Anda di halaman 1dari 26

30

BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

III.1. Sejarah Perusahaan
PT Krakatau Steel merupakan perusahaan yang berbentuk persero, dan bergerak
dalam bidang manufaktur besi baja. PT Krakatau Steel (Persero) resmi berdiri
berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no. 35 tanggal 31 Agustus 1970
tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia untuk Pendirian Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Krakatau Steel, dengan maksud dan tujuan untuk
menyelenggarakan penyelesaian pembangunan Proyek Baja Trikora serta
mengembangkan industri baja dalam arti luas. Pendirian PT Krakatau Steel disahkan
dengan Akte Notaris Tan Thong Kie no. 34 tanggal 23 Oktober 1971 di J akarta, dan
diperbaiki dengan naskah no. 25 tanggal 29 Desember 1971. Anggaran dasar perusahaan
telah beberapa kali mengalami perubahan. Perubahan terakhir sesuai akta notaris Lenny
J anis Ishak, SH. No. 7 tanggal 4 November 2002, mengenai perubahan anggaran dasar
perusahaan tentang perubahan kepemilikan. Akta perubahan tersebut telah disahkan
Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. C-
03934HT.01.04.TH2003 tanggal 25 Februari 2003.
Pembangunan industri baja ini dimulai dengan memanfaatkan sisa peralatan
Proyek Baja Trikora, yakni untuk Pabrik Kawat Baja, Pabrik Baja Tulangan, dan Pabrik
Baja Profil. Pabrik-pabrik ini diresmikan penggunaannya oleh Presiden Republik
Indonesia, Soeharto. Pada tanggal 9 Oktober 1979, diresmikan penggunaan fasilitas-
fasilitas Pabrik Besi Spons model Hylsa (kapasitas 1,5 juta ton per tahun), Pabrik Billet
Baja (kapasitas 500.000 ton per tahun), Pabrik Batang Kawat (kapasitas 220.000 ton per
31
tahun), serta fasilitas infrastuktur berupa Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Uap 400
MW, Pusat Penjernihan Air (kapasitas 2000 liter/detik), Pelabuhan Cigading serta
Sistem Telekomunikasi. Tanggal 24 Februari 1983 diresmikan beroperasinya Pabrik
Slab Baja (EAF), Pabrik Baja Lembaran Panas dan Pabrik Besi Spons unit 2 PT
Krakatau Steel oleh Presiden Soeharto.
Ekspor perdana produk baja PT Krakatau Steel ke beberapa negara, seperti
J epang, Amerika, Inggris, India, Cina, Timur Tengah, Korea, dan Asean dilakukan pada
tahun 1985. PT Krakatau Steel dan 9 BUMN strategis lain (PT Boma Bisma Indra, PT
Dahana, PT INKA, PT INTI, PT IPTN, PT LEN, PT Barata Indonesia, PT Pindad, dan
PT PAL) dikelompokkan dalam BPIS (Badan Pengelola Industri Strategis) berdasarkan
Keppres RI nomor 44 tanggal 28 Agustus 1989.
Penggabungan usaha (merger) PT Cold Rolling Mill Indonesia Utama (PT
CRMIU) dan PT Krakatau Baja Permata (PT KBP) menjadi unit operasi PT Krakatau
Steel, tanggal 1 Oktober 1991 (CRMIU didirikan 19 Februari 1983, dan diresmikan
1987). Tanggal 17 November 1994, PT Krakatau Steel mendapat Sertifikat ISO 9002.
Tahun 1996, PT Krakatau Steel memisahkan unit-unit otonom (unit penunjang)
menjadi anak-anak perusahaan:
PLTU 400 MW menjadi PT Krakatau Daya Listrik.
Penjernihan Air Krenceng menjadi PT Krakatau Tirta Industri.
Pelabuhan Khusus Cigading menjadi PT Krakatau Bandar Samudera.
Rumah Sakit Krakatau Steel menjadi PT Krakatau Medika.

32
Bulan April 1997, PT Krakatau Steel mendapatkan Sertifikat ISO 14001. Lalu,
berdasarkan PP No. 35/1998 tanggal 10 Agustus 1998, PT Krakatau Steel menjadi anak
perusahaan PT Pakarya Industri (Persero). Tahun 1999, PT Pakarya Industri (Persero)
berubah nama menjadi PT Bahana Pakarya Industri Strategis (BPIS) dengan total asset
Rp 16 triliun. Beberapa tahun kemudian, Pemerintah melalui Forum RUPS Luar Biasa
pada tanggal 28 Maret 2002 telah membubarkan PT BPIS. Pengalihan asset BUMNIS ke
Pemerintah (Kantor Menneg BUMN sebagai pemegang kuasa Menteri Keuangan).

