Abstract
The effect of water temperature and air-water flow rate on two-phase flow
at air-water system with counter current in packed column was studied.
The applied series used were packed column with inside diameter 7,5 cm,
content material of raschig ring the stack height 140 cm, water circulation pump,
and air compressor. The observed variables were water temperature (TA) ranging
from 30O – 60OC, water volumetric flow rate (QA) ranging from 1 – 4 L/minute,
air volumtric flow rate (QU) 35 – 85 L/minute, wet-bulb temperature (Tw), dry-
bulb temperature (Td), and pressure (P). First, the packed column was only flowed
with water and air for 60 minutes. Then, the packed column was flowed with
water and air, in which thr pumped into the packed column was return again to the
storage tank.
Pada Laju Alir Air Konstan dan Laju Alir Udara Meningkat persamaan
matematis yang diperoleh :
NSh = 4,4065.10 −5.N Re 0,94598 .NSc 0,301
Pada temperature air meningkat model persamaan matematis yang
diperoleh dari analisis dimensional adalah:
NSh = 2,91471 .1013. N Re −5 , 03217 . NSc 0 , 055276
Key word : Reynolds Number, Schmidt Number Two-phase flow
1
Analisis Dimensional, Abdul Kahar
I. PENDAHULUAN
1. KONTAK ANTARA ZAT CAIR DAN UDARA
untuk meningkatkan laju perpindahan massa per satuan luas atau untuk
membantu mendisfersikan fluida yang satu di dalam fluida yang lain sehingga
Kontak secara sempurna antara zat cair dan udara sangat diharapkan, akan
tetapi sangat sulit dicapai, terutama pada kolom yang besar sehingga lapisan tipis
yang seharusnya terdistribusi secara merata diatas permukaan bahan isian tidak
terjadi. Adanya bagian yang menebal, menipis, kering (tidak terbasahi) pada
permukaan bahan isian, holdup sehingga proses kontak tidak berjalan secara ideal.
Untuk memperkecil hal tersebut perlu perbandingan laju alir zat cair dan udara
yang tepat, perbandingan diameter bahan isian dan diameter kolom yang sesuai.
(McCabe,1993).
CURAH
Dalam berbagai proses industri, zat cair atau gas mengalir melaluii lapis
hamparan partikel benda padat, contoh situasi ini dalam satuan operasi kimia
teknik ialah proses penyaringan (filtrasi) dan aliran dua fase lawan-arah dari zat
mengenai hubungan penurunan tekanan total melalui lapisan hampar padat dan
seret masing-masing partikel ialah yang didasarkan atas perkiraan tentang seret
total fluida pada batas padat dari alur yang berkelok-kelok melalui hamparan
2
Analisis Dimensional, Abdul Kahar
benda padat itu. Bentuk saluran di dalam hamparan itu sangat tidak beraturan,
berinterkoreksi.
hamparan benda padat itu adalah akibat seret total semua partikell dalam
hamparan itu, dimana aliran yang terjadi dapat berupa aliran laminar, aliran
ikutan. Sebagaimana dalam hal seret pada satu partikel, pada aliran ini tidak
terdapat suatu transisi yang jelas antara aliran laminar dan aliran turbulen, seperti
3. ANALISIS DIMENSIONAL
secara lengkap dengan metode teoritis atau metode matematik, seperti dalam
bidang aliran fluida, aliran kalor, dan operasii difusi. Salah satu cara untuk
mengendalikan karakter aliran fluida yaitu : kecepatan (v), viskositas (µ), densitas
3
Analisis Dimensional, Abdul Kahar
Kga.di di.v.ρ µ
= k1. , (2)
Dv µ ρ .Dv
D .v . ρ
N Re = (3)
µ
Bilangan Schmidt, N Sc :
µ
N Sc = (4)
Dv.ρ
K G a.di
N Sh = (5)
Dv
ρ = densitas, g/cm3
µ = viskositas, g/cm.s
A. RUMUSAN MASALAH
1. Berapakah nilai Bilangan Reynolds dan Bilangan Schmidt terhadap
analisis dimensional hubungan Koefisien Difusi gas dan Koefisien
perpindahan massa yang diperoleh dari penelitian ini.
B. TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui nilai Bilangan Reynolds dan Bilangan Schmidt terhadap
analisis dimensional hubungan Koefisien Difusi gas dan Koefisien
perpindahan massa yang diperoleh dari penelitian ini sistem udara-air
dalam kolom isian dengan aliran berlawanan arah (counter current).
4
Analisis Dimensional, Abdul Kahar
5
Analisis Dimensional, Abdul Kahar
(flooding) yang disebut flooding velocity, yang terletak antara laju alir udara 75 –
85 L/menit dengan laju alir air 4 L/menit.
Kenaikan pada tekanan menyebabkan penurunan pada Difusivitas gas, Dv.
