Anda di halaman 1dari 5

SAMPLING

Sampling adalah pengumpulan spesimen dari tubuh dengan tujuan untuk


mendapatkan diagnosis medis dan/atau evaluasi indikasi terapi, pemeriksan medis lebih
lanjut atau prosedur.
Berdasarkan tekniknya dibagi menjadi :
Mengumpulkan hasil ekskresi atau material yang telah dikeluarkan tubuh seperti
urine, feses, sputum, muntahan atau saliva.
Irisan, contohnya hasil ekstirpasi kista atheroma
Pungsi (centesis) yaitu aspirasi jaringan atau cairan tubuh. Contohnya
thoracocentesis untuk cairan pluera, amniocentesis untuk cairan amnion. Pungsi
juga dapat dilakukan tanpa aspirasi contohnya pada pengambilan sampel darah
kapiler.
Usap atau kerokan, contohnya Pap smear, pemeriksaan DNA dengan usap bukal

1. Pengambilan Sampel Darah Vena
Tujuannya adalah untuk menganalisa kandungan komponen darah, seperti : sel darah
merah, sel darah putih, angka leukosit dan trombosit. Darah vena juga dapat digunakan untuk
analisa gas darah jika darah arteri sulit diperoleh, namun hanya berguna untuk menganalisa
pH, PaCO2 dan Base Excess. Dapat juga untuk pemeriksaan parasit malaria.
Lokasi : vena mediana cubiti, vena cephalica.
Alat dan Bahan :
Kapas alkohol/Alcohol swab
Disposable syringe/Spuit (3cc atau 5cc)
Tabung reaksi pyrex 10 cc
Kapas steril
Plester
Torniquet
Handschoen
Cara kerja :
1. Jelaskan prosedur kepada pasien dan minta persetujuan untuk tindakan
2. Cuci tangan dan pasang handschoen
3. Pilih lokasi vena yang akan dipungsi. Hindari lokasi bekas luka operasi atau luka
bakar, hematoma, vena yang terpasang IV line, vena yang terpasang AV shunt atau
ekstremitas yang mengalami edema
4. Palpasi dan tentukan jejak vena dengan jari telunjuk. Pulsasi arteri lebih elastis, dan
berdinding tebal. Vena kurang elastis, terasa seperti kabel.
5. Posisikan pasien. Pasien dapat duduk di kursi atau berbaring. Hiperekstensikan
lengan pasien.
6. Pasang torniquet 3-4 inchi (7,5-10cm) diatas lokasi pungsi. Jangan terlalu ketat atau
dibiarkan selama lebih dari 2 menit (dapat meningkatkan risiko hemokonsentrasi).
7. Minta pasien untuk mengepalkan tangan, namun tidak begitu kuat.
8. Usapkan kapas alkohol ke lokasi pungsi dengan gerakan melingkar dari arah dalam
keluar. Biarkan kering
9. Genggam lengan pasien dengan ibu jari dan regangkan kulit untuk memfiksasi vena
lalu tusukan jarum dengan sudut 15-30 dari permukaan kulit hingga menembus
lumen.





10. Ketika darah telah terambil sesuai jumlah yang diinginkan, lepaskan torniquet
dengan perlahan
11. Lepaskan jarum dengan menariknya mundur perlahan, segera tekan bekas luka tusuk
dengan kapas steril dengan adekuat untuk menghindari hematoma
12. Masukkan darah kedalam tabung reaksi dengan cara mengalirkannya melalui dinding
tabung
13. Buang bahan-bahan sekali pakai kedalam tempatnya, jarum kedalam tempat khusus
benda tajam
14. Beri label pada tabung yaitu tanggal dan waktu pengambilan, nama lengkap pasien
dan jenis spesimen

2. Pengambilan Sampel Darah Kapiler
Tujuan : mendapatkan spesimen darah kapiler yang memenuhi persyaratan untuk
pemeriksaan golongan darah, pembuatan sediaan apusan darah tepi, pemeriksaan glukosa
stick, dan beberapa pemeriksaan rapid test imunologi.
Lokasi : Ujung jari tangan / anak daun telinga (dewasa), tumit / ibu jari kaki (bayi)
Alat dan Bahan :
Kapas alkohol/Alcohol swab
Lancet steril
Plester
Cara kerja :
1. Jelaskan prosedur dan meminta persetujuan pasien
2. Posisikan pasien. Pasien dapat duduk atau berbaring. Hiperekstensikan lengan pasien.
3. Lokasi terbaik adalah pada jari tengah atau manis. Jangan gunakan ujung atau bagian
tengan jari. Hindari pinggir jari karena sedikit mengandung jaringan lunak dan
terdapat pembuluh darah serta syaraf dan tulang lebih dekat dengan permukaan. Jari
telunjuk memiliki kulit yang lebih tebal dan berkalus. Jari kelingking memiliki
jaringan lunak yang lebih sedikit. Hindari menusuk jari yang dingin atau sianotik,
membengkak, berbekas luka, atau ditutupi ruam
4. Tusuk bagian tengah bantalan jari dengan menggunakan lanset steril
5. Usap darah yang pertama keluar karena dapat mengandung cairan jaringan. Tetes
darah berikutnya digunakan untuk pemeriksaan
6. Dengan lembut pijat jari agar darah keluar dan kumpulkan darah di tempat khusus
atau langsung teteskan ke alat test
7. Labeli tempat sampel atau alat tes dengan tanggal dan waktu pemeriksaan, nama
lengkap pasien dan jenis spesimen

3. Pengambilan Sampel Urin
Tujuan : mendapatkan spesimen urine yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan
urinalisa. Waktu pengambilan sebaiknya sebelum pemberian antibiotik, dan untuk
pemeriksaan tes kehamilan dan sedimen dipakai urine pagi hari.
Jenis sampel :
Urine sewaktu/random acak untuk urin rutin
Urine pagi setelah bangun tidur, sebelum makan atau minum apapun. Baik untuk
pemeriksaan sedimen, urin rutin, serta tes kehamilan
Urine tampung 24 jam untuk analisis kualitatif suatu zat dalam urine, misalnya ureum,
kreatinin, natrium. Biasanya dikumpulkan dalam botol 1,5 L dan diberi zat pengawet
toluene.
Alat dan Bahan :
Urine container atau wadah steril dari gelas/plastik bermulut lebar bertutup rapat yang
dapat menampung 10-15 ml.
Prosedur pengumpulan :
Sampel diambil oleh pasien sendiri (kecuali dalam kondisi yang tidak
memungkinkan). Sebelumnya pasien diberikan penjelasan mengenai tata cara pengambilan
sampel yang benar. Cara pengambilan yang baik adalah dengan metode urine porsi tengah
(mid stream urine).
1. Sebelum pengumpulan sampel, pasien mencuci tangan dengan sabun sampai bersih
dan dikeringkan dengan handuk bersih.
2. Bersihkan daerah genital sebelum berkemih
3. Berkemih dan biarkan aliran pertama dibuang untuk menyiram sel-sel dan mikroba
dari luar urethra agar tidak mencemari spesimen urine
4. Tampung urine aliran selanjutnya dalam wadah yang telah disediakan sebanyak 10-15
ml

Prosedur pengambilan urine 24 jam adalah sebagai berikut.
1. Pada hari pengumpulan. Pasien harus membuang urin pagi pertama. Catat tanggal
dan waktu berkemih. Semua urine yang dikeluarkan pada periode selanjutnya
ditampung.
2. Jika pasien ingin buang air besar, kandung kemih harus dikosongkan terlebih dulu
untuk menghindari kehilangan air seni dan kontaminasi feses pada sampel urin
wanita.
3. Keesokan paginya tepat 24 jam setelah waktu yang tercatat pada wadah pengumpulan
urin dihentikan.
4. Spesimen urin sebaiknya didinginkan selama periode pengumpulan
Sampel midstream clean catch adalah spesimen urin midstream yang dikumpulkan
setelah membersihkan meatus uretra eksternal. Urine jenis ini biasanya digunakan kultur
kuman. Prosedurnya adalah sebagai berikut.
1. Wanita : Pasien mencuci tangan dengan sabun lalu keringkan dengan handuk, kain
bersih atau tissue. Tanggalkan pakaian dalam, lebarkan labia dnegan satu tangan.
Bersihkan labia dan vulva menggunaan kasa steril dengan arah dari depan ke
belakang. Bilas dengan air bersih dan keringkan dengan kasa steril yang lain. Selama
proses ini berlangsung, labia harus tetap terbuka dan jari tangan jangan sampai
menyentuh daerah yang telah dibersihkan. Keluarkan urine, aliran urine yang pertama
dibuang, aliran urin selanjutnya ditampung dalam wadah steril yang telah disediakan.
Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis. Diusahakan agar urine tidak
membasahi bagian luar wadah. Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke
laboratorium
2. Pria : Pasien mencuci tangan dengan memakai sabun lalu mengeringkannya dengan
handuk, kain bersih atau tissue. Jika tidak disirkumsisi, tarik preputium kebelakang,
keluarkan urine, aliran urine yang pertama dibuang. Aliran urine selanjutnya
ditampung dalam wadah steril yang telah disediakan. Pengumpulan urine selesai
sebelum aliran urine habis. Diusahakan agar urine tidak membasahi bagian luar
wadah. Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke laboratorium

Sampel dapat dikumpulkan dengan aspirasi suprapubik, dimana dengan cara ini
didapatkan sampel urine yang paling murni. Prosedurnya adalah sbb.
1. Desinfeksi kulit didaerah suprapubik dengan Povidone Iodine 10% kemudian
bersihkan sisa povidone iodine dengan alkohol 70%
2. Aspirasi urine tepat di titik suprapubik dengan menggunakan spuit
3. Ambil urine sebanyak 20 ml dengan cara aseptik
4. Masukkan urine ke dalam wadah steril dan tutup rapat
5. Segera dikirim ke laboratorium

4. Pengambilan Sampel Feses
Tujuan : mendapatkan spesiem feses yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan
feses rutin. Waktu pengambilan dilakukan setiap saat terutama pada fase akut atau sebelum
pemberian antibiotik.

Alat dan Bahan :
Lidi kapas steril
Kontainer feses
Media transport (Stuart atau Amies)
Cara kerja :
1. Penderita diharuskan buang air kecil terlebih dahulu karena tinja tidak boleh
terkontaminasi urine
2. Instruksikan pada penderita untuk buang air besar langsung kedalam pot tinja (kira-
kira 5 gram), atau jika menggunakan usap rektal yaitu dengan mengusapkan lidi kapas
ke dalam anus hingga mencapai sfingter ani ( 2 cm), putar 360 C lalu tarik keluar
dan segera letakkan dalam medium transpor
3. Tutup pot dengan rapat
4. Beri label berisi tanggal dan waktu pemeriksaan, nama pasien dan jenis spesimen
serta kuman yang ingin diidentifikasi
5. Segera kirim ke laboratorium, jika tidak segera diperiksa simpan dalam suhu dingin
4C atau taruh dalam media transpor

5. Pengambilan Sampel Sputum untuk Pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA)
Tujuan : mendapatkan spesimen sputum yang memenuhi persyaratan untuk
pemeriksaan pewarnaan basil tahan asam.
Waktu : diperlukan 3 kali pengambilan sputum dalam 2 kali kunjungan yaitu sputum
pagi (S), yaitu ketika penderita pertama kali datang; Sputum pagi (S) yaitu sputum pertama
yang diambil pada pagi hari setelah bangun tidur; Sputum sewaktu (S) yaitu saat penderita
tiba di laboratorium penderita diminta mengeluarkan sputumnya lagi.
Alat dan Bahan :
Wadah/pot steril dari plastik bermulut lebar bertutup ulir
Cara kerja :
1. Berikan penjelasan pada penderita bagaimana membatukkan sputuh yang benar yaitu
berkumur lebih dahulu, tarik nafas 2-3 kali, tahan beberapa detik kemudian batukkan
kuat-kuat.
2. Taruh wadah sputum dekat bibir dan masukkan sputum kedalamnya
3. Sputum yang baik adalah yang kental, tidak bercampur liur atau sisa makanan dan
jumlahnya cukup (2-3 ml)
4. Tutup wadah sputum dengan rapat
5. Berikan label berisi tanggal pemeriksaan, nama pasien, jenis spesimen serta urutan
spesimen.

Anda mungkin juga menyukai