MENCEGAH KAUM MUDA PAROKIAL DAN KAULA SERTA MEWUJUDKAN GENERASI PARTISIPAN DALAM BUDAYA POLITIK DI BANDUNG UTARA BIDANG KEGIATAN: PKM PENGABDIAN MASYARAKAT Diusulkan oleh: Fauzi Maulana Hakim Rega Dwi Wandira Ksatria Dharma Wisesa Daryl Aziz Alifio Nitya Puspaka
ii PENGESAHAN USULAN PKM-PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 1. Judul Kegiatan : MENCEGAH KAUM MUDA PAROKIAL DAN KAULA SERTA MEWUJUDKAN GENERASI PARTISIPAN DALAM BUDAYA POLITIK DI BANDUNG UTARA
2. Bidang Kegiatan : PKM-M
3. Anggota Pelaksana Kegiatan : 5 Orang 4. Dosen Pendamping : - 5. Biaya Kegiatan : - 6. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 Bulan
iii DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .............................................................................. i HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... ii DAFTAR ISI .............................................................................................. iii DAFTAR TABEL ..................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 2 1.3 Tujuan ......................................................................................... 2 1.4 Luaran yang Diharapkan ............................................................ 2 1.5 Manfaat ....................................................................................... 2 BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN ............... 3 BAB III METODE PELAKSANAAN .................................................... 4 BAB IV JADWAL KEGIATAN .............................................................. 5
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 6 iv DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman 1. Jadwal Kegiatan ........................................................................................ 5 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Politik selalu menjadi sesuatu yang dihindari oleh mayoritas orang. Predikat kotor, penuh dengan korupsi, dan tamak sudah melekat di kata politik sejak lama sekali. Para tokoh politik pun kerap kali ditempeli predikat yang sama. Padahal, tidak semua elit politik baik di bidang eksekutif maupun legislatif menyalahgunakan jabatan mereka. Namun, tetap saja terdapat krisis kepercayaan dalam masyarakat yang mengakibatkan maraknya budaya politik kaula dan parokial. Budaya politik sendiri merupakan pola perilaku suatu masyarakat dalam kehidupan bernegara, penyelenggaraan administrasi negara, politik pemerintahan, hukum, adat istiadat, dan norma kebiasaan yang dihayati oleh seluruh anggota masyarakat setiap harinya. Budaya politik terbagi tiga: 1. Budaya Politik Partisipan Merupakan budaya politik yang paling unggul. Masyarakat memiliki opini dan aktif dalam kegiatan politik. 2. Budaya Politik Kaula/Subjek Masyarakat kaula sudah memiliki pemahaman yang cukup baik mengenai politik, namun menolak untuk berpartisipasi secara aktif. 3. Budaya Politik Parokial Budaya politik ini merupakan budaya politik yang paling harus dihindari. Masyarakat bukan saja tidak mau berpartisipasi, namun juga tidak memiliki pemahaman yang cukup mengenai politik. Bahkan Soe Hok Gie sendiri berkata dalam bukunya Catatan Seorang Demonstran, Bagiku sendiri politik adalah barang yang sangat kotor. Lumpur- lumpur yang kotor. Tapi suatu saat, dimana kita tidak dapat menghindari diri lagi, maka terjunlah. Kata-kata Soe Hok Gie tersebut menggambarkan ketidakpercayaannya pada para penggelut bidang politik, namun juga dalam waktu yang sama menunjukkan bahwa politik bukanlah sesuatu yang bisa dihindari. Bagaimana kalau kita bisa mengubah pandangan orang-orang, terutama generasi muda yang merupakan generasi penerus bangsa, sehingga politik tak lagi dipandang sebagai barang yang amat kotor? 2 Anies Baswedan pernah berkata dalam pidatonya di Soehanna Hall pada bulan Juni 2014 bahwa politik selalu kotor karena kita tak pernah membiarkan orang-orang bersih dan baik masuk ke kancah politik. Bayangkan sebuah generasi politik yang melek politik, terutama bangsa muda Indonesia. Baik kepemerintahan dan partisipasi politik di negara ini bisa diperbaiki.
1.2 Rumusan Masalah Setelah kami membahas latar belakang masalah yang hendak kami tinjau, kami sudah merumuskan beberapa masalah yang akan kami bahas dalam program ini: 1. Bagaimana cara mencegah lahirnya generasi parokial dan kaula di SMA/SMK daerah Bandung Utara? 2. Bagaimana cara mengatasi budaya politik parokial dan kaula serta mengubahnya menjadi generasi politik partisipan? 1.3 Tujuan Tujuan dari program ini adalah: 1. Mencegah lahirnya generasi parokial dan kaula dalam kalangan muda di SMA/SMK Bandung Utara. 2. Memperbaiki budaya politik kalangan muda di SMA/SMK Bandung Utara. 1.4 Luaran yang Diharapkan Adapun indikasi keberhasilan program ini adalah sebagai berikut: 1. Lahirnya budaya partisipan dalam generasi muda, khususnya di SMA/SMK Bandung Utara. 2. Munculnya berbagai organisasi yang dibentuk generasi muda yang bergerak dalam bidang politik. 1.5 Manfaat 1. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia bisa lebih diperbaiki. 2. Dapat melahirkan generasi yang melek politik. 3. Dapat memperbaiki krisis kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. 4. Dapat memberikan sumbangan pemikiran pada instansi yang berkaitan dengan sosialisasi politik bagi anak muda.
3 BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN Bandung Utara adalah salah satu daerah di Bandung. Bandung Utara memiliki cukup banyak SMA Negeri dan juga sejumlah SMA Swasta. Bandung Utara terkenal sebagai daerah yang cukup mewah. Kami berpendapat bahwa kaum muda di kawasan ini memiliki semacam daya tarik dan menjadi tren bagi anak muda di kawasan lainnya sehingga partisipasi kalangan muda dari Bandung Utara bisa memberikan dampak yang luar biasa dan bisa merangsang partisipasi dari kalangan muda di daerah lainnya. Kurangnya partisipasi politik kaum muda di Bandung Utara salah satunya disebabkan oleh keadaan hidup kalangan muda yang sudah merasa cukup akan kehidupan mereka. Mereka cenderung merasa perubahan politik seperti apapun takkan berdampak banyak terhadap kehidupan mereka. Karena alasan itu, kebanyakan masyarakat di daerah Bandung Utara memiliki budaya politik kaula. Meski begitu, terdapat juga kalangan muda yang tergolong kurang mampu. Kehidupan sulit mereka membuat mereka memiliki budaya politik yang cenderung parokial. Krisis kepercayaan mereka terhadap pemerintah membuat mereka enggan berpartisipasi dalam politik, bahkan enggan untuk sekadar mengikuti perkembangan politik. Dengan adanya sosialisasi bahwa politik merupakan sebuah aspek yang tidak dapat terpisahkan dari aspek-aspek lainnya, diharapkan kami dapat menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi dalam politik.
4 BAB III METODE PELAKSANAAN
Pada pelaksanaannya, kami membagi program ini menjadi empat bagian, yakni pendahuluan, perancangan, pembentukan, dan sosialisasi. Berikut ini adalah detail dari tahapan-tahapannya: 1. Pendahuluan Pada tahap ini, dilakukan observasi terhadap budaya politik di Bandung Utara untuk mendapatkan gambaran yang tepat dan mendapatkan alasan mayoritas yang diungkapkan para remaja akan ketidakpartisipan mereka akan politik. 2. Perancangan Tahap perancangan adalah tahap dimana kami merancang program-program yang kami pikir sesuai dan mampu menyelesaikan masalah-masalah yang telah kami dapatkan melalu tahap pendahuluan. Kami juga akan mendiskusikan program-program kami pada pembimbing dan pihak-pihak terkait. 3. Pembentukan Kami akan membentuk program yang menarik bagi kalangan muda dengan menggunakan multimedia interaktif yang bisa meningkatkan partisipasi kalangan muda. Program-program kami juga akan dibuat sedemikian rupa agar padu dengan ketertarikan anak muda. 4. Pelaksanaan Tahap ini adalah tahap final dalam program kami. Kami akan mengeksekusi program-program yang sudah kami bentuk dalam tahap kedua dan ketiga.
5 BAB IV JADWAL KEGIATAN
Kegiatan Bulan ke- 1 2 3 4 Persiapan
a. Penyebaran angket
b. Pengumpulan data
Perancangan
a. Analisis data
b. Analisis minat sampel
Pembentukan
a. Pembentukan program
b. Pembentukan multimedia
Pelaksanaan
6 DAFTAR PUSTAKA
Gie, Soe Hok. 1983. Catatan Seorang Demonstran. Jakarta: LP3ES. http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_politik