Anda di halaman 1dari 3

Saliva

Organ penghasil saliva terdiri dari 3 pasang kalenjar liur utama yaitu:
1. Kalenjar parotis (mensekresi 20 % dari total saliva sehari)
2. Kalenjar submandibularis (mensekresi 70% dari total saliva sehari)
3. Kalenjar sublingualis (mensekresi 5% dari total saliva sehari)

Komposisi saliva:
Saliva mengandung 99,5% air, 0,5% protein dan elektrolit yang terdiri dari sodium, potassium,
bikarbonat, fosfat, ion klorida. Protein liur ada 3 yaitu serosa, mucus dan lisozim. Saliva juga
mengandung IgA dan lisozim

Mekanisme sekresi saliva
Tahap pertama:
Sekresi primer oleh asinus.
Tahap kedua:
Terjadi di duktus, meliputi proses absorpsi aktif Na
+
, sekresi aktif K
+
, absorpsi pasif Cl
-
, sekresi ion
bikarbonat. Awalnya saliva di dalam asinus bersifat isotonik kemudian saliva mengalir melewati duktus
dan berubah menjadi hipotonik.

Sumber:
Sherwood, L., 2009, Fisiologi Manusia, ed ke-6, EGC: Jakarta
Tortora, J.G. dan Derrickon, B., 2009, Principles of Anatomy and Physiology, 12
th
ed, John Wiley and
Sons Inc, USA

Fisiologi menelan





Menelan (deglutisi) adalah memindahkan makanan dari mulut melalui esophagus hingga ke lambung.
Proses menelan meliputi 3 tahap yaitu tahap volunter, tahap faringeal, tahap esophageal.

Tahap volunter yaitu ketika bolus dibawa ke orofaring. Bolus ditekan dan digulung ke posterior ke dalam
orofaring oleh tekanan lidah ke atas dan ke belakang terhadap palatum. Posisi lidah yang menekan
palatum durum menjaga agar makanan tidak kembali lagi ke mulut.

Tahap faringeal yaitu tahapan yang mulai involunter. Bolus merangsang reseptor di orofaring, impuls
aferen dibawa ke pusat menelan di medulla oblongata dan pons sehingga terjadilah proses-proses
berikut:
1. Palatum mole tertarik ke atas untuk menutup nares posterior/ nasofaring agar makanan tidak
masuk ke rongga hidung
2. Elevasi uvula untuk menutup nasofaring supaya makanan tidak masuk ke hidung.
3. Pita suara (pintu masuk laring) saling berdekatan dan epiglotis menutup jalan ke laring sehingga
makanan tidak masuk ke saluran napas
Kemudian timbul suatu gelombang kontraksi otot-otot faring yang mendorong bolus makanan masuk ke
esofagus. Sfingter faringoesofageal berelaksasi dn makanan bergerak ke dalam esofagus.

Tahap esophageal yaitu tahapan yang juga involunter. Tahapan ini dimulai ketika bolus memasuki
esofagus. Reseptor regang di dinding esofagus mendeteksi peregangan oleh bolus dan memicu reflex
vagovagal sehingga terjadi kontraksi peristaltis. Ketika bolus sudah mencapai akhir esofagus, sfingter
gastroesofagus berelaksasi dan bolus masuk ke lambung.
Sumber:
Sherwood, L., 2009, Fisiologi Manusia, ed ke-6, EGC: Jakarta
Tortora, J.G. dan Derrickon, B., 2009, Principles of Anatomy and Physiology, 12
th
ed, John Wiley and
Sons Inc, USA

Mengapa orang merasa cepat lapar dan cepat kenyang?

Pada kondisi tertentu seperti obesitas, kadar leptin megalami peningkatan disebabkan oleh peningkatan
jumlah sel adipose. Tetapi, tingginya leptin ini tidak menurunkan nafsu makan dikarenakan adanya
resistensi leptin pada obesitas. Penurunan aktivitas leptin ini akan menyebabkan peningkatan asupan
makan sehingga kebanyakan orang dengan obesitas cenderung cepat lapar.

Sumber:
Miner JL, 2004, The adipocyte as an endocrine cell, J. Anim. Sci., 82: 935-941
Maruf, A., 2003, Studi sekresi leptin sebagai dasar diet penurunan berat badan secara fisiologis,
universitas airlangga

Jelaskan rasa nyeri di perut!
Penyebab nyeri abdomen akut diperkirakan dari lokasi nyerinya
Lokasi nyeri abdomen Penyebab nyeri
Epigastrium Pankreatitis, ulkus duodenum, ulkus gaster,
kolesistitis, kanker pankreas, hepatitis, obstruksi
intestinal, apendisitis (gejala awal), abses
subfrenikus, pneumonia, emboli paru, infark
miokard
Hipokondrium kanan Kolesistitis, kolangitis, hepatitis, pankreatitis, abses
subfrenikus, pneumonia, emboli paru, nyeri
miokard
Hipokondrium kiri Nyeri limpa karena limpoma, infeksi virus, abses
subfrenikus, ulkus gaster, pneumonia, emboli
paru, nyeri miokard
Periumbilikalis Pankreatitis, kanker pankreas, obstruksi intestinal,
aneurisma aorta, gejala awal apendisitis
Lumbal Batu ginjal, pielonefritis, abses perinefrik,
karsinoma kolon
Inguinal dan suprapubik Penyakit di daerah kolon, apendisitis pada
inguinalis kanan, penyakit diverticulosis sisi kiri,
salpingitis, kista ovarium, kehamilan ektopik
Sumber:
Daldiyono dan Syam, A.F dalam Sudoyo, A.W., 2009, Ilmu penyakit dalam edisi 5, Interna Publishing:
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai