Anda di halaman 1dari 43

Bagian Lab Ilmu Bedah

REFERAT
Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
Karsinoma Duodenum
Oleh:
Muhammad Deddy Pratama
05.48833.00234.09
Pembimbing:
dr. Syaiful Mukhtar, Sp.B.KBD
Dibaaka! Dalam "a!#ka $u#a% Kepa!iteraa! Kli!ik
Pada Ba#ia! &lmu Bedah
'akulta% Ked(ktera!
)!i*er%ita% Mulaarma!
20!
B+B &
P,-D+.)/)+-
0.0 /atar Belaka!#
Kanker merupakan penyebab utama mortalitas di dunia. Sekitar 13% dari
seluruh penyebab mortalitas, diperkirakan sekitar 7,9 uta kematian pada tahun
!""7. #enis kanker tersering penyebab mortalitas tiap tahunnya adalah kanker paru
$1,% uta mortalitas&tahun', kanker lambung $()).""" mortalitas&tahun', kanker
kolon $)77.""" mortalitas&tahun', kanker li*er $)+3.""" mortalitas&tahun' dan
kanker payudara $+%(.""" mortalitas&tahun'.
1
Karsinoma duodenum merupakan salah satu keganasan pada usus halus
yang tersebar di seluruh dunia. Karsinoma duodenum termasuk keganasan yang
arang diumpai. ,anya +% dari semua karsinoma gastrointestinal mun-ul pada
usus halus, dan insidensi kanker ini ter-atat hanya 1,1.!,%% dari semua keganasan
saluran pen-ernaan.
1
Pada beberapa penelitian, rata.rata usia pasien dengan tumor inak ataupun
tumor ganas usus halus selama lima hingga enam dekade didapatkan hasil bah/a
tumor duodenum sedikit lebih dominan teradi pada laki.laki kulit hitam. 0i
1merika Serikat, keadian yang disesuaikan menurut umur dari tumor usus ke-il
per 1"".""" orang adalah 1,!% untuk orang kulit putih, ",(% untuk perempuan
kulit putih dan 1,)% untuk laki.laki hitam, dan ),7% untuk /anita kulit hitam.
1,(
2
0i negara.negara berkembang, khususnya di 2ndonesia, belum didapatkan
angka insidensi dan pre*alensi pasti dari karsinoma duodenum. 3eskipun
demikian, keadian karsinoma duodenum dilaporkan telah meningkat berkat
meluasnya penggunaan endoskopi. 1denokarsinoma adalah enis yang paling
umum dari keganasan usus halus, diikuti oleh tumor karsinoid, lim4oma, dan
leiomiosarkoma.
1,3

3asing.masing subtipe tumor memiliki gambaran klinis yang berbeda.
beda, oleh karena itu, diperlukan penegakkan diagnosa yang tepat dan pendekatan
terapi yang tepat. Sayangnya, lesi ganas yang sering ditemukan ketika mereka
telah menyebar ke tempat yang auh atau di operasi ketika diindikasikan untuk
diagnosis lain atau obstruksi usus.
0.2 $u1ua!
5uuan pembuatan re4erat ini adalah :
a. 3enambah ilmu dan pengetahuan mengenai Keganasan saluran -erna,
khususnya keganasan pada usus halus.
b. 3embandingkan in4ormasi yang terdapat pada literatur dengan kenyataan
yang terdapat pada kasus.
-. 3elatih mahasis/a dalam melaporkan dengan baik suatu kasus yang
didapat dari anamnesa hingga penatalaksanaan serta prognosa.
B+B &&
3
$&-2+)+- P)S$+K+
2.0 ,mbri(l(#i )%u% .alu%
2,3
0alam permulaan perkembangannya, saluran -erna hanya berupa suatu
tabung sederhana dengan beberapa benolan. 6akal lambung berupa suatu
pelebaran berbentuk keru-ut, sedangkan bakal sekum ditandai oleh suatu
pelebaran yang asimetris. 0uktus *itelinus masih berhubungan dengan saluran
kolon usus ini.
Pada usia anin bulan kedua dan ketiga, teradi suatu proses yang dapat
menerangkan timbulnya -a-at ba/aan pada bayi di kemudian hari. 7sus tumbuh
dengan -epat dan berada di dalam tali pusat. Se/aktu usus menarik diri masuk
kembali ke dalam rongga perut, duodenum dan sekum berputar dengan arah
berla/anan arum am. 0uodenum memutar di dorsal arteri dan *ena mesenterika
superior, sedangkan sekum memutar di *entralnya sehingga kemudian sekum
terletak di 4osa iliaka kanan.
8angguan perkembangan selama mingu ke.1" dan minggu ke.11 akan
menimbulkan berbagai kelainan, seperti tidak terbentangnya mesentrium pada
dinding belakang, tidak beradanya sekum di kanan ba/ah perut, melainkan lebih
auh ke kranial, atau tidak stabil dan tidak terpan-angnya sekum meskipun
lokasinya normal $sekum mobile'. Sisa duktus om4alomesenterikus dapat menadi
di*ertikulum 3e-kel. 8angguan pembentukan kembali saluran, atau gangguan
rekanalisasi, dapat menyebabkan teradinya atresia usus atau obstruksi usus.
4
Panang usus halus kurang lebih ) m. Perbatasan antara eunum dan ileum
tidak elas dari luar, dinding eunum lebih tebal dan lumen ileum lebih sempit.
3esentrium mengandung pembuluh darah, pembuluh lim4a, kelenar lim4e dan
sara4 otonom. 1liran darah kolateral melalui arkade mesenterium di pinggir usus
halus yang -ukup banyak turut menamin penyembuhan luka anastomosis usus.
Selain itu, terdapat perdarahan kolateral antara arteri kolika media sebagai
-abang arteri mesenterika superior dan arteri kolikan sinistra sebagai -abang arteri
mesenterika in4erior. ,ubungan kolateral ini terletak di pinggir kolon trans*ersum
dan kolon desendens. Selain itu, terdapat hubungan kolateral antara pangkal arteri
mesenterika superior dan pangkal arteri mesenterika in4erior melalui suatu
lengkung pembuluh yang disebut arkus Riolan. 9engkung pembuluh kolateral ini
menadi *ital bila timbul gangguan pendarahan melalui salah satu dari kedua arteri
tersebut.
:ena mesenterika superior bergabung dengan *ena lienalis dan *ena
mesenterika in4erior membentuk *ena porta. :ena ini merupakan *ena besar
sehingga pada hipertensi porta dapat dipakai untuk melakukan dekompresi
melalui anastomosis mesenterikoka*al dengan *ena ka*a in4erior.
2.2 +!at(mi Du(de!um
2,3,04
0uodenum merupakan bagian usus halus yang paling proksimal.
0uodenum memiliki panang sekitar !+ -m dan berliku.liku membentuk huru4 ;
di sekitar kaput dari pankreas, yang dimulai dari pylorus gaster dan berakhir pada
ligamentum 5reit<. 0uodenum dibagi kedalam empat bagian utama, yaitu bagian
5
pertama yang disebut bagian superior dengan panang sekitar + -m, bagian kedua
yang disebut bagian des-endens yang menurun di sekeliling pankreas. 0i bagian
dalam, pada potongan tengah, bisa ditemukan penonolan ke-il di aspek
posteromedial mukosa $papila duodenalis). Struktur ini merupakan tempat
masuknya duktus biliaris komunis dan duktus pankreatikus utama $duktus
Wirsungi). 6agian ketiga disebut uga bagian hori<ontal dengan panang sekitar 1"
-m, bagian yang dile/ati pangkal mesenterium dan pembuluh darah mesenterika
superior. 6agian keempat disebut uga bagian des-endens dengan panang sekitar
!,+ -m, merupakan tempat sambungan duodeno.eunal. 7ung ba/ah duodenum
ditandai oleh lipatan peritoneal yang meregang dari sambungan ke kruris de=tra
dia4ragma yang melapisi ligamentum suspensorium 5reit<. 6agian terminal dari
*ena mesenterika in4erior terletak di sebelah sambungan duodenoeunal dan
ber4ungsi sebagai penanda.
4ambar 2.0 +!at(mi Du(de!um
3
6
Pasokan darah pada duodenum didapatkan dari arteri gastroduodenalis
yang letaknya di posterior duodenum tepat di distal pylorus gaster yang
membuatnya rentan terhadap pen-ernaan peptik asam yang dapat berakibat
menadi pendarahan masi4. ;abang terminalis arteri gastroduodenalis adalah
arteria pankreatikoduodenalis superior yang beranastomosis dengan arteri
pankreotikoduodenalis in4erior yang bersama.sama mensuplai darah ke dalam
duodenum.
4ambar 2.2 5a%kulari%a%i Du(de!um
3,00
0uodenum mendapatkan inner*asi dari persara4an parasimpatis ner*us
*agus melea/ati -a*itas thora-i-a sebagai dua -abang dekat oesophagus. 5run-us
anterior menginner*asi duodenum, gaster, li*er, pankreas *esika biliaris melalui
rami hepati-anya. 5run-us posterior menginner*asi lambung melalui rami
-oeli-anya.
7
2.3 'i%i(l(#i Du(de!um
2,08
Karbohidrat, lemak dan protein yang dikonsumsi tidak dapat diserap dalam
bentuk aslinya. Sehingga harus melalui proses pen-ernaan ke dalam komponen
yang dapat diserap. 9ambung dan duodenum terutama bertanggung a/ab untuk
memulai pen-ernaan, sementara absorpsi teradi di dalam usus halus bagian yang
lebih distal.
0alam duodenum, karbohidrat, protein dan lemak yang di-erna sebagian
menyebabkan pelepasan kolesistokinin yang kemudian bekera bersama dengan
rangsangan *agus untuk merangsang sekresi tripsin, kimotripsin dan
karboksipeptidasepankreas. 3asing.masingnya disekresi sebagai prekursor tidak
akti4, yang kemudian diakti*asi oleh hormon enterokinase di dalam duodenum.
>n<im ini meningkatkan pen-ernaan lebih lanut bagi proteosa, pepton, dan
polipeptida, yang akhirnya diserap dalam usus halus distal sebagai asam amino.
Karbohidrat dalam bentuk dietnya dihidrolisis di dalam duodenum oleh
amilase pankreas, yang mereduksi polisakarida menadi disakarida sukrosa dan
laktosa. Kemudian gula ini direduksi ke monosakarida oleh en<im yang terletak
dalam brush border sel mukosa usus dan kemudian diserap seperti itu. 6entuk
utama lemak diet yang di-erna merupakan trigliserida, tiga asam lemak dirangkai
ke gliserol. >n<im pankreas yang menghidrolisis trigliserida $lipase) tak larut
lemak, sehingga mula.mula globus lemak yang besar yang memasuki duodenum
dipe-ah ke dalam unit lebih ke-il oleh proses yang dikenal dengan emulsifikasi.
Setelah di emulsi4ikasi, gugusan ini harus dibuat larut air dengan asam empedu,
yang membentuknya dalam mi-elles $garam empedu hidro4ilik'.
8
2.4 Se1arah -e(pla%ma )%u% .alu%
3,03,04
?alaupun luas permukaan usus halus relati4 besar, namun insiden
neoplasma inak dan ganas sangat rendah. Kenyataannya, karsinoma usus halus
memiliki insidensi hanya sekitar 1% dari semua neoplasma traktus
gastrointestinalis. 5umor ganas usus halus pertama ditemukan di dalam duodenum
sekitar abad ke.1( oleh ,amburger $17%)' dan 3orgagni $17)1'. ;ru*eilhier
melaporkan tumor inak pertama usus halus. 6aru setelah tahun 193! @ai4ord
mampu mengumpulkan (( kasus tumor usus halus untuk membentuk bahasan
a/al tentang masalah tersebut. 2a melaporkan bah/a kebanyakan tumor timbul
dalam ileum terminalis.
2.5 'akt(r "e%ik(
3,04,08
2.5.0 Pe!yakit 6r(h!
Penyakit ;rohn, uga dikenal sebagai enteritis regional, adalah enis
penyakit in4lamasi usus yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari saluran
pen-ernaan dari mulut sampai anus, menyebabkan berbagai geala. ,al ini
terutama menyebabkan nyeri perut, diare $yang bisa adi berdarah ika peradangan
yang paling buruk', muntah $bisa kontinyu', atau penurunan berat badan, tetapi
uga dapat menyebabkan komplikasi saluran pen-ernaan luar seperti seperti ruam
kulit, radang sendi, radang mata, kelelahan, dan kurangnya konsentrasi.
9
4ambar 2.3 Pe!yakit 6r(h!
00
Penyakit ;rohn disebabkan oleh interaksi antara 4aktor lingkungan,
imunologi dan bakteri pada indi*idu yang rentan se-ara genetis. ,al ini
menyebabkan gangguan in4lamasi kronis, di mana tubuh sistem kekebalan tubuh
menyerang saluran pen-ernaan mungkin diarahkan pada mikroba yang antigen.
Penyakit ;rohn se-ara tradisional digambarkan sebagai penyakit autoimun, tetapi
peneliti terbaru telah menggambarkannya sebagai penyakit de4isiensi imun.
Penyakit ;rohn dapat mengakibatkan komplikasi beberapa mekanik di
dalam usus, termasuk obstruksi , 4istula, dan abses. Obstruksi biasanya teradi dari
striktur atau perlengketan lumen yang sempit, menghalangi bagian dari isi usus.
Aistula dapat mengembangkan antara dua loop dari usus, antara usus dan kandung
kemih, antara usus dan *agina, dan antara usus dan kulit. 1bses adalah koleksi
dari berdinding in4eksi, yang dapat teradi di perut atau di perianal daerah pada
10
penderita penyakit ;rohn. ;rohn bertanggung a/ab untuk 1"% dari 4istula
*esi-oenteri-, dan merupakan penyebab paling umum dari 4istula ileo*esi-al.
Penyakit ;rohn uga meningkatkan risiko kanker di daerah peradangan.
Sebagai -ontoh, indi*idu dengan penyakit ;rohn yang melibatkan usus ke-il
berada pada risiko tinggi untuk kanker usus ke-il. 0emikian pula, orang dengan
kolitis ;rohn memiliki risiko relati4 sebesar +,) untuk mengembangkan kanker
usus besar. Skrining untuk kanker usus besar dengan kolonoskopi
direkomendasikan bagi siapa saa yang memiliki kolitis ;rohn untuk setidaknya
delapan tahun.
2.5.2 Si!dr(m Peut782e#her
Peut<.#eghers sindrom, uga dikenal sebagai sindrom poliposis usus turun.
temurun, adalah autosomal dominan penyakit genetik yang ditandai oleh
perkembangan inak hamartomatous polip di saluran pen-ernaan dan
hiperpigmentasi makula pada bibir dan mukosa mulut. Peut<.#eghers sindrom
memiliki insidensi sekitar 1 dalam !+.""" sampai 3"".""" kelahiran. @isiko
relati4 1denokarsinoma usus ke-il tampaknya menadi sekitar 1) kali lebih besar
dari yang diharapkan, dan keadian seumur hidup adalah !,%% pada pasien dengan
sindrom ini.
11
4ambar 2.4 Peut7 1e#her %y!dr(me
00
2.5.3 +de!(mat(%a p(lip(%i% familial 9'+P:
1denomatosa poliposis 4amilial $A1P' adalah suatu kondisi /arisan di
mana banyak polip terutama dalam bentuk epitel dari usus besar . 3eskipun polip
mulai inak, trans4ormasi maligna menadi kanker usus besar teradi bila tidak
diobati. Keadian pasien dengan kanker usus halus uga dihubungkan dengan
penyakit ini.
4ambar 2.5 +de!(mat(%a P(lip(%i% 'amilial
00
12
2.5.4 Si!dr(m 4ard!er
Sindrom 8ardner, uga dikenal sebagai poliposis 4amilial usus, adalah
autosomal dominan bentuk poliposis ditandai oleh adanya beberapa polip di usus
besar bersama.sama dengan tumor di luar usus besar. 5umor e=tra-oloni-
mungkin termasuk osteomas tengkorak, kanker tiroid, kista epidermoid , 4ibromas
dan kista sebasea, serta teradinya tumor desmoid di sekitar 1+% dari indi*idu
yang terkena. Polip dalam usus besar yang tak terhitung umlahnya predisposisi
untuk pengembangan kanker usus besar, ika usus tidak dihapus, kemungkinan
kanker usus besar dianggap sangat signi4ikan. Polip uga dapat tumbuh di
lambung, duodenum, limpa, ginal, hati, mesenterium dan usus ke-il. 0alam
seumlah ke-il kasus, polip uga mun-ul di otak ke-il. Kanker terkait dengan 8S
biasanya mun-ul dalam hati, tiroid dan ginal.
4ambar 2.; Si!dr(m 4ard!er
00
13
2.;. Kla%ifika%i -e(pla%ma Du(de!um
2,3,00
2.;.0 -e(pla%ma 1i!ak
Beoplasma inak dilaporkan dalam seri klinik timbul dengan 4rekuensi
yang sama seperti neoplasma ganas. Se-ara anatomi, %".%+% terletak di dalam
duodenum dan eunum. 9esi yang berasal dari mukosa dominan di sana dengan
polip adenomatosa, baik tunggal atau maemuk, bertanggung a/ab bagi sepertiga
dari yang telah diidenti4ikasi.
9eiomioma bertanggung a/ab bagi 1+% dari total di dalam traktus
gastrointestinal. 7sus halus hanya kedua setelah lambung sebagai tempat
4rekuensi lesi ini. Pembedaan leiomioma inak dari ganas sulit dilakukan dan
nampak dari geala klinisnya maupun umlah mitosis per lapangan pandang.
9ipoma merupakan neoplasma inak yang mun-ul dalam lapisan subserosa
atau submukosa dan dapat tunggalo atau maemuk. 0i dalam usus halus, memiliki
diameter kurang dari % -m tetapi bisa auh lebih besar bila berada di lapisan
subserosa.
,emangioma di dalam usus halus memiliki persentase sebesar 1"% dari
total neoplasma inak di dalam usus halus. ,emangioma terdiri dari % enis yaitu
ektasis maemuk, ka*ernosa, simpleks, hemangioma yang menyertai sindrom
@endu.Olser.?eber, suatu kelainan genetika yang ditandai oleh telangiektasis
kulit dan membran mukosa di samping yang terlihat di dalam traktus
gastrointestinalis.
5erapi neoplasma inak hampir selalu dengan alan pembedahan. 0alam
prkateknya, reseksi lokal massa yang diragukan dilakukan dengan -ara enterotomi
dan polipektomi atau reseksi segmen duodenum yang terlibat. ,arus diingat,
pen-arian luas keseluruhan duodenum dilakukan guna menyingkirkan
14
kemun-ulan lesi maemuk atau penyebaran penyakit ke dalam nodi lim4atikus
mesenterikus.
2.;.2 -e(pla%ma 4a!a%
2,3,00
1da + enis utama kanker usus ke-il, yaitu 1denokarsinoma, Karsinoid
tumor, sarkoma, dan lim4oma membuat sekitar )"% sampai 7"% dari kanker usus
ke-il. 1deno-ar-inoma membuat sekitar 3"% sampai %"% dari kanker usus ke-il.
#enis kanker dimulai dari sel.sel yang melapisi usus. Kebanyakan ahli berpikir
bah/a kanker usus ke-il berkembang seperti kanker kolorektal.
Pertama.pertama dimulai sebagai tumor inak berukuran ke-il yang disebut
polip. Seiring /aktu, polip dapat berubah menadi kanker. paling ke-il kanker
usus berkembang di duodenum dan sisanya teradi di eunum dan ileum.
predileksi utama kanker pada duodenum adalah ampula :ateri. 5etapi karena
daerah ini sangat erat kaitannya dengan pankreas, itu diperlakukan seperti kanker
pankreas.
2.;.2.0 +de!(kar%i!(ma Du(de!um
Beoplasma malignant utama tersering pada usus halus adalah
adenokarsinoma, ter-atat sekitar setengah dari tumor ganas. 0uodenum yang
terbanyak $%(%'. ;a.duodenum primer harus dibedakan dengan yang mun-ul dari
ampula :ater, dan telah diklasi4ikasikan sebagai in4ra.ampular $+)%', periampula
$3!%', dan supra.ampula $7%', dengan keseimbangan yang ada pada lokasi tidak
spesi4ik. 5erbanyak kedua adalah eunum$33%'C tumor ini sering berlokasi pada
3" -m pertama dari ligamentum 5reit<.
1denokarsinoma baik massa polipoid intralumen atau, lebih sering, lesi
in4iltrati*e penyempitan annulus. 5umor.tumor tersebut -enderung metastasis ke
15
nodus lim4a regional dan ke hepar. Se-ara histologist, adenokarsinoma sering
berdi4erensiasi baik dan memproduksi mu-in.
Karsinoma duodenum dekat dengan pan-reas harusnya dilakukan reseksi
pankreatikduodenal $prosedur ?hipple'. 0ibeberapa seri, pendekatan ini telah
menghasilkan tingkat kelangsungan hidup + tahun setinggi +"% pasien terseleksi,
meskipun tingkat kelangsungan hidup se-ara keseluruhan sekitar !"%. Pasien
dengan penyakit metastasis atau dengan lesi yang tidak setuu untuk direseksi
mempunyai tingkat kelangsungan hidup sekitar % bulan.
