Anda di halaman 1dari 22

STRUMA

a. Konsep Medis
1. Pengertian.
1.1. Struma adalah reaksi adaptasi terhadap kekurangan
yodium yang ditandai dengan pembesaran kelenjar tyroid. (Djoko
Moelianto, Ilmu Penyakit Dalam, 1993.
1.!. Struma "odosa "on #oksik adalah pembesaran
kelenjar tyroid yang se$ara teknik teraba suatu nodul tanpa disertai
tanda%tanda hipertiroidisme (Sri &artini, Ilmu Penyakit Dalam, 'ilid 1,
halaman ()( *+,I, 19-(
!. .natomi +elenjar #yroid.
+elenjar tyroid terletak dibagian ba/ah leher, terdiri atas ! lobus yang
dihubungkan oleh isthmus dan menutupi $in$in trakea ! dan 3. +apsul 0ibrosa
menggantungkan kelenjar ini pada 0asia Pre trakea sehingga pada setiap
gerakan menelan selalu diikuti dengan gerakan terangkatnya kelenjar ini ke
arah kranial, aliran darah ke kelenjar tyroid berasal dari arteri tiroidea
superior dan arteri tiroidea in0erior.
3. 1tiologi.
Penyebab Struma antara lain 2
3.1. De0isiensi 3odium.
-
De0isiensi yodium merupakan sebab pokok terjadinya struma. Struma
merupakan $ara adaptasi manusia pada keadaan akan kekurangan unsur
yodium dalam makanan dan minuman.
3.!. *aktor 4oitrogen.
4oitrogen adalah 5at atau bahan yang dapat mengganggu hormogenesis
tiroid sehingga akibatnya dapat membesarkan kelenjar tiroid (gondok
3.3. 3odium yang berlebihan.
.pabila yodium dikomsumsi dalam jumlah yang berlebihan maka akan
terjadi inhibisi hormonogenesis, akan tetapi bila pemberian ini se$ara
kronik, maka terjadi es$ape atau adaptasi terhadap hambatan tersebut.
6ila tidak mampu melaksanakan hambatan tersebut akan mengalami
akibatnya yaitu inhibisi hormogenesis sehingga tarjadi hipotiroidisme
dan selanjutnya #S& meninggi dengan dampak gondok.
7. Pato0isiologi.
Struma terjadi karena kegagalan sintesa hormon yang berhubungan
dengan pengurangan hormon #3 dan #7. Pengurangan ini men$egah
inhibisi umpan balik #S& yang normal. +adar #S& yang meningkat akan
menyebabkan peningkatan massa tyroid. Pembesaran tyroid dapat
menimbulkan hyperplasia tetapi tidak semuanya menunjukan adanya kadar
#S&. &ipotesis lain menyatakan bah/a struma disebabkan karena stimulus
kelenjar tyroid oleh gro/th imunoglobin, stroma dapat berupa di0us atau
noduler dan nodul disebabkan oleh adenoma, karsinoma, atau proses
9
in0lamasi. Pembesaran tyroid yang tidak berhubungan dengan
hypertiroidisme, malignasi atau in0lamasi sering kali terjadi pada /anita
yang timbul pada saat pubertas atau selama kehamilan disebut dengan
simpel goiter. Pada tiap orang dapat dijumpai masa dimana kebutuhan
terhadap tiro8in bertambah terutama masa pertumbuhan, menstruasi
pubertas, kehamilan, laktasi, menopause, in0eksi dan stres. Pada masa
tersebut akan menimbulkan modularitas kelenjar tyroid serta kelainan
arsitektur yang dapat berlanjut pada berkurangya aliran darah.
). 4ambaran +linis.
4ambaran klinis pada penderita struma antara lain 2
).1. Pemebengkakan se$ara berlebihan pada leher.
).!. 6atuk kaena pipa udara (tra$tea terdesak kesisi lain.
).3. +esulitan menelan (nyeri saat menelan.
).7. +esulitan dalam berna0as dan suara bising pada /aktu berna0as.
).). Suara parau karena tekanan pada sara0 suara ('hon 90 +night. 1993,
:anita ;iptaan .jaib, halaman 3<= per$etakan .d>ent Indonesia,
6andung.
<. Pemeriksaan Diagnostik.
<.1. Pemeriksaan sidik tiroid.
6er0ungsi untuk melihat teraan ukuran, bentuk lokal dan yang
bermasalah. *ungsi bagian%bagian tiroid.
<.!. Pemeriksaan ,ltrasonogra0i.
1=
6er0ungsi untuk melihat beberapa bentuk kelainan dan konsistensinya.
<.3. 6iopsi .spirasi 'arum halus.
<.7. #ermogra0i adalah suatu metode
pemeriksaan berdasarkan pengukuran suhu kulit pada suatu tempat.
<.). Penanda tumor ber0ungsi untuk
mengukur peninggian tiroglobulin kadar tg serum normal antara 1,)%3=
nymle.
<.<. ? @ay (0oto leher.
(. Penatalaksanaan Medik.
3.1. Pen$egahan.
Dengan pemberian kapsul minyak beryodium terutama bagi penduduk
didaerah endemik sedang dan berat.
Program ini bertujuan merubah perilaku masyarakat, dalam hal pola
makanan dan memasyarakatkan pemakaian garam beryodium.
3.!. #indakan 9perasi.
Pada struma "odosa "on#oksik yang besar dapat dilakukan tindakan
operasi (strume$tomy. 6ila pengobatan tidak berhasil terjadi gangguan
misalnya 2 penekanan pada organ sekitarnya kosmetik, indikasi
keganasan yang pasti akan di$urigai.
11
b. Konsep Asuhan Keperawatan
Suatu bentuk pelayanan kepera/atan pro0esional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiatnya, dimana
pelayanan kepera/atan menga$u pada pelayanan bio, psiko, sosial, spiritual yang
komprehensi0 ditujukan kepada klien, keluarga dan masyarakat baik yang sakit
maupun yang sehat. Aangkah proses kepera/atan itu sendiri meliputi 2
1. Pengkajian.
Pengumpulan data yang berhubungan dengan pasien se$ara sistematis
(Marilynn 1 Doenges. Pengumpulan data dan sumber data dapat dilakukan
melalui obser>asi, /a/an$ara dan pemeriksaan 0isik yang meliputi inspeksi,
palpasi, perkusi dan auskultasi. Pengkajian data klien meliputi 2
1.1. .kti0itas B Istirahat 2 Insomnia, sensiti0itas
meningkat, otot lemah, gangguan koordinasi kelelahan berat, atro0i otot.
1.!. 1liminasi 2 ,rine dalam jumlah banyak
perubahan dalam 0aeses diare.
1.3. Integritas ego 2 Mengalami stres yang berat
baik 0isik maupun emosional.
1.7. Makanan B $airan 2 +ehilangan berat badan
yang mendadak, na0su makan yang meningkat, makan banyak, makannya
sering kehausan, mual muntah pembesaran tyroid.
1.). @asa nyeri B +enyamanan 2 "yeri orbital,
0oto0obia.
1!
1.<. Perna0asan 2 *rekuensi perna0asan
meningkat, takipnea, dispnea.
1.(. +eamanan 2 #idak toleransi terhadap panas
keringat yang berlebihan, suhu meningkat diatas 3(
=
;, kulit halus, hangat
dan kemerahan, rambut tipis, mengkilat dan lurus.
1kso0talmus 2 retraksi, iritasi pada kongjungti>a dan berair.
1.-. Seksualitas 2 penurunan libido, perdarahan
sedikit atau tidak sama sekali, impotensi.
13
!. Dampak gangguan sistem terhadap +DM pada pre operasi
De0isiensi yodium
+elainan metabolik kongenital yang mengandung hormon tyroid
Penghambatan sintesa hormon oleh 5at kimiaCobat%obatan