III.2 Landasan Hukum dan Referensi
Dalam menjalankan usahanya serta dalam proses pembuatan pedoman good
Krakatau Steel governance, perusahaan menggunakan berbagai peraturan perundangan
yang digunakan sebagai landasan hukum, antara lain:
1. Undang-Undang RI No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.
2. Undang-Undang RI No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.
3. Peraturan Pemerintah RI No. 45 Tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan,
Pengawasan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara.
4. Kepmen BUMN RI No. 117 Tahun 2002 tentang Penerapan Praktek Good
Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
5. Anggaran Dasar PT Krakatau Steel .
6. Pedoman Umun Good Corporate Governance Indonesia (KNKG-2006).

III.3 Visi, Misi, Tujuan dan Strategi Perusahaan
III.3.1 Visi dan Misi

33
Visi
2008 Penyedia Baja Dunia dengan Biaya Kompetitif
2013 Pemain Baja Terpadu Dunia yang Dominan
2020 Pemain Baja Dunia Terkemuka

Misi
Kami adalah keluarga masyarakat dunia yang berbudaya, mempunyai komitmen untuk
menyediakan baja dan produk terkait dengan pendekatan menyeluruh yang
menghasilkan solusi industri dan infrastruktur untuk kesejahteraan masyarakat.

III.3.2 Tujuan dan Strategi Perusahaan
Tujuan Perusahaan
PT Krakatau Steel (Persero) memiliki tujuan dalam menjalankan usahanya yaitu,
melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah dalam bidang
ekonomi khususnya dalam bidang industri baja.
Strategi Perusahaan
Strategi perusahaan dalam 5 (lima) tahun mendatang dibagi dalam dua tahapan, yaitu:
Tahap I:
2004 2005 TURNAROUND, yaitu peningkatan daya saing perusahaan, berfokus
pada perbaikan kondisi internal.
Rekondisi pabrik untuk mencapai volume produksi sesuai kapasitas desain
Melakukan transformasi bisnis dan organisasi
Meningkatkan cost-effectiveness
34
Tahap II:
2006 2008 SELECTED GROWTH, yaitu perusahaan melakukan investasi secara
selektif pada sektor/segmen yang memberikan peningkatan nilai perusahaan (company
value).
Recoiling & Tension Leveler
Ekspansi

III.4 Kondisi Bisnis Perusahaan
III.4.1 Keadaan Keuangan
Keadaan permodalan dan keuangan PT Krakatau Steel (Persero) tahun 2005-
2006 dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

Tabel III.1
Ekuitas
Modal Dasar Modal Disetor
Nominal 8 triliyun Rupiah Nominal 2 triliyun Rupiah
J umlah saham 8.000.000 lembar J umlah saham 2.000.000 lembar
Sumber: website PT Krakatau Steel (Persero)





35
Tabel III.2
Ikhtisar Keuangan

(Million of Rupiah)
Ikhtisar Keuangan
2005 2004
Hasil operasi:
Penjualan bersih 9,984,032 7,997.638
Laba Operasi 485,770 787,883
Laba bersih 236,995 414,502
Financial position (at year-end):
Total asset 10,010,057 8,376,096
Total Ekuitas 5,211,656 5,117,712
Sumber: annual report tahun 2005 PT Krakatau Steel

Tabel III.3
Kinerja Keuangan

KINERJ A KEUANGAN
2005 2004
(Rp million)

Operating Profit Margin 4.87% 9.85%
EBIT 397,826 569,644
Laba bersih 236,995 414,502
Cash Ratio 7.00% 15.15%
Asset Turnover 99.74% 95.48%
Return On Investment 6.37% 9.56%
Sumber: annual report tahun 2005 PT Krakatau Steel
36
III.4.2 Kegiatan Usaha dan Produk
Ruang Lingkup Kegiatan Perusahaan yang dijalankan sekarang meliputi, antara lain:
Industri baja terpadu yang memproduksi besi spons, slab baja, baja lembaran panas,
baja lembaran dingin, bilet baja dan batang kawat.
Perdagangan, meliputi penyelenggaraan kegiatan pemasaran, disribusi dan
keagenan baik dalam maupun luar negeri.

Gambar III.1 Mitra kerja perusahaan

sumber: website PT Krakatau Steel
ANAK PERUSAHAAN PERUSAHAAN
PATUNGAN
PT KHI PIPE
INDUSTRIES
PT KRAKATAU
ENGINEERING
PT KRAKATAU
BANDAR
SAMUDERA
PT KRAKATAU
MEDIKA
PT KRAKATAU
WAJ ATAMA
PT KRAKATAU
INFORMATION
TECHNOLOGY
PT KRAKATAU
TIRTA INDUSTRI
PT KRAKATAU
DAYA LISTRIK
PT KRAKATAU
INDUSTRIAL
ESTATE
CILEGON
PT BUKIT BAJ A
BUANA
PT LAKSANA
MAJ U J AYA
PT KPDS
PT CIP
PT MARGA
MANDALA SAKTI
PT METBELOSA
PT INDAREF
PT SEAMLESS PIPE
INDONESIA J AYA
PT MALEO
PT KERISMAS
WITIKCO MAKMUR
PT KRAKATAU STEEL
(Persero)
PT PELAT TIMAH
NUSANTARA
37

1. PT KHI Pipe Industries (PT KHI)
Produksi komersial PT KHI dimulai bulan J anuari 1973, dan bertujuan untuk
memproduksi pipa kualitas tinggi yang akan memenuhi tuntutan industri minyak
dan gas yang terus meningkat dan proyek konstruksi besar lainnya.
2. PT Krakatau Engineering
PT Krakatau Engineering didirikan pada tanggal 12 Oktober 1988 sebagai anak
perusahaan dari PT Krakatau Steel (Persero). PT Krakatau Engineering melayani
dan mengerjakan pekerjaan dari pemerintah maupun swasta berupa EPC
contractor (Engineering, Procurement, Construction) dan konsultan (Studi
Manajemen Proyek dan Perawatan Industri).
3. PT Krakatau Bandar Samudera (PT KBS)
Pelabuhan Cigading dikelola oleh PT Krakatau Bandar Samudera merupakan
entitas bisnis yang berkonsentrasi kepada penanganan curah (bulk) baik berupa
bahan baku bijih besi, curah kering (gypsum, gula, soyabean meal, dan lain-lain)
serta barang-barang seperti batu bara dan besi tua.
4. PT Krakatau Medika
PT Krakatau Medika didirikan pada tanggal 28 Februari 1996 sebagai anak
perusahaan dari PT Krakatau Steel (Persero) yang memisahkan unit-unit
penunjangnya menjadi badan usaha mandiri.Kegiatan usaha PT Krakatau Medika
saat ini mengelola Rumah Sakit yang berlokasi di Kawasan Industri Cilegon dan
berdekatan dengan kawasan wisata serta berada di jalur utama transportasi darat
yang menghubungkan pulau J awa dan Sumatera.

38

5. PT Krakatau Wajatama (PT KW)
PT Krakatau Wajatama didirikan pada tahun 1992. Perusahaan ini memproduksi
berbagai produk baja batangan berkualitas tinggi, seperti : INP, IWF, H-beam,
U-Channel, dan L-Angles, Baja Tulangan (Deformed dan Plain Bars) serta kawat
baja. Perusahaan ini memiliki 3 fasilitas produksi terbaik yang menerapkan
pedoman kualitas untuk menjamin bahwa PT Krakatu Wajatama hanya
memproduksi yang terbaik untuk kepuasan pelanggan.
6. PT Krakatau Information Technology (PT Krakatau IT)
Krakatau IT merupakan anak perusahaan PT Krakatau Steel (Persero) yang
mengkhususkan pada bisnis Teknologi Informasi secara luas. Sejak berdiri tahun
1993, Krakatau IT mendeklarasikan prinsip hidup perusahaan yang
mengutamakan pada kualitas penyelesaian masalah pelanggan. Krakatau IT lebih
mengedepankan solusi bisnis untuk mencapai peningkatan kinerja perusahaan
pelanggan, dibandingkan pilihan beragam perangkat keras dan perangkat lunak
yang beredar di pasaran. Pilihan arah ini menjamin penyelesaian Krakatau IT
tidak terkooptasi pada produk dan merek tertentu (independent with brand and
product name).
7. PT Pelat Timah Nusantara (PT Latinusa)
PT Latinusa didirikan pada tanggal 19 Agustus 1982 dengan tujuan:
Membangun dan mengoperasikan pabrik pelat baja tipis berlapis timah
untuk bahan baku pembuatan kaleng di Kawasan Industri Cilegon,
Banten.
39
Memasarkan hasil produksinya ke dalam dan luar negeri.
Melaksanakan kegiatan lain yang berhubungan dengan hal tersebut di
atas.
8. PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI)
PT Krakatau Tirta Industri yang didirikan pada tanggal 28 Februari 1996,
merupakan anak perusahaan yang sahamnya 100% dimiliki PT Krakatau Steel
(Persero). Perusahaan ini sebelumnya merupakan unit penunjang kegiatan
operasional PT Krakatau Steel (Persero) dalam bidang penyediaan air bersih
yang mulai beroperasi sejak tahun 1979.
Sebagian besar dari air bersih yang dihasilkan digunakan untuk kebutuhan
industri dan sebagian lagi untuk kebutuhan Kota Cilegon. Air baku yang diambil
dari sungai Cidanau berasal dari danau alam Rawa Dano dan diolah menjadi
air bersih melalui water treatment plant, yang terdiri dari beberapa pentahapan
proses antara lain flokulasi, sedimentasi, filtrasi yang diikuti dengan disinfeksi.

III.5 Tata Kelola Perusahaan
Perjalanan penerapan Good Corporate Governance pada PT Krakatau Steel
(Persero), digambarkan sebagai berikut:





40


Gambar III.2 Perjalanan penerapan GCG
Sumber: Pedoman Good Krakatau Steel Governance

Good Corporate Governance di mulai di PT Krakatau Steel (Persero) pada tahun
2000 dengan dibentuknya Tim GCG, dan diawali dengan audit GCG oleh Price Water
House. Kemudian di tahun 2001 Tim GCG berubah menjadi sebuah komite, dimana
kemudian dibuat sebuah code of conduct yang dinamakan Etika Perusahaan.
Pada tahun 2002 dibentuk Komite Audit di Dewan Komisaris, dan juga
dilakukannya self assessment GCG. Pada tahun 2003 dilakukan audit GCG oleh BPKP
dengan hasil penilaian 77.8. Pada Agustus 2003 terjadi pergantian Board of Director PT
Krakatau Steel (Persero) yang kemudian mengubah status komite GCG menjadi sebuah
organisasi struktural setingkat divisi yang langsung dibawah Direktur Utama. Pada saat
itu dirasakan perlunya menata berbagai hal di tatanan organ perusahaan, sehingga
GCG dimulai
Audit GCG
(PWC)
Komite GCG
(12J uni01)
- Code of Conduct
- Komite Audit
- Self Assessment
Audit BPKP
(77,8)
- Executive Coaching
(Cohesion Building)
- GCG menjadi Divisi
- Audit Kinerja (AAJ )
- Company Direction
(KS Q
2
-2020)
- Board Manual
- Coorp. Direction
(KS Group Q
2
-2020)
- Code of Cond. GCG
- Sustainable Report
- Guidelines lainnya
- IC berbasis GCG
- Risk Manag. Imple.
- Audit IICG
- Mgt. BTP
- Review Dok. GCG
2000 2001
Proses Inisiasi K o n s o l i d a s i I m p l e m e n t a s i dan Pengembangan
2002 2003 2004 2005 2006 2007
- Early Warning
- Audit IICG (Cukup
Terpercaya)
- Monitoring & Report
41
pada tahun 2004 dilakukan penataan di level organ perusahaan, melalui executive
coaching untuk membangun kohesi di level BoD, BoC dan General Manager (jabatan
satu level dibawah direksi). Inilah yang menjadi motor penggerak penerapan GCG
perusahaan. Pada tahun ini juga, Departemen Keuangan melakukan audit kinerja melalui
Konsultan AAJ yang merekomendasikan beberapa perbaikan dalam penerapan GCG.
Kohesi dari executive coaching menghasilkan arah perusahaan, yaitu Business
Policy Framework: Krakatau Steel Quantum Quality 2020, hingga tahun 2020. Pada saat
yang sama juga telah berhasil dibuat Board Manual yang berbasis COSO Framework
sebagai panduan Direksi dan Komisaris dalam mengelola dan mengawasi bisnis
perusahaan.
Selanjutnya pada tahun 2005, Code of Conduct Top Management dan konsep
Code of Conduct GCG juga berhasil dirumuskan, begitu juga beberapa panduan seperti
Sistem Manajemen Krakatau Steel (SMKS) dan Sustainable Report berhasil dibuat.
Tahun 2005 telah dicanangkan untuk dimulainya penerapan Corporate Risk
Management yang dimulai dengan penyusunan Manajemen Risiko oleh Tim Penyusun
Pedoman Manajemen Risiko.
Tahun 2007, perusahaan akan secara terus menerus menerapkan GCG dengan
beberapa fokus kegiatan antara lain adalah penerapan manajemen risiko, evaluasi
internal control, penyempurnaan sistem manajemen PT Krakatau Steel (Persero)
berbasis GCG, audit penerapan GCG oleh IICG, penerapan manajemen anti fraud
(Bersih, Transparan dan Profesional), transformasi budaya tahap II, sosialisasi
berkelanjutan dan pengembangan dokumen GCG lainnya.
Pelaksanaan dan kepatuhan pada pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola
perusahaan merupakan modal bagi manajemen perusahaan dalam menghadapi berbagai
42
tantangan yang akan datang. Untuk itu, PT Krakatau Steel (Persero) telah menyusun
pedoman berupa Prinsip Good Krakatau Steel Governance yang mengacu pada
prinsip-prinsip best practise tata kelola perusahaan, Anggaran Dasar Perusahaan serta
ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku.
Prinsip Good Krakatau Steel Governance merupakan kaedah, norma ataupun
pedoman korporasi yang diperlukan dalam sistem pengelolaan perusahaan yang sehat.
Prinsip-prinsip Good Krakatau Steel Governance yang dimaksud meliputi:
1. Transparansi (Transparency)
Dalam rangka mewujudkan transparansi, perusahaan berkewajiban untuk
menyediakan informasi yang cukup, akurat dan tepat waktu kepada stakeholders.
Salah satu dampak positif dari transparansi adalah bahwa pihak-pihak yang
berkepentingan dengan perusahaan dapat mengetahui risiko yang mungkin terjadi
dalam melakukan transaksi dengan perusahaan.
2. Kemandirian (Independency)
Kemandirian merupakan suatu keharusan agar perusahaan dapat bertugas dengan
baik serta mampu membuat keputusan yang terbaik bagi perusahaan serta dalam
pelaksanaannya selalu menghormati hak dan kewajiban, tugas dan tanggung
jawab serta kewenangan masing-masing organ perusahaan.
3. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan salah satu solusi pokok untuk mengatasi agency
problem yang timbul di antara Pemegang Saham dan Direksi. Untuk itu, masing-
masing organ perusahaan harus menyadari sepenuhnya hak, kewajiban,
wewenang dan tanggung jawabnya. Pada dasarnya, pelaksanaan prinsip
akuntabilitas berlandaskan pada sistem internal checks and balance yang
43
mencakup praktek-praktek audit yang sehat. Akuntabilitas dapat dicapai melalui
pengawasan efektif yang mendasarkan pada keseimbangan kekuasaan antara
Pemegang Saham, Komisaris dan Direksi dan Auditor.
4. Pertanggungjawaban (Responsibility)
Perusahaan harus memperhatikan dan peka terhadap situasi dan kondisi yang
berkembang di masyarakat sekitar perusahaan dan juga masyarakat luas.
Perusahaan juga harus mematuhi hukum dan perundang-undangan yang berlaku,
termasuk ketentuan yang berhubungan dengan lingkungan hidup, perlindungan
konsumen, ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan kerja, serta ketentuan
lainnya.
5. Kewajaran (Fairness)
Kewajaran mencakup adanya penegakan hukum yang terkait dengan masalah
pemberantasan dan pencegahan praktek korupsi dan penyuapan serta memberikan
kesempatan yang sama dalam penerimaan karyawan, berkarir dan melaksanakan
tugasnya secara profesional tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan,
gender dan kondisi fisik.
Prinsip di atas sangat penting mengingat kunci terciptanya good governance di
perusahaan adalah berfungsinya organ perusahaan, yaitu RUPS, Komisaris dan Direksi
secara efektif. Oleh karena itu, melalui pedoman ini diharapkan mampu meyeimbangkan
pola hubungan ketiga organ tersebut sekaligus mampu menjamin terpenuhinya
kewajiban perusahaan kepada stakeholder.



44
III.5.1 Hubungan Organ Perusahaan
Efektifitas keberhasilan penerapan Good Krakatau Steel Governance tergantung
pada pelaksanaan fungsi dan pola hubungan antar Organ Perusahaan. Pola hubungan
antar organ perusahaan dalam Good Krakatau Steel Governance digambarkan sebagai
berikut:

Gambar III.3 Hubungan organ perusahaan


















Sumber: Pedoman Good Krakatau Steel Governance

Akuntabilitas dan Kemandirian di level Komisaris dalam menjalankan fungsi
pengawasan dan nasihat serta di level Direksi dalam menjalankan fungsi pengelolaan
perusahaan menjadi sangat mutlak dan harus sesuai dengan prinsip pertanggungjawaban
yang dituntut oleh Pemegang Saham melalui RUPS. Sementara Pemegang Saham dan

Pertanggung -
jawaban
RUPS

Komisaris
Direksi
Akuntabilitas
Kemandirian
Komite-
Komite
Sistem
Manajemen
Tranparansi
45
stakeholders harus diperlakukan sesuai dengan prinsip kewajaran dan keduanya
menuntut transparansi.
III.5.2 Hubungan Perusahaan dengan Stakeholders
Perusahaan harus menghormati hak stakeholders yang timbul berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan/atau perjanjian yang dibuat oleh
perusahaan dengan stakeholders (karyawan, pelanggan, pemasok serta masyarakat
sekitar tempat usaha perusahaan dan stakeholders lainnya). Hubungan perusahaan
dengan stakeholders digambarkan sebagai berikut:
Gambar III.4 Hubungan perusahaan dengan stakeholders
Corporation
(Management and Resources)
Manager Manager Manager Manager
Lenders
Debt
Capital
Interest
rate
Customers
G
o
o
d
s

&
S
e
r
v
i
c
e
s
M
a
r
k
e
t

P
r
i
c
e
Suppliers
M
a
t
e
r
i
a
l

&















S
e
r
v
i
c
e
s
M
a
r
k
e
t

P
r
i
c
e
E
q
u
i
t
y

C
a
p
i
t
a
l
D
i
v
i
d
e
n
d
s
Board of Directors
Board of Commissioner GSM (RUPS)
Wages
Labor
Employees
Direction
Power
Report
S
u
p
e
r
v
i
s
o
r
y

P
o
w
e
r
R
e
p
o
r
t
Voting Power
Report
V
o
t
i
n
g

P
o
w
e
r
R
e
p
o
r
t
Government
B
u
s
i
n
e
s
s
C
l
i
m
a
t
e
T
a
x
Society
C
o
r
p
o
r
a
t
e
I
m
a
g
e

C
o
r
p
o
r
a
t
e
S
o
c
i
a
l
R
e
s
p
o
n
s
i
b
i
l
i
t
y

Sumber: Pedoman Good Krakatau Steel Governance



46
1. Pemegang Saham
Pemegang Saham harus menyadari tanggung jawabnya sebagai pemilik modal
dengan tetap memperhatikan kepentingan seluruh pihak-pihak terkait dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Komisaris
Merupakan organ perusahaan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum
dan atau khusus serta memberikan nasehat kepada Direksi dalam menjalankan
perusahaan.
3. Karyawan Perusahaan
Merupakan pekerja perusahaan yang pengangkatan, pemberhentian, hak dan
kewajibannya ditetapkan berdasarkan perjanjian kerja bersama sesuai dengan
ketentuan perusahaan dan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan.
4. Pelanggan (Customers)
Merupakan pembeli atau pemakai produk atau jasa yang diproduksi dan atau
dipasarkan perusahaan. Perusahaan menghormati hak-hak konsumen sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan memenuhi komitmen
dari segi kualitas, harga, waktu pengiriman, layanan purna jual, safety maupun
jaminan produk sesuai dengan standar yang berlaku serta memberikan layanan
yang sama kepada konsumen.
5. Pemasok (Suppliers)
Merupakan mitra usaha yang bergerak di bidang usaha penyediaan barang dan
atau jasa. Perusahaan menuangkan semua kesepakatan dalam suatu dokumen
tertulis yang disusun berdasarkan itikad baik dan saling menguntungkan serta
memenuhi komitmen sesuai dengan kesepakatan yang dibuat.
47
6. Distributor
Distributor adalah mitra usaha yang ditunjuk untuk memasarkan dan menjual
produk barang dan atau jasa yang diproduksi atau dipasarkan oleh perusahaan,
serta diikat oleh hak-hak dan kewajiban khusus. Perusahaan memberi kesempatan
yang sama bagi semua pihak yang memenuhi syarat dan mampu untuk menjadi
distributor, dengan tetap memperhatikan keadaan, kebutuhan pengembangan dan
potensi pasar serta menetapkan alokasi dan distribusi produk perusahaan kepada
distributor secara adil dan transparan sesuai dengan kebutuhan, potensi dan
pengembangan pasar.
7. Prinsipals
Prinsipal adalah mitra usaha selaku pemilik teknnologi dan lisensi atas barang atau
jasa, dimana produksi atau pemasarannya dilakukan oleh dan atau bersama
perusahaan. Produk dan layanan yang dipasarkan perusahaan diperoleh dan
dilaksanakan dengan cara yang sah, jujur, terbuka, bertanggung jawab dan sesuai
dengan moral serta tidak merugikan masyarakat umum.
8. Pesaing
Dalam melaksanakan kegiatan usaha, perusahaan tidak akan melakukan praktek
monopoli dan persaingan usaha tidak sehat yang dapat merugikan pihak lain dan
melanggar peraturan perundang-undangan. Perusahaan dapat mencari informasi
mengenai pesaing sejauh tidak melanggar peraturan perundangan yang berlaku.
9. Penyandang Dana (Lenders)
Penyandang dana merupakan suatu instansi atau badan yang menjalin kerja sama
dengan perusahaan dalam rangka pemberian dana untuk pembangunan atau proyek
48
tertentu. Perusahaan menghormati kesepakatan yang telah disetujui bersama secara
profesional dan saling menguntungkan.
10. Anak Perusahaan
Perusahaan bersama-sama dengan dan antar anak perusahaan membangun kerja
sama untuk mencapai sinergi dalam berbagai kegiatan bisnis dan sosial serta
menerapkan kebijakan yang sama di Induk dan anak perusahaan. Perusahaan
membangun citra yang baik dan berupaya saling membantu dalam menghadapi
persaingan. Anak perusahaan wajib melaksanakan good corporate governance
sebagaimana yang ditentukan oleh peraturan perundangan yang berlaku.
11. Penyelenggaraan Negara (Goverment)
Merupakan suatu institusi pelaksana kenegaraan beserta aparaturnya, baik
ditingkat pusat maupun daerah. Perusahaan menjalin suatu hubungan yang
harmonis dan konstruktif atas dasar kejujuran dan saling menghormati dan
berupaya mendukung program nasional, regional maupun daerah, khususnya di
bidang pendidikan, sosial, ekonomi dan budaya.
12. Masyarakat (Society)
Dalam rangka mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi kerakyatan dan
terciptanya pemerataan pembangunan melalui perluasan lapangan kerja,
kesempatan berusaha dan pemberdayaan masyarakat, Perusahaan memberikan
partisipasi untuk memberdayakan dan mengembangkan kondisi ekonomi, kondisi
sosial masyarakat dan lingkungan sekitarnya, melalui program kemitraan dengan
usaha kecil dan program bina lingkungan.


49
13. Media Massa
Perusahaan berpegang pada kebenaran dan keterbukaan informasi sesuai dengan
kode etik jurnalistik dan peraturan perundangan yang berlaku, serta dapat
dipertanggung jawabkan. Perusahaan menempatkan media massa sebagai mitra
usaha yang sejajar, karena itu perlu dibangun kerjasama positif, saling menghargai
dan menguntungkan.

III.6 Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan
III.6.1 Struktur Organisasi
Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan atau hubungan antar bagian
dan posisi dalam suatu perusahaan. Adanya pemisahan fungsi yang tegas dan
diintegrasikan satu sama lain, membuat efisiensi usaha dapat tercapai.
PT Krakatau Steel (Persero) menggunakan struktur organisasi garis yang
memiliki 1 (satu) Direktur Utama dan 5 (lima ) Direktur dimana setiap Direktur masing-
masing membawahi beberapa Divisi/Departemen, dan setiap Divisi/Departemen
dipimpin oleh seorang manajer. Struktur organisasi PT Krakatau Steel (Persero) dapat
dilihat pada Gambar III. 5.

III.6.2 Uraian Pekerjaan
Dewan Komisaris
Berdasarkan UU RI No.1 Pasal 98 Tahun 1995, Komisaris wajib dengan itikad
baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha
perseroan.
50
Sebagaimana tertuang dalam Good Krakatau Steel Governance, tugas dan
tanggung jawab Dewan Komisaris yaitu:
1. Dalam melaksanakan tugasnya, Komisaris harus mematuhi Anggaran Dasar
Perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

51

Gambar III.5 Struktur Organisasi
DIREKTUR
UTAMA
SEKRETARIS
PERUSAHAAN
MANAGER
HUMAS
MANAGER
PROTOKOLER
&
PERKANTORAN
J AKARTA
MANAGER
HUKUM
MANAGER
GOOD
CORPORATE
GOVERNANCE
KEPALA
SPI
EXPANSION
PROJ ECT
LEADER
DEPUTI
DIREKTUR
MANAGER
PEMERIKSAAN
KOMERSIAL
MANAGER
PEMERIKSAAN
OPERASIONAL
COO
DIREKTUR
PERENCANAAN
DAN TEKNOLOGI
DIREKTUR
PRODUKSI
DIREKTUR SDM
DAN UMUM
DIREKTUR
KEUANGAN
DIREKTUR
PEMASARAN
RUPS
DEWAN
KOMISARIS
KOMITE
AUDIT
52

2. Komisaris bertanggung jawab dan berwenang mengawasi tindakan Direksi dan
memberikan nasehat kepada Direksi jika di pandang perlu oleh Komisaris,
3. Komisaris harus memantau efektifitas praktek Good Krakatau Steel Governance
yang diterapkan perusahaan.
PT Krakatau Steel (Persero) memiliki beberapa komite yang dibentuk oleh
Dewan Komisaris untuk meningkatkan efektifitas pelaksanaan aktifitas Good Corporate
Governance, yaitu: Komite Audit, Komite Remunerasi dan Nominasi, dan Komite
Asuransi dan Resiko Usaha.
1. Komite Audit
Komite Audit bertugas membantu Komisaris dalam memastikan efektifitas sistem
pengendalian intern dan efektifitas pelaksanaan tugas External Auditor dan Internal
Audit.
2. Komite Remunerasi dan Nominasi
Komite Remunerasi bertugas menyusun sistem penggajian dan pemberian
tunjangan serta rekomendasi tentang penilaian terhadap sistem tersebut, opsi yang
diberikan antara lain opsi atas saham, sistem pensiun dan sistem kompensasi serta
manfaat lainnya dalam hal pengurangan karyawan.
Komite Nominasi bertugas menyusun kriteria seleksi dan prosedur nominasi bagi
anggota Komisaris, Direksi dan para eksekutif lainnya di dalam perusahaan, membuat
sistem penilaian dan memberikan rekomendasi tentang jumlah anggota Komisaris dan
Direksi Perusahaan.


53
3. Komite Asuransi dan Resiko Usaha
Komite Asuransi dan Resiko Usaha bertugas melakukan penilaian secara berkala
dan memberikan rekomendasi tentang risiko usaha dan jenis serta jumlah asuransi yang
ditutup oleh perusahaan dalam hubungannya dengan risiko usaha.

Direksi
Berdasarkan UU RI No. 1 Pasal 85 Tahun 1995, setiap anggota Direksi wajib
dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan
usaha perseroan.
Sebagaimana tertuang dalam Good Krakatau Steel Governance, tugas dan
tanggung jawab Direksi antara lain:
1. Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi harus mematuhi Anggaran Dasar
Perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
2. Direksi bertugas mengelola Perusahaan dan wajib mempertanggung jawabkan
pelaksanaan tugasnya kepada stakeholders,
3. Setiap anggota Direksi harus orang yang berwatak baik dan mempunyai
kemampuan untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
jabatan yang didudukinya,
4. Direksi harus melaksanakan tugasnya dengan baik demi kepentingan Perusahaan
dan Direksi harus memastikan agar Perusahaan melaksanakan tanggung jawab
sosialnya serta memperhatikan kepentingan dari stakeholders sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.


54
Sekretaris Perusahaan
1. Direksi dapat mengangkat seorang Sekretaris Perusahaan yang bertindak sebagai
pejabat penghubung (Liason Officer) dan dapat ditugaskan oleh Direksi untuk
menatausahakan serta menyimpan dokumen Perusahaan, termasuk tetapi tidak
terbatas pada Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus dan Risalah Rapat Direksi
maupun RUPS,
2. Sekretaris Perusahaan harus memilii kualifikasi akademis yang memadai agar
dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik,
3. Fungsi Sekretaris Perusahaan dapat dijalankan oleh salah seorang anggota Direksi
Perusahaan,
4. Sekretaris perusahaan bertanggung jawab kepada Direktur Utama Perusahaan,
5. Sekretaris Perusahaan harus memastikan bahwa Perusahaan mematuhi peraturan
tentang persyaratan keterbukaan yang berlaku dan wajib memberikan informasi
yang berkaitan dengan tugasnya kepada Direksi secara berkala dan kepada
Komisaris apabila diminta oleh Komisaris.

Satuan Pengawassan Intern
Sesuai yang tertuang pada UU No. 19 Tahun 2003 Pasal 67 Ayat 2, pada
perusahaan dibentuk Satuan Pengawasan Intern yang merupakan aparat pengawasan
intern perusahaan. Satuan Pengawasan Intern dipimpin oleh seorang kepala yang
bertanggung jawab kepada Direktur Utama.
Berdasarkan PP No.45 Pasal 67 Tahun 2005, Satuan Pengawasan Intern bertugas
untuk:
55
1. Membantu Direktur Utama dalam melaksanakan pemeriksaan operasional dan
keuangan perusahaan, menilai pengendalian, pengelolaan dan pelaksanaannya
pada perusahaan serta memberikan saran-saran perbaikannya,
2. Memberikan keterangan tentang hasil pemeriksaan atau hasil pelaksanaan tugas
Satuan Pengawasan Intern kepada Direktur Utama, dan
3. Memonitor tindak lanjut atas hasil pemeriksaan yang telah dilaporkan.

Anda mungkin juga menyukai