Anda di halaman 1dari 20

TUGAS AKHIR

Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi


Diploma 2 Untuk Mencapai Gelar Ahu Muda Pendidikan



Disusun Oleh :

Nama : Ida Catur Septiningsih
NIM : 1402204139




PENDIDIKAN GURU KELAS SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2006
HALAMAN PENGESAHAN



Tugas Akhir ini yang berjudul Meningkatkan Ketrampilan Siswa Tentang
FPB dan KPK kelas V melalui teori Bruner di SD Koalisi Nasional Ngaliyan
Semarang telah disyahkan oleh Pembimbing dan Ketua UPP II Pendidikan Guru
Kelas Sekolah Dasar :
Hari :
Tanggal :


Mengetahui :
Ketua UPP D2 PGKSD Dosen Pembimbing



Drs. J aino, M.Pd. Dra. Wahyuningsih, M.Pd.
NIP. 130875761 NIP.













MOTTO

Sesungguhnya setelah kesulitan datang akan datang kemudahan
dan
Sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan.
(Q.S. Al Insyirah)
Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai
dengan kesanggupannya.
(Q.S. Al Baqarah 286)



PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada :
1. Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang
2. Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan dukungan moril dan materiil.
3. Teman-temanku senasib seperjuangan di PGKSD.
4. Almamater PGKSD FIP UNNES.
5. Pembaca yang budiman.


KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih dan
Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan lancar.
Tugas Akhir dengan judul Bimbingan Belajar Matematika Dalam Upaya
Meningkatkan Ketrampilan Menghitung FPB dan KPK pada siswa kelas V SD
Koalisi Nasional Ngaliyan 01 Semarang, disusun sebagai syarat menyelesaikan
studi pada program Diploma 2 PGKSD.
Penulis menyadari bahwa selesainya tulisan ini tidak lepas dari bantuan,
dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu tidak lupa penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang
berperan bagi terwujudnya penulisan ini, yaitu :
1. Drs. Sutaryono, M.Pd., selaku Ketua Program D2 / PGKSD Universitas
Negeri Semarang.
2. Drs. J aino, M.Pd., selaku Kepala UPP II D2 / PGKSD Universitas Negeri
Semarang.
3. Dra. Wahyuningsih, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing PPL SD Koalisi
Nasional Ngaliyan 01 Semarang.
4. Sutini, SPd., selaku Kepala Sekolah SD Kampus 01, 03, 07.
5. Para guru dan murid SD Koalisi Nasional Ngaliyan 01, 03, 07 Semarang.
6. Teman-teman senasib seperjuangan di PGKSD UNNES.
7. Ayah, ibu dan kakak.
Dengan segala keterbatasan yang dimiliki penulis, Tugas Akhir ini tentu
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
saran maupun kritik yang konstruktif dari pembaca untuk penulisan-penulisan lain
di masa mendatang.
Semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan dapat
memberi sumbangan meskipun kecil bagi dunia pendidikan pada umumnya.

Semarang, 2 September 2006
Penulis














DAFTAR ISI



HALAMAN J UDUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Latar Belakang Masalah .......................................................... 2
C. Rumusan Masalah ............................................................... 2
D. Tujuan ...................................................................................... 2
E. Manfaat ................................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 4
A. Pengertian Belajar Matematika ............................................... 4
B. Matematika .............................................................................. 5
C. Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Per -
sekutuan Terkecil (KPK) ........................................................ 6
BAB III PAPARAN HASIL ..................................................................... 8
A. Tahap Enaktif .......................................................................... 8
B. Tahap Iconik ............................................................................ 9
C. Tahap Simbolik ........................................................................ 10
BAB IV PENUTUP .................................................................................. 12
A. Kesimpulan ............................................................................. 12
B. Saran ...................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 13



















BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan setiap
jenjang pendidikan. Matematika adalah suatu bidang ilmu yang melatih
penalaran supaya berpikir logis dan sistematis dalam menyelesaikan masalah
dan membuat keputusan. Mempelajarinya memerlukan cara tersendiri karena
matematika pun bersifat khas yaitu abstrak, konsisten, hierarki, berpikir
deduktif. (Herman Hudojo, 1988 : 3). Sementara itu siswa dalam suatu kelas
mempunyai karakteristik yang beragam, seperti kemampuan kognitif , kondisi
sosial ekonomi, dan minat terhadap matematika untuk siswa SD, menurut
Piaget masih berada pada masa operasional konkret. Dengan mengetahui
kekhasan matematika dan karakteristik siswa, dapat diupayakan cara-cara
yang sesuai dengan pembelajarannya sehingga tujuan pembelajaran dapat
dicapai, baik dari segi kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Peranan seorang guru sangat penting dalam hal ini. Guru harus bisa
menciptakan pembelajaran yang menarik dan dapat dipahami siswa dengan
baik sehingga matematika menjadi pelajaran yang diminati dan dikuasai oleh
siswa. Seorang guru juga perlu memberikan bimbingan belajar terhadap siswa
baik yang berkekurangan maupun yang berlebihan. Akan tetapi tidak
semua guru memperhatikan hal ini, padahal dari hasil penelitian selama PPL II
di SD koalisi Nasional Ngaliyan 01 hasil belajar matematika pada pokok
bahasan menghitung FPB dan KPK si An kelas IV nilainya selalu kurang
dari teman-temannya, penyebabnya ada 2 kemungkinan, yaitu kekurangan
minat belajar siswa dan kurangnya pemahaman konsep yang dikuasai anak.
Oleh karena itu kita sebagai guru berperan sebagai motivator, komunikator
dan fasilitator dalam pencapaian hasil belajar pada siswa.

B. Permasalahan
Bertolak dari latar belakang di atas, maka seorang guru perlu
memberikan bimbingan yang meliputi :
Bagaimana penanaman konsep yang benar efektif dan mengena pada pokok
bahasan menghitung FPB dan KPK ?

C. Rumusan Masalah
Dari uraian pada latar belakang dan permasalahan di atas, sebagai
prarefleksi, rumusan masalah adalah sebagai berikut :
Apakah dengan penerapan bimbingan belajar terhadap siswa dapat
menumbuhkan belajar dan meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran matematika terutama dalam menghitung FPB dan KPK di
kelas V ?

D. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Menumbuhkan minat belajar siswa dalam matematika terutama menghitung
FPB dan KPK.
2. Meningkatkan hasil belajar matematika dalam menghitung FPB dan KPK
kelas V SD Koalisi Nasional Ngaliyan 01 Semarang melalui penerapan
bimbingan belajar pada siswa.

E. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari Tugas Akhir ini adalah :
1. Bagi siswa
Menumbuhkan semangat belajar siswa dan memperbaiki konsep
pemahaman siswa dalam menghitung FPB dan KPK.
2. Bagi guru
Sebagai masukan bagi guru bahwa bimbingan belajar sangat berperan
penting bagi perkembangan belajar anak.
3. Bagi sekolah
Sebagai masukan kepala sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas
pembelajaran matematika.









BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Belajar Matematika
Ada beberapa teori belajar dalam proses pembelajaran matematika
menurut beberapa ahli diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Teori belajar menurut J arome Bruner
Bruner dalam teorinya menyatakan bahwa belajar matematika akan
lebih berhasil jika proses pengajaran diarahkan kepada konsep-konsep dan
struktur-struktur yang termuat dalam pokok bahasan yang diajarkan
disamping hubungan yang terkait antara konsep-konsep dan struktur-
struktur.
Bruner dalam teorinya mengungkapkan bahwa dalam proses
belajar siswa sebaiknya diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-
benda (alat peraga). Dengan alat peraga tersebut siswa dapat melihat
langsung bagaimana keteraturan serta pola yang terdapat dalam benda
yang sedang diperhatikannya, keteraturan tersebut kemudian oleh siswa
digabungkan dengan keteraturan intuitif yang telah melekat pada dirinya.
Lebih lanjut Bruner mengemukakan dalam proses belajar siswa
melewati tiga tahap yaitu :
a. Tahap enaktif
Dalam tahap ini siswa secara langsung terlibat dalam memanipulasi
objek.
b. Tahap iconik
Dalam tahap ini, kegiatan yang dilakukan siswa berhubungan dengan
mental, yang merupakan gambaran dari objek-objek yang
dimanipulasinya, anak tidak langsung memanipulasi objek seperti yang
dilakukan dalam tahap enaktif.
c. Tahap simbolik
Dalam tahap ini , siswa memanipulasi simbol-simbol atau lambang-
lambang objek tertentu, anak tidak lagi terikat dengan objek-objek
pada tahap sebelumnya. Anak pada tahap ini sudah mampu
menggunakan notasi tanpa ketergantungan terhadap objek riel
(Ruseffendi, 1992 : 109).

B. Matematika
Menurut Moelino (Amin Suyitno, ddkk, 2001) matematika diartikan
sebagai ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan dan
prosedur operasional yang digunakan dalam usaha meningkatkan hasil belajar
siswa.
Untuk mengajarkan matematika di SD guru perlu mengetahui dan
mengerti tentang prinsip-prinsip pengajarannya. Prinsip-prinsip itu adalah
sebagai berikut :
a. Pembelajaran dimulai dari yang sederhana ke yang kompleks.
b. Pembelajaran dimulai dari yang mudah ke yang sukar.
c. Pembelajaran dimulai dari yang kongkret ke abstrak.
(Depdikbud Dirjen Dikti 1994 : 38)
Masalah utama dalam pembelajaran matematika adalah upaya
meningkatkan efektivitas proses pembelajaran yang berpangkal pada
rendaknya hasil belajar yang dicapai siswa, pengembangan metode atau teknik
pembelajaran.

C. Kegiatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar
(FPB)
Kelipatan suatu bilangan adalah himpunan bilangan-bilangan asli yang
habis oleh bilangan tersebut. Misalnya himpunan 2 adalah {2, 4, 6, 8, 10}
himpunan kelipatan dari 4 adalah {4, 8, 14, 16, . . . .} kelipatan persekutuan
adalah himpunan irisan dari himpunan-himpunan kelipatan. Misalnya dari
himpunan kelipatan persekutuan 2 dan 4 adalah {4, 8, 12, . . .} dari himpunan
itu anggota terkecilnya adalah 4, maka kelipatan persekutuan terkecil (KPK
adalah anggota terkecil dari himpunan kelipatan persekutuan.
Faktor suatu bilangan adalah himpunan bilangan-bilangan yang habis
membagi bilangan tersebut. Misalnya himpunan faktor 12 adalah {1, 2, 3, 4, 6,
12} himpunan faktor 18 adalah {1, 2, 3, 6, 9, 18}. Faktor persekutuan dari 12
dan 18 adalah irisan dari himpunan faktor 12 dan 18 yaitu 1, 2, 3, 6 dimana 6
adalah faktor persekutuan terbesar (FPB).
Dalam menentukan FPB dan KPK bilangan-bilangan besar dapat
dengan menguraikan faktor-faktor primanya.
Misalnya faktor prima dari 12 adalah 2 dan 3 karena 12 =2 x 2 x 3, sedangkan
faktor prima dari 18 adalah 2 dan 3 karena 18 =2 x 3 x 3 KPK dapat dihitung
dari 2 x 2 x 3 x 3 =36 dan FPB dari n dihitung dari 3 x 2 =6. dalam
penentuan FPB dan KPK untuk mencari faktor-faktor primanya bisa dengan
pohon faktor maupun tabel matriks, yaitu sebagai berikut :
Soal : Tentukan FPB dan KPK dari 12 dan 18 !
a) Dengan cara mencari pohon faktor
12 =2
2
x 3 18 =2 x 3
2




Faktorisasi prima : 12 = 2
2
x 3
18 =2 x 3
2

KPK : 2
2
x 3
2
=4 x 9 =36
FPB : 2 x 3 = 6
b) Dengan cara menggunakan tabel matriks
12 18
2 6 9
2 3 -
3 1 3
3 - 1

Faktor pima dari 12 dan 18 adalah 2 dan 3
KPK 2
2
x 3
2
=4 x 9 =36
FPB : 2 x 3 = 6



12
2 6
2 3
18
2 9
3 3
BAB III
PAPARAN HASIL

Perencanaan pembelajaran FPB dan KPK dengan menggunakan teori
Bruner mengungkapkan bahwa dalam proses belajar siswa sebaiknya diberi
kesempatan untuk memanipulasi benda-benda. Dengan alat peraga tersebut siswa
dapat berperan langsung bagaimana keteraturan serta pola yang terdapat dalam
benda yang sedang diperhatikan. Misalnya kita membawa pohon faktor dan kartu
bilangan untuk menunjukkan atau memperagakan langsung di depan kelas.
Menurut Bruner dalam mempelajarkan matematika itu harus melewati tiga tahap
yaitu tahap enaktif, tahap iconik, dan tahap simbolik.

A. Tahap Enaktif
Yaitu tahap siswa terlibat langsung dalam memanipulasi objek.
Misalnya kita menyusuh siswa melakukan pengamatan langsung terhadap
objek dengan cara guru membawa pohon faktor dan kartu bilangan, kemudian
guru mendemonstrasikan di depan kelas, dari penjelasan tersebut siswa diberi
contoh soal dan disuruh mengerjakannya menggunakan pohon faktor dan
kartu bilangan.

Contoh soal : Carilah FPB dan KPK dari bilangan 24 dan 36 dengan faktori-
Sasi prima.





J awab :

24 = 2
3
x 3
36 =2
2
x 3
2

KPK : 2
3
x 3
2
= 8 x 9 = 72
FPB : 2
2
x 3 = 6 x 3 = 12
J adi FPB dan KPK dari 24 dan 36 adalah 72 dan 12
Pertama yang harus diakukan untuk mengerjakan soal di atas adalah
pohon faktor dan kartu bilangan kemudian siswa disuruh menempelkan soal
yang sudah tertulis di kartu bilangan ke pohon faktor selanjutnya siswa diberi
beberapa kartu bilangan yang ada jawabannya kemudian disuruh menempel ke
pohon faktor dan hasilnya ditulis papan tulis.

B. Tahap Iconik
Yaitu tahap yang dilakukan siswa yang berhubungan dengan mental,
misalnya guru menyuruh siswa dengan bermain peran dan memanipulasinya
kemudian guru memberi soal cerita yang berhubungan dengan cerita tersebut
kemudian menyuruh siswa mengerjakannya menggunakan pohon faktor dan
faktorisasi dari soal cerita tersebut.
Contoh soal : Ada 2 orang yang mempunyai 2 buah tali yang panjangnya
masing-masing 16 cm dan 24 cm; tali tersebut kemudian
24
2 12
2 6
36
2 18
2 9
2 3 3 3
dipotong orang itu menjadi beberapa bagian yang sama
panjang. Berapa ukuran tali terpanjang untuk setiap potongnya

J awab :




16 = 2
3
x 2
24 =2
3
x 3
KPK : 3
2
x 2
2
= 9 x 8 = 72
FPB : 2
2
x 3 = 4 x 3 = 12
J adi ukuran panjang tali masing-masing adalah 72 dan 12 cm.
Pada tahap ini hampir sama cara pengerjaannya dengan tahap yang
pertama, hanya saja terletak pada cara pengerjaannya dan siswa harus berani
bermain peran untuk menguji mentalnya.

C. Tahap Simbolik
Yaitu tahap siswa harus bisa memanipulasi simbolik atau lambang.
Misalnya siswa diberi soal cerita yang mengandung simbol atau lambang
tertentu.

2 8 2 12
16 24
2 4 2 6
2 2 2 3
Contoh soal : Tiga buah kereta api berhenti di stasiun yang sama, kereta A
berhenti setiap 6 jam, kereta B berhenti setiap 12 jam dan
kereta C berhenti setiap 18 jam. Berapa jam lagi ketiganya
kereta akan berhenti bersama kembali ?

J awab :



6 = 2 x 3
12 =2
2
x 3
18 =2 x 3
2

KPK : 2
2
x 3
2
= 4 x 9 = 36
FPB : 2 x 2 x 3 = 2 x 2 x 3 = 12
J adi ketiga kereta akan berhenti bersama kembali pada jam 12
Pada tahap ini siswa harus mampu membedakan soal, apakah mencari
FPB atau KPK.
Bentuk pembelajaran yang diperoleh dari teori Bruner adalah
bentul soal yang cara pengerjaannya siswa terlibat langsung dalam
melakukan kegiatannya dan siswa bisa mengenal simbol dan lambang.



2 6
2 9
12
18
2 3
3 3
2 3
6
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan seluruh uraian pembahasan pada bab sebelumnya maka
dapat dicari kesimpulan sebagai berikut :
- Melalui teori Bruner kita dapat mengenalkan siswa tentang cara pengerjaan
FPB dan KPK secara mudah dan benar.
- Melaluii teori ini juga kita dapat mempermudah mengerjakannya.
Adapun hasil yang dicapai setelah ini siswa dapat mempermudah
mengerjakannya.
Adapun hasil yang dicapai setelah bimbingan belajar yang dilakukan
oleh penulis adalah minat belajar.
Matematika An meningkat dan nilai yang diperoleh di atas rata-rata kelas.

B. Saran
1. Kita sebagai calon guru harus peka terhadap masalah yang terjadi pada
siswa.
2. Kita sebagai guru harus bisa memberikan bimbingan belajar bagi siswa
yang bermasalah.
3. Seorang guru dalam pembelajaran materi, harus dapat memberikan
penanaman konsep secara benar, tepat dan mudah dipahami.
4. Kita sebagai calon orang tua maupun orang tua harus memperhatikan
perkembangan anak dan memberikan bimbingan bagi anak.
DAFTAR PUSTAKA


Kartadinata, Sunaryo, dkk. 2002. Bimbingan di Sekolah Dasar. Bandung : CV.
Maulana.
Mugiarso Heru, dkk. 2004. Bimbingan dan Konseling. Semarang : UPT MKK
UNNES.
Hudojo, Herman. 1988. Belajar Mengajar Matematika. J akarta : Depdikbud.

Anda mungkin juga menyukai