Anda di halaman 1dari 20

TUGAS PENGANTAR BISNIS

PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA



Kelas JY
dibuat oleh :
LISA MONIGA
125130250


BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar dan berencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan yang dilaksanakan di
Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,
kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan zaman. Pembekalan
kepada peserta didik di Indonesia berkenaan dengan pemupukan nilai-nilai, sikap dan
kepribadian yang sesuai dengan Pancasila dan Konstitusi negara, menumbuhkan sikap
cinta tanah air, sera berwawasan kebangsaan yang luas, diandalkan dalam Pendidikan
Kewarganegaraan, yang merupakan salah satu mata pelajaran wajib bagi sekolah
mulai Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi.
Latar Belakang
Pendidikan Kewarganegaraan dapat diartikan sebagai wahana untuk
mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya
bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku
kehidupan sehari-hari mahasiswa sebagai individu, anggota masyarakat dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Mahasiswa adalah subjek pelajar yang telah
memasuki periode dimana pada usianya dia dapat melakukan pilihan tindakan yang
bertanggung jawab, karena itulah pendidikan moral dan akademis sangatlah
menunjang pribadi seorang mahasiswa. Kepribadian mahasiswa akan tumbuh seiring
dengan waktu dan mengalami proses pembenahan, pembekalan, penentuan, dan
akhirnya pemutusan prinsip diri. Pendidikan disini adalah sumber hidup mahasiswa,
karena dalam prosesnya menjadi pengelola Negara, masyarakat masa datang,
diperlukan ilmu yang cukup untuk dapat mendukung kokohnya pendirian suatu
Negara.
Bahwasanya Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara
seperti tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan
kepribadian dan pandangan hidup bangsa, yang telah diuji kebenaran, kemampuan dan
kesaktiannya, sehingga tak ada satu kekuatan manapun juga yang mampu
memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia.
Perjalanan panjang sejarah Bangsa Indonesia sejak era sebelum dan selama
penjajahan ,dilanjutkan era merebut dan mempertahankan kemerdekaan sampai
dengan mengisi kemerdekaan, menimbulkan kondisi dan tuntutan yang berbeda-beda
sesuai dengan zamannya. Kondisi dan tuntutan yang berbeda-beda diharap bangsa
Indonesia berdasarkan kesamaan nilai-nIlai kejuangan bangsa yang dilandasi jiwa,
tekad dan semangat kebangsaan. Semangat perjuangan bangsa yang tidak mengenal
menyerah harus dimiliki oleh setiap warga negara Republik Indonesia. Semangat
perjuangan bangsa mengalami pasang surut sesuai dinamika perjalanan kehidupan
yang disebabkan antara lain pengaruh globalisasi yang ditandai dengan pesatnya
perkembangan IPTEK, khususnya dibidang informasi, Komunikasi dan Transportasi,
sehingga dunia menjadi transparan yang seolah-olah menjadi kampung sedunia tanpa
mengenal batas negara. Kondisi yang demikian menciptakan struktur kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Indonesia serta mempengaruhi pola pikir,
sikap dan tindakan masyarakat Indonesia. Semangat perjuangan bangsa indonesia
dalam mengisi kemerdekaan dan menghadapi globalisasi. Warga negara Indonesia
perlu memiliki wawasan dan kesadaran bernegara, sikap dan perilaku, cinta tanah air
serta mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka bela negara demi
utuh dan tegaknya NKRI.
Setiap warga negara hakekatnya dituntut untuk dapat hidup berguna dan
bermakna bagi negara dan bangsanya. Untuk itu diperlukan bekal ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni (IPTEKS) yang berlandaskan pada nilai-nilai agama, moral dan
budaya bangsa. Fungsinya adalah sebagai panduan dan pegangan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dalam konteks Pendidikan Kewarganegaraan nilai budaya bangsa menjadi
pijakan utama, karena tujuan pembelajaran ialah untuk menumbuhkan wawasan dan
kesadaran bernegara, juga sikap dan perilaku cinta tanah air yang bersendikan budaya
bangsa.
Pendidikan materi atau akademis diberikan mahasiswa untuk melaksanakan
tugasnya pada jurusan tertentu agar dapat turut memajukan bangsa dalam
pembangunan nasional.
Pihak Universitas berfungsi untuk menyediakan atau memfasilitasi mahasiswa
menjadi seorang yang mandiri, terpelajar, bermoral, dan beretika. Universitas dan
fakultas berkewajiban untuk mengatur kurikulum sedemikian rupa agar dapat
memasukan kuliah pendidikan kewarganegaraan di awal masa perkuliahan
mahasiswa. Karena itulah digunakan sebuah metode dimana pada awal sebelum
mahasiswa menerima materi akademis, diperlukan materi kuliah umum seperti
pendidikan kewarganegaraan. Hal ini penting dilakukan mengingat mahasiswa
sebagai komponen vital dari gerakan reformasi merupakan aset paling potensial dan
strategis bagi proses transformasi demokrasi Indonesia kini dan mendatang.
Tujuan
Tulisan ini bertujuan untuk menambah wawasan para pembaca,agar memiliki
motivasi bahwa Pendidikan Kewarganengaraan yang diberikan kepada mereka
berkaitan erat dengan peran dan kedudukan serta kepentingan mereka sebagai
individu, anggota keluarga, anggota masyarakat dan sebagai warga negara Indonesia
yang terdidik, serta bertekad dan bersedia untuk mewujudkannya. Serta
mengembangkan potensi individu mereka sehingga memiliki wawasan, sikap, dan
keterampilan kewarganegaraan yang memadai dan memungkinkan untuk
berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam berbagai kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan adalah Mata Kuliah wajib untuk
diikuti oleh setiap mahasiswa pada Perguruan Tinggi untuk program
Diploma/Politeknik, dan Program Sarjana. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan
salah satu upaya untuk membangkitkan kembali semangat kebangsaan generasi muda,
khususnya para mahasiswa, dalam menghadapi pengaruh globalisasi dan
mengukuhkan kesadaran bela negara. Sedangkan di era sekarang wujud bela negara
misalnya dalam bidang ekonomi bisa dilakukan dengan mengkonsumsi produk dalam
negeri sehingga tidak akan mematikan pasar dalam negeri.
Tujuan mempelajari mata kuliah pendidikan kewarganegaraan antara lain :
1. Mampu memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban secara santun, jujur,
dan demokratis serta ihklas sebagai warga negara terdidik dalam kehidupannya
selaku warga negara Republik Indonesia yang bertanggung jawab.
2. Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta pemahaman tentang beragam
masalah dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang
hendak diatasi dengan penerapan pemikiran yang berlandaskan Pancasila,
Wawasan Nusantara, dan Ketahanan Nasional secara kritis dan
bertanggungjawab;
3. Mampu memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kejuangan
serta patriotisme yang cinta tanah air, rela berkorban bagi nusa dan bangsa.
Menurut peraturan perundang-undangan tujuan pendidikan kewarganegaraan antara
lain:
1. Penjelasan Pasal 37 Ayat (1) UU RI No.20 Tahun 2003: "Pendidikan
kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi
manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
2. Menurut SKep Dirjen Dikti No. 38/DIKTI/Kep./2002. Agar mahasiswa:
Memiliki motivasi menguasai materi pendidikan kewarganegaraan.
Mampu mengkaitkan dan mengimplementasikan dalam peranan dan
kedudukan serta kepentingannya, sebagai individu, anggota
keluarga/masyarakat dan warga negara yang terdidik.
Memiliki tekad dan kesediaan dalam mewujudkan kaidah-kaidah nilai
berbangsa dan bernegara untuk menciptakan masyarakat madani.
Pendidikan kewarganegaran bagi mahasiswa mempunyai manfaat sebagai berikut :
Membuka wawasan yang memberikan makna serta menunjukan tujuan dalam
hidup.
Sebagai bekal dan jalan bagi mahasiswa untuk menemukan identitas dirinya.
Dapat memberikan kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong
mahasiswa untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.
Rumusan Masalah
1. Apakah faktor- faktor yang mempengaruhi peranan pendidikan
kewarganegaraan terhadap kesadaran berbangsa dan bernegara pada mahasiswa
indonesia?
2. Apakah faktor pendukung dan penghambat peranan pendidikan
kewarganegaraan terhadap kesadaran berbangsa dan bernegara pada mahasiswa
indonesia?
3. Apa yang dapat disimpulkan dari semua yang telah dibahas?

BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan
bahwa di setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat terdiri dari
Pendidikan Bahasa, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan. Dijelaskan
pula bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Kep. Mendikbud No. 056/U/1994 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum
Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa menetapkan bahwa
Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan
termasuk dalam Mata Kuliah Umum (MKU) dan wajib diberikan dalam kurikulum
setiap program studi.
Dengan penyempurnaan kurikulum tahun 2000, menurut Kep. Dirjen dikti No.
267/Dikti/2000 materi Pendidikan Kewarganegaraan disamping membahas tentang
PPBN juga ia membahas tentang hubungan antara warga negara dengan negara.
Materi pokok Pendidikan Kewarganegaraan adalah tentang hubungan warga negara
dengan negara, dan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN).
Pendidikan Kewarganegaraan dapat diartikan sebagai wahana untuk
mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya
bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku
kehidupan sehari-hari peserta didik sebagai individu, anggota masyarakat dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Landasan pendidikan kewarganegaraan adalah Pancasila dan UUD 1945, yang
berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, tanggap pada tuntutan
perubahan zaman, serta Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Kurikulum Berbasis Kompetensi tahun 2004 serta Pedoman
Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Kewarganegaraan yang
diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional-Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar Menengah-Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
Pendidikan kewarganegaraan sebenarnya dilakukan bukan hanya di Indonesia
saja melainkan dikembangkan pula diseluruh dunia, meskipun dengan berbagai
macam istilah atau nama. Mata kuliah terebut sering disebut dengan civic education,
citizenship education, dan bahkan ada yang menyebut sebagai democracy education.
Mata kuliah ini memiliki peran strategis dalam mempersiapkan warganegara
yang cerdas, bertanggungjawab dan berkeadaban. Berdasarkan rumusan Civic
International (1995) disepakati bahwa pendidikan demokrasi penting untuk
pertumbuhan civic culture.
Istilah kewarganegaraan memiliki arti keanggotaan yang menunjukkan
hubungan atau ikatan antara negara dan warga negara. Kewarganegaraan diartikan
segala jenis hubungan dengan suatu negara yang mengakibatkan adanya kewajiban
negara itu untuk melindungi orang yang bersangkutan. Adapun menurut Undang-
Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia, kewarganegaraan adalah segala
ikhwal yang berhubungan dengan negara.
Pengertian kewarganegaraan dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
a. Kewarganegaraan dalam arti yuridis dan sosiologis
Kewarganegaraan dalam arti yuridis ditandai dengan adanya ikatan hukum
anatara orang-orang dengan negara.
Kewarganegaraan dalam arti sosiologis, tidak ditandai dengan ikatan hukum,
tetapi ikatan emosionak, seperti ikartan perasaan, ikatan keturunan, ikatan
nasib, ikatan sejarah, dan ikatan tanah air.
b. Kewarganegaraan dalam arti formil dan materil.
Kewarganegaraan dalam arti formil menunjukkan pada tempat
kewarganegaraan. Dalam sistematika hukum, masalah kewarganegaraan berada
pada hukum publik.
Kewarganegaraan dalam arti materil menunjukkan pada akibat hukum dari
status kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan kewajiban warga negara.
Standar isi pendidikan kewarganegaraan adalah pengembangan :
1. Nilai-nilai cinta tanah air.
2. Kesadaran berbangsa dan bernegara.
3. Keyakinan terhadap Pancasila sebagai ideologi negara.
4. Nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia dan lingkungan hidup.
5. Kerelaan berkorban untuk masyarakat, bangsa, dan negara, serta
6. Kemampuan awal bela negara.
Pendidikan Kewarganegaraan (civic education) sesungguhnya bukanlah agenda baru
di muka bumi. Hanya saja, proses globalisasi yang melanda dunia pada dekade akhir
abad 20 telah mendorong munculnya pemikiran baru tentang pendidikan
kewarganegaraan di berbagai negara. Di Eropa, Dewan Eropa telah memprakarsai
proyek demokratisasi untuk menopang pengembangan kurikulum pendidikan
kewarganegaraan. Hal yang sama juga terjadi di Australia, Canada, Jepang dan negara
Asia lainnya sebagaimana kita warga Indonesia, kita harus memiliki sikap nasionalis
untuk menjadi warga negara yang baik dan juga menjadi contoh yang harus diteladani
oleh teman-teman bahkan anak cucu kita nanti.

Aspek Pendidikan Kewarganegaraan
1. Aspek Ontologis
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki dua dimensi ontologi yaitu:
Obyek Telaah
Adalah keseluruhan aspek idiil, instrumental, dan praksis disebut sistem
pendidikan kewarganegaraan ( spkn/SPKn ) yang dapat ditulis dengan
semuanya huruf besar atau huruf kecil.
Obyek Pengembangan
Adalah keseluruhan ranah sosio psikologi peserta didik, yaitu ranah
kognitif, afektif, konatif, dan psikomotorik yang menyangkut status, hak
dan kewajibannya sebagai warga negara, yang perlu dimuliakan dan
dikembangkan secara programatik guna mencapai warganegara yang
cerdas dan baik.
2. Aspek Eepestemologi Pendidikan Kewarganegaraan
Aspek ini berkaitan erat dengan dengan aspek ontologo pendidikan
kewarganegaraan, karena aspek epistemologis yang pada dasarnya berwujud
dalam berbagai bentuk kegiatan sistematis dalam upaya membangun
pengetahuan bidang pendidikan kewarganegaraan.
3. Aksiologi
Untuk memfasilitasi pengembangan body of knowledge sistem pengetahuan
atau disiplin pendidikan, melandasi dan memfasilitasi pengembangan dan
pelaksanaan pendidikan demokrasi di sekolah maupun di luar sekolah, dan
membingkai serta memfasilitasi berkembangnya koridor proses demokrasi
secara sosial kultural dalam masyarakat.
Sistem Pendidikan Kewarganegaraan
Secara Pragmatik sistem Pendidikan Kewarganegaraan dibagi menjadi 3 secara
kontemporer. Yaitu:
1. Kajian ilmiah pendidikan ilmu kewarganegaraan.
2. Program kulinerpendidikan kewarganegaran.
3. Gerakan sosial kultural kewargangaraan yang secara koheren bertolak dari
esensi dan bermuara pada upaya pengembangan pengetahuan kewarganegaraan
dan keterampilan kewarganegaraan.
Yang Mempengaruhi Sistem Pendidikan Kewarganegaraan
Secara kontekstual logika internal dan dinamika eksternal sistem pendidikan
PKn dipengaruhi oleh aspek aspek pengetahuan. Dalam menghadapi kecenderungan
globalisasi tersebut, Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) di Indonesia
ditempatkan sebagai salah satu bidang kajian yang mengemban misi nasional untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia melalui koridor value-based education.
Selain sebagai value-based education, dalam era global Pendidikan Kewarganegaraan
di Indonesia mengemban misi sebagai pendidikan demokrasi (Civic Education for
democracy).
Oleh karena itu hendaknya Pendidikan Kewarganegaraan mengkaji konsep
besar yang dibawa globalisasi, yakni demokrasi, hak-hak asasi manusia, dan
menempatkan hukum di atas segalanya (supremacy of law/rule of law) yang
didasarkan pada fondasi sepuluh pilar demokrasi (The Ten Pillars of Indonesian
Constitutional Democracy) yang menjadi dasar pengembangan pendidikan
kewarganegaraan yang baru.
Apapun penekanannya semua bermuara pada pembangunan civic competence
(kompetensi kewarganegaran). Aspek - aspek civic competences tersebut meliputi
pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan kewarganegaraan
(civic skills), dan watak atau karakter kewarganegaraan (civic disposition). Hal ini
secara konseptual dan teoritik sejak tahun 1994 telah diajukan oleh Center for Civic
Education dalam National Standards for Civics and Government.
Dengan demikian terdapat beberapa keharusan dan tuntutan terhadap
Pendidikan Kewarganegaraan dalam mengembangkan kompetensi kewarganegaraan
di era global, baik dalam kajian disiplin ilmu, kurikulum, dan pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka perlu diadakan suatu forum
ilmiah untuk mengkaji fungsi peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam
mengembangkan kompetensi kewarganegaraan.
Faktor - Faktor Pendukung dan Penghambat Kesadaran Berbangsa dan
Bernegara
Bangsa adalah suatu kelompok manusia yang dianggap memiliki identitas
bersama, dan mempunyai kesamaan bahasa, agama, ideologi, budaya, dan/atau
sejarah. Mereka umumnya dianggap memiliki asal-usul keturunan yang sama.
Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik
politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang
berada di wilayah tersebut.
Jadi, Negara adalah pengorganisasian masyarakat yang berbeda dengan bentuk
organisasi lain. Untuk dapat menjadi suatu negara maka harus ada rakyat, yaitu
sejumlah orang yang menerima keberadaan organisasi ini. Syarat lain keberadaan
negara adalah adanya suatu wilayah tertentu tempat negara itu berada. Hal lain adalah
apa yang disebut sebagai kedaulatan, yakni bahwa negara diakui oleh warganya
sebagai pemegang kekuasaan tertinggi atas diri mereka pada wilayah tempat negara
itu berada. Dan yang dimaksud dengan sadar berbangsa dan bernegara adalah sadar
bahwasanya kita berada di tempat yang memiliki bahasa, agama, ideologi, budaya,
dan/atau sejarah yang sama dan mempunyai aturan-aturan baik dalam bidang politik,
militer, ekonomi, sosial maupun budaya yang diatur oleh Negara.
Selain itu nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami penerapannya
dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara antara lain :
1. Cinta Tanah Air.
Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita cintai. Kesadaran
bela negara yang ada pada setiap masyarakat didasarkan pada kecintaan kita kepada
tanah air kita. Kita dapat mewujudkan itu semua dengan cara kita mengetahui sejarah
negara kita sendiri, melestarikan budaya-budaya yang ada, menjaga lingkungan kita
dan pastinya menjaga nama baik negara kita.
2. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita yang harus sesuai
dengan kepribadian bangsa yang selalu dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan hidup
bangsanya. Kita dapat mewujudkannya dengan cara mencegah perkelahian antar
perorangan atau antar kelompok dan menjadi anak bangsa yang berprestasi baik di
tingkat nasional maupun internasional.
3. Pancasila.
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan sungguh luar biasa,
pancasila bukan hanya sekedar teoritis dan normatif saja tapi juga diamalkan dalam
kehidupan sehari - hari. Kita tahu bahwa Pancasila adalah alat pemersatu
keberagaman yang ada di Indonesia yang memiliki beragam budaya, agama, etnis, dan
lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah yang dapat mematahkan setiap ancaman,
tantangan, dan hambatan.
4. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara.
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban untuk bangsa dan
negara. Contoh nyatanya seperti sekarang ini yaitu perhelatan Sea Games. Para atlet
bekerja keras untuk bisa mengharumkan nama negaranya walaupun mereka harus
merelakan untuk mengorbankan waktunya untuk bekerja sebagaimana kita ketahui
bahwa para atlet bukan hanya menjadi seorang atlet saja, mereka juga memiliki
pekerjaan lain. Begitupun supporter yang rela berlama-lama menghabiskan waktunya
antri hanya untuk mendapatkan tiket demi mendukung langsung para atlet yang
berlaga demi mengharumkan nama bangsa.
5. Memiliki Kemampuan Bela Negara.
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan tetap menjaga
kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani profesi masing-masing. Kesadaran
bela negara dapat diwujudkan dengan cara ikut dalam mengamankan lingkungan
sekitar seperti menjadi bagian dari siskamling, membantu korban bencana
sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia sering sekali mengalami bencana alam,
menjaga kebersihan minimal kebersihan tempat tinggal kita sendiri, mencegah bahaya
narkoba yang merupakan musuh besar bagi generasi penerus bangsa, mencegah
perkelahian antar perorangan atau antar kelompok karena di Indonesia sering sekali
terjadi perkelahian yang justru dilakukan oleh para pemuda, cinta produksi dalam
negeri agar Indonesia tidak terus menerus mengimpor barang dari luar negeri,
melestarikan budaya Indonesia dan tampil sebagai anak bangsa yang berprestasi baik
pada tingkat nasional maupun internasional.
Faktor Pendukung
Beberapa faktor pendukung untuk terciptanya kesadaran berbangsa dan bernegara:
Tingkat ke-amanah-an seorang pejabat.
Apabila pejabat amanah dalam menjalankan tugas, tentu saja semua
oknum akan berlaku jujur dalam menjalankan tugasnya.
Pemerataan kesejahteraan setiap daerah.
Pernyataan ini juga merupakan pendukung, karena dengan pemerataan
ini maka setiap warga akan merasakan dari adanya aturan yang sama
dan perlakuan yang sama sebagai warga Negara tersebut.
Keadilan dalam memberikan hak dan kewajiban semua rakyat.
Kepercayaan kepada wakil rakyat atau pemerintahan.
Dengan memberikan kepercayaan kepada pemerintahan maka akan
tumbuh rasa bangga bahwasanya mempunyai Negara yang bisa
dibanggakan. Dan wakil rakyat pun akan dengan senang hati
menjalankan amanah.

Tegasnya hukum dan aturan pemerintahan.
Dengan hukum dan aturan yang tegas serta adil maka akan tercipta
kedamaian sehingga akan tumbuh rasa percaya, bangga terhadap Negara
Rasa memiliki dan bangga berbangsa Indonesia.
Menyadari bahwa berbangsa dan bernegara yang satu.
Mengetahui lebih banyak nilai positif dan kekayaan bangsa.
Faktor Penghambat
Beberapa faktor penghambat untuk terciptanya kesadaran berbangsa dan
bernegara:
Rasa malu berbangsa dan bernegara Indonesia.
Ketidak tahuan akan nilai-nilai positif/kekayaan Negara Indonesia.
Merosotnya tingkat keamanan Negara Indonesia.
Ketidak percayaan kepada pemerintahan.
Ketiadaan kesahajaan para pemimpin.
Ketidak tegasan hukum yang berlaku.
Rasa ingin menonjolkan golongan masing-masing.
Merosotnya nilai toleransi dan saling menghargai.

BAB III
PENUTUP
Maka pentingnya pendidikan kewarganegaraan bagi mahasiswa pada umumnya
agar mahasiswa bisa menjadi warga negara yang memiliki pandangan terhadap nilai-
nilai HAM, mahasiswa juga mampu berpartisipasi dalam memecahkan semua
persoalan dengan solusi tanpa menimbulkan konflik, dan berfikir kritis terhadap
semua persoalan. Jadi pentingnya pendidikan kewarganegaraan yang didapatkan sejak
dijenjang sekolah hingga perguruan tinggi adalah untuk menimbulkan kesadaran
warga negara terhadap tujuan nasional bangsa Indonesia agar berjiwa patriotisme dan
cinta tanah air.
Kesimpulan
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat
membentuk diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, untuk
menjadi warga negara yang cerdas, terampil dan berkarakter yang dilandasi oleh UUD
1945. Oleh karena itu pendidikan kewarganegaraan dilaksanakan sebagai langkah
awal agar mahasiswa sekarang tertanam dalam hati sanu barinya. Agar selalu jadi
manusia penerus bangsa yang cinta tanah air, tentunya berilmu pengetahuan. Dapat
disimpulkan juga bahwa tujuan utama pendidikan kewarganegaraan itu adalah untuk
menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang cinta
tanah air dan bersendikan kebudayaan bangsa, wawasan nusantara, serta ketahanan
nasional dalam diri para calon-calon penerus bangsa yang sedang dan mengkaji dan
akan menguasai imu pengetahuaan dan teknologi serta seni. Selain itu juga bertujuan
untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang berbudi luhur, berkepribadian,
mandiri, maju, tangguh, profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat
jasmani dan rohani.
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi harus terus ditingkatkan guna
menjawab tantangan masa depan, sehingga keluaran peserta didik memiliki semangat
juang yang tinggi dan kesadaran bela negara sesuai bidang profesi masing-masing
demi tetap tegak dan utuhnya NKRI. Perguruan Tinggi perlu mendapatkan Pendidikan
Kewarganegaraan karena Perguruan Tinggi sebagai institusi ilmiah bertugas secara
terus menerus mengembangkan ilmu pengetahuan dan Perguruan Tinggi sebagai
instrumen nasional bertugas sebagai pencetak kader-kader pemimpin bangsa.
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi diberikan pemahaman filosofi
secara ilmiah meliputi pokok-pokok bahasan, yaitu : Wawasan Nusantara, Ketahanan
Nasional, Politik dan Strategi Nasional. Dengan pentingnya memiliki wawasan
tentang pendidikan kewarganegaraan, diharapkan juga para generasi muda khususnya
mahasiswa agar dapat memahami dan mendalami ilmu kewarganegaraan.
Saran
Pendidikan Kewarganegaraan sangat penting manfaatnya, maka di masa depan
harus segera dilakukan perubahan secara mendasar konsep, orientasi, materi, metode
dan evaluasi pembelajarannya. Agar membangun kesadaran para pelajar akan hak dan
kewajibannya sebagai warga negara dan mampu menggunakan sebaik-baiknya dengan
cara demokratis dan juga terdidik. Demi terwujudnya generasi penerus yang
mempunyai jiwa kebangsaan yang kuat ataupun jiwa nasionalisme.
Selain itu kegiatan dialog Kesadaran Berbangsa dan Bernegara perlu diselenggarakan
dalam rangka mendorong, memupuk, serta meningkatkan kesadaran berbangsa dan
bernegara untuk meningkatkan kerukunan dan kesejahteraan; serta merumuskan
pokok-pokok pikiran tentang peningkatan kesadaran berbangsa dan bernegara sebagai
bahan kebijakan pemerintah dalam peningkatan wawasan kebangsaan bagi pemuda,
mahasiswa, dan warga masyarakat.

Daftar Pustaka
1. http://azisgr.blogspot.com/2010/05/pendidikan-kewarganegaraan-pkn.html
2. http://makalahkumakalahmu.net/2008/09/13/makalah-pkn-tentang-pancasila/
3. http://mardikurniawan.blogspot.com/2008/05/pendidikan-kewarganegaraan-
untuk.html
4. http://fhy13candra.blogspot.com/2011/04/tujuan-pendidikan-
kewarganegaraan.html
5. http://tharra.wordpress.com/2010/02/24/pengertian-dan-pendidikan-
kewarganegaraan/
6. http://irfanramadhan4.wordpress.com/2011/03/01/pengertian-dan-tujuan-
pendidikan-kewarganegaraan-pegertian/
7. http://ppkn.upi.edu/
8. http://www.scribd.com/doc/40253068/PENTINGNYA-PENDIDIKAN-
KEWARGANEGARAAN-BAGI-MAHASISWA

Anda mungkin juga menyukai