Anda di halaman 1dari 11

1.

Potensial Listrik
Suatu sistem yang terdiri dari bagian-bagian (partikel atau kumpulan) yang berinteraksi
melalui gaya elektrostatik dapat memiliki energi potensial yang disebut sebagai energi potensial
listrik. Umumnya energi potensial nol diambil saat sistem dipisahkan atas bagian-bagiannya.

Energi potensial listrik
Suatu sistem yang bagian-bagiannya berinteraksi melalui gaya listrik, apabila
konfigurasinya berubah yang ditandai dengan berubahnya energi potensial system dari energi
potensial listrik awal (initial) U
E,i
ke energi potensial listrik akhir U
E,f
, maka hubungan antara
kerja yang dilakukan oleh gaya listrik W
E
dan perubahan energi potensialnya adalah

U
E
= U
E,f
U
E,i
= W
E
. ......................................................................................................... (1.1)

Sebagaimana kerja yang dilakukan oleh gaya konservatif lain, kerja oleh gaya listrik seperti
dalam Persamaan (8.1) juga tidak bergantung dari lintasan (path independent). Usaha oleh gaya
listrik sendiri, sebagaimana menghitung usaha secara umum, tak lain adalah

W
E
=

...................................................................................................... (1.2)

dengan posisi awal dan akhir dinyatakan dengan dan f .
Bila keadaan awal diambil di mana partikel sistem terpisah pada jarak tak-hingga (U
E,i
= 0) dan
energi potensial pada keadaan akhir dinyatakan sebagai U
E
maka Persamaan (8.1) akan menjadi

U
E
= W
E
,, .............................................................................................................................. (1.3)
di mana W
E,
adalah kerja untuk membawa bagian-bagian sistem dari jarak tak-hingga sehingga
membentuk sistem.

1.1 Potensial listrik
Energi potensial listrik U
E
per satuan muatan listrik q dinyatakan sebagai potensial listrik
V.
V =

........................................................................................................................................ (1.4)

yang memiliki satuan J/C (joule per coulomb) atau V (volt). Dengan demikian, dapat dituliskan
bahwa

V
f
- V
i
=

.......................................................................................... (1.5)
Oleh karena itu beda potensial listrik didefinisikan sebagai
V = V
f
V
i
=

................................................................................................................. (1.6)
dan potensial listrik sebagai
V =

................................................................................................................................ (1.7)
Apabila suatu kerja luar diterapkan (applied work) W
app
untuk membawa bagian-bagian sistem
sehingga membentuk sistem di mana pada saat yang bersamaan kerja oleh gaya listrik W
E
juga
terjadi maka dengan menggunakan teorema energi kinetik usaha dapat dituliskan
K = K
f
K
i
= W
app
+W
E
.......................................................................................................... (1.8)
Suatu keadaan dapat dipilih sehingga pada saat awal dan akhir bagian-bagian sistem berada
dalam keadaan diam atau energi kinetik pada kedua keadaan tersebut adalah nol sehingga
sehingga Persamaan (8.8) akan menjadi
W
app
= W
E
................................................................................................................................ (1.9)
Dengan menggunakan Persamaan (8.9) dan (8.6) maka kerja luar W
app
yang diperlukan untuk
membawa suatu muatan q melewati beda potensial listrik V tak lain adalah
W
app
= qV ............................................................................................................................... (1.10)

1.2 Permukaan-permukaan ekipotensial
Di sekeliling suatu sumber muatan listrik q
s
terdapat permukaan-permukaan di mana
apabila diukur potensial listrik pada permukaan-permukaan tersebut selalu bernilai sama atau
dengan kata lain apabila suatu muatan q bergerak pada suatu permukaan ekipotensial maka
energi kinetiknya tidak akan berubah atau gaya listrik dari sumber muatan q
s
tidak melakukan
kerja pada muatan listrik q tersebut.
Garis-gaya gaya listrik akan selalu tegak lurus dengan permukaan-permukaan ekipotensial.

1.3 Potensial listrik dan medan listrik
Hubungan antara medan potensial listrik dan medan listrik adalah
V
f
V
i
=

............................................................................................. (1.11)
Mengingat potensial listrik adalah energi potensial tiap satu satuan muatan uji, maka pemilihan
titik rujukan adalah bebas. Dengan demikian, umumnya, diambil bahwa V
i
= 0. Akan tetapi ini
bukan merupakan suatu keharusan.

1.3.1 Potensial listrik oleh satu titik muatan
Potensial listrik yang disebabkan oleh satu titik muatan dapat dihitung dengan
menggunakan rumusan medan listrik oleh satu titik muatan. Untuk mudahnya ambil bahwa
posisi muatan sumber q terletak di pusat koordinat sehingga = 0 dan d = dr, lalu gunakan
persamaan (1.11) sehingga dapat diperoleh bahwa

, ........................................................................................................ (1.12)
di mana telah diambil acuan bahwa potensial listrik pada posisi tak-hingga adalah nol, V

= 0.
Bila integral mengambil suatu acuan di mana pada r
0

V (r
0
) = V
0
................................................................................................................................ (1.13)
maka persamaan (1.12) akan memiliki bentuk yang lebih umum, yaitu
V (r) =

.................................................................................................... (1.14)
Persamaan (1.14) akan sering digunakan ketimbang persamaan (1.12) apabila membahas
potensial listrik pada bola berlapis atau susunan pelat.

1.3.2 Potensial listrik oleh banyak muatan titik
Potensial listrik V adalah besaran skalar, dengan demikian apabila di dalam ruang
terdapat lebih dari satu muatan listrik (q
1
, q
2
, .., q
N
) maka potensial listrik pada suatu titik akibat
semua muatan tersebut tak lain adalah penjumlahan skalar dari potensial listrik akibat masing-
masing muatan pada titik yang ditinjau
V (r) =

. ............................................................................................................. (1.15)
Persamaan (1.15) sering dituliskan lebih sederhana menjadi
V (r) =

.................................................................................................................... (1.16)
apabila dipilih titik, yang di sana ingin dihitung potensial listriknya, terletak pada pusat
koordinat.
1.3.3 Potensial listrik akibat dipol listrik
Sebuah dipol listrik yang terletak pada posisi

(di mana muatan q


+
terletak di


dan muatan q

terletak di

) akan memberikan potensial listrik pada melalui rumusan


V (r) =

| |

, .............................................................................................................. (1.17)
Bila diambil

= 0 lalu jarak pisah kedua muatan d dan besar muatan q digunakan maka
persamaan(1.17) akan menjadi
V (r) =

................................................................................................................ (1.18)
dengan adalah sudut antara dan .

1.3.4 Potensial listrik akibat distribusi kontinu muatan
Distribusi kontinu muatan, sebagaimana ia menimbulkan medan listrik, ia juga akan
menimbulkan potensial listrik di sekelilingnya. Rumusan yang digunakan pun juga mirip, yaitu
dV =

| |
, ...................................................................................................................... (1.19)
di mana posisi elemen muatan dq adalah di

. Umumnya titik tempat potensial listrik akan


ditinjau diambil pada pusat koordinat (

= 0) sehingga persamaan (1.19) akan menjadi


dV =

. .......................................................................................................................... (1.20)
Tidak terdapat keharusan untuk menggunakan persamaan (1.20) dalam menghitung potensial
listrik akibat distribusi kontinu muatan listrik. Apabila medan listrik akibat distribusi tersebut
telah diketahui, persamaan (1.11) adalah cara yang lebih mudah. Baik persamaan (1.20) maupun
(1.11), perlu disadari bahwa keduanya secara tak langsung telah mengambil acuan bahwa pada
jarak tak-hingga, potensial listrik adalah nol.


1.3.5 Potensial listrik di sekitar kawat lurus
Sebuah kawat lurus bermuatan homogen dengan rapat muatan per satuan panjang akan
menyebabkan potensial listrik di sekelilingnya. Potensial listriknya, dengan menggunakan
persamaan (1.19) untuk kawat lurus yang membentang pada sumbu-x dari x = 0 sampai x = L
adalah
dV =

................................................................................................................... (1.21)
Dengan menggunakan daftar integral, Persamaan (1.21) akan menjadi
V =

[(

)]..................................................................................................... (1.22)



















2. Dielektrik
Dielektrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat kecil atau
bahkan hampir tidak ada. Bahan dielektrik dapat berwujud padat, cair dan gas.Tidak seperti
konduktor, pada bahan dielektrik tidak terdapat elektron-elektron konduksi yang bebas bergerak
di seluruh bahan oleh pengaruh medan listrik. Medan listrik tidak akan menghasilkan pergerakan
muatan dalam bahan dielektrik. Sifat inilah yang menyebabkan bahan dielektrik itu merupakan
isolator yang baik. Dalam bahan dielektrik, semua elektron-elektron terikat dengan kuat pada
intinya sehingga terbentuk suatu struktur regangan (lattices) benda padat, atau dalam hal cairan
atau gas, bagian-bagian positif dan negatifnya terikat bersama-sama sehingga tiap aliran massa
tidak merupakan perpindahan dari muatan. Karena itu, jika suatu dielektrik diberi muatan listrik,
muatan ini akan tinggal terlokalisir di daerah di mana muatan tadi ditempatkan.
Masing-masing jenis dielektrik memiliki fungsi dan fungsi yang paling penting dari suatu isolasi
adalah:
1. Untuk mengisolasi antara penghantar dengan pengahantar yang lain.
Misalnya antara konduktor fasa dengan konduktor fasa, atau konduktor fasa dengan tanah.
2. Menahan gaya mekanis akibat adanya arus pada konduktor yang diisolasi.
3. Mampu menahan tekanan yang diakibatkan panas dan reaksi kimia.

Agar dielektrik mampu menjalanakan tugasnya dengan baik maka dielektrik harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
1. Mempunyai kekuatan dielektrik yang tinggi, agar dimensi sistem isolasi menjadi kecil dan
pengunaan bahan dielektrik semakin sedikit, sehingga harganya semakin murah.
2. Rugi-rugi dielektrik yang rendah, agar suhu bahan isolasi tidak melebihi batas yang
ditentukan.
3. Memiliki kekuatan kerak tinggi, agar tidak terjadi erosi karena tekanan elektrik permukaan.
4. Memiliki konstanta dielektrik yang tepat dan cocok, sehingga membuat arus pemuatan tidak
melebihi yang diijinkan.
5. Kemampuan menahan panas tinggi (daya tahan panas).
6. Kerentanan terhadap perubahan bentuk pada keadaan panas.
7. Konduktivitas panas yang tinggi.
8. Koefisien muai panas yang rendah.
9. Tidak mudah terbakar.
10. Tahan terhadap busur api.
11. daya serap air yang rendah.
Tetapi dalam prakteknya tidak ada dielektrik yang mampu memenuhi semua syarat-syarat diatas.
Sehingga diperlukan kompromi tentang sifat-sifat apa saja yang lebih diutamakan.

2.1 Jenis-Jenis Dielektrik
Dielektik ada tiga jenis, yaitu padat (solid), cair (liquid) dan udara (gas). Setiap bahan
dielektrik memiliki kekuatan dielektrik tertentu, yaitu tekanan elektrik tertinggi yang dapat
ditahannya dimana dielektrik tersebut tidak berubah sifat menjadi konduktif (tembus listrik).
Berikut ini dalam tabel 2.1** akan diberikan beberapa contoh dari bahan-bahan dielektrik :


Tabel 2.1. Beberapa contoh kekuatan dielektrik suatu bahan.

2.2 Rangkaian Ekivalen Dielektrik
Arus yang timbul pada suatu dielektrik ada tiga komponen yaitu arus pengisian, arus
absorpsi dan arus konduksi. Sehingga rangkaian ekivalen suatu dielektrik harus dapat
menampilkan adanya ketiga kompanen arus diatas. Rangkaian ekivalen mendekati gambar
berikut.


Gambar 2.1 rangkaian Ekivalen suatu Dielektrik

Keterangan:
Cg = Kapasitansi geometris Rk = Tahanan dielektrik
Ra = Tahanan absorbsi Ca = Kapasitansi arus absorbs


Gambar 2.2. Rangkaian ekivalen dielektrik

maka komponen arus adalah sebagai berikut:

........................................................................................................................................ (2.1)

.................................................................................................................................. (2.2)


Gambar 2.3. Komponen arus dielektrik



2.3 Karakteristik Dielektrik
Ada enam sifat-sifat listrik dielektrik yang perlu diketahui yaitu:
1. Kekuatan dielektrik
2. Konduktansi
3. Rugi-rugi dielektrik
4. Tahanan isolasi
5. Peluahan parsial (partial discharge)
6. Kekuatan kerak isolasi (tracking strength)
Berikut ini akan dijelaskan secara sederhana maksud dari keenam sifat di atas.

2.4 Kekuatan Dielektrik
Semua bahan dielektrik memiliki tingkat ketahanan yang disebut dengan kekuatan
dielektrik, diartikan sebagai tekanan listrik tertinggi yang dapat ditahan oleh dielektrik tersebut
tanpa merubah sifatnya menjadi konduktif. Apabila suatu dielektrik berubah sifatnya menjadi
konduktif, maka dielekrik tersebut telah tembus listrik (breakdown). Kekuatan dielektrik juga
dapat diartikan sebagai tekanan listrik terendah yang mengakibatkan dielektrik tersebut tembus
listrik. Kekuatan dielektrik ini disebut juga dengan kuat medan kritis. Tegangan tembus
(breakdown voltage) suatu isolator adalah tegangan minimum yang dibutuhkan untuk merusak
dielekrik tersebut. Kekuatan dielektrik dari suatu bahan isolasi dinyatakan dengan tegangan
maksimum yang dapat ditahan oleh suatu medium tanpa merusaknya. Dengan kata lain, kekuatan
dielektrik dinyatakan dengan gradien tegangan yang diperlukan supaya dielektrik itu mengalami
tembus listrik.

2.5 Rugi-rugi Dielektrik
Rugi-rugi dielektrik untuk isolasi tegangan tinggi merupakan salah satu ukuran penting
terhadap kualitas material isolasi. Suatu bahan dielektrik tersusun atas molekul-molekul dan
elektron-elektron di dalamnya terikat kuat dengan inti atomnya. Ketika bahan tersebut belum
dikenai medan listrik, maka susunan molekul dielektrik tersebut masih belum beraturan (tidak
tersusun rapi), seperti ditunjukkan pada Gambar berikut



Gambar 2.4 Dampak medan listrik terhadap molekul dielektrik

Ketika molekul-molekul tersebut dikenai medan listrik, maka muatan inti positif
mengalami gaya yang searah dengan medan listrik dan elektron-elektron dalam molekul tersebut
akan mengalami gaya listrik yang arahnya berlawanan dengan arah medan listrik tadi. Gaya
listrik ini akan mengubah posisi elektron dan proton dari posisi semula, akibatnya molekul-
molekul dielektrik akan terpolarisasi dan berubah arahnya sejajar dengan arah medan listrik,
seperti pada Gambar 2.5.b. Karena mendapat terpaan elektrik yang selalu berubah-ubah arahnya,
maka arah dipol juga berubah-ubah setiap saat (180
0
) terhadap posisi semula, seperti pada
Gambar 2.5.c. Perubahan arah molekul akan menimbulkan gesekan antar molekul. Karena
medan listrik yang berubah setiap saat, maka gesekan antar molekul juga terjadi berulang-ulang.
Gesekan ini akan menimbulkan panas yang disebut dengan rugi-rugi dielektrik.

2.6 Penggunaan Dielektrik
Dielektrik digunakan untuk memisahkan dua permukaan yang memiliki perbedaan
potensial listrik. Dielektrik banyak digunakan sebagai isolasi pemisah dan pembungkus pada
konduktor. Ada empat area yang secara prinsipil harus menggunakan pemisah, yaitu :
1. Antara phasa dengan bumi
2. Antara phasa dengan phasa
3. Antara belitan suatu kumparan
4. Antara kumparan dengan kumparan lainnya

Anda mungkin juga menyukai