Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TUTORIAL

SKENARIO A BLOK 26

Nama : Mary Gisca Theressi
NIM : 04111001036
Kelompok : L2

Analisis Masalah
1. Apa etiologi dan mekanisme tidak BAK sejak 6 jam yang lalu?
Jawab:
Etiologi:
a. Insufisiensi prerenal yang merupakan respon fungsional ginjal terhadap hipoperfusi
b. Gagal ginjal intrinsik disertai oleh kerusakan struktur ginjal. Ini meliputi nekrosis
tubulus akut (akibat iskemia berkepanjangan, obat-obat dan toksin), penyakit
glomerulus, atau lesi pembuluh darah.
c. Gagal ginjal postrenal merupakan akibat dari obstruksi mekanik atau fungsional
terhadap aliran urin. Bentuk oliguria dan insufisiensi ginjal ini biasanya member
respons setelah obstruksi dilepas.
Gejala-gejala klinis pada suatu perdarahan bisa belum terlihat jika kekurangan darah
kurang dari 10% dari total volume darah karena pada saat ini masih dapat dikompensasi
oleh tubuh dengan meningkatkan tahanan pembuluh darah dan frekuensi dan
kontraktilitas otot jantung. Bila perdarahan terus berlangsung maka tubuh tidak mampu
lagi mengkompensasinya dan menimbulkan gejala-gejala klinis. Secara umum syok
hipovolemik menimbulkan gejala peningkatan frekuensi jantung dan nadi (takikardi),
pengisian nadi yang lemah, kulit dingin dengan turgor yang jelek, ujung-ujung ektremitas
yang dingin dan pengisian kapiler yang lambat.
Berdasarkan kemampuan respon tubuh terhadap kehilangan volume sirkulasi tersebut
maka secara klinis tahap syok hipovolemik dapat dibedakan menjadi tiga tahapan yaitu
tahapan kompensasi, tahapan dekompensasi dan tahapan irevesrsibel. Pada tahapan
kompensasi, mekanisme autoregulasi tubuh masih dapat mempertahankan fungsi srikulasi
dengan meningkatkan respon simpatis. Pada tahapan dekompensasi, tubuh tidak mampu
lagi mempertahankan fungsinya dengan baik untuk seluruh organ dan sistim organ. Pada
tahapan ini melalui mekanisme autoregulasi tubuh berupaya memberikan perfusi ke
jaringan organ-organ vital terutama otak dan terjadi penurunan aliran darah ke
ekstremitas. Akibatnya ujung-ujung jari lengan dan tungkai mulai pucat dan terasa dingin.
Selanjutnya pada tahapan ireversibel terjadi bila kehilangan darah terus berlanjut
sehingga menyebabkan kerusakan organ yang menetap dan tidak dapat diperbaiki.
Kedaan klinis yang paling nyata adalah terjadinya kerusakan sistim filtrasi ginjal yang
disebut sebagai gagal ginjal akut.

2. Mengapa panas hanya turun sebentar setelah diberi obat namun naik lagi setelah beberapa
waktu?
Jawab:
Umumnya pasien mengalami fase demam selama 2-7 hari, yang diikuti dengan fase kritis
selama 2-3 hari. Pada waktu fase ini pasien sudah tidak demam, akan tetapi mempunyai
risiko untuk terjadi renjatan jika tidak mendapatkan pengobatan yang adekuat.
Pada kasus ini, pasien berada pada fase kritis. Karena tidak diterapi dengan adekuat,
keadaan klinis pasien semakin memburuk hingga mengalami dengue shock syndrome.

3. Apa interpretasi dan mekanisme abnormal dari hasil pemeriksaan fisik :
Abdomen: datar, lemas, hati teraba 2 cm di bawah arcus costae, lien tidak teraba, BU (+)
normal
Jawab:
- Lemas
Hipoperfusi menyebabkan jaringan kekurangan oksigen dan nutrisi.
- Hati teraba 2 cm di bawah arcus costae : hepatomegali
Hepatomegali pada pasien DBD terjadi akibat kerja berlebihan hepar untuk
mendestruksi trombosit dan untuk menghasilkan albumin. Selain itu, sel-sel hepar
terutama sel Kupffer mengalami banyak kerusakan akibat infeksi virus dengue. Bila
kebocoran plasma dan perdarahan yang terjadi tidak segera diatasi, maka pasien dapat
jatuh ke dalam kondisi kritis yang disebut DSS (Dengue Shock Sydrome) dan sering
menyebabkan kematian (Soedarmo, 2002; Nainggolan et al., 2006).
- Lien tidak teraba
Pada kasus ini, pasien belum mengalami splenomegali.
4. Apa etiologi pada kasus ini?
Jawab:
Etiologi DHF (Mandal,2004):
a. Virus dengue sejenis arbovirus
b. Ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang terutama memiliki habitat perkotaan dan
mendapat virus sewaktu menghisap darah manusia yang terinfeksi
c. Virus ini merupakan flavivirus RNA dengan 4 serotipe (DEN-1, DEN-2, DEN-3,
DEN-4), setiap tipe dapat menginfeksi manusia. Keempat serotipe ditemukan di
Indonesia dengan DEN-3 merupakan serotipe terbanyak.
5. Apa saja komplikasi yang mungkin terjadi pada kasus ini?
Jawab:
Komplikasi dari penyakit demam berdarah menurut Suroso, diantaranya:
a. Ensefalopati dengue
Pada umumnya ensefalopati terjadi sebagai komplikasi syok yang berkepanjangan
dengan perdarahan. Ensefalopati dengue dapat menyebabkan kesadaran pasien
menurun menjadi apatis atau smonolen, dapat juga disertai kejang.
b. Kelainan ginjal
Kelainan ginjal umumnya terjadi pada fase terminal sebagai akibat dari syok yang
tidak diatasi dengan baik. Untuk mencegah gagal ginjal maka setelah syok diobati
dengan mengganti volume intravaskular.
c. Edema paru
Edema paru merupakan komplikasi yang mungkin terjadi akibat pemberian cairan
yang berlebihan.

Anda mungkin juga menyukai