1. Isi Perjanjian Renville menyebabkan kabinet Amir Syarifudin jatuh, digantikan oleh M. Hatta yang melaksanakan Renville. Amir Syarifudin berbalik memusuhi pemerintah dengan menyusun kekuatan dalam Front Demokrasi Rakyat ( FDR ) yang menyatukan semua golongan sosialis, menghasut kaum buruh, melaksanakan pemogokan di Delangu 5 Juli 1948 2. Bergabungnya Muso yang baru kembali dari Moskow , menyusun doktrin baru Jalan baru menuduh Hatta bersifat kompromis dengan Belanda. 3. Puncak agitasi PKI 18 September 1948 adalah mengumumkan berdirinya Soviet Republik Indonesia di Madiun. Pejabat pemerintah, perwira, pemimpin partai, alim ulama, rakyat yang dianggap musuh dibunuh dengan kejam. 4. Sikap pemerintah adalah mengadakan oprasi meliter pimpinan Kol Gatot Subroto, Kol Sungkono, 30 September 1948, Madiun dapat direbut kembali, Muso tertembak mati, Amir Syarifudin ditangkap dan dikenakan hukuman mati.
B. GERAKAN DI / TII
1. DI / TII JAWABARAT.
Pimpinan SM Kartosuwiryo, 7 Agustus 1949 mendirikan Negara Islam Indonesia ( NII ). Pemerintah melakukan penumpasan dengan operasi meliter Pagar Betis 4 Juni 1962 SM Kartosuwiryo tertangkap di Gunung Geber. Dihukum mati 16 Agustus 1962. 2. DI / TII JAWA TENGAH. 4 Desember 1951 ,
pimpinan Amir Fatah dengan daerah Brebes, Tegal, Pekalongan, menyatakan bergabung dengan Kartosuwiryo, diangkat sebagai Komandan pertempuran Jawa Tengah berpangakt Mayor Jendral Islam Indonesia. Pemerintah melakukan operasi meliter dengan sandi Gerakan Benteng Negara pimpinan Letkol Sarbini, dan pimpinan terakhir adalah Letkol Ahmad Yani. Operasi meliter dilanjutkan dengan sandi Benteng Raider . 3. DI / TII KALIMANTAN SELATAN 10 Oktober 1950
Pimpinan Ibnu Hajar / Haderi Bin Umar / Angli , eks Letda TNI, melakukan pembrontakan mengaku dibawah Kartosuwiryo. Menyerang pos-pos keamanan di kaltim, Akhir 1959 berhasil dihancurkan, Ibnu hajar di tangkap. 4. DI/TII SULAWESI SELATAN 17 Agustus 1951,
Pimpinan Kahar Muzakar. Memimpin laskar-laskar rakyat Sulawesi Sulsel ( KGSS ), 30 April 1950 mengirim surat kepada pemerintah dengan tuntutan agar semua KGSS masuk dalam APRIS sebagai Brigade Hasanudin. 17 Agustus 1951 bersama anak buahnya melarikan diri ke hutan dan menyatakan bagian dari NII pimpian Kartosuwiryo. Pemerintah melakukan operasi meliter, s.d 3 Februari 1965, Kahar Muzakar tertembak mati. 5. DI / TII ACEH 21 September 1953.
Pimpinan Daud Beureueh khawatir kehilangan kedudukan dan kecewa karena penurunan kedudukan Aceh dari DI menjadi kekeresidenan dibawah Sumatra utara Th. 1950. 21 September 1953, Daud B mengeluarkan maklumat Aceh dibawah NII Kartosuwiryo. Pemerintah melakulan operasi meliter dan pendekatan kepada masyarakat. C. GERAKAN APRA, ANDI AZIS, RMS, PRRI / Permesta.
1. Pemberontakan APRA di Bandung. 23 januari 1950
APRA dibentuk untuk mendukung Negara Pasundan pimpinan Westerling. Menolak pembubaran negera Pasundan dan menuntut agar APRA diakui sebagai tentara Pasundan. 23 januari 1955, APRA melakukan pembunuhan terhadap anggota TNI yang ditemui Pemerintah melakukan operasi meliter, 24 April 1950 dapat dihancurkan. Westerling lolos, Otaknya adalah Sultan Hamid II merencanakan pembunhan terhadap beberapa pejabat pemerintahan terutama yang berhubungan dengan keamanan 2. Pembrontakan Andi Azis, 5 April 1950
Letnan , ajudan wali Negara NIT, 30 maret 1950 dengan 1 kompi diterima menjadi APRIS dan menjadi komandan dengan pangkat Kapten. 5 April 1950 melakukan pembrontakan menuntuk agar APRIS bekas KNIL saja yang bertanggungjawab atas keamanan NIT, menentang masuknya APRIS dari TNI, mempertahankan NIT. Pemerintah mengeluarkan ultimatum agar Andi Azis datang ke Jakarta untuk mempertanggungjawabkan tindakannya. Pengiriman ekspedisi meliter dibawah Mayor Worang , kemudian Alex Kawilarang. Walaupun Andi Azis telah menyerah, pembrontakan berlanjut sampai Agustus 1950. 3. Pembrontakan RMS, 25 Mei 1950.
25 April 1950 Dr. Soumukil memproklamirkan RMS lepas dari RIS dan NIT dengan ibukota Ambon . Pemerintah mengirim Dr. J Leimena untuk membujuk Soumukil, karena gagal, dikirim ekspedisi meliter pimpinan Kolonel Alex Kawilarang . APRIS dapatr merebut Ambon, Letkol Slamet Riyadi gugur. 2 Desember 1963, Dr. Soumukil tertangkap dan diadili dalam mahkamah meliter LB, dikenakan hukuman mati. 4. Pembrontakan PRRI / Permesta. 15 Februari 1958. Sumatra Barat
Pertentangan antara pemerintah pusat dengan daerah karena masalah otonomi dan keuangan yang tidak seimbang , menyebabkan beberapa daerah membentuk dewan-dewan seperti Dewan Banteng, Dewan Gajah , Dewan Manguni. 9 Januari 1958 mendakan pertemuan di Sumatra barat membicarak pemerintahan baru. 10 Februari 1958 Kol Ahmad Husin menyampaikan ultimatum kepada pemerintah pusat : Dalam waktu 5 x 24 jsm Kabinet Djuanda harus menyerahkan mandat kepada presiden atau presiden mencabut mandat kabinet Djuanda. Presiden menugaskan Hatta dan SHB IX untuk membentuk zaken kabinet Presiden mengembalikan kedudukannya sebagai presiden konstitusional. 11 Februari 1958 pemerintah menolak ultimatum tsb dan memecat tokoh yang terlibat , Komando daerah meliter Sumatra tengah dibekukan dan langsung dibawah KASAD. 15 Februari 1958 Achmad Husein dkk, memproklamirkan PRRI dengan Syafrudin Prawiranegara sebagai PM. 17 Feb 1958 Letkol DJ Somba Komando Kodam Sulut-tengah, mendukung dan membentuk Gerakan Perjuangan Semesta atau Permesta. Operasi meliter gabungan semua unsur dengan sandioperasi Merdeka pimpinan Letkol Rukminto Hendraningrat. D. PERISTIWA G.30.S / PKI
Latar belakang. Gagalnya pembrontakan Madiun 1948, bergerak dibawah tanah, th. 1950 ikut dalam kegiatan partai politik. Peranan DN Aidit membangun kembali PKI sehimgga menjadi partai besar. Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin th. 1959 memberi kesempatan lebih luas untuk berkembang yang hanya tersaingi oleh TNI AD. Mampu mempengaruhi semua komponen masyarakat ( seniman, wartawan, guru, mahasiswa, buruh, intelektual bahkan perwira TNI termasuk AD. Kegiatan pengembangan pengaruh. Membentuk biro khusus dibawah Syam Kamaruzaman Menuntut pembentukan angkatan ke 5 ( buruh dan tani yang dipersenjatai ) Melakukan sabotase, aksi sepihak dan terror. Aksi fitnah terhadap TNI AD dengan isu Dewan Jendral Gerakan Gerakan dimulai 30 September 1965 merebut kekuasaan dari pemerintah RI dipimpin oleh Letkol Untung, komandan batalyon 1 Resimen cakrabirawa. Di Jogjakarta, 30 September terjadi penculikan dan pembunuhan terhadap beberapa perwira AD ( Letkol Sugiyono )
1 Oktober 1965, menculik dan membunuh perwira AD yang dianggap penghalang perebutan kekuasaan ( Dewan Jendral ) ,sementara Menko Hankam /kasab AH. Nasution lolos, putrinya Ade Irma Suryani jadi korban. 1 Oktober, Menduduki studio RRI, Telekomunikasi dan pagi hari mengumumkan bahwa G.30S, ditujukan kepada para perwira AD yang akan merebut kekuasaan. 1 Oktober pukul 13.00 menyiarkan Dekrit pembentukan Dewan Revolusi di pusat dan daerah , dan menyatakan kabinet Dwikora demisioner. Dewan Revolusi menjadi sumber kekuasaan dalam Negara RI. 1 Oktober pukul 14.00 diumumkan susunan Dewan Revolusi dengan Letkol Untung sebagai pimpinan , menghapus pangkat jendral, pangkat tertinggi adalah Letkol. Penumpasan Setelah menerima laporan, Pangkostrad Mayjed Suharto mengambil alih pimpinan AD. Bertekad menumpas G.30.S / PKI dengan menggunakan unsur Kostrad yang ada di Jakarta yaitu RPKAD dan batalyon 328/Para Kujang / Siliwangi. Menetralisir dan menyadarkan para kesatuan yang dipengaruhi dan digunakan G.30.S / PKI, merebut kembali RRI dan Telkom. Melalui RRI , Mayjend Suharto menumumkan bahwa : < G.30.S / PKI adalah pembrontakan untuk merebut kekuasaan < enam perwira tinggi AD telah diculik < presiden Soekarno dalam keadaan aman < rakyat diminta tetap tenang dan waspada. 2 Oktober berhasil menguasan Lanud Halim, 3 Oktober, ditemukan sumur tempat mengubur para perwira tinggi AD, 5 Oktober dimakamkan di TMP Kalibata. Reaksi masyarakat Rakyat marah terhadap PKI dengan demonstrasi menuntuk pembubaran PKI dan ormasnya. Dipelopori oleh KAMI dan KAPPI, tergabung dalam Front Pancasila mengajukan tuntutan Tritura Demonstrasi 24 Februari 1966 tewasnya Arief Rahman Hakim.Tindakan Pmerintah
Tuntutan PKI mempertanggungjawabkan gerakannya semakin meningkat, keaman terganggu. Dikeluarkanya Supersemar dari Sukarno kepada Suharto Pembubaran PKI dan pembekuan Ormasnya PKI dengan tap xxv / MPRS / 1966 Orang yang dianggap terlibat ditindak dan banyak yang dibuang ke pulau Buru tanpa pengadilan
Munculnya Gejolak Sosial Di Berbagai Daerah
Belanda datang kembali ke Indonesia melalui misi Sekutu. Belanda Ingin menegakkkan kekuasaannya kembali di Indonesia. Akibatnya, dibeberapa daerah pada awal kemerdekaan terjadi gejolak sosial hingga terjadi pertempuran antara pihak Indonesia dan Jepang serta Belanda. Melihat posisi Jepang yang condong pada Sekutu, para pemuda yang bergabung dalam BKR betekad melucuti senjata dan mengambil alih kekuasaan dari tangan Jepang.
Untuk menghimpun kekuatan maka para pemuda segera membentuk badan-badan perjuangan. Tekad perjuangan kaum muda diasalurkan melaui KomiteVan Aksi. Van Aksi mempelopori pengambilalihan kekuasaan dan pelucutan senjata sehingga terjadi pertempuran-pertempuran sengit antara pemuda Indonesia dan Jepang di berbagai daerah berikut ini :
1. Jakarta Pada tanggal 19 September 1945 di Jakrta berlangsung rapat umum di Lapangan Ikada dalam rangka unjuk rasa semangat kemerdekaan. Rapat tersebut mendapi ancaman dari tentara Jepang. Akibatnya sikap antipati yang ditunjukan Jepang beberapa hari kemudian para pejuang BKR dan pemuda menyerbu gudang senjata Jepang di Cilandak.
2. Bandung Para pemuda dan kaum buruh mengadakan perampasan senjarta baik digudang maupun pabrik senjata di Lapangan Terbang Andir. Disamping itu, para pelajar dan pemuda mantan Peta mberhasil melucuti senjata pasukan panser Jepang.
3. Surabaya Rakyat dipelopori BKR merebut komplek penyimpangan senjata Jepang dan pemancar radio di Embong Malang.
4. Semarang (Pertempuran 5 Hari Di Semarang) Pada tanggal 15-20 Oktober 1945 terjadi pertempuran antara pejuang Indonesia dan Jepang yang dikenal dengan peristiwa Pertempuran Lima Hari di Semarang. Peristiwa ini diawali dengan adanya desas-desus bahwa Jepang telah meracuni cadangan air minum penduduk di Candi. Untuk membuktikan kebenaran desas-desus tersebut. Dr. Karyadi sebagai Kepala Laboratorium Pusat Rumah Sakit Semarang melakukan pemeriksaan. Pada saat sedang memeriksa sumber air tersebut, dr. Karyadi ditembak Jepang. Gugurnya dr,. Karyadi menimbulakn kemarahan penduduk Semarangsehingga terjadi pertempuran. Pertempuran ini banyak menimbulakn korban jiwa di kedua belah pihak. Dipihak semarang sekitar 2.000 orang gugur dan dari pihak Jepang 100 orang tentaranya juga tewas. Untuk mengenang peristiwa di Semarang didirikan Monumen Tugu Muda Semarang itu, untuk mengenang jasa dr. Karyadi, namanya diabadikan menjadi nama sebuah rumah sakit umum di Semarang.
5. Aceh Di Aceh, setelah Proklamasi KemerdekaanIndonesia para pemuda berhasil merebut beberapa kota, diantaranya adalah Bireun. Jepang bermaksud merebut kota itu kemudian kembali mengerahkan pasukan dari Lhokseumawe, tetapi para pemuda berhasil mencegatnya di Krueng Panjoe. Pertempuran itu berlangsung sengit yang mengakibatkan 28 orang Jepang tewas dan senjata mereka dirampas (24 November 1945).
6. Surakarta Markas Kampetai di Surakarta dikepung oleh rakyat. Pertempuran sengit pun terjadi. Seorang pemuda bernama Arifin gugur. Untuk mengenang jasa Arifin di abadikan menjadi nama sebuah Jembatan di Surakarta.