Anda di halaman 1dari 64

Nama : aldila

Nim :2011730120
Anatomi Penis
Penis dibentuk oleh jaringan erektil, yang dapat mengeras dan dipakai untuk
melakukan kopulasi. Ereksi terjadi oleh karena rongga-rongga di dalam jaringan erektil
terisi darah. Terdiri atas dua bagian utama, yaitu bagian yang difiksasi, disebut radix penis
dan bagian yang bergerak dan dinamakan corpus penis.
Radix penis terletak pada trigonum urogenitale. Terdiri atas tiga buah batang jeringan
erctil. agian yang berada pada pada linea mediana disebut corpus spongiosum penis,
meluas ke dorsal menjadi bulbos penis. Corpus cavernosum penis ada dua buah, masing-
masing dibagian dorsal membentuk crus penis.
!orpus penis terletak bebas dan mudah bergerak, dibungkus oleh kulit. "orsum penis
adalah bagian dari penis yang menghadap kea rah #entral pada saat penis berada dalam
keadaan lemas, dan menghadap ke arah cranial pada penis yang ereksi. !orpora ca#ernosa
penis merupakan bagian utama dari corpus penis, membentuk dorsum penis dan bagian
lateral penis.
$ulit penis licin, halus, elastis, ber%arna gelap. "ekat pada radix penis kulit
ditumbuhi rambut. Pada corpus penis kulit melekat longgar pada jaringan subkutaneus,
kecuali pada glans penis.
&istologi Penis

Penis merupakan alat kopulasi pria yang terdiri atas ' buah badan silindris yang besar
dari jaringan ka#ernosa atau jaringan erektil yaitu
- "ua buah korpora ka#ernosa penis
- (atu buah korpora ka#ernosa uretra
$orpora spongiosa terletak pada lekukan yang dalam pada permukaan ba%ah korpora
ka#ernosa dan ditembus pada keseluruhan panjangnya oleh uretra. $edua korpora
ka#ernosa penis dipisahkan oleh septum mediana, pada daerah glans penis septum ini
menghilang sehingga korpora ka#ernosa kiri dan kanan akan bersatu. Tiap korpora
ka#ernosa penis dikelilingi oleh selubung )kapsula* tebal terdiri dari jaringan ikat padat
disebut tunika albuginea yang terdiri dari + lapisan serat kolagen ,
- agian luar berjalan longitudinal
- agian dalam berjalan sirkuler
-lans penis merupakan ujung penis yang terdiri dari jaringan ikat padat yang
mengandung banyak #ena yang saling berhubungan seperti jala, dimana dinding #ena
disini dilapisi otot polos yang berjalan sirkuler dan longitudinal.
-lans penis ini tidak mempunyai tunika albuginea, tunika albuginea disini diganti
dengan dermis yang berhubungan langsung dengan jaringan ikat padat di jaringan erektil,
kulit preputium bagian dalam bersatu dengan jaringan ikat permukaan glans penis.
Nama : tohari masidi amin
Nim :2011730165
.engapa luka pada pasien terjadi hanya pada kepala kelamin pasien tersebut/
(ifilis disebabkan oleh suatu bakteri yang berbentuk spiral atau spirochete yang disebut
Treponema pallidum. "engan strategi hampir selalu menular ke korban baru melalui
persetubuhan atau seks oral, makhluk kecil ini mencari jalan masuk melalui kulit, dan dari
sana, ia menyebar dengan ganas dengan penyebaran ecara limfogen dan hematogen.
eberapa jam setelah bakteri-bakteri ini masuk kedalam kulit, mereka yang berbentuk spiral
ini biasanya berhasil masuk ke dalam aliran darah, dan dalam satu minggu mereka telah
menyebar ke seluruh tubuh. 0ika tidak diobati, infeksi tersebut biasanya berkembang melalui
' tahap selama bertahun-tahun. (elama tahap pertama )sifilis a%al*, sebuah bisul yang tidak
sakit muncul di tempat dimana bakteri itu masuk kedalam tubuh. isul ini atau chancre
biasanya muncul berkisar antara 12 hingga 32 hari setelah infeksi dan hampir selalu di bagian
genital.
$elainan kulit dimulai sebagai papul lenticular yang permukaaannya segera menjadi erosi,
umumnya kemudian menjadi ulkus. 4lkus tersebut biasanya bulat, solitary, dasarnya ialah
jaringan granulasi ber%arna merah dan bersih, di atasnya hanbya tempat serum. "indingnya
tak bergaung, kulit di sekitarnya tidak menunjukkan tanda-tanda radang akut. 5ang khas ialah
ulkus tersebut indolen dan teraba indurasi karena itu disebut ulkus dorum.."engan kata lain
kelainan tersebut dinamakan efek primer dan umumnya berlokasi pada genitalia eksterna.
iasanya, bisul-bisul sifilis memiliki bagian tengah yang halus dan pinggiran yang menonjol
dan keras dan kadang-kadang berisi nanah kuning seperti sebuah lepuh atau jera%at. Pada
lelaki, bisul-bisul itu biasanya muncul pada atau dekat kepala penis atau disebut juga sulkus
koronarius.Pada perempuan, bisul-bisul itu biasanya pada labia )bibir-bibir #agina* atau di
labia minor dan mayor, namun kadang-kadang mereka juga berada di #agina bagian dalam,
dimana bisul-bisul itu tidak dapat dilihat atau dirasakan. $adang-kadang, bisul-bisul itu juga
muncul di mulut, payudara, jari-jari, lidah atau %ajah.(etelah itu penyakit ini sulit dilacak.
"alam satu atau dua bulan, bisul-bisul itu sembuh dan lenyap, yang menyebabkan banyak
orang yang terinfeksi juga menyimpulkan kalau infeksinya telah sembuh. 6amun, ini tidak
benar.Penyakit itu hanya menghilang ke dalam tubuh dan terus melakukan kerusakan di
tempat-tempat yang tidak dapat dilihat. )7nilah alasannya mengapa segala jenis bisul genital
harus diperiksa oleh seorang dokter. 0angan hanya menunggu sampai bisul tersebut lenyap
karena pada penyakit sifilis bisul itu akan hilang dengan sendirinya. 6amun, masih terinfeksi
dan anda mungkin dapat menulari*.
Irawati
2011730142
Pemeriksaan apa yang dilakkan ntk mendiagnosa peyakit dengan ge!ala lka pada
kelamin"
"iagnosis pasti ditegakkan berdasarkan hasil Pemeriskaan 8aboratorium dan Pemeriksaan
9isik. :da + jenis pemeriksaan darah yang digunakan,
1. Tes penyaringan , ;"R8 )#enereal disease research laboratory* atau RPR )rapid
plasma reagin*.
Tes penyaringan ini mudah dilakukan dan tidak mahal. .ungkin perlu
dilakukan tes ulang karena pada beberapa minggu pertama sifilis primer hasilnya bisa
negatif.
+. Pemeriksaan antibodi terhadap bakteri penyebab sifilis.
Pemeriksaan ini lebih akurat.
(alah ssatu dari pemeriksaan ini adalah tes 9T:-:( )fluorescent treponemal
antibody absorption*, yang digunakan untuk memperkuat hasil tes penyaringan yang
positif.
Pada fase primer atau sekunder, diagnosis sifilis ditegakkan berdasarkan hasil
pemeriksaan mikroskopis terhadap cairan dari luka di kulit atau mulut. isa juga
digunakan pemeriksaan antibodi pada contoh darah.
4ntuk neurosifilis, dilakukan pungsi lumbal guna mendapatkan contoh cairan
serebrospinal.
Pada fase tersier, diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil
pemeriksan antibodi.
4ntuk menegakkan diagnosis sifilis, diagnosis klinis harus dikonfirmasikan dengan
pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium berupa,
1. Pemeriksaan lapangan gelap )dark field*
Ream sifilis primer, dibersihkan dengan larutan 6a!l fisiologis. (erum
diperoleh dari bagian dasar<dalam lesi dengan cara menekan lesi sehingga serum
akan keluar. "iperiksa dengan mikroskop lapangan gelap menggunakan minyak
imersi.T. pall berbentuk ramping, gerakanlambat, dan angulasi. &ares hati-hati
membedakannya dengan Treponema lain yang ada di daerahgenitalia. $arena di
dalam mulut banyak dijumpai Treponema komensal, maka bahan pemeriksaandari
rongga mulut tidak dapat digunakan.
+. .ikroskop fluoresensi
ahan apusan dari lesi dioleskan pada gelas objek, difiksasi dengan aseton,
sediaan diberiantibodi spesifik yang dilabel fluorescein, kemudian diperiksa
dengan mikroskop fluoresensi.Penelitian lain melaporkan bah%a pemeriksaan ini
dapat memberi hasil nonspesifik dan kurangdapat dipercaya dibandingkan
pemeriksaan lapangan gelap.
- Penentuan antibodi di dalam serum.Pada %aktu terjadi infeksi Treponema,
baik yang menyebabkan sifilis, frambusia,atau pinta, akan dihasilkan
berbagai #ariasi antibodi. eberapa tes yang dikenal sehari-hariyang
mendeteksi antibodi nonspesifik, akan tetapi dapat menunjukkan reaksi
dengan 7g. dan juga 7g-, ialah ,

a. Tes yang menentukan antibodi nonspesifik.
a. Tes =asserman
b. Tes $ahn
c. Tes ;"R8 );enereal "iseases Research 8aboratory*
b. :ntibodi terhadap kelompok antigen yaitu tes RP!9 )Reiter Protein
!omplement 9ixation*.
c. 5ang menentukan antibodi spesifik yaitu,
a. Tes TP7 )Treponema Pallidum 7mmobili>ation*
b. Tes 9T:-:( )9luorescent Treponema :bsorbed*.
c. Tes TP&: )Treponema Pallidum &aemagglutination :ssay*
Nama : #aila $arhana
Nim :2011730147
=anita lebih rentan tertular penyakit menular seksual dibanding pria karena saat berhubungan
seksual, dinding #agina dan leher rahim langsung terpapar oleh cairan sperma. 0ika sperma
terinfeksi dengan P.(, maka %anita tersebut akan terinfeksi. 5ang mudah terkena pnyakit
menular seksual, seperti ,
P($
Pecandu narkotik
&omoseksual
$isaran usia yang rentan terkena P.( antara +2? '2 tahun.
Nama : ghis%y arsy mlki
Nim : 2011730136
(79787(
(ifilis adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh Treponema pallidum.(ifilis biasanya
menular melalui hubungan seksual atau dari ibu kepada bayi, akan tetapi sifilis juga dapat
menulartanpa hubungan seksual pada daerah yang mempunyai kebersihan lingkungan yang
buruk. Treponema pallidum juga dapat menular melalui transfusi darah.
&pidemiologi
7nsidens sifilis di berbagai negeri di seluruh dunia pada tahun 133@ berkisar antara 2,2A
-2,BC. 7nsidens yang terendah di !ina, sedangkan yang tertinggi di :merika (elatan. "i
7ndonesiainsidensnya 2,@1C. "i bagian kami penderita yang terbanyak ialah stadium laten,
disusul sifilisstadium 7 yang jarang, dan yang langka ialah sifilis stadium 77.=&D
memperkirakan bah%a terdapat 1 juta kasus baru pada tahun 1333, dimana lebih dari32C
terdapat di negara berkembang.
Patogenesis
(tadium dini
T. pallidum masuk ke dalam kulit melalui mikrolesi atau selaput lender, biasanya
melaluisanggama. $uman tersebut membiak, jaringan bereaksi dengan membentuk infiltrat
yang terdiriatas sel-sel limfosit dan sel- sel plasma, terutama di peri#askular, pembuluh-
pembuluh darah kecilberproliferasi di kelilingi oleh T. pallidum dan sel-sel radang.
Treponema tersebut terletak diantara endotelium kapiler dan jaringan peri#askular di
sekitarnya. Enarteritis pembuluh darah kecilmenyebabkan perubahan hipertrofik endotelium
yang menimbulkan obliterasi lumen )enarteritis obliterans*. $ehilangan pendarahan akan
menyebabkan erosi, pada pemeriksaan klinis tampak sebagai (1.(ebelum (1 terlihat, kuman
telah mencapai kelenjar getah bening regional secara limfogendan membiak. Pada saat itu
terjadi pula penjalaran hematogen dan menyebar ke semua jaringan dibadan, tetapi
manifestasinya akan tampak kemudian. .ultiplikasi ini diikuti oleh reaksi jaringansebagai
(77, yang terjadi enam sampai delapan minggu sesudah (1. (1 akan sembuh perlahan-lahan
karena kuman di tempat tersebut jumlahnya berkurang, kemudian terbentuklah fibroblas-
fibroblas dan akhirnya sembuh berupa sikatriks. (77 jugs mengalami regresi perlahan-lahan
danlalu menghilang.
Tibalah stadium laten yang tidak disertai gejala, meskipun infeksi yang aktif masih
terdapat.(ebagai contoh pada stadium ini seorang ibu dapat melahirkan bayi dengan sifilis
kongenital.
'tadim lan!t
(tadium laten dapat berlangsung bertahun-tahun, rupanya treponema dalam keadaan
dorman..eskipun demikian antibodi tetap ada dalam serum penderita. $eseimbangan antara
treponemadan jaringan dapat sekonyong-konyong berubah, sebabnya belum jelas, mungkin
traumamerupakan salah satu faktor presipitasi. Pada saat itu muncullah ( 777 berbentuk guma.
.eskipunpada guma tersebut tidak dapat ditemukan T. pallidum, reaksinya hebat karena
bersifat destruktif dan berlangsung bertahun-tahun. (etelah mengalami mass laten yang
ber#ariasi guma tersebuttimbul di tempat-tempat lain.

(am)aran klinis

'i$ilis primer *'I+
(ifilis primer biasanya ditandai oleh tukak tunggal )disebut chancre*,
tetapi bisa juga terdapattukak lebih dari satu.,B Tukak dapat terjadi dimana saja di daerah
genitalia eksterna, minggusetelah kontak. 8esi a%al biasanya berupa papul yang mengalami
erosi, teraba keras karenaterdapat indurasi. Permukaan dapat tertutup krusta dan terjadi
ulserasi. 4kurannya ber#ariasi daribeberapa mm sampai dengan 1- cm. agian yang
mengelilingi lesi meninggi dan keras. ila tidak disertai infeksi bakteri lain, maka akan
berbentuk khas dan hampir tidak ada rasa nyeri. $elainantersebut dinamakan afek primer.
Pada pria tempat yang sering dikenai ialah sulkus koronarius,sedangkan pada %anita di labia
minor dan mayor. (elain itu juga dapat di ekstragenital, misalnyadi lidah, tonsil, dan anus.
Pada pria selalu disertai pembesaran kelenjar limfe inguinal medialunilateral<bilateral.
(eminggu setelah afek primer, biasanya terdapat pembesaran kelenjar getah bening
regionaldi inguinalis medialis. $eseluruhannya disebut kompleks primer. $elenjar tersebut
solitar, indolen,tidak lunak, besamya biasanya lentikular, tidak supuratif, dan tidak terdapat
periadenitis. $ulit diatasnya tidak menunjukkan tanda-tanda radang akut

-ambar 1. 8esi sifilis primer
:fek primer tersebut sembuh sendiri antara tiga sampai sepuluh minggu. 7stilah
syphilis dEemblee dipakai, jika tidak terdapat afek primer. $uman masuk ke jaringan yang
lebih dalam,misalnya pada transfuse darah atau suntikan.
'i$ilis seknder *'II+
iasanya ( 77 timbul setelah enam sampai delapan minggu sejak ( 7 dan sejumlah
sepertigakasus masih disertai ( 7. 8ama ( 77 dapat sampai sembilan bulan. erbeda dengan (
7 yang tanpadisertai gejala konstitusi, pada ( 77 dapat disertai gejala tersebut yang terjadi
sebelum atau selama( 77. -ejalanya umumnya tidak berat, berupa anoreksia, turunnya berat
badan, malese, nyerikepala, demam yang tidak tinggi, dan artralgia.
.anifestasi klinis sifilis sekunder dapat berupa berbagai ruam pada kulit, selaput
lendir, danorgan tubuh. "apat disertai demam, malaise. 0uga adanya kelainan kulit dan
selaput lendir dapatdiduga sifilis sekunder, bila ternyata pemeriksaan serologis reaktif. 8esi
kulit biasanya simetris,dapat berupa makula, papul, folikulitis, papulaskuomosa, dan pustul.
0arang dijumpai keluhangatal. 8esi #esikobulosa dapat ditemukan pada sifilis kongenital.
$elainan kulit dapat menyerupai berbagai penyakit kulit sehingga disebut the .great
imitator.(elain memberi kelainan pada kulit, (77 dapat juga memberi kelainan pada mukosa,
kelenjar getahbening, mata, hepar, tulang, dan saraf. -ejala lainnya adalah merasa tidak enak
badan )malaise*,kehilangan nafsu makan, mual, lelah, demam dan anemia.
.-ambar . (ifilis sekunder di daerah sekitar mulut dan genital
Pada ( 77 yang masih dini sering terjadi kerontokan rambut, umumnya bersifat difus
dan tidak khas, disebut alopecia difusa. Pada ( 77 yang lanjut dapat terjadi kerontokan
setempatsetempat,tampak sebagai bercak yang ditumbuhi oleh rambut yang tipis, jadi tidak
botak seluruhnya, seolah-olah seperti digigit ngengat dan disebut alopesia areolaris.
-ejala dan tanda sifilis sekunder dapat hilang tanpa pengobatan, tetapi bila tidak
diobati,infeksi akan berkembang menjadi sifilis laten atau sifilis stadium lanjut.
'i$ilis laten
(ifilis laten merupakan stadium sifilis tanpa gejala klinis, akan tetapi pemeriksaan
serologisreaktif. "alam perjalanan penyakit sifilis selalu melalui tingkat laten, selama
bertahun-tahun atauseumur hidup. :kan tetapi bukan berarti penyakit akan berhenti pada
tingkat ini, sebab dapatberjalan menjadi sifilis lanjut, berbentuk gumma, kelainan susunan
syaraf pusat dan
kardio#askuler. Tes serologik darah positif, sedangkan tes likuor serebrospinalisnegatif. Tes
yang dianjurkan ialah ;"R8 dan TP&:.,9ase ini bisa berlangsung bertahun-tahun atau
berpuluh-puluh tahun atau bahkan sepanjanghidup penderita. Pada a%al fase laten
kadang luka yang infeksius kembali muncul .

'i$ilis lan!t
Perbedaan karakteristik sifilis dini dan sifilis lanjut ialah sebagai berikut,
1.Pada sifilis dini bersifat infeksius, pada sifilis lanjut tidak, kecuali kemungkinan pada
%anitahamil.
+.Pada sifilis dini hasil pemeriksaan lapangan gelap ditemukan
Tpallidum, pada sifilis lanjuttidak ditemukan.
'.Pada sifilis dini infeksi ulang dapat terjadi %alau telah diberi pengobatan yang
cukup,sedangkan pada sifilis lanjut sangat jarang.
A.Pada sifilis dini tidak bersifat destruktif, sedangkan pda sifilis lanjut destruktif
B.Pada sifilis dini hasil tes serologis selalu reaktif dengan titer tinggi, setelah diberi
pengobatanyang adekuat akan berubah menjadi non reaktif atau titer rendah, sedangkan pada
sifilis lanjutumumnya reaktif, selalu dengan titer rendah dan sedikit atau hampir tidak ada
perubahansetelah diberi pengobatan. Titer yang tinggi pada sifilis lanjut dijumpai pada
gumma dan paresis.
(ifilis laten lanjut
iasanya tidak menular, diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan tes
serologik.8ama masa laten beberapa tahun hingga bertahun-tahun, bahkan dapat seumur
hidup. 8ikuorserebrospinalis hendaknya diperiksa untuk menyingkirkan neurosifilis
asimtomatik. "emikianpula sinar-F aorta untuk melihat, apakah ada aorititis.

(ifilis tersier )( 777*
8esi pertama umumnya terlihat antara tiga sampai sepuluh tahun setelah ( 7.
$elainanyang khas ialah guma, yakni infiltrat sirkumskrip, kronis, biasanya melunak, dan
destruktif.
esar guma ber#ariasi dari lentikular sampai sebesar telur ayam. $ulit di
atasnyamula-mula tidak menunjukkan tanda-tanda radang akut dan dapat digerakkan.
setelahbeberapa bulan mulai melunak, biasanya mulai dari tengah, tanda-tanda radang mulai
tampak,kulit menjadi eritematosa dan li#id serta melekat terhadap guma tersebut. $emudian
terjadiperforasi dan keluarlah cairan seropurulen, kadang-kadang sanguinolenG pada beberapa
kasusdisertai jaringan nekrotik.
Tempat perforasi akan meluas menjadi ulkus, bentuknya lonjong<bulat,
dindingnyacuram, seolah-olah kulit tersebut terdorong ke luar. eberapa ulkus berkonfluensi
sehinggamembentuk pinggiryang polisiklik. 0ikatelah menjadi ulkus, maka infiltrat yang
terdapat diba%ahnya yang semula sebagai benjolan menjadi datar. Tanpa pengobatan guma
tersebutakan bertahan beberapa bulan hingga beberapa tahun. iasanya guma solitar, tetapi
dapat pula multipel, umumnya asimetrik. -ejala umum biasanya tidak terdapat, tetapi jika
guma multipeldan perlunakannya cepat, dapat disertai demam
6eurosifilis
Pada perjalanan penyakit neurosifilis dapat asimtomatik dan sangat jarang terjadi
dalam bentuk murni. Pada semua jenis neurosifilis terjadi perubahan berupa
endarteritisobliterans pada ujung pembuluh darah disertai degenerasi parenkimatosa yang
mungkin sudahatau belum menunjukkan gejala pada saat pemeriksaan.
6eurosifilis dibagi menjadi empat macam,
6eurosifilis asimtomatik.
(ifilis meningo#askular )sifilis serebrospinalis*, misalnya
meningitis,meningomielitis, endarteritis sifilitika.
(ifilis parenkim, tabes dorsalis dan demensia paralitika.
-uma.
'i$ilis kongenital
(ifilis kongenital pada bayi terjadi, jika ibunya terkena sifilis, terutama sifilis dini
sebab banyak T. pallidum beredar dalam darah. treponema masuk secara hematogen ke janin
melaluiplasenta yang sudah dapat terjadi pada saat mass kehamilan 12 minggu.
(ifilis yang mengenai %anita hamil gejalanya ringan. Pada tahun 7 setelah infeksi
yang tidak diobati terdapat kemungkinan penularan sampai 32C. 0ika ibu menderita sifilis
laten dini, kemung-kinan bayi sakit H2C, bila sifilis lanjut 2 C.
Pada kehamilan yang berulang, infeksi janin pada kehamilan yang kemudian menjadi
ber-kurang. .isalnya pada hamil pertama akan terjadi abortus pada bulan kelima, berikutnya
lahir matipada bulan kedelapan, berikutnya janin dengan sifilis kongenital yang akan
meninggal dalambeberapa minggu, diikuti oleh dua sampai tiga bayi yang hidup dengan
sifilis kongenital. :khirnyaakan lahir seorang atau lebih bayi yang sehat. $eadaan ini disebut
hukum $osso%it>.
Pemeriksaan dengan mikroskop elektron tidak terlihat adanya atrofi lengkap. &al
yangdemikian saat ini tidak dianut lagi sebab ternyata infeksi bayi dalam kandungan dapat
terjadi padasaat 12 minggu masa kehamilan. (etiap infeksi sebelum 2 minggu kehamilan
tidak akanmerangsang mekanisme imunitas, sebab sistem imun bayi yang dikandung belum
berkembang dantidak tampak kelainan histologi reaksi bayi terhadap infeksi.
-ambaran klinis dapat dibagi menjadi sifilis kongenital dini )prekoks*, sifilis
kongenital lan- jut )tarda*, dan stigmata., atas antara dini dan lanjut ialah dua tahun. 5ang
dini bersifat menular, jadi menyerupai ( 11, sedangkan yang lanjut berbentuk gums dan tidak
menular. (tigmata berarti jaringan parut atau deformitas akibat penyembuhan kedua stadium
tersebut.
(ifilis kongenital dini
$elainan kulit yang pertama kali terlihat pada %aktu lahir ialah bula
bergerombol,simetris pada telapak tangan dan kaki, kadang-kadang pada tempat
lain di badan. !airan bula mengandung banyak T.pallidum. ayi tampak sakit. entuk ini
adakalanya disebut pemfigus sifilitika. $elainan lain biasanya timbul pada %aktu bayi
berumur beberapa minggu dan miriperupsi pada ( 77, pada umumnya berbentuk papul atau
paplo,skamosa yang simetris dan generalisata. "apat tersusun teratur, misalnya anular.
Pada tempat yang lembabpapul dapat mengalami erosi seperti kondilomata lata. Ragades
merupakan kelainan umumyang terdapat pada sudut mulut, lubang hidung, dan anusG
bentuknya memancar )radiating*.
=ajah bayi berubah seperti orang tua akibat turunnya berat badan sehingga
kulitberkeriput. :lopesia dapat terjadi pula, terutama pada sisi dan belakang kepala. $uku
dapat terlepas akibat papul di ba%ahnyaG disebut onikia sifilitika. 0ika tumbuh kuku yang bare
akan kabur dan bentuknya berubah.
Pada selaput lendir mulut dan tenggorok dapat terlihat plaIues muIueuses sepertipada
( 77. $elainan semacam itu sering terdapat pada daerah mukoperiosteum dalam ka#umnasi
yang menyebabkan timbulnya rinitis dan disebut syphilitic snuffles. $elainan tersebutdisertai
sekret yang mukopurulen atau seropurulen yang sangat menular dan menyebabkansumbatan.
Pernapasan dengan hidung sukar. 0ika plaIues muIueuses terdapat pada laringsuara menjadi
parau. $elenjar getah bening dapat membesar, generalisata, tetapi tidak sejelas pada ( 77
&epar dan lien membesar akibat in#a#asi T. pallidum sehingga terjadi fibrosis
yangdifus. "apat terjadi udema dan sedikit ikterik )fungsi hepar terganggu*. -injal
dapatdiserang, pada urin dapat terbentuk albumin, hialin, dan granular cast. Pada
umumnyakelainan ginjal ringan. Pada paru kadang-kadang terdapat infiltrasi yang
disebutJpneumonia putihJ.
Tulang sering diserang pada %aktu bayi berumur beberapa minggu. Dsteokondritis
pada tulang panjang umumnya terjadi sebelum berumur enam bulan dan memberi
gambarankhas pada %aktu pemeriksaan dengan sinar-F. 4jung tulang terasa nyeri dan
bengkak sehingga tidak dapat digerakkanG seolah-olah terjadi paralisis dan disebut psedo
paralisis Parrot- $adang-kadang terjadi komplikasi berupa terlepasnya epifisis, fraktur
patologik,dan artritis supurati#a. Pada pemeriksaan dengan sinar-F terjadi gambaran yang
khas. Tandaosteokondritis menghilang setelah dua belas bulan, tetapi periostitis menetap.
$oroiditis danu#eitis jarang. 4mumnya terdapat anemia berat sehingga rentan terhadap
infeksi.
(ifilis kongenital lanjut
4mumnya terjadi antara umur tujuh sampai lima belas tahun. (ma dapat menyerang kulit,
tulang, selaput lendir, dan organ dalam. 5ang khas ialah guma pada hidung dan mulut. 0ika
terjadi kerusakan di septum nasi akan terjadi perforasi, bila meluasterjadi destruksi
seluruhnya hingga hidung mengalami kolaps dengan deformitas. -uma pada
palatum mole dan durum jugs sering terjadi sehingga menyebabkan perforasi pada palatum.
Periostitis sifilitika pada tibia umumnya mengenai sepertiga tengah tulang
danmenyebabkan penebalan yang disebut sabre tibia. Dsteoperiostitis setempat pada
tengkorak berupa tumor bulat yang disebut Parrot nodus, umumnya terjadi pada
daerah frontal dan parietal.
$eratitis interstisial merupakan gejala yang paling umum, biasanya terjadi antara
umur tigasampai tiga puluh tahun, insidensnya BC dari penderita dengan sifilis kongenital
dan dapatmenyebabkan kebutaan. :kibat diserangnya ner#us ;777 terjadi ketulian yang
biasanya bilateral.
Pada kedua sendi lutut dapat terjadi pembengkakan yang nyeri disertai efusi dan
disebut -luttonEs joints.
$elainan tersebut terjadi biasanya antara umur sepuluh sampai dua puluh
tahun, bersifat kronik. Efusi akan menghilang tanpa meninggalkan kerusakan.
Pemeriksaan penn!ang
4ntuk menegakkan diagnosis sifilis, diagnosis klinis harus dikonfirmasikan
denganpemeriksaan laboratorium berupa
1. a. Pemeriksaan lapangan gelap )dark field*
Ream sifilis primer, dibersihkan dengan larutan 6a!l fisiologis. (erum diperoleh dari
bagiandasar<dalam lesi dengan cara menekan lesi sehingga serum akan keluar. "iperiksa
denganmikroskop lapangan gelap menggunakan minyak imersi. T. pall berbentuk ramping,
gerakanlambat, dan angulasi. &ares hati-hati membedakannya dengan Treponema lain yang
ada di daerahgenitalia. $arena di dalam mulut banyak dijumpai Treponema komensal, maka
bahan pemeriksaandari rongga mulut tidak dapat digunakan.
b. .ikroskop fluoresensiahan apusan dari lesi dioleskan pada gelas objek, difiksasi
dengan aseton, sediaan diberiantibodi spesifik yang dilabel fluorescein, kemudian diperiksa
dengan mikroskop fluoresensi.Penelitian lain melaporkan bah%a pemeriksaan ini dapat
memberi hasil nonspesifik dan kurangdapat dipercaya dibandingkan pemeriksaan lapangan
gelap.
Penentuan antibodi di dalam serum.Pada %aktu terjadi infeksi Treponema, baik yang
menyebabkan sifilis, frambusia,atau pinta, akan dihasilkan berbagai #ariasi antibodi.
eberapa tes yang dikenal sehari-hariyang mendeteksi antibodi nonspesifik, akan tetapi dapat
menunjukkan reaksi dengan 7g. dan juga 7g-, ialah ,

a.Tes yang menentukan antibodi nonspesifik.
Tes =asserman
Tes $ahn
Tes ;"R8 );enereal "iseases Research 8aboratory*
b.:ntibodi terhadap kelompok antigen yaitu tes RP!9 )Reiter Protein !omplement 9ixation*.
c.5ang menentukan antibodi spesifik yaitu,
Tes TP7 )Treponema Pallidum 7mmobili>ation*
Tes 9T:-:( )9luorescent Treponema :bsorbed*.
Tes TP&: )Treponema Pallidum &aemagglutination :ssay*
Penatalaksanaan
Pada pengobatan jangan dilupakan agar mitra seksualnya juga diobati, dan selama
belumsembuh penderita dilarang bersanggama. Pengobatan dimulai sedini mungkin, makin
dini hasilnyamakin balk. Pada sifilis laten terapi bermaksud mencegah proses lebih
lanjut.Pengobatannya menggunakan penisilin dan antibiotik lain.