Pengurangan tyroditiroksin dan tetratiroksikosis


Men$egah inhibisi umpan balik #S& yang normal

Peningkatan massa thyroid

&yperplasia kelenjar thyroid (Struma

Perubahan status kesehatan klien

+lien selalu bertanya tentang


penyakitnya dan perosedur
pembedahan

In0ormasi yang diberikan


#idak akurat

+urang pengetahuan

Stressor meningkat

.n8ietas
17
Penekanan pada tyroid
pembuluh darah

Merangsang hipothalamus

Peningkatan kerja sara0


Simpatis

"yeri
6erkurangnya aliran di sekitar
leher

Suplai 9
!
ke jaringan berkurang

Iskemia

+elemahan 0isik

;epat lelah
+urang moti>asi
pera/atan diri
De0isit pera/atan
diri
.n8ietas
"yeri
In>olusi kelenjar

6enjolan pada kelenjar

4angguan body image


Penekanan pada eso0agus

Intake tidak adekuat

4angguan body image


Pemenuhan nutrisi
Dampak gangguan sistem terhadap +DM pada post operasi
Struma

Strume$tomi
(#indakan pembedahan

#erputusnya kontinuitas
'aringan

Pelepasan neurotransmitter
mediator kimia (bradikinin,
serotonin, prostaglandin dan
histamin

Merangsang ujung%ujung
sara0 tepi

Dihantarkan ke hipothalamius
dan korteks $erebri

"yeri
Manipulasi pada tindakan strume$tomi subtotal

@esiko peningkatan pengeluaran hormon tiroid

@esiko krisis tiroid

@esiko terjadinya mi8edema

+emunduran proses metabolik

1)
@esiko $edera pada trakhea

+emungkinan terjadinya
pendarahan

@esiko terjadi obstruksi

@esiko tinggi terhadap


bersihan jalan na0as tidak
e0ekti0
;edera pita suara

4angguan 0ungsi suara

4angguan
komunikasi >erbal
"yeri
@esiko tinggi terhadap
bersihan jalan na0as tidak
e0ekti0
@esiko terjadinya
tetaniC$edera
3. Diagnosa kepea/atan pada pre operasi
yang la5im terjadi pada struma pre operasi 2
3.1. 4angguan rasa nyaman
nyeri berhubungan dengan hyperplasia kelenjar tyroid.
3.!. 4angguan body image
berhubungan dengan in>olusi kelenjar tyroid.
3.3. 4angguan pemenuhan
nutrisi berhubungan dengan penekanan pada eso0agus, kesulitan
menelan.
3.7. De0isit pera/atan diri
berhubungan dengan kelemahan 0isik.
7. Peren$anaan tindakan kepera/atan sesuai prioritas masalah
7.1. 4angguan rasa
nyaman nyeri berhubungan dengan hyperplasia kelenjar tyroid.
#ujuan 2 mengatasi nyeri klien.
INTERVENSI RASIONAL
1. +aji tingkat nyeri klien
!. .njurkan klien untuk
1. Mengetahui tingkat
nyeri klien dan sebagai dasar
untuk menentu%kan ren$ana
tindakan selanjutnya.
1<
makanan lunak.
3. Menganjurkan klien supaya
makan sedikit%sedikit tapi sering.
7. +olaborasi dengan tim medis
dalam pemberian analgetik.
!. Mengurangi resiko
nyeri saat menelan.
3. Dengan makan
sedikit%sedikit tidak akan
memperberat rasa sakit saat
menelan.
7. .nalgetik dapat
menekan pusat nyeri sehingga
impuls nyeri tidak diteruskan ke
otak
7.!. 4angguan body
image berhubungan dengan in>olusi kelenjar tyroid.
#ujuan 2 +lien mengerti tentang adanya perubahan bentuk tubuh dan
mau menerima keadaannya serta mengembangkan
mekanisme peme$ahan masalah dan beradaptasi dengan
baik.
INTERVENSI RASIONAL
1. Diskusi dengan klien bagaimana
proses penyakitnya pengaruhnya.
!. +aji kesulitan yang dialami klien
1. Sebagai in0ormasi
tambahan untuk memulai proses
metode peme$ahan masalah.
!. Perasaan klien
1(
3. 6erikan suport pada klien dalam
melakukan pengobatan dan beri
pengertian.
terhadap kondisi 0isiknya
merupakan hal yang nyata dimana
pera/at harus bisa meyakinkan
klien bah/a dengan kemajuan
teknologi masalah klien bisa
diatasi.
3. +lien tidak
menganggap peruba%han yang
dialaminya sebagai suatu masalah
yang $ukup berat.
7.3. 4angguan
pemenuhan nutrisi berhubungan dengan penekanan pada eso0agus,
kesulitan menelan.
#ujuan 2 Pasien mengatakan berat badannya stabil dan bebas dari
tanda%tanda malnutrisi.
I"#1@D1"SI @.SI9".A
1. Monitor intake tiap hari
!. .njuran klien untuk makan
makanan yang tinggi kalori
dan kaya akan gi5i.
1. "utrisi merupakan kebutuhan
yang harus tetap terpenuhi setiap
hari untuk men$egah terjadinya
malnut%risi.
!. Suplemen makanan tersebut
akan mempertahankan jumlah
kalori dan protein dalam tubuh tetap
1-
3. +ontrol 0aktor lingkungan
seperti bau yang tidak sedap
dan hindari makanan yang
pedas dan berminyak.
dalam keadaan stabil.
3. Aingkungan yang buruk akan
memperburuk keadaan mual dan
menyebabkan muntah, e0ekti0itas
diet merupakan hal yang indi>idual
untuk dapat mengatasi adanya mual.
7.7. De0isit
pera/atan diri berhubungan dengan kelemahan 0isik.
#ujuan 2 +lien dapat melakukan akti0itas sesuai dengan
kemampuannya dan dapat mendemonstrasikan teknik
pera/atan diri.
INTERVENSI RASIONAL
1. 6antuan klien dalam
melaku%kan pera/atan diri.
!. .njuran keluarga klien
untk berpartisipasi dalam
pera/a%tan diri klien.
3. .njuran klien untuk
melaku%kan pera/atan diri
se$ara bertahap.
1. Membantu dalam
mempertahankan personal hygiene
klien.
!. +lien tidak merasa terbebani
dalam melakukan pera/atan diri.
3. Mempersiapkan diri klien untuk
tidak tergantung pada orang lain
19
7. 6antu klien untuk
melaku%kan pera/atan diri
se$ara bertahap.
). &1 kepada klien dan
keluarganya tentang penting%
nya kebersihan.
karena adnya kelemahan 0isik.
7. Mempermudah klien dalam
melakukan pera/atan diri.
). +lien dan keluarganya bisa
termoti0asi untuk tetap menjaga
personal hygiene klien.
7.). .n8ietas
berhubungan dengan interpretasi yang salah dan prosedur pembedahan
#ujuan 2 +lien dapapt mengungkapkan bah/a ke$emasannya sudah
berkurang atau sudah tidak $emas lagi.
INTERVENSI RASIONAL
1. +aji tingkat ke$emasan
klien.
!. 6erikan dorongan
kepada klien untuk
mengekspresikan
perasaannya.
1. Sebagai dasar dalam melakukan
inter>ensi selanjutnya.
!. Dukungan pera/at akan
memba/a klien untuk mengenal
sedini mungkin perasaannya dan
membagi kepada orang lain untuk
mengurangi gangguan perasaannya.
3. Penyelesaian singkat dan benar
!=
3. 6erikan penjelasan
singkat tentang penyakitnya
dan prosedur
pembedahannya.
7. 6eri support positi0
kepada klien.
). .njurkan kepada klien
untuk selalu melakukan
pendekatan spritual.
akan menghilangkan persepsi yang
salah tentang penyakitnya.
7. Suport positi0 dapat membantu
klien untuk melakukan koping untuk
mengatasi masalah.
). Pendekatan spritual membantu
klien untuk tetap tabah dalam
menghadapi penyakitnya.
). Diagnosa kepera/atan post operasi (Doenges, Marilyn 1, @en$ana .suhan
+epera/atan, !==1.
).1. @esiko tinggi terjadi ketidake0ekti>an bersihan jalan na0as
berhubungan dengan obstruksi trakea, pembengkakan, perdarahan dan
spasme laringeal.
).!. 4angguan komunikasi >erbal berhubungan dengan $edera pita
suaraCkerusakan laring, edema jaringan, nyeri, ketidaknyamanan.
).3. @esiko tinggi terhadap $ederaCtetani berhubungan dengan proses
pembedahan, rangsangan pada sistem sara0 pusat.
).7. 4angguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan dengan tindakan
bedah terhadap jaringanCotot dan edema pas$a operasi.
!1
<. Peren$anaan +epera/atan C Inter>ensi
<.1. @esiko tinggi terjadi ketidake0ekti>an bersihan jalan na0as
berhubungan dengan obstruksi trakea, pembengkakan, perdarahan dan
spasme laringeal.
#ujuan 2 Mempertahankan jalan napas paten dengan men$egah
aspirasi.
INTERVENSI RASIONAL
1. Pantau 0rekuensi perna0asan,
kedalaman dan kerja perna%
0asan
!. .uskultasi suara na0as, $atat
adanya suara ron$hi
3. +aji adanya dispnea, stridor,
dan sianosis. Perhatikan
kualitas suara
7. :aspadakan pasien untuk
menghindari ikatan pada
1. Perna0asan se$ara normal ka%
dang%kadang $epat, tetapi ber%
kembangnya distres pada perna%
0asan merupakan indikasi kom%
presi trakea karena edema atau
perdarahan
!. @on$hi merupakan indikasi
adanya obstruksi.spasme lari%
ngeal yang membutuhkan
e>aluasi dan inter>ensi yang
$epat
3. Indikator obstruksi trakeaCspasme
laring yang membutuhkan
e>aluasi dan inter>ensi segera
7. Menurunkan kemungkinan
tegangan pada daerah luka karena
!!
leher, menyokog kepala
dengan bantal
). 6antu dalam perubahan
posisi, latihan na0as dalam
dan atau batuk e0ekti0 sesuai
indikasi
<. Aakukan pengisapan lendir
pada mulut dan trakea sesuai
indikasi, $atat /arna dan
karakteristik sputum
(. Aakukan penilaian ulang
terhadap balutan se$ara
teratur, terutama pada bagian
posterior
-. Selidiki kesulitan menelan,
penumpukan sekresi oral
9. Pertahankan alat trakeosnomi
di dekat pasien
pembedahan
). Mempertahankan kebersihan
jalan na0as dan e>aluasi. "amun
batuk tidak dianjurkan dan dapat
menimbulkan nyeri yang berat,
tetapi hal itu perlu untuk
membersihkan jalan na0as
<. 1dema atau nyeri dapat
mengganggu kemampuan pasien
untuk mengeluarkan dan
membersihkan jalan na0as sendiri
(. 'ika terjadi perdarahan, balutan
bagian anterior mungkin akan
tampak kering karena darah
tertampungCterkumpul pada
daerah yang tergantung
-. Merupakan indikasi edemaCper%
darahan yang membeku pada
jaringan sekitar daerah operasi
9. #erkenanya jalan na0as dapat
men$iptakan suasana yang
!3
1=. Pembedahan tulang
mengan$am kehidupan yang
memerlukan tindakan yang
darurat
1=. Mungkin sangat diperlukan untuk
penyambunganCperbaikan pem%
buluh darah yang mengalami
perdarahan yang terus menerus
<.!. 4angguan komunikasi >erbal berhubungan dengan $edera
pita suaraCkerusakan laring, edema jaringan, nyeri, ketidaknyamanan.
#ujuan 2 Mampu men$iptakan metode komunikasi dimana kebutuhan
dapat dipahami
INTERVENSI RASIONAL
1. +aji 0ungsi bi$ara se$ara periodik 1. Suara serak dan sakit tenggorok
akibat edema jaringan atau
kerusakan karena pembedahan
pada sara0 laringeal yang berakhir