Pada kondisi laju alir air konstan 1 L/menit dan laju alir udara meningkat dari 35
sampai dengan 85 L/menit, difusivitas gas menurun dari 0,27762 sampai dengan
0,2375 cm2/s dan tekanan naik dari 1,0 menjadi 2,7 cm H2O. Begitu juga pada laju
alir air yang lebih besar. Kenaikan pada laju alir air meningkatkan tekanan
sehingga sedikit menurunkan nilai difusivitas gas.
Pada kondisi laju alir air meningkat dari 1 sampai dengan 4 L/menit dan
laju alir udara konstan 40 L/menit, difusivitas gas menurun dari 0,27756 sampai
dengan 0,27559 cm2/s dan tekanan naik dari 1,217 menjadi 8,65 cm H2O. Begitu
juga pada laju alir udara yang lebih besar. Kenaikan pada laju alir udara
meningkatkan tekanan sehingga juga sedikit menurunkan nilai difusivitas gas.
Gambar 4.1 Hubungan Laju Alir Air terhadap Bil. Reynolds Air
Gambar 4.2 Hubungan Laju Alir Udara dengan Bil. Schmidt
0.62
1 L/mnt
2 L/mnt
1450 0.615
3 L/mnt
4 L/mnt
Bilangan Reynolds Air, NRe
0.61
Bilangan Schmidt, NSc
1180
0.605
0.6
910 Series1
Series2 0.595
Series3
Series4
Series5 0.59
640
0.585
370 0.58
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90
Laju Alir Air, L/menit Laju Alir Udara, L/menit
6
Analisis Dimensional, Abdul Kahar
kecepatan alir air semakin tinggi sehingga waktu kontak yang efektif antara udara
dan air, agar terjadi transfer massa yang makin berkurang.
Pada kondisi laju alir udara kostan 40 L/menit dan laju alir air meningkat
dari 1 sampai dengan 4 L/menit, koefisien perpindahan massa yang diperoleh
semakin berkurang dari 0,06499 sampai dengan 0,05889 kgmol/menit.m3.atm.
Dengan bilangan Reynolds air yang meningkat dari 392,3 sampai dengan
1578,344 dan bilangan Reynolds udara menurun dari 697,957 menjadi 697,016.
Pada laju alir udara konstan yang lebih besar koefisien perpindahan massa yang
diperoleh lebih besar, namun tetap mengalami penurunan dengan semakin
meningkatnya laju alir air. Berkurangnya koefisien perpindahan masa disebabkan
karena semakin tingginya aliran air menyebabkan kecepatan aliran udara
berkurang, sehingga mengurangi keturbulenan aliran udara, hal ini terlihat dari
meningkatnya bilangan Reynolds air dan menurunnya bilangan Reynolds udara..
C. Pengaruh Temperatur Air terhadap Bilangan Reynolds
Difusivitas gas, Dv naik jika temperatur dinaikkan. Pada kondisi
temperatur air masuk yang meningkat dari 30OC sampai dengan 60OC, pada laju
alir air 1 L/menit dan laju udara konstan 60 L/menit diperoleh difusivitas gas
meningkat dari 0,26185 sampai dengan 0,31041 cm2/s. Begitu juga pada laju alir
dan temperatur air yang lebih besar. Sebagaimana terlihat pada gambar 4.18.
Pada laju alir udara 40 L/menit dan laju alir air konstan 2,5 L/menit
dengan kenaikan temperatur air dari 30OC sampai dengan 60OC, diperoleh
difusivitas gas meningkat dari 0,26162 sampai dengan 0,3096 cm2/s. Begitu juga
pada temperatur air dan laju alir udara yang lebih tinggi.
Gambar 4.3 Hubungan Temperatur Air dengan Bil. Reynolds Gambar 4.4 Hubungan Temperatur Air dengan Bil. Schmidt
0.62
1950 40 L/mnt
0.6 50 L/mnt
Bilangan Schmidt, NSc
60 L/mnt
Bilangan Reynolds Air, NRe
1625 70 L/mnt
0.58 80 L/mnt
1 L/mnt
1300 2 L/mnt
3 L/mnt
4 L/mnt 0.56
975
0.54
650
325 0.52
25 30 35 40 45 50 55 60 65 25 30 35 40 45 50 55 60 65
Temperatur Air. OC Temperatur Air. OC
7
Analisis Dimensional, Abdul Kahar
8
Analisis Dimensional, Abdul Kahar
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan nilai p1 dan a1 dapat diketahui.
Pengaruh laju aliran air yang meningkat (dalam bentuk Bilangan Reynolds air)
terhadap nilai Koefisien Perpindahan Massa (dalam bentuk Bilangan Sherwood),
pada temperatur air 40 OC dengan laju alir udara konstan 60 L/menit.
Tabel IV.6. Hubungan Bilangan Reynolds air dengan Bilangan Sherwood
9
Analisis Dimensional, Abdul Kahar
E.2. Pada Laju Alir Air Konstan dan Laju Alir Udara Meningkat
Pengaruh laju alir udara yang meningkat (dalam bentuk bilangan Reynolds
udara) terhadap nilai Koefisien Perpindahan Massa (dalam bentuk bilangan
Sherwood) Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel IV.8. Data tersebut diambil
dari Tabel IV.5.A dan B, pada temperatur air 40 OC dengan laju alir air konstan
2,5 L/menit.
Tabel IV.8 Hubungan Bilangan Reynolds Udara dengan Bilangan Sherwood
Qu, L/mnt NReU (x) Kga Dv NSh (y)
1 699,6119 0,06849 0,27733 0,018522
2 874,3695 0,08347 0,27704 0,022597
3 1049,0874 0,09985 0,27652 0,027082
4 1398,8558 0,13045 0,27395 0,035713
Rata-rata 0,026999
p2 = k 2 .NSc b2 (31)
Dengan menggunakan metode regresi linear persamaan (30) dapat
diselesaikan dan menghasilkan persamaan :
NSh = 3,75207.10−5.N Re0,94589 (32)
Selanjutnya persamaannya menjadi:
NSh.N Re −0,94598 = k 2 .NSc b2 = p2 (33)
Dan hubungan NSh.NRe-0,94598 dengan NSc selengkapnya dapat dilihat
pada Tabel IV.9.
Tabel IV.9. Hubungan NSh.NRe-0,94598 dengan Bilangan Schmidt
Qu, L/menit NSh.NRe-0,94598 (y) NSc (x)
-5
40 3,77146.10 0,58332
50 3,7262.10-5 0,58403
60 3,7588.10-5 0,5852
70 3,7286.10-5 0,5875
80 3,7756.10-5 0,5908
10
Analisis Dimensional, Abdul Kahar
NSh = p3 .N Re c1 (37)
p3 = k3 .NSc c 2 (38)
Persamaan (37) diselesaikan dengan menggunakan metode regresi linear,
dan menghasilkan persamaan :
NSh = 2,8249.1013.N Re −5,03217 (39)
selanjutnya persamaannya menjadi:
11
Analisis Dimensional, Abdul Kahar
Laju alir air konstan dan laju alir udara meningkat bilangan Reynolds air, NRe air
3. Pada laju alir volumetrik udara, QU 60 L/menit dan laju alir volumetrik air, QA
2,5 L/menit dan temperatur 40OC diperoleh bilangan Reynolds air, NReA rata-rata
adalah 985,605 dan bilangan Reynolds udara, NReU rata-rata adalah 1046,877.
4. a. Pada Laju Alir Air Meningkat dan Laju Alir Udara Konstan persamaan
12
Analisis Dimensional, Abdul Kahar
b. Pada Laju Alir Air Konstan dan Laju Alir Udara Meningkat persamaan
B. Saran
Penelitian ini masih dapat dikembangkan untuk variabel-variabel seperti:
debit air yang keluar kolom isian, tinggi bahan isian (Z) dan diameter bahan isian
(dp) yang antara lain untuk mendapatkan variasi perbandingan tinggi tumpukan
bahan isian dengan diameter bahan isian (Z/dp) dan perbandingan diameter bahan
isian dengan diameter kolom isian (dp/di).
DAFTAR PUSTAKA
Badger Walter. L dan Julius T. Banchero. 1982. Introduction to Chemical
Engineering. Imternational Edition. McGraw Hill International Book Co.
New York.
Bennet, C.O dan J.E. Myers. 1985. Momentum, Heat and Mass Transfer.
International Student Edition. Third Edition. McGraw Hill Inc. New York.
Brown, G.G, Donald Katz, Alan S. Foust, dan Richard Scheidewind. Unit
Operation. Modern Asia Edition, Jhon Willey and Sons Inc. New York.
13
Analisis Dimensional, Abdul Kahar
Perrys, R.H. dan Green D. 1984. Perry”s Chemical Engineering Hand Biik. Six
Edition. Singapore.
Robert C. Reid, Jhon M. Prausnitz, dan Bruce E. Poling. 1991. Sifat Gas dan Zat
Cair. Edisi ketiga. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Mc Cabe. Warlen L, Julian C. Smith dan Peter Harriot. 1990. Operasi Teknik
Kimia. Jilid I dan II. Edisi keempat. Terjemaham E. Jasjfi. Erlannga.
Jakarta.
14