1- P&NI'I#IN
Dbat yang merupakan pilihan ialah penisilin. Dbat tersebut dapat menembus placenta
se-hingga mencegah infeksi Pada janin dan dapat menyembuhkan janin yang terinfeksiG juga
efektif untuk neurosifilis.
$adar yang tinggi dalam serum tidak diperlukan, asalkan jangan kurang dari 2,2'
unit<ml.5ang penting ialah kadar tersebut hares bertahan dalam serum selama sepuluh sampai
empat betashari untuk sifilis dini dan lanjut, dua puluh sate hari untuk neurosifilis dan sifilis
kardio#askular.0ika kadarnya kurang dari angka tersebut, setelah lebih dari dua puluh empat
sampai tiga puluh jam, maka kuman dapat berkembang biak.
$etiga obat tersebut diberikan intramuskular. "eri#at penisilin per oral tidak
dianjurkankarena absorpsi oleh saluran cerma kurang dibandingkan dengan suntikan.
!ara pemberian penisilin tersebut sesuai dengan lama kerja masing-masingG yang
pertamadiberikan setiap hari, yang kedua setiap tiga hari, dan yang ketiga biasanya setiap
minggu.
Penisilin - ben>atin karena bersifat kerja lama, make kadar obat dalam serum dapat
bertahanlama dan lebih praktis, sebab penderita tidak perlu disuntik setiap hari seperti pada
pemberianpenisilin - prokain dalam akua. Dbat ini mempunyai kekurangan, yakni tidak
dianjurkan untuk neurosifilis karens sukar masuk ke dalam darah di otak, sehingga yang
dianjurkan ialah penisilin -prokain dalam akua. $arena penisilin - ben>atin memberi rasa
nyeri pada tempat suntikan, adapenyelidik yang tidak menganjurkan pemberiannya kepada
bayi. "emikian pule P:. memberirasa nyeri pada tempat suntikan dan dapat mengakibatkan
abses jika suntikan kurang dalamG obatini kini jarang digunakan.
Pada sifilis kardio#askular terapi yang dianjurkan ialah dengan penisilin - ben>atin
3,@ jutaunit, diberikan kali ,A juta unit, dengan inter#al seminggu. 4ntuk neurosifilis
terapi yang dian- jurkan ialah penisilin - prokain dalam akua 1H-A juta unit sehari, diberikan
-A juta unit, i.#. setiapA jam selama 12-1A hari.
Pada sifilis kongenital, terapi anjurannya ialah penisilin - prokain dalam akua
122.222-1B2.222 satuan<kg .. per hari, yang diberikan B2.222 unit<kg .., i.m., setiap
hari selama 12hari.
- AN.I/I0.I1 #AIN
(elain penisilin, masih ada beberapa antibiotik yang dapat digunakan sebagai
pengobatansifilis, meskipun tidak seefektif penisilin.
agi yang alergi terhadap penisilin diberikan tetrasiklin A x B22 mg<hari, atau
aeritromisin A xB22 mg<hri, atau doksisiklin x 122 mg<hari. 8ama pengobatan 1B hari bagi (
7 dan ( 77 dan 2 haribagi stadium laten. Eritromisin bagi yang hamil, efekti#itasnya
meragukan. "oksisiklinabsorbsinya lebih baik daripada tetrasiklin, yakni 32-122C,
sedangkan tetrasiklin hanya @2-H2C.
Pada penelitian terbaru didapatkan bah%a doksisiklin atau eritromisin yang diberikan
sebagaiterapi sifilis primer selama 1A hari, menunjukkan perbaikan.
Dbat yang lain ialah golongan sefalosporin, misalnya sefaleksin A x B22 mg sehari
selama 1Bhari. 0uga seftriakson setiap hari gr, dosis tunggal i.m. atau i.#. selama 1B hari.
:>itromisin juga dapat digunakan untuk ( 7 dan ( 11, terutama dinegara yang
sedangberkembang untuk menggantikan penisilin.12 "osisnya B22 mg sehari sebagai dosis
tunggal.8ama pengobatan 12 hari. .enurut laporan ;erdun dkk. Penyembuhannya mencapai
HA,AC.
tunggal. 8ama pengobatan 12 hari. .enurut laporan ;erdun dkk., penyembuhannya
mencapaiHA,AC.
Pen2egahan
&indari berhubungan sex dengan lebih dari satu pasangan
.enjalani screening test bagi anda dan pasangan anda
&indari alkohol dan obat-obatan terlarang
-unakan kondom ketika berhubungan sexual(ifilis tidak bisa dicegah dengan
membersihkan daerah genital setelah berhubungan sexual
Nama : /0N0 PA3I0
Nim : 2011730160
Pengertian
&erpes genitalis merupakan infeksi pada genital dengan gejala khas berupa #esikel
yang berkelompok dengan dasar eritem bersifat rekuren. &erpes genitalis terjadi pada alat
genital dan sekitarnya )bokong, daerah anal dan paha*. :da dua macam tipe &(; )&erpes
(implex ;irus* yaitu, &(;-1 dan &(;-+ dan keduanya dapat menyebabkan herpes genital.
7nfeksi &(;-+ sering ditularkan melalui hubungan seks dan dapat menyebabkan rekurensi
dan ulserasi genital yang nyeri. Tipe 1 biasanya mengenai mulut dan tipe + mengenai daerah
genital.
&(; )&erpes (implex ;irus* dapat menimbulkan serangkaian penyakit, mulai dari
ginggi#ostomatitis sampai keratokonjungti#itis, ensefalitis, penyakit kelamin dan infeksi pada
neonatus. $omplikasi tersebut menjadi bahan pemikiran dan perhatian dari beberapa ahli,
seperti, ahli penyakit kulit dan kelamin, ahli kandungan, ahli mikrobiologi dan lain
sebagainya. 7nfeksi primer oleh &(; lebih berat dan mempunyai ri%ayat yang berbeda
dengan infeksi rekuren. (etelah terjadinya infeksi primer #irus mengalami masa laten atau
stadium dorman, dan infeksi rekuren disebabkan oleh reakti#asi #irus dorman ini yang
kemudian menimbulkan kelainan pada kulit. 7nfeksi herpes simpleks fasial-oral rekuren atau
herpes labialis dikenali sebagai fe#er blister atau cold sore dan ditemukan pada +B-A2C dari
penderita :merika yang telah terinfeksi. &erpes simpleks fasial-oral biasanya sembuh sendiri.
Tetapi pada penderita dengan imunitas yang rendah, dapat ditemukan lesi berat dan luas
berupa ulkus yang nyeri pada mulut dan esophagus.
;irus herpes merupakan sekelompok #irus yang termasuk dalam famili herpes#iridae
yang mempunyai morfologi yang identik dan mempunyai kemampuan untuk berada dalam
keadaan laten dalam sel hospes setelah infeksi primer. ;irus yang berada dalam keadaan laten
dapat bertahan untuk periode yang lama bahkan seumur hidup penderita. ;irus tersebut tetap
mempunyai kemampuan untuk mengadakan reakti#asi kembali sehingga dapat terjadi infeksi
yang rekuren. Pre#alensi yang dilaporkan dari herpes genitalis bergantung pada karakteristik
demografis, sosial ekonomi dan klinis dari populasi pasien yang pernah diteliti dan teknik
pemeriksaan laboratorium dan klinik digunakan untuk mendiagnosa. (tudi seroepidemiologi
menunjukkan disparitas yang lebar antara pre#alensi antibodi dan infeksi klinis, ini
mengindikasikan bah%a banyak orang mendapat infeksi subklinik
&pidemiologi
Pre#alensi anti bodi dari &(;-1 pada sebuah populasi bergantung pada faktor-faktor
seperti negara, kelas sosial ekonomi dan usia. &(;-1 umumnya ditemukan pada daerah oral
pada masa kanak-kanak, terlebih lagi pada kondisi sosial ekonomi terbelakang. $ebiasaan,
orientasi seksual dan gender mempengaruhi &(;-+. &(;-+ pre#alensinya lebih rendah
dibanding &(;-1 dan lebih sering ditemukan pada usia de%asa yang terjadi karena kontak
seksual. Pre#alensi &(;-+ pada usia de%asa meningkat dan secara signifikan lebih tinggi
:merika (erikat daripada Eropa dan kelompok ethnik kulit hitam dibanding kulit putih.
(eropre#alensi &(;-+ adalah BC pada populasi %anita secara umum di 7nggris, tetapi
mencapai H2C pada %anita :fro-:merika yang berusia antara @2-@3 tahun di :merika
(erikat.
&erpes genital mengalami peningkatan antara a%al tahun 13@2-an dan 1332-an. "i
7nggris laporan pasien dengan herpes genital pada klinik P.( meningkat enam kali lipat
antara tahun 13K+-133A. $unjungan a%al pada dokter yang dilakukan oleh pasien di :merika
(erikat untuk episode pertama dari herpes genital meningkat sepuluh kali lipat mulai dari
1@.3H@ pasien di tahun 13K2 menjadi 1@2.222 di tahun 133B per 122.222 pasien yang
berkunjung. "i samping itu lebih banyaknya golongan %anita dibandingkan pria disebabkan
oleh anatomi alat genital )permukaan mukosa lebih luas pada %anita*, seringnya rekurensi
pada pria dan lebih ringannya gejala pada pria. =alaupun demikian, dari jumlah tersebut di
atas hanya 3C yang menyadari akan penyakitnya.
(tudi pada tahun 13@2 menunjukkan bah%a &(;-1 lebih sering berhubungan dengan
kelainan oral dan &(;-+ berhubungan dengan kelainan genital. :tau dikatakan &(;-1
menyebabkan kelainan di atas pinggang dan ;&(-+ menyebabkan kelainan di ba%ah
pinggang. Tetapi didapatkan juga jumlah signifikan genital herpes '2-A2C disebabkan &(;-
1. &(;-+ juga kadang-kadang menyebabkan kelainan oral, diduga karena meningkatnya
kasus hubungan seks oral. 0arang didapatkan kelainan oral karena ;&(-+ tanpa infeksi
genital. "i 7ndonesia, sampai saat ini belum ada angka yang pasti, akan tetapi dari 1' R(
pendidikan herpes genitalis merupakan P.( )Penyakit .enular (eksual* dengan gejala ulkus
genital yang paling sering dijumpai.
4erpes
simple5
6irs
7isease in
Immno2ompetent
Indi6idals
7isease in Immno2ompromised
Indi6idals
8anageme
nt
&erpes
simplex
#irus-1
)&(;-1*
)&&;-1*
Primary infection often
asymptomatic
Primary herpetic
gingi#ostomatitis
&erpes labialis
&erpetic %hitlo%
:septic meningitis
&(; encephalitis
=idespread local infection
!hronic ulcers
"isseminated cutaneous infection
"isseminated #isceral infection
7mmuni>atio
n, #accine
promising
:nti#iral
agents
:cyclo#ir
;alacyclo#ir
9amciclo#ir
9oscarnet
&erpes
simplex
#irus-+
)&(;-+*
)&&;-+*
Primary infection often
asymptomatic
&erpes genitalis, primary and
recurrent
&erpetic %hitlo%
:septic meningitis
=idespread local infection
!hronic ulcers
"isseminated cutaneous infection
"isseminated #isceral infection
7mmuni>atio
n, #accine
promising
:nti#iral
agents
:cyclo#ir
;alacyclo#ir
9amciclo#ir
9oscarnet
Tabel 1. &erpes (implex ;irus and :ssociated "iseases in 7mmunocompetent and
7mmunocompromised 7ndi#iduals
@
&tiologi
&erpes genitalis disebabkan oleh &(; atau herpes #irus hominis )&;&*, yang
merupakan anggota dari famili herpes#iridae. :dapun tipe-tipe dari &(;,
&erpes simplex #irus tipe 7, umumnya menyebabkan lesi atau luka pada sekitar
%ajah, bibir, mukosa mulut, dan leher.
&erpes simplex #irus tipe 77, umumnya menyebabkan lesi pada genital dan
sekitarnya )bokong, daerah anal dan paha*.
&erpes simplex #irus tergolong dalam famili herpes #irus, selain &(; yang juga
termasuk dalam golongan ini adalah Epstein arr )mono* dan #arisela >oster yang
menyebabkan herpes >oster dan #arisela. (ebagian besar kasus herpes genitalis disebabkan
oleh &(;-+, namun tidak menutup kemungkinan &(;-1 menyebabkan kelainan yang sama.
Pada umumnya disebabkan oleh &(;-+ yang penularannya secara utama melalui #aginal atau
anal seks. eberapa tahun ini, &(;-1 telah lebih sering juga menyebabkan herpes genital.
&(;-1 genital menyebar le%at oral seks yang memiliki cold sore pada mulut atau bibir, tetapi
beberapa kasus dihasilkan dari #aginal atau anal seks.
2-4 Patogenesis
+
&(;-1 dan &(;-+ adalah termasuk dalam famili herpes#iridaeG sebuah grup #irus
"6: rantai ganda lipid-en#eloped yang berperan secara luas pada infeksi manusia. $edua
serotipe &(; dan #irus #arisela >oster mempunyai hubungan dekat sebagai subfamili #irus
alpha herpes#iridae. :lfa herpes #irus menginfeksi tipe sel multipel, bertumbuh cepat dan
secara efisien menghancurkan sel host dan infeksi pada sel host. 7nfeksi pada natural host
ditandai oleh lesi epidermis, seringkali melibatkan permukaan mukosa dengan penyebaran
#irus pada sistem saraf dan menetap sebagai infeksi laten pada neuron, dimana dapat aktif
kembali secara periodik. Transmisi infeksi &(; seringkali berlangsung le%at kontak erat
dengan pasien yang dapat menularkan #irus le%at permukaan mukosa.
-ambar 1. Patogenesis #irus herpes

-ambar +. "ua #irus herpes dalam noda negatif mikrograf elektron transmisi )TE.*
-ambar '. 4erpes simple5 6irs: positi6e .9an2k smear : giant, multinucleated
keratinocyte on a -iemsa-stained smear obtained from a #esicle base. !ompare the si>e of
the giant cell to that of the neutrophils also seen in this preparation. :n isolated acantholytic
keratinocyte is also seen. 7dentical findings are present in lesions caused by #aricella >oster
#irus.
-ambar A. &erpes labialis
-ambar B. &erpes genitalis
7nfeksi &(;-1 biasanya terbatas pada orofaring. ;irus menyebar melalui droplet
pernapasan, atau melalui kontak langsung dengan sali#a yang terinfeksi. &(;-+ biasanya
ditularkan secara seksual. (etelah #irus masuk ke dalam tubuh hospes, terjadi penggabungan
dengan "6: hospes dan mengadakan multiplikasi serta menimbulkan kelainan pada kulit.
=aktu itu pada hospes itu sendiri belum ada antibodi spesifik. $eadaan ini dapat
mengakibatkan timbulnya lesi pada daerah yang luas dengan gejala konstitusi berat.
(elanjutnya #irus menjalar melalui serabut saraf sensorik ke ganglion saraf regional dan
berdiam di sana serta bersifat laten. 7nfeksi orofaring &(;-1 menimbulkan infeksi laten di
ganglia trigeminal, sedangkan infeksi genital &(;-+ menimbulkan infeksi laten di ganglion
sakral. ila pada suatu %aktu ada faktor pencetus )trigger factor*, #irus akan mengalami
reakti#asi dan multiplikasi kembali sehingga terjadilah infeksi rekuren. Pada saat ini dalam
tubuh hospes sudah ada antibodi spesifik sehingga kelainan yang timbul dan gejala
konstitusinya tidak seberat pada %aktu infeksi primer. 9aktor pencetus tersebut antara lain
adalah trauma atau koitus, demam, stress fisik atau emosi, sinar 4;, gangguan pencernaan,
alergi makanan dan obat-obatan dan beberapa kasus tidak diketahui dengan jelas
penyebabnya. Penularan hampir selalu melalui hubungan seksul baik genito-genital, ano-
genital maupun oro-genital. 7nfeksi oleh &(; dapat bersifat laten tanpa gejala klinis dan
kelompok ini bertanggung ja%ab terhadap penyebaran penyakit. 7nfeksi dengan &(; dimulai
dari kontak #irus dengan mukosa )orofaring, ser#iks, konjungti#a* atau kulit yang abrasi.
Replikasi #irus dalam sel epidermis dan dermis menyebabkan destruksi seluler dan
peradangan.
(e!ala 1linik
7nfeksi a%al dari @'C &(;-+ dan 'KC &(;-1 adalah asimptomatik. (imptom dari
infeksi a%al )saat inisial episode berlangsung pada saat infeksi a%al* simptom khas muncul
antara ' hingga 3 hari setelah infeksi, meskipun infeksi asimptomatik berlangsung perlahan
dalam tahun pertama setelah diagnosa dilakukan pada sekitar 1BC kasus &(;-+. 7nisial
episode yang juga merupakan infeksi primer dapat berlangsung menjadi lebih berat. 7nfeksi
&(;-1 dan &(;-+ agak susah dibedakan.
Tanda utama dari genital herpes adalah luka di sekitar #agina, penis, atau di daerah
anus. $adang-kadang luka dari herpes genital muncul di skrotum, bokong atau paha. 8uka
dapat muncul sekitar A-K hari setelah infeksi.
-ejala dari herpes disebut juga outbreaks, muncul dalam dua minggu setelah orang
terinfeksi dan dapat saja berlangsung untuk beberapa minggu. :dapun gejalanya sebagai
berikut,
6yeri dan disuria
4retral dan #aginal discharge
-ejala sistemik )malaise, demam, mialgia, sakit kepala*
8imfadenopati yang nyeri pada daerah inguinal
6yeri pada rektum, tenesmus
Tanda-tanda,
Eritem, #esikel, pustul, ulserasi multipel, erosi, lesi dengan krusta tergantung pada
tingkat infeksi
8imfadenopati inguinal
9aringitis
!er#isitis
-ambar @. &erpes genitalis pada perempuan
-ambar K. &erpes genitalis pada laki-laki
4erpes (enitalis Primer
7nfeksi primer biasanya terjadi seminggu setelah hubungan seksual )termasuk
hubungan oral atau anal*. Tetapi lebih banyak terjadi setelah inter#al yang lama dan biasanya
setengah dari kasus tidak menampakkan gejala. Erupsi dapat didahului dengan gejala
prodormal, yang menyebabkan salah diagnosis sebagai influen>a. 8esi berupa papul kecil
dengan dasar eritem dan berkembang menjadi #esikel dan cepat membentuk erosi superfisial
atau ulkus yang tidak nyeri, lebih sering pada glans penis, preputium, dan korpus penis lebih
frenulum, jarang terlihat.
&erpes genitalis primer
(ebuah plak eritematosa sering terlihat pada a%alnya, dilanjutkan segera
dengan munculnya #esikel berkelompok, yang dapat berkembang menjadi
pustul.
Erosi yang dangkal dapat berkembang menjadi ulkusG temuan LklasikM
mungkin berkrusta atau lembab.
"efek pada epitel-epitel ini sembuh dalam +-A minggu, sering mengakibatkan
hipo atau hiperpigmentasi post inflamasi, jarang dengan jaringan parut.
$ebanyakan penderita tidak bergejala
5ang bergejala umumnya mengeluhkan demam, sakit kepala, malaise, mialgia,
yang memuncak pada '-A hari pertama setelah onset dari lesi, selesai dalam '-
A hari berikutnya.
Tergantung pada lokasi, nyeri, gatal, disuria, radiculitis lumbal, cairan #agina
atau uretra adalah gejala umum.
8imfadenopati inguinal yang lembut terjadi pada minggu kedua dan ketiga.
6yeri pel#is yang dalam dihubungkan dengan limfadenopati pel#is.
eberapa kasus dari episode klinis pertama herpes genitalis dimanifestasikan
oleh penyakit secara luas dan membutuhkan ra%at inap.
-ambar H. &erpes genitalis primer
4erpes (enitalis :ekren
(etelah terjadinya infeksi primer klinis atau subklinis, pada suatu %aktu bila ada
faktor pencetus, #irus akan menjalani reakti#asi dan multiplikasi kembali sehingga terjadilah
lagi rekuren, pada saat itu di dalam hospes sudah ada antibodi spesifik sehingga kelainan
yang timbul dan gejala tidak seberat infeksi primer. 9aktor pencetus antara lain, trauma,
koitus yang berlebihan, demam, gangguan pencernaan, kelelahan, makanan yang
merangsang, alkohol, dan beberapa kasus sukar diketahui penyebabnya. Pada sebagian besar
orang, #irus dapat menjadi aktif dan menyebabkan outbreaks beberapa kali dalam setahun.
&(; berdiam dalam sel saraf di tubuh kita, ketika #irus terpicu untuk aktif, maka akan
bergerak dari saraf ke kulit kita lalu memperbanyak diri dan dapat timbul luka di tempat
terjadinya outbreaks.
.engenai gambaran klinis dari herpes progenitalis, gejala klinis herpes progenital
dapat ringan sampai berat tergantung dari stadium penyakit dan imunitas dari pejamu.
(tadium penyakit meliputi, infeksi primer stadium laten replikasi #irus stadium
rekuren.
.anifestasi klinik dari infeksi &(; tergantung pada tempat infeksi, dan status
imunitas host. 7nfeksi primer dengan &(; berkembang pada orang yang belum punya
kekebalan sebelumnya terhadap &(;-1 atau &(;-+, yang biasanya menjadi lebih berat,
dengan gejala dan tanda sistemik dan sering menyebabkan komplikasi.
erbagai macam manifestasi klinis,
a. 7nfeksi oro-fasial
b. 7nfeksi genital
c. 7nfeksi kulit lainnya
d. 7nfeksi ocular
e. $elainan neurologis
f. Penurunan imunitas
g. &erpes neonatal
&erpes genitalis rekuren
8esi bisa sama dengan infeksi primer tapi pada skala yang lebih rendah.
8esi hilang dalam 1-+ minggu.
-ejala baru mungkin muncul akibat infeksi yang pernah dialami sebelumnya.
$ebanyakan penderita dengan herpes genitalis tidak mengalami temuan
LklasikM dari #esikel berkelompok pada dasar eritematosa.
-ejala yang umum adalah rasa gatal, terbakar, fisur, kemerahan, iritasi
sebelum #esikel pecah.
"isuria, sciatica, rasa tidak nyaman pada anus.
-ambar 3. &erpes genitalis rekuren
-ejala sistemik meningitis aseptik &(;-+ dapat terjadi dengan herpes genitalis primer
atau herpes genitalis rekuren.
Pemeriksaan #a)oratorim
Pemeriksaan laboratorium yang paling sederhana adalah Tes T>ank di%arnai dengan
pengecatan -iemsa atau =right, akan terlihat sel raksasa berinti banyak. (ensiti#itas dan
spesifisitas pemeriksaan ini umumnya rendah. $onfirmasi #irus dapat dilakukan melalui
mikroskop elektron atau kultur jaringan.
Pada pemeriksaan urinalisis terlihat adanya hematuri akibat sistitis yang disebabkan
&(;.
1omplikasi
$omplikasi yang timbul pada penyakit herpes genitalis anatara lain neuralgia, retensi
urine, meningitis aseptik dan infeksi anal. (edangkan komplikasi herpes genitalis pada
kehamilan dapat menyebabkan abortus pada kehamilan trimester pertama, partus prematur
dan pertumbuhan janin terhambat pada trimester kedua kehamilan dan pada neonatus dapat
terjadi lesi kulit, ensefalitis, makrosefali dan keratokonjungti#itis. &erpes genital primer
&(;-+ dan infeksi &(;-1 ditandai oleh kekerapan gejala lokal dan sistemik prolong.
"emam, sakit kepala, malaise, dan mialgia dilaporkan mendekati A2C dari kaum pria dan
K2C dari %anita dengan penyakit &(;-+ primer. erbeda dengan infeksi genital episode
pertama, gejala, tanda dan lokasi anatomi infeksi rekuren terlokalisir pada genital.
A
7nfeksi herpes genital biasanya tidak menyebabkan masalah kesehatan yang serius
pada orang de%asa. Pada sejumlah orang dengan sistem imunitasnya tidak bekerja baik, bisa
terjadi outbreaks herpes genital yang bisa saja berlangsung parah dalam %aktu yang lama.
Drang dengan sistem imun yang normal bisa terjadi infeksi herpes pada mata yang disebut
herpes okuler. &erpes okuler biasanya disebabkan oleh &(;-1 namun terkadang dapat juga
disebabkan &(;-+. &erpes dapat menyebabkan penyakit mata yang serius termasuk
kebutaan.
=anita hamil yang menderita herpes dapat menginfeksi bayinya. ayi yang lahir
dengan herpes dapat meninggal atau mengalami gangguan pada otak, kulit atau mata. ila
pada kehamilan timbul herpes genital, hal ini perlu mendapat perhatian serius karena #irus
dapat melalui plasenta sampai ke sirkulasi fetal serta dapat menimbulkan kerusakan atau
kematian pada janin. 7nfeksi neonatal mempunyai angka mortalitas @2C, separuh dari yang
hidup menderita cacat neurologis atau kelainan pada mata.
7iagnosis
(ecara klinis ditegakkan dengan adanya gejala khas berupa #esikel berkelompok
dengan dasar eritem dan bersifat rekuren. -ejala dan tanda dihubungkan dengan &(;-+.
"iagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik jika gejalanya khas dan
melalui pengambilan contoh dari luka )lesi* dan dilakukan pemeriksaan laboratorium. Tes
darah yang mendeteksi &(;-1 dan &(;-+ dapat menolong meskipun hasilnya tidak terlalu
memuaskan. ;irus kadang-kadang namun tak selalu, dapat dideteksi le%at tes laboratorium
yaitu kultur. $ultur dikerjakan dengan menggunakan s%ab untuk memperoleh material yang
akan dipelajari dari luka yang dicurigai sebagai herpes.
7iagnosis /anding
1* 4lkus durum, ulkus indolen dan teraba indurasi.
+* 4lkus mole, ulkus kotor, merah dan nyeri.
'* (ifilis, ulkus lebih besar, bersih dan ada indurasi.
A* alanopostitis, biasanya disertai tanda-tanda radang yang jelas.
B* (kabies, rasa gatal lebih berat, kebanyakan pada anak-anak.
@* 8imfogranuloma #enereum, ulkus sangat nyeri didahului pembengkakan kelenjar
inguinal.
Penatalaksanaan
Pada prinsipnya, penanganan dari infeksi &erpes (impleks ;irus )&(;* ada ' macam,
yaitu,
)1* Terapi (pesifik
)+* Terapi 6on-(pesifik
)'* Terapi Profilaksis
Tujuan dari masing-masing terap tersebut adalah untuk mempercepat proses penyembuhan,
meringankan gejala prodromal, dan menurunkan angka penularan.
1. Terapi (pesifik
&erpes 8abialis
a. Topikal
Penciclo#ir krim 1C )tiap + jam selama A hari* atau :cyclo#ir krim BC )tiap '
jam selama A hari*. 7dealnya, krim ini digunakan 1 jam setelah munculnya
gejala, meskipun juga pemberian yang terlambat juga dilaporkan masih efektif
dalam mengurangi gejala serta membatasi perluasan daerah lesi.
)Rekomendasi 9": N 7&.9*
b. (istemik
;alacyclo#ir tablet + gr sekali minum dalam 1 hari yang diberikan begitu
gejala muncul, diulang pada 1+ jam kemudian, atau :cyclo#ir tablet A22 mg B
kali sehari selama B hari, atau 9amciclo#ir 1B22 mg dosis tunggal yang
diminum 1 jam setelah munculnya gejala prodromal.
&erpes -enitalis
o 7nfeksi Primer
)Rekomendasi =&D +22'*
1* :cyclo#ir +22 mg po B x<hari, selama K hari, atau
+* :cyclo#ir A22 mg po ' x<hari, selama K hari, atau
'* ;alacyclo#ir 1 gr po +x<hari, selama K hari
)Rekomendasi !"! +212*
1* :cyclo#ir +22 mg po B x<hari, selama K-12 hari, atau
+* :cyclo#ir A22 mg po ' x<hari, selama K-12 hari, atau
'* ;alacylo#ir 1 gr po +x<hari, selama K-12 hari, atau
A* 9amciclo#ir +B2 mg po 'x<hari, selama K-12 hari
o 7nfeksi Rekuren
Terapi rekuren ditujukan untuk mengurangi angka kekambuhan
dari herpes genitalis, dimana tingkat kekambuhan berbeda pada tiap
indi#idu, ber#ariasi dari + kali<tahun hingga lebih dari @ kali<tahun.
Terdapat + macam terapi dalam mengobati infeksi rekuren, yaitu terapi
episodik dan terapi supresif.
Terapi Episodik,
)Rekomendasi =&D +22'*
1* :cyclo#ir
+22 mg po Bx<hari, B hari, atau A22 mg p.o 'x<hari, B hari, atau H22
mg p.o +x<hari, B hari
+* ;alacyclo#ir
B22 mg p.o +x<hari, B hari, atau 1 gr p.o 1x<hari, B hari
'* 9amciclo#ir
1+B mg p.o +x<hari,B hari
)Rekomendasi !"! +212*
1* :cyclo#ir
A22 mg p.o 'x<hari, B hari, atau H22 mg +x<hari, B hari, atau H22
mg p.o 'x<hari, + hari
+* ;alacyclo#ir
B22 mg p.o +x<hari ' hari, atau 1 gr p.o 1x<hari, B hari
'* 9amciclo#ir
1+B mg p.o +x<hari, B hari, atau 1 gr p.o +x<hari, 1 hari, atau B22
mg 1x diikuti dengan +B2 mg +x<hari, + hari
Terapi (upresif
)Rekomendasi =&D +22' N !"! +212*
1* :cyclo#ir A22 mg p.o +x<hari, atau
+* 9amciclo#ir +B2 mg p.o +x<hari, atau
'* ;alacyclo#ir B22 mg p.o 1x<hari, atau
A* ;alacyclo#ir 1 gr p.o 1x<hari selama 1 tahun
.anajemen &(;
1. Pada 6eonatus
Penatalaksanaan bayi lahir dari ibu dengan herpes genitalis yaitu
mengidentifikasi secepatnya kemungkinan adanya infeksi herpes pada bayi tersebut.
Dleh karena itu direkomendasikan dilakukan pemeriksaan kultur #irus dari sekret
ser#iks ketika persalinan berlangsung pada semua ibu hamil dengan ri%ayat herpes
genitalis. (elain itu juga pemeriksaan kultur #irus dari mukosa orofaring atau mukosa
konjungti#a dari bayi yang dicurigai. Pada bayi dengan ibu mengidap herpes genitalis
primer pada saat persalinan per#aginam, harus diberikan terapi profilaksis acyclo#ir
intra#ena dengan dosis @2 mg<kg<hari yang terbagi dalam ' dosis yang diberikan
selama +1 hari atau acyclo#ir intra#ena 12 mg<kg tiap H jam selama 12-+1 hari
Terapi ini juga diberikan pada bayi yang dinyatakan positif terinfeksi, dan terapi
diberikan sea%al mungkin ketika mulai timbul gejala.
+. Penderita &7;
Penderita dengan immunocompromised biasanya memiliki gejala yang lebih
berat serta lebih lama pada daerah genital, perianal, atau oral. 8esi yang disebabkan
oleh &(; biasanya bersifat atipik, lebih nyeri, serta lebih berat. .eskipun terapi
antiretro#iral bisa menurunkan tingkat keparahan dari infeksi herpes genital, namun
infeksi subklinik tetap dapat terjadi. Pemberian terapi supresif atau terapi episodik
menggunakan agen anti#irus oral terbukti efektif dalam memperingan manifestasi
klinik dari &(; yang disertai dengan infeksi &7;.
Terapi (upresif )Rekomendasi !"! +212*
1* :cyclo#ir A22-H22 mg peroral +-' kali sehari, atau
+* 9amciclo#ir B22 mg peroral + kali sehari, atau
'* ;alacyclo#ir B22 mg peroral + kali sehari
Terapi Episodik )Rekomendasi !"! +212*
1* :cyclo#ir A22 mg p.o 'x<hr B-12 hari, atau
+* 9amciclo#ir B22 mg p.o +x<hr, B-12 hari, atau
'* ;alacyclo#ir 1222 mg p.o +x<hr, B-12 hari
Terapi pada keadaan resistensi :cyclo#ir
1* 9oscarnet intra#ena A2 mg<kg<H jam hingga terjadi perbaikan klinis, atau
+* !idofo#ir intra#ena B mg<kg 1x<minggu bisa juga efektif.
'* !idofo#ir gel 1C 1x<hari selama B hari yang dioleskan pada lesi.
'. Partner seks
Pasangan seks dari pasien yang memiliki herpes genitalis bisa mendapatkan
keuntungan dari e#aluasi dan konseling. Pasangan seks yang menunjukkan gejala
harus die#aluasi dan diobati dengan cara yang sama seperti pasien dengan herpes
genitalis. Pasangan seks dari penderita herpes genitalis yang tidak menunjukkan
gejala harus ditanyakan ri%ayat dari lesi genital dan dita%arkan untuk melakukan uji
serologis tipe spesifik untuk infeksi &(;.
+. Terapi 6on-(pesifik
Pengobatan non-spesifik ditujukan untuk memperingan gejala yang timbul berupa
nyeri dan rasa gatal. Rasa nyeri dan gejala lain ber#ariasi, sehingga pemberian analgetik,
antipiretik dan antipruritus disesuaikan dengan kebutuhan indi#idu. Oat->at pengering yang
bersifat antiseptik juga dibutuhkan untuk lesi yang basah berupa jodium po#idon secara
topical untuk mengeringkan lesi, mencegah infeksi sekunder dan mempercepat %aktu
penyembuhan. (elain itu pemberian antibiotik atau kotrimoksasol dapat pula diberikan untuk
mencegah infeksi sekunder.
'. Tindakan Profilaksis
8angkah-langkah yang dapat diambil guna mencegah penularan penyakit herpes
simpleks yaitu dengan memberi penjelasan kepada penderita tentang sifat penyakit yang
dapat menular terutama bila sedang terkena serangan. (elain itu juga dilakukan proteksi
indi#idual dengan menggunakan + macam alat perintang, yaitu busa spermisidal dan kondom.
$ombinasi tersebut bila diikuti dengan pencucian alat kelamin memakai air dan sabun pasca
koitus, dapat mencegah transmisi herpes genitalis hampir 122C. usa spermisidal secara in
#itro ternyata mempunyai sifat #irisidal, dan kondom dapat mengurangi penetrasi #irus.
8angkah profilaksis lain yaitu dengan menghindari faktor-faktor pencetus timbulnya serangan
herpes, seperti stress, kelelahan, atau yang lainya. $onsultasi psikiatrik dapat pula membantu
karena faktor psikis mempunyai peranan untuk timbulnya serangan.
;aksin &(; sedang dikembangkan dengan tujuan untuk memberikan kekebalan
kepada indi#idu yang rentan sehingga diharapkan tidak terjadi infeksi pada daerah genital
serta ganglion sensori menjadi terlindung dari infeksi laten #irus &erpes simplek. ;irus yang
dikembangkan sekarang dibagi menjadi + jenis, yaitu berupa #irus aktif dan inaktif yang
masih diteliti mengenai keamanan dan keefektifanya. ;aksin yang berasal dari &(; g dan
g", yaitu suatu subunit glikoprotein yang dikembangkan oleh perusahaan !hiron -roup
:merika, ternyata tidak efektif dalam mencegah transmisi herpes.
(ecara ringkas ada B langkah utama untuk pencegahan herpes genitalis, yaitu,
1* .endidik seseorang yang berisiko tinggi mendapatkan herpes genitalis dan P.(
lainnya untuk mengurangi transmisi penularan.
+* .endeteksi kasus yang tidak diterapi, baik simtomatik atau asimptomatik.
'* .endiagnosis, konsul dan mengobati indi#idu yang terinfeksi dan follo% up dengan
tepat.
A* E#aluasi, konsul dan mengobati pasangan seksual dari indi#idu yang terinfeksi.
B* (krining disertai diagnosis dini, konseling dan pengobatan sangat berperan dalam
pencegahan.
Prognosis
$ematian oleh infeksi &(; jarang terjadi. 7nfeksi inisial dini yang segera diobati
mempunyai prognosis lebih baik, sedangkan infeksi rekuren hanya dapat dibatasi frekuensi
kambuhnya. Pada orang dengan gangguan imunitas, misalnya penyakit-penyakit dengan
tumor di sistem retikuloendotelial, pengobatan dengan imunosupresan yang lama,
menyebabkan infeksi ini dapat menyebar ke alat-alat dalam dan fatal. Prognosis akan lebih
baik seiring dengan meningkatnya usia seperti pada orang de%asa. Terapi anti#irus efektif
menurunkan manifestasi klinis herpes genitalis.
Nama : 8i$tah ri9%i
Nim : 2011730155
7&;INI'I
!hancroid adalah penyakit infeksi pada alat kelamin akut, setempat disebabkan oleh
streptobacillus ducrey )&aemophilus ducreyi* dengan gejala klinis yang khas berupa ulkus
nekrotik yang nyeri pada tempaat inokulasi, dan sering disertai pernanahan kelenjar getah
bening regional. iasanya disebut soft chancre, ulkus mole, soft sore.
<ontoh Penderita <han2roid
&PI7&8I0#0(I
Penyakit ini bersifat endemik dan tersebar di daerah tropik dan subtropik, terutama di
kota dan pelabuhan. (elain itu dapat terjadi di daerah yang memiliki sarana kesehatan yang
kurang misalnya di :frika, :sia, dan $aribia. "i :frika bagian selatan dan timur, dimana
yang melakukan sirkumsisi agak rendah dan pre#alensi &7; yang tinggi, menyebabkan
daerah ini endemik terhadap ulkus mole.
Pengaruh (irkumsisi terhadap pengurangan risiko chancroid dibuktikan dengan K
penelitian dari B1AB peserta, dengan hasil enam dari tujuh studi menemukan penurunan risiko
chancroid antara laki-laki disunat, dengan empat dari studi ini melaporkan hasil secara
statistik signifikan. (ementara bukti kuat diperlukan dari desain penelitian lebih ketat, bukti
terbaik yang tersedia saat ini mendukung promosi sunat untuk laki-laki sebagai strategi untuk
mengurangi risiko chancroid, dan harus dipromosikan terutama di daerah di mana pre#alensi
&7; dan infeksi menular seksual tinggi. :kan tetapi, satu penelitian menetapkan chancroid
serologis tidak menemukan hubungan dengan sunat.
Perbaikan tingkat ekonomi mempengaruhi berkurangnya frekuensi penyakit ini di
negara-negara yang lebih maju. :kan tetapi, di amerika serikat, insidensi chancroid terus
meningkat sejak tahun 13H2an. "ata terakhir mengisyaratkan bah%a chancroid mungkin
kurang terdiagnosis di amerika serikat, karena sebagian besar klinik (T" tidak memiliki
fasilitas untuk mengisolasi H. ducreyi, dan pemeriksaan yang didasarkan pada metode reaksi
berantai polymerase belum tersedia luas.
Penyakit ini juga dijumpai sebagai kasus-kasus terisolasi di masyarakat industri dan
disebarkan oleh orang yang pernah berpergian ke daerah endemik.

(elain penularan melalui
hubungan seksual, secara kebetulan juga dapat mengenai jari dokter atau pera%at.
9rekuensi pada %anita dilaporkan lebih rendah, dimana perbandingan antara laki-laki
dan %anita yang berpotensi adalah 12 , 1.

&al ini mungkin disebabkan oleh kesukaran dalam
membuat diagnosis dan pria sering melakukan prostitusi dibanding %anita. Penderita lebih
banyak terjadi pada laki-laki heterosexual dan biasanya pada %anita pekerja seks.

(elain itu,
penyakit ini lebih banyak mengenai golongan kulit ber%arna. eberapa faktor menunjukkan
bah%a terdapat pemba%a kuman ) carrier * basil "ucreyi, tanpa gejala klinis.
&.I0#0(I
asil Haemophilus. ducreyi berbentuk batang pendek, ramping dengan ujung
membulat, tidak bergerak dan tidak membentuk spora, gram negatif, anaerob fakultatif yang
membutuhkan hemin )faktor F* untuk pertumbuhan, mereduksi nitrat menjadi nitrit, dan
mempunyai "6: berisi guanosine plus-cytosine fraksi 2,'H mole dan tidak membutuhkan
faktor ; )dinukleotida nikotinamid adenasin*. asil sering kali berkelompok, berderet
membentuk rantai, terutama dapat dilihat pada biakan sehingga disebut juga streptobacillus
asil ini pada lesi asil ini pada lesi terbuka di daerah genital sukar ditemukan karena
tertutup oleh infeksi sekunder, lebih mudah dicari bila bahan pemeriksaan berupa nanah yang
diambil dengan cara aspirasi abses kelenjar inguinal. $uman ini sukar dibiak.
"alam karangan-karangan terakhir mengenai penyebab penyakit ini timbul keragu-
keraguan, apakah ulkus mole merupakan penyakit disebabkan oleh suatu organisme
)&.ducreyi*, atau satu penyakit campuran yang disebabkan oleh lebih daripada satu
organisme. !&:PE8 )13KH* menyatakan bah%a organisme selain &. ducreyi dapat
menimbulkan ulkus yang tidak dapat dibedakan dengan ulkus mole, dan beberapa ulkus
mengandung flora polimicrobial.

$arena kesukaran menemukan penyebab dan ditemukannya organisme yang multiple
yang dapat diisolasi dari ulkus penis, timbul kesukaran mencari hubungan antara gambaran
klinis dan penemuan laboratorik.
PA.0(&N&'I'
H. ducreyi )-br.+.+* menghasilkan toksin sitoletal, faktor #irulensi penting pada
patogenesis ulkus mole. "iduga toksin ini yang meyebabkan prognosis ulkus pada genitalia
sulit untuk sembuh. Penyebaran ulkus mole melalui #irus yang menyerang sistem imun
manusia yang menurun. Reseptor berupa simokin !!RB dan !F!RA yang termasuk kelas K
transmembran --protein-reseptor, dan ikatan alami yang menyerang sel imun pada satu
tempat dan terbentuk inflamasi. !!RB dan + co-reseptor penting, esensial keluar menjadi
&7;.
+
H. ducreyi memfasilitasi penularan &7; dengan menyediakan entri portal diakses,
mempromosikan pelepasan #irus, merekrut makrofag dan sel-sel !"A pada kulit.

2-2 4aemophils 72reyi 7i /awah 8ikroskop &lektron
"imana .akrofag yang terdapat di dalam lesi dari cancroid berpeluang besar
meningkatkan ekspresi dari !!RB dan !F!RA bersama dengan sel darah perifer, sel !"A T
berpeluang menurunkan regulasi dari !!RB. eta-simokin R:6TE( )mengaktifkan regulasi,
sel T normal dan sekretnya* dalam ikatan yang penting untuk !!RB. R:6TE( menimbukan
papul dan pustul dari infeksi ulkus mole tetapi tidak menyebabkan infeksi pada kulit.
ersama dengan mukosa dan barier kulit, muncul sel dengan regulasi yang menurun dari
&7;-1 co-reseptor dalam lesi infeksi & ducreyi dengan lingkungan yang fasilitasnya buruk
dan menyebabkan infeksi &7;-1.
Pengobatan yang mudah dan efektif dari ulserasi genital, dan ulkus mole dari partikuler,
bagian yang penting dari beberapa strategi untuk mengontrol perkembangan dari infeksi &7;
di negara-negara tropis.
Pada pemeriksaan biopsi dari ulkus mole dikalsifikasikan menjadi ' daerah inflamasi
diba%ah ulkus. "aerah pertama terdiri dari daerah yang nekrotik, fibrin, dan neutropil.
"aerah tengah adalah daerah dengan jaringan granulasi dan >ona yang paling ba%ah terdiri
dari limfosit dan plasma sel. -ram-negatif dari basil hanya daapt ditemukan dengan
menggunakan pe%arnaan -ram atau -iemsa dan dapat dilhat baik dengan (mears.

:%alnya, mikroorganisme melakukan penetrasi pada defek pertahanan epidermis.
akteri yang masuk memberi rangsangan inflamasi sehingga terjadi infiltrasi limfosit,
makrofag, granulosit dengan mediator utama T&-1 sebagai respon imun dan inflamasi
pyogenik. Perkembangan ulkus mole disertai juga limfadenitis akibat inflamasi pyogenik.
(ebagai contoh , :danya trauma atau abrasi, penting untuk organisme melakukan
penetrasi epidermis. 0umlah inoculum untuk menimbulkan infeksi tidak diketahui. Pada lesi,
organisme terdapat dalam makrofag dan neutrophil atau bebas berkelompok )mengumpul*
dalam jaringan interstisial.
Pada percobaan kelinci, seperti pada manusia, beberapa galur H. ducreyi diketahui
#irulen, sedangkan yang lain kelihatannya a#irulen. eberapa penyelidik menyatakan bah%a
#irulensi menyatakan bah%a #irulensi dapat hilang dengan kulti#asi serial sehingga kuman
kehilangan kemampuan untuk menimbulkan lesi pada kulit. Drganisme yang a#irulen
dilaporkan lebih rentan terhadap antimikroba terutama polimiksin.
8imfadenitas yang terjadi pada infeksi H. Ducreyi diikuti dengan respons inflamasi
sehingga terjadi supurasi. $emungkinan terdapat sifat-sifat H. Ducreyi yang tidak diketahui
dan unik dan menimbulkan bubo supuratif. Respons imun yang berhubungan dengan
pathogenesis dan kerentangan penyakit tidak diketahui. Penyelidikan sebelumnya
menemukan respons hipersensiti#itas lambat dan respons antibody pada penderita dengan
chancroid dan pada binatang percobaan. :ntibodi ditemukan dengan cara fiksasi komplikasi
komplemen, aglutinasi, presipitasi, dan tes fluoresens antibodi indirek. Reakti#itas silang
antara antisera yang dihasilkan terhadap antigen &. "ucreyi murni dan ekstrak antigen dari
spesies &aemophilus lain telah ditemukan.
(&=A#A 1#INI'
.asa inkubasi berkisar antara 1-1A hari, pada umumnya kurang dari K hari atau A-K
hari.. 8esi kebanyakan multiple )-br.+.'*, jarang soliter, biasanya pada daerah genital, jarang
pada daerah ekstragenital. .ula-mula kelainan kulit berupa papul, kemudian menjadi #esiko-
pustul pada tempat inokulasi, cepat pecah menjadi ulkus.

2-3 (e!ala >lks 8ole *2han2roid+
4lkusG kecil, lunak pada perabaan, tidak terdapat indurasi, berbentuk ca%an, pinggir
tidak rata, sering bergaung )-br.+.'* dan di kelilingi halo yang eritematosa dan mengalami
ulserasi dalam +A jam. 4lkus sering tertutup jaringan nekrotik, dasar ulkus berupa jaringan
granulasi yang mudah berdarah, ditutupi oleh eksudat abu-abu kuning berserat yang pirulen
dan limpodenopati,)-br.+.A* dan pada perabaan terasa nyeri, biasanya lebih nyeri pada laki-
laki daripada perempuan.

2-4 Inginal #impodenopati
Tempat predileksi pada laki-laki ialah permukaan mukosa preputium, sulkus
koronarius, frenulum penis, dan batang penis. "apat juga timbul lesi di dalam uretra,
scrotum, perineum,atau anus. Pada %anita ialah labia )-br.+.B*, klitoris, 9ourchette, #esti#uli,
anus, dan ser#iks.

2-5 #esi <han2roid 1e2il Pada #a)ia 8a!ora
$ebanyakan gejala pada %anita asimptomatik %alaupun kadang muncul gejala yang
kurang jelas, seperti disuria, dispareunia, sekret #agina, nyeri defekasi, atau perdarahan
rektal. -ejala konstitusi seperti malaise dan demam ringan kadang-kadang terlihat.
8esi ekstragenital terdapat pada lidah, jari tangan, bibir, payudara, umbilicus dan
konjungti#a. $arena adanya inokulasi sendiri, dengan cepat dapat timbul lesi yang multiple,
dengan ini dapat timbul lesi di daerah pubis, abdomen, dan paha. -ejala sistemik jarang
timbul, kalau ada hanya demam sedikit atau malese ringan.
=&NI',=&NI' /&N.>1 1#INI'
>lks 8ole ;oliklaris
Timbul pada folikel rambut, pada permukaannya menyerupai folikulitis yang
disebabkan oleh kokus, tetapi cepat menjadi ulkus. 8esi seperti ini dapat timbul pada #ul#a
dan pada daerah berambut di sekitar genitalia dan sangat superfisial.
7war$ 2han2roid
8esi sangat kecil dan menyerupai erosi pada herpes genitalis, tetapi dasarnya tidak
teratur dan tepi berdarah.
.ransient 2han2roid *<han2re mo 6alant+
8esi kecil, sembuh dalam beberapa hari, tetapi +-' minggu kemudian diikuti timbulnya
bubo yang meradang pada daerah inguinal. -ambaran ini menyerupai limfogranuloma
#enerum.

Paplar <han2roid *lks mole ele6atm+
"imulai dengan ulkus yang kemudian menimbul terutama pada tepinya. -ambarannya
menyerupai kondilomata lata pada sifilis stadium 77.
(iant <han2roid
.ula-mula timbul ulkus kecil, tetapi meluas dengan cepat dan menutupi satu daerah,
sering mengikuti abses inguinal yang pecah, dan dapat meluas ke daerah suprapubis bahkan
daerah paha dengan cara autoinokulasi.
Phagedeni2 2han2roid
8esi kecil menjadi besar dan destruktif dengan jaringan nekrotik yang luas. -enitalia
eksterna dapat hancur, pada beberapa kasus disertai infeksi organisme ;incent.
.ipe serpiginosa
8esi membesar karena perluasan atau autoinokulasi dari lesi pertama ke daerah lipat
paha atau paha. 4lkus jarang menyembuh, dapat menetap berbulan-bulan atau bertahun-
tahun.
ubo adalah :denitas daerah inguinal timbul pada tengah kasus ulkus mole. (ifatnya
unilateral, eritematosa, membesar, dan nyeri. Timbul beberapa hari sampai + minggu setelah
lesi primer. lebih daripada setengah kasus adenitis sembuh tanpa supurasi.
108P#I1A'I
8i5ed 2han2re
$alau disertai sfilis stadium 1. .ula-mula lesi khas ulkus mole, tetapi setelah 1B-+2
hari menjadi manifes, terutama jika di obati dengan sulfonamide.
1
"apat terjadipada bagian
atas penis dan kelenjar inguinal kanan. )-br.+.@*
2-6 ;ase Akhir 7ari Penyakit 'i$ilis dan In$eksi 2han2roid
A)ses kelen!ar inginal
ila tidak diobati dapat memecah menimbulkan sinus yang kemudian menjadi ulkus.
4lkus kemudian membesar membentuk giant chancroid.
1
)-br.+.K*
'
2-7 1elen!ar (etah /ening Inginal 8eledak Aki)at <han2roid
;imosis para$imosis
$alau lesi mengenai preputium.
;istla retra
Timbulnya karena ulkus pada glans penis yang bersifat dekstruktif. )-br.+.H* "apat
mengakibatkan nyeri pada %aktu buang air kecil dan pada keadaan lanjut dapat menjadi
stiktura uretra.
2-? >lks (lans Penis
In$eksi 2ampran
"apat disertai infeksi organisme ;incent sehingga ulkus makin parah dan bersifat
destruktif. "i samping itu juga dapat disertai penyakit limfogranuloma #enereum atau
granuloma inguinale.
7IA(N0'I'
erdasarkan gambaran klinis dapat disingkirkan penyakit kelamin yang lain. &arus
dipikirkan juga kemungkinan infeksi campuran. Pemeriksaan serelogik untuk menyingkirkan
sifilis juga harus dikerjakan. (ebagai penyokong diagnosis adalah,
1. Pemeriksaan sediaan hapus
"iambil bahan pemeriksaan )spesimen* dari tepi ulkus yang tergaung dengan
menggunakan apusan kapas, di buat hapusan pada gelas alas, Pemeriksaan
langsung ini dapat dilakukan dengan pe%arnaan gram, giemsa atau mikroskop
elektron. 7dentifikasi yang cepat dapat dengan pe%arnaan methylgreenpyronine
pappenheim dan 4nna, juga dapat dilaksanakan dengan pe%arnaan blue dan
%right. 6amun pemeriksaan langsung tersebut dapat menyesatkan oleh karena
banyaknya flora
polimikrobial ulkus genital. &anya pada '2-B2C kasus ditemukan basil
berkelompok atau berderet seperti rantai.
+. iakan kuman
&. ducreyi merupakan mikroorganisme yang sulit dikultur. 4ntuk mengkultur
bakteri tersebut diperlukan teknik dan keterampilan khusus. Pemeriksaan kultur
merupakan gold standard untuk mendeteksi &. ducreyi.)@,1@* &. "ucreyi tumbuh
pada suhu terbaik ''
o
! kelembaban atmosfer yang mengandung karbondioksida
BC.)1A* 4ntuk mendapatkan sensiti#itas yang tinggi pada isolasi primer,
dirokemendasikan penggunaan + media sekaligus yang ditambahkan dengan
hemoglobin dan serum.
ahan diambil dari pus bubo atau lesi kemudian ditanam pada perbenihan atau
pelat agar khusus ) !hocolate :gar* yang ditambahkan darah kelinci yang sudah
didefibrinasi. :khir-akhir ini ditemukan bah%a perbenihan yang mengandung
serum darah penderita sendiri yang sudah diinaktifkan memberikan hasil yang
memuaskan. 7nkubasi membutuhkan %aktu AH jam. .edium yang mengandung
gonococcal madium base, ditambah dengan hemoglobin 1C, iso-%italex 1 C, dan
#ankomisin ' mcg<ml akan mengurangi kontaminasi yang timbul. Pada biakan
nampak koloni kecil, non mukoid, abu-abu kuning, semi opak atau translusen dapat
digeser pada permukaan agar dalam keadaan utuh, nampak +-A hari, tetapi biasa K
hari setelah inokulasi.
1
'. Teknik imunofluoresens untuk menemukan antibody.
A. iopsi
iopsi dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis. Pada gambaran
histopatologik ditemukan,
a. "aerah superfisial pada dasar ulkus , neutrophil, fibrin, eritrosit, dan jaringan
nekrotik.
b. "aerah tengah , pembuluh-pembuluh darah kapiler baru dengan proliferasi sel-
sel endotel sehingga lumen tersumbat dan menimbulkan thrombosis. Terjadi
perubahan degeneratif pada dinding pembuluh-pembuluh darah.
c. "aerah sebelah dalam , infiltrat padat terdiri atas sel-sel plasma dan sel-sel
limfoid.
B. Tes kulit ito-reenstierna
(ekarang tidak dipakai lagi karena tidak spesifik. ;aksin yang dipakai
)"melcos*terdiri atas ++B juta kuman mati<ml. "isuntikkan intradermal 2,1 ml
pada lengan ba%ah bagian fleksor, sebagai control disuntikkan cairan pelarut
intradermal pada sisi lain.
1

Tes dinilai positif kalau timbul infiltrate berdiameter minimal 2,B cm setelah AH
jam, sedangkan kontrol negatif. Tes ini menjadi positif @-11 setelah hari timbul
ulkus mole, dan tetap positif sampai beberapa tahun bahkan seumur hidup.
@. :utoinokulasi
ahan diambil dari lesi yang tersangka, diinokulasi pada kulit sehat daerah
lengan ba%ah atau paha penderita yang digores lebih dahulu. Pada tempat tersebut
akan timbul ulkus mole. (ekarang cara ini tidak dipakai lagi.
7IA(N0'I' /AN7IN(
4erpes (enitalis
Pada herpes genitalis kelainan kulitnya ialah #esikel yang berkelompok dan jika
memecah menjadi erosi, jadi bukan ulkus seperti pada ulkus mole. Tanda-tanda radang akut
lebih mencolok pada ulkus mole. $ecuali itu pada ulkus mole, pada sediaan hapus berupa
bahan yang diambil dari dasar ulkus tidak ditemukan sel raksasa berinti banyak.
'i$ilis stadim I
Pada sifilis stadium 7 )ulkus durum*, ulkus bersih, indolen, terdapat indurasi, dan tanda-
tanda radang akut tidak terdapat. 0ika terjadi pembesaran kelenjar getah bening regional juga
tidak disertai tanda-tanda radang akut kecuali tumor, tanpa disertai periadenitis dan
perlunakan.
Pada ulkus mole, hasil pemeriksaan sediaan hapus dengan mikroskop lapangan gelap
sebanyak tiga kali berturut-turut negatif. T.(.(. yang diperiksa tiap minggu sampai satu bulan,
kemudian tiap bulan sampai tiga bulan , tetap negatif.
#im$ogranloma 6enerim *#-(-@+
Pada 8.-.;. afek primer tidak spesifik dan cepat hilang. Terjadi pembesaran kelenjar
getah bening ingunal, perlunakannya tidak serentak. Titer tes ikatan komplemen untuk 8.-.;.
kurang dari 1<1@ dan tes ulangan untuk meninggi.
(ranloma inginale
5ang khas pada penyakit ini ialah ulkus dengan granuloma. Pada sediaan jaringan tidak
tampak badan "ono#an.
P&N(0/A.AN
'istemik
'l$onamida .isalnya sulfatia>ol, sulfadia>ine, atau sulfadimidin, diberikan dengan dosis
pertama +-A gram dilanjutkan dengan 1 gram tiap A jam sampai sembuh sempurna )kurang
lebih 12-1A hari*. Tablet kotrimoksa>ol, ialah kombinasi sulfametoksa>ol A22 mg dengan
trimetroprim H2 mg, diberikan dengan dosis + x + tablet selama 12 hari. ila pengobatan
berhasil, perlu dilakukan drainase, dorsmsisi pada preputium. Pada bubo yang mengalami
supurasi dilakukan aspirasi melalui kulit yang sehat. .E&E4( dkk.)13H1* menyatakan
bah%a pemberian kontrikmosa>ol + x A tablet selama + hari, sangat efektif untuk ulkus mole.
Penisilin (edikit efektif, terutama diberikan kalau terdapat organisme ;incent.
1anamisin "isuntikkan 1.m. + x B22 mg selama @-1A hari. Dbat ini tidak mempunyai efek
terhadap T.pallidum.
.etrasiklin dan oksitetrasiklin Efektif kalau diberikan dengan dosis A x B22 mg< hari
selama 12-+2 hari, antibiotik golongan ini menutupi gejala-gejala sifilis stadium
7. "i beberapa negara H. ducreyi sudah resisten terhadap antibiotika golongan
ini. (T:.P( )13KA* mengobati '+ penderita ulkus mole dengan doksisiklin '22
mg dosis tunggal dan hanya menemukan kegagalan pada 1 orang.
1loram$enikol Efektif terhadap H.ducreyi, tetapi karena mempunyai efek toksis tidak
digunakan lagi.
&ritromisin "iberikan A x B22 mg sehari, selama seminggu. )$$*. Eritromisin diekskresi
terutama melalui hati. &anya +-BC obat ini dieksresi dalam bentuk aktif melalui urin. Efek
samping yang berat akibat pemakaian eritromisin jarang terjadi. Reaksi alergi mungkin
timbul dalam bentk demam, eosinofilia, dan eksantem yang cepat hilang bila terapi
dihentikan.
1
1inolon ofloksasin , cukup dosis tunggal A22 mg.
A9itromisin 1 g "osis tunggal - Dral !"!, !E-P
+
'e$triaksone +B2 mg "osis tunggal - 7. =&D, !"!, !E-P
+
'ipro$loksasin B22 mg "osis tunggal - Dral =&D, !E-P
+
'ipro$loksasinB22 mg + x 1 ' hari Dral !"!, !E-P
+
'pe2tinomisin + g "osis tunggal - 7. =&DP
+
P Rekomendasi terapi pada ulkus mole berdasarkan =orld &ealth Drgani>ation )=&D*,
!enters for "isease !ontrol and Pre#ention )!"!*, 4nited $ingdom !linical Effecti#eness
-roup )!E-*.P
Pilihan pengobatan untuk chancroid menjadi semakin terbatas karena perkembangan
resistensi untuk beberapa obat-obatan antimikroba.

&al ini telah menyebabkan pencarian
untuk pengobatan alternatif regimen untuk chancroid. Drganisasi $esehatan "unia )=&D*
merekomendasikan tujuh hari perjalanan eritromisin secara oral sebagai baris pertama
pengobatan untuk chancroid. .eskipun efektif, kurangnya kepatuhan dan intoleransi gastro-
intestinal membuat alternatif terapi diinginkan. Pilihan lain yang disajikan sebagai pera%atan
petama adalah B22mg dari ciprofloxacin diberikan dua kali sehari selama ' hari atau dosis-
tunggal 1 g a>ythromycin.

(ejak munculnya era antimikroba, terapi dosis tunggal telah
menjadi alat yang berharga dalam pengelolaan infeksi kelamin.
1
:>itromisin adalah terapi oral yang efektif untuk chancroid dan patogen penyakit
menular seksual. 6amun biaya tinggi membuatnya kurang cocok di finansial menantang
Pengaturan dibandingkan dengan Thiamphenicol.
1

#okal
0angan diberikan antiseptik karena akan mengganggu pemeriksaan mikroskop
lapangan gelap untuk kemungkinan diagnosis sifilis stadium 7 . 8esi dini yang kecil dapat
sembuh setelah diberi 6a!l fisiologik.
P:0(N0'I'
Prognosis ulkus mole adalah baik jika penyakit diterapi dengan tepat dan tidak
ditemukan infeksi &7;. Pasien sebaiknya disarankan untuk tidak melakukan akti#itas seksual
sampai lesi sembuh sempurna. $ontak seksual sebaiknya diperiksa dan diterapi. Tetapi, tanpa
pengobatan, ulkus genital dan abses inguinal dilaporkan kadang-kadang menetap
Nama: Ay 1sma Aardhani
NI8 : 2011730125
#im$ogranloma @enerem *#(@+
7e$inisi
8imfogranuloma ;enereum )8-;* adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
Chlamydia trachomatis dan ditandai dengan adenitis inguinal supuratif, dan lebih sering
terjadi pada daerah dengan iklim panas.
&tiologi
Penyebab 8imfogranuloma #enereum )8-;* adalah !hlamydia trachomatis, yang
merupakan salah satu organisme dari A spesies darigenus !hlamydia, yang memiliki siklus
pertumbuhan yang unik .
!hlamydiatrachomatis memiliki sifat sebagian seperti bakteri dalam hal pembelahan sel,
metabolisme, struktur, maupun kepekaan terhadap antibiotika dan kemoterapi, dan sebagian
bersifat seperti #irus yaitu memerlukan sel hidup untuk berkembang biaknya )parasit obligat
intrasel*.
(pesies !hlamydia trachomatis terdiri dari dua bio#ars yaitu trachoma atau organisme TR7!
dan organisme 8-;. Drganisme 8-; sendiri terdiri atas ' sero#ars yaitu 81, 8+,
8'.!hlamydia berukuran lebih kecil dari bakteri, berdiameter +B2-BB2 mm, namun lebih
besar dari ukuran #irus pada ummunya. "i dalam jaringan pejamu , membentuk sitoplasma
inklusi yang merupakan patognomoni infeksi !hlamydia. Penyakit yang segolongan dengan
8imfogranuloma #enereum ialahpsitakosis, trakoma, dan 7nclusion conjuncti#itis.
&pidemiologi
8-; bersifat sporadis tersebar di seluruh dunia terutama pada negara-negara yang beriklim
tropis dan subtropics, seperti 7 daerah :merika4tara, Eropa, :ustralia dan pre#alensi tinggi
yang terdapat di :sia dan :merika (elatan, 8-; merupakan penyakit endemis di timur dan
barat :frika, 7ndia, sebagian :sia Tenggara, :merika 4tara dan $epulauan $aribia. Pada
daerah nonendemis ditemukan pada pelaut, tentara, dan %isata%an yang mendapat infeksi
pada saat berkunjung atau pernah tinggal di daerah endemis. (eperti pada penyakit 7.(
lainnya, limfogranuloma #enereum merupakan penyakit yang lebih sering dijumpai pada
daerah-daerah rural dan orang-orang berperilaku promiskus serta golongan social ekonomi
rendah.Penyakit ini dijumpai pada usia antara +2-A2 tahun, lebih sering padalaki-laki
dibanding dengan perempuan dengan rasio B,1 atau lebih, hal ini disebakan karena adanya
perbedaan patogenesis. $ejadian akut 8-; berhubungan erat dengan usia dan tingginya
akti#itas seksual, pernah dilaporkan kasus 8-; pada remaja. $ini penyakit ini jarang
ditemukan.
8ani$estasi 1linis
8-; adalah penyakit sistematik primer menyerang system limfatik,dengan manisfestasi
klinis dapat akut, subakut atau kronik,dengan komplikasi pada stadium lanjut. .asa tunas
penyakit ini adalah 1-A minggu. -ejala konstitusi timbul sebelum penyakitnya mulai dan
biasanya menetap selama sindrom inguinal. -ejala tersebut berupa malaise, nyeri kepala,
artralgia, anoreksia, nausea dan demam. Terdapat perbedaan gambaran klinis pada pria dan
dan %anita. Pada %anita jarang didapatkan lesi primer genital dan bubo inguinal. -ambaran
klinis 8-; secara umum dapat dibagi dalam + stadium, yaitu ,
1. (tadium dini, yang terdiri atas ,
a. 8esi primer genital
b. (indrom inguinal
+. (tadium lanjut, dapat berupa ,
a. (indrom ano-rektal
b. Elefantiasis<(indrom genital )esthiomene*
=aktu terjadinya lesi primer hingga sindrom inguinal '-@ minggu,sedangkan dari bentuk dini
hingga bentuk lanjut yaitu selam satu tahunhingga beberapa tahun.
1. (tadium "ini
a. 8esi primer genital
(etelah masa inkubasi antara '-+2 hari, akan terjadi lesi primer digenital yang bersifat
tidak sakit, ummumnya bersifat solitar, tidak khas,dan cepat menghilang )sembuh* tanpa
pembentukan jaringan parut)scar* , lesi primer dapat berbentuk erosi atau ulkus dangkal,
papula-papula gerombolan #esikel kecil mirip lesi herpes, atau sebagai uretritis nonspesifik.
.asa inkubasi dapat bersifat lebih lama apabila lesi primer genital tidak muncul, sebagai
manifestasi adalah sindrom inguinal.
Pada pria sering berlokasi di genitalia, eksterna terutama disulkuskoronarius,
frenulum, preputium, penis, uretra, dan skrotum. 8esi primer pada pria sering disertai oleh
limfangitis pada bagian dorsal penis dan membentuk nodul limfangial yang lunak atau abses-
abses kecil )bubonuli*. ubonuli dapat pecah dan membentuk drainse sinus, fistel,dan fibrosis
uretra sehingga terbentuk sikatrik pada dasar penis. Pada %anita lebih sering terjadi pada
dinding posterior #agina, portio, bagianposterior ser#iks dan #ul#a. 8imfangitis sangat sering
berhubungandengan edema local dan regional yang menyebabkan phimosis pada pria dan
pembengkakan pada %anita dengan derajat yang ber#ariasi.
b. (indrom inguinal
(indrom inguinal merupakan sindrom yang sering dijumpaikarena itu akan diuraikan
secara luas. (indrom tersebut terjadi padapria, jika afek primernya di genitalia eksterna,
umumnya unilateral,kira-kira H2C. Pada %anita terjadi jika afek primernya pada
geniteliaeksterna dan #agina 1<' ba%ah. 7tulah sebabnya sindrom tersebutlebih sering
terdapat pada pria daripada %anita, karena umumnya lesiprimer pada %anita terletak di
tempat yang lebih dalam, yakni di #agina+<' atas dan ser#iks. 0ika lesi primer terletak pada
tempat tersebut,maka yang mengalami peradangan bukan kelenjar inguinal medial,tetapi
kelenjar -erota. Pada sindrom ini yang terserang ialah kelenjar getah bening inguinal medial,
karena kelenjar tersebut merupakankelnjar regional bagi genitalia eksterna. $elenjar yang
dikenal ialahbeberapa dan dapat mdiketahui karena permukaannya berbenjol-benjol,
kemudian akan berkonfluensi. $arena 8-; merupakn penyakitsubakut, maka kelima tanda
radang akut terdapat pada dolor, rubor, tumor, kalor dan fungsio lea. (elain limfadenitis
terjadi pula periadenitis yang menyebabkan perlekatan dengan jaringan sekitarnya. $emudian
terjadi perlunakan yang tidak serentak, yangmengakibatkan konsistensinya menjadi
bermacam-macam, yaknikeras, kenyal dan lunak )abses*. Perlunakan biasanya di
tengah,dapat terjadi abses dan fistel yang multiple.
(ering terlihat pula + atau ' kelompok kelenjar yang berdekatandan memanjang
seperti sosis di bagian proksimal dan distalligamentum Pouparti dan dipisahkan oleh lekuk
)sulkus*. -ejalatersebut oleh -reenblatt disebut stigma of groo#e. Pada stadium lanjut terjadi
penjalaran ke kelenjar getah bening di fosa iliaka dan dinamai bubo bertingkat )etage
bubonen*, kadang-kadang dapatpula ke kelenjar di fosa femoralis. :da kalanya terdapat
limfangitisyang tampak sebagai tali yang keras dan bubonuli.
iasanya terjadi beberapa hari sampai beberapa minggusetelah lesi primer
menghilang. Pada +<' kasus terjadi limfadenitis inguinal yang unilateral. "imulai sebagai
suatu masa, agak sakitmenetap 1-+ minggu. ubo inguinal pertama kali ditemukan oleh
=illiam :llace tahun 1H'' yang terdiri atas, kulit menjadi merah, dankemudian
ditemukannya tumor yang melekat pada permukaan kulittersebut, mulanya dapat digerakkan ,
bubo kemudian mengalamikemajuan cepat, sehingga menyebabkan rasa sakit yang
berdenyut-denyut, demam tinggi diikuti dengan takikardi, hilangnya nafsu makan,dan
gangguan tidur. $elainan ini lebih sering pada pria daripada%anita, karena pada %anita lokasi
primer terletak di bagian dalam danaliran limfe kearah kelenjar limfe daerah pel#is.
.asa inkubasi untuk gejala ini berkisar 12-'2 hari, tapi mungkinlebih lambat A-@
bulan setelah infeksi. -ejala sistemik seperti demam, menggigil, nausea, anoreksia,sakit
kepala sering menyertai sindrom ini. -ejala konstitusi inikemungkinan berhubungan dengan
penyebaran sistemik dari !hlamydia. (elama stadium ini, organisme 8-; dapat diisolasi
daridarah dan cairan serebrospinal pasien baik dengan gejala meningoencephalitis maupun
tidak dan pada cairanserebrospinal yang abnormal.
.anifestasi dari penyebaran sistemik yang lain yaitu, hepatitis,pneumonitis,
kemungkinan arthritis, eritema multiforme dan pernahdilaporkan edema papil sedangkan
pada %anita gejala nyeri pinggangba%ah lebih sering terjadi karena terkena kelenjar limfe
-erotha yangdiikuti dengan gejala proktitis dan periproktitis seperti nyeri abdomen,nyeri saat
defekasi dan diare.
Pada pemeriksaan klinis sindrom inguinal didapatkan keadaan sebagai berikut ,
$elenjar inguinal membesar, nyeri dan teraba padat,kemudian berkembang menjadi
peradangan sekitar kelenjar atau perilimfadenitis.
Terjadi perlekatan antar kelenjar sehingga terbentukpaket, juga perlekatan kelenjar
dengan kulit di atasnya, kulit tampak merah kebiruan )blue balls* yang menandakan
akan terjadi tumor bubo, juga panas dannyeri.ini biasanya terjadi pada 1-+ minggu
setelah bubo mengalami fluktuasi.
Perlunakan kelenjar yang tak serentak ditandai denganfluktuasi pada KBC kasus, dan
terbentuk abses multiple.
:bses pecah menjadi sinus atau fistel multiple pada 1<'kasus, sedangkan yang lain
mengalami in#olusi secara perlahan dan membentuk massa padat kenyal di daerah
inguinal.
eberapa bentuk spesifik dapat terjadi dapat terjadi seperti ,pembesaran kelenjar di
atas dan di ba%ah ligamentum inguinalPouparti sehingga terbentuk celah disebut sign of
groo#e )-reenblattMs sign*. Pembesaran kelenjar femoralis, inguinalis superficial
danprofundus menyebabkan bentuk seperti tangga sehingga disebut ettage bubo. Pada
penyembuhan fistel akan terjadi akan terjadi jaringan parut yang khas di daerah inguinal.
eberapa laporan kasus8-; mirip limfoma leher pada pria homoseksual yang
mempraktekkan felasio dan laki-laki heteroseks yang melakukan kunilungus.
anyak penelitian mengenai 8-; pada %anita hanya +2-'2 C terlihat sebagai
sindroma inguinal. Pada %anita kira-kira 1<' kasustanpa proktitis, tetapi keluhan sakit pada
perut bagian ba%ah danpinggang terutama %aktu membungkuk, keluhan ini
menandakanterkenanya limfenod bagian dalam pel#is dan limfenod bagian lumbal,dan
mungkin dapat disalahartikan sebagi apendisitis akut atau absestuba.
+. (tadium 8anjut
a. (indrom ano-rektal
(indrom anorektal merupakan manifestasi lanjut 8-; terutamapada %anita, karena
penyebaran lansung dari lesi primer di #agina kekelenjar limfe perirektal. -ejala a%al adalah
perdarahan anus yang diikuti duh anal yang purulen disertai febris, nyeri pada %aktu
defekasi, sakit perut ba%ah, konstipasi dan diare. (elanjutnya bila tidak diberi pengobatan
akan terjadi proktokolitis berat yang gejalanya mirip colitis ulserosa, dengan tanda-tanda
fistel anal, abses perirektal dan rekto#aginal<rekto#esikel. -ejala striktura rekti yang progresif
sering ditandai dengan secret dan perdarahan rektum, kolik danobstipasi oleh karena
obstruksi total.
Pada pria ,
(indrom anorektal dapt terjad pada pria yang homoseksual, yang melakukan
sanggama secara genitoanal, mukosa rektal dapat diinokulasi lansung oleh !hlamydia selama
hubungan seks secara anal atau melalui penyebaran limfatikdari uretra posterior. -ejala a%al
dari infeksi rektal adalah pruritus anal diikuti duh anal yang purulen yang disebabkan karena
edema local atau difus mukosa anorektal. .ukosa menjadi hiperemis dan mudah berdarah
karena trauma, juga sering terdapat ulserasi superficial, multiple dan diskrit, dengan batas
yang ireguler yang akhirnya diganti dengan jaringan parut. Proses peradangan kronis
menyerbu masuk ke dalam dinding usus dan membentuk granuloma nonkaseosa dan abses,
jika terjadi infeksi sekunder secret menjadi mukopurulen. (elanjutnya bila tidak diberi
pengobatan proses granulomatus akan mengenai seluruh lapisan dinding usus, lapisan otot
akan diganti dengan jaringan fibrosis.
Pada %anita ,
Pada %anita terjadi karena penyebaran lansung dari lesi primer di posterior dinding
#agina dan ser#iks ke kelenjar limfe perirektal.Pada %anita septum rekto#agina mungkin
akan terkikis, dan terbentuk fistula rekto#agina. $onstraksi yang berlebihan pada jaringan
fibrosis selam berbulan-bulan sampai bertahun-tahun akan menyebabkan hambatan pasial
)striktur* atau komplit )stenosis* dari rektum.
(indrom anorektal pada %anita dapat terjadi dengan dua cara. Pertama, jika sanggama
dilakukan dengan cara genito-anal. $edua, jika lesi primer terdapat pada #agina +<' atas atau
ser#iks, sehingga terjadi penjalaran ke kelenjar perirektal )kelenjar -erota* yang terletak
antara uterus dan rektum. Pembesaran kelenjar tersebut hanya dapat diketahui dengan palpasi
secara bimanual. Proses berikutnya hampir sama dengan sindrom inguinal, yakni terjadi di
limfadenitis dan periadenitis, lalu mengalami perlunakan hingga terbentuk abses. $emudian
abses memecah sehingga menyebabkan gejala keluarnya darah dan pus pada %aktu defekasi,
kemudian terbentuk fistel. :bses-abses dan fistel-fistel dapat berlokasi diperianal dan
perirektal.
(elanjutnya muara fistel meluas menjadi ulkus, yang kemudian menyembuh dan
menjadi sikatriks, terjadilah retraksi hingga mengakibatkan striktura rekti. $elainan tersebut
umumnya mengenai seluruh lingkaran rektum sepanjang A-12cm dan berlokasi '-H cm atau
lebih di atas anus. $eluhannya ialah obstipasi, tinja kecil-kecil disertai perdarahan %aktu
defekasi. :kibat lain ialah terjadinya proktitis yang menyebabkan gejala tenesmus dan
keluarnya darah dan pusdari rektum. $ecuali kelenjar -erota, dapat pula terjadi penjalaran ke
kelenjar iliaka dan hipogastrika.
.anifestasi klinis ,
.anifestasi klinis akut sindrom anorektal adalahproktokolitis dan hyperplasia
intestinal dan jaringan limfeperirektal )lymphorrhoid*.
.anifestasi kronis sindrom tersebut adalah absesperirektal, ischiorektal, fistula
rekto#aginal, fistula anal danstriktura rektal atau stenosis.
-ejala proktokolitis ,
1. Panas
+. Rasa sakit pada rektum
'. Tenesmus
A. Perut bagian ba%ah kiri terasa sakit jika disentuh
B. Pada palpasi kolon bagian pel#is terasa tegang
@. .ukosa rektal granuler pada pemeriksaan digital dan dapatbergerak, kelenjar limfoid
teraba pembesaran pada palpasi.
K. Pemeriksaan sigmoidoskopi tidak menunjukkan tanda yangpatognomonik.
-ejala konstipasi dari striktura rektal derajatnya sangat ber#ariasi mulai dari Qpencil stoolR,
distensi abdomen, kolik dan penurunan berat badan. .ayoritas tebanyak pasien
dengansindroma anorektal adalah %anita atau pria homoseksual.
b. (indrom genital )esthiomene*
$ata esthiomene berasal dari bahasa 5unani yang artinya QEating a%ayR. 7nfeksi
primer mengenai kelenjar limfe dari skrotum,penis atau #ul#a yang mungkin menyebabkan
limfangitis kronisdandan progresif, edema kronis dan akhirnya terjadi pembentukan
fibrosklerosis jaringan subkutan. &al ini akan menyebabkan terjadinya indurasi dan
pembesaran bagian yang terkena dan pembesaran bagian yang terkena dan akhirnya terjadi
ulserasi. Pada a%alnya ulserasi hanya superfisial namun kemudian menjadi lebih in#asi#e dan
destruktif.
Pasien dengan esthiomene kebanyakan adalah %anita. 4lsearasi kronis ini sangat
sakit. Pada %anita kebanyakan terjadi bagian permukaan labia mayora, pda lipatan
genitokruris, dan pada bagian lateral dari perineum. :nus dan klitoris bisa terjadi edematapi
masih dapat berfungsi normal. Pada %anita cenderung untuk terjadi pembentuka papiler pada
mukosa meatus uretra, yangberupa tumor poliploid pada permukaan elefantiasis yang
disebabkan akibat tekanan paha yang disebut buchblatt condiloma, pertumbuhan ini
menyebabkan disuria, polakisuria daninkontinensiauri. "apat pula terjadi fistel akibat ulserasi
yangdestruktif dan pecah ke #agina atau #esika urinaria. ial derajatkerusakan pembuluh dan
kelenjar limfe cukup luas dapat terjadielefantiasissatu atau kedua tungkai.
Peniscrotal elephanthiasis dapat terlihat 1-+2 tahun setelah infeksi, dapat mengenai
hanya preputium, preputium dan penis, skrotum saja atau keseluruhan dari genitalia eksterna.
$onjungti#itis folikuler, selalu disertai oleh limfadenitis maksiladan aurikularis
posterior, dapat terjadi pada setiap stadium dari8-;. 7nfeksi konjungti#itis disebabkan akibat
infeksi secarainokulasi dari discharge genital yang infeksius. $ondisi ini sejalandengan
ParinaudMs oculoglandular syndrome.
8esi primer 8-; pada mulut dan faring dapat terjadi akibat felasio dan cunnilingus,
sehingga mengakibatkan limfadenitis maksilaris atau ser#ikalis. (indrom genital berupa
edema #ul#a yang terjadi sepanjang klitoris sampai anus )elephantiasis labia* akibat
peradangan kronis,sehingga terjadi kerusakan saluran dan kelenjar limfe dan timbulnya
edema limfe di daerah #ul#a. "apat pula terjadi fistel akibat ulserasi yang destruktif dan
pecah ke #agina atau #esika urinaria.
Pada pria dapat terjadi proses yang sama, namun jarang dijumpai. .anifestasi klinis
berupa elefantiasis skrotum. ila derajatkerusakan pembuluh dan kelenjar limfe cukup luas
dapat terjadi elephantiasis satu atau kedua tungkai.
0ika sindrom inguinal tidak diobati, maka terjadi fibrosis pada kelenjar inguinal
medial, sehingga aliran getah bening terbendung serta terjadi edema dan elephantiasis.
Elefantiasis tersebut dapat bersifat #egetati#e, dapat terbentuk fistel-fistel dan ulkus-ulkus.
Pada pria, elephantiasis terdapat di penis dan skrotum ,sedangkan pada %anita di labia
dan klitoris, disebut estiomen. jikameluas terbentuk elefantiasis genito-anorektalis dan
disebut sindrom 0ersild.
Patogenesis
!hlamydia trachomatis tidak dapat menembus membran atau kulit yang utuh, tetapi masuk
melalui aberasi atau lesi kecil di kulit, kemudian mengadakan penyebaran secara limfogen
untuk bermultiplikasi ke dalam fagositosis mononuklear pada kelenjar limfe regional
kemudian akan menimbulkan peradangan di sepanjang saluran limfe )limfangitis dan
perilimfangitis*, seterusnya mencapai kelenjar limfe terdekat sehingga terjadi peradangan
kelenjar limfe dan jaringan di sekitarnya )limfadenitis dan perilimfadenitis*. 0adi 8-; adalah
penyakit yang terutama mengenai jaringan limfatik. Proses patologis yang penting adalah
trombolimfangitis dan perilimfangitis, dengan penyebaran proses inflamasi dari limfenod ke
jaringan sekitarnya. 8imfangitis ditandai dengan ploriferasi sel endotel sepanjang pembuluh
limfe saluran penghubung dalam limfenod. Pada tempat infeksi limfenod cepat membesar,
dan pada area tersebut dikelilingi oleh daerah yang nekrosis yang terdiri atas kumpulan sel
endotel yang padat. :rea yang nekrosis diserbu oleh sel lekosit polimorfo nuklear dan
mengalami pembesaran yang khas berbentuk segitiga atau segiempat disebut sebagai Qstelata
absesR. Pada peradangan lanjut abses-abses bersatu dan pecah membentuk lokulasi abses,
fistel atau sinus. Proses inflamasi dapat berlansung beberapa minggu atau beberapa bulan.
Penyembuhan disertai dengan pembentukan jaringan fibrosis, yang merusak struktur
limfenod dan dapat menyumbat saluran limfe. Edema kronis dan fibrous sklerosis
menyebabkan indurasi dan pembengkakan daerah yang terkena. 9ibrosis juga mempengaruhi
pembuluh darah kulit dan membrane mukosa sehingga menyebabkan ulserasi. "apat terjadi
kerusakan rektum akibat ulserasi mukosa, peradangan transmural dinding usus, obstruksi
aliran limfe, pembentukan jaringan fibrotic, dan striktur. 0uga dapat terjadi perlekatan
diantara kolon sigmoid dan dinding rektum dengan dinding rektum dengan dinding pel#is.
8imfopatia pada laki-laki terjadi pada daerah inguinal,sedangkan pada perempuan dan laki-
laki homoseksual biasanya terjadi didaerah genital, anal dan rektal. Perbedaan lokasi lesi
penyakit ini tergantung dari letak lesi primer. Pada laki-laki penis merupakan tempat pertama
kalimasuknya )lesi primer* !hlamydia trachomatis kemudian menyebar kekelenjar limfe
inguinal sedangkan perempuan melalui intra#agina atauser#ikal menuju kelenjar limfe
intrapel#ik, anus dan rektal.
8-; akut lebih sering pada laki-laki karena pada perempuan biasanya asimtomatik
dan baru didiagnosis setelah berkembang menjadi proktokolitis akut atau bubo inguinal.
8-; kemungkinan bukanlah suatu penyakit menular seperti gonore. 8esi primer
herpes, urethritis, ser#isitis, proktokolitis, dan ulserasi kronis kemungkinan adalah bentuk
infeksi yang terbanyak dari 8-;. =alaupun bukti yang menyokong sangat minimal,
endoser#ik kelihatanya adalah tempat infeksi yang paling sering pada %anita, dan infeksinya
masih berlangsung sampai beberapa minggu atau bebrapa bulan. Penularan secara kongenital
tidak terjadi, tetapi infeksi mungkin terjadi melalui jalan lahir selama proses kelahiran.
.eskipun proses patologi primer pdea limfagranuloma #enereum biasanya hanya
terlokalisir pada satu atau dua bagian kelenjar limfe, organism ini juga dapat menyebar secara
sistemik melalui aliran darah dandapat memasuki system saraf pusat. Penyebaran lokal
penyakit ini dibatasi oleh imunitas hospes yang akan membatasi multiplikasi, !hlamydia
"elayed hypersensiti#ity )dapat dibukktikan melalui skin tes* dan 8-;-spesifik !hlamydia
antibody dapat terlihat 1-+ minggu setelah infeksi. 7mun hospes inimungkin juga tidak
dikeluarkan dari tubuh sehingga terjadi laten. !hlamydia yang hidup dapat diisolasi dari lesi
lama selama +2 tahun setelah infeksi a%al. $ebanyakan kerusakan jaringan yang diakibatkan
oleh limfogranuloma #enereum mungkin disebabkan oleh hipersensiti#itas yang diperantarai
oleh sel antigen terhadap !hlamydia. Persisten limfogranuloma #enereum di jaringan atau
infeksi ulang oleh sero#arians yang berhubungan dengan !hlamydia trachomatis mungkin
berperan dalam perkembangan penyakit sistematik.
7iagnosis
"iagnosis 8-; umumnya berdasarkan atas anamnesis adanya koitus suspektus disertai
gambaran klinis yang khas, dan hasil pemeriksaan penunjang antara lain,
1. Tes 9rei
.erupakan metode diagnosis pertama yang dilakukan untukmendiagnosis 8-;
)13'2-13K2*
Tes ini berdasarkan pada imunitas seluler terhadap #irus 8-;. ahan diambil dari
aspirasi bubo yang belum pecah atau antigen yang dibuatdari hasil pembiakan dalam
selaput kuning telur embrio ayam, nama dagang lygnanum.
!ara kerja
1. !aranya dengan menyuntikkan 2,1 ml antigen intradermal padalengan ba%ah
dengan kontrol pada lengan lainnya.
+. Reaksi dibaca setelah AH-K+ jam, hasil positif bila tampak papul eritematosa
dikelilingi daerah infaltrat dengan diameter S@ mm dan daerah control negati#e.
'. &asil positif dalam %aktu + sampai beberapa minggu )bahkansampai @ bulan*
setelah infeksi dan akan tetap positif untuk jangka %aktu lama bahkan seumur hidup.
Reaksi ini merupakan delayed intradermal yang spesifik terhadap golongan
!hlamydia sehinggadapat member hasil positif semu pada penderita dengan infeksi
!hlamydia yang lain.

