Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besar nya kepada Dosen pembimbing yang telah
membimbing tutorial di blok 26 ini sehingga proses tutorial dapat berlangsung dengan sangat baik.
Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua, yang
telah memberi dukungan baik berupa materil dan moril yang tidak terhitung jumlah nya sehingga
penyusun dapat menyelesaikan laporan tutorial di blok 26 ini hingga selesai.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan di penyusunan laporan
berikutnya. Semoga laporan ini dapat memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kita semua
khususnya bagi para pembaca laporan ini.



Palembang, 18 Agustus 2014












DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...1
Daftar Isi ....2
BAB I : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang...3
1.2 Maksud dan Tujuan...3
BAB II : Pembahasan
2.1 Data Tutorial..4
2.2 Skenario Kasus .....5
2.3 Paparan
I. Klarifikasi Istilah. . ................6
II. Identifikasi Masalah.............7
III. Analisis Masalah .....................................8
IV. Learning Issues .............................32
V. Kerangka Konsep....................39

BAB III : Penutup
3.1 Kesimpulan ......................................................................................40

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................41














BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Blok Infeksi Tropis merupakan blok 26 pada semester 7 dari Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus sebagai bahan pembelajaran untuk
menghadapi kasus yang sebenarnya pada waktu yang akan datang. Penulis memaparkan kasus yang
diberikan mengenai Budi seorang anak laki-laki berusia 3 tahun mengalami demam, mimisan, dan
syok hipovolemi akibat menderita DBD derajat III.

1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran KBK
di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan
pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan memahami konsep dari skenario ini.










BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial
Tutor : dr.
Moderator : Ferina Auliasari Pohan
Sekretaris Papan : Rahnowi Pradesta
Sekretaris Meja : Satria Marrantiza
Hari, Tanggal : Senin, 18 Agustus 2014
Rabu, 20 Agustus 2014
Rule Peraturan : 1. Alat komunikasi di nonaktifkan
2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat (aktif)
3. Dilarang makan dan minum














2.2 Skenario A Blok 26 Tahun 2014
Budi seorang anak laki-laki berusia 3 tahun dibawa oleh ibunya karena kaki dan tangannya terasa
dingin seperti es. Empat hari yang lalu Budi demam tinggi terus menerus, tidak mengigil disertai
sakit kepala, pegal-pegal dan sakit perut. Tidak ada batuk pilek, buang air besar dan buang air kecil
seperti biasa. Budi sudah diberi obat penurun panas, namun panas turun sebentar kemudian naik lagi.
Satu hari yang lalu panas mula-mula disertai mimisan. Sejak 6 jam yang lalu pasien tidak buang air
kecil disertai kaki dan tangan teraba dingin seperti es.
Riwayat mimisan sebelumnya disangkal.
Pemriksaan fisik :
Keadaan umum :gelisah/delirium, TD 70/50 mmHg, Nadi:Filiformis, RR: 36X/menit, T: 36,2 C, BB
:15 kg, TB: 98 cm. Rumple leede test: (+)
Keadaan spesifik:
Kepala: konjungtiva tidak pucat, nafas cuping hidung(-)
Thorak: simetris, dyspnea(-), jantung: bunyijantung I-II norma, bisingjantung(-), iramaderap(-), Paru:
suara napas vesikuler, kiri=kanan, wheezing (-)
Abdomen: datar, lemas, hatiteraba 2cm di bawaharcus costae, lien tidakteraba, BU(+) normal
Ekstremitas: akraldingin, capillary refill time 4
Pemeriksaan lab:
Hb: 12 g/dl. Ht:45vol% Lekosit: 2800mm
3
Trombsit: 45000/mm
3










2.3 Paparan
I. Klarifikasi Istilah

1. Demam tinggi terus-menerus:
2. Menggigil: adalah getaran tubuh untuk menghilangkan kedinginan
3. Mimisan: pendarahan dari hidung biasanya akibat pecahnya pembuluh darah kecil yg terletak
di bagian anterior septum nasal kartilagonosa
4. Delirium: ganguan mental yg berlangsung singkat, biasanya mencerminkan keadaan
keracunan, biasanya ditandai dengan ilusi, halusinasi, delusi, kegirangan, kegelisahan,
gangguan memori, dan Inkoherence
5. Filiformis: pembuluh darah yg berbentuk benang-benang kecil karena kurangnya aliran darah
ke perifer.
6. Rumple leede test: pemeriksaan yg dilakukan untuk menguji keadaan atau kerapuhan dinding
pembuluh darah dan trombosit.
7. Dyspnea: pernapasan yang sukar atau sesak
8. Bu (bisingusus):
9. Akraldingin: ujung jari kaki dan tangan teraba dingin seperti es
10. Capillary refill time: test yang dilakukan cepat pada daerah kuku untuk memonitor dehidrasi
dan jumlah aliran darah ke jaringan (perfusi)











II. Identifikasi Masalah

1. Budi seorang anak laki-laki berusia 3 tahun dibawa oleh ibunya karena kaki dan tangannya
terasa dingin seperti es.
2. Empat hari yang lalu Budi demam tinggi terus menerus, tidak mengigil disertai sakit kepala,
pegal-pegal dan sakit perut. Tidak ada batuk pilek, buang air besar dan buang air kecil seperti
biasa. Budi sudah diberi obat penurun panas, namun panas turun sebentar kemudian naik
lagi.
3. Satu hari yang lalu panas mula-mula disertai mimisan.
4. Sejak 6 jam yang lalu pasien tidak buang air kecil disertai kaki dan tangan teraba dingin
seperti es.
5. Riwayat mimisan sebelumnya disangkal.
6. Pemriksaan fisik :
Keadaan umum :gelisah/delirium, TD 70/50 mmHg, Nadi:Filiformis, RR: 36X/menit, T:
36,2 C, BB :15 kg, TB: 98 cm. Rumple leede test: (+)
7. Keadaan spesifik:
Kepala: konjungtiva tidak pucat, nafas cuping hidung(-)
Thorak: simetris, dyspnea(-), jantung: bunyijantung I-II norma, bisingjantung(-),
iramaderap(-), Paru: suara napas vesikuler, kiri=kanan, wheezing (-)
Abdomen: datar, lemas, hatiteraba 2cm di bawaharcus costae, lien tidakteraba, BU(+) normal
Ekstremitas: akraldingin, capillary refill time 4
8. Pemeriksaan lab:
Hb: 12 g/dl. Ht:45vol% Lekosit: 2800mm
3
Trombsit: 45000/mm
3








III. Analisis Masalah
1. Budi seorang anak laki-laki berusia 3 tahun dibawa oleh ibunya karena kaki dan tangannya terasa
dingin seperti es.
a. Makna klinis kaki dan tangannya terasa dingin seperti es? (randi, juli, nano)
b. Mekanisme kaki dan tangan terasa dingin seperti es? (satria, janeva, randi)
c. Apa hubungan usia dengan kasus ini? (crv, satria, anna)

2. Empat hari yang lalu Budi demam tinggi terus menerus, tidak mengigil disertai sakit kepala,
pegal-pegal dan sakit perut. Tidak ada batuk pilek, buang air besar dan buang air kecil seperti
biasa. Budi sudah diberi obat penurun panas, namun panas turun sebentar kemudian naik lagi.
a. Apa saja tipe-tipe demam? Dan termasuk demam apakah pada kasus ini? (citra, ferin,
crv)
b. Bagaimana makna klinis dari keluha budi 4 hari yang lalu dengan keluhan sekarang? (eliya,
citra, tri indah)
c. Bagaimana etiologi dan mekanisme dari demam tinggi terus-menerus dan tidak menggigil?
(juli, eliya, nano)
d. Apa makna klinis tidak ada batuk dan pilek serta BAB dan BAK seperti biasa? (janeva, juli,
randi)
e. Mengapa sudah diberi obat penurun panas, namun panas turun sebentar kemudian naik lagi? (
anna, janeva, satria)

3. Satu hari yang lalu panas mula-mula disertai mimisan.
a. Etiologi dan mekanisme mimisan pada kasus ini? (crv, ferin, anna)
b. Apa makna klinis panas mulai turun dan disertai mimisan satu hari yang lalu? (tri,
citra, ferin)

4. Sejak 6 jam yang lalu pasien tidak buang air kecil disertai kaki dan tangan teraba dingin seperti
es.
a. Apa makna klinis tidak buang air kecil disertai kaki dan tangan terasa dingin seperti es sejak
6 jam yang lalu? (eliya, tri, nano)

5. Riwayat mimisan sebelumnya disangkal.
a. Apa makna klinis riwayat mimisan disangkal? (randi, juli, nano)

6. Pemriksaan fisik :
Keadaan umum :gelisah/delirium, TD 70/50 mmHg, Nadi:Filiformis, RR: 36X/menit, T: 36,2 C,
BB :15 kg, TB: 98 cm. Rumple leede test: (+)
a. Intepretasi Pemeriksaan fisik ? (satria, janeva, randi)
b. Mekanisme abnormal pemeriksaan fisik? (crv, satria, anna)
c. Bagaimana cara pemeriksaan Rumple leede test? (crv, citra, ferin)

7. Keadaan spesifik:
Kepala: konjungtiva tidak pucat, nafas cuping hidung(-)
Thorak: simetris, dyspnea(-), jantung: bunyijantung I-II norma, bisingjantung(-), iramaderap(-),
Paru: suara napas vesikuler, kiri=kanan, wheezing (-)
Abdomen: datar, lemas, hatiteraba 2cm di bawaharcus costae, lien tidakteraba, BU(+) normal
Ekstremitas: akraldingin, capillary refill time 4
a. Intepretasi pemeriksaan keadaan spesifik? (citra, eliya, tri)
b. Mekanisme abnormal keadaan spesifik ? (eliya, juli, nano)

8. Pemeriksaan lab:
Hb: 12 g/dl. Ht:45vol% Lekosit: 2800mm
3
Trombsit: 45000/mm
3
a. Intepretasi pemeriksaan lab? (janeva, juli, randi)
b. Mekanisme abnormal pemeriksaan lab? (anna, janeva, tri)
9. Diagnosis banding? (ferin, crv, anna)
10. Bagaimana cara menegakkan diagnosis dan pemeriksaan penunjang lainnya yang
dibutuhkan? (tri, ferin, citra)
1. Klinis
Gejala klinis berikut harus ada, yaitu:
Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus menerus selama 2-7 hari
Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan:
o uji bendung positif
o petekie, ekimosis, purpura
o perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi
o hematemesis dan atau melena
Pembesaran hati
Syok, ditandai nadi cepat dan lemah sampai tidak teraba, penyempitan tekanan nadi ( 20 mmHg),
hipotensi sampai tidak terukur, kaki dan tangan dingin, kulit lembab, capillary refill time
memanjang (>2 detik) dan pasien tampak gelisah.
2. Laboratorium
Trombositopenia (100 000/l atau kurang)
Adanya kebocoran plasma karena peningkatan permeabilitas kapiler, dengan manifestasi sebagai
berikut:
o Peningkatan hematokrit 20% dari nilai standar
o Penurunan hematokrit 20%, setelah mendapat terapi cairan
o Efusi pleura/perikardial, asites, hipoproteinemia.
Dua kriteria klinis pertama ditambah satu dari kriteria laboratorium (atau hanya peningkatan
hematokrit) cukup untuk menegakkan Diagnosis Kerja DBD.

11. Diagnosis kerja ? (nano, satria, eliya)
12. Penatalaksanaan pada kasus? (randi, juli, nano)
Tatalaksana Demam Berdarah Dengue tanpa syok
Anak dirawat di rumah sakit
Berikan anak banyak minum larutan oralit atau jus buah, air tajin, air sirup, susu, untuk
mengganti cairan yang hilang akibat kebocoran plasma, demam, muntah/diare.
Berikan parasetamol bila demam. Jangan berikan asetosal atau ibuprofen karena obat-obatan ini
dapat merangsang terjadinya perdarahan.
Berikan infus sesuai dengan dehidrasi sedang:
o Berikan hanya larutan isotonik seperti Ringer laktat/asetat
o Kebutuhan cairan parenteral
Berat badan < 15 kg : 7 ml/kgBB/jam
Berat badan 15-40 kg : 5 ml/kgBB/jam
Berat badan > 40 kg : 3 ml/kgBB/jam
o Pantau tanda vital dan diuresis setiap jam, serta periksa laboratorium (hematokrit,
trombosit, leukosit dan hemoglobin) tiap 6 jam
o Apabila terjadi penurunan hematokrit dan klinis membaik, turunkan jumlah cairan secara
bertahap sampai keadaan stabil. Cairan intravena biasanya hanya memerlukan waktu 24
48 jam sejak kebocoran pembuluh kapiler spontan setelah pemberian cairan.
Apabila terjadi perburukan klinis berikan tatalaksana sesuai dengan tata laksana syok
terkompensasi (compensated shock).
Tatalaksana Demam Berdarah Dengue dengan Syok
Perlakukan hal ini sebagai gawat darurat. Berikan oksigen 2-4 L/menit secarra nasal.
Berikan 20 ml/kg larutan kristaloid seperti Ringer laktat/asetat secepatnya.
Jika tidak menunjukkan perbaikan klinis, ulangi pemberian kristaloid 20 ml/kgBB secepatnya
(maksimal 30 menit) atau pertimbangkan pemberian koloid 10-20ml/kgBB/jam maksimal 30
ml/kgBB/24 jam.
Jika tidak ada perbaikan klinis tetapi hematokrit dan hemoglobin menurun pertimbangkan
terjadinya perdarahan tersembunyi; berikan transfusi darah/komponen.
Jika terdapat perbaikan klinis (pengisian kapiler dan perfusi perifer mulai membaik, tekanan nadi
melebar), jumlah cairan dikurangi hingga 10 ml/kgBB/jam dalam 2-4 jam dan secara bertahap
diturunkan tiap 4-6 jam sesuai kondisi klinis dan laboratorium.
Dalam banyak kasus, cairan intravena dapat dihentikan setelah 36-48 jam. Ingatlah banyak
kematian terjadi karena pemberian cairan yang terlalu banyak daripada pemberian yang terlalu
sedikit.

13. Komplikasi pada kasus? (satria, janeva)
14. Prognosis pada kasus? (crv, anna)
15. Konseling pada kasus tentang kebersihan lingkungan? (citra, ferin)
16. SKDI ? (Eliya, tri)





IV. Learning Issues






















BAB III
PENUTUP

I. Kesimpulan






























Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai