Anda di halaman 1dari 18

Pendidikan profesi akuntansi (PPA)- STIE

YKPN, YOGAYKARTA


PP 58/2004 & PERMEDAGRI 13/2006 &
59/2007
Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan
Daerah

Dosen : Drs. M.ICHWAN, AKT, MM

Pengertian
1. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut pemerintah, adalah Presiden Republik
Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) menurut
asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya
dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
3. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, dan/atau walikota, dan
perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
Pengertian
4. Daerah otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat
hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur
dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempatmenurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat
dalam sistemNegara Kesatuan Republik Indonesia.

5. Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang
termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan
hak dan kewajiban daerah tersebut.

6. Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan pertanggung
jawaban, dan pengawasan keuangan daerah.

Materi Pokok PP 58/2004
I. BAB I. KETENTUAN UMUM , Bagian Pertama , Pengertian
II. BAB II. KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
III. AZAS- AZAS UMUM DAN STRUKTUR KEUANGAN DAERAH
IV. PENYUSUNAN RANCANGAN APBD
V. PENETAPAN APBD
VI. PELAKSANAAN APBD
VII. LAPORAN REALISASI SEMESTER I APBD
VIII. PENATA USAHAAN KEUANGAN DAERAH
IX. PERTANGGUNG JAWABAN PELAKSANAAN APBD
X. PENGENDALIAN DEFISIT DAN PENGGUNAAN SURPLUS APBD
XI. KEKAYAAN DAN KEWAJIBAN
XII. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
XIII. PENYELESAIAN KERUGIAN DAERAH
XIV. PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
XV. PENGATURAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
XVI. KETENTUAN PERALIHAN
XVII. KETENTUAN PENUTUP

Materi Pokok Permendagri 13/2006
I. Ketentuan Umum ( Pengertian, Azas Umum Pengelolaan Keuda )
II. Kekuasaan Pengelolaan Keuda ( Pemegang Kekuasaan, Koordinator, Pejabat
Pengelola, Pejabat Pengguna, Pejabat Kuasa Penggunana, Pejabat Pelaksanan Teknis,
Pejabat Penatausahaan )
III. Azas Umum dan Struktur APBD ( Pendapatan, Belanja, Pembiayaan Daerah)
IV. Penyusunan Rancangan APBD ( Kebijakan UmumAnggaran, Prioritas dan Palfon
Anggaran Sementara, Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja
Perangkat Daerah )
V. Penetapan APBD ( Penyampaian dan Pembahasan Raperda APBD, Evaluasi Raperda
oleh Mendagri ), Penetapan Perda APBD dan Per Gub tentang Penjabaran APBD
VI. Penyusunaan Penetapan APBD Bagi Daerah Yang Belum Memiliki DPRD
VII. Pelaksanaan APBD { Azas2 Umum, Dokumen Pelaksanaan, Anggaran Kas,
Pelaksanaan APBD- Pendatan, Belanja, Pembiayaan, Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran/ SILPA), Dana Cadangan, Investasi, Pinjaman Daerah & Obligasi, Piutang
Daerah }
VIII. Perubahan APBD ( KUA, PPAS, Pergeseran, Penggunaan SILPA, Pendanaan Darurat,
Keadaan Luar Biasa, Penyiapan Raperda Perubahan APBD, Penetapan Perubahan
APBD, Pelaksanaan )
Materi Pokok Permendagri 13/2006
IX. Pengelolaan Kas
X. Penatausahaan Keuangan Daerah(Pejabat,Pembayaran-SPM(surat perintah
membayr)-LS(lgsung);UP(uang persediaan) ;GU(ganti uang);TU(tanbahan
uang))
XI. Akuntansi Keuda ( Sistem Akuntansi- Porsedur Akuntansi Penerima an,
Pengeluaran Kas, Akun tansi Aset, dan selain Kas , Kebijakan Akuntansi,
Laporan Keuangan)
XII. PertanggungJawaban Pelaksanaan APBD ( Laporan Realisasi
Semester 1 APBD, Laporan Tahun an, Penetapan Raperda dan Perda
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD)
XIII. Pembinaan dan Pengawasan Pengelolaan Keuda ( Pengendalian
Intern, Pemeriksaan Ekstern ), Kerugian Daerah
XIV. Kerugian Daerah
XV. Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
XVI. Pengaturan PengelolaanKeu Da ( Sisdur pengelolaanKeuda diatur dengan
Perda, dan Per Kep ala Daerash )
XVII. Ketentuan Peralihan.
XVIII. Ketentuan Penutup

Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah - 2
Materi
Inti
1. Pendahuluan.
2. Pihak- pihak atau fungsi- fungsi
yang terlibat dalam
pengelolaan keuangan daerah.
3. Siklus penyusunan APBD
4. Siklus Pelaksanaan APBD dan
Penata Usahaan
5. Siklus Perubahan APBD
6. Siklus Akuntansi Keuangan
Daerah.
7. Pembinaan dan Pengawasan
Keuangan Daerah
Pendahuluan- 3
Amanat dari UU
No. 32/2004
Pemda menjalankan urusan
pemerintahan sesuai
kewenangannya
APBD
Lingkup Keuangan
Daerah : hak dan
kewajiban, al
mungut pajak,
retirbusi
Pengelolaan
Keuangan Daerah :
Tertib, taat per uu,
efisien, efektif,
ekonomis dll.
Gubernur,
Bupati,
Walikota
beserta
aparatnya
mengelola
Keuangan
daerah
Pihak- Pihak Yang Terlibat Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah- 4
Kepala Daerah ( Selaku
Pemegang Kekuasaan
Pengelolaan Keuda )
Sekretaris Daerah( Selaku
Koordinator Pengelola Keuda )
Pengguna Anggaran / PA
( Kepala Satuan Kerja Perang
kat Daerah ( SKPD )
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah ( PP
KD ) selaku Bendahara Umum Dae rah
( BUD ) cq Kepala SKPKD ( Satuan Kerja
Pengelola Keuangan Daerah )
Kuasa BUD ( Bendahara Umum
Daerah )
Bendahara
Kuasa Pengguna
Anggaran ( PA)
Pejabat Pelaksa
na Teknis Kegiat
an ( PPTK)
Pejabat Penata
usahaan Keuangan
SKPD ( PPK- SKPD)
Urusan yang tidak diserhkan pemsat
ke pemda
URUSAN :
1. MONETER
2. PERADILAN
3. LUAR NEGERI
4. PERTAHANAN & KEAMANAN
5. AGAMA
Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah- 5
Perencanaan Pelaksanaan Pengawasan/
Pengendalian
Input Proses Output/ Input Proses Output/Input Proses Output
Kebijakan Um
um APBD

. RPJMD
. Penjaringan
Aspirasi
Prioritas &
Plafond
Anggaran
Sementara
.Kinerja
Masa Lalu
. Asumsi
Dasar
. Kebijakan
Pemerintah (
RPJM/RKP/
Prioritas Pe
mbangunan
Kegiatan
Anggaran

APBD
. Prestasi Kinerja

.Perda APBD




Penata Usahaan- Akuntansi
Laporan Pelak
sanaan APBD
. Formulir/ Dokumen
. Catatan/ Register
. Semesteran
. Tahunan







Evaluasi Kinerja

Hasil Evalu
asi

Bagian dari Prosedur Pengeluaran
Uang.
SPP/ SPM Beban Non Langsung :
1. SPP UP = Uang Persediaan
2. SPP GU = Ganti Uang
3. SPP TU = Tambahan Uang

SPP L/ S = SPP beban Langsung misal pembayaran
ke kontraktor pihak ke 3 yang sudah definitf
jumlahnya, Contoh lain SPP LS untuk belanja Gaji
Siklus Pelaksanaan Anggaran ( Penata Usahaan Keuda )-6
Peraturan
Daerah
tentang APBD
Peraturan Kepala
Daerah Tentang
Penjabaran APBD
Paling Lambat 31 Desember tahun
anggaran sebelumnya, sudah di sahkan
menyusun Rancang
an DPA- SKPD
PPKD
Ka
SKPD
Memberi tahu paling lama 3 hari
kerja setelah Perda ditetapkan
Rancangan DPA-
SKPD aling lambat
6 hari kerja
Tim
Anggaran
Pemda
Memverifika
si 15 hari ( P
PKD mensah
kan, dan Sek
da menyetu
jui )
DPA SKPD
Rancangan
Anggaran
Kas
Anggaran
Kas

1
.
2
3
4
5
6
Siklus Pelaksanaan Anggaran ( Penata Usahaan Keuda )-7
Siklus
Pelaksanaan
Anggaran ( Pena
ta Usahaan Keu
angan Daerah )
1. Siklus Penata Usahaan Penerimaan Keuda :
1) Buku2 : Buku Kas Umum, Buku pembantu perincian
obyek penerimaan, buku rekapitulasi penerimaan harian
2) Bukti yang digunakan Bendahara penerimaan : Surat
ketetapan pajak daerah ( SKP-D), surat ketetapan
retribusi ( SKR), surat tanda setoran ( STS ), surat tanda
bukti pembayaran, dan bukti penerimaan lainnya yang
sah.

2. Siklus Penata Usahaan Pengeluaran Keuda :
Surat Permintaan Pembayaran ( SPP ) :
1) SPP Uang Persediaan ( SPP-UP )
2) SPP Ganti Uang ( SPP-GU)
3) SPP Tambahan Uang ( SPP-TU)
4) SPP Langsung ( SPP-LS)
3. Surat Perintah Membayar ( SPM ): UP, GU, TU, LS
Siklus Perubahan APBD- 8
Pasal 82 PP:
58/2005
Perubahan APBD hanya dapat dilakukan satu kali dalam satu
tahun anggaran, kecu ali dalam keadaan luar biasa
Faktor
Penyebab
perubahan
APBD
1. Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi KUA
2. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran
anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan, dan antar
jenis belanja
3. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun
sebelumnya harus digunakan dalam tahun berjalan
4. Keadaan darurat, dan
5. Kondisi luar biasa
Tata cara
penyusunan
Raperda
Perubahan APBD
Tata cara penyusunan Raperda Perubahan APBD, pembahasan
perubahan APBD, evaluasi Rancangan Perubahan APBD, dan
penetapan Rancangan Perubahan APBD, secara proses adalah
sama dengan ta cara penyusunan, pembahasan, evaluasi,
penetapan APBD ( APBD induk ).
Siklus Akuntansi Keuangan Daerah- 9
Sistem
Akuntansi
Pemda
Ditetapkan dengan Peraturan
Kepala Daerah dengan mengacu
kepada Perda tentang pokok2
pengelolaan keuda.
Prosedur
Penerimaan
Kas
Prosedur
Pengeluaran
Kas
Prosedur
Akuntansi
Asset
Prosedur
Akuntansi
selain Kas
Berpedoman pada
Peraturan
Pemerintah yang
terkait dengan :
1. Prinsip
pengendalian
intern,
2. Standar
Akuntansi
Pemerintahan
Output Entitas
Pelaporan ( PPKD )
: 1. Laporan
Realisasi Anggaran,
2. Neraca, 3,
Laporan Arus Kas,
4. Catatan atas Lap
Keu
Output Entitas
Akuntansi ( SKPD):
1. Lap Realisasi
Anggaran, 2. Neraca,
3. Catatan LapKeu.
Perbandingan Kep Mendagri 29/2002 dengan Permendagri 13/2006- 10
No. Kep Mendagri 29/ 2002 Permendagri 13/2006
1. SKPD tidak membuat laporan keuangan SKPD membuat Laporan Keuangan
2. Tidak mengenal entitas akuntansi dan
entitas pelaporan
Mengenal entitas akuntansi dan entitas
pelaporan
3. Fungsi Akuntansi di SKPD tidak ada Fungsi Akuntansi di SKPD dilaksanakan
oleh PPK- SKPD
4. Siklus akuntansi bersifat sentralistik ( di
biro/ bagian keuangan )
Siklus akuntansi bersifat desentralistik (
di SKPD dan SKPKD)
5. Mengenal laporan triwulanan Tidak mengenal laporan triwulanan
tapi semesteran
6. BPK mengaudit laporan pertanggung
jawaban pemda di biro/ bagian keuangan
BPK meng audit laporan pertanggung
jawaban pemda di SKPD dan SKPKD
7. Tidak ada evaluasi dari pemerintah atasan
atas laporan pertanggungjwaban.
ada evaluasi dari pemerintah atasan
atas laporan pertanggungjwaban.

Audit Keuangan Daerah-11
1. Dasar : 1) Pasal 23 E UUD 1945,
2. UU No. 17/ 2003,
3. UU No. 15/2004,
audit oleh BPK
2. BPK dalam audit wajib menggunakan Standar
Pemeriksaan Keuangan Negara ( SPKN ) sesuai
Peraturan BPK No. 01/2007
3. Kewenangan BPK melakukan 3 jenis audit:
1) Audit Keuangan
2) Audit Kinerja
3) Audit Dengan Tujuan Tertentu

Anda mungkin juga menyukai