Anda di halaman 1dari 16

MAHKAMAH KONSTITUSI

REPUBLIK INDONESIA
---------
MEMBANGUN BUDAYA SADAR BERKONSTITUSI
UNTUK MEWUJUDKAN NEGARA HUKUM YANG DEMOKRATIS
1
Oleh: Jimly Asshiddiqie
2
Salah satu keberhasilan yang dicapai oleh bangsa Indonesia pada
masa reformasi adalah reformasi konstitusional (constitutional reform!
"eformasi konstitusi dipandang merupakan kebutuhan dan agenda yang
harus dilakukan karena ##$ 1%&' sebelum perubahan dinilai tidak cukup
untuk mengatur dan mengarahkan penyelenggaraan negara sesuai harapan
rakyat( terbentuknya good governance( serta mendukung penegakan
demokrasi dan hak asasi manusia!
)ada Sidang #mum *)" 1%%%( seluruh fraksi di *)" membuat
kesepakatan tentang arah perubahan ##$ 1%&'( yaitu:
+
1! sepakat untuk tidak mengubah )embukaan ##$ 1%&',
2! sepakat untuk mempertahankan bentuk -egara .esatuan "epublik
Indonesia,
+! sepakat untuk mempertahankan sistem presidensiil (dalam pengertian
sekaligus menyempumakan agar betul/betul memenuhi ciri/ciri umum
sistem presidensiil,
&! sepakat untuk memindahkan hal/hal normatif yang ada dalam )en0elasan
##$ 1%&' ke dalam pasal/pasal ##$ 1%&', dan
1
1ahan Orasi Ilmiah )eringatan $ies -atalis ke 22I dan 3isuda 2445 #ni6ersitas $arul #lum (#nisda
7amongan! 2% $esember 2445!
2
.etua *ahkamah .onstitusi "epublik Indonesia!
+
7ima kesepakatan tersebut dilampirkan dalam .etetapan *)" -o! I28*)"81%%% tentang )enugasan
1adan )eker0a *a0elis )ermusya9aratan "akyat "epublik Indonesia untuk *elan0utkan )erubahan
#ndang/#ndang $asar -egara "epublik Indonesia :ahun 1%&'!
1
'! sepakat untuk menempuh cara adendum dalam melakukan amandemen
terhadap ##$ 1%&'!
)erubahan ##$ 1%&' dilakukan secara bertahap dan men0adi salah
satu agenda Sidang *)" dari 1%%% hingga 2442
&
! )erubahan pertama
dilakukan dalam Sidang #mum *)" :ahun 1%%%! Arah perubahan pertama
##$ 1%&' adalah membatasi kekuasaan )residen dan memperkuat
kedudukan $e9an )er9akilan "akyat ($)" sebagai lembaga legislatif!
'
)erubahan kedua dilakukan dalam sidang :ahunan *)" :ahun 2444!
)erubahan kedua menghasilkan rumusan perubahan pasal/pasal yang
meliputi masalah 9ilayah negara dan pembagian pemerintahan daerah(
menyempumakan perubahan pertama dalam hal memperkuat kedudukan
$)"( dan ketentuan/ketentuan terperinci tentang ;A*!
<
)erubahan ketiga ditetapkan pada Sidang :ahunan *)" 2441!
)erubahan tahap ini mengubah dan atau menambah ketentuan/ketentuan
pasal tentang asas/asas landasan bemegara( kelembagaan negara dan
hubungan antarlembaga negara( serta ketentuan/ketentuan tentang )emilihan
#mum!
5
Sedangkan perubahan keempat dilakukan dalam Sidang :ahunan
*)" :ahun 2442! )erubahan .eempat tersebut meliputi ketentuan tentang
kelembagaan negara dan hubungan antarlembaga negara( penghapusan
$e9an )ertimbangan Agung ($)A( pendidikan dan kebudayaan(
perekonomian dan kese0ahteraan sosial( dan aturan peralihan serta aturan
tambahan!
=
>mpat tahap perubahan ##$ 1%&' tersebut meliputi hampir
keseluruhan materi ##$ 1%&'! -askah asli ##$ 1%&' berisi 51 butir
ketentuan( sedangkan perubahan yang dilakukan menghasilkan 1%% butir
ketentuan!
%
Saat ini( dari 1%% butir ketentuan yang ada dalam ##$ 1%&'(
hanya 2' (12? butir ketentuan yang tidak mengalami perubahan! Selebihnya(
&
Sidang :ahunan *)" baru dikenal pada masa reformasi berdasarkan )asal &% dan )asal '4
.etetapan *)" -o! II8*)"81%%% tentang )eraturan :ata :ertib *a0elis )ermusya9aratan "akyat
"epublik Indonesia!
'
$itetapkan pada 1% Oktober 1%%%!
<
$itetapkan pada 1= Agustus 2444!
5
$itetapkan pada % -o6ember 2441!
=
$itetapkan pada 14 Agustus 2442!
%
Jimly Asshiddiqie( Struktur Ketatanegaraan Indonesia Setelah Perubahan Keempat UUD Tahun 194(
*akalah $isampaikan dalam Simposium yang dilakukan oleh 1adan )embinaan ;ukum -asional(
$epartemen .ehakiman dan ;A*( 244+( hal! 1!
2
sebanyak 15& (==? butir ketentuan merupakan materi yang baru atau telah
mengalami perubahan!
$ari sisi kualitatif( perubahan ##$ 1%&' bersifat sangat mendasar
karena mengubah prinsip kedaulatan rakyat yang semula dilaksanakan
sepenuhnya oleh *)" men0adi dilaksanakan menurut #ndang/#ndang $asar!
;al itu menyebabkan semua lembaga negara dalam ##$ 1%&' berkedudukan
sedera0at dan melaksanakan kedaulatan rakyat dalam lingkup 9e9enangnya
masing/masing! )erubahan lain adalah dari kekuasaan )residen yang sangat
besar !concentration of po"er and responsibilit# upon the President$ men0adi
prinsip saling menga9asi dan mengimbangi !checks and balances$! )rinsip/
prinsip tersebut menegaskan cita negara yang hendak dibangun( yaitu negara
hukum yang demokratis!
Setelah berhasil melakukan perubahan konstitusional( tahapan
selan0utnya yang harus dilakukan adalah pelaksanaan ##$ 1%&' yang telah
diubah tersebut! )elaksanaan ##$ 1%&' harus dilakukan mulai dari
konsolidasi norma hukum hingga dalam praktik kehidupan berbangsa dan
bernegara! Sebagai hukum dasar( ##$ 1%&' harus men0adi acuan dasar
sehingga benar/benar hidup dan berkembang dalam penyelenggaraan negara
dan kehidupan 9arga negara !the living constitution$!
B. NEGARA HUKUM YANG DEMOKRATIS
Salah satu prinsip dasar yang mendapatkan penegasan dalam
perubahan ##$ 1%&' adalah prinsip negara hukum( sebagaimana tertuang
dalam )asal 1 Ayat (+ ##$ 1%&'
14
yang menyatakan bah9a @-egara
Indonesia adalah negara hukumA! 1ahkan secara historis negara hukum
(%echtsstaat adalah negara yang diidealkan oleh para pendiri bangsa
sebagaimana dituangkan dalam pen0elasan umum ##$ 1%&' sebelum
perubahan tentang sistem pemerintahan negara yang menyatakan bah9a
-egara Indonesia berdasar atas hukum !rechtsstaat$( tidak berdasarkan kekuasaan
belaka !&achtsstaat$
11
!
Ide negara hukum sesungguhnya telah lama dikembangkan oleh para
filsuf dari Baman Cunani .uno! )lato( dalam bukunya 'the Statesman( dan 'the
14
;asil perubahan ketiga ##$ 1%&'!
11
)en0elasan ##$ 1%&' dalam proses perubahan ##$ 1%&' dihilangkan dengan memasukkan ke
dalam materi batang tubuh!
3
)a"( menyatakan bah9a negara hukum merupakan bentuk paling baik kedua
(the second best guna mencegah kemerosotan kekuasaan! .onsep negara
hukum modern di >ropa .ontinental dikembangkan dengan menggunakan
istilah Jerman yaitu 'rechtsstaat( antara lain oleh Immanuel .ant( )aul
7aband( Julius Stahl( Dichte( dan lain/lain! Sedangkan dalam tradisi Anglo
Amerika konsep negara hukum dikembangkan dengan sebutan 'The %ule of
)a"( yang dipelopori oleh A!E! $icey! Selain itu( konsep negara hukum 0uga
terkait dengan istilah nomokrasi !nomocratie$ yang berarti bah9a penentu
dalam penyelenggaraan kekuasaan negara adalah hukum!
12
)rinsip/prinsip negara hukum senantiasa berkembang sesuai dengan
perkembangan masyarakat! .ema0uan ilmu pengetahuan dan teknologi( serta
semakin kompleksnya kehidupan masyarakat di era global( menuntut
pengembangan prinsip/prinsip negara hukum! $ua isu pokok yang senantiasa
men0adi inspirasi perkembangan prinsip/prinsip negara hukum adalah masalah
pembatasan kekuasaan dan perlindungan ;A*! Saat ini( paling tidak dapat
dikatakan terdapat dua belas prinsip negara hukum( yaitu Supremasi
.onstitusi !supremac# of la"$( )ersamaan dalam ;ukum !e*ualit# before the
la"$( Asas 7egalitas !due process of la"$( )embatasan .ekuasaan !limitation
of po"er$( Organ )emerintahan yang Independen( )eradilan yang 1ebas dan
:idak *emihak (independent and impartial +udiciar#( )eradilan :ata #saha
-egara !administrative court$( )eradilan :ata -egara !constitutional court$(
)erlindungan ;ak Asasi *anusia( 1ersifat $emokratis !democratische,
rehtsstaats$( 1erfungsi sebagai Sarana *e9u0udkan :u0uan 1ernegara
!-elfare %echtsstaat$. serta :ransparansi dan .ontrol Sosial!
1+
$alam suatu negara hukum( mengharuskan adanya pengakuan
normatif dan empirik terhadap prinsip supremasi hukum( yaitu bah9a semua
masalah diselesaikan dengan hukum sebagai pedoman tertinggi! )engakuan
normatif mengenai supremasi hukum ter9u0ud dalam pembentukan norma
hukum secara hirarkis yang berpuncak pada supremasi konstitusi! Sedangkan
secara empiris ter9u0ud dalam perilaku pemerintahan dan masyarakat yang
mendasarkan diri pada aturan hukum!
12
Jimly Asshiddiqie( Konstitusi / Konstitusionalisme Indonesia( >disi "e6isi( (Jakarta: .onstitusi )ress(
244'( hal! 1'2!
1+
Asshiddiqie( 0p 1it!( hal! 1'&/1<2!
4
$engan demikian( segala tindakan pemerintahan harus didasarkan atas
peraturan perundang/undangan yang sah dan tertulis! )eraturan perundang/
undangan tersebut harus ada dan berlaku terlebih dulu atau mendahului
perbuatan yang dilakukan! $engan demikian( setiap perbuatan administratif
harus didasarkan atas aturan atau rules and procedures!
-amun demikian( prinsip supremasi hukum selalu diiringi dengan dianut
dan dipraktikkannya prinsip demokrasi atau kedaulatan rakyat yang men0amin
peran serta masyarakat dalam proses pengambilan keputusan kenegaraan(
sehingga setiap peraturan perundang/undangan yang diterapkan dan
ditegakkan mencerminkan perasaan keadilan masyarakat! ;ukum dan
peraturan perundang/undangan yang berlaku tidak boleh ditetapkan dan
diterapkan secara sepihak oleh dan8atau hanya untuk kepentingan penguasa!
;ukum tidak dimaksudkan untuk hanya men0amin kepentingan beberapa
orang yang berkuasa( melainkan men0amin kepentingan keadilan bagi semua
orang! $engan demikian negara hukum yang dikembangkan bukan absolute
rechtsstaat( melainkan democratische rechtsstaat!
1erdasarkan prinsip negara hukum( sesungguhnya yang memerintah
adalah hukum( bukan manusia! ;ukum dimaknai sebagai kesatuan hirarkis
tatanan norma hukum yang berpuncak pada konstitusi! ;al ini berarti bah9a
dalam sebuah negara hukum menghendaki adanya supremasi konstitusi!
Supremasi konstitusi disamping merupakan konsekuensi dari konsep negara
hukum( sekaligus merupakan pelaksanaan demokrasi karena konstitusi adalah
9u0ud per0an0ian sosial tertinggi!
Oleh karena itu( aturan/aturan dasar konstitusional harus men0adi dasar
dan dilaksanakan melalui peraturan perundang/undangan yang mengatur
penyelenggaraan negara dan kehidupan masyarakat! $engan demikian(
perubahan ##$ 1%&' yang bersifat mendasar tentu sa0a berpengaruh
terhadap sistem dan materi peraturan perundang/undangan yang telah ada!
)erubahan ##$ 1%&' memba9a implikasi terhadap 0enis peraturan
perundangan/undangan serta materi muatannya! Adanya perubahan ##$
1%&' tentu menghendaki adanya perubahan sistem peraturan perundang/
undangan( serta penyesuaian materi muatan berbagai peraturan perundang/
undangan yang telah ada dan berlaku!
5
C. UUD 1945 SEBAGAI KONSTITUSI POLITIK, EKONOMI, DAN SOSIAL
Sebagai 9u0ud per0an0ian sosial tertinggi
1&
( konstitusi memuat cita/cita
yang akan dicapai dengan pembentukan negara dan prinsip/prinsip dasar
pencapaian cita/cita tersebut! ##$ 1%&' sebagai konstitusi bangsa Indonesia
merupakan dokumen hukum dan dokumen politik yang memuat cita/cita(
dasar/dasar( dan prinsip/prinsip penyelenggaraan kehidupan nasional!
1'
)asal
II Aturan :ambahan ##$ 1%&' menyatakan bah9a #ndang/#ndang $asar
-egara "epublik Indonesia :ahun 1%&' terdiri atas )embukaan dan pasal/
pasal
1<
! )embukaan dan pasal/pasal adalah satu kesatuan norma/norma
konstitusi yang supreme dalam tata hukum nasional (national legal order!
Fita/cita pembentukan negara kita kenal dengan istilah tu0uan nasional
yang tertuang dalam alenia keempat )embukaan ##$ 1%&'( yaitu (a
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
(b mema0ukan kese0ahteraan umum, (c mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan (d ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan(
perdamaian abadi( dan keadilan sosial! Fita/cita tersebut akan dilaksanakan
dalam suatu susunan -egara "epublik Indonesia yang berdiri di atas lima
dasar yaitu )ancasila sebagaimana 0uga dicantumkan dalam alenia keempat
)embukaan ##$ 1%&'!
#ntuk mencapai cita/cita tersebut dan melaksanakan penyelenggaraan
negara berdasarkan )ancasila( ##$ 1%&' telah memberikan kerangka
susunan kehidupan berbangsa dan bernegara! -orma/norma dalam ##$
1%&' tidak hanya mengatur kehidupan politik tetapi 0uga kehidupan ekonomi
dan sosial! ;al ini karena para pendiri bangsa menghendaki bah9a rakyat
Indonesia berdaulat secara penuh( bukan hanya kedaulatan politik! *aka ##$
1%&' merupakan konstitusi politik( konstitusi ekonomi( dan konstitusi sosial
yang harus men0adi acuan dan landasan secara politik( ekonomi( dan sosial(
baik oleh negara (state( masyarakat (civil societ#( ataupun pasar (market!
1&
Otoritas konstitusi berasal dari kekuasaan konstituen( yaitu otoritas yang berada di luar dan atas
sistem yang dibentuk! $alam negara demokratis( pemegang kekuasaan konstituen adalah rakyat! 1rian
:hompson( Te2tbook on 1onstitutional )a" / 3dministrative )a"( :hird >dition( (7ondon: 1lackstone
)ress 7imited( 1%%5( hal! '!
1'
>ric 1arendt( 3n Introduction to 1onstitutional )a"( (-e9 Cork: OGford #ni6ersity )ress( 1%%=( hal! 2/
5!
1<
;asil perubahan keempat ##$ 1%&'! Sebelum dilakukan perubahan( diterima oleh umum bah9a ##$
1%&' terdiri dari pembukaan( batang tubuh( dan pen0elasan!
6
Sebagai konstitusi politik( ##$ 1%&' mengatur masalah susunan
kenegaraan( hubungan antara lembaga/lembaga negara( dan hubungannya
dengan 9arga negara! ;al ini misalnya diatur dalam 1ab I tentang 1entuk
.edaulatan( 1ab II tentang *a0elis )ermusya9aratan "akyat( 1ab III tentang
.ekuasaan )emerintahan -egara( 1ab E tentang .ementerian -egara( 1ab
EI tentang )emerintah $aerah( 1ab EII tentang $e9an )er9akilan "akyat(
1ab EIIA tentang $e9an )er9akilan $aerah( 1ab EII1 tentang )emilu( 1ab
EIII tentang ;al .euangan( 1ab EIIIA tentang 1adan )emeriksa .euangan(
1ab I2 tentang .ekuasaan .ehakiman( 1ab I2 tentang 3ilayah -egara( 1ab
2 tentang 3arga -egara $an )enduduk khususnya )asal 2<( 1ab 2A tentang
;ak Asasi *anusia khususnya )asal 2=I ayat ('( 1ab 2II tentang )ertahanan
$an .eamanan -egara( 1ab 2E tentang 1endera( 1ahasa( $an 7ambang
-egara( Serta 7agu .ebangsaan( 1ab 2EI tentang )erubahan #ndang/
#ndang $asar( Aturan )eralihan( dan Aturan :ambahan!
Sebagai konstitusi ekonomi( ##$ 1%&' 0uga mengatur bagaimana
sistem perekonomian nasional seharusnya disusun dan dikembangkan!
.etentuan utama ##$ 1%&' tentang sistem perekonomian nasional dimuat
dalam 1ab 2IE )asal ++! .etentuan tentang sistem perekonomian nasional
memang hanya dalam satu pasal yang terdiri dari lima ayat! -amun ketentuan
ini harus dielaborasi secara konsisten dengan cita/cita dan dasar negara
berdasarkan konsep/konsep dasar yang dikehendaki oleh pendiri bangsa!
Selain itu( sistem perekonomian nasional 0uga harus dikembangkan terkait
dengan hak/hak asasi manusia yang 0uga mencakup hak/hak ekonomi( serta
dengan ketentuan kese0ahteraan rakyat!
Sebagai konstitusi sosial( ##$ 1%&' mengatur tata kehidupan
bermasyarakat terutama dalam 1ab 2 tentang 3arga -egara $an )enduduk
khususnya )asal 25 dan )asal 2=( 1ab 2A tentang ;ak Asasi *anusia( 1ab
2III tentang )endidikan $an .ebudayaan( dan 1ab 2IE tentang )erekonomian
-asional $an .ese0ahteraan "akyat khususnya )asal +&!
.etentuan/ketentuan tersebut selalu harus dielaborasi secara konsisten
guna mencapai tu0uan nasional serta untuk dapat mengantisipasi dan
memberikan solusi terhadap permasalahan perkembangan 0aman sesuai
dengan prinsip negara hukum yang demokratis! $emokrasi yang
7
dikembangkan adalah demokrasi politik( demokrasi ekonomi( dan demokrasi
sosial!
D. KONSTITUSI DAN SISTEM HUKUM NASIONAL
-egara hukum (%echtsstaat atau The %ule of )a" adalah konsep
negara yang diidealkan oleh para pendiri bangsa yang membahas dan
merumuskan ##$ 1%&'( sebagaimana kemudian dituangkan dalam
pen0elasan ##$ 1%&' sebelum perubahan! )enegasan sebagai negara
hukum dikuatkan dalam ##$ 1%&' setelah perubahan pada )asal 1 ayat (+
yang berbunyi H-egara Indonesia adalah -egara ;ukumI!
15
Sebagai sebuah negara hukum( maka hukum harus dipahami dan
dikembangkan sebagai satu kesatuan sistem! Sebagai sebuah sistem( hukum
terdiri dari elemen/elemen (1 kelembagaan (institutional( (2 kaedah aturan
(instrumental( (+ perilaku para subyek hukum yang menyandang hak dan
ke9a0iban yang ditentukan oleh norma aturan itu (elemen subyektif dan
kultural! .etiga elemen sistem hukum tersebut mencakup (a kegiatan
pembuatan hukum (la" making( (b kegiatan pelaksanaan hukum atau
penerapan hukum (la" administrating( dan (c kegiatan peradilan atas
pelanggaran hukum (la" ad+udicating atau yang biasa disebut dengan
penegakkan hukum dalam arti sempit (la" enforcement!
Selain kegiatan/kegiatan tersebut di atas( terdapat beberapa kegiatan
lain yang sering dilupakan( yaitu (d pemasyarakatan dan pendidikan hukum
(la" sociali4ation and la" education secara luas dan 0uga meliputi (e
pengelolaan informasi hukum (la" information management! .edua kegiatan
tersebut merupakan kegiatan penun0ang yang semakin penting kontribusinya
dalam sistem hukum nasional!
.elima kegiatan dalam sistem hukum tersebut biasanya dibagi ke
dalam tiga 9ilayah fungsi kekuasaan negara( yaitu (i fungsi legislasi dan
regulasi( (ii fungsi eksekutif dan administratif( serta (iii fungsi 0udikatif atau
0udisial!
1=
Organ legislatif adalah lembaga parlemen( organ eksekutif adalah
birokrasi pemerintahan( sedangkan organ 0udikatif adalah birokrasi aparatur
penegakan hukum yang mencakup kepolisian( ke0aksaan( dan pengadilan!
15
)asal 1 ayat (+ ini merupakan hasil )erubahan .eempat ##$ 1%&'!
1=
*ontesquieu( The Spirit of the la"s( :ranslated by :homas -ugent( (7ondon: J! 1ell K Sons( 7td(
1%1&( )art 2I( Fhapter <5!
8
Semua organ harus dihubungkan dengan hirarkinya masing/masing mulai dari
yang tertinggi hingga terendah( yaitu terkait dengan aparatur tingkat pusat(
tingkat pro6insi( dan tingkat kabupaten8kota!
.eseluruhan elemen( komponen( hirarki dan aspek/aspek yang bersifat
sistemik dan saling berkaitan satu sama lain itulah tercakup pengertian sistem
hukum yang harus dikembangkan dalam kerangka -egara ;ukum Indonesia
berdasarkan ##$ 1%&'! Jika dinamika yang berkenaan dengan keseluruhan
aspek( elemen( hirarki dan komponen tersebut tidak beker0a secara seimbang
dan sinergis( maka hukum sebagai satu kesatuan sistem tidak dapat
diharapkan ter9u0ud sebagaimana mestinya!
Saat ini masih terdapat kecenderungan memahami hukum dan
pembangunan hukum secara parsial pada elemen tertentu dan bersifat
sektoral! *aka saya sering mengemukakan pentingnya menyusun dan
merumuskan konsepsi -egara ;ukum Indonesia sebagai satu kesatuan
sistem! Semua lembaga atau institusi hukum yang ada hendaklah dilihat
sebagai bagian dari keseluruhan sistem hukum yang perlu dikembangkan
dalam kerangka -egara ;ukum tersebut! #ntuk itu( bangsa Indonesia perlu
menyusun suatu blue print sebagai desain makro tentang -egara ;ukum dan
Sistem ;ukum -asional yang hendak kita bangun dan tegakkan!
Salah satu elemen dalam sistem hukum nasional adalah kaedah
aturan! .aedah/kaedah peraturan tersebut berupa peraturan perundang/
undangan yang hanya dapat dikatakan sebagai suatu tata hukum dalam
sebuah sistem hukum nasional 0ika 6aliditasnya dapat dilacak baik secara
langsung maupun tidak langsung kepada kepada konstitusi!
1%
:ata hukum( sebagai personifikasi negara( merupakan suatu hirarki
peraturan perundang/undangan yang memiliki le6el berbeda! .esatuan
peraturan perundang/undangan ini disusun oleh fakta bah9a pembuatan
peraturan perundang/undangan yang lebih rendah ditentukan oleh peraturan
perundang/undangan lain yang lebih tinggi!
24
)eraturan perundang/undangan
1%
;ans .elsen( 5eneral Theor# of )a" and State. translated by: Anders 3edberg( (-e9 Cork, "ussell K
"ussell( 1%<1( hal! 11' dan 12+/12&!
24
Ibid!( hal 12&! 1eberapa penulis menyatakan bah9a teori hirarki norma ini dipengaruhi oleh teori Adolf
*erkl( atau paling tidak *erkl telah menulis teori terlebih dahulu dibanding ;ans .elsen( yang disebu
JeliL dengan 'stair"ell structure of legal order(! :eori *erkl ini adalah tentang tahapan hukum !die )ehre
vom Stufenbau der %echtsordnung$ yaitu bah9a hukum adalah suatu sistem tata aturan hirarkis( suatu
sistem norma yang mengkondisikan dan dikondisikan dan tindakan hukum! -orma yang mengkondisikan
berisi kondisi untuk pembuatan norma lain atau tindakan! )embuatan hirarkis ini termanifestasi dalam
bentuk regresi dari sistem tata hukum yang lebih tinggi ke sistem tata hukum yang lebih rendah! )roses
9
di Indonesia sebagai suatu tata hukum nasional 0uga disusun secara hierarkis!
;ubungan hierarkis tersebut ter0alin secara utuh dan berpuncak pada
konstitusi yang dalam negara hukum dikenal sebagai prinsip supremasi
konstitusi!
E. IMPLIKASI PERUBAHAN UUD 1945 TERHADAP PEMBANGUNAN
SISTEM HUKUM NASIONAL
Sebagai konsekuensi dari supremasi konstitusi dan hierarki perundang/
undangan dalam suatu sistem hukum( maka perubahan konstitusi
mengharuskan adanya perubahan terhadap perundang/undangan dalam
sistem hukum tersebut( serta pelaksanaannya oleh pihak yang ber9enang!
21
$emikian pula halnya dengan perubahan ##$ 1%&' yang cukup mendasar
dan meliputi hampir keseluruhan ketentuan yang terdapat di dalamnya( harus
diikuti dengan perubahan perundang/undangan yang berada di ba9ahnya dan
pelaksanaannya oleh organ yang ber9enang! .etentuan/ketentuan
perundang/undangan yang telah ada yang bersumber pada ketentuan tertentu
dalam ##$ 1%&' sebelum perubahan harus dilihat kembali kesesuaiannya
dengan ketentuan hasil perubahan ##$ 1%&'!
Segera setelah agenda constitutional reform (pembaruan konstitusi
berhasil dilakukan( kita perlu melan0utkan dengan agenda legal reform
(pembentukan dan pembaruan hukum! Jika kita mencermati ketentuan/
ketentuan dalam ##$ 1%&' setelah empat kali dirubah( terdapat 22 butir
ketentuan yang menyatakan Hdiatur dengan undang/undangI atau Hdiatur lebih
lan0ut dengan undang/undangI( 11 butir ketentuan yang menyatakan Hdiatur
dalam undang/undangI atau Hdiatur lebih lan0ut dalam undang/undangI( dan <
butir ketentuan menyatakan Hditetapkan dengan undang/undang! .etentuan/
ketentuan tersebut 0elas mengamanatkan perlunya dilakukan pembaruan
hukum sebagai bentuk pelaksanaan ##$ 1%&'!
ini selalu merupakan proses konkretisasi dan indi6idualisasi! 7ihat Moran JeliL( A -ote On Adolf *erklAs
:heory Of Administrati6e 7a9( 6ournal 7acta Universitatis. Series8 )a" and Politics9 Eol! 1 -o! 2( 1%%=(
hal! 1&%! 1andingkan dengan Ian Ste9art( :he Fritical 7egal Science of ;ans .elsen( 6ournal of )a"
and Societ#. 1: !;$. 1%%4( hal! 2=+!
21
;ukum dapat dikategorikan men0adi empat kelompok pengertian hukum dilihat dari 9ilayah pembuatan
dan pembentukan hukum( yaitu ;ukum -egara (The State<s )a"( ;ukum Adat (The People<s )a"(
$oktrin (The Professor<s )a"( dan hukum praktek (The Professional<s )a"! 7ihat Jimly Asshiddiqie(
=ukum Tata >egara dan Pilar,Pilar Demokrasi( (Jakarta, .onstitusi )ress( 244'( hal! &!
10
1idang/bidang hukum yang memerlukan pembentukan dan pembaruan
tersebut dapat dikelompokkan menurut bidang/bidang yang dibutuhkan(
misalnya:
1! 1idang politik dan pemerintahan!
2! 1idang ekonomi dan dunia usaha!
+! 1idang kese0ahteraan sosial dan budaya!
&! 1idang penataan sistem dan aparatur hukum!
Sebagai suatu kesatuan sistem hukum( upaya perubahan perundang/
undangan untuk menyesuaikan dengan perubahan ##$ 1%&' adalah bagian
yang tidak terpisahkan dari pembangunan hukum nasional secara
keseluruhan! .arena itu( perubahan berbagai perundang/undangan sebaiknya
dilakukan secara terencana dan partisipatif dalam program legislasi nasional
sekaligus bentuk legislatif revie"! )rogram legislasi nasional harus disusun
pertama dan utamanya adalah untuk melaksanakan ketentuan dalam ##$
1%&'! 1erdasarkan ketentuan ##$ 1%&' dapat dielaborasi perundang/
undangan yang harus dibuat dalam program legislasi nasional baik di bidang
politik( ekonomi( maupun sosial!
$isamping itu masyarakat 0uga dapat menga0ukan permohonan
constitutional revie" kepada *ahkamah .onstitusi terhadap #ndang/#ndang
yang dianggap merugikan hak konstitusionalnya dalam ##$ 1%&' yang telah
diubah!
22
*asyarakat 0uga dapat menga0ukan +udicial revie" kepada
*ahkamah Agung terhadap peraturan perundang/undangan di ba9ah
#ndang/#ndang yang dianggap bertentangan dengan #ndang/#ndang!
)utusan pengu0ian #ndang/#ndang terhadap ##$ 1%&' yang telah
dibuat oleh *ahkamah .onstitusi terhadap berbagai permohonan pengu0ian
yang dia0ukan 0uga harus diperhatikan dalam upaya pembangunan hukum
nasional khususnya perubahan perundang/undangan!
2+
$alam putusan/
putusan tersebut memuat pengertian/pengertian dan konsep/konsep terkait
22
1erdasarkan )asal '4 #ndang/#ndang -omor 2& :ahun 244+ tentang *ahkamah .onstitusi(
ke9enangan constitutional re6ie9 *ahkamah .onstitusi dibatasi hanya untuk #ndang/#ndang yang
ditetapkan sesudah perubahan pertama ##$ 1%&'! -amun dalam putusan perkara -o! 4&8)##/I8244+
)asal '4 #ndang/#ndang :ahun 244+ dikesampingkan oleh *ahkamah .onstitusi karena mereduksi
ke9enangan *ahkamah .onstitusi berdasarkan ##$ 1%&'!
2+
)roses +udicial revie" secara luas yang meliputi 0uga constitutional revie" telah men0adi sarana
menegakkan supremasi konstitusi di negara/negara demokrasi modern! O! ;ood )hillips and )aul
Jackson( 1onstitutional 3nd 3dministrative )a"( >ighth >dition( (7ondon: S9eet K *aG9ell( 2441( hal!
5/=!
11
dengan pengertian dan pemahaman suatu ketentuan dalam konstitusi! ;ingga
saat ini telah terdapat berbagai putusan *ahkamah .onstitusi baik di bidang
politik
2&
( ekonomi
2'
( dan sosial
2<
terkait dengan ketentuan dalam ##$ 1%&'!
1)erubahan ##$ 1%&' dan perubahan perundang/undangan di
ba9ahnya 0uga harus diikuti dengan perubahan kelembagaan sesuai
paradigma dan ketentuan yang baru( serta perubahan kesadaran dan budaya
pelaksana hukum dan perundang/undangan! ;al ini men0adi sangat penting
karena perundang/undangan yang lama telah membentuk kultur lembaga(
kultur hukum dan birokrasi yang tidak mudah dihilangkan dan diganti! .arena
itu perlu penyegaran dan penumbuhan kembali kesadaran berkonstitusi dan
budaya hukum berdasarkan hasil perubahan ##$ 1%&'!
:elah ada beberapa forum yang dibuat untuk dapat merumuskan
program pembangunan hukum nasional seperti Seminar ;ukum -asional(
7a9 Summit( dan forum seminar lainnya! Semakin banyak dilakukan forum
yang mengka0i pembangunan hukum nasional( tentu semakin banyak
permasalahan yang terungkap dan perencanaan yang dibuat! -amun hasil
dari berbagai forum tersebut tentu harus disinkronisasikan dan dipadukan
sebagai suatu blue print pembangunan hukum nasional yang men0adi
pedoman dan benar/benar dilaksanakan oleh semua pihak!
F. Bu!"! S!!# B$#%&'()*)u(*
.ita tentunya menghendaki agar ##$ 1%&' merupakan konstitusi yang
benar/benar dilaksanakan dalam praktik kehidupan berbangsa dan bernegara
demi tercapainya cita/cita bersama! .ontitusi mengikat segenap lembaga
2&
*isalnya )utusan *ahkamah .onstitusi )erkara -omor 411/4158)##/I8244+ yang mengembalikan
hak politik pasif dan aktif eks anggota ).I dan organisasi terlarang lainnya dengan menyatakan bah9a
)asal <4 huruf g #ndang/undang -omor 12 :ahun 244+ tentang )emilihan #mum Anggota $e9an
)er9akilan "akyat( $e9an )er9akilan $aerah( $an $e9an )er9akilan "akyat $aerah (7embaran
-egara :ahun 244+ -omor +5( :ambahan 7embaran -egara -omor &255 bertentangan dengan ##$
1%&' dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat!
2'
*isalnya )utusan *ahkamah .onstitusi -o! )erkara 4428)##/I8244+ dalam perkara permohonan
konstitusionalitas #ndang/#ndang -o! 22 :ahun 2441 tentang *inyak dan Jas 1umi( dan )utusan
*ahkamah .onstitusi -o! )erkara 441/421/4228)##/I8244+ yang menyatakan #ndang/#ndang -o! 24
:ahun 2442 secara keseluruhan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat karena )asal/)asal yang
diu0i dan dinyatakan bertentangan dengan ##$ 1%&'( yaitu )asal 1<( )asal 15 ayat (+( dan )asal <=
merupakan 0antung dari #ndang/#ndang -o! 24 :ahun 2442!
2<
*isalnya )utusan -o! )erkara 4118)##/III8244' dalam perkara permohonan pengu0ian #ndang/
#ndang -o! 24 :ahun 244+ tentang Sistem )endidikan -asional!
12
negara dan seluruh 9arga negara! Oleh karena itu( yang men0adi pelaksana
konstitusi adalah semua lembaga negara dan segenap 9arga negara sesuai
dengan hak dan ke9a0iban masing/masing sebagaimana diatur dalam ##$
1%&'! $alam perspektif hukum( kata HpelaksanaanI (implementation terdiri
dari dua konsep fungsional( yaitu, pertama( identif#ing constitutional norms
and specif#ing their meaning, dan kedua( crafting doctrine or developing
standards of revie"!
25
Agar setiap lembaga dan segenap 9arga negara dapat melaksanakan
kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan ##$ 1%&'( diperlukan
adanya budaya sadar berkonstitusi! #ntuk menumbuhkan budaya sadar
berkonstitusi diperlukan pemahaman terhadap nilai/nilai dan norma/norma
dasar yang men0adi materi muatan konstitusi! )emahaman tersebut men0adi
dasar bagi masyarakat untuk dapat selalu men0adikan konstitusi sebagai
ru0ukan dalam kehidupan bermasyarakat( berbangsa( dan bernegara!
Jika masyarakat telah memahami norma/norma dasar dalam konstitusi
dan menerapkannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara( maka pasti
mengetahui dan dapat mempertahankan hak/hak konstitusionalnya yang
di0amin dalam ##$ 1%&'! Selain itu( masyarakat dapat berpartisipasi secara
penuh terhadap pelaksanaan ##$ 1%&' baik melalui pelaksanaan hak dan
ke9a0ibannya sebagai 9arga negara( berpartisipasi dalam penyelenggaraan
negara dan pemerintahan( serta dapat pula melakukan kontrol terhadap
penyelenggaraan negara dan 0alannya pemerintahan! .ondisi tersebut dengan
sendirinya akan mencegah ter0adinya penyimpangan ataupun
penyalahgunaan konstitusi!
Salah satu bentuk nyata pentingnya budaya sadar berkonstitusi bagi
pelaksanaan konstitusi adalah terkait dengan ke9enangan *ahkamah
.onstitusi mengu0i undang/undang terhadap #ndang/#ndang $asar!
)engu0ian tersebut dilakukan untuk menentukan apakah suatu ketentuan
dalam suatu undang/undang( bertentangan atau tidak dengan ##$ 1%&'!
-amun *ahkamah .onstitusi dalam hal ini tidak dapat bertindak secara aktif!
*ahkamah .onstitusi hanya dapat men0alankan 9e9enang tersebut 0ika ada
permohonan pengu0ian suatu undang/undang yang dia0ukan oleh masyarakat!
25
Richard H. Fallon, Jr., Implementing the Constitution, (Cambridg, !a""ach#"$$", and
%ondon& Har'ard (ni'r"i$) *r"", 2001+, hal. 37 , 38.
13
$alam penga0uan permohonan inilah diperlukan adanya budaya sadar
berkonstitusi berupa kesadaran akan hak konstitusionalnya sebagai 9arga
negara baik sebagai perorangan maupun kelompok bah9a hak/hak
konstitusional telah dilanggar oleh suatu ketentuan undang/undang! $i sisi
lain( 0uga diperlukan adanya kesadaran untuk mendapatkan perlindungan atas
hak konstitusional yang dilanggar dengan cara menga0ukan permohonan
pengu0ian konstitusional atas ketentuan undang/undang yang merugikannya!
Jika tidak ada budaya sadar berkonstitusi( masyarakat tidak akan mengetahui
apakah haknya terlanggar atau tidak dan tidak melakukan upaya
konstitusional untuk mendapatkan perlindungan! Akibatnya( ##$ 1%&' akan
banyak dilanggar oleh ketentuan undang/undang sehingga pada akhirnya
konstitusi hanya akan men0adi dokumen di atas kertas tanpa dilaksanakan
dalam praktik!
Oleh karena itulah harus ada upaya secara terus/menerus untuk
membangun budaya sadar berkonstitusi! 1udaya sadar berkonstitusi tercipta
tidak hanya sekedar mengetahui norma dasar dalam konstitusi! 7ebih dari itu(
0uga dibutuhkan pengalaman nyata untuk melihat dan menerapkan konstitusi
dalam praktik kehidupan bermasyarakat( berbangsa dan bernegara! Oleh
karena itu( menumbuhkan budaya sadar berkonstitusi adalah suatu proses
pan0ang dan berkelan0utan!
Salah satu masalah yang dihadapi dalam upaya mendekatkan ##$
1%&' sebagai konstitusi kita kepada masyarakat umum serta menumbuhkan
the living contitution adalah karena pembahasan masalah konstitusi dan
materi muatan yang terkandung didalamnya selalu menggunakan kerangka
pikir( ru0ukan teori( dan ru0ukan praktik yang berasal dari luar negeri! 1ahkan
saat ini kita belum memiliki pakar ;ukum :ata -egara ataupun politik yang
menguasai ;ukum :ata -egara Adat!
#ntuk itu( diperlukan upaya domestikasi ##$ 1%&'( yaitu men0adikan
##$ 1%&' dan pengka0iannya dilakukan dengan meru0uk pada pengalaman
bangsa Indonesia dan problem nyata yang dihadapi oleh masyarakat!
)engka0ian se0arah ketatanegaraan bangsa Indonesia selama ini masih
terbatas mulai pen0a0ahan 1elanda! )adahal( sebelumnya terdapat kera0aan/
kera0aan di 9ilayah nusantara yang memiliki sistem dan struktur
ketatanegaraan tersendiri yang dapat dibandingkan dengan sistem
14
ketatanegaraan modern! Sebagai contoh( pembagian fungsi kekuasaan antara
legislatif( eksekutif( dan yudikatif sudah terbentuk 9alaupun kekuasaan "a0a
cukup dominan karena men0adi ketua dari semua lembaga yang men0alankan
fungsi/fungsi kekuasaan tersebut! 1ahkan prinsip demokrasi 0uga mulai terlihat
karena pengambilan keputusan diambil secara musya9arah oleh 9akil/9akil
masyarakat( meskipun keputusan terakhir tetap ada pada pimpinan tertinggi!
.enyataan/kenyataan se0arah tersebut dapat di0umpai di kera0aan dan satuan
pemerintahan lain di berbagai 9ilayah nusantara!
$engan elaborasi pengalaman bangsa Indonesia sendiri dan dikaitkan
dengan perkembangan yang ter0adi dalam ##$ 1%&'( maka masyarakat akan
merasakan bah9a sistem dan pemikiran yang men0adi materi muatan ##$ 1%&'
bukan lagi sebagai hal yang asing( tetapi tumbuh dan berkembang seiring dengan
pertumbuhan dan perkembangan masyarakat Indonesia! Jika hal ini diiringi
dengan upaya mendekatkan ##$ 1%&' dengan masyarakat( misalnya melalui
penulisannya dalam bahasa dan huruf daerah( masyarakat dapat men0adikan ##$
1%&' benar/benar sebagai landasan kehidupan bermasyarakat( berbangsa dan
bernegara! *asyarakat akan dapat mensikapi masalah yang dihadapi berdasarkan
norma/norma konstitusional! ;al ini men0adi a9al dari berkembangnya kehidupan
dan pemikiran konstitusional sesuai dengan kondisi dan perkembangan
masyarakat (the living constitution!
15
DAFTAR PUSTAKA
Alrasid( ;arun! >askah UUD 194 Sesudah ?mpat Kali Diubah 0leh &P%!
"e6isi Fetakan )ertama! Jakarta: )enerbit #ni6ersitas Indonesia( 244+!
Asshiddiqie( Jimly! 5agasan Kedaulatan %ak#at Dalam Konstitusi Dan
Pelaksanaann#a Di Indonesia9 Jakarta: ): Ichtiar 1aru 6an ;oe6e( 1%%&!
///////////////////////////! Struktur Ketatanegaraan Indonesia Setelah Perubahan
Keempat UUD Tahun 1949 *akalah $isampaikan dalam Simposium
yang dilakukan oleh 1adan )embinaan ;ukum -asional( $epartemen
.ehakiman dan ;A*( 244+!
///////////////////////////! Konstitusi / Konstitusionalisme Indonesia9 >disi "e6isi!
Jakarta: .onstitusi )ress( 244'!
///////////////////////////! =ukum Tata >egara dan Pilar,Pilar Demokrasi9 Jakarta,
.onstitusi )ress( 244'!
1arendt( >ric! 3n Introduction to 1onstitutional )a"9 -e9 Cork: OGford
#ni6ersity )ress( 1%%=!
Fallon, Richard H. Jr.. Implementing the Constitution. Cambridg,
!a""ach#"$$", and %ondon- Har'ard (ni'r"i$) *r"", 2001.
Dield( J! 7o9ell! 5overnment In &odern Societ#9 -e9 Cork N :oronto N 7ondon:
*cJra9/;ill 1ook Fompany( Inc!( 1%'1!
JeliL( Moran! A -ote On Adolf *erklAs :heory Of Administrati6e 7a9! 6ournal
7acta Universitatis. )a" and Politics9 Eol! 1 -o! 2( 1%%=!
.elsen( ;ans! 5eneral Theor# of )a" and State9 translated by: Anders
3edberg! -e9 Cork, "ussell K "ussell( 1%<1!
*ahfud *$!( *oh! Dasar Dan Struktur Ketatanegaraan Indonesia9 >disi
"e6isi! Jakarta: "ineka Fipta( 2441!
*ontesquieu! The Spirit of the la"s9 :ranslated by :homas -ugent! 7ondon:
J! 1ell K Sons( 7td( 1%1&!
)hillips( O! ;ood and )aul Jackson! 1onstitutional 3nd 3dministrative )a"!
>ighth >dition! 7ondon: S9eet K *aG9ell( 2441!
Siman0untak( *arsillam! )andangan >egara Integralistik8 Sumber. Unsur. dan
%i"a#atn#a dalam Persiapan UUD 1949 Jakarta: )ustaka Jrafiti( 1%%+!
Ste9art( Ian! :he Fritical 7egal Science of ;ans .elsen! 6ournal of )a" and
Societ#. 1: !;$. 1%%4!
:hompson( 1rian! Te2tbook on 1onstitutional )a" / 3dministrative )a"9 :hird
>dition! 7ondon: 1lackstone )ress 7imited( 1%%5!
:im -asional "eformasi *enu0u *asyarakat *adani( Pokok,pokok Usulan
3mandemen Undang,Undang Dasar 194 dan Pemilihan Presiden Secara
)angsung( dipresentasikan di hadapan )impinan dan Anggota $e9an
)ertimbangan Agung "I pada tanggal 1' Juni 1%%% di Jakarta!
Camin( *uhammad! >askah Persiapan Undang,Undang Dasar 1949 Jilid
)ertama! Jakarta: Cayasan )rapanca( 1%'%!
16

Anda mungkin juga menyukai