Anda di halaman 1dari 12

Pertemuan 9

Fungsi Pajak
dan Sistem Pemungutan Pajak
Fungsi Pajak
a) Fungsi anggaran (budgetair)
Fungsi budgetair pajak tampak manakala pajak
digunakan sebagai sarana untuk mengumpulkan uang
sebanyak-banyaknya bagi kas negara. Sebagai sumber
pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran negara, baik pengeluaran
rutin, seperti belanja pegawai, belanja barang,
pemeliharaan, cicilan hutang, dan lain sebagainya,
maupun pengeluaran pembangunan.

b). Fungsi mengatur (regulerend)
Pemerintah dapat mengatur pertumbuhan
ekonomi melalui kebijaksanaan pajak. Dengan
fungsi mengatur, pajak dapat digunakan sebagai
alat untuk mencapai suatu tujuan yang
dikehendaki negara di luar bidang keuangan
negara. Contohnya dalam rangka menggiring
penanaman modal, baik dalam negeri maupun
luar negeri, diberikan berbagai macam fasilitas
keringanan pajak.

c). Fungsi stabilitas
Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki
dana untuk menjalankan kebijakan yang
berhubungan dengan stabilitas harga sehingga
inflasi dapat dikendalikan, Hal ini bisa
dilakukan antara lain dengan jalan mengatur
peredaran uang di masyarakat, pemungutan
pajak, penggunaan pajak yang efektif dan
efesien.


d). Fungsi redistribusi pendapatan
Pajak dipungut oleh negara akan digunakan untuk
membiayai semua kepentingan umum, termasuk untuk
membiayai pembangunan melalui penyediaan fasilisas
publik, termasuk sektor yang dapat membuka
kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat. Fungsi
redistribusi juga tampak dalam pembagian hasil pajak
kepada daerah dengan tujuan untuk meningkatkan
kemampuan daerah dalam membiayai pengeluaran
daerah yang pada akhirnya ditujukan demi mewujudkan
kesejahteraan masyarakat setempat.


e). Fungsi demokrasi
Fungsi demokrasi dari pajak, menunjukkan adanya
pelibatan masyarakat dalam proses legislasi
perpajakan, sedangkan dalam fungsi distribusi
tampak keterkaitan pajak dengan pemenuhan dana
untuk menanggulangi bencana alam dan sosial
yakni uang yang dikumpulkan dari sektor pajak
tersebut didistribusikan kepada masyarakat di
seluruh Indonesia untuk melaksanakan kegiatan
menanggulangi berbagai akibat dari bencana alam
atau sosial yang terjadi, seperti bencana karena
gempa bumi, banjir atau mewabahnya penyakit-
penyakit dan lain-lain.


f). Fungsi Pemerataan
Fungsi pemerataan dimaksudkan untuk
menghindari terjadinya kesenjangan yang sangat
mencolok antara masyarakat yang berpenghasilan
tinggi dengan yang rendah. Hasil pajak hanya
berasal dari sebagian kecil rakyat yang membayar
pajak, sedangkan sebagian besar rakyat tidak kena
pajak karena terdiri dari anak-anak, orang miskin
dan sebagainya, yang tidak mempunyai
penghasilan atau mempunyai penghasilan yang ada
di bawah penghasilan tidak kena pajak.
SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK
SELF ASSESSMENT SYSTEM / SAS
OFFICIAL ASSESSMENT SYSTEM / OAS
WITHOLDING SYSTEM
DEWIKSFILE
Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010
tentang Jenis Pajak Daerah yang Dipungut
Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau
dibayar Sendiri oleh Wajib Pajak,
Self Assessment System / SAS
kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan dan
menentukan sendiri jumlah pajak yang terhutang sesuai dengan ketentuan
undang-undang perpajakan. Dalam sistem ini, peranan aparatur pajak
berada pada posisi sebagai pembina, pengendali dan pengawas terhadap
kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya,
1. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;
2. Pajak Rokok.
3. Pajak Hotel;
4. Pajak Restoran;
5. Pajak Hiburan;
6. Pajak Penerangan Jalan;
7. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;
8. Pajak Parkir;
9. Pajak Sarang Burung Walet;
10. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.


DEWIKSFILE
Official Assessment System / OAS
1) Pajak Kendaraan Bermotor ;
2) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ;
3) Pajak Air Permukaan;
4) Pajak Reklame;
5) Pajak Air Tanah;
6) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan

Witholding System

Sistem pemungutan pajak secara Witholding
System ini dilakukan dengan cara negara
memberikan kepercayaan kepada pihak ketiga
untuk memungut/memotong pajak pada
sumbernya dari seorang wajib pajak. Contohnya
adalah : pemotongan/pemungutan pajak oleh
pihak ketiga sebagaimana ditentukan dalam
Pasal 21 ; Pasal 22; Pasal 23 dan Pasal 26 UU
PPh.

Anda mungkin juga menyukai