bahwa plat nomor kendaraan yang berwarna merah
sudah diganti dengan warna hitam dengan Nopol Bagian belakang kode NP.
Hasil konfirmasi dengan Sekretaris DPRD tanggal 6 April 2009 diperoleh
informasi bahwa kendaraan yang dibawa Sdr AN akan segera ditarik kembali.
Sekretaris DPRD kemudian mengirimkan surat kepada Sdr AN perihal penarikan
kendaraan melalui Surat Nomor 028/184/403.040/2009 tanggal 6 April 2009. Surat
tersebut mengatasnamakan pemeriksaan BPK yang masih berlangsung saat ini
sebagai alasan untuk menarik kendaraan. Pada saat peminjaman kendaraan yang
menandatangani surat adalah Ketua DPRD yang masih menjabat sampai saat
pemeriksaan. Hal ini berarti Ketua DPRD tidak mempunyai perhatian atas
permasalahan tersebut.

b. Pimpinan DPRD Kabupaten Magetan Menggunakan Fasilitas Kendaraan


Dinas Lebih Dari Satu
Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) selain
memperoleh penghasilan berupa uang representasi, uang paket, tunjangan jabatan,
tunjangan panitia musyawarah, tunjangan komisi, tunjangan panitia anggaran,
tunjangan Badan Kehormatan, tunjangan alat kelengkapan lainnya juga memperoleh
tunjangan kesejahteraan.
Tunjangan kesejahteraan adalah tunjangan yang disediakan kepada pimpinan
dan anggota DPRD berupa pemberian jaminan pemeliharaan kesehatan, penyediaan
rumah jabatan pimpinan DPRD dan perlengkapannya, kendaraan dinas jabatan
pimpinan DPRD, pemberian pakaian dinas, uang duka wafat/tewas dan bantuan
pengurusan jenasah. Kendaraan dinas jabatan pimpinan DPRD masing-masing
memperoleh satu unit kendaraan.
Pemeriksaan atas dokumen diketahui bahwa Ketua DPRD (periode 2004-2009)
menggunakan fasilitas kendaraan dinas roda 4 dengan Nomor Polisi AE 2 M (AE
1708 BS) tanpa didukung Surat Pernyataan Pemegang/Pemakai Kendaraan Dinas

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


20

Roda 4. Selain itu Istri Ketua DPRD sebagai Wakil ketua Tim penggerak PKK
Kabupaten Magetan juga mendapat kendaraan Toyota Kijang Nopol AE 9686 M
(AE 300 M) sesuai dengan surat Ketua DPRD Nomor 170/441/403.040/2005 tanggal
26 Juli 2005. Berdasarkan konfirmasi dengan Bendahara barang dan pengurus
barang, kendaraan tersebut tidak dibawa pulang.
Kendaraan AE 2 M pernah mengalami kecelakaan dan masuk bengkel sesuai
Surat Wakil Ketua DPRD Nomor 170/778/403.040/2008 tanggal 27 Oktober 2008
perihal pemberitahuan kecelakaan lalu lintas kendaraan AE 2 M. Sehingga Ketua
DPRD menggunakan kendaraan operasional Sedan Lancer AE 9609 M yang
merupakan kendaraan pool untuk operasional tamu, sesuai dengan Nota Dinas
Kepala Sub Bagian Perlengkapan atas nama Kepala Bagian Umum dan
Perlengkapan Nomor 024/365/403.031/2008 tanggal 7 Nopember 2008.
Berdasarkan konfirmasi dengan Sekretaris Dewan diketahui bahwa kendaraan
AE 2 M telah selesai diperbaiki. Namun ketika cek fisik pada tanggal 3 April 2009
atas keberadaan kendaraan di pool Rumah Tangga Sekretariat Daerah diketahui
mobil sedan Lancer AE 9609 M tidak ada di pool. Menurut keterangan Kasubag
Rumah Tangga sedan Lancer ditukar dengan kendaraan operasional Wakil Ketua
PKK. Hal tersebut menunjukkan kendaraan operasional Wakil Ketua PKK tidak
berada di DPRD. Dengan demikian Ketua DPRD membawa kendaraan Dinas
sebanyak 2 (dua) buah.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:


a. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2006 tanggal 14 Nopember 2006 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang
Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah pada pasal 1 angka 16 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut
tunjangan kesejahteraan adalah tunjangan yang disediakan berupa pemberian
jaminan pemeliharaan kesehatan, pakaian dinas kepada pimpinan dan anggota
DPRD, penyediaan rumah jabatan pimpinan DPRD dan perlengkapannya, kendaraan
dinas jabatan pimpinan DPRD, serta rumah dinas bagi anggota DPRD dan
perlengkapannya;
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tanggal 20 Maret 2006
tentang Standarisasi Sarana Dan Prasarana Kerja Pemerintah Daerah pada :
1) Pasal 5 menyebutkan bahwa Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja meliputi:
ruangan kantor, perlengkapan kantor, rumah dinas, kendaraan dinas;
2) Pasal 13 menyebutkan bahwa kendaraan dinas sebagaimana dimaksud dalam
pasal 5 huruf meliputi kendaraan perorangan dinas, kendaraan dinas
operasional/kendaraan dinas jabatan dan kendaraan dinas operasional
khusus/lapangan;
3) Pasal 15 ayat (1) menyebutkan bahwa Kendaraan dinas operasional/kendaraan
dinas jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf b, disediakan dan
dipergunakan untuk kegiatan operasional perkantoran;
4) Pasal 15 ayat (2) menyebutkan bahwa Kendaraan dinas operasional/kendaraan
dinas jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperuntukkan bagi pimpinan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, pimpinan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kabupaten/ Kota;
c. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 183.31/006/BAKD tanggal 4 Januari
2006 pada angka1 menyebutkan bahwa dengan disempurnakannya pengertian

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


21

tunjangan kesejahteraan yang dimaksud dalam ketentuan pasal 1 angka 16, maka
kendaraan dinas jabatan hanya dapat diberikan kepada Pimpinan DPRD masing-
masing satu unit
d. Peraturan Bupati Magetan Nomor 74 Tahun 2006 tentang Pedoman dan tata Cara
penggunaan kendaraan Dinas Pemerintah Kabupaten Magetan pada:
1) Pasal 3 huruf c menyebutkan bahwa pengguna kendaraan dinas hanya untuk
keperluan dinas;
2) Pasal 9 huruf b menyebutkan bahwa pengguna yang sudah pensiun, terhitung
mulai tanggal TMT pensiun dan selambat-lambatnya satu bulan setelah tanggal
pensiun harus menyerahkan kendaraan yang digunakan kepada instansi
pengelola.

Masalah tersebut mengakibatkan:


a. Menambah beban operasional untuk kegiatan aktivitas Wakil Ketua Dewan dan
Ketua Dewan;
b. Membuka peluang hilangnya aset Pemerintah Kabupaten Magetan mengingat masa
bakti Sdr AN sudah berakhir dan DPRD akan berakhir bulan Juni 2009.

Hal tersebut disebabkan:


a. Tidak adanya prosedur yang jelas tentang pinjam pakai kendaraan operasional untuk
Pimpinan dan Anggota DPRD;
b. Bupati Magetan kurang tegas dalam mengupayakan penarikan kendaraan dinas yang
digunakan oleh Mantan Ketua DPRD;
c. Sekretariat DPRD tidak tegas untuk menarik kendaraan yang digunakan oleh
Pimpinan DPRD diluar kendaraan dinas.
Atas permasalahan tersebut, Kepala Bagian Umum menanggapi bahwa keberadaan
kendaraan ada di Sekretariat DPRD, seharusnya yang bertanggung jawab adalah
Sekretariat DPRD baik dalam penataan administrasi, penggunaan, perawatan serta
aturan-aturan sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 74 Tahun 2006 tentang Pedoman
Tata Cara Penggunaan kendaraan dinas Pemerintah Kabupaten Magetan pasal 3 huruf c
dan pasal 9 huruf b.
Sekretariat DPRD menanggapi bahwa untuk kendaraan Toyota Kijang Tahun 1993
Nopol AE 9716 M (yang baru AE 406 NP) yang dipakai oleh Sdr. HM Abu Naim, sudah
dibuat surat penarikan kendaraan tanggal 6 April 2009 Nomor 028/184/403.040/2009
dan pada hari itu juga sudah kami tarik jam 15.00 WIB dan selanjutnya kendaraan pada
saat sekarang sudah berada di Sekretariat DPRD.
Rencana tindakan ke depan kendaraan setelah ditarik di Sekretariat DPRD
selanjutnya akan digunakan untuk operasional di Sekretariat DPRD.
Atas permasalahan tersebut, Sekretaris DPRD menanggapi bahwa telah dibuat
Surat tanggal 7 April 2009 Nomor 170/193/403.040/2009 perihal pengembalian
kendaraan OPS Wakil Ketua Tim Penggerak PKK (roda empat Toyota Kijang AE 300
NP) kepada Sdr Bupati Magetan yang ditandatangani Ketua DPRD Kabupaten Magetan.
Tentang kendaraan AE 2 M sudah dibuatkan surat pernyataan pemegang atau pemakai
kendaraan roda empat. Untuk kendaraan roda dua sudah ditindaklanjuti dengan surat
pernyataan pemegang kendaraan roda dua.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


22

Selanjutnya kendaraan sudah diserahkan kepada Sdr Bupati Magetan. Kendaraan


AE 2 M menjadi kendaraan dinas Ketua DPRD sesuai dengan peruntukannya. Untuk
kendaraan dinas roda dua menjadi kendaraan dinas bagi staf Sekretariat DPRD.
Sedangkan kendaraan sedan Lancer AE 9609 M bukan kewenangan Sekretaris DPRD
dalam penarikannya.

BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Magetan agar memerintahkan


a. Sekretaris DPRD untuk mencatat kendaraan dinas Toyota AE-9716-M dalam Daftar
Aset Kendaraan Dinas Kabupaten Magetan;
b. Sekretaris DPRD bertindak lebih tegas dan segera menarik kendaraan dinas selain
fasilitas yang seharusnya dimiliki oleh Ketua DPRD;
c. Pimpinan DPRD agar segera mengembalikan kendaraan yang dipinjam.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


23

8. Pengelolaan Penerimaan Dana Kapitasi Rp454.972.800,00 dari PT Asuransi


Kesehatan Tidak Sesuai Dengan Ketentuan

Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan Tahun Anggaran 2008 menganggarkan


Retribusi Pelayanan Kesehatan pada kode rekening 1.02.01.01.4.1.00.00.2.01.01 sebesar
Rp990.000.000,00 dan telah terealisasi sebesar Rp1.040.873.850,00 atau sebesar
105,14%. Komponen retribusi pelayanan kesehatan ini adalah PHB/Askes.
Pemeriksaan atas bukti penerimaan dari Askes, Buku Kas Umum dan Bukti
pendukung yang lain diketahui:
a. Penerimaan dari PT Askes didasarkan pada Berita Acara Kesepakatan tentang
Penerapan tarif baru pembayaran kapitasi rawat jalan tingkat pertama bagi peserta
Askes di Puskesmas Kabupaten Magetan yang ditandatangani antara Kepala PT
Askes Cabang Madiun dengan Kepala Dinas Kesehatan tanggal 7 Nopember 2002.
Besaran Dana Kapitasi sebesar Rp1000,00/jiwa dibagi sebagai berikut.
1) Besaran Rp900,00 dibagi secara proposional seperti yang berlaku saat ini yaitu :
a) Jasa Sarana Rp 200,00/jiwa/bulan dibagi lagi:
(1) 25 % disetor ke Kasda atau Rp 50,00/jiwa/bulan
(2) 75% untuk puskesmas atau 150,00/jiwa/bulan
b) Jasa Pelayanan Rp200,00/jiwa/bulan dibagi lagi :
(1) 10% untuk operasional Dinas Kesehatan atau Rp20,00/jiwa/bulan
(2) 90% untuk puskesmas atau Rp180,00/jiwa/bulan
c) Bantuan Obat Rp500,00/jiwa/bulan
2) Besaran Rp100/jiwa/bulan untuk tambahan biaya obat pada Puskesmas rawat
inap bagi peserta Askes dan Dana Cadangan.
Pembagian persentase kapitasi dapat dijelaskan dengan tabel terlampir (lampiran
3)
b. Pemeriksaan lebih lanjut diketahui penerimaan dari PT Askes oleh Dinas Kesehatan
tidak dibukukan secara Bruto. Penerimaaan sesungguhnya dari PT Askes adalah
sebesar Rp568.716.000,00. Sedangkan yang disetor ke Kas Daerah sebesar
Rp28.435.800,00. Sisanya digunakan langsung sebesar Rp540.280.200,00
(Rp568.716.000,00-Rp28.435.800,00).
c. Pencatatan retribusi pelayanan kesehatan yang dilaporkan ke Pemerintah Daerah atas
PHB/Askes tidak sebesar penerimaan askes yang diterima yaitu sebesar
Rp568.716.000,00 melainkan hanya sebesar Rp117.824.750,00 yang terdiri atas
Askes Kapitasi Jasa Sarana saja sebesar Rp113.743.200,00 dan Retribusi Askes
rawat inap di puskesmas sebesar Rp4.081.550,00. Hal ini dapat dijelaskan dengan
tabel terlampir (lampiran 3).
d. Pemeriksaan atas BKU dan Rekening Koran Bank diketahui per 31 Desember 2008
masih terdapat saldo di BKU sebesar Rp105.900.710,00 terdiri dari tunai kas sebesar
Rp1.641.410,00 dan Bank sebesar Rp104.259.300,00.
Sisa kas di bank masih relatif banyak karena tambahan biaya obat pada puskesmas
rawat inap sebesar Rp100,00/jiwa/bulan tidak diberikan ke Puskesmas tetapi
dibayarkan PT Askes melalui Dinas Kesehatan selanjutnya digunakan untuk
menambah biaya rawat inap bagi Puskesmas dengan fasilitas rawat inap yang
melayani peserta Askes. Sisa dana yang ada pada Dinas Kesehatan sebagai cadangan
bila ada fluktuasi yang rawat inap. Sedangkan yang diberikan ke Puskesmas sebesar
Rp830,00 terdiri atas jasa sarana Rp150,00; jasa pelayanan Rp180,00; dan bantuan
obat Rp500,00.(lampiran 4)

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


24

e. Jasa pelayanan yang digunakan untuk operasional Dinas Kesehatan diberikan kepada
pengelola dana Kapitasi rawat jalan tingkat pertama bagi peserta Askes di
Puskesmas se-Kabupaten Magetan Tahun 2008 berdasarkan Keputusan Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan Nomor 440/18/403.104/2008 tanggal 13 April
2008. Dalam Keputusan tersebut disebutkan penerimanya adalah :
1) Kepala Dinas Kesehatan sebagai Penangungjawab;
2) Kepala Tata Usaha sebagai Koordinator;
3) Staf Dinas Kesehatan sebagai Pengelola Keuangan;
4) Staf Dinas Kesehatan sebagai anggota;
5) Staf Dinas Kesehatan sebagai anggota;
6) Staf Dinas Kesehatan sebagai anggota.
Kondisi tersebut di atas tidak sesuai dengan:
a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tanggal 14 Januari 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, dalam :
1) Pasal 16 ayat (2) disebutkan bahwa penerimaan harus disetor seluruhnya ke Kas
Negara/Daerah pada waktunya yang selanjutnya diatur dalam Peraturan
Pemerintah;
2) Pasal 16 ayat (3) disebutkan bahwa penerimaan satuan kerja perangkat daerah
tidak boleh digunakan langsung untuk membiayai pengeluaran;
3) Pasal 52 disebutkan bahwa setiap orang dan/atau badan yang menguasai
dokumen yang berkaitan dengan perbendaharaan Negara wajib menatausahakan
dan memelihara dokumen tersebut dengan baik sesuai dengan peraturan
perundangundangan yang berlaku;
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tanggal 15 Mei 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah pada :
1) Pasal 20 ayat (2) menyebutkan bahwa seluruh pendapatan daerah, belanja
daerah, dan pembiayaan daerah dianggarkan secara bruto dalam APBD;
2) Pasal 122 ayat (3) menyebutkan bahwa penerimaan SKPD dilarang digunakan
langsung untuk membiayai pengeluaran, kecuali ditentukan lain oleh peraturan
perundang-undangan;
3) Pasal 127 ayat (1) menyebutkan bahwa semua pendapatan daerah dilaksanakan
melalui rekening kas umum daerah;
c. Berita Acara Kesepakatan tentang Penerapan Tarif Baru Pembayaran Kapitasi Rawat
Jalan Tingkat Pertama Bagi Peserta Askes di Puskesmas Kabupaten Magetan
828/13-03/1102 atau Nomor 1264/403.104/2002 tanggal 7 Nopember 2002 pada :
1) I.A Besaran dana kapitasi sebesar Rp1000,00 jiwa/bulan;
2) I.A.1 Besaran Rp900,00 dibagi secara proporsional seperti yang berlaku saat ini
yaitu:
a) Jasa Sarana = Rp200,00/jiwa/bulan;
b) Jasa Pelayanan =Rp200,00/jiwa/bulan;
c) Bantuan Obat =Rp500,00/jiwa/bulan;
3) I.A.2 Besaran Rp100,00/jiwa/bulan untuk tambahan biaya obat pada Puskesmas
rawat inap bagi peserta askes dan dana cadangan;
4) I.B.1 Jasa sarana sebesar Rp200,00/jiwa/bulan dibagi sebagai berikut.
a) 25% disetor ke Kas Daerah =Rp50,00/jiwa/bulan;
b) 75% untuk Puskesmas =Rp150,00/jiwa/bulan;
5) I.B.2 Jasa pelayanan sebesar Rp200,00/jiwa/bulan dibagi sebagai berikut.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


25

a) 10% untuk operasional Dinas Kesehatan Kabupaten =Rp20,00/jiwa/bulan;


b) 90% untuk Puskesmas =Rp180,00/jiwa/bulan;
6) I.C Prosedur pembayaran dana kapitasi tersebut dilaksanakan secara langsung
oleh PT Askes pada Dinas Kesehatan, Kas Daerah dan Puskesmas;
7) I.C.1 Besaran Rp900,00/jiwa/bulan sebagai berikut.
a) Kas Daerah (retribusi) =Rp50,00/jiwa/bulan;
b) Dinas Kesehatan =Rp20,00/jiwa/bulan;
c) Puskesmas =Rp830,00/jiwa/bulan terdiri dari:
(1) Jasa Sarana =Rp150,00/jiwa/bulan
(2) Jasa Pelayanan =Rp180,00/jiwa/bulan
(3) Bantuan Obat =Rp500,00/jiwa/bulan
Jumlah =Rp830,00/jiwa/bulan
8) I.C.2 Besaran Rp100,00/jiwa/bulan dibayarkan oleh PT Askes melalui Dinas
Kesehatan Kaupaten Magetan selanjutnya digunakan untuk menambah biaya
obat rawat inap bagi Puskesmas dengan fasilitas rawat inap yang melayani
peserta Askes berdasarkan perhitungan rata-rata hari rawat.
Masalah tersebut mengakibatkan
a. Penerimaan retribusi pelayanan kesehatan disajikan lebih rendah sebesar
Rp454.972.800,00 (Rp568.716.000,00 - Rp113.743.200,00);
b. Membuka peluang untuk disalahgunakan atas dana askes yang dikelola Dinas
Kesehatan yang tidak dilaporkan ke Pemerintah Daerah.
Hal tersebut disebabkan:
a. Kepala Dinas Kesehatan lalai tidak memberikan pembinaan kepada pengelola Askes
di Dinas Kesehatan;
b. Pengelola Askes lalai tidak menyetorkan retribusi askes sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
Atas permasalahan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan menanggapi bahwa
pengelolaan dana kapitasi Askes Sosial (PNS) pada saat ini (tahun 2009) sedang dalam
proses pembahasan tindak lanjut untuk disesuaikan dengan Peraturan Menteri Dalam
negeri Nomor 13 tahun 2006 tanggal 15 Mei 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah. Bahwa proses untuk menuju ke pelaksanaan Permendagri nomor 13
Tahun 2006 sudah dilakukan pembahasan pada Forum Rapat Konsultasi dan Koordinasi
Askes tingkat Kabupaten Magetan antara lain:
a. Rapat koordinasi membahas tentang retribusi pelayanan kesehatan dari kapitasi
askes yang diselenggarakan pada hari Kamis tanggal 12 Pebruari 2009;
b. Rapat membahas alur pembayaran dan pengelolaan kapitasi Askes yang
diselenggarakan pada hari Senin tanggal 16 Maret 2009.
Yang diperoleh kesepakatan bahwa alur pembayaran dan pengelolaan dana kapitasi
Askes melalui rekening kas daerah pada PAK APBD Tahun 2009.
Pengelolaan dana kapitasi Askes sebelum PAK APBD Tahun 2009 dilaksanakan
berdasarkan Perjanjian Kerjasama antara PT Askes (Persero) Cabang Madiun dengan
Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan tentang Pelayanan Kesehatan RJTP, RITP dan
Persalinan bagi peserta PT Askes (Persero) nomor 1185/1303/0408 dan nomor
842/1998/403.104/2008 tanggal 30 April 2008.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


26

BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Magetan agar memerintahkan Kepala


Dinas Kesehatan untuk melaporkan dan mencatat secara bruto setiap penerimaan dan
penggunaan dana dari PT ASKES.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


27

9. Bantuan Dana Hibah Tidak Didukung Dengan Pertanggungjawaban Serta


Belum Dilaporkan Kepada Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan

Pemerintah Kabupaten Magetan menganggarkan Bantuan Hibah pada Sekretariat


Daerah dengan kode rekening 1.20.03.14.5.1.00.00.4.05.01 sebesar
Rp12.573.358.700,00 dan direalisasi sebesar Rp10.065.889.427,18 atau 80,05%.
Hasil pemeriksaan diketahui bahwa bantuan hibah telah disertai proposal, naskah
hibah serta kuitansi penerima bantuan. Isi dalam naskah Hibah mengatur bahwa
penerima hibah harus mempertanggungjawabkan penggunaan dana yang diterima
kepada Bupati. Apabila dana diterimakan dalam beberapa tahap maka pengguna akan
dikenai kewajiban melaporkan dulu 75% penggunaan dana tahap sebelumnya (tahap I)
untuk mencairkan dana bantuan tahap selanjutnya (tahap II). Namun demikian terdapat
penerima dana yang tidak melaporkan penggunaan dana sebelumnya dalam pencairan
dana tahap selanjutnya. Rincian penerima dana yang belum dipertanggungjawabkan
dapat dilihat pada lampiran 5.
Berdasarkan data tersebut diketahui terdapat penerima bantuan hibah tidak membuat
proposal dan penggunaan dana hibah sebesar Rp2.251.858.700,00 belum
dipertanggungjawabkan kepada Kepala Daerah. Berdasarkan konfirmasi dengan
Bendahara Bantuan Sosial, Hibah dan Belanja tak Terduga diketahui bantuan hibah yang
disalurkan tidak didukung dengan adanya laporan pertanggungjawaban penggunaan dana
kepada Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan. Hasil konfirmasi lebih lanjut
dengan Kasubag Anggaran bahwa Pemerintah Daerah belum melaporkan belanja hibah
kepada Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan. Selain itu terdapat sisa dana hibah
yang diberikan ada yang dikembalikan dengan perincian sebagai berikut.
Tabel 9.1 Sisa Dana Hibah yang Dikembalikan
(Dalam Rupiah)

No Penerima Uraian Tanggal pengembalian Nilai


1 KPU Setor kembali sisa anggaran Pilkada Bupati 22-Okt-08 2.376.243.431,00
dan Wakil Bupati Tahun 2008 di Kabupaten
Magetan berdasarkan SP2D Nomor:
0001059/LS/2008 tanggal 21 Mei 2008
2 Panwaslu Pilbub Pengembalian sisa rekening Panwaslu
Ta 2008 31-Des-08 88.725.841,82
3 Poltek Magetan Setor kembali bantuan dana hibah sesuai 06-Jan-09 11.800.000,00
SP2D Nomor 1864/LS/2008 tanggal
1/7/2008
SP2D Nomor 754/LS/2008 tanggal
30/12/2008
Setor kembali bantuan dana hibah sesuai 13-Jan-09 700.000,00
SP2D Nomor 1864/LS/2008 tanggal
1/7/2008
SP2D Nomor 754/LS/2008 tanggal
30/12/2008
Jumlah 2.477.469.272,82

Dengan adanya pengembalian dana hibah oleh KPU, Panwaslu dan Poltek Magetan
maka nilai dana hibah yang belum dipertanggungjawabkan adalah sebesar
Rp2.251.858.700,00 (lampiran 5).

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


28

Kondisi tersebut di atas tidak sesuai dengan:


a. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tanggal 26 Oktober 2007
pada Pasal 43 ayat (5) disebutkan bahwa belanja hibah kepada Pemerintah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan pemerintah daerah kepada Menteri
Dalam Negeri dan Menteri Keuangan setiap akhir tahun anggaran;
b. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 900/2677/SJ tanggal 8 Nopember 2007
pada angka 6:
1) Huruf a menyebutkan bahwa hibah dalam bentuk uang kepada Instansi vertical
(seperti kegiatan TMMD, pengamanan daerah dan penyelenggaraan Pilkada oleh
KPUD) dan organisasi semi pemerintah (seperti PMI, KONI, Pramuka, Korpri
dan PKK) dipertanggungwabkan oleh penerima hibah sebagai obyek
pemeriksaan, dalam bentuk laporan realisasi penggunaan dana, bukti-bukti
lainnya yang sah sesuai naskah perjanjian hibah dan peraturan perundang-
undangan lainnya;
2) Huruf b menyebutkan bahwa hibah dalam bentuk uang kepada organisasi non
pemerintah (seperti Ormas dan LSM) dan masyarakat dipertanggungjawabkan
dalam bentuk bukti tanda terima uang dan laporan realisasi penggunaan dana
sesuai naskah perjanjian hibah, yang pengaturan pelaksanaannya ditetapkan
dengan peraturan Kepala Daerah;
c. Peraturan Bupati Nomor 34 Tahun 2008 tanggal 12 Mei 2008 tentang Tata Cara
Pemberian dan Pertanggungjawaban Hibah dan Bantuan Daerah pada:
1) Pasal 18 ayat (1) menyebutkan bahwa penerima hibah dan bantuan daerah
bertanggungjawab atas penggunaan uang/barang dan/atau jasa yang diterimanya
dan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaannya kepada
Bupati;
2) Pasal 19 ayat (1) menyebutkan bahwa hibah berupa uang yang diberikan
kepada pemerintah daerah lainnya, instansi vertikal dan organisasi semi
pemerintah dipertanggungjawabkan dalam bentuk laporan realisasi penggunaan
dana, bukti-bukti lainnya yang sah sesuai Naskah Perjanjian Hibah dan peraturan
perundang-undangan lainnya;
3) Pasal 19 ayat (1) menyebutkan bahwa hibah berupa uang yang diberikan
kepada organisasi non pemerintah dan masyarakat pertanggungjawabannya
dalam bentuk :
a) Bukti tanda terima uang;
b) Daftar rincian realisasi penggunaan sesuai dengan naskah perjanjian hibah;
dan
c) Bukti –bukti pengeluaran yang sah;
d. Naskah Perjanjian tentang Pemberian Hibah untuk masing-masing Penerima Hibah:
1) Kodim 0804, Sub Detasemen Polisi Militer 1-5, Panwaslu, KPU, Polres pada
Pasal 3 ayat (2) angka 5 menyebutkan bahwa menyampaikan laporan
pertanggungjawaban penggunaan belanja hibah kepada Bupati Magetan;
2) Pramuka, KONI, KORPRI, PIVERI, PKK, LVRI, PWRI, DHC’45, PMI, Badan
Narkotika pada pasal 4 ayat (3) menyebutkan bahwa laporan
pertanggungjawaban disampaikan dalam bentuk laporan realisasi penggunaan
dana dilampiri dengan bukti-bukti lainnya yang sah sesuai naskah perjanjian
hibah daerah dan peraturan perundang-undangan;

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


29

3) Poltek Magetan pada pasal 5 ayat (3) menyebutkan bahwa laporan


pertanggungjawaban disampaikan dalam bentuk laporan realisasi penggunaan
dana dilampiri bukti-bukti lainnya yang sah sesuai naskah perjanjian hibah
daerah dan peraturan perundang-undangan lainnya.
Permasalahan tersebut mengakibatkan pengeluaran bantuan hibah sebesar
Rp2.251.858.700,00 tidak dapat diyakini kewajarannya.
Kondisi tersebut disebabkan:
a. Sekretaris Daerah lalai tidak memperingatkan kepada penerima bantuan hibah yang
belum menyampaikan pertanggungjawaban;
b. Sekretaris Daerah tidak memperhatikan kewajiban Pemerintah Daerah untuk
melaporkan belanja hibah kepada Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan.
Atas permasalahan tersebut, Kepala Dinas PPKAD menanggapi bahwa pada
prinsipnya hibah dari APBD oleh para penerima hibah sudah di SPJ kan. Pada
prinsipnya pengelolaan Keuangan Daerah berdasarkan Permendagri nomor 13 Tahun
2006 sudah jelas menjadi tanggungjawab SKPD (siapa dan bertanggungjawab apa).
Disamping itu bagi penerima hibah sesuai SE Mendagri nomor 900/2677/SJ/
tanggal 8 Nopember 2007 adalah sebagai obyek pemeriksaan. Terkait pelaporan
pemberian hibah kepada Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan, bahwa
kewajiban melaporkan tersebut diatur dalam Permendagri 59 Tahun 2007.
Pemerintah kabupaten Magetan baru menerapkan Permendagri 59 Tahun 2007
pada pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2009, maka pelaksanaan Tahun 2008 belum
ada kewajiban Pemerintah Kabupaten Magetan untuk melaporkan kepada Departemen
Dalam Negeri dan menteri Keuangan, dengan alasan pemberian hibah Tahun 2008 masih
mengacu Permendagri nomor 13 Tahun 2006 yang didalamnya tidak mengatur
kewajiban tersebut. Selanjutnya pemberian hibah Tahun 2009 akan dilaporkan kepada
Mendagri dan Menteri Keuangan sebagaimana diatur dalam Permendagri 59 Tahun
2007.

BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Magetan agar memperingatkan


Sekretariat Daerah untuk:
a. Memberi peringatan kepada penerima hibah yang belum menyampaikan
pertanggungjawaban;
b. Melaporkan belanja hibah kepada Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan
setiap akhir tahun anggaran sesuai ketentuan.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


30

10. Berita Acara Serah Terima Bantuan Dibuat Sebelum Penerbitan Surat
Perintah Pencairan Dana

Bantuan Keuangan pada Partai Politik dianggarkan pada Sekretariat Daerah


Kabupaten Magetan. Partai politik yang memperoleh bantuan adalah partai politik yang
memperoleh kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) berdasarkan pada
Berita Acara Nomor 270/08/BA/403.306/2004 tentang Penetapan Hasil Pemilihan
Umum, Perolehan Kursi Partai Politik Peserta Pemilihan Umum dan Penetapan Calon
Terpilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Magetan Pemilihan
Umum Tahun 2004 yang dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Tatacara pengajuan bantuan yaitu dengan pengajuan proposal secara tertulis yang
ditandatangani oleh ketua umum atau sekretaris partai dan dilengkapi dengan dokumen
pengesahan dari KPU. Penyerahan bantuan dilakukan oleh Bupati atau pejabat yang
ditunjuk kepada Ketua atau Bendahara atau sebutan lainnya yang sah dengan Berita
Acara Serah Terima. Pemeriksaan atas dokumen penyerahan bantuan diketahui bahwa
Berita Acara Serah Terima dibuat sebelum penerbitan surat pencairan bantuan. Isi Berita
Acara menyebutkan Pihak pertama telah menyerahkan bantuan keuangan Partai Politik
tahun 2008 kepada DPP/DPD/DPC dan Pihak Kedua telah menerima bantuan keuangan
tersebut dari Kas Daerah Kabupaten Magetan melalui rekening Bank Partai Politik. Dan
Berita Acara Serah Terima ini dinyatakan sah setelah copy SPM Giro Bank dari Kas
Daerah diterima DPP/DPD/DPC yang bersangkutan. Dengan demikian pada saat Berita
Acara Serah Terima ditandatangani, pada saat itu juga uang juga diterima oleh partai
dengan bukti kuitansi penerimaan uang. Namun kuitansi penerimaan tidak
mencantumkan tanggal. Bahkan pada Berita Acara serah terima antara Kepala
Bantikesbang Kabupaten Magetan dengan Ketua/Bendahara Partai PNI Marhaenis
diketahui Kepala Bantikesbang belum menandatangani Berita Acara Serah Terima
Bantuan Keuangan Partai Politik. Adapun rincian Berita Acara Serah Terima sebelum
penerbitan SP2D dapat dilihat pada lampiran 6.
Kondisi tersebut di atas tidak sesuai dengan:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2005 tentang Bantuan Keuangan kepada
Partai Politik tanggal 19 Juli 2005 dalam:
1) Pasal 1 ayat (1) disebutkan bahwa Bantuan Keuangan adalah bantuan berbentuk
uang yang diberikan oleh Pemerintah dan atau Pemerintah Daerah kepada partai
politik yang mendapatkan kursi di Lembaga Perwakilan Rakyat;
2) Pasal 10 ayat (3) disebutkan bahwa Penyerahan Bantuan Keuangan kepada
partai politik tingkat Kabupaten/Kota dilakukan oleh Bupati/Walikota atau
Pejabat yang ditunjuk kepada Ketua dan bendahara atau sebutan Lainnya yang
sah dengan Berita Acara serah terima;
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2005 tanggal 19 Juli 2005 tentang
Pedoman pengajuan, penyerahan, dan Laporan Penggunaan Bantuan Keuangan
Kepada Partai Politik:
1) Pasal 14 huruf b disebutkan bahwa Surat Tanda Terima Bantuan Yang dibuat
dalam bentuk kwitansi ditandatangani di atas materai oleh ketua dan Bendahara
DPC partai Politik dengan menggunakan Kop surat dan cap stempel partai
Politik;
2) Pasal 14 huruf c disebutkan bahwa Berita Acara Serah Terima dibuat dalam
rangkap 4 (empat) yang ditandatangani oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


31

Politik Kabupaten/Kota atau sebutan lainnya sebagai pihak pertama dan oleh
ketua dan Bendahara DPC partai politik atau sebutan lainnya sebagai pihak
kedua;
c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tanggal 15 Mei 2006 dalam
pasal 133 ayat (2) disebutkan bahwa penerima subsidi, hibah, bantuan sosial, dan
bantuan keuangan bertanggungjawab atas penggunaan uang/barang dan/atau jasa
yang diterimanya dan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban laporan
pertanggungjawaban penggunaannya kepada Kepala Daerah;
d. Peraturan Bupati Nomor 34 Tahun 2008 tanggal 12 Mei 2008 tentang Tata Cara
Pemberian dan Pertanggungjawaban Hibah dan Bantuan Daerah pada pasal 22 ayat
(1) menyebutkan bahwa pemberian bantuan kepada partai politik,
pertanggungjawabannya berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
32 Tahun 2005 tentang Pedoman Pengajuan, Penyerahan dan Laporan Penggunaan
Bantuan Keuangan kepada Partai Politik sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2006.
Kondisi tersebut mengakibatkan membuka peluang penyalahgunaan bantuan
keuangan.
Permasalahan tersebut disebabkan Kepala Badan Ketertiban Kesatuan Kebangsaan
mewakili Bupati Magetan dalam serah terima pemberian bantuan keuangan kurang
memahami ketentuan yang berlaku.
Atas permasalahan tersebut Kepala Bakesbangpol Linmas menanggapi bahwa hal
tersebut akan diperhatikan dan dicukupi sesuai hasil temuan setelah koordinasi dengan
partai penerima bantuan keuangan.

BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Magetan agar memperingatkan Kepala


Badan Ketertiban Kesatuan Kebangsaan dalam pemberian bantuan keuangan
memperhatikan ketentuan yang berlaku.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


32

11. Pendapatan Jasa Kegiatan Bongkar Ratoon Sebesar Rp60.000.000,00


Digunakan Langsung
Sekretariat Daerah Kabupaten Magetan TA 2008 menganggarkan rekening
Pengeluaran Pembiayaan Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah BUMD pada
Usaha Bidang Perkebunan dengan kode 6.2.00.00.2.02.04 sebesar Rp2.000.000.000,00
dan realisasi sebesar Rp2.000.000.000,00 atau 100%.
Usaha Bidang Perkebunan ini, untuk kegiatan Bongkar Ratoon. Instansi pelaksana
kegiatan adalah Dinas Kehutanan dan Perkebunan. Sedangkan Bongkar Ratoon adalah
kegiatan membongkar eks tanaman tebu ratoon yang telah mengalami pengeprasan
berkali-kali dan selanjutnya menanami kembali dengan tanaman tebu jenis unggul baru.
Pelaksanaan kegiatan mendasarkan pada Peraturan Bupati Nomor 47 Tahun 2007
yang diperbaharui dengan Peraturan Bupati Nomor 22 Tahun 2008 mengenai Petunjuk
Pelaksanaan Pinjaman Modal Kerja Kegiatan Bongkar Ratoon. Sasaran kegiatannya
yaitu kegiatan Intensifikasi Bongkar Ratoon pada tanaman tebu dan Koperasi Petani
Tebu Rakyat (KPTR).
Pinjaman modal kerja ditetapkan sebesar Rp10.000.000,00 per hektar dengan luas
lahan 100 Ha. Atas pemanfaatan pinjaman modal kerja ini, dikenakan jasa sebesar 7%
per tahun dengan ketentuan 4% untuk kas Daerah dan maksimal 3% untuk KPTR.
Jangka waktu pinjaman modal maksimal dua tahun. Kelompok sasaran KPRT penerima
pinjaman modal berdasarkan Keputusan Bupati Nomor 188/110/Kept/403.012/2008
tanggal 31 Maret 2008 dapat dilihat pada lampiran 7.
Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa pengembalian pinjaman modal dan
jasa telah lunas dilakukan dalam tahun 2008. Hasil konfirmasi dengan PPTK
Pelaksanaan Pinjaman Modal Kerja Kegiatan Bongkar Ratoon diketahui bahwa jasa
yang disetorkan ke Kasda sebesar 4% (Rp40.000.000,00) dari total 7%
(Rp70.000.000,00) jasa yang dikeluarkan atas total pinjaman selama satu tahun.
Sedangkan jasa yang 3% (Rp30.000.000,00) langsung digunakan untuk kegiatan
operasional koperasi peminjam. Menurut keterangan PPTK dalam pembuatan Peraturan
Bupati yang mengatur kegiatan Bongkar Ratoon sudah mendapat masukan dari Tim
Pembina Kegiatan Pembiayaan Bongkar Ratoon. Dalam peraturan tersebut hanya
mengatur persentase jasa yang harus dibayar dan tidak mengatur mengenai mekanisme
pembayaran yang akan berhubungan dengan pecatatan pendapatan daerah. Sementara
Tim dibentuk dengan Keputusan Bupati Magetan Nomor 188/109/Kept/403.012/2008
tanggal 31 Maret 2008 yang mempunyai tugas dan tanggungjawab:
a. Merumuskan Kebijakan Operasional Kegiatan Pembiayaan Bongkar Ratoon APBD
Kabupaten Magetan;
b. Memberikan arahan dan membantu perencanaan serta pelaksanaan kegiatan;
c. Melaksanakan pemantauan dan memfasilitasi kelancaran pelaksanaan kegiatan;
d. Melaksanakan pengendalian pelaksanaan kegiatan dan membantu mengatasi
permasalahan yang timbul.
Susunan Keanggotaan Tim terdiri dari Bupati, Wakil Bupati, Sekda, Asisten Ekonomi
Pembangunan, Kepala Dinas Kehutanan, Kepala Kantor Koperasi,Kepala Bagian
Perekonomian, Kepala Bappeda, Kepala Badan Pengawas, Kepala Dinas Pengairan,
Kepala Dinas Pertanian, Kepala Bagian Hukum, Kepala Bagian Keuangan, PG Rejosari,
PG Purwodadi. Meskipun Peraturan Bupati tidak mengatur tentang mekanisme
pembayaran pinjaman.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


33

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:


a. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tanggal 9 Desember 2005 pada pasal
59 ayat (1) menyatakan bahwa penerimaan SKPD yang merupakan penerimaan
daerah tidak dapat dipergunakan langsung untuk pengeluaran;
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tanggal 15 Mei 2006
tentang Pedoman Pengelolan Keuangan Daerah pada pasal 122 ayat (3) menyatakan
penerimaan SKPD dilarang digunakan langsung untuk membiayai pengeluaran,
kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan;
c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2007 tanggal 20 Juni 2007
Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran 2008 pada Lampiran Romawi II.2.a.2) disebutkan bahwa seluruh
pendapatan daerah dianggarkan dalam APBD secara bruto, mempunyai makna
bahwa jumlah pendapatan yang dianggarkan tidak boleh dikurangi dengan belanja
yang digunakan dalam rangka menghasilkan pendapatan tersebut dan/atau dikurangi
dengan bagian pemerintah pusat/daerah lain dalam rangka bagi hasil.
Masalah tersebut mengakibatkan pendapatan jasa bongkar ratoon disajikan lebih
rendah sebesar Rp60.000.000,00 (Rp140.000.000,00-Rp80.000.000,00).
Hal tersebut disebabkan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten
Magetan tidak memperhatikan ketentuan yang berlaku.
Atas permasalahan tersebut, Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan menanggapi
bahwa pendapatan jasa bongkar ratoon disajikan lebih rendah sebesar Rp60.000.000,00
yang merupakan jasa KPTR sebesar 3% (tiga persen), sedang jasa bongkar ratoon yang
disetor ke kasda sebesar Rp80.000.000,00. Jadi pendapatan jasa bongkar ratoon disajikan
bukan lebih rendah Rp140.000.000,00.
Sesuai Peraturan Bupati Magetan Nomor 47 Tahun 2007 Bab VI Jasa dan Jangka
waktu pinjaman pasal 7 ayat 2 jasa yang dibebankan kepada anggota KPTR ditetapkan
maksimal sebesar 75 (tujuh persen) per tahun, dengan ketentuan 4% (empat persen)
untuk kas daerah dan maksimal 3% (tiga persen) untuk KPTR.
Rencana tindakan kedepan kegiatan bongkar ratoon APBD Kabupaten Magetan
Tahun 2009 akan dilaksanakan perubahan mekanisme pembayaran jasa yang
berhubungan dengan pencatatan pendapatan daerah dan akan dituangkan dalam
Peraturan Bupati setelah dilaksanakan rapat koordinasi Tim Pembina Kegiatan Bongkar
Ratoon yang antara lain mengatur mekanisme pembayaran jasa, sehingga jasa yang
disetor ke kas daerah sebesar 7% (tujuh persen) selanjutnya untuk jasa KPTR sebesar 3%
(tiga persen) akan diberikan melalui operasional KPTR yang dituangkan dalam RKA
SKPD.

BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Magetan agar memperingatkan Kepala


Dinas Kehutanan dan Perkebunan untuk mengubah mekanisme pembayaran jasa
bongkar ratoon dan melaporkan serta mencatat pendapatan jasa bongkar ratoon.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


34

12. Penerimaan atas Retribusi Pelayanan Persampahan Sebesar Rp16.221.625,00


Digunakan Langsung
Dalam Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Magetan Tahun 2008 mempunyai Pendapatan Asli daerah
yang diperoleh dari Retribusi Pelayanan persampahan. Berdasarkan penjelasan yang
diperoleh dari Bendahara penerimaan Dinas Pekerjaan Umum diketahui bahwa
pendapatan tersebut cara pemungutannya dititipkan pada PDAM.
Pelaksanaan pembayaran retribusi pelayanan persampahan/kebersihan diatur
dengan surat Keputusan Bupati Nomor 23 Tahun 2000. Dalam keputusan ini diatur
bahwa bagi warga masyarakat, Badan Usaha wajib membayar retribusi pelayanan
persampahan/kebersihan bersamaan dengan membayar rekening air minum PDAM.
Selanjutnya hasil pemungutan retribusi pelayanan persampahan/kebersihan disetor ke
Kas Daerah lewat BKP Dinas Pendapatan Daerah setelah dikurangi 5% dari hasil
pemungutan untuk upah jasa. Dengan demikian keputusan Bupati ini memperkenankan
adanya penggunaan langsung atas penerimaan. Selama Tahun 2008 retribusi kebersihan
persampahan dapat dilihat pada lampiran 9.
Berdasarkan tabel pada lampiran 9 tersebut diketahui bahwa penerimaan retribusi
persampahan/kebersihan selama Tahun 2008 sebesar Rp124.783.825,00 namun yang
dilaporkan sebagai penerimaan Tahun 2008 sebesar Rp115.170.875,00. Hasil konfirmasi
dengan Kasi Pembukuan Dinas Pendapatan diketahui penerimaan bulan tagihan
Desember 2008 ditahan untuk dimasukan pada penerimaan tahun berikutnya dengan
alasan target penerimaan tahun 2008 sudah tercapai.
Kondisi tersebut di atas tidak sesuai dengan:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tanggal 9 Desember 2005 pada pasal
59 ayat (1) menyatakan bahwa penerimaan SKPD yang merupakan penerimaan
daerah tidak dapat dipergunakan langsung untuk pengeluaran;
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tanggal 15 Mei 2006
tentang Pedoman Pengelolan Keuangan Daerah pada pasal 122 ayat (3) menyatakan
penerimaan SKPD dilarang digunakan langsung untuk membiayai pengeluaran,
kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan;
c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2007 tanggal 20 Juni 2007
Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran 2008 pada Lampiran Romawi II.2.a.2) disebutkan bahwa seluruh
pendapatan daerah dianggarkan dalam APBD secara bruto, mempunyai makna
bahwa jumlah pendapatan yang dianggarkan tidak boleh dikurangi dengan belanja
yang digunakan dalam rangka menghasilkan pendapatan tersebut dan/atau dikurangi
dengan bagian pemerintah pusat/ daerah lain dalam rangka bagi hasil.
Masalah tersebut mengakibatkan penerimaan retribusi pelayanan persampahan/
kebersihan disajikan lebih rendah sebesar Rp16.221.625,00 (Rp131.392.500,00-
Rp115.170.875,00)
Hal ini disebabkan Surat Keputusan Bupati yang memperkenankan adanya
penggunaan langsung atas penerimaan pelayanan persampahan.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


35

BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Magetan agar merevisi SK Bupati


Nomor 23 Tahun 2000 tanggal 31 Juni 2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembayaran
Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan pada pasal 5.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


36

13. Pertanggungjawaban Bantuan Keuangan Partai Politik Sebesar


Rp69.034.740,00 Tidak Didukung Dengan Bukti Pendukung Yang Lengkap
Sekretariat Daerah pada Tahun Anggaran 2008 menganggarkan Belanja Bantuan
Partai Politik sebesar Rp855.000.000,00 dengan kode rekening
1.20.03.14.5.1.00.00.5.02.01 dan realisasi sebesar Rp760.000.000,00 atau 88,88%.
Bantuan ini dimaksudkan sebagai Bantuan Keuangan kepada Partai Politik yang
memperoleh kursi di DPRD sebanyak 10 partai.
Pemeriksaan atas dokumen pencairan bantuan keuangan partai politik dan
konfirmasi dengan Badan Kesbanglimas diketahui, Bantuan hanya diterima oleh
sembilan partai politik sedangkan satu parpol tidak mencairkan karena alasan intern
partai. Selanjutnya berdasarkan pemeriksaan atas pertanggungjawaban penggunaan
bantuan keuangan ini, terdapat penggunaan bantuan keuangan sebesar Rp69.034.740,00
yang tidak didukung oleh bukti pendukung yang lengkap. Rincian dapat dilihat pada
lampiran 10.
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:
a. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2006 tanggal 19 Juli 2006 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2005 dalam:
1) Pasal 18 ayat (1) disebutkan bahwa Laporan Penggunaan Bantuan Keuangan
Partai Politik di kabupaten/kota disampaikan oleh Pimpinan Partai Politik
kabupaten/kota kepada Bupati/Walikota melalui Kepala Badan/Kantor Kesatuan
Bangsa dan Politik atau sebutan lainnya paling lambat 4 (empat) bulan setelah
berakhirnya tahun anggaran;
2) Pasal 18 ayat (2) disebutkan bahwa Laporan penggunaan bantuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) setelah diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan;
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tanggal 15 Mei 2006 dalam:
1) Pasal 4 ayat (1) disebutkan bahwa keuangan daerah dikelola secara tertib, taat
pada peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan
bertanggungjawab dengan memperhatikan azas kedilan, kepatutan, dan manfaat
untuk masyarakat;
2) Pasal 4 ayat (1) disebutkan bahwa secara tertib sebagaimana disebutkan pada
ayat (1) adalah bahwa keuangan daerah dikelola secara tepat waktu dan tepat
guna yang didukung dengan ukti-bukti administrasi yang dapat
dipertanggungjawabkan;
3) Pasal 132 ayat (1) disebutkan bahwa setiap pengeluaran belanja atas beban
APBD harus didukung dengan bukti yang lengkap dan sah;
4) Pasal 133 ayat (2) disebutkan bahwa penerima subsidi, hibah, bantuan sosial,
dan bantuan keuangan bertanggungjawab atas penggunaan uang/barang dan/atau
jasa yang diterimanya dan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban
laporan pertanggungjawaban penggunaannya kepada Kepala Daerah;
c. Peraturan Bupati Nomor 34 Tahun 2008 tanggal 12 Mei 2008 tentang Tata Cara
Pemberian dan Pertanggungjawaban HIbah dan Bantuan Daerah pada pasal 22 ayat
(1) menyebutkan bahwa pemberian bantuan kepada partai politik,
pertanggungjawabannya berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
32 Tahun 2005 tentang Pedoman Pengajuan, Penyerahan dan Laporan Penggunaan
Bantuan Keuangan kepada Partai Politik sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2006.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


37

Kondisi tersebut mengakibatkan pengeluaran tentang bantuan keuangan Parpol


sebesar Rp69.034.740,00 tidak dapat diyakini kebenarannya.
Permasalahan tersebut disebabkan Kepala Kantor Kesatuan, Ketertiban dan
Ketentraman Masyarakat lalai dalam meneliti SPJ yang dilaporkan.
Atas permasalahan tersebut, Kepala Bakesbangpol Linmas menanggapi bahwa
akan memperhatikan dan mencukupi sesuai hasil temuan kekurangan
administrasi/SPJ setelah koordinasi dengan partai penerima bantuan.

BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Magetan agar memerintahkan


Kepala Bakesbangpol Linmas selalu cermat dan meneliti setiap SPJ yang dilaporkan
sesuai ketentuan yang berlaku.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


38

14. Sisa Uang Persediaan pada Bendahara Pengeluaran di Beberapa Satuan Kerja
Perangkat Daerah Terlambat Disetor Sebesar Rp197.608.569,00

Dalam rangka pengelolaan keuangan daerah dan pelaksanaan kegiatan secara


tertib, efektif dan efisien maka Kepala Daerah telah menunjuk Pejabat Pengelola
Keuangan Daerah yang diantaranya adalah Bendahara Pengeluaran. Bendahara
pengeluaran bertugas melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan
program dan kegiatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD), serta mengkoordinasikan dan melaksanakan seluruh
pekerjaan administrasi dan tata usaha keuangan SKPD.
Berdasarkan pemeriksaan atas bukti setor SKPD ke Kas Daerah diketahui bahwa
setelah tanggal 31 Desember 2008 masih terdapat setoran sebesar Rp197.608.569,00
dengan rincian sebagai berikut.

Tabel 14.1 Setoran Sisa Uang Persediaan yang Disetor


setelah tanggal 31 Desember 2008
(Dalam Rupiah)

No SKPD Tgl Penyetoran Jumlah

1 Bappeda 11 Februari & 7 April 2009 160.560.576,00


2 Kantor Kesejahteraan Sosial 05 Februari 2009 1.000,00
3 Sekretariat Daerah (Khusus) (250)
4 Badan Pengawasan Daerah 13,16,20 Januari 2009 28.380.200,00
5 Kec. Lembeyan 13 Januari 2009 4.781.600,00
6 Kec. Barat 05 Januari 2009 1.222.085,00
7 Kec. Kartoharjo 06 Januari 2009 2.147.958,00
8 Kec. Sidorejo 20 Januari 2009 400,00
9 Dinas Pertanian 07 Januari 2009 515.000,00

Total 197.608.569,00

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tanggal 15 Mei 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,
pasal 220:
a. Ayat (1) Bendahara pengeluaran secara administratif wajib mempertanggung-
jawabkan penggunaan uang persediaan/ganti uang persediaan/tambah uang
persediaan kepada kepala SKPD melalui PPK-SKPD paling lambat tanggal 10 bulan
berikutnya;
b. Ayat (8) Untuk tertib laporan pertanggungjawaban pada akhir tahun anggaran,
pertanggungjawaban pengeluaran dana bulan Desember disampaikan paling lambat
tanggal 31 Desember;
c. Ayat (10) Bendahara pengeluaran pada SKPD wajib mempertanggungjawabkan
secara fungsional atas pengelolaan uang yang menjadi tanggung jawabnya dengan
menyampaikan laporan pertanggungjawaban pengeluaran kepada PPKD selaku
BUD paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
Permasalahan tersebut mengakibatkan keamanan kas daerah tidak terjamin dan
membuka peluang penyalahgunaan.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


39

Hal tersebut disebabkan:


a. Bendahara Pengeluaran lalai tidak segera menyetorkan sisa kas yang dimiliki pada
akhir tahun anggaran ke Kas Daerah sesuai ketentuan yang berlaku;
b. Atasan langsung Bendahara Pengeluaran lalai tidak melakukan pengawasan terhadap
pengelolaan kas secara optimal.
Atas permasalahan tersebut, Kepala Bappeda menanggapi bahwa keterlambatan
penyetoran ke kas daerah sebagai akibat belum adanya kecocokan perangkaan (SP2D)
antara Bappeda dan Bagian Keuangan, sehingga berakibat mengalami keterlambatan
penyetoran. Adapun posisi keuangan cash ada di kas Bappeda Kabupaten Magetan.
Inspektur Kabupaten Magetan menanggapi bahwa atas keterlambatan penyetoran sisa
uang persediaan telah disetorkan ke kas daerah sebesar Rp28.380.200 pada tanggal 16
Januari 2009, 13 Januari 2009 dan tanggal 20 Januari 2009.
Kepala Dinas Pertanian menanggapi bahwa Bendahara Pengeluaran Dinas Pertanian
belum menyetorkan sisa dana pada akhir Tahun Anggaran ke kas daerah sesuai
ketentuan yang berlaku, namun sisa dana sebesar Rp515.000,00 tersebut telah disetorkan
pada tanggal 7 Januari 2009.
Camat Barat menanggapi bahwa pada tanggal 31 Desember 2008 jam 12.00 WIB
Bendahara Pengeluaran akan melakukan penyetoran sisa uang persediaan ke Bank Jatim
Barat, namun Bank sudah tutup. Sehingga baru dapat disetorkan pada tanggal 5 Januari
2009.
Camat Lembeyan menanggapi bahwa sisa uang yang belum distor adalah sebesar
Rp1.154.355,00. Sisa tersebut terlambat disetor karena kesalahan entry data pada Simda
karena yang muncul dalam Buku Kas Sisa dana nihil, setelah ada pemeriksaan dari BPK
baru diketahui bahwa sisa kas yang masih harus disetor Bendahara Kecamatan
Lembeyan Rp1.154.355,00 dan bendahara sanggup mengembalikan paling lambat 8
April 2009 sesuai dengan surat pernyataan bendahara kepada BPK pada tanggal 5 April
2009.

BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Magetan agar:


a. Memerintahkan Bendahara Pengeluaran untuk selalu menyetor sisa uang persediaan
sesuai ketentuan yang berlaku;
b. Memerintahkan atasan langsung Bendahara Pengeluaran dhi Kepala SKPD untuk
meningkatkan pengawasan langsung terhadap pengelolaan kas pada dinas masing-
masing.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


40

15. Hasil Pemeriksaan BPK RI Belum Ditindaklanjuti Sesuai Dengan Ketentuan

Hasil pemeriksaan BPK RI atas Laporan Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2005
Nomor 14/R/XIV.12/5/2006 tanggal 31 Mei 2006, Laporan Keuangan Daerah Tahun
Anggaran 2006 Nomor 80/R/XIV/04/2007 tanggal 16 April 2007, Bantuan Keuangan
Partai Politik Tahun Anggaran 2006 Nomor 81/R/XIV.12/04/2007 tanggal 24 April
2007, Laporan Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2007 Nomor
94/R/XVIII.SBY/05/2008 tanggal 2 Mei 2008, Laporan Hasil Pemantauan atas
Penyelesaian Kerugian Daerah Nomor 95/ R/XVIII.SBY/05/2008 tanggal 2 Mei 2008,
Belanja Daerah Tahun Anggaran 2007 Nomor 33/R/XVIII.SBY/01/2008 tanggal 28
Januari 2008, Belanja Daerah Tahun Anggaran 2008 Nomor
21/R/XVIII.JATIM/01/2009 tangal 22 Januari 2009.
Pemeriksaan lebih lanjut atas hasil pembahasan tindak lanjut pemeriksaan Badan
Pemeriksa Keuangan sampai dengan akhir pemeriksaan tanggal 6 April 2008 adalah
sebagai berikut.

Tabel 15.1 Rekapitulasi Temuan BPK RI pada Pemkab Magetan

Uraian Temuan Saran/ Status tindak lanjut


Pemeriksaan Pemeriksaan Rekomendasi TS TB BT
LKD TA 2005 12 23 16 3 4
LKD TA 2006 31 52 44 7 1
Bantuan Parpol TA 2006 4 5 4 - 1
LKD TA 2007 40 41 27 13 1
Belanja TA 2007 15 34 27 5 2
Belanja TA 2008 13 33 5 16 12
Keterangan :
TS: Telah ditindaklanjuti sesuai saran
TB: Telah ditindaklanjuti tapi belum seluruhnya selesai
BT: Belum ditindaklanjuti

Temuan BPK yang belum ditindak lanjuti:


a. Laporan Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2005 yaitu :
1) Pembiayaan dan Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Gedung Olah Raga dan
Gedung DPRD tidak sesuai ketentuan. Atas permasalahan tersebut
direkomendasikan kepada Bupati Magetan agar:
a) Mematuhi ketentuan mengenai pengadaan barang dan jasa pemerintah,
khususnya dalam hal pemilihan rekanan;
b) Tidak lagi melakukan tindakan yang menyebabkan beban APBD jika belum
tersedia anggarannya;
c) Menarik dan menyetorkan ke Kas Daerah denda sebesar Rp691.483.500,00
dari CV Budi Bersaudara dan sebesar Rp398.034.000,00 dari CV Budi
Karya Mandiri sebagai akibat dari keterlambatan penyelesaian dan
penyerahan pekerjaan pembangunan GOR dan gedung DPRD;
d) Mempertanggungjawabkan kerugian daerah sebesar Rp720.683.765,59 yang
timbul akibat penerbitan standar harga baru dalam pembangunan gedung
DPRD tahap III.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


41

b. Laporan Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2006 yaitu:


Temuan Pemeriksaan BPK RI atas Laporan Keuangan Daerah Tahun Anggaran
2005 belum semua ditindaklanjuti. Direkomendasikan kepada Bupati agar menegur
dan melakukan tindakan administrasi atau tindakan hukum kepada pejabat terkait
yang lalai sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Bantuan Keuangan Parpol Tahun Anggaran 2006 yaitu:
Pengeluaran sebesar Rp61.537.865,00 tidak didukung dengan bukti yang lengkap.
Direkomendasikan kepada Bupati magetan agar menegur dan memerintahkan
kepada Ketua DPC melakukan pengendalian dan pengawasan atas semua kegiatan
yang mereka laksanakan.
d. Laporan Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2007 yaitu:
Kebijakan penganggaran tunjangan perumahan pimpinan dan anggota DPRD tidak
memperhatikan harga pasaran setempat. Bupati Magetan agar dalam kebijakan
besaran pemberian tunjangan perumahan pimpinan dan anggota DPRD dengan
memperhatikan asas kepatutan, kewajaran dan rasionalitas serta harga setempat yang
berlaku untuk Kabupaten Magetan.
Pada pemeriksaan atas Laporan Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2007,
terdapat temuan mengenai aset tanah milik Pemerintah Kabupaten Magetan eks
tanah bengkok Kelurahan seluas 1.520.619 m² senilai Rp112.084.944.250,00 belum
bersertifikat, dengan kondisi sebagai berikut.
Sesuai data yang diperoleh dari Bagian Umum dan Perlengkapan, aset tanah
yang dikelola Pemerintah Kabupaten Magetan adalah seluas 3.590.372.069 m². Dari
hasil pemeriksaan dokumen diketahui bahwa sebagian aset tanah tersebut seluas
1.520.619 m² senilai Rp112.084.944.250,00 belum bersertifikat atas nama
Pemerintah Kabupaten Magetan, bahkan masih banyak aset tanah tersebut belum
bersertifikat.
Hasil konfirmasi yang dilakukan dengan satuan kerja terkait diperoleh informasi
bahwa telah dilakukan proses persertifikatan tanah, tetapi karena terbatasnya
anggaran yang dimiliki dan keterbatasan bukti perolehan tanah (pelepasan hak) yang
akan diajukan proses persertifikatannya ke Badan Pertanahan Nasional (BPN) maka
proses pensertifikatan dilakukan secara bertahap. Data bukti kepemilikan dapat
dirinci sebagai berikut:

Tabel 15.2 Daftar kepemilikan aset tanah eks bengkok Kelurahan Pemkab Magetan

No Uraian Luas (m ²)
1. Sudah bersertifikat 103.546,00
2. Bukti Lainnya (Letter C) 480.002,00
3. Tanah Desa 5.005.352,60
4. Tanpa bukti kepemilikan 1.188.228,00

Atas permasalahan tersebut BPK RI, merekomendasikan kepada Bupati Magetan


memerintahkan Kepala Bagian Pemerintahan Sekretariat Daerah agar lebih intensif
dalam pensertifikatan tanah milik Pemerintah Daerah. Permasalahan tersebut
ditindaklanjuti dengan dengan surat teguran Bupati Magetan Nomor
X.700/1447/403.202/2008 tanggal 25 Mei 2008.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


42

e. Belanja Tahun Anggaran 2007 yaitu:


1) Pelaksanaan rehabilitasi ruang kelas SD dan SMA pada Dinas Pendidikan tidak
sesuai dengan kontrak sebesar Rp49.953.331,90. Bupati Magetan agar
memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan untuk memerintahkan kepada CV
Permata untuk membuat Berita Acara Tambah Kurang Pekerjaan.
2) Belanja Bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan untuk SD/MI
tidak sesuai ketentuan. Bupati Magetan agar memerintahkan Kepala Dinas
Pendidikan untuk menegur Kepala Sub Dinas SD/MI supaya lebih meningkatkan
monitoring dan pengawasan terhadap penggunaan DAK Bidang Pendidikan.
f. Belanja Tahun Anggaran 2008 yaitu :
1) Pembayaran jasa konsultan perencana dan pengawas pada Dinas Pendidikan
sebesar Rp3.900.000,00 tidak sesuai ketentuan. BPK RI merekomendasikan
kepada Bupati Magetan agar memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan untuk
memperingatkan kepada panitia pengadaan barang dan jasa untuk lebih cermat
dalam membuat Harga Perkiraan Sendiri (HPS);
2) Volume pelaksanaan pekerjaan Rehabilitasi Tiga SMA pada Dinas Pendidikan
kurang sebesar Rp10.103.035,00. BPK RI merekomendasikan kepada Bupati
Magetan agar memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan untuk :
a) Mengenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku kepada Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan yang tidak efektif dalam melaksanakan tugas;
b) Memperingatkan kontraktor pelaksana dan konsultan pengawas yang tidak
melaksanakan pekerjaan dengan baik.
3) Pelaksanaan beberapa pekerjaan pada Dinas Kesehatan tidak sesuai dengan
kontrak sebesar Rp25.710.023,10. BPK RI merekomendasikan kepada Bupati
Magetan agar memerintahkan Kepala Dinas Kesehatan untuk:
a) Mengenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku kepada Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan yang kurang cermat dalam melaksanakan tugas;
b) Memperingatkan kontraktor pelaksana dan konsultan pengawas yang tidak
melaksanakan pekerjaan dengan baik.
4) Kekurangan volume pekerjaan pada 13 kegiatan fisik Sub Dinas Bina Marga
merugikan daerah sebesar Rp150.022.724,86. BPK RI merekomendasikan
kepada Bupati Magetan agar memperingatkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum
untuk memerintahkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum untuk mengenakan sanksi
sesuai ketentuan yang berlaku kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang
kurang cermat dalam melaksanakan tugas.
5) Terdapat lima kegiatan fisik pada Sub Dinas Bina Marga mengalami
keterlambatan. BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Magetan agar
memerintahkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum untuk:
a) Mengenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku kepada panitia lelang
yang kurang cermat dalam melaksanakan tugas;
b) Memperingatkan kontraktor pelaksana yang tidak melaksanakan pekerjaan
dengan baik.
6) Kekurangan volume pekerjaan pada lima kegiatan fisik Sub Dinas Cipta Karya
sebesar Rp17.665.886,44. BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Magetan
agar memerintahkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum untuk:
a) Mengenakan sanksi sesuai ketentuan kepada Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan yang kurang cermat dalam melaksanakan tugas;

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


43

b) Memperingatkan kontraktor pelaksana dan konsultan pengawas yang tidak


melaksanakan pekerjaan dengan baik;
7) Pekerjaan pembangunan Pasar Parang pada Dinas Pekerjaan Umum terlambat.
BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Magetan agar memerintahkan
Kepala Dinas Pekerjaan Umum untuk:
a) Mengenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku kepada panitia lelang
yang kurang cermat dalam melaksanakan tugas;
b) Memperingatkan kontraktor pelaksana yang tidak melaksanakan pekerjaan
dengan baik.
Kondisi tersebut di atas tidak sesuai dengan:
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tanggal 5 April 2003 tentang Keuangan
Negara pada pasal 35 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap pejabat negara dan
pegawai negeri bukan bendahara yang melanggar hukum atau melalaikan
kewajibannya baik langsung atau tidak langsung yang merugikan keuangan negara
diwajibkan mengganti kerugian dimaksud;
b. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tanggal 19 Juli 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan tanggungjawab Keuangan Negara, pada:
1) Pasal 20 ayat (1) menyebutkan bahwa pejabat wajib menindaklanjuti
rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan;
2) Pasal 20 ayat (2) menyebutkan bahwa pejabat wajib memberikan jawaban atau
penjelasan kepada BPK RI tentang tindak lanjut atas rekomendasi dalam laporan
hasil pemeriksaan;
3) Pasal 20 ayat (3) menyebutkan bahwa jawaban atau penjelasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada BPK RI selambat-lambatnya 60
hari setelah laporan hasil pemeriksaan diterima;
4) Pasal 23 ayat (1) menyebutkan bahwa menteri/pimpinan
lembaga/Gubernur/Bupati/Walikota/Direksi perusahaan Negara dan badan-
badan lain yang mengelola keuangan Negara melaporkan penyelesaian kerugian
Negara/daerah kepada BPK RI selambat-lambatnya 60 hari setelah diketahui
terjadinya kerugian Negara/daerah dimaksud;
5) Pasal 26 ayat (2) menyebutkan bahwa setiap orang yang tidak memenuhi
kewajiban untuk menindaklanjuti rekomendasi yang disampaikan dalam laporan
hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 20 dipidana dengan
pidana penjara paling lama satu tahun enam bulan dan/atau denda paling banyak
Rp500.000.000,00.

Masalah tersebut mengakibatkan


a. Perbaikan manajemen belum dapat dilaksanakan;
b. Kerugian daerah belum dapat diselesaikan.
Hal tersebut disebabkan kurangnya perhatian SKPD dan Inspektorat pemerintah
daerah terhadap tindak lanjut temuan pemeriksaan BPK.

Atas permasalahan tersebut, Inspektur Kabupaten Magetan menanggapi:


a. LKD tahun 2005 tentang pembiayaan dan pelaksanaan proyek GOR dan gedung
DPRD tidak sesuai dengan ketentuan, akan dilakukan proses penagihan uang denda
kepada CV Budi Bersaudara sebesar Rp691.488.000,00 dan CV Budi Karya Mandiri
sebesar Rp348.034.000,00;

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


44

b. LKD tahun 2006 tentang LKD 2005 belum semua ditindaklanjuti dan yang belum
menyelesaikan akan dikenakan tindakan administrasi;
c. Bantuan keuangan Parpol Tahun anggaran 2006 akan segera memerintahkan
Bantibkesbang untuk melakukan koordinasi dengan DPC-DPC Parpol;
d. LKD Tahun 2007 tentang kebijakan penganggaran tunjangan peerumahan pimpinan
dan anggota DPRD tidak memperhatikan harga pasaran setempat sudah disesuaikan
dengan azas kepatutan dan kewajaran di Kabupaten Magetan dan Perbup Nomor 50
Tahun 2008 tentang Perubahan keempat atas Peraturan Bupati Magetan Nomor 6
Tahun 2005 dan sedang diproses Rancangan Bupati tentang perubahannya yang
kelima;
e. Pemantauan atas penyelesaian kerugian akan TPTGR;
f. Belanja Tahun Anggaran 2007 tentang pelaksanaan rehabilitasi ruang kelas SD dan
SMA pada Dindik dan DAK bidang Pendidikan untuk SD/MI akan ditindaklanjuti
dan memerintahkan kepada Kepala Dinas Pendidikan untuk menyelesaikan hal
tersebut.
g. Belanja Tahun Anggaran 2008 tentang pembayaran jasa konsultan perencana dan
pengawas pada Dindik tidak sesuai ketentuan dan seterusnya akan diperintahkan
kepada Dindik dan Kepala Dinkes serta Dinas Pekerjaan Umum untuk melaksanakan
hal tersebut dalam rekomendasi BPK.

BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Magetan agar memperingatkan


SKPD-SKPD dan Inspektorat Daerah untuk menindaklanjuti temuan-temuan BPK RI
yang belum selesai dan maupun dalam proses.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


Lampiran 1
Aset Yang Rusak Dan Hilang
(Dalam Rupiah)
No. SKPD Jenis Aset Tahun Pembelian Jumlah (buah) Rusak Berat Hilang
1 Bagian Umum Mitsubishi/L300 GP/AE 9630 RA 1988 1 23.000.000,00
Mitsubishi/L300 GB/AE 9637 R 1995 1 36.000.000,00
Suzuki/ST.130i/AE 9630 R 1995 1 38.000.000,00
2 Bappeda Suzuki/TRS/AE 9894 S 1983 1 2.500.000,00
3 Dinas Keluarga Berencana dan Kelaurga Sejahtera (KBKS) Nissan/Patrol/AE 9973 AX 1980 1
4 Dinas Kependudukan Honda/Win MCB/AE 9893 MC 1984 1 2.500.000,00
Binter/KH100ELX/AE 9899MC 1983 1 2.500.000,00
Suzuki/A100-VIII/AE 9883 MB 1983 1 2.800.000,00
5 Dinas Kesehatan Roda 2 / AE 9856 MC 1981 1 2.400.000,00
Mitsubishi/Colt L300/AE 9998 ND 1982 1 12.000.000,00
Mitsubishi/Colt T.120/AE 9998 MA 1981 1 13.000.000,00
Suzuki/A100/AE9865MB 1986 1 3.200.000,00
Suzuki/A100/AE9857MA 1977 1 2.100.000,00
Suzuki/A100/AE9902MA 1978 1 2.200.000,00
Suzuki/FR80/AE9856MC 1983 1 2.800.000,00
Binter/KH100/AE9890MA 1983 1 2.800.000,00
Suzuki/A100/AE9844MC 1984 1 2.900.000,00
6 Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda & Olah Raga Roda 4/Mitsubishi Colt L/AE 9638 R 1995 1 36.000.000,00
7 Dinas Pendidikan Suzuki/A100/AE 9894 MB 1981 1 2.500.000,00
Suzuki/A100/AE9890 MB 1981 1 2.500.000,00
Suzuki/A100/AE 9889 MB 1981 1 2.500.000,00
Suzuki/A100/AE 9892 MB 1981 1 2.500.000,00
Suzuki/A100/AE 9888 MB 1981 1 2.500.000,00
Suzuki/A100/AE 9897 MA 1981 1 2.500.000,00
Suzuki/A100/AE 9782 M 1981 1 2.500.000,00
Suzuki/A100/AE 9932 MC 1981 1 2.500.000,00
Suzuki/A100/AE9921 MC 1981 1 2.500.000,00
Suzuki/A100/AE 9906 MB 1981 1 2.500.000,00
8 Dinas Pengairan Toyota/Kijang/AE 9980 AD 1980 1 10.000.000,00
9 Dinas Perhubungan dan Pariwisata Suzuki/TRS/AE 9893 S 1983 1 2.500.000,00
Roda 4 / AE 318 NF 2001 1 80.600.000,00
10 Dinas Pertanian Mitsubishi/L300 GB/AE 9634 RA 1991 1 29.000.000,00
Honda/Tril 1977
Honda/XL/AE 332AX 1977 1 1.800.000,00
Honda/XL /AE 334AX 1977 1 1.200.000,00
Suzuki/FR 80/AE 362AX 1977 1 2.100.000,00
Suzuki/FR 80/AE 364AX 1977 1 2.100.000,00
Honda/XL/AE 333AX 1977 1 1.800.000,00
Honda/XL/AE 338AX 1978 1 1.800.000,00
Honda/XL/AE 337 AX 1978 1 1.800.000,00
Honda/XL/AE 336 AX 1978 1 1.800.000,00

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


No. SKPD Jenis Aset Tahun Pembelian Jumlah (buah) Rusak Berat Hilang
Honda/XL/AE 341 AX 1978 1 1.800.000,00
Suzuki/A100/AE 328 AX 1982 1 2.600.000,00
Honda/XL/AE 335 AX 1978 1 1.800.000,00
Yamaha/V100/AE 2273 NP 1996 1 4.400.000,00
Suzuki/A100/AE 9780S 1977 1 2.100.000,00
Suzuki/A100/AE 221 AX 1977 1 2.100.000,00
Suzuki/A100/AE 9890 MC 1989 1 3.800.000,00
Suzuki/A100/AE 9911 MC 1983 1 2.800.000,00
11 Dinas PU Roda 4 / AE 9984 M 1982 1 12.000.000,00
Roda 4 / AE 9986 M 1990 1 26.000.000,00
Roda 2 / AE 9831 MA 1990 1 26.000.000,00
Monitor 2002 1 1.500.000,00
Tangga Lipat 2001 1 500.000,00
Tangga Lipat 2004 1 750.000,00
Pompa air 1983 1 1.000.000,00
Pompa air 1993 1 5.000.000,00
Mesin potong rumput Gendong 1997 1 750.000,00
Mesin potong rumput Gendong 1998 1 1.500.000,00
Mesin potong rumput Gendong 2003 1 2.250.000,00
Mesin potong rumput Gendong 2003 1 2.250.000,00
Mesin potong rumput Gendong 2004 1 2.250.000,00
Mesin potong rumput Gendong 2003 1 2.250.000,00
Mesin potong rumput dorong 1999 1 4.000.000,00
Mesin potong rumput dorong 2002 1 3.000.000,00
Mesin potong rumput dorong 2003 1 2.750.000,00
Mesin potong rumput dorong 2007 1 1.925.000,00
Toyota/Hiace RH 11/AE 9997 MB 1981 1 12.000.000,00
Toyota/Kijang/AE 9984 M 1982 1 14.000.000,00
Honda/LL100/AE 9864 MC 1990 1 2.400.000,00
Komatsu D31S 1993 1 200.000.000,00
Barata MV 6 1967 1 22.500.000,00
Barata MV 6 1974 1 23.000.000,00
Barata MV 6 1975 1 24.000.000,00
Barata MV 6 1976 1 34.500.000,00
Barata MV 6 1979 1 35.000.000,00
Barata MVB.1 1986 1
12 Dinas Tenaga Kerja Suzuki/A 100/AE 9701 SA 1982 1 2.600.000,00
13 DPPKAD Roda 2 / AE 9759 M 1995 1 5.200.000,00
14 Kantor Permasyarakatan Honda/GG110/AE 9705P 1983 1 2.700.000,00
Honda/GG110/AE 9934 MC 1983 1 2.700.000,00
Suzuki/RC100/AE 9784 M 1994 1 3.700.000,00
15 Kec. Barat Suzuki/TRS/AE9823MA 1991 1 3.300.000,00
16 Kec. Bendo Suzuki/TRS/AE9860M 1991 1 3.300.000,00
17 Kec. Karangrejo Suzuki/TRS/AE9890M 1991 1 3.300.000,00
18 Kec. Kawedanan Suzuki/TRS/AE9831 SA 1991 1 3.300.000,00

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


No. SKPD Jenis Aset Tahun Pembelian Jumlah (buah) Rusak Berat Hilang
19 Kec. Lembeyan Suzuki/TRS/AE9862M 1991 1 3.300.000,00
20 Kec. Magetan Suzuki/TRS/AE9903 MC 1991 1 3.300.000,00
21 Kec. Maospati Roda 2 / AE 9826 MC 2004 1 8.000.000,00
Suzuki/TRS/AE9889MA 1991 1 3.300.000,00
22 Kec. Panekan Suzuki/TRS/AE9890 M 1991 1 3.300.000,00
23 Kec. Parang Suzuki/TRS/AE9828 SA 1991 1 3.300.000,00
24 Kec. Plaosan Suzuki/TRS/AE9830 SA 1991 1 3.300.000,00
25 Kec. Poncol Filling Cabinet 1987 1 160.000,00
Filling Cabinet 1990 2 300.000,00
Filling Cabinet 1991 1 190.000,00
Almari 1955 4 22.000,00
Brankas 1977 1 15.000,00
Brankas 1982 1 20.000,00
Meja tulis 1955 10 100.000,00
Meja besar 1955 1 25.000,00
Meja panjang 1981 3 60.000,00
Kursi 1977 25 30.000,00
Megaphone 1996 1 150.000,00
Pesawat telepon 1995 1 250.000,00
Amplifier 1987 1 100.000,00
Loudspeaker 1987 1 50.000,00
Loudspeaker 1990 1 60.000,00
Mix 1999 1 20.000,00
Tiang mix pendek 1982 1 25.000,00
Tiang mix panjang 1987 1 50.000,00
Tape recorder 1999 1 200.000,00
Podium 1982 1 15.000,00
Panggung 1984 1 1.000.000,00
Komputer 2004 1 7.955.441,61
Dispenser 2004 1 60.000,00
Printer 2003 1 0,00
Pesawat telepon 2003 1 0,00
Suzuki/TRS/AE9832 SA 1991 1 3.300.000,00
26 Kec. Sukomoro Suzuki/TRS/AE9826SA 1991 1 3.300.000,00
27 Kec. Takeran Suzuki/TRS/AEW9824SA 1991 1 3.300.000,00
Jumlah 822.732.441,61 88.600.000,00
Jumlah seluruhnya 911.332.441,61
Ket: 1. Harga kendaraan berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2007 tentang Perhitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan
Bermotor dan Biaya Balik Kendaraan Bermotor di Jawa Timur Tahun 2007 St. Wagon, Minibus Dan Sejenisnya
2. Harga kendaraan berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2007 tentang Perhitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan
Bermotor dan Biaya Balik Kendaraan Bermotor di Jawa Timur Tahun 2007 Sepeda Motor, Roda 3 dan Sejenisnya

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


Lampiran 2

Perhitungan Pembagian Laba PDAM Kepada Pemda Magetan

(Dalam Rupiah)

Tahun Uang Muka Laba Pemda Bagian Laba 55% Saldo uang muka

1983 7.500.000 6.473.278,51 1.026.721,49

1984 27.500.000 1.881.775,23 26.644.946,26

1985 16.500.000 5.646.335,91 37.498.610,35

1986 9.500.000 32.379.004,32 14.619.606,03

1987 30.000.000 13.876.448,86 30.743.157,17

1988 15.000.000 33.898.375,56 11.844.781,61

1989 85.000.000 81.114.416,54 15.730.365,07

1990 175.000.000 110.707.792,07 80.022.573,00

1991 100.000.000 - 180.022.573,00

1992 150.000.000 - 330.022.573,00

1993 230.000.000 - 560.022.573,00

1994 129.178.400 76.414.101,62 612.786.871,38

1995 73.873.000 - 686.659.871,38

1996 375.000.000 358.647.079,41 703.012.791,97

1997 350.000.000 - 1.053.012.791,97

1998 160.000.000 185.305.221,20 1.027.707.570,77

1999 250.000.000 204.323.847,24 1.073.383.723,53

2000 232.000.000 269.146.588,06 1.036.237.135,47

2001 - 194.473.439,33 841.763.696,14

2002 - 134.373.001,98 707.390.694,16

2003 - 245.390.913,55 461.999.780,61

2004 - - 461.999.780,61

2005 - - 461.999.780,61

2006 3.000.000.000 - 3.461.999.780,61

2007 1.460.574.798,13 2.001.424.982,48

2008 2.289.911.649,30 (288.486.666,82)

Total 5.416.051.400 5.704.538.066,82 (288.486.666,82)

Catatan : Data berdasarkan LK PDAM tahun buku 2008 unaudited

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


Lampiran 3

Pembagian Persentase Kapitasi

(Dalam Rupiah)
Puskesmas Operasional Setor Obat
Jasa Jasa
No Bulan Jiwa Obat Dinkes ke Kasda Rawat Inap Jumlah
Sarana Pelayanan
Rp150,00 Rp180,00 Rp500,00 Rp20,00 Rp50,00 Rp100

1 Januari 47.014 7.052.100 8.462.520 23.507.000 940.280 2.350.700 4.701.400 47.014.000

2 Februari 47.286 7.092.900 8.511.480 23.643.000 945.720 2.364.300 4.728.600 47.286.000

3 Maret 47.329 7.099.350 8.519.220 23.664.500 946.580 2.366.450 4.732.900 47.329.000

4 April 47.395 7.109.250 8.531.100 23.697.500 947.900 2.369.750 4.739.500 47.395.000

5 Mei 47.447 7.117.050 8.540.460 23.723.500 948.940 2.372.350 4.744.700 47.447.000

6 Juni 47.436 7.115.400 8.538.480 23.718.000 948.720 2.371.800 4.743.600 47.436.000

7 Juli 47.404 7.110.600 8.532.720 23.702.000 948.080 2.370.200 4.740.400 47.404.000

8 Agustus 47.388 7.108.200 8.529.840 23.694.000 947.760 2.369.400 4.738.800 47.388.000

9 September 47.483 7.122.450 8.546.940 23.741.500 949.660 2.374.150 4.748.300 47.483.000

10 Oktober 47.491 7.123.650 8.548.380 23.745.500 949.820 2.374.550 4.749.100 47.491.000

11 Nopember 47.492 7.123.800 8.548.560 23.746.000 949.840 2.374.600 4.749.200 47.492.000

12 Desember 47.551 7.132.650 8.559.180 23.775.500 951.020 2.377.550 4.755.100 47.551.000

Jumlah 568.716 85.307.400 102.368.880 284.358.000,00 11.374.320,00 28.435.800,00 56.871.600 568.716.000

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


Lampiran 4

Perhitungan Kapitasi Jasa Sarana dan Askes Rawat Inap

(Dalam Rupiah)
Kapitasi Jasa Sarana Askes rawat Lapor
No Bulan
Jiwa Rp200,00 Nilai inap Pemda
1 Januari 47.014 200 9.402.800 453.200 9.856.000
2 Februari 47.286 200 9.457.200 313.200 9.770.400
3 Maret 47.329 200 9.465.800 298.350 9.764.150
4 April 47.395 200 9.479.000 641.250 10.120.250
5 Mei 47.447 200 9.489.400 586.800 10.076.200
6 Juni 47.436 200 9.487.200 648.450 10.135.650
7 Juli 47.404 200 9.480.800 206.550 9.687.350
8 Agustus 47.388 200 9.477.600 115.200 9.592.800
9 September 47.483 200 9.496.600 481.950 9.978.550
10 Oktober 47.491 200 9.498.200 147.600 9.645.800
11 Nopember 47.492 200 9.498.400 189.000 9.687.400
12 Desember 47.551 200 9.510.200 0 9.510.200
Total 568.716 113.743.200 4.081.550 117.824.750

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


Lampiran 5
Tabel 10.1. Penerima Dana Hibah Yang Belum Dipertanggungjawabkan
(Dalam Rupiah)
NO PENERIMA BANTUAN NASKAH HIBAH SP2D KUITANSI PROPOSAL SPJ
Nomor Peruntukkan Tanggal Nilai Tanggal Nilai
1 Politeknik Informatika Magetan 910/10/403.012/2008 0007549/LS/2008 Pembayaran tahap II 30 Desember 2008 80.000.000,00 Desember 2008 80.000.000,00 ada tidak ada
249/POLTEK/MGTV/2008
8 Mei 2008
Pembayaran Dana Hibah dalam rangka PAM
2 KODIM 0804 910/06/403.012/2008 000698/LS/2008 24 April 2008 76.497.000,00 24 April 2008 76.497.000,00 ada tidak ada
PILKADA 2008 Tahap I
B/238/III/2008
28 Maret 2008
Pembayaran Dana Hibah dalam rangka PAM
KODIM 0804 Magetan 910/06/403.012/2008 0001089/LS/2008 22 Mei 2008 76.497.000,00 Mei 2008 76.497.000,00 tidak ada tidak ada
PILKADA 2008 Tahap II
B/238/III/2008
28 Maret 2008
111/1320 A
21 Nopember 2008
SPJ masih sisa
3 Komite Nasional Indonesia 910/16/403.012/2008 0003410/LS/2008 Pembayaran Hibah KONI Tahap I 60% 02 September 2008 540.000.000,00 02 September 2008 540.000.000,00 ada
190 juta
080/KONI-MGT/VIII/2008
13 Agustus 2008
tanpa tanggal tahun
Komite Nasional Indonesia 910/16/403.012/2008 0006106/LS/2008 Pembayaran Hibah KONI Tahap II 10 Desember 2008 360.000.000,00 360.000.000,00 ada tidak ada
2008
080/KONI-MGT/VIII/2008
13 Agustus 2008
4 KORPRI 910/21/403.012/2008 0007520/LS/2008 Hibah kepada Dewan Pengurus KORPRI 24 Desember 2008 48.000.000,00 Desember 2008 48.000.000,00 ada tidak ada
20/KP-KAB/XIII.2008
3 Desember 2008
5 PIVERI 910/15/403.012/2008 0002040/LS/2008 Hibah PIVERI Tahap I 9 Juli 2008 6.000.000,00 9 Juli 2008 6.000.000,00 ada tidak ada
B/21/PIVC-MGT/VI/2008
24 Juni 2008
B/21/PIVC-MGT/VI/2008
24 Juni 2008
6 PKK 910/10/403.012/2008 0000349/LS/2008 Pembayaran Dana Hibah kepada PKK Tahap I 04 April 2008 180.000.000,00 04 April 2008 180.000.000,00 ada tidak ada
03/SKR/PKK-KAB/III/2008
4 Maret 2008
PKK 910/10/403.012/2008 0002626/LS/2008 Pembayaran Dana Hibah kepada PKK Tahap II 07 Agustus 2008 120.000.000,00 07 Agustus 2008 120.000.000,00 ada tidak ada
03/SKR/PKK-KAB/III/2008
4 Maret 2008
Komandan Sub Detasemen Polisi Pembayaran Dana Hibah dalam rangka PAM
7 910/07/403.012/2008 0001199/LS/2008 27 Mei 2008 4.000.000,00 27 Mei 2008 4.000.000,00 ada tidak ada
Militer V/1-5 Pilkada
B/30/III/2008
28 Maret 2008

20/LVRI/VI/2008
24 Juni 2008
Pembayaran Dana Hibah LVRI Tahap II tahun
8 LVRI 910/13/403.012/2008 0004897/LS/2008 5 Nopember 2008 4.000.000,00 Nop-08 4.000.000,00 ada tidak ada
2008
20/LVRI/VI/2008
24 Juni 2008
Pembayaran Hibah pada Polres dalam rangka
9 Polres Magetan 910/07/403.012/2008 0001086/LS/2008 5 Maret 2008 400.965.700,00 5 Maret 2008 400.965.700,00 ada tidak ada
Pengamanan Pemilihan KDH dan WKDH
B/01/II/2008
25 Februari 2008
Pembayaran Hibah Polres pengamanan pemilihan
Polres Magetan 910/08/403.012/2008 0001086/LS/2008 21 Mei 2008 355.899.000,00 21 Mei 2008 355.899.000,00 ada tidak ada
Kada Dan WaKada
B/04/IV/2008
28 Maret 2008
Total 2.251.858.700,00 2.251.858.700,00

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


Lampiran 6

Berita Acara Sebelum Penerbitan SP2D

(Dalam Rupiah)
BERITA ACARA SERAH TERIMA PENERBITAN SP2D Kuitansi
NO NAMA PARTAI
Nomor Tanggal Tanggal Nilai Tanggal Nilai
1 PPP 200/ /403.203/2008 10 Oktober 2008 17 Oktober 2008 38.000.000,00
2 PNI Marhaenis 200/ /403.203/2008 16 Sept 2008 22 Sept 2008 19.000.000,00 tanpa tanggal 19.000.000,00
3 Demokrat 200/06/403.203/2008 11 Agustus 2008 26 Agustus 2008 95.000.000,00 tanpa tanggal 95.000.000,00
Partai Nasional
4 200/11/403.203/2008 26 Agustus 2008 29 Agustus 2008 19.000.000,00 tanpa tanggal 19.000.000,00
Banteng Kemerdekaan
Partai Keadilan
5 200/07/403.203/2008 11 Agustus 2008 26 Agustus 2008 38.000.000,00 tanpa tanggal 38.000.000,00
Sejahtera
6 Partai Amanat Rakyat 200/12/403.203/2008 26 Agustus 2008 27 Agustus 2008 57.000.000,00 tanpa tanggal 57.000.000,00
7 Partai Patriot Pancasila 200/10/403.203/2008 26 Agustus 2008 27 Agustus 2008 19.000.000,00 tanpa tanggal 19.000.000,00
8 Golkar 200/09/403.203/2008 26 Agustus 2008 27 Agustus 2008 152.000.000,00 tanpa tanggal 152.000.000,00
Partai Demokrasi 7 Agustus
9 200/05/403.203/2008 6 Agustus 2008 7 Agustus 2008 323.000.000,00 323.000.000,00
Indonesia 2008

Jumlah 722.000.000,00

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


Lampiran 7

Kelompok Sasaran KPRT Penerima Pinjaman Modal Berdasarkan Keputusan Bupati Nomor
188/110/Kept/403.012/2008 tanggal 31 Maret 2008

(Dalam Rupiah)
Nama
Jasa 4%
Koperasi Tanggal
Surat Perjanjian Jumlah Penerimaan Pembayaran yang
No Petani Tebu Alamat Jatuh
Kerjasama Pinjaman pinjaman pinjaman disetor ke
Rakyat Tempo
kasda
(KPRT)
1 Gunung Desa Antara Dinas 1 milyar Agustus 1 milyar Selesai 40 juta
Madu Manisrejo, Kehutanan dan 2009 tanggal 20 Agustus setor
Kec Perkebunan dengan Oktober 2009 tanggal 5
Karangrejo KPTR Gunung Madu 2008 November
Kab. Nomor 2008
Magetan 525/1496/403.108/2008
tanggal 11 September
2008
2 Sari Madu Jl. Raya Antara Dinas 1 milyar Oktober 1 milyar selesai 40 juta
Gorang- Kehutanan dan 2009 tanggal 13 Oktober setor
gareng Perkebunan dengan November 2009 tanggal
Kec. KPTR Sari Madu 2008 20
Kawedanan Nomor November
Kab. 525/1699/403.108/2008 2008
Magetan tanggal 22 Oktober
2008

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


Lampiran 8

Perhitungan Pendapatan Jasa Bongkar Ratoon


(Dalam Rupiah)
No Nama KPRT Nilai Pinjaman Jasa 7% Kasda 4% KPTR 3%
1 2 3 4=3x7% 5=3x4% 6=3x3%

1 Gunung Madu 1.000.000.000,00 70.000.000,00 40.000.000,00 30.000.000,00

2 Sari Madu 1.000.000.000,00 70.000.000,00 40.000.000,00 30.000.000,00

Jumlah 2.000.000.000,00 140.000.000,00 80.000.000,00 60.000.000,00

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


Lampiran 9

Retribusi Kebersihan Persampahan Tahun 2008

(Dalam Rupiah)
Bulan Penerimaan Jasa persampahan Yang
No Tanggal setor
Tagihan Nilai PDAM Setor Kasda Dilaporkan
1 Des-07 9.452.000 472.600 8.979.400 8.979.400 02-Jan-08
2 Jan-08 10.291.000 514.550 9.776.450 9.776.450 04-Feb-08
3 Feb-08 10.094.500 504.725 9.590.725 9.590.725 29-Feb-08
4 Mar-08 10.252.500 546.375 9.739.875 9.739.875 31-Mar-08
5 Apr-08 10.164.500 508.225 9.656.275 9.656.275 2 May 2008
6 Mei-08 10.170.500 508.525 9.661.975 9.661.975 30 May 2008
7 Jun-08 10.167.500 508.375 9.659.125 9.659.125 30-Jun-08
8 Jul-08 10.303.000 515.150 9.787.850 9.787.850 01-Agust-08
9 Agust-08 9.795.000 489.750 9.305.250 9.305.250 28-Agust-08
10 Sep-08 10.135.000 506.750 9.628.250 9.628.250 07-Okt-08
11 Okt-08 10.132.000 506.600 9.625.400 9.625.400 30-Okt-08
12 Nop-08 10.274.000 513.700 9.760.300 9.760.300 28-Nop-08
13 Des-08 10.161.000 508.050 9.612.950 06-Jan-09
131.392.500 6.603.375 124.783.825 115.170.875

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


Lampiran 10

Bantuan Keuangan Parpol Yang Tidak Didukung Bukti Yang Lengkap

(Dalam Rupiah)
Pengeluaran yang
Jenis dipertanggungjawabkan
No Nama Partai Keterangan
Pengeluaran Bukti tidak
Nilai
lengkap

Langganan pembayaran tagihan listrik bulan


1 PNI Marhaenis Daya dan 2.470.500,00 150.250,00 Oktober 2008, tidak ada bukti
Jasa pembayaran tagihan listrik dari PLN

pembayaran tagihan listrik bulan


2.470.500,00 131.190,00 Nopember 2008, tidak ada bukti
pembayaran tagihan listrik dari PLN

upah kebersihan untuk empat orang


2 PDI Perjuangan Honorarium 100.545.000,00 400.000,00 tanggal 15 Maret 2008, tidak ada
perincian penerima
upah satgas tanggal 15 Maret 2008,
100.545.000,00 760.000,00
tidak ada perincian penerima
upah satgas 14 orang tanggal 29
100.545.000,00 420.000,00 Oktober 2008, tidak ada perincian
penerima
sewa peralatan penyampaian visi
Administrasi
54.403.800,00 2.050.000,00 misi tanggal 4 Februari 2008, tidak
umum
ada faktur sewa
sewa peralatan tanggal 9 Februari
54.403.800,00 2.050.000,00
2008, tidak ada faktur sewa
Bantuan biaya langganan PLN,
Langganan PDAM, telepon tanggal 23 Desember
3 Patriot Pancasila 2.500.000,00 2.500.000,00
Daya 2008 tidak ada faktur tagihan dari
PLN, PDAM , telepon
pembelian meja tempat telepon
Mebelair
4 Partai Demokrat 8.250.000,00 615.000,00 tanggal 30 Januari 2008, tidak ada
kantor
faktur pembelian
pembelian meja kantor 2buah
8.250.000,00 950.000,00 tanggal 5 Agustus 2008, tidak ada
faktur pembelian
pembelian meja kantor 1 buah
8.250.000,00 475.000,00 tanggal 30 Agustus 2008, tidak ada
faktur pembelian
pembelian meja panjang 2 buah,
8.250.000,00 970.000,00 tidak ada faktur pembelian tanggal 5
September 2008
pembelian meja panjang 2 buah tidak
8.250.000,00 970.000,00 ada faktur pembelian tanggal 11
Oktober 2008
pembelian kursi kayu standart bulat 2
buah dan kursi kayu biasa tanggal 11
8.250.000,00 145.000,00
Nopember 2008 tidak ada faktur
pembelian
kuitansi pembayaran bermaterai
5 Golongan Karya ATK 5.848.300,00 5.848.300,00 tetapi tidak ada tandatangan
penerima uang dan tanggal
Honor tidak dapat diyakini karena
6 PAN Honorarium 36.000.000,00 36.000.000,00 saat pengeluaran dilakukan pada
tahun 2009

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


Pengeluaran yang
Jenis dipertanggungjawabkan
No Nama Partai Keterangan
Pengeluaran Bukti tidak
Nilai
lengkap
Biaya perjalanan Dinas untuk 5
orang tanggal 24 Januari 2008 tidak
SPPD 2.000.000,00 2.000.000,00
disertai bukti penerimaan masing-
masing penerima
Transpot dan akomodasi Deklarasi
PNBK di Bali untuk 12 orang pada
7 PNBK Transpot 11.400.000,00 11.400.000,00 tanggal 22 Februari 2008 tidak
disertai dengan bukti penerimaan
dari masing-masing orang
Transpot dan akomodasi RAPINDA
II PNBK ta ggal 23 September 2008
1.200.000,00 tidak disertai dengan bukti
penerimaan dari masing-masing
orang
Jumlah 69.034.740,00

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


BUKU III

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN


REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN


DALAM KERANGKA PEMERIKSAAN
LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN
TAHUN ANGGARAN 2008
DI
MAGETAN

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

Nomor : 62/R/XVIII.JATIM/04/2009
Tanggal : 12 April 2009
DAFTAR ISI

HALAMAN

DAFTAR ISI ...................................................................................................... i

RESUME HASIL PEMERIKSAAN ATAS SISTEM PENGENDALIAN


INTERN .............................................................................................................. 1

HASIL PEMERIKSAAN ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN ....... 4

1. Pengelolaan Pengeluaran Kas pada Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu


(KPPT) Tidak Disertai dengan Penyimpanan dan Pencatatan yang Memadai... 4

2. Pengelolaan Kas pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah


Kabupaten Magetan Tidak Tertib ...................................................................... 7

3. Pengerjaan Buku Kas Umum pada Beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah
Tidak Tertib ....................................................................................................... 10

4 Penatausahaan Keuangan, Pembukuan dan Penyusunan Laporan Keuangan


Pemerintah Daerah Belum Tertib ...................................................................... 12

5 Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah Tidak Lengkap .......... 15

6 Sistem Pengendalian Intern yang Dibangun Belum Tertata dengan Baik ......... 17

7. Penunjukan Bank Sebagai Tempat Menyimpan Uang Daerah Tidak


Didukung dengan Perjanjian Kerjasama ........................................................... 20

i
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

RESUME HASIL PEMERIKSAAN ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan


dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006
tentang Badan Pemeriksa Keuangan, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
(BPK RI) telah memeriksa Neraca Pemerintah Kabupaten Magetan per 31 Desember
2008, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan
Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut.

Untuk memperoleh keyakinan memadai, apakah laporan keuangan bebas dari salah saji
material, Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang ditetapkan oleh BPK RI
mengharuskan BPK RI melaksanakan pengujian atas sistem pengendalian intern
Pemerintah Kabupaten Magetan. Sistem pengendalian intern merupakan tanggung jawab
Pemerintah Kabupaten Magetan. Namun, tujuan pemeriksaan BPK RI atas laporan
keuangan tidak untuk menyatakan pendapat atas keseluruhan sistem pengendalian intern
tersebut. Oleh karena itu, BPK RI tidak menyatakan suatu pendapat seperti itu.

Sistem pengendalian intern Pemerintah Kabupaten Magetan terkait dengan laporan


keuangan merupakan suatu proses yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai
atas keandalan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Pengendalian intern tersebut meliputi berbagai kebijakan dan prosedur yang: (1) terkait
dengan catatan keuangan; (2) memberikan keyakinan yang memadai bahwa laporan
tersebut telah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, serta penerimaan dan
pengeluaran telah sesuai dengan otorisasi yang diberikan; (3) memberikan keyakinan
yang memadai atas keamanan aset yang berdampak material pada laporan keuangan.
Pemerintah Kabupaten Magetan bertanggung jawab untuk mengatur dan
menyelenggarakan pengendalian tersebut.

SPKN mengharuskan BPK RI untuk mengungkapkan kelemahan dalam sistem


pengendalian intern atas pelaporan keuangan. Kelemahan dalam sistem pengendalian
intern atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten yang ditemukan BPK RI adalah
sebagai berikut:
1. Pengelolaan Pengeluaran Kas pada Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT)
Tidak Disertai Dengan Penyimpanan dan Pencatatan yang Memadai;
2. Pengelolaan Kas pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah
Kabupaten Magetan Tidak Tertib;
3. Pengerjaan Buku Kas Umum pada Beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah Tidak
Tertib;
4. Penatausahaan Keuangan, Pembukuan dan Penyusunan Laporan Keuangan

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR 1


2

Pemerintah Daerah Belum Tertib;


5. Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah Tidak Lengkap;
6. Sistem Pengendalian Intern yang Dibangun Belum Tertata Dengan Baik;
7. Penunjukan Bank Sebagai Tempat Menyimpan Uang Daerah Tidak Didukung
Dengan Perjanjian Kerjasama.

Berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut, BPK RI merekomendasikan kepada Bupati


Magetan agar:
1. Memerintahkan dan memperingatkan kepada Kepala KPPT untuk meningkatkan
pengendalian dan pengawasan pengelolaan kas dan melakukan pemeriksaan berkala
terhadap PPTK dan Bendahara Pengeluaran KPPT;
2. Memerintahkan kepada Kepala Bappeda untuk:
a. Meningkatkan pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan
Bendahara, Pejabat Penatausahaan Keuangan dan Penanggung Jawab Teknis
Kegiatan;
b. Memperingatkan:
1) Bendahara Pengeluaran Bappeda lebih tertib mencatat setiap transaksi dalam
BKU;
2) Pejabat Penatausahaan Keuangan lebih cermat melakukan verifikasi;
3. Memerintahkan Kepala SKPD Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Sekretariat
Daerah, Kecamatan Lembeyan, Kecamatan Kartoharjo dan Dinas Pertanian untuk:
a. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan berkala kepada Bendahara Pengeluaran
masing-masing;
b. Memperingatkan PPTK Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Sekretariat Daerah,
Kecamatan Lembeyan, Kecamatan Kartoharjo dan Dinas Pertanian agar tidak
terlambat dalam mempertanggungjawabkan dana kepada Bendahara Pengeluaran;
4. Memerintahkan:
a. Sekretaris Daerah untuk memperbanyak pelatihan dalam rangka peningkatan
kualitas SDM;
b. Semua Kepala SKPD supaya meningkatkan pengendalian pengelolaan keuangan
daerah dengan melakukan pemeriksaan berkala guna mendeteksi kesalahan dini;
5. Memerintahkan:
a. Kepala SKPD untuk selalu melakukan pemutakhiran data-data aset yang
dimilikinya;
b. Kepala Dinas PPKAD dan Kepala SKPD untuk melakukan rekonsiliasi mengenai
pencatatan aset;
6. Membuat Sistem dan Prosedur serta Kebijakan Akuntansi dengan segera untuk
memberikan kepastian perlakuan akuntansi terhadap hal-hal yang memang perlu
kebijakan sehingga dapat digunakan sebagai alat cegah dini terjadinya penyimpangan
keuangan daerah;
7. Memerintahkan Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah selaku Bendahara
Umum Daerah (BUD) segera membuat perjanjian tertulis dengan bank tempat
penyimpanan kas milik daerah dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor
39 tahun 2007 tanggal 16 Juli 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


HASIL PEMERIKSAAN ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN

1. Pengelolaan Pengeluaran Kas pada Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu


(KPPT) Tidak Disertai dengan Penyimpanan dan Pencatatan yang Memadai

Pengelola keuangan daerah bertugas untuk mempertanggungjawabkan segala


kegiatan pengelolaan keuangan dan atau barang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
dalam Peraturan Perundang-undangan. Dalam rangka melaksanakan kegiatan tersebut
maka Pemerintah Kabupaten Magetan mengangkat Bendahara Pengeluaran sebagaimana
yang tertuang dalam Surat Keputusan Bupati Nomor 188/38/Kept/403.012/2008 tanggal
30 Januari 2008.
Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima,
menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang untuk
keperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada kantor/satuan kerja
pemerintah daerah.
Hasil pemeriksaan secara uji petik pada Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu
(KPPT) dan hasil penelaahan atas pengelolaan kas pada bendahara pengeluaran, diketahui
bahwa pengendalian intern terhadap pengelolaan kas tidak memadai.
Pada KPPT terdapat tiga pengelolaan keuangan daerah yaitu Pengguna Anggaran
selaku penandatanganan SPM dan Pengesahan SPJ, Bendahara Pengeluaran dan
Bendahara Penerimaan. Dalam mekanisme pencairan dan pembayaran SPP, Bendahara
Umum Daerah (BUD) atau Kuasanya mengeluarkan Surat Perintah Pencairan Dana
(SP2D) kepada Bank yang ditunjuk, kemudian Bank yang ditunjuk melakukan pencairan
dana kepada Bendahara Pengeluaran dengan menggunakan cek atas pembayaran
langsung gaji, tunjangan, belanja langsung barang dan jasa, belanja tidak langsung barang
dan jasa, belanja tidak langsung kepada pihak ketiga yang pembayarannya dikelola oleh
Bendahara Pengeluaran.
Penutupan kas (cash opname) yang dilakukan pada tanggal 18 Maret 2009 pada
Bendahara Pengeluaran KPPT Pemerintah Kabupaten Magetan, diketahui terdapat selisih
saldo kas antara pencatatan pengeluaran dengan saldo kas yang ada di tangan. Saldo kas
menurut pencatatan adalah sebesar Rp32.976.597,00, sedangkan sisa kas yang ada di
tangan sebesar Rp30.197.000,00, sehingga terdapat selisih kurang sebesar
Rp2.779.000,00.
Pada saat dilakukan konfirmasi, Bendahara Pengeluaran menyatakan bahwa
selisih kas tersebut terdiri dari panjar pengadaan brankas sebesar Rp1.500.000,00, panjar
pengadaan foto copy dan jilid sebesar Rp500.000,00 dan panjar pembayaran listrik
sebesar Rp779.000,00. Hasil penelusuran bukti-bukti pengeluaran diketahui bahwa
pengeluaran yang disertai dengan bukti adalah pengeluaran untuk panjar pengadaan.
Sedangkan untuk yang pengeluaran yang lainnya tidak bisa dibuktikan.
Pencatatan yang dilakukan atas saldo kas oleh Bendahara Pengeluaran hanya
dicatat pada selembar kertas dan baru dilakukan pencatatan ketika pemeriksa meminta
catatan atas saldo kas. Berdasarkan hasil pemeriksaan di lapangan diketahui juga bahwa
kas disimpan di laci yang berada pada ruang kerja Bendahara Penerimaan. Kunci laci dan
kunci ruangan dibawa oleh Bendahara Penerimaan.
Kelemahan pengendalian atas permasalahan di atas, dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Pengendalian intern penaksiran resiko belum dilakukan dengan baik dengan tidak

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR 4


5

dilakukan penghitungan saldo kas (cash opname) secara periodik yang ada di tangan
fungsi pemegang kas/Bendahara;
b. Bukti transaksi yang valid atau telah diverifikasi dalam Tahun Anggaran berkenaan
belum dibukukan atau dicatat, transaksi yang dilaporkan dan diungkapkan kurang
memadai, bukti-bukti pembukuan tidak difile secara rapi, laporan yang disiapkan
tidak tepat waktu dan informatif serta pencatatan tidak didasarkan atas sumber yang
dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap. Hal tersebut menunjukkan
informasi dan komunikasi belum dilaksanakan dengan baik;
c. Aktivitas pengendalian belum dilakukan dengan baik. Hal tersebut ditunjukkan secara
periodik tidak dilakukan pengecekan independen terhadap penerimaan dan
pembayaran dan secara periodik tidak dilakukan pencocokan antara buku besar
dengan buku pembantu.

Kondisi di atas tidak sesuai dengan:


a. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang
Negara/Daerah point (12) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Bendahara
Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,
membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang untuk
keperluan belanja negara/daerah dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD pada
kantor/satuan kerja kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah;
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tanggal 15 Mei 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, pada :
1) Pasal 4 pada ayat (2) yang menyatakan secara tertib sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) adalah bahwa keuangan daerah dikelola secara tepat waktu dan tepat
guna yang didukung dengan bukti-bukti administrasi yang dapat
dipertanggungjawabkan;
2) Pasal 184 ayat (2) yang menyatakan pejabat yang menandatangani dan/atau
mengesahkan dokumen yang berkaitan dengan surat bukti yang menjadi dasar
penerimaan dan/atau pengeluaran atas pelaksanaan APBD bertanggung jawab
terhadap kebenaran material dan akibat yang timbul dari penggunaan surat bukti
dimaksud;
3) Pasal 313 pada:
a) Ayat (1) yang menyatakan dalam rangka meningkatkan kinerja transparansi
dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah, kepala daerah mengatur dan
menyelenggarakan sistem pengendalian intern di lingkungan pemerintahan
daerah yang dipimpinnya;
b) Ayat (3) yang menyatakan pengendalian intern sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) sekurang-kurangnya memenuhi kriteria sebagai berikut:
(1) terciptanya lingkungan pengendalian yang sehat;
(2) terselenggaranya penilaian risiko;
(3) terselenggaranya aktivitas pengendalian;
(4) terselenggaranya sistem informasi dan komunikasi; dan
(5) terselenggaranya kegiatan pemantauan pengendalian.

Permasalahan tersebut mengakibatkan penggunaan dana tidak jelas dan terdapat


selisih penggunaan dana yang tidak dapat dipertanggungjawabkan pada KPPT.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


6

Hal tersebut disebabkan:


a. Lemahnya pengendalian pengelolaan keuangan oleh Pengguna Anggaran KPPT;
b. Bendahara Pengeluaran kurang memahami tugas dan tanggung jawabnya;
c. Tidak adanya pemeriksaan berkala (cash opname) dari atasan langsung Bendahara.

Atas permasalahan tersebut, Kasubag TU atas nama Kepala Kantor KPPT


menanggapi bahwa pencatatan/pembukuan yang kurang memadai disebabkan
keterlambatan bukti pendukung dari PPTK dan penyimpanan tidak memadai karena
KPPT tidak mempunyai brankas. Rencana tindakan kedepan adalah pencatatan
pembukuan akan dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku dan akan diadakan
pembinaan secara berkala. Dan pengadaan brankas dilaksanakan triwulan II Tahun
Anggaran 2009 (Bulan April 2009).

BPK RI merekomendasikan Bupati Magetan agar memerintahkan dan


memperingatkan Kepala KPPT untuk meningkatkan pengendalian dan pengawasan
pengelolaan kas dan melakukan pemeriksaan berkala terhadap PPTK dan Bendahara
Pengeluaran KPPT.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


7

2. Pengelolaan Kas pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah


Kabupaten Magetan Tidak Tertib

Pengelola keuangan daerah bertugas untuk mempertanggungjawabkan segala


kegiatan pengelolaan keuangan dan atau barang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
dalam Peraturan Perundang-undangan. Dalam rangka melaksanakan kegiatan tersebut,
Pemerintah Kabupaten Magetan mengangkat Bendahara Pengeluaran di lingkungan
Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) sebagaimana yang tertuang dalam Surat
Keputusan Bupati Nomor 188/36/Kept/403.012/2008 tanggal 30 Januari 2008.
Hasil pemeriksaan diketahui bahwa pengelolaan kas di Bappeda tidak tertib dan
mencerminkan pengendalian intern yang lemah. Ketidaktertiban tersebut terlihat dalam
hal-hal sebagai berikut:
a. Pada saat dilakukan pemeriksaan kas, Bendahara Pengeluaran menunjukkan buku kas
umum yang tidak mutakhir (up to date). Selain itu, yang bersangkutan tidak dapat
menunjukkan kunci brankas dan menjelaskan bahwa brankas tidak dipakai;
b. Hasil pemeriksaan terhadap Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Tahun Anggaran 2008
menunjukkan bahwa terdapat penggunaan dana yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan minimal sebesar Rp108.585.000,00;
c. Hasil wawancara dengan Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) diketahui bahwa
pelaksanaan tugas sebagai verifikator belum sepenuhnya dilaksanakan. Yang
bersangkutan menjelaskan bahwa kadang-kadang SPJ tidak seluruhnya disampaikan
ke PPK;
d. Kepala Bappeda sebagai pengguna anggaran tidak pernah melakukan pemeriksaan
kas terhadap Bendahara.
Hasil pemeriksaan sebelumnya oleh Bawasda tahun 2007, menunjukkan bahwa
pada Tahun 2007 penatausahan keuangan di Bappeda tidak tertib. Sesuai Laporan Hasil
Pemeriksaan Bawasda Nomor X.700/2694/403.202/2007, tanggal 15 Agustus 2007,
ketidaktertiban pelaksanaan penatausahaan keuangan terlihat dalam beberapa hal sebagai
berikut:
a. Buku Kas Umum (BKU) dan buku-buku pembantu belum dikerjakan;
b. Bantuan biaya rapat untuk 17 kecamatan belum dilengkapi dokumen pendukung;
c. Pengeluaran Anggaran Tahun 2007 belum dipertanggungjawabkan;
d. Laporan hasil perjalanan dinas pegawai belum dibuat.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan administrasi keuangan daerah
di Bappeda tidak tertib dan belum ada tindakan perbaikan dari tahun sebelumnya.

Kelemahan pengendalian atas permasalahan di atas, dapat diuraikan sebagai


berikut:
a. Pengendalian intern penaksiran resiko belum dilakukan dengan baik dengan tidak
dilakukan penghitungan saldo kas (cash opname) yang ada di tangan fungsi
pemegang kas/Bendahara secara periodik;
b. Bukti transaksi yang valid atau telah diverifikasi dalam Tahun Anggaran berkenaan
belum dibukukan atau dicatat, transaksi yang dilaporkan dan diungkapkan kurang
memadai, bukti-bukti pembukuan tidak difile secara rapi, laporan yang disiapkan
tidak tepat waktu dan informatif serta pencatatan tidak didasarkan pada sumber data
dengan dokumen pendukung yang lengkap. Hal tersebut menunjukkan informasi dan
komunikasi belum dilaksanakan dengan baik;

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


8

c. Aktivitas pengendalian belum dilakukan dengan baik. Hal tersebut ditunjukkan secara
periodik tidak dilakukan pengecekan independen terhadap penerimaan dan
pembayaran serta secara periodik tidak dilakukan pencocokan antara buku besar
dengan buku pembantu.

Ketidaktertiban pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah tidak sesuai dengan:


a. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang
Negara/Daerah point (12) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Bendahara
Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,
membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang untuk
keperluan belanja negara/daerah dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD pada
kantor/satuan kerja kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah;
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tanggal 15 Mei 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, pada:
1) Pasal 4 pada:
a) Ayat (1) yang menyatakan keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada
peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan
bertanggung jawab dengan memperhatikan azas keadilan, kepatutan, dan
manfaat untuk masyarakat;
b) Ayat (2) yang menyatakan secara tertib sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah bahwa keuangan daerah dikelola secara tepat waktu dan tepat guna
yang didukung dengan bukti-bukti administrasi yang dapat
dipertanggungjawabkan;
2) Pasal 184 ayat (2) yang menyatakan pejabat yang menandatangani dan/atau
mengesahkan dokumen yang berkaitan dengan surat bukti yang menjadi dasar
penerimaan dan/atau pengeluaran atas pelaksanaan APBD bertanggung jawab
terhadap kebenaran material dan akibat yang timbul dari penggunaan surat bukti
dimaksud;
3) Pasal 313 pada:
a) Ayat (1) yang menyatakan dalam rangka meningkatkan kinerja transparansi
dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah, kepala daerah mengatur dan
menyelenggarakan sistem pengendalian intern di lingkungan pemerintahan
daerah yang dipimpinnya;
b) Ayat (3) yang menyatakan pengendalian intern sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) sekurang-kurangnya memenuhi kriteria sebagai berikut:
(1) terciptanya lingkungan pengendalian yang sehat;
(2) terselenggaranya penilaian risiko;
(3) terselenggaranya aktivitas pengendalian;
(4) terselenggaranya sistem informasi dan komunikasi; dan
(5) terselenggaranya kegiatan pemantauan pengendalian.

Permasalahan tersebut mengakibatkan realisasi Belanja Barang dan Jasa pada


Bappeda tidak dapat dipertanggungjawabkan dan membuka peluang penyalahgunaan kas.

Hal tersebut karena:


a. Bendahara Pengeluaran lalai dalam melaksanakan tugasnya;
b. Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) lalai dalam melakukan verifikasi;

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


9

c. PPTK lalai dan kurang bertanggung jawab atas kegiatan dalam lingkup tugasnya;
d. Kepala Bappeda (Pengguna Anggaran) lalai dalam melakukan pengawasan terhadap
bawahannya.

Atas permasalahan tersebut Kepala Bappeda menanggapi bahwa terbatasnya


tenaga pengelola keuangan yang ada di SKPD, khususnya di Sekretariat Bappeda
Kabupaten Magetan yang mempunyai kualifikasi administrasi keuangan. Rencana
tindakan ke depan mengusulkan kepada Pemerintah Kabupaten Magetan untuk lebih
intensif mengadakan pembekalan dan Bintek terkait masalah pengelolaan keuangan
daerah.

BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Magetan agar memerintahkan:


a. Kepala Bappeda untuk meningkatkan pengendalian dan pengawasan terhadap
pelaksanaan kegiatan Bendahara, Pejabat Penatausahaan Keuangan dan Penanggung
Jawab Teknis Kegiatan;
b. Kepala Bappeda supaya memperingatkan:
1) Bendahara Pengeluaran Bappeda lebih tertib mencatat setiap transaksi dalam
BKU;
2) Pejabat Penatausahaan Keuangan lebih cermat melakukan verifikasi.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


10

3. Pengerjaan Buku Kas Umum pada Beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah
Tidak Tertib

Hasil pemeriksaan yang dilakukan secara uji petik terhadap Buku Kas Umum
(BKU) yang dikerjakan oleh Bendahara Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
diketahui bahwa tujuh buku kas umum dikerjakan tidak sesuai kondisi yang sebenarnya.
Hasil pemeriksaan, Buku Kas Umum tersebut menunjukkan saldo nihil pada
akhir Desember 2008. Sedangkan pada rekening kas daerah dan B-IX Bendahara Umum
Daerah (BUD) serta bukti surat tanda setoran terdapat penyetoran sisa uang persediaan
oleh Bendahara Pengeluaran. Hal ini menunjukkan Bendahara Pengeluaran melakukan
penyetoran sisa uang persediaan ke Kas Daerah setelah tanggal 31 Desember 2008, yang
berarti bahwa pada 31 Desember 2008 seharusnya saldonya tidak nihil.
Kondisi tersebut terjadi pada beberapa SKPD yaitu:
a. Dinas Pendidikan;
b. Dinas Kesehatan;
c. Sekretariat Daerah;
d. Kecamatan Lembeyan;
e. Kecamatan Kartoharjo;
f. Dinas Pertanian;
g. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.
Kelemahan pengendalian atas permasalahan di atas adalah informasi dan
komunikasi belum dilaksanakan dengan baik. Hal tersebut ditunjukkan adanya laporan
yang disiapkan tidak informatif serta transaksi yang dilaporkan dan diungkapkan kurang
memadai.

Hal tersebut tidak sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah pada:
a. Pasal 4 yang menyatakan bahwa keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada
peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan dan
bertanggung jawab dengan memperhatikan azas keadilan, kepatutan, dan manfaat
untuk masyarakat;
b. Pasal 313 pada:
1) Ayat (1) yang menyatakan dalam rangka meningkatkan kinerja transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah, kepala daerah mengatur dan
menyelenggarakan sistem pengendalian intern di lingkungan pemerintahan
daerah yang dipimpinnya;
2) Ayat (3) yang menyatakan pengendalian intern sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) sekurang-kurangnya memenuhi kriteria sebagai berikut:
a) terciptanya lingkungan pengendalian yang sehat;
b) terselenggaranya penilaian risiko;
c) terselenggaranya aktivitas pengendalian;
d) terselenggaranya sistem informasi dan komunikasi; dan
e) terselenggaranya kegiatan pemantauan pengendalian.

Permasalahan tersebut mengakibatkan buku kas umum tidak dapat dijadikan


sarana untuk mengetahui jumlah saldo kas.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


11

Hal tersebut disebabkan:


a. Bendahara Pengeluaran lalai tidak mentaati ketentuan yang berlaku;
b. PPTK terlambat dalam mempertanggungjawabkan dana ke Bendahara Pengeluaran;
c. Kepala SKPD kurang melakukan pengawasan kepada Bendahara.

Atas permasalahan tersebut:


a. Kepala Dinas Pendidikan menanggapi, sisa gaji untuk sekolah pada akhir Tahun
Anggaran 2008 yang disetor ke kasda, pihak sekolah tidak memberitahu Dinas
Pendidikan. Rencana tindakan ke depan aturan-aturan yang berkaitan dengan masalah
keuangan akan dilaksanakan sebagaimana mestinya dan apabila berkaitan dengan
sekolah dan UPTD akan dikoordinasikan dengan lebih proaktif lagi;
b. Kepala Dinas Pertanian menanggapi bahwa pembukuan Buku Kas Umum belum
tertib sebagaimana yang diatur dalam perundang-undangan. Untuk ke depannya akan
kami perhatikan dan laksanakan sesuai aturan yang ada dengan lebih meningkatkan
koordinasi antara Bendahara dan PPTK/Pelaksana dengan pengawasan Kepala Dinas
yang lebih intensif dan rutin;
c. Kepala Dinas PPKAD menanggapi bahwa menjelang akhir tahun anggaran ternyata
masih terdapat sisa Bantuan Dana Hibah kepada Poltek Magetan yang tidak
digunakan sehingga sisa dana tersebut oleh pihak Poltek disetor kembali ke Kas
Daerah. Tahun 2008 Poltek Magetan belum mempunyai NPWP sendiri maka sebagai
upaya pengamanan uang daerah penyetoran kembali atas sisa dana ke kas daerah
dipergunakan NPWP atas nama Bendahara Bantuan Keuangan, Sosial dan Tidak
Terduga Sekretariat Pemkab Magetan. Saat ini Poltek Magetan sudah mempunyai
NPWP sendiri.

BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Magetan agar memerintahkan:


a. Kepala SKPD Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Sekretariat Daerah, Kecamatan
Lembeyan, Kecamatan Kartoharjo dan Dinas Pertanian untuk melakukan pengawasan
dan pemeriksaan berkala kepada Bendahara Pengeluaran masing-masing;
b. Kepala SKPD memperingatkan PPTK Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan,
Sekretariat Daerah, Kecamatan Lembeyan, Kecamatan Kartoharjo dan Dinas
Pertanian agar tidak terlambat dalam mempertanggungjawabkan dana kepada
Bendahara Pengeluaran.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


12

4. Penatausahaan Keuangan, Pembukuan dan Penyusunan Laporan Keuangan


Pemerintah Daerah Belum Tertib

Hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Magetan


menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magetan telah melakukan upaya-
upaya untuk memperbaiki sistem administrasi keuangan. Hal tersebut dapat dilihat
diantaranya dengan adanya penggunaan software sistem informasi manajemen keuangan
daerah. yang mulai dicoba digunakan Tahun 2008. Kegiatan mulai dari penganggaran,
penatausahaan keuangan, pembukuan dan pembuatan laporan keuangan daerah
seluruhnya dapat menggunakan software tersebut.
Namun demikian, dalam pelaksanaannya masih terdapat banyak kesalahan, baik
di tingkat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) maupun Satuan Kerja Pengelola
Keuangan Daerah (SKPKD). Kesalahan-kesalahan tersebut terlihat dalam banyak hal
diantaranya:
a. Kesalahan dalam membukukan panjar yang terlihat pada beberapa buku panjar SKPD
yang masih terbuka sehingga menimbulkan selisih-selisih, yang berpengaruh ke buku
kas umum Bendahara Pengeluaran;
b. Adanya indikasi untuk melakukan window dressing pada Buku Kas Umum di tingkat
SKPD yang nampak dengan saldo nihil pada beberapa Buku Kas Umum SKPD,
padahal pada 31 Desember 2008 pada SKPD tersebut masih terdapat sisa kas;
c. Adanya pembukuan/koreksi belanja pada saat penyusunan draft yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan;
d. Pembebanan yang salah atas realisasi pembiayaan;
e. Adanya dobel pembukuan;
f. Kekurangan dan kelebihan dalam pembebanan;
g. Terdapat bukti setoran sisa uang persediaan yang di dalamnya ternyata bercampur
antara sisa belanja dan sisa uang persediaan;
h. Kesalahan pada saat menginput data yang berakibat tidak menghasilkan output data;
i. Tidak dilakukan rekonsiliasi secara rutin antara SKPKD dan SKPD sehingga muncul
selisih-selisih yang tidak terdeteksi sejak awal.
Selisih-selisih yang terjadi pada akun-akun dalam laporan keuangan telah dijelaskan
dan dapat ditelusuri oleh Bagian Akuntansi.

Kelemahan pengendalian atas permasalahan di atas, dapat diuraikan sebagai


berikut:
a. Lingkungan pengendalian belum berjalan dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat
dengan kurangnya rasa tanggung jawab Pemda atas Laporan Keuangan, dengan
menekankan pentingnya keakuratan data akuntansi dan metode Akuntansi yang
berlaku umum serta pentingnya ketaatan akan prosedur dan peraturan yang ada.
Selain itu pegawai yang direkrut sedikit sekali yang sesuai dengan kualifikasi yang
dibutuhkan, khususnya bidang akuntansi; mutasi pegawai belum mempertimbangkan
secara matang kemampuan teknis dan kebutuhan teknis suatu unit kerja, proses
rekruitmen dan kebijakan pelatihan pegawai belum bisa menghasilkan pegawai yang
kompeten (khususnya bidang akuntansi dan keuangan);
b. Penaksiran resiko belum berjalan dengan baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan
adanya Bagian Keuangan atau unit kerja yang menangani keuangan dan pembukuan
dalam mengidentifikasi resiko-resiko yang dapat menghambat pembuatan Laporan

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


13

Keuangan Daerah. Adanya sistem (teknologi informasi) baru yang telah diterapkan
oleh Pemerintah Daerah dalam pemrosesan transaksi keuangan, dimana system
(teknologi informasi) yang dibuat tersebut diterapkan dalam pengolahan data
transaksi sering mengalami hambatan (trouble);
c. Informasi dan komunikasi belum berjalan dengan baik. Hal tersebut ditunjukkan
dengan tidak dilakukannya rekonsiliasi secara rutin antar SKPD dengan SKPKD;
d. Aktivitas pengendalian belum berjalan sepenuhnya. Hal tersebut ditunjukkan dengan
tidak dilakukannya rekonsiliasi secara rutin antar SKPD dengan SKPKD.

Hal tersebut tidak sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah pada:
a Pasal 4 yang menyatakan bahwa keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada
peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan dan
bertanggung jawab dengan memperhatikan azas keadilan, kepatutan, dan manfaat
untuk masyarakat;
b Pasal 313 pada:
1) Ayat (1) yang menyatakan dalam rangka meningkatkan kinerja transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah, kepala daerah mengatur dan
menyelenggarakan sistem pengendalian intern di lingkungan pemerintahan
daerah yang dipimpinnya;
2) Ayat (3) yang menyatakan pengendalian intern sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) sekurang-kurangnya memenuhi kriteria sebagai berikut:
a) terciptanya lingkungan pengendalian yang sehat;
b) terselenggaranya penilaian risiko;
c) terselenggaranya aktivitas pengendalian;
d) terselenggaranya sistem informasi dan komunikasi; dan
e) terselenggaranya kegiatan pemantauan pengendalian.

Kondisi tersebut mengakibatkan berpotensi terjadinya kesalahan dalam


membukukan akun-akun dalam Laporan Keuangan Pemerintah daerah

Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal:


a. Tingkat pemahaman personil baik di tingkat SKPD maupun SKPKD yang masih jauh
dari harapan atas sistem dan prosedur akuntansi yang telah dibangun oleh Pemkab
Magetan;
b. Personil belum memahami alur pikir sistem informasi manajemen keuangan daerah;
c. Personil tidak cermat dalam menjalankan tugasnya;
d. Atasan langsung kurang optimal dalam pengendalian.

Atas permasalahan tersebut Kepala Dinas PPKAD menanggapi bahwa dalam


penerapan sistem aplikasi kiranya perlu sarana/prasarana pendukung yang memadai
utamanya aparatur/SDM yang memadai sesuai dengan kompetensinya kiranya sangat
wajar apabila pada awalnya terdapat kesalahan. Pemerintah Daerah kedepan bertekad
akan melaksanakan pengelolaan keuangan daerah sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku dengan didukung sarana/prasarana dan SDM yang memadai.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


14

Adapun program-program yang akan dilaksanakan:


a. Mengoptimalkan penggunaan metode output software (sistem aplikasi SIMDA)
bekerjasama dengan BPKP;
b. Penyusunan SOP dalam rangka penyusunan Pedoman Sistem dan Prosedur Akuntansi
dan Kebijakan Akuntansi.

BPK RI merekomendasikan Bupati Magetan agar memerintahkan:


a. Sekretaris Daerah untuk memperbanyak pelatihan dalam rangka peningkatan kualitas
SDM;
b. Semua Kepala SKPD untuk meningkatkan pengendalian pengelolaan keuangan
daerah dengan melakukan pemeriksaan berkala guna mendeteksi kesalahan dini.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


15

5. Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah Tidak Lengkap


Hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap Laporan Keuangan yang dibuat oleh
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) maupun Satuan Kerja Pengelola Keuangan
Daerah (SKPKD) diketahui bahwa ada beberapa jenis Laporan Keuangan seharusnya
disusun oleh SKPD. Untuk Tahun Anggaran 2008 laporan keuangan yang disusun SKPD
hanya berupa Laporan Realisasi Anggaran sedangkan untuk Neraca dan Catatan atas
Laporan Keuangan SKPD belum mampu disusunnya. Laporan keuangan berupa LRA
tersebut adalah produk dari software Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah
(Simda) yang dipergunakan di SKPKD dan SKPD di Pemerintah Kabupaten Magetan.
SKPD belum mampu menyusun neraca meskipun melalui proses manual. Sedangkan
untuk SKPKD laporan yang disusun sudah lengkap, meskipun tidak seluruh jenis laporan
dihasilkan oleh satu proses yang sama. Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas
Laporan Keuangan dibuat secara manual, sedangkan Laporan Realisasi Anggaran adalah
produk Simda.

Kelemahan pengendalian atas permasalahan di atas, dapat diuraikan sebagai


berikut:
a. Lingkungan pengendalian belum berjalan dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat
dengan perekrutan pegawai sedikit sekali yang sesuai dengan kualifikasi yang
dibutuhkan, khususnya bidang akuntansi; mutasi pegawai belum mempertimbangkan
secara matang kemampuan teknis dan kebutuhan teknis suatu unit kerja, proses
rekruitmen dan kebijakan pelatihan pegawai belum bisa menghasilkan pegawai yang
kompeten (khususnya bidang akuntansi dan keuangan);
b. Penaksiran resiko belum berjalan dengan baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan
adanya Bagian Keuangan atau unit kerja yang menangani keuangan dan pembukuan
dalam mengidentifikasi resiko-resiko yang dapat menghambat pembuatan Laporan
Keuangan Daerah. Adanya sistem (teknologi informasi) baru yang telah diterapkan
oleh Pemerintah Daerah dalam pemrosesan transaksi keuangan dimana sistem
(teknologi informasi) yang dibuat tersebut diterapkan dalam pengolahan data
transaksi sering mengalami hambatan (trouble).

Hal tersebut tidak sesuai dengan:


a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Pasal 56 ayat
(2) point a yang menyatakan bahwa Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku
Pengguna Anggaran/Pengguna Barang menyusun dan menyampaikan laporan
keuangan yang meliputi laporan realisasi anggaran, neraca, dan catatan atas laporan
keuangan;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
pasal 99 ayat (3) yang menyatakan bahwa laporan keuangan SKPD terdiri dari
laporan realisasi anggaran, neraca dan catatan atas laporan keuangan;
c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah pada:
1) pasal 265 ayat (1) yang menyatakan bahwa SKPD menyusun dan melaporkan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD secara periodik yang meliputi Laporan
Realisasi Anggaran SKPD, Neraca SKPD dan Catatan atas Laporan Keuangan
SKPD;

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


16

2) Pasal 313 ayat (3) yang menyatakan pengendalian intern sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) sekurang-kurangnya memenuhi kriteria sebagai berikut:
a) terciptanya lingkungan pengendalian yang sehat;
b) terselenggaranya penilaian risiko;
c) terselenggaranya aktivitas pengendalian;
d) terselenggaranya sistem informasi dan komunikasi; dan
e) terselenggaranya kegiatan pemantauan pengendalian.

Kondisi tersebut mengakibatkan:


a Mengurangi tingkat akuntabilitas pertanggungjawaban APBD di masing-masing
SKPD;
b Tidak dapat diketahuinya posisi aset, kewajiban dan ekuitas dari SKPD tersebut
untuk setiap periode pelaporan keuangan.

Ketidaklengkapan laporan keuangan yang disampaikan oleh SKPD disebabkan:


a. SKPD belum mampu menyajikan saldo awal pada neracanya masing-masing;
b. Kesulitan untuk memilah-milah saldo awal aset pada SKPKD untuk dialokasikan ke
SKPD;
c. SKPD belum memiliki data-data aset memadai karena tingkat pergantian struktur
organisasi yang sering berubah;
d. Software sistem aplikasi yang tidak mengakomodasi kapitalisasi biaya umum ke aset
tetap.

Kepala Dinas PPKAD menanggapi bahwa dalam rangka pelaksanaan


Permendagri 13 Tahun 2006 khususnya fungsi SKPD sebagai entitas akuntansi maka
pada Tahun 2009 telah diprogramkan Bintek penyusunan laporan bagi SKPD dan rencana
tindak lanjut yang dipersiapkan dengan cara melakukan pembenahan, antara lain:
a. Mewajibkan masing-masing SKPD untuk membuat beberapa jenis Laporan
Keuangan yang belum dibuat sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor
1 Tahun 2004, Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 dan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca
dan Catatan atas Laporan Keuangan. Sedangkan SKPKD selaku BUD Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan;
b. Penaksiran/identifikasi resiko-resiko yang dapat menghambat pembuatan laporan
keuangan daerah melalui sistem aplikasi SIMDA di SKPKD dan SKPD akan
diterapkan software jaringan dengan menambah sarana (server, komputer) yang
terhubung (link) antara fungsi anggaran, perbendaharaan, pendapatan dan akuntansi
sehingga masing-masing mempunyai database (tidak terpusat).

BPK RI merekomendasikan agar Bupati Magetan memerintahkan:


a. Kepala SKPD untuk selalu melakukan pemutakhiran data-data aset yang
dimillikinya;
b. Kepala Dinas PPKAD dan Kepala SKPD untuk melakukan rekonsiliasi mengenai
pencatatan aset.

PERWAKILAN PROPINSI JAWA TIMUR


17

6. Sistem Pengendalian Intern yang Dibangun Belum Tertata dengan Baik

Hasil revieu yang dilakukan terhadap Sistem Pengendalian Intern diketahui


bahwa sistem pengendalian intern yang dibangun belum tertata dengan baik. Belum
tertatanya sistem pengendalian intern ini terlihat dalam beberapa hal, diantaranya:
a. Belum ada langkah-langkah yang komprehensif untuk melakukan pencegahan dan
minimalisasi potensi kerusakan dan terhentinya sistem komputer di tingkat SKPKD
dan SKPD;
b. Belum adanya pengembangan dan pendokumentasian rencana komprehensif untuk
mengatasi kejadian tak terduga;
c. Rekonsiliasi data antara SKPKD dan SKPD belum sepenuhnya dilakukan yang
dibuktikan dengan munculnya selisih-selisih yang diketahui belakangan;
d. Supervisi atasan langsung terhadap pelaksanaan kegiatan belum memadai;
e. Belum adanya sistem dan prosedur akuntansi serta kebijakan akuntansi;
f. Dokumen sumber belum bernomor urut tercetak yang terlihat pada SPP, SPM dan
SP2D yang belum prenumbered;
g. Dalam beberapa hal dijumpai ketidakakuratan pembukuan dan juga tidak tepat waktu;
h. Belum adanya buku pedoman sistem dan prosedur dan kebijakan akuntansi sebagai
media informasi dan komunikasi kepada SKPD dalam kaitannya dengan pelaksanaan
pembukuan, penatausahaan dan pelaporan keuangan;
i. Tidak adanya dokumentasi pengendalian yang memadai seperti bentuk flowchart atau
prosedur uraian;
j. Belum ada cash opname yang dilakukan secara menyeluruh untuk SKPD oleh
pengawas intern (penaksiran resiko);
k. Belum adanya pengendalian akurasi yang memadai yang terlihat belum adanya
dokumentasi dan penelusuran serta laporan atas adanya data yang tidak akurat.

Kelemahan pengendalian atas permasalahan di atas, dapat diuraikan sebagai


berikut:
a. Lingkungan pengendalian belum berjalan dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat
dengan kurangnya penekanan pentingnya keakuratan data akuntansi dan metode
akuntansi yang berlaku umum serta pentingnya ketaatan akan prosedur dan peraturan
yang ada.
b. Penaksiran resiko belum berjalan dengan baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan
adanya Bagian Keuangan atau unit kerja yang menangani keuangan dan pembukuan
dalam mengidentifikasi resiko-resiko yang dapat menghambat pembuatan Laporan
Keuangan Daerah. Pemerintah Daerah khususnya Pengelola Keuangan Daerah belum
mengantisipasi kelemahan-kelemahan penggunaan teknologi informasi dalam
pemrosesan transaksi. Adanya sistem (teknologi informasi) baru yang telah
diterapkan oleh Pemerintah Daerah dalam pemrosesan transaksi keuangan dimana
sistem (teknologi informasi) yang dibuat tersebut diterapkan dalam pengolahan data
transaksi sering mengalami hambatan (trouble), belum dilakukan penghitungan saldo
kas (cash opname) yang berada pada fungsi pemegang kas/Bendahara secara periodik
dan secara mendadak.
c. Aktivitas pengendalian belum berjalan sepenuhnya. Hal tersebut ditunjukkan dengan
SP2D yang tidak bernomor urut (prenumbered), tidak dilakukannya pengecekan
secara independen dan periodik terhadap penerimaan dan pembayaran dan

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


18

pengendalian yang ada dan tidak didokumentasikan dalam prosedur uraian,


flowchart atau form lainnya.

Kondisi tersebut diatas tidak sesuai dengan:


a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Keuangan Negara pasal 3 yang
menyatakan bahwa keuangan negara dikelola secara tertib, taat pada peraturan
perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab
dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan;
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah pada:
1) Pasal 4 yang menyatakan bahwa keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada
peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan dan
bertanggung jawab dengan memperhatikan azas keadilan, kepatutan, dan manfaat
untuk masyarakat;
2) Pasal 313 pada:
a) Ayat (1) yang menyatakan dalam rangka meningkatkan kinerja transparansi
dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah, kepala daerah mengatur dan
menyelenggarakan sistem pengendalian intern di lingkungan pemerintahan
daerah yang dipimpinnya;
b) Ayat (3) yang menyatakan pengendalian intern sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) sekurang-kurangnya memenuhi kriteria sebagai berikut:
(1) terciptanya lingkungan pengendalian yang sehat;
(2) terselenggaranya penilaian risiko;
(3) terselenggaranya aktivitas pengendalian;
(4) terselenggaranya sistem informasi dan komunikasi; dan
(5) terselenggaranya kegiatan pemantauan pengendalian.

Kondisi tersebut mengakibatkan:


a. Melemahkan sistem kendali intern dan tidak mencerminkan sistem saling uji (check
and balance);
b. Kesulitan untuk melakukan penelusuran atas selisih-selisih akun dalam laporan
keuangan;
c. Tidak adanya kepastian perlakuan akuntansi untuk hal-hal yang memang perlu
kebijakan dalam tingkat implementasi seperti penyusutan, kapitalisasi aset dan lain-
lain;
d. Berpotensi menimbulkan kecurangan/penyimpangan karena tidak ada usaha untuk
melakukan deteksi dini akan terjadinya penyimpangan;
e. Dokumen pengeluaran kas berpotensi disalahgunakan;
f. Penyajian dan ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan Pemerintah Daerah
menjadi berkurang.

Hal tersebut disebabkan Kepala Dinas PPKAD belum menyadari arti pentingnya
Sistem Pengendalian Intern sebagai alat cegah dini terjadinya penyimpangan keuangan
daerah.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


19

Atas permasalahan tersebut Kepala Dinas PPKAD menanggapi bahwa hal


tersebut akan dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kedepan dan akan diupayakan
seminimal mungkin terjadinya kesalahan. Rencana tindakan kedepan yang dipersiapkan:
a. Peningkatan dukungan sarana/prasarana (komputer, server) dan pemasangan jaringan
(link) yang menghubungkan bidang-bidang di DPPKAD;
b. Sosialisasi pemahaman alur data software, cara pengendalian data di SKPD-SKPD;
c. Penyusunan pedoman sebagai Kebijakan Akuntansi serta Sistem dan Prosedur
Akuntansi.

BPK RI merekomendasikan agar Bupati Magetan segera membuat Sistem dan


Prosedur serta Kebijakan Akuntansi untuk memberikan kepastian perlakuan akuntansi
terhadap hal-hal yang memang perlu kebijakan sehingga dapat digunakan sebagai alat
cegah dini terjadinya penyimpangan keuangan daerah.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


20

7. Penunjukan Bank Sebagai Tempat Menyimpan Uang Daerah Tidak Didukung


dengan Perjanjian Kerjasama

Dalam pengelolaan Kas Daerah selama Tahun 2008 Pemerintah Kabupaten


Magetan menyimpan dananya dalam bentuk rekening giro. Dalam pelaksanaannya
Pemerintah Kabupaten Magetan telah menunjuk Bank Jatim sebagai Pemegang Kas
sesuai dengan Keputusan Bupati Magetan Nomor: 188/31/Kept/403.012/2008 tentang
Penunjukan Pemegang Kas Daerah Pemerintah Kabupaten Magetan Tahun Anggaran
2008. Adapun rekening yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Magetan adalah
sebagai berikut:

No Nomor Rekening Keterangan


1. 0301003833 Pemda Kab Magetan (PAD)
2. 0301008877 Pemda Kab Magetan (BPHTB)
3. 0301013533 Pemda Kab Magetan (DAU)
4. 0301015950 Pemda Kab Magetan (DAK Non Reboisasi)
5. 0301016298 Pemda Kab. Magetan (Gerdu Taskin)
6. 0301017359 Pemda Kab Magetan (Pendidikan)
7, 0301017367 Pemda Kab Magetan (Infrastruktur)
8. 0301017375 Pemda Kab Magetan (kelaut&Perikanan)
9. 0301017383 Pemda Kab Magetan (Pertanian)
10. 0301017391 Pemda Kab Magetan (Lingkungan Hidup)
11. 0301017405 Pemda Kab Magetan (Kesehatan)
12. 0301017685 Pemda Kab Magetan (Pasca Bencana)

Hasil konfirmasi dengan Pemimpin Cabang PT Bank Pembangunan Daerah


Jawa Timur Cabang Magetan (Bank Jatim) diketahui bahwa selama ini penyimpanan
dana dan pembukaan rekening pada Bank Jatim tidak disertai surat perjanjian antara
Bendahara Umum Daerah dengan Bank Jatim.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:


a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tanggal 5 April 2003 tentang Keuangan
Negara, dalam pasal 3 ayat (1) disebutkan bahwa keuangan negara dikelola secara
tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan
dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan;
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2007 tanggal 16 Juli
2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah pasal 18:
1) Ayat (3) menyatakan bahwa Penunjukan Bank Umum sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dimuat dalam perjanjian antara Bendahara Umum Daerah dengan
Bank Umum yang bersangkutan;
2) Ayat (4) menyatakan bahwa Perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
sekurang-kurangnya mencakup: jenis pelayanan yang diberikan, Mekanisme
pengeluaran/penyaluran dana melalui bank, Pelimpahan penerimaan dan saldo
rekening pengeluaran ke Rekening Kas Umum Daerah, Pemberian bunga/jasa
giro/bagi hasil atas saldo rekening, Pemberian imbalan atas jasa pelayanan,
Kewajiban menyampaikan laporan, Sanksi berupa denda dan/atau pengenaan
bunga yang harus dibayar karena pelayanan yang tidak sesuai dengan perjanjian

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR


21

dan Tata cara penyelesaian perselisihan.


c. Pasal 313 ayat (1) yang menyatakan dalam rangka meningkatkan kinerja transparansi
dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah, kepala daerah mengatur dan
menyelenggarakan sistem pengendalian intern di lingkungan pemerintahan daerah
yang dipimpinnya

Hal tersebut mengakibatkan tidak ada kepastian hukum yang dimiliki oleh
Pemerintah Kabupaten Magetan mengenai kewajiban dan hak dalam penempatan dana
pada Bank Jatim Cabang Magetan.

Hal tersebut disebabkan Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah selaku
Bendahara Umum Daerah (BUD) tidak memahami ketentuan yang berlaku.

Atas permasalahan tersebut Kepala Dinas PPKAD menanggapi bahwa


persyaratan perjanjian kerjasama dengan Bank dalam rangka pengelolaan uang darah
diatur di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007, mengingat hal tersebut
merupakan ketentuan baru dan bentuk format tidak ada contoh maka selama ini belum
dibuat. Sebagai tindak lanjut saat ini telah dibuat draft naskah Perjanjian Bersama antara
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dengan PT Bank Jatim
Cabang Magetan. Guna menghindari kesalahan hukum maka atas draft perjanjian
kerjasama segera diadakan pembahasan bersama, yang selanjutnya akan ditetapkan
sebagai dasar pelaksanaan untuk kedua belah pihak.

BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Magetan agar memerintahkan Kepala


Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah selaku Bendahara Umum Daerah (BUD)
segera membuat perjanjian tertulis dengan bank tempat penyimpanan kas milik daerah
dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 2007 tanggal 16 Juli 2007
tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah.

PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

Anda mungkin juga menyukai