dalam beberapa hari kerusakan
sara0 menetap dapat terjadi
kelumpuhan pita suara atau
penekanan pada trakea
!7
!. Pertahankan komunikasi yang
sederhana, beri pertanyaan yang
hanya memerlukan ja/aban ya
atau tidak
3. Memberikan metode komunikasi
alternati0 yang sesuai, seperti
papan tulis, kertas tulisCpapan
gambar
7. .ntisipasi kebutuhan sebaik
mungkin. +unjungan pasien
se$ara teratur
). 6eritahu pasien untuk terus
menerus membatasi bi$ara dan
ja/ablah bel panggilan dengan
segera
<. Pertahankan lingkungan yang
tenang
!. Menurunkan kebutuhan beres%
pon, mengurangi bi$ara
3. Mem0asilitasi ekspresi yang
dibutuhkan
7. Menurunnya ansietas dan
kebutuhan pasien untuk
berkomunikasi.
). Men$egah pasien bi$ara yang
dipaksakan untuk men$iptakan
kebutuhan yang diketahuiCme%
merlukan bantuan
<. Meningkatkan kemampuan men%
dengarkan komunikasi perlahan
dan menurunkan kerasnya suara
yang harus diu$apkan pasien
untuk dapat didengarkan
!)
<.3. @esiko tinggi terhadap $ederaCtetani berhubungan dengan
proses pembedahan, rangsangan pada sistem sara0 pusat.
#ujuan 2 Menunjukkan tidak ada $edera dengan komplikasi
terpenuhiCterkontrol.
INTERVENSI RASIONAL
1. Pantau tanda%tanda >ital dan $atat
adanya peningkatan suhu tubuh,
takikardi (17= E !==Cmenit,
disrtrimia, syanosis, sakit /aktu
berna0as (pembengkakan paru
!. 1>aluasi re0leksi se$ara periodik.
9bser>asi adanya peka rangsang,
misalnya gerakan tersentak,
adanya kejang, prestesia
3. Pertahankan penghalang tempat
tidurCdiberi bantalan, tmpat tidur
pada posisi yang rendah
7. Memantau kadar kalsium dalam
1. Manipulasi kelenjar selama
pembedahan dapat mengakibat%
kan peningkatan pengeluaran
hormon yang menyebabkan krisis
tyroid
!. &ypolkasemia dengan tetani
(biasanya sementara dapat ter%
jadi 1 E ( hari pas$a operasi dan
merupakan indikasi hypopara%
tiroid yang dapat terjadi sebagai
akibat dari trauma yang tidak
disengaja pada pengangkatan
parsial atau total kelenjar
paratiroid selama pembedahan
3. Menurunkan kemungkinan
adanya trauma jika terjadi kejang
7. +alsium kurang dari (,)C1== ml
!<
serum
). (+olaborasi 6erikan pengobatan
sesuai indikasi (kalsiumCglukonat,
laktat
se$ara umum membutuhkan
terapi pengganti
). Memperbaiki kekurangan kal%
sium yang biasanya sementara
tetapi mungkin juga menjadi
permanen
<.7. 4angguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan dengan
tindakan bedah terhadap jaringanCotot dan edema pas$a operasi.
#ujuan 2 Melaporkan nyeri hilang atau terkontrol. Menunjukkan
kemampuan mengadakan relaksasi dan mengalihkan
perhatian dengan akti0 sesuai situasi.
INTERVENSI RASIONAL
1. +aji tanda%tanda adanya nyeri
baik >erbal maupun non >erbal,
$atat lokasi, intensitas (skala = E
1= dan lamanya
!. Aetakkan pasien dalam posisi
semi 0o/ler dan sokong kepalaC
leher dengan bantal pasirCbantal
ke$il
3. Pertahankan leherCkepala dalam
posisi netral dan sokong selama
1. 6erman0aat dalam menge>aluasi
nyeri, menentukan pilihan in%
ter>ensi, menentukan e0ekti>itas
terapi
!. Men$egah hiperekstensi leher
dan melindungi integritas garis
jahitan
3. Men$egah stress pada garis
jahitan dan menurunkan tegangan
!(
perubahan posisi. Instruksikan
pasien menggunakan tangannya
untuk menyokong leher selama
pergerakan dan untuk
menghindari hiperekstensi leher
7. Aetakkan bel dan barang yang
sering digunakan dalam
jangkauan yang mudah
). 6erikan minuman yang sejukC
makanan yang lunak ditoleransi
jika pasien mengalami kesulitan
menelan
<. .njurkan pasien untuk
menggunakan teknik relaksasi,
seperti imajinasi, musik yang
lembut, relaksasi progresi0
(. (+olaborasi 6eri obat analgetik
danCatau analgetik spres
tenggorok sesuai kebutuhannya
-. 6erikan es jika ada indikasi
otot
7. Membatasi ketegangan, nyeri
otot pada daerah operasi
). Menurunkan nyeri tenggorok
tetapi makanan lunak ditoleransi
jika pasien mengalami kesulitan
menelan
<. Membantu untuk mem0okuskan
kembali perhatian dan membantu
pasien untuk mengatasi nyeriCrasa
tidak nyaman se$ara lebih e0ekti0
(. 6eri obat analgetik danCatau
analgetik spres tenggorok sesuai
kebutuhannya
-. Menurunnya edema jaringan dan
menurunkan persepsi terhadap
!-
nyeri
!9

Anda mungkin juga menyukai