BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Fisika merupakan bagian dari IPA yang mempelajari sifat-sifat benda mati,
gejala-gejala yang ditimbulkannya dan proses perubahannya yang bersifat
sementara. Objek dari fisika ialah zat, energi dan transformasi zat dan energi.
Mempelajari fisika, seperti juga mempelajari semua ilmu pengetahuan. Dalam
fisika terdapat fakta, konsep konsepsi, prinsip, teori atau hukum fisika (produk
ilmiah) yang semuanya diperoleh melalui kegiatan observasi, eksperimentasi,
pengukuran dan cara fikir yang logis, kritis, rasional dan objektif.
Sesuai dengan hal tersebut, mempelajari teori- teori fisika tentu saja akan
lebih dalam dan paham apabila menggunakan proses eksperimen atau praktikum.
Oleh karena itu, di perguruan tinggi, mahasiswa tidak hanya belajar teori, namun
dituntut untuk membuktikan teori-teori tersebut secara praktek yaitu melalui
kegiatan praktikum. Segala sesuatu yang telah diketahui tentang dunia Fisika dan
tentang prinsip-prinsip yang mengatur sifat-sifat yang dipelajari melalui
percobaan atau praktikum, yaitu dengan pengamatan terhadap gejala-gejala alam.
Djonoputro (1976) juga menyatakan:
Asas semua cabang ilmu ialah pengamatan atau observasi. Pengamatan
atas suatu besaran fisika biasanya berupa pengamatan kuantitas atau
pengukuran. Kumpulan pengukuran yang diperoleh dari berbagai sumber
diolah dan disintesiskan menjadi sebuah model atau teori suatu gejala alam.
Agar berguna, teori harus dapat menerangkan semua peristiwa alam yang
dikenal waktu itu, bahkan harus dapat meramalkan berbagai hal baru yang
benar tidaknya dibuktikan dengan percobaan dan pengukuran baru(hlm.1).
Kegiatan praktikum merupakan salah satu faktor yang sangat menunjang
keberhasilan pembelajaran Fisika. Mahasiswa Fisika dalam proses
pembelajarannya sering berinteraksi dengan kegiatan praktikum. Di laboratorium
dapat diperlihatkan gejala-gejala Fisika yang dibahas baik yang sesungguhnya
maupun yang berbentuk model sehingga daya serap khususnya mahasiswa
terhadap materi lebih meningkat.
2
Praktikum tentang modulus puntir selama ini belum pernah dilakukan di
laboratorium pendidikan fisika UNS. Oleh karena itu dibuatlah alat praktikum
modulus puntir guna menunjang kemampuan mahasiswa dalam membuktikan
teori-teori yang berkaitan dengan materi tersebut. Dasar dari materi ini adalah
Momen Gaya. Alat dirancang dan dibuat untuk menentukan besar modulus puntir
suatu logam dengan variabel-variabel berupa besaran-besaran fisika yang
bersangkutan yang dapat dicari menggunakan alat ini.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifiksikan
masalah-masalah sebagai berikut :
1. Pembelajaran fisika tidak hanya melalui teori namun juga harus didukung
dengan alat praktikum yang menunjang, namun belum semua materi fisika
didukung oleh alat praktikum yang sesuai.
2. Kegiatan pengamatan kuantitas atau pengukuran untuk menerangkan peristiwa
alam atau meramalkan berbagai hal baru masih kurang.
3. Perlunya alat praktikum tentang momen gaya terutama modulus puntir
membuktikan teori tentang materi tersebut
4. Perlunya alat praktikum tentang Modulus puntir di laboratorium fisika UNS
sebagai sarana kegiatan praktikum mahasiswa.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis memberikan batasan
masalah sebagai berikut :
1. Langkah-langkah pembuatan Alat praktikum untuk menentukan besarnya
Modulus puntir suatu logam(G)
2. Cara Menghitung besarnya modulus puntir suatu logam (
3
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah Langkah-langkah membuat alat praktikum untuk mengukur
modulus puntir (G) suatu logam?
2. Bagaimana cara-cara Menghitung besarnya modulus puntir suatu logam (
E. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam Eksperimen Fisika II ini adalah:
1. Menjelaskan Langkah-langkah membuat alat praktikum untuk mengukur
modulus puntir (G) suatu logam
2. Menghitung besarnya modulus puntir suatu logam (
F. Manfaat
Melalui Eksperimen Fisika II ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
1. Menghasilkan alat praktikum modulus puntir yang baik.
2. Dapat digunakan mahasiswa yang ingin membuktikan teori yang berkaitan
dengan modulus puntir suatu logam