Anda di halaman 1dari 10

FENOMENA ALAY DI INDONESIA

Makalah
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
yang diampu oleh Moch. Whilky Rizkyanfi, S.Pd., M.Pd.


oleh :
Billy Wijayakusuma Bakti (112130291)
Moch. Anhar (112130290)
Rusmanto Putra (112130251)
Sandi Raimukti (112130258)




PROGAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
STISI TELKOM
BANDUNG
2012
KATA PENGATAR
Pertama kami ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa
yang telah memberkati kami sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan.
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada teman-teman yang
selama ini mendukung, kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai
keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu, tidak ada hal yang dapat diselesaikan
dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan karya tulis ini yang telah kami selesaikan.
Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini. Kami
melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki di mana kami
juga memiliki keterbatasan kemampuan. Maka dari itu, seperti yang telah dijelaskan
bahwa kami memiliki keterbatasan dan juga kekurangan, kami bersedia menerima kritik
dan saran dari pembaca yang budiman.
Dengan menyelesaikan karya tulis ini kami mengharapkan banyak manfaat yang
dapat dipetik dan diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya karya tulis ini baik
pembaca maupun khalayak umum dapat memahami permasalahan tren alay di Indonesia
serta mengetahui apa tren tersebut menyimpang atau tidak . Dengan begitu maka kami
berharap tren alay jangan sampai merusak bahasa Indonesia.
Bandung, 12 November
Penulis
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI . ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah.. 1
1.3 Rumusan Masalah.. 2
1.4 Tujuan. 2
1.5 Manfaat.. 2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Trend Alay?........................................................................... 3
2.2 Pengaruh Budaya Alay di Kalangan Remaja 3
2.3 Dampak Budaya Alay bagi Pengikutnya dan Masyarakat
Luas 4
2.4 Cara Menghindari Budaya Alay 4
BAB 3 PENUTUP
3.1 Simpulan........ 6
3.2 Saran . 6
DAFTAR PUSTAKA... 7




ii
BAB 1
PENDAHULUAN

d.3 Latar Belakang

Perkembangan zaman dari waktu ke waktu berperan penting dalam memengaruhi perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Perkembangan budaya sendiri menghasilkan suatu istilah yang
disebut mode atau tren. Suatu tren pada awalnya adalah sebuah kebiasaan atau perilaku seseorang atau
suatu kelompok yang menjadi sebuah gaya baru dan mulai diikuti oleh orang lain karena penemu tren itu
secara sengaja atau tidak sengaja memperkenalkan kepada masyarakat, atau ada suatu pihak yang
memublikasikannya kepada masyarakat secara langsung atau pun melalui media. Sebuah tren bisa berupa
pakaian, kebiasaan, cara berbicara, dan berbahasa. Sebuah tren yang sudah menjadi terkenal kemudian
bisa dikembangkan atau dihilangkan ketika masyarakat mulai bosan dengan tren yang ada dan ingin
menciptakan suatu tren baru.

Namun, tren yang semakin berkembang di kehidupan manusia menjadi semakin banyak dan
membingungkan. Negara-negara maju yang menjadi trend setter seperti Amerika Serikat, Perancis,
Korea Selatan, dan Jepang berlomba-lomba dalam memperkenalkan tren masing-masing yang
diperkenalkan oleh artis papan atas dari setiap 7egara melalui media 7egara7e dan internet. Tren-tren
yang sedang booming ini kemudian diikuti oleh masyarakat di 7egara-negara yang terkena arus
globalisasi seperti Indonesia.

Di Indonesia banyaknya tren tersebut tidak hanya diikuti oleh masyarakat kota-kota besar yang
memang menjadi pusat mode dan tren, tetapi juga banyak penduduk desa atau daerah perbatasan antara
kota dan desa yang ingin bergaya dan menjadi stylist seperti masyarakat kota pada umumnya.
Perkembangan tren yang semakin kompleks ini menyebabkan masyarakat yang kurang memahami tren
menjadi salah kiblat dan menyimpang dari tren yang sebenarnya. Salah satu tren di Indonesia yang
bermula dari kesalahpahaman tersebut saat ini adalah tren alay


1.2 Identifikasi Masalah

Fenomena alay memunculkan budaya yang terlalu menyimpang dari trenddan tata bahasa yang
tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dimana di kalangan remaja mulai menjamur budaya alay

1.3 Rumusan Masalah
Adapun rmusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Seperti apakah trend alay?
b. Seberapa besar pengaruh budaya alay di kalangan pemuda Indonesia?
c. Apa saja dampak budaya alay bagi pengikutnya dan masyarakat luas?
d. Bagaimana cara menghindari budaya alay?


1


1.4 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:

a. pengertian budaya alay bagi para pembaca
b. bagaimana cara menghindari budaya tersebut.
c. seberapa besar pengaruh alay di lingkungan masyarakat.
d. dampak budaya alay bagu pengikutnya.

1.5 Manfaat

a. Bagi penulis

Sebagai pengetahuan untuk lebih dapat memahami tentang kehidupan budaya alay.

b. Bagi pembaca

Agar pembaca memahami permasalahan budaya alay di Indonesia.

c. Bagi khalayak umum

Agar mengetahui apakah budaya alay ini menyimpang atau tidak.














2
BAB 2
PEMBAHASAN



2.1 Trend Alay?

Kata Alay bisa diartikan sebagai Anak layangan, Anak lebay, Anak kelayapan, dan lain
sebagainya. Dimana anak-anak tersebut sering didefinisikan sebagai anak-anak yang berkelakuan
tidak biasa atau dapat dikatakan berlebihan. Anak-anak ini ingin diketahui statusnya di antara
teman-teman sejawatnya, mereka ingin selalu memperlihatkan keeksisan atau kenarsisan mereka
dalam segala hal. Misalnya, dalam hal berpakaian, bertingkah laku, serta berbahasa (baik lisan
maupun tulis)

Menurut Koentjaraningrat: Alay adalah gejala yang dialami pemuda-pemudi Indonesia, yang
ingin diakui statusnya di antara teman-temannya. Gejala ini akan mengubah gaya tulisan dan gaya
berpakaian, sekaligus meningkatkan kenarsisan yang cukup mengganggu masyarakat dunia maya.
Diharapkan sifat ini segera hilang. Jika tidak, akan mengganggu masyarakat sekitar

Fenomena alay ini merupakan gambaran atas pemuda-pemudi Indonesia yang ingin mengikuti
tren masa kini dan ingin menjadi terkenal atau ingin di akui statusnya oleh orang lain melalui cara
yang tidak benar karena sebenarnya mereka tidak begitu memahami tren yang sebenarnya sedang
berkembang. Hal ini bisa karena kurang pahamnya mereka dalam menangkap informasi yang
diberikan oleh media televisi maupun internet sehingga mereka berperilaku berlebihan atau lebay.


2.2 Pengaruh Budaya Alay di Kalangan Remaja

Virus alay ini awalnya berkembang di dunia maya, tetapi seiring dengan waktu, tak hanya di
dunia maya, di dunia nyata pun virus ini pun berkembang. Fenomena alayers (sebutan bagi kaum
alay) ini merebak di segala kalangan masyarakat, khususnya remaja dan termasuk di dalamnya pada
mahasiswa. Banyak di sekitar kita para mahasiswa yang mengadopsi bahasa ini dan dipakai di
kehidupan sehari-hari. Mulai dari gaya bahasa yang sengaja dilebih-lebihkan sampai pada perubahan
tingkah laku. Hal ini tak luput dari pengaruh media massa. Seperti di televisi, terdapat beberapa
selebritis atau presenter yang kerap berprilaku dan berbahasa alay sehingga para penonton yang tidak
dapat menyaring pesan-pesan yang disampaikan langsung mengadopsi pesan tersebut walaupun
mereka tahu bahwa kebudayaan itu dapat mengikis budaya asli. Bahasa Indonesia misalnya.
Terkadang bila kita terlampau berbahasa Indonesia yang baik dan benar dianggap tidak gaul atau
kampungan, sedangkan bila menggunakan bahasa gaul atau bahasa alay dianggap generasi bangsa
masa kini.
3

2.3 Dampak Budaya Alay bagi Pengikutnya dan Masyarakat Luas

Penggunaan bahasa alay memiliki dampak yang positif dan negatif. Dampak positif dengan
digunakannya bahasa alay adalah remaja menjadi lebih kreatif. Terlepas dari menganggu atau tidaknya
bahasa alay ini, tidak ada salahnya kita menikmati tiap perubahan atau inovasi bahasa yang muncul.
Asalkan dipakai pada situasi yang tepat, media yang tepat dan komunikan yang tepat juga.

Sementara itu, dampak negatifnya adalah penggunaan bahasa alay dapat mempersulit
penggunanya untuk berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Padahal di sekolah atau di tempat
kerja, kita diharuskan untuk selalu menggunakan bahasa yang baik dan benar. Tidak mungkin jika
pekerjaan rumah, ulangan atau tugas sekolah dikerjakan dengan menggunakan bahasa alay karena
bahasa alay tidak masuk ke dalam tatanan bahasa akademis. Begitu juga di kantor, laporan yang kita
buat tidak diperkenankan menggunakan bahasa alay. Jadi, ketika situasi kita dalam situasi yang formal
jangan menggunakan bahasa Alay sebagai komunikasi.

Dampak negatif lainnya, bahasa alay dapat mengganggu siapa pun yang membaca dan
mendengar kata-kata yang termaksud di dalamnya karena tidak semua orang mengerti akan maksud
dari kata-kata alay tersebut. Terlebih lagi dalam bentuk tulisan, sangat memusingkan, dan memerlukan
waktu yang lebih banyak untuk memahaminya.



2.4 Cara Menghindari Budaya Alay

Ada beberapa cara untuk menanggulangi budaya alay, diantaranya, sebagai berikut:

1. Pelajari bahasa indonesia dengan benar

Banyak alay yang sering menyalahkan bahasa Indonesia dengan merubah kata-katanya jadi
terlalu singkat atau kombinasi huruf besar & kecil yang tidak beraturan. Lebih parah lagi ada yang
banyak menggunakan simbol-simbol yang sulit sekali dimengerti. Sering juga hal itu tidak hanya
terjadi di-sms, tetapi diucapan pergaulan sehari-hari , Contoh : LaGy ApHa CiaYankKK, Aqyuu
CiaAnK KMoee

2. Cari tempat nongkrong yang permanen

Beberapa alay masih suka nongkrong di pinggir jalan memanfaatkan trotoar dan lampu
penerangan jalan sebagai tempat nongkrong. Cari tempat nongkrong yang lebih baik, seperi mall atau
cafe. Karena pinggir jalan tidak baik untuk nongkrong dan akan mengganggu kenyamanan pejalan
kaki.

4

3. Hindari musik yang membuat galau

Kata-kata galau salah satunya karena sering mendengarkan musik yang terlalu melow,
terkadang penampilan alay mengikuti ala harajuku, punk, emo, rockstar tetapi playlist di Hp-nya
lagu-lagu mellow seperti smash & viera semua. Lagu bukanlah untuk membuat hati kita semakin
tidak menentu, tetapi untuk menghibur dan memberi semangat.

4. Biasakan diri dengan kamera

Di zaman modern ini kamera terdapat di mana-mana. Baik di handphone, laptop, dan
perangkat lainnya. Banyak alay yang masih belum terbiasa dengan teknologi ini sehingga mereka
sering mengambil gambar, maka munculah istilah narsis yang disebabkan terlalu percaya diri
karena terlalu seringnya mengambil foto dengan berbagai gaya monyong, peace... atau apa saja yang
membuat kesan unyu, imut, keren, dan gaul.

5. Kurangi aktifitas di jejaring sosial

Situs dan aplikasi jejaring sosial seperti Facebook, twitter, BBM, dan lain lain memang
memiliki manfaat positif & negatifnya juga, tetapi jika terlalu sering dakses setiap hari juga tidak
baik. Contohnya setiap menit update status :lagi makan nihh... 5 menit kemudian makan udah
selesai nich.. 2 menit kemudian makan lagi nich, maseh laper geto.... Situs jejaring sosial seperti
ini jika terlalu sering dibuka dapat menyebabkan waktu kita terbuang di depan layar komputer
daripada melakukan hal-hal yang berguna.

6. Perbaiki penampilan

Sebagian besar penampilan remaja sekarang banyak meniru penampilan ala artis
korea/jepang/indonesia sendiri. akantetapi yang perlu diingat, meniru boleh, tetapi perlu
dipertambangkan dengan hal-hal yang mendasar seperti warna kulit, wajah, dan model rambut agar
memberi kesan tidak asal timpuk mode supaya mengikuti arus. Jika terlalu memaksakan akan terlihat
aneh oleh orang lain.

7. Harus lebih giat belajar

Kemungkinan besar remaja yang terkena virus alay masih bersekolah di bangku SMP dan
SMA, di masa-masa inilah para remaja mulai berkembang menjadi dewasa dan masih sangat mudah
untuk terpengaruh oleh budaya dan media. Baik yang memberikan dampak baik atau buruk sehingga
mengakibatkan keinginan mereka untuk lebih eksis, narsis, dan gaul. Berbeda dengan pelajar yang
rajin belajar dan pintar. Mereka akan lebih eksis dalam arti yang sebenarnya. Berprestasi di sekolah
dan membanggakan orang tua dan teman-teman



5

BAB 3
PENUTUP

3.1 Simpulan

Budaya modern Indonesia saat ini sudah banyak mengalami perubahan. Salah satunya adalah
budaya alay. Fenomena alay sudah semakin berkembang di kalangan remaja saat ini. Hal tersebut
terjadi karena adanya budaya asing dan berbagai variasi tren yang mereka anggap sebagai kreativitas.
Karena kurangnya informasi dari media atau kesalahpahaman dalam menangkap informasi tersebut,
pada akhirnya mereka menciptakan sebuah tren yang sedikit menyimpang. Tren alay tersebut sangat
digemari oleh pengikutnya dan teman-teman sebayanya.

Hal tersebut tentunya sangat mengkhawatirkan dan berdampak buruk bagi pertumbuhan dan
perkembangan budaya dan tata bahasa Indonesia yang naik dan benar. Di samping itu dapat
menurunkan nilai, citra, dan martabat bangsa Indonesia di mata negara lain.

3.2 Saran

Sebenarnya sah-sah saja bagi mereka (terutama remaja) yang berpenampilan dan berperilaku
alay, karena hal tersebut merupakan bentuk kreativitas yang mereka buat. Namun, sebaiknya seorang
alay tersebut harus bisa menyesuaikan dengan situasi dan kondisi sekitar. dan tidak digunakan pada
situasi-situasi yang formal. Misalnya pada saat berbicara dengan teman. Teman disini adalah mereka
yang mengetahui dan mengerti bahasa alay tersebut. Tetapi juga jangan sampai menghilangkan budaya
berbahasa Indonesia kita. Karena biar bagaimanapun bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa
kebanggaan kita dan wajib untuk dijaga serta dilestarikan.












6
DAFTAR PUSTAKA


Santana, Ilham Permana..2012, Fenomena Alay dan Ababil: Refleksi Kehancuran Generasi
Muda (online). Tersedia : http://lifestyle.kompasiana.com/urban/2012/10/23/fenomena-alay-dan-
ababil-refleksi-kehancuran-generasi-muda-497814.htm. (10 Desember 2012).

















7

Anda mungkin juga menyukai