>ksisi lo-al adekuat dari tumor primer dengan reseksi luas mesentrium
berdekatan untuk memasukan nodul lim4a regional adalah pilihan operasi
adenokarsinoma eunum dan ileum. Sayangnya, ekstensi tumor ke dalam
meseterium mungkin melibatkan pembuluh darah yang tidak dapat direseksi tanpa
mengorbankan segmen besar usus halus. Pada lesi yang tidak dapat direseksi,
6ypass paliati4 harus dilakukan untuk mengobati geala obstruksi. Kira.kira !"%
tingkat kelangsungan hidup hingga + tahun.
1u*an radioterapi mungkin berman4aat bagi pasien dengan penyakit sisa
minimal berikut reseksi pembedahan, namun toleransi aringan normal membatasi
dosis yang dapat dikelola oleh tubuh. @adioterapi intraoperati4 $2O@5' mungkin
berman4aat karena aringan normal dapat dilindungi dari balok, tapi tetap saa
tidak ada bukti kesimpulan bah/a 2O@5 berman4aat dalam mengelola tumor ini.
Penggunaan kemoterapi au*an setelah pengobatan reseksi bedah telah
tidak direkomendasikan. Saat ini, tidak ada satupun agen.tunggal atau kombinasi
kemoterapi telah ditemukan untuk adenoma lanut atau metastasis adenoma usus
halus.
16
9+: 9B:
4ambar 2.3 Du(de!um !(rmal 9+: da! +de!(kar%i!(ma du(de!um 9B:
00
2.;.2.2 Kar%i!(id $um(r
Karsinoid malignan dapat teradi di saluran -erna, kebanyakan di
appendiks dan sebagian ke-il di usus halus. Karsinoid ini melepaskan hormon
serotonin yang umumnya tidak akti4 di hepar, tetapi hormon dari metastasis di
hepar, o*arium, atau bronkus yang tidak melalui hepar dapat menimbulkan geala
berupa kemerahan pada /aah, diare, dan bronkokonstriksi. 3etastasis paling
sering teradi di hepar. Pengelolaannya terdiri dari oengangkatan tumor
metastasisnya se-ara berulang.ulang. 8eala klinisnya bergantung pada akti*itas
hormonalnya. Ketahanan hidup pada penderita karsinoid maligna sekitar 7"%,
sedangkan pada karsinoid yang telah bermetastase ketahanan hidupnya sekitar !".
%"%.
2.;.2.3 /imf(ma
9im4oma merupakan keganasan tersering yang teradi pada rentang umur
+".)" tahun. 9im4oma merupakan keganasan tersering pada traktus
gastrointestinalis anak.anak, khususnya rentang umur 3.( tahun. Penyakit ;ellia-
(Celliac disease) merupakan 4aktor predisposisi utama terbentuknya lim4oma.
8eala yang ditimbulkan pada pasien berupa anoreksia, mual dan muntah,
penurunan berat badan, perasaan penuh pada perut. Proses kronis dari enis tumor
ini dapat menyebabkan ulserasi dan pendarahan pada dinding mukosa usus halus,
yang nantinya menyebabkan anemia pada pasien. 9im4oma memiliki 3 bentuk
17
utama, yaitu bisa single ataupun multipel metastase dengan 4okus primer di usus
halus, multiple lesi metastase dengan 4okus primer di mesenterium, multipel
metastase lesi yang terdapat di mesenterium dan uga di usus halus.
2.;.2.4 Sark(ma
Sarkoma termasuk keganasan yang arang pada usus halus.
9eiomiosarkoma merupakan tipe tersering dari sarkoma, yang terletak di lapisan
muskularis propria dan uga di intra&ekstraluminal (Double shaped fashion).
8eala tersering berupa nyeri perut, anemia kronis akibat uslserasi dan perdarahan
masi4. Penatalaksanaan dapat berupa kurati4 dengan alan reseksi serkoma,
kombinasi dengan kemoterapi dirasa -ukup membantu.
2.;.2.5 $um(r Meta%ta%e
Keganasan dari usus halus dapat memiliki dua -ara metastase, yaitu
metastase ke seluruh bagian usus halus yang dapat menimbulkan geala berupa
nyeri perut, anemia, anoreksia akibat ulserