Anda di halaman 1dari 18

Prof. U. Kaswiyan, dr.

,SpAn-K
PENDAHULUAN
Penyakit kardiovaskuler paling sering
Mengapa penting ?
Indikasi masalah endokrin (tirotoksis, DM) dan ginjal
Faktor resiko : penyakit jantung, otak, ginjal, pembuluh
darah
Komplikasi : MI, CHD, stroke, gagal ginjal, diseksi aorta
resiko komplikasi anestesi
penundaan operasi
Bilamana operasi elektif ditunda ?
Membedakan hipertensi dengan ansietas ?



PENDAHULUAN
Menunda / melanjutkan operasi berdasarkan :
Beratnya peningkatan tekanan darah preoperatif,
Adanya penyerta iskemi miokard,
Disfungsi ventrikel atau
Komplikasi serebrovaskuler atau ginjal dan juga
prosedur bedahnya
KLASIFIKASI HIPERTENSI
Tekanan darah diatur oleh baroreseptor dan sekresi hormon
vasoaktif (renin, angiotensin, katekolamin, aldosteron)
abnormal HIPERTENSI
Esensial (primer) 90%
Sekunder
Sistolik (PDA, Coarct, Ao regurgitation)
Sistolik dan diastolik (renal, endokrin, high ICP, psikologik)
White coat HT : 20% kasus
KLASIFIKASI HIPERTENSI
(JNC6 vs JNC7)
Kategori
(JNC6)
SBP
(mmHg)
DBP
(mmHg)
Kategori
(JNC7)
SBP
(mmHg)
DBP
(mmHg)
Normal < 130 <85 Normal < 120 And < 80
High
normal
130-139 85-89 Pre HT 120-139 Or 80-89
Hipertens
i
Stage 1
HT
140-159 Or 90-99
Stage 1
HT
140-159 90-99 Stage 2
HT
160 Or 100
Stage 2
HT
160-179 100-109
Stage 3
HT
(severe)
180-209 110-119
Stage 4
HT (very
severe)
> 210 >120
DIAGNOSIS HIPERTENSI
Anamnesis
Nyeri dada, intoleransi lat fisik, sesak, edema,
claudicatio intermitten
Pemeriksaan fisik
TD diukur pada waktu tepat, posisi cuff
Ophatalmoskop
EKG
Laboratorium
Serum kreatinin dan BUN
Elektrolit
TERAPI HIPERTENSI
Kombinasi mekanisme kerja obat
Ideal kausatif
Biasa bersifat simptomatik
Diuretik
Vasodilator (arterio/vanodilator)
Simpatolik (bekerja pada reseptor adrenergik)
Antagonis angiotensin
TERAPI HIPERTENSI
SIMPATOLITIK
Central : clonidine, dexmedetomidine, metildopa
Ganglion blocker / post ganglionic symathematic nerve
terminal blocker : guanetidine, reserpine
Adrenoreceptor : blocker

VASODILATOR
Nitrates : NTG, NSP
Hydralazine (apresoline )
Ca channel blocker
TERAPI HIPERTENSI
ANTAGONIS ANGIOTENSIN
Angiotensin vasokonstriksi
Bradikinin vasodilator

ACE inhibitor : angiotensin I agiotensin II
menginhibisi metabolisme dari
bradikinin
RESIKO HIPERTENSI PERIOPERATIF
Hipertensi berat meningkatkan resiko terjadinya :
Ketidakstabilan hemodinamik
Aritmia, iskemik dan infark miokard
Disfungsi ginjal dan gangguan neurologis

Hipertensi perioperatif resiko hipertensi psot
operatif
resiko komplikasi post operatif
UPAYA RESIKO PERIOPERATIF
Mengontrol tekanan darah adekuat
Lanjutkan obat anti hipertensi, kec diuretik (hipovolemia dan
gangguan elektrolit)
Tunda bila SBP > 200 atau DBP > 120 mmHg (+ end organ damage)
Bila tetap harus berlangsung, setidaknya dicapai TD < 190/110 mmHg
sebelum operasi berlangsung
Hidrasi optimal sebelum induksi dilaksanakan
Patfis :
Penebalan dinding arteri dan arteriol
Vasokonstriksi peningkatan TD
Vasodilatasi karena agen anestetik menurunkan TD secara lebih
nyata
Pilihan analgetik dan obat-obat anestesi

HIPERTENSI INTRAOPERATIF
Peningkatan TD > 20% dari baseline
Borderline SBP 130-139, DBP 85-89 normotensif
Penyebab tersering :
Anestesi tidak adekuat
Hipertensi kronis terutama yang tidak terkontrol
Lain-lain :
Hipoksia / hiperkarbia
Overload volume intravaskuler
Afterload : pneumoperitoneum, torniquet lama
Obat : rebound efek dari obat anti hipertensi (clonidine, blocker),
interaksi obat (MAO inhibitor-meperidine), absorpsi sistemik
vasokonstriktor

MANAJEMEN
HIPERTENSI INTRAOPERATIF

Monitoring
Monitoring
EKG fokus mendeteksi tanda-tanda iskemia jantung
Produksi urin dan distensi kandung kemih
Pkuran manset tekanan darah
Hipoksia dan hiperkarbi


Induksi anestesi dan intubasi
induksi menurukan TD drug induced vasodilatasi
intubasi menaikan TD dilaksanakan dengan halus dan cepat


MANAJEMEN
HIPERTENSI INTRAOPERATIF

Tehnik untuk mengurangi respon kenaikan TD:

1. Perdalam anestesi obat volatil 5-10 menit
2. Direk laringoskopi kurang dari 15 detik
3. Pemberian bolus opioid
4. Pemberian lidokain1,5 mg/kg intravena
5. Blokade adrenergik
6. Nitrogliserin atau nitropruside intravena
7. Anestesi topikal untuk jalan nafas

MANAJEMEN
HIPERTENSI INTRAOPERATIF
Pemeliharaan

Menyesuaikan kedalaman anestesi
Penanganan ketidakstabilan tekanan darah intraoperatif
Anestesi dapat dengan aman dilanjutkan dengan obat volatil
(dengan atau tanpa nitrous oksida), teknik balans (opioid + nitrous
oksida + pelemas otot)
Obat pelemas otot kecuali bolus pancuronium dalam jumlah besar
dapat digunaka secara rutin
Regional anestesi dapat diterima sebagi pilihan
Hipertensi sistemik kronis berhubungan dengan hipovolemia dan
penyakit iskemik jantung

ANTIHIPERTENSI INTRAOPERATIF

Singkirkan segala penyebab lain yang mungkin

Hipertensi intraoperatif X berespon terhadap kedalaman
anestesi obat parenteral

Pilihan obat tergantung derajat, penyebab hipertensi,
fungsi ventikuler, laju jantung dan ada tidaknya penyakit
bronkospastik paru

Obat yang digunakan: vasodilator direk, Ca channel
blocker, adrenergik reseptor blocker, central alpha 2 agonist
atau ACE inhibitor.

HIPERTENSI POSTOPERATIF

etiologi:

nyeri
hiperkarbia

hipervolemia
hypothermia
perubahan penggunaan obat-obatan yang bersifat kronis


HARUS DITANGI DENGAN CEPAT SESUAI ETIOLOGI






TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai