Anda di halaman 1dari 3

POINTERS PADA ACARA SOSIALISASI PERATURAN MENTERI PAN DAN RB

JAKARTA, 4 SEPTEMBER 2012




1. Penguatan pengawasan dalam pelaksanaan RB adalah pengawasan yang
dilakukan oleh APIP dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan
bebas dari KKN dengan cara:
a. Meningkatkan kepatuhan pengelolaan keuangan negara
b. Meningkatkan efektivitas pengelolaan keuangan negara
c. Meningkatkan status opini BPK terhadap penegelolaan keuangan negara
d. Menurunkan tingkat penyalahgunaan wewenang

2. Peningkatan peran APIP dalam rangka pelaksanaan Reformasi Birokrasi:
a. Mendorong penerapan SPIP di seluruh unit di instansinya
b. Mewujudkan APIP sebagai quality assurance, consulting, dan catalyst

3. Dengan terselenggaranya SPIP oleh instansi dan terwujudnya peran APIP sebagai
quality assurance, consulting, dan catalyst maka dapat tercipta:
a. Peningkatan ketaatan, efisiensi, dan efektivitas pelaksanaan tupoksi instansi
b. Peningkatan kualitas pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara
c. Peroleh opini WTP hasil pemeriksaan BPK atas laporan keuangan instansi

5. Masih tingginya rekomendasi hasil pemeriksan BPK tahun 2005-2011 yang belum
ditindaklanjuti untuk pemerintah pusat sebesar 14,34% (Rp. 13.147.702.770.000)
dan pemerintah daerah sebesar 19,82% (Rp. 7.119.848.970.000)

6. Upaya yang harus dilakukan oleh APIP dalam rangka penyelesaian tindaklanjut
hasil pemeriksaan BPK adalah:
a. Melakukan pemantauan terhadap tindaklanjut di masing-masing satker (SKPD)
dan mendorong satker untuk menyelesaikan sesuai rekomendasi BPK.
b. Melakukan pendampingan kepada satker (SKPD) yang menjadi objek
pemeriksaan BPK baik pada saat pelaksanaan dan pembahasan temuan hasil
pemeriksaan.
c. Menginventarisir rekomendasi hasil pemeriksaan BPK yang tidak dapat
ditindaklanjuti sebagaimana SE MenPAN&RB No. 13 Tahun 2011 dan
melakukan koordinasi dengan BPK.

7. Upaya mewujudkan APIP yang profesional:
a. Perlu adanya pembenahan terhadap APIP yang meliputi:
SDM yang kompeten dan profesional melalui diklat, sertifikasi, dan
pengembangan kompetensi secara berkelanjutan. (Saat ini Kementerian
PAN&RB sedang mempersiapkan SE Menteri PAN & RB tentang peningkatan
profesionalitas auditor dan pengawas APIP)
Tata kelola yang berkualitas melalui penguatan kelembagaan APIP (dari sisi
independensi dan objektifitas) dan pengembangan business process dalam
pengawasan intern. (Saat ini Kementerian PAN & RB sedang mempersiapkan
RUU tentang Pengendalian Penyelenggaraan Administrasi Pemerintahan
/PPAP)
b. Koordinasi APIP
SE MenPAN & RB Nomor 01 Tahun 2012 tentang Peningkatan Pengawasan
Dalam Rangka Mewujudkan Aparatur Negara yang Berintegritas, Akuntabel,
dan Transparan.
SE MenPAN & RB Nomor 07 Tahun 2012 tentang Peningkatan Pengawasan
Dalam Rangka Penghematan Penggunaan Belanja Barang dan Belanja
Pegawai di Lingkungan Aparatur Negara.
Mewujudkan learning organization (organisasi dimana anggota-anggota
organisasinya memiliki kemampuan belajar)
Perlu meningkatkan kapabilitas APIP melalui transfer of knowledge yang
sistematis dan berkelanjutan (BPKP kepada APIP yang lainnya)

8. Sebagaimana diamanatkan Pasal 55 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008,
bahwa untuk menjaga mutu hasil audit aparat pengawasan intern pemerintah,
secara berkala dilaksanakan telaahan sejawat. Pedoman telaahan sejawat
sebagaimana dimaksud disusun oleh organisasi profesi auditor. Sambil menunggu
terbentuknya organisasi profesi auditor maka Kementerian PAN dan RB
mengeluarkan PerMenPAN & RB No. 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan
Sejawat Hasil Audit APIP.

9. PP Nomor 60 Tahun 2008 Pasal 54 mengatur bahwa setelah melaksanakan tugas
pengawasan, APIP wajib membuat laporan hasil pengawasan dan
menyampaikannya kepada pimpinan instansi pemerintah yang diawasi. Selain itu,
APIP wajib menyusun dan menyampaikan ikhtisar laporan hasil pengawasan
dengan tembusan kepada MenPAN dan RB. Untuk mewujudkan sistem pelaporan
yang terpadu dan bersinergi antar hasil pengawasan APIP Pusat dan Daerah,
maka disusun Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Ikhtisar Laporan Hasil
Pengawasan APIP yaitu Permen PAN dan RB Nomor 42 tahun 2011.

10. Kodering yang digunakan dalam Permen PAN dan RB Nomor 42 Tahun 2011
tersebut mengadopsi dari Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan RI Nomor 5
Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Kodering Temuan Pemeriksaan.

Anda mungkin juga menyukai