Anda di halaman 1dari 4

Karakteristik Air Umpan Boiler dan Air

Pendingin
Karakteristik Air Boiler dan Air Pendingin
Untuk menganalisa air boiler dan air pendingin, ada beberapa parameter yang harus di tetapkan,
diantaranya: pH, konduktivitas, P- alkalinitas, M-alkalinitas, OH-, kesadahan total, Kalsium,
Magnesium, Besi, Klorida, Silika, Posfat, TSS, turbiditas, dll.

3.4.Kata pH adalah singkatan dari "pondus Hydrogenium". Hal ini secara harfiah berarti berat
hydrogen. pH adalah indikasi untuk jumlah ion hydrogen di air yang terdiri dari ion hidrogen (H+) dan
ion hidroksida (OH-). pH tidak memiliki unit, melainkan hanya dinyatakan sebagai sebuah nomor.
Ketika sebuah larutan yang netral, jumlah ion hidrogen sama dengan jumlah ion hidroksida. Ketika
jumlah ion hidrogen yang lebih tinggi, larutannya adalah asam. Ketika jumlah ion hidroksida lebih
tinggi, Larutannya adalah basa.

Harga pH pada air umpan boiler dan air pendingin penting untuk diperhatikan untuk mencegah
terjadinya korosi. Terdapat hubungan antara pH dan laju terjadinya korosi pada bahan konstruksi
dari loga mild steel yang menunjukan adanya kecenderubgan menurunnya korosi dengan naiknya
harga pH. Namun pada bahan konstruksi dari logam Cu terjadi sebaliknya, yaitu kecenderungan laju
korosi menaik dengan menaiknya harga pH di atas pH 9.

Berkaitan dengan pH adalah asiditas (keasaman), merupakan ukuran yang menentukan jumlah basa
kuat yang diperlukan untuk mengganti kation di dalam air. Asiditas disebabkan oleh kehadiran ion
H+ yang terdesosiasi dari anion kuatnya. Dalam air bersih, asiditas disebabkan oleh kehadiran CO2
bebas terlarut dan sebagian asam-asam organic. Nilai pH air dalam kondisi ini biasanya lebih besar
dari 4,5. Dalam air tercemar, kehadiran asam kuat akan menyebabkan pH air bisa lebih kecil dari 4,5.
Dalam kondisi ini, dikatakan air mengandung asam mineral bebas.
PH merupakan indikasi untuk keasaman suatu zat. Hal ini ditentukan oleh jumlah ion hidrogen bebas
(H+) dalam suatu zat. Keasaman adalah salah satu hal yang paling penting dari sifat-sifat air. Air
adalah pelarut untuk hampir semua ion. pH berfungsi sebagai indikator yang membandingkan
beberapa ion yang paling larut dalam air. Hasil pengukuran pH ditentukan oleh pertimbangan antara
jumlah ion H+ dan jumlah ion hidroksida (OH-).Larutan akan memiliki pH sekitar 7, ketika jumlah ion
H+ sama dengan jumlah OH- ion, sehingga air netral.

PH adalah faktor logaritmik, ketika sebuah larutan menjadi sepuluhkali lebih asam, pH akan jatuh
oleh satu unit.. Ketika sebuah larutan menjadi seratus kali lebih asam, pH akan jatuh oleh dua unit.
Semakin jauh pH terletak di atas atau di bawah 7, bisa disebut dengan pH alkalinitas.

2 Daya Hantar Listrik/Konduktivitas
Daya hantar listrik adalah kemampuan dari larutan untuk menghantarkan arus listrik yang
dinyatakan dalam mhos/cm atau siemens/cm (1mhos/cm = siemens/cm). kemampuan ini
desibabkan oleh kehadiran senyawa terlarut yang terdisosiasi menjadi kation dan anion. Pengukuran
DHL dilakukan dengan alat konduktometer. Air murni bukan merupakan konduktir atau penghantar
listrik yang baik. Air hasil destilasi yang berkesetimbangan dengan gas CO2 di atmosfir mempunyai
nilai konduktivitas atau daya hantar listrik sekitar 70.10-6 -1.m-1 (nho/m). untuk keperluan yang
sangat khusus seperti air pembilasan (rising) industri semikonduktor diperlukan air dengan nilai daya
hantar listrik yang rendah, sekitar 5,5.10-6 -1m-1 (mho/m). Dalam larutan encer (TDS < 1000mg/l
dan konduktivitas < 2000 mho/cm) nilai TDS = 0,5 konduktivitas, sedangkan semakin tinggi
konsentrasi TDS nilai perbandingan ini akan semakin besra. Jika nilai TDS atau konduktivtitas
meningkat maka nilai korosifitas air akan lebih besar. Harga daya hantar listrik dari umpan air boiler
deperhatikan untuk mencegah terjadinya endapan kerak pada bagian permukaan perpindahan
panas dan juga untuk menjaga kemurnian steam yang terbentuk. 3 Alkalinitas Alkalinitas
didefinisikan sebagai jumlah anion dalam air yang akan bereaksi untuk menetralkan ion H,
merupakan suatu ukuran kemampuan air menetralisasi asam. Parameter yang tergolong alkalinitas: -
CO32-, HCO3-, H2BO3-, HS-, CO2 - OH-, HSiO3-, H2PO4-, NH30 Parameter yang sering diperhatikan
sebagai alkalinitas adalah bikarbonat (HCO3-), karbonat (CO32-), dan hidroksida (OH-) dan kadang-
kadang juga ion silikat dan phospat, dan lainnya sehingga alkalinitas bikarbonat dan alkalinitas
hidroksida. Penamaan lain dari alkalinitas berdasarkan metoda uji terhadap harga alkalinitas adalah
alkalinitas-P phenolphthalein dan alkalinitas-M Methyl orange. Harga alkalinitas tinggi tidak
dikehendakiuntuk air umpan boiler karena dapat menimbulkan pembusaan yang dapat
mengakibatkan terjadinya carry-over, dapat menimbulkan perapuhan konstruksi boiler dan korosi.
Penurunan harga alkalinitas pada air umpan boiler disamping dapat untuk meminimkan
pembentukan CO2 juga dapat mengurangi biaya pengolahan secara kimia. Gas CO2 yang terlarut
dalam air juga berasal dari transfer CO2 dari udara dan respirasi mikroorganisme. Gas CO2 ini akan
melarutkan mineral magnesium dan kalsium dalam bentuk CaCO3 atau MgCO3, dan mengasilkan
komponen hardness dan alkalinitas menurut reaksi: H2O + CO2 + MgCO3 Mg(HCO3)2 Mg2+ +
2(HCO3-) H2O + CO2 + CaCO3 Mg(HCO3)2 Mg2+ + 2(HCO3-) Air baku yang tercemar mempunyai
nilai alkalinitas yang berasal dari bikarnonat. Dalam kondisi ini, nilai pH air tidak melebihi 8,3. jika
dalam air baku terkandung ion karbonat nilai pH air bisa melebihi nilai 8,3. Pengukuran alkalinitas
dilakukan dengan titrasi dengan asam. Jika digunakan H2SO4 0,02 N sebagai titran, maka a ml asam
dapat menetralisir 1 mg alkalinitas sebagai CaCO3. Ion H+ dari asam akan bereaksi dengan
komponen alkalinitas menurut persamaan reaksi H+ + OH- ---> H2O
H+ + CO32- ---> HCO3
H+ + HCO3- ---> H2CO3
Konversi karbonat menjadi bikarbonat pada prinsipnya sempurna pada pH 8,3. Tetapi karena
bikarbonat juga merupakan spesi alkalinitas sehingga masih dibutuhkan sejumlah asam yang sama
untuk menyempurnakan netralisasi. Dengan demikian netralisasi CO3- pada pH 8,3 hanya
setengahnya. Konversi OH- menjadi air berlangsung sempurna pada pH 8,3 sehingga semua OH-
dan setengah CO3- ikut terukur pada pH 8,3. Pada pH 4,5 semua bikarbonat telah terkonversi
menjadi asam karbonat, termasuk bikarbonat hasil netralisasi karbonat. Sehingga jumlah asam yang
diperlukan u untuk menitrasi contoh air sampai pH 4,5 eqivalen dengan alkalinitas total dalam air.

P-Alkalinitas adalah nilai alkalinitas yang ditunjukan oleh jumlah asam yang diperlukan untuk
mencapai pH air contoh menjadi 8,3 sedangkan M-alkalinitas adalah nilai alkalinitas yang ditunjukan
o;eh jumlah asam yang diperlukan untuk mencapai pH air contoh dari 8,3 menjadi 4,5.

4 Kesadahan
Kesadahan air dinyatakan dalam derajat kesadahan yang menyatakan jumlah zat standar yang
terkandung dalam sejumlah air. Standar yang digunakan adalah: Kalsium karbonat, digunakan untuk
derajat perancis/frenc (F), derajat English (Br), dan derajat amerika (USA). Kalsium oksida,
digunakan untuk derajat Jerman (D)
Terdapat pemilahan kesadahan didasarkan pada jebis anion pada mana unsur sadah (Ca dan Mg)
berpartner, yaitu kesadahan karbonat dan nonkarbonat.
a. Kesadahan karbonat
Bersifat sementara karena akan hilang atau terendapkan jika mengalami pemanasan, misalnya
kalsium bikarbonat dan magnesium bikarbonat.
b. Kesadahan nonkarbonat
Kesadahan tetap, tidak hilang/mengendap jika dipanaskan, misalnya Ca atau MgSO4, klorida atau
nitrat
Pengukuran kesadahan dilakukan dengan cara titrasi oleh EDTA dengan indikator EBT (Eriochrome
Black T) membentuk senyawa kompleks warna merah. Jika digunakan 0,01 M EDTA, 1ml titran
menunjukan 1 mg kesadahan sebagai CaCO3.

Kesadahan dikelompkkan ke dalam beberapa klasifikasi berdasarkan kandungan unsur sadah (Ca dan
Mg), dan bila dinyatakan dalam besaran mg/l sebagai CaCO3 maka kelompok tersebut adalah, sbb:
Air lunak < 60 mg/l (sebagai CaCO3) Air sadah sedang 61-120 mg/l Air sadah 121-180 mg/l Air sangat
sadah >180 mg/l
Air yang sadah jika digunakan memerlukan lebih banyak sabun agar tetap berbusa. Kation-kation
penyebab kesadahan bereaksi dengan anion sabun membentuk garam yang terendapkan menurut
reaksi:
Me2+ + 2RCOO- Me(RCOO)2
kation sadah anion sabun garam tak larut
Reaksi ini akan mengurangi kemampun sabun sebagai zat aktif permukaan (surface active
agent/surfactant). Menurut standar WHO, kesadahan maksimum untuk air minum adalah 500 mg/l
sebagai CaCO3. Demikian juga menurut peraturan menteri kesehatan No. 416/90 untuk syarat
kualitas air minum. Harga kesadahan total pada air umpan boiler penting untuk diperhatikan dengan
tujuan untuk mencegah menurunnya efisiensi panas yang disebabkan terbentuknya Lumpur atau
kerak dalam boiler. Kesadahan total merupakan jumlah kesadaha yang disebabkan oleh kation Ca
dan Mg. untuk boiler dengan kondisi tekanan >20 kgf/cm2 sebaiknya digunakan air umpan boiler
dengan kesadahan total = 0 mg/liter sebab kondisi tekanan tinggi ini sangat besar pengaruh
kesadahan terhadap terbentuknya kerak. Sedang untuk boiler dengan kondisi tekanan < 20 kgf/cm2
sebaiknya digunakan air umpan boiler dengan kesadahan total < 1 mg/liter. 5 Silika Kandungan silica
dalam air umpan boiler dan air pendingin perlu diperhatikan untuk mencegah menurunnya
kemurnian steam yang dihasilkan karena terbawanya silica bersama steam yang terbentuk, silica
dapat menyebabkan karak di boiler dan air pendingin, dapat menguap dan mengendap di blade
turbin. Kandungan silica dalam air umpan boiler dibatasi pada < 0,02 mg/liter untuk boiler dengan
kondisi operasi >75 kgf/cm2. Cara penanggulangannya bisa dengan adsorpsi dan deminera-lisasi.

6 Besi
Kandungan besi dalam air umpan boiler perlu diperhatikan dengan tujuan untuk mencegah
terjadinya korosi sekunder dalm boiler yang disebabkan oleh fouling dan pengerakan pada bagian
permukaan perpindahan panas. Untuk boiler dengan kondisi tekanan medium, kondisi tekanan
tinggi, atau bahkan kondisi tekanan > 30 kgf/cm2 maka Fe2O3 merupakan produk korosi yang akan
menghambat perpindahan padas pada permukaan logam. Pembatasan kandungan Fe dalam air
umpan boiler akan semakin ketat pada kondisi tekanan yang semakin tinggi. Sebagai contoh untuk
jenis boiler silinder maka kandungan Fe dibatasi pada 0,3 mg/liter, untuk boiler dengan kondisi
tekanan 10 kgf/cm2, dan kandungan Fe dibatasi pada 0,2 mg/liter untuk kondisi tekanan antara
10-20 kgf/cm2, selanjutnya Fe dibatasi pada 0,1 mg/liter untuk boiler dengan kondisi tekanan antara
20-30 kgf/cm2.

7 Phosfat
Phospat dibagi menjadi dua, yaitu Anorganic PO4 dan organic PO4.
a. In Organic Phospat, Anorganic phospat dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Reactive Phospat (ortho PO4)
- Tri Sodium Phosphate (TSP) (Na3PO4.12H2O) = 24.8% PO4
- Di Sodium Phosphate (DSP) (Na2HPO4) = 65.1% PO4
- Mono Sodium Phosphate (MSP) = 75.5% PO4
- Phosphoric Acid (H3PO4) = 85% PO4

2 Poly Phosfat
Semua jenis poly PO4 dalam air akan mengalami hydrolisa dan akan kembali ke bentuk asalnya yaitu
ortho PO4. Kecepatan hydrolisa bergantung pada 3 faktor yaitu pH / Temperatur / lamanya waktu.
pH : pH tambah rendah hidrolisa tambah cepat
Temperatur : Tambah tinggi hidrolisa tambah cepat
Waktu : Tambah lama akan tambah banyak % yang terhidrolisa
Jenis-jenis poly phosfat diantaranya:
- Sodium Hexa Meta Phosphate(SHMP) (NaPO3) = 6 91% PO4
- Sodium Tri Poly Phosphate ( STPP ) (Na5P3O10) = 56% PO4
- Tetra Potasium Pyro Phosphate ( TKPP ) (K4P2O7) = 57.5% PO4
- Tetra Sodium Pyro Phosphate ( TSPP ) (Na4P2O7) = 71% PO4

b. Organic Phospat
Organik phosfat mengandung phosphonates, dimana yg termasuk phosphonates adalah HEDP, AMP,
dan PBTC. Organic PO4 ( HEDP / AMP / PBTC ) dalam air stabil dan tidak otomatis terhidrolisa. Hal
yang memungkinkan organic PO4 terhidrolisa jadi ortho PO4 adalah :
- Adanya oksidator kuat seperti Chlorine / Peroxide / dll.
- pH rendah
- Temperatur Tinggi

pH rendah dan temparatur tinggi, tanpa adanya oksidator tidak banyak pengaruhnya. Hal ini
sebaiknya di coba sendiri di lab kita untuk mengetahui pengaruh yang lebih kuantitatif.

Untuk analisa phosphat, yang bisa dianalisa hanya phosfat dalam bentuk ortho phospat, sehingga,
poly phospat dan organik phospat harus diubah menjadi bentuk poly phospat. Untuk merubah poly
phospat ke ortho phospat, maka pada saat analisa harus ditambahkan asam dan dipanaskan,
sedangkan untuk merubah organic phospat ke ortho phospat, maka pada saat analisa harus
ditambahkan asam, ditambahkan oksidator (klorin, kalium, atau oksidator lain).
Terminologi Analisa Phospat
Analisa Ortho PO4 : yang teranalisa hanya ortho PO4
Analisa Total InOrganic PO4 : yang teranalisa ortho PO4 + poly PO4
TIP - ortho PO4 = Poly PO4
Analisa Total PO4 : yang teranalisa ortho PO4 + poly PO4 + organic PO4
TP - TIP = Organic PO4

8 Turbiditas
Kekeruhan dapat didefinisikan sebagai sifat optic dari suatu larutan yang menyebabkan cahaya yang
melaluinya terabsorbsi atau terbiaskan. Nilai kekeruhan bisa menunjukan tingkat atau kadar padatan
tersuspensi didalam air.

9 TSS (Total Suspended Solid)
Padatan tersuspensi dalam jumlah besar didalam air umpan boiler tidak dikehendaki karena dapat
menyebabkan terjadinya endapan di dalam boiler dan membentuk kerak. Padatan tersuspensi pada
umumnya mengandung Lumpur, humus, buangan industri dan lainnya. Sumber dari padatan
tersuspensi berasal dari:
1. Padatan anorganik : lempung, kerikil, da padatan buangan industri
2. Padatan organic : serat tumbuhan, mikroba, sisa buangan domestik dan industri
3. cairan tak larut seperti lemak dan minyak
Pengukuran padatan tersuspensi dilakukan secara gravimetrik dengan satuan ppm. Ukuran diameter
dari padatan tersuspensi antara 1-100 m. parameter padatan tersuspensi biasanya digunakan
dalam pembahasan kualitas air limbah. Padatan tersuspensi memberikan sifat keruh terhadap air.

Anda mungkin juga menyukai