Saat sang dewi dan hembusan lembut menusuk rusuk Gemuruh teriakan mengusik kalbu Kuterbangun kuterhentak derap langkah kaki-kaki kokoh Sebagai tanda datangnya sang penyebar api Senantiasa menyala benderang tanpa ragu Membakar sumbu-sumbu dari lilin ketakutan Menghangatkan jiwa-jiwa kehampaan Untuk meluluhlantahkan kepahitan dan kenistaan, menyergap dan menghalau si pengisap cerutu Walau bermandikan darah segar, walau bersimpuh di antara timah panas Saat itu kuingat Tuhan, dan sang penyebar api tentang bagaimana hidup di negeri ini Sang penyebar api berucap padaku, Kau bukan hanya sekadar Sersan bermodalkan senjata, kau bukan hanya tahu cara menyeka noda-noda kebencian. Maka, hiduplah untuk meneruskan semangat apiku! Bawalah ia ke dalam jiwa anak cucumu! Agar aku bisa merasakan dalamnya kesetiaan mereka untuk negaranya . Teguhlah hatiku, kuatlah jiwaku! Karena akulah SEMANGAT MERDEKA! Untuk negaraku!