+. Tes (erologi
Tes serologi yang digunakan dalam pemeriksaan ini meliputi,
1. complement fixation tes )!9T*
+. micro imunofluorescence )micro-79*
'. radio isotop presipitation )R7P*
!9T lebih sensiti#e dan dapat mendiagnosis lebih a%al )positif*, dan antibodi bisa
menetap selama bertahun-tahun. Pada pemeriksaan !9T menggunakan antigen yang spesifik,
yang merupakan tes yang lebih sensiti#e. Terdapat reaksi silang dengan infeksi !hlamydia
yang lain dan antibodi dapat tetap positif dengan titer tinggi atau rendah sampai beberapa
tahun. Titer lebih atau sama dengan 1,@A menunjukkan adanya infeksi limfogranuloma
#enereum yang aktif. Penurunan titer dapat dipakaiuntuk menunjukkan keberhasilan terapi.
Titer yang rendah biasanya pada kasus-kasus in-aktif atau infeksi !hlamydia lainnya.
Pemeriksaan micro-79 dianggap lebih sensiti#e dibandingkan tesfiksasi komplemen.
Tes ini dapat memperlihatkan tipe strain antigen yang menyebabkan infeksi melalui pola
reakti#itasnya. Pada 8-;, serumfase akut biasanya mengandung antibody micro-79 yang
sangat tinggi. Pada 8-;dapat ditemukan titer antibody 7g- yang sangat tinggi )S1 , +222*
jauh melebihi titer urethritis non gonokokus yang disebabkan oleh !hlamydia.
Pemeriksaan R7P digunakan oleh Philip et al untuk mendeteksi antibody
limfogranuloma #enereum yang menggunakan antiglobulin untuk persipitasi antibody
!hlamydia dan kompleks !hlamydia meningopneumonitis radiolabeled yang tidak dapat
dilihat dari proporsi radioaktif yang dilepaskan. :ntigen spesifik trachoma limfogranuloma
#enereum diekstrasi dari pertumbuhan !hlamydia dalam kultur jaringa. Pemeriksaan ini lebih
sensiti#e dari pemeriksaan micro-79.
'. $ultur 0aringan
"ilakukan dalam yolk sac embrio ayam atau dalam biakan sel dengan bahan pemeriksaan
dari aspirasi pus bubo yang belum pecah dapat member konfirmasi diagnosis
A. (itologi
"ipakai untuk menemukan badan inklusi !hlamydia yang khas dari koloni#irus, baik
intraseluler maupun ekstraseluler. (pecimen diambil dari jaringan yang terinfeksi kemudian
di%arnai dengan menggunakan metode giemsa, iodine, dan antibodi fluoresen. (itologi tidak
terlalu baik sebagai metode untuk diagnosis pasti 8-; karena spesimen sering kali
terkontaminasi dengan bakteri dan artefak lain.
B. Polymerase !hain Reaction )P!R*
"igunakan untuk melihat asam nukleat spesifik !hlamydia trachomatis pada kasus-kasus
yang disebabkan organisme ini. Primer "6: yang digunakan untuk mengetahui adanaya
sekuens "6: di dalam plasmid atau membraneprotein bagian luar !hlamydia trachomatis.
@. iopsi-&istopatologi
iopsy digunakan untuk menyingkirkan diagnose banding yang tersering yaitu infeksi atipik
dan neoplasia. -ambaran histopatologi berupa hyperplasia folikuler dan abses dari kelenjar
limfe yang tidak spesifik. Tes -PRTes -PR ini berdasarkan peningkatan globulin dalam
darah. "ilakukan dengan memberikan beberapa tetes )1-+ tetes* formalin A2C pada +
ccserum penderita dan dibiarkan +A jam. &asil positif bila terjadi penggumpalan )serum jadi
beku*. Tes ini tidak spesifik oleh karena dapat positif pada penyakit lain.
Penatalaksanaan
Penderita 8-; akut dianjurkan untuk istirahat total dan diberikan terapi untuk gejala sistemik
yang timbul yaitu meliputi terapi berikut.
Pengobatan,
Rejimen yang direkomendasikan oleh 6ational -uideline for the management of
8ymphogranuloma ;enereum dan 4.( "epartement of health and &uman (er#ices,
Public &ealth (er#ice !enter for disease control and Pre#ention adalah doksiklin yang
merupakan pilihan pertama pengobatan 8-; dosis + F 122 mg<hari selama 1A-+1
hari atau tetrasiklin + gr< hari atau minosiklin '22 mg diikuti +22 mg +F<hari.
(ulfonamid, dosis '-B gr<hari selama K hari.
Eritromisin, pilihan kedua, dosis A F B22 mg<hari selama +1 hari, terutama pada
kasus-kasus alergi obat golongan tetrasiklin pada %anita hamil dan menyusui.
Eritrhomycin ethylsuccinate H22 mg A F < hari selama K hari.
$otrimoksasol )Trimetropin A22 mg dan sulfametoksasol H2 mg* ' F +tablet selama K
hari.
Dfloxacin A22 mg + F < hari selama K hari.
8e#of loxacin B22 mg A F < hari selama K hari
:>ithromycin 1 gr dosis tunggal
1omplikasi
"apat terjadi ruptur bubonuli sehingga terbentuk sinus dan fistel
Pada komplikasi jangka panjang dapat terjadi fibrosis dan jaringan parut pada penis
Pada %anita dapat terjadi ser#itis, perimetritis, dan salpingitis
Pada komplikasi sistemik dapat menyebabkan infeksi pulmo, perikarditis, arthritis,
konjungti#itis dan meningitis
Pen2egahan
!ara yang paling baik untuk mencegah penularan penyakit ini adalah abstinensia
)tidak melakukan hubungan seksual dengan mitra seksual yang diketahui menderita penyakit
ini*. 4ntuk mengurangi resiko tertular oleh penyakit ini, sebaiknya menjalani perilaku
seksual yang aman )tidak berganti-ganti pasangan seksual atau menggunakan kondom*.
Prognosis
0ika diobati secara dini, prognosisnya baik, tetapi jika terjadi komplikasi lanjut dapat
menyebabkan kematian. Reinfeksi dan relaps mungkin terjadi, terutam pada pasien human
immunodeficiency #irus )&7;*, pada pasien ini dapat berkembang dengan multipel abses,
sehingga memerlukan terai yang lebih lama karena resolusinya terlambat.
RE9ERE6(7
1. "juanda ,:. +223. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Jakarta ,alai penerbit 9$ 47
+. Robbins,dkk.+22K.uku !"ar Patologi edisi #.0akarta,E-!
'. Price,(.+22@.Pato$isiologi edisi %. 0akarta,E-!
A. (yahputra E, &arun E.(. &erpes -enetalis. "alam, erkala ilmu penyakit kulit dan
kelamin :irlangga periodical of "ermeto-;enereology, #ol.1' :pril +221
6o.1.(urabaya, 8ab<(.9 Penyakit $ulit N $elamin 9$ :irlangga R(4"
"r.(oetomonoG +221, p AB-B'.
B. &andoko R.P. &erpes (impleks dalam 7lmu penyakit kulit dan kelamin, "juanda :dhi,
&am>ah ., :isah ( )ed*.ed ' cet.A +22A. 0akarta, alai Penerbit 9$ 47, p'B3-'@1.

Anda mungkin juga menyukai