Anda di halaman 1dari 7

a) Instrument Sebagai Alat Ukur

5:4)

Adalah merubah besaran fisis atau variabel proses kedalam bentuk satuan yang dapat
diamati, dimengerti sehingga dapat dimanfaatkan untuk keperluan data pengukuran
/ monitoring maupun untuk analisa. Secara umum variabel proses akan diubah
kedalam bentuk sajian berupa tampilan, rekord, maupun printditentukan oleh alat
ukur tersebut yang terdiri atas elemen elemen pengukuran yaitu:
v Tranducer Element
Adalah suatu elemen yang pertama kali mengindra suatu besaran proses kemudian
merubah besaran tersebut dalam bentuk gerakan mekanik maupun besaran listrik.
v Signal Conditioning Element
Adalah elemen yang berfungsi memproses / memanipulasi output dari tranduser
kedalam bentuk sesuai dengan rangkaian setelahnya. Elemen ini bisa dalam
bentuk amplifier, mekanikal linkages, ADC dll.
v Data Presentation Element
Yaitu elemen yang berfungsi menampilkan data informasi hasil pengukuran kedalam
bentuk satuan pengukuran dengan penyajian data menggunakan print out, rekorder,
indikator, ataupun dengan menggunakan tampilan sepertidekstop.
b) Sebagai Alat Pengendali ( control )
Yaitu berfungsi mengendalikan jalannya operasi agar variabel proses yang sedang
diukur dapat diatur dan dikendalikan, tetap pada nilai yang ditentukan (set point ).
c). Sebagai Alat Pengaman ( safety )
Instrumentasi memberikan tanda bahaya atau tanda gangguan apabila terjadi
gangguan atau kondisi yang tidak normal yang diakibatkan oleh tidak berfungsinya
suatu peralatan pada suatu proses, serta berfungsi untuk mengetripkan suatu proses
apabila gangguan tersebut tidak teratasi dalam waktu tertentu.
d). Sebagai Alat Analisa ( analyze )
Instrument berfungsi sebagai alat untuk menganalisa produk yang dikelola, apakah
sudah memenuhi spesifikasi seperti yang diinginkan atau sesuai dengan standar.
Misalkan untuk mengetahui polusi dari hasil buangan sisa produksi yang diproses
agar tidak membahayakan dan merusak lingkungan
5:2)
.
3.2 Dasar Dasar Sistem Pengendalian
Setiap proses selalu mempunyai suatu keadaan yang diinginkan dan suatu keadaan
yang sedang berlangsung. Supaya keadaan yang diinginkan selalu sama dengan
keadaan yang sedang berlangsung, maka pengontrolan mempunyai arti penting
untuk menjaga nilai yang diinginkan
4:95)
.
3.3 Macam Macam Sistem Pengendalian:
1. Pengendalian Manual
Merupakan pengendalian dengan sensor yang dipunyai manusia.
2. Pengendalian Otomatis
Adalah pengendalian dengan menggunakan kontroler. Peranan manusia hanya
sebatas memberikan nilai set.
3.4 Variasi Rangkaian Pengendali
3.4.1 Rangkaian Pengendali Umpan Balik
Gambar 3.2 Loop Pengendalian Umpan Balik
8:91)

Kerugian sistem Pengendalian Umpan Balik
4:105)

o Pengendalian umpan balik tidak dapat mengambil aksi perbaikan terhadap suatu
penyimpangan pada proses sebelum sistem kontrol itu mendapatkan sinyal dari
transmiter yang diletakan setelah control valve. Jadi hanya setelah ada
penyimpangan pada proses barulah sistem kontrol mengambil aksi perbaikan.
o Karena aksi perbaikan datang setelah penyimpangan maka terdapat keterlambatan
pengontrolan pada rangkaian. Semakin banyak elemen digunakan maka semakin
besar keterlambatan
4:106)
.
3.4.2. Rangkaian Pengendali Umpan Maju
4:105)

Prinsip kerjanya mendeteksi secara dini adanya gangguan, sehingga dapat segera
melakukan koreksi terhadap sistem agar output tidak banyak terpengaruh.
Beberapa keuntungan sistem pengendali umpan maju ( feed forward ) antara lain:
o Kesalahan dapat ditekan seminimal mungkin
o Spesifikasi produk dari proses yang dikendalikan menjadi lebih konstan
o Pemakaian energi menjadi lebih efisien
o Biaya produksi menjadi lebih rendah
3.4.3 Rangkaian Pengendali Cascade
3:7)

Rangkaian pengendali cascade merupakan gabungan dari kedua metoda sistem
pengendali diatas yaitu ( pengendali umpan balik dan pengendali umpan maju ),
dimana yang satu berfungsi sebagai master control dan yang satu berfungsi
sebagai slave control.
3.5 Mode Pengontrolan
3:7)

Kontroler menghasilkan sinyal pengaturan dan inputnya berupa sinyal kesalahan.
Sinyal kesalahan adalah selisih antara harga yang diinginkan dengan harga
pengukuran.
Berdasarkan responsnya maka kontroler dapat di bagi menjadi kontroler:
a) Kontroler ON OFF
Disebut juga kontroler bang bang atau dua posisi. Kontroler ini adalah
jenisproportional dengan penguatan sangat tinggi. Jika sinyal kesalahan berubah
tanda, maka valve akan membuka atau menutup ( posisi ON atau OFF ).
b) Kontroler Proportional
Perubahan output kontroler ini sebanding dengan besarnya sinyal kesalahan. Jenis
kontroler ini memberikan nilai output yang setabil.
c) Kontroler Proportional + Integral ( PI )
Komponen Integral ( Reset ) berfungsi menghilangkan offset, tetapi respon kontroler
akan menjadi lebih lambat.
d) Kontroler Proportinal + Derivatif (PD)
Aksi derivatif disebut juga aksi rate. Berfungsi untuk menaikan laju respon kontroler.
Dalam prakteknya kombinasi PD jarang dipakai sebab dapat menguatkan noise.
e) Kontroler Proportional + Integral + Derivatif ( PID )
Fungsi kontroler PID ialah menghasilkan respon yang cepat,
menghilangkanoffset serta menghilangkan keterlambatan akibat aksi integral.
3.6 Elemem Sistem Pengendalian
3.6.1 Elemen Pengukur
5:39)

o Elemen Sensor ( Primary Sensing )
Sensor level : Displacer, Capsule, Floater
Sensor aliran : Capsule, Bellows, Orifice Plate, Venturi tube
Sensor suhu : Termokopel, Bimetal, RTD
Sensor tekanan : Bourdon tube, Bellows, Diafragma
o Transmiter ( secondary element )
Transmiter adalah suatu instrument yang berfungsi untuk mengukur keadaan
besaran proses dan menghasilkan output pengukuran yang sebanding dengan nilai
yang di ukur.
Bila diihat dari besaran yang dikeluarkan, maka ada dua jenis transmiter yaitu:
o Transmiter Pneumatik, output sinyal adalah 3 15 Psi
o Transmiter Elektronik, output sinyal adalah 4 20 mA DC, dan 1 5 VDC
3.6.2 Elemen Pengendali
Elemen pengendali adalah elemen yang berfungsi menjaga atau mempertahankan
suatu proses variabel agar tetap pada nilai yang diinginkan. Yaitu dengan cara
membandingkan nilai dari besaran proses yang dikendalikan dengan nilai yang
diinginkan dan mengeluarkan sinyal yang sesuai dengan mode controller dengan
tujuan untuk mengurangi nilai error.
3.6.3 Elemen Akhir ( Final Control Element )
Control valve merupakan salah satu dari final control element dalam sistem
pengendalian. Control valve adalah alat yang dioperasikan dengan daya,
atauvalve yang dapat dioperasikan secara otomatis dengan bukaan plug sesuai
dengan nilai sinyal yang di berikan dan tentunya jenis plug itu sendiri.
Macam control valve berdasarkan aksinya:
v Air To Open ( ATO ) atau Fail close ( FC )
Adalah control valve dengan bukaan plug yang sebanding dengan nilai sinyal yang
diumpankan kepadanya dan berbanding terbalik dengan tutupan valve. Sehingga
saat sinyal minimum maka bukaan valve juga minimum. Control valveini
mempunyai karakteristik jika tidak ada sinyal ataupun kegagalan sinyal maka plug
akan menutup.
v Air To Close ( ATC ) atau Fail Open ( FO )
Artinya control valve yang mempunyai karakteristik jika terjadi kegagalan sinyal,
maka plug akan menutup. Atau bisa dikatakan ada sinyal untuk menutup.
Bukaan control valve ini berbanding terbalik dengan besarnya sinyal yang diberikan
namun sebanding dengan besarnya tutupan valve.

Akan timbul pertanyaan
Apakah instrumentasi?


Mengapa pengenalan instrumentasi merupakan hal penting dalam suatu
industri ? Apa yang perlu diketahui tentang instrument dan bagaimana konsep
pengukuran ? Beberapa pertanyaan lain menjadi pemikiran pembaca dan
menjadi dasar materi ini.

Instrumentasi adalah suatu alat yang mempunyai fungsi khusus dan tertentu.
Ada beberapa macam Instrumentasi di dalam plant proses dan industri,
antara lain :
1. Alat ukur Sebagai Sensor / Tranduser : Perangkat yang digunakan
untuk merasakan besaran proses yang akan diukur dan mengubahnya dari
suatu besaran ( missal : temperatur ) ke bentuk besaran lainnya ( misal :
besaran listrik )
2. Instrument pengendali (Controller) : adalah alat yang digunakan untuk
melakukan perhitungan-perhitungan pengontrol berdasarkan perbandingan
sinyal umpan balik( process variable ) dan sinyal referens ( set point ).
3. Control Valve ( Elemen Kontrol Akhir ) : Perangkat yang digunakan
untuk melakukan aksi pengontrol berdasarkan sinyal control.
Pada topik ini ditekankan tentang pengenalan alat ukur yang ada dalam
proses industri, konsep pengukuran, alat ukur apa saja yang dipergunakan
sampai, pengendalian proses dan hal-hal yang berhubungan dengan cara
kalibrasi maupun sistem proteksi

Terminologi instrumentasi yang merupakan bagian penting untuk bisa
memanfaatkan instrumentasi dengan baik.
Sinyal dalam pengukuran
Setiap kali kita melakukan pengukuran, kita harus sudah tahu secara pasti
tentang apa yang akan diukur, dan apa yang akan dihasilkan. Berikut adalah
terminologi tentang sinyal :
1. Variabel Pengukuran ( measured variable ) : adalah suatu besaran
fisik yang dikenai pengukuran.contohnya : temperature, tekanan, laju aliran,
level dll.
2. Sinyal pengukuran ( mesuared signal ) : adalah variable pengukuran
dalam bentuk listrik, mekanik, pneumatic atau variable yang lain yang masuk
pada suatu instrumentasi, atau dalam kata lain sinyal pengukuran adalah
variable yang dihasilkan oleh sesuatu sensor atau transduser.
3. Sinyal input adalah sinyal dimasukkan / masuk pada suatu elemen,
instrumentasi atau sistem.
4. Sinyal output adalah sinyal yang dihasilkan / dikeluarkan oleh suatu
elemen, instrumentasi atau sistem lain.
5. Daerah pengukuran ( range ) adalah suatu daerah yang dibatasi oleh
harga maximum dan harga minimum suatu besaran yang terukur,. Misalnya :
0 - 150 C , 1 - 10 kg 4 - 20 mA , 3 - 15 psi dll.
6. Daerah ukur (Span ) adalah selisih antara batas atas dengan batas
bawah dari suatu daerah pengukuran. Misalnya untuk daerah pengukuran 4 -
20 mA mempunyai daerah ukur 16 mA.
KUALITAS HASIL PENGUKURAN
Dari langkah pengukuran diketahui angka hasil pengukuran yang dapat
diamati dari jarum penunjuk atau scala alat ukur. Yang menjadi pertanyaan
sekarang. Apakah angka yang ditunjuk alat ukur dapat dipercaya? atau
seberapa besar kesalahan yang mungkin termuat dalam angka penunjuk.
Untuk menentukan tingkat kesalahan (Akurasi) alat ukur pada umumnya
dapat dilihat pada daftar spesifikasi atau standar kalibrasi alat tersebut.

Beberapa contoh terminology yang berhubungan denga ketelitian :
a) Ketelitian ( Accuracy ) adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa
jauh instrument menunjukkan harga yang menyimpang / mendekati harga
sebenarnya.

b) Keterulangan ( Repeatability ) adalah sejauh mana instrument dapat
menunjukkan output yang sama, untuk input yang tetap, jika pengukuran
dilakukan berulang-ulang

c) Sensitivitas ( sensitivity ) adalah perbandingan antara perubahan output
terhadap perubahan input pada saat keadaan mantap.

d) Resolusi adalah ukuran atau skala pengukuran terkecil yang dapat dibaca
dari sekala instrumentasi.

e) Threshold adalah nilai input terkecil yang dapat terbaca pada bagian skala
terendah(batas daerah bawah)

f) Hysterisis adalah suatu keadaan dimana lintasan kalibrasi pada saat harga
input bergerak naik adalah tidak sama dengan lintasan kalibrasi pada saat
jika harga input diturunkan.

g) Dead Band adalah suatu daerah ukur dimana adanya input tidak
mengakibatkan adanya output. pengukuran yang meliputi :
1. Pengukuran tekanan
2. Pengukuran aliran
3. Pengukuran level
4. Pengukuran temperatur
Pengukuran tekanan akan dikemukakan contoh contoh dari macam-macam
sistem pengukuran tekanan, yang biasa dilakukan di industri seperti di
industri industri
.
Macam macam elemen pengukuran tekanan mulai dari yang sederhana,
manometer U, bellows, diafragma, strain gage dll. Demikian pula pada
pengukuran aliran, pengukuran level serta pengukuran temperatur dimana
uraian didasarkan pada gambar -gambar

Dengan metode ini diharapkan para calon teknisi tidak kesulitan dan
selanjutnya menjadi referensi didalam menganalisa macam macam
instrumentasi proses control yang baru yang kiranya ditemukan dikemudian
setelah bekerja dilapangan nanti

Anda mungkin juga menyukai