Anda di halaman 1dari 17

2.

5 Kriteria Karakteristik Fotovoltaik


Ketika beban terhubung akan timbul arus yang disebut photo-current. Selain itu, arus
dioda Id akan mengalir dengan arah arus berlawanan dengan arus photo-current. Kriteria
karakterisitik p-n junction yang dimiliki sel surya dapat dimodelkan sebagai berikut (Knopf,
1999).

Penerapan hukum Kirchoff dan persamaan eksponensial dioda menghasilkan model
matematis sederhana untuk photovoltaic, yaitu:
I = I
L
- I
0
(exp
(
(
(
(

q
Tc k n
V
. .
-1) (2.1)
I dan V adalah arus keluaran dan tegangan keluaran dari cell. I
L
adalah photo-current
yang dihasilkan dan I
d
adalah nilai saturasi dari dioda. T adalah tempratur, q adalah muatan
elektron (1.602 x 10
-19
C), k adalah tetapan Boltzman (1.38 x 10
-23
J/K) dan n adalah faktor ideal
diode yaitu antara 1 sampai 2.

2.1.1 Rangkaian Ekuivalen dari Model Statik Sel Surya
Sebuah model rangkaian ekuivalen disederhanakan untuk menerapkan dan kompatibel
dengan hasil listrik dari sel yang sebenarnya. Rangkaian umum ekuivalen sel surya dalam model
dioda tunggal dapat dilihat pada Gambar 2.3 (Wenham, 2007). Rangkaian umum ekuivalen ini
setara dengan rangkaian yang terdiri dari sumber photocurrent, dioda, dan resistor. Rangkaian
paralel ini menggambarkan arus yang keluar (kebocoran arus) dan resistor seri menggambarkan
resistensi internal untuk aliran arus. Rangkaian ekuivalen dari fotovoltaik umumnya merupakan
seperti gambar di bawah ini.


Gambar 2.8 Rangkaian Ekuivalen dari Fotovoltaik

Keterangan:
I
L
= Arus fotovoltaik
Id = Arus dioda
Rsh = Hambatan paralel
Rs = Hambatan seri

Prinsip kerja rangkaian sebagai berikut. Diberikan input berupa tegangan yang naik
secara konstan. Kemudian arus awal akan konstan dan mengecil hingga bernilai nol, mencapai
tegangan open circuit.
Gambar 2.9 dan 2.10 memperlihatkan contoh pengaruh intensitas cahaya matahari (G)
yang berbeda-beda terhadap keluaran tegangan (V), arus (I) dan daya (P) pada temperatur (T)
konstan (Rusirawan, 2013). Keluaran yang didapatkan nantinya akan sama dengan kurva
pada gambar dibawah ini. Dapat dilihat bahwa keluaran I-V dari sel surya akan sama dengan
karakteristik dioda umumnya. Perbedaannya adalah ada nilai tegangan rangkaian terbuka Voc
yang akan menghasilkan arus hubungan pendek Isc. Sel surya yang bekerja dalam kondisi gelap
(misal saat cuaca berawan) akan bekerja menyerupai dioda biasa.
















Gambar 2.9 Kurva I-V

Jika diperhatikan kurva I-V pada nilai tegangan tertentu, akan didapatkan daya yang
terbesar. Daya ini biasa disebut dengan Maximum Power. Jika dilihat kurva di atas, maka untuk
besar arus yang berbeda dengan tengangan yang sama, didapatkan nilai daya yang berbeda pula.
Titik untuk tegangan maksimum Vmp dan Imp arus maksimum.
















Gambar 2.10 Kurva P-V

Menurunkan persamaan output arus dari rangkaian pada Gambar kurva I-V. Persamaan
karakteristik ini (Tsai, 2008) merupakan persamaan dari Model Statik Sel Surya.
Persamaannya sebagai berikut:

I = I
L
- I
0
(
(
(
(

|
|
|
|
.
|

\
|
+
1 exp
q
nkTc
IRs V
-
Rsh
IRs V +
(2.2)
Keterangan:
I = Arus yang dihasilkan sel surya (A)
I
L
= Sinar matahari yang dihasilkan (A)
L
0
= Arus tanpa adanya cahaya (A)
V = Tegangan output (V)
K = Konstanta Boltzman (1.381 x 10
-23
J/K)
Q = Muatan elektron (1.602 x 10-19 C)
n = Faktor ideal dioda (antara 1 sampai 2)
Tc = Temperatur sel (K)
R
sh
= Hambatan paralel pada sel ()
R
s
= Hammbatan seri pada sel ()
Ns = Jumlah sel surya yang disusun seri
I
Rsh
= Arus hambatan paralel
Id = Arus dioda
(Karina A, Satwiko S)

(2.3)
Keterangan:
I
Lref
= Hubungan arus singkat pada 26
o
C (kW/m
2
)
Ki = Hubungan arus pendek [A / K]
Ref = Suhu referensi sel [K]
G = Radiasi matahari [kW/m2]
G
Ref
= Radiasi matahari pada kondisi standard [kW/m2]
Tc = Temperatur sel
T
c
,R
ef
= Temperatur sel (25
o
C)



(2.4)

Keterangan:
I
O
,
Ref
= Hubungan arus pendek sel pada suhu dan refrensi radiasi matahari
( ) | |
f C C I Lref
f
L
T T K I
G
G
I
Re ,
Re
+ =
(
(

|
|
.
|

\
|

|
|
.
|

\
|
=
C f Re , C
G
3
f Re , C
C
f Re , O O
T
1
T
1
nk
qE
exp
T
T
I I
E
G
= Energi dari semikonduktor yang digunakan dalam sel [eV].
Vmp = Tegangan dari daya keluaran maksimum
Imp = Arus dari daya keluaran maksimum
Io = Arus balik yang dihasilkan
Voc = Tegangan rangkaian terbuka (tegangan open circuit)

Untuk mencari besar dari hambatan shunt Rsh dan hambatan ke beban Rs. Besar dari
nilai Rs memiliki pengaruh dalam karakteristik hubungan antara arus dan tegangan didekat
kondisi open circuit, dimana Rsh berperan dalam tegangan pada titik daya maksimum MPP
(Maximum Power Point). Nilai Rs dan Rsh akan ditentukan pada kondisi Standard Reference
Condition (SRC) sesuai ACE100 International Standard (Adamo, 2009) dan Tc = 25
0
C = 298 K.
Hambatan seri Rs dan hambatan shunt Rsh dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
Rsho=
|
.
|

\
|
dl
dv
I=Isc
(2.5)

Rs
0
=
|
.
|

\
|
dl
dv
v= Voc
(2.6)

Rsh = Rsho - Rso (2.7)
Rs =
n Vt
Rsho Isc Voc
n Vt
Rs Isc
Rso
.
.
.
.
1 1
Vt.n
Voc
Rso

|
.
|

\
|
+
|
.
|

\
|

(2.8)

D. RANGKAIAN SERI DAN PARALEL
1. Rangkaian Seri
Rangkaian seri terdiri dari dua atau lebih beban listrik yang dihubungkan ke catu daya
lewat satu rangkaian. Rangkaian seri dapat berisi banyak beban listrik dalam satu rangkaian.
Contoh yang baik dari beberapa beban rangkaian dihubung seri adalah lampu pohon Natal. (
kurang lebih 20 lampu dalam rangkaian seri ).
Dua buah elemen berada dalam susunan seri jika mereka hanya memiliki sebuah titik
utama yang tidak terhubung menuju elemen pembawa arus pada suatu jaringan.
Karena semua elemen disusun seri, maka jaringan tersebut disebut rangkaian seri. Dalam
rangkaian seri, arus yang lewat sama besar pada masing-masing elemen yang tersusun seri.








Gambar 11. Rangkaian Seri
Sifat-sifat Rangkaian Seri
a. Arus yang mengalir pada masing beban adalah sama.
b. Tegangan sumber akan dibagi dengan jumlah tahanan seri jika besar tahanan sama. Jumlah
penurunan tegangan dalam rangkaian seri dari masing-masing tahanan seri adalah sama dengan
tegangan total sumber tegangan.
c. Banyak beban listrik yang dihubungkan dalam rangkaian seri, tahanan total rangkaian
menyebabkan naiknya penurunan arus yang mengalir dalam rangkaian. Arus yang mengalir
tergantung pada jumlah besar tahanan beban dalam rangkaian.
d. Jika salah satu beban atau bagian dari rangkaian tidak terhubung atau putus, aliran arus terhenti.
2. Rangkaian Paralel
Rangkaian Paralel merupakan salah satu yang memiliki lebih dari satu bagian garis edar
untuk mengalirkan arus. Dalam kendaraan bermotor, sebagian besar beban listrik dihubungkan
secara parallel. Masing-masing rangkaian dapat dihubung-putuskan tanpa mempengaruhi
rangkaian yang lain.










Gambar 12. Rangkaian Paralel
Sifat-sifat Rangkaian Paralel
a. Tegangan pada masing-masing beban listrik sama dengan tegangan sumber.
b. Masing-masing cabang dalam rangkaian parallel adalah rangkaian individu. Arus masing-
masing cabang adalah tergantung besar tahanan cabang.
c. Sebagaian besar tahanan dirangkai dalam rangkaian parallel, tahanan total rangkaian mengecil,
oleh karena itu arus total lebih besar. (Tahanan total dari rangkaian parallel adalah lebih kecil
dari tahanan yang terkecil dalam rangkaian.)
d. Jika terjadi salah satu cabang tahanan parallel terputus, arus akan terputus hanya pada rangkaian
tahanan tersebut. Rangkaian cabang yang lain tetap bekerja tanpa terganggu oleh rangkaian
cabang yang terputus tersebut.


Persamaan dioda ideal adalah salah satu persamaan yang paling dasar dalam semikonduktor dan
bekerja melalui derivasi menyediakan latar belakang yang solid kepada pemahaman tentang banyak
semikonduktor seperti perangkat fotovoltaik. Tujuan dari bagian ini adalah untuk mengambil konsep-
konsep yang diperkenalkan sebelumnya dalam bab ini dan secara matematis berasal karakteristik arus-
tegangan dilihat eksternal. Pengoperasian aktual sel surya biasanya diperlakukan sebagai suatu
modifikasi ke dalam persamaan dioda ideal dasar yang dijelaskan di sini.
P-N junction dioda merupakan bagian integral untuk semua perangkat elektronik dioperasikan,
menggabungkan semua bentuk transportasi pembawa, generasi dan rekombinasi.
Model ideal dioda adalah salah satu dimensi model. Dioda itu sendiri adalah tiga dimensi tetapi daerah
tipe-n dan tipe-p diasumsikan lembar terbatas sehingga sifat hanya berubah dalam satu dimensi. Salah
satu dimensi model sangat menyederhanakan persamaan.



Grafik-grafik Persamaan Polinomial dan Persamaan
Eksponensial
Nah, pada kesempatan kali ini saya akan mencoba menggambarkan berbagai macam
grafik.. Tujuannya agar kita dapat mengetahui sekaligus mengenali berbagai macam
grafik berdasarkan jenis persamaannya.
Yang pertama kita bahas mengenai persamaan polinomial terlebih dahulu. Persamaan
polinomial disebut juga persamaan pangkat banyak, mulai dari pangkat 1 sampai
pangkat ke-n.. Nah, sekarang mari kita bedakan grafik-grafik mulai dari grafik
untuk persamaan linier (pangkat 1), persamaan kuadrat (pangkat 2), pangkat 3,
pangkat 4, pangkat 5, dan pangkat 6. Pertama kita buat dulu listingnya di MATLAB
seperti berikut ini..



Yang ini saya gunakan batas x=0 sampai x=30. Dan.. inilah perbandingan bentuk
grafiknya untuk masing-masing persamaan polinomial tersebut ^^


Klik di sini untuk memperbesar gambar!
Nah, sekarang kita coba ubah batasnya yaa.. ^^ Batas yang digunakan untuk grafik
di bawah ini adalah x=-20 sampai x=20, dan inilah perbandingan bentuk grafiknya
untuk masing-masing persamaan polinomial tersebut..


Klik di sini untuk memperbesar gambar!
Sudah terlihat kan bagaimana perbedaan dari masing-masing grafik tersebut? Nah,
sekarang coba kita variasikan lagi, sekarang kita buat nilai konstanta dari pangkat
terbesar pada setiap persamaan linier menjadi negatif. Perhatikan dulu listing
berikut ini.. (coba perhatikan bandingkan persamaan yang ini dengan persamaan
sebelumnya)


Yang ini saya gunakan batas x=0 sampai x=30. Dan.. inilah perbandingan bentuk
grafiknya untuk masing-masing persamaan polinomial tersebut ^^



Sama seperti sebelumnya, sekarang kita coba ubah batasnya yaa.. ^^ Batas yang
digunakan untuk grafik di bawah ini adalah x=-20 sampai x=20, dan inilah
perbandingan bentuk grafiknya untuk masing-masing persamaan polinomial
tersebut..



Nah.. Sekarang persamaan polinomial sudah beres, grafiknya juga sudah terlihat
perbedaan-perbedaannya. Selanjutnya kita coba dengan persamaan eksponensial.
Persamaan eksponensialnya juga kita variasikan nilai negatif dan positifnya,
perhatikan persamaan eksponensial yang kita coba pada listing berikut ini..



Berikut ini adalah perbandingan bentuk grafiknya untuk masing-masing persamaan
eksponensial tersebut..



Sudah terlihat kan bagaimana perbedaannya untuk masing-masing persamaan
eksponensial tersebut? Sekarang coba kita variasikan lagi nilai eksponensial antara
nilai bulat dan nilai pecahan, perhatikan persamaan eksponensial dalam listing
berikut ini yaa..



Dan.. berikut ini adalah perbandingan gambar grafik untuk masing-masing persamaan
eksponensial tersebut..

Anda mungkin juga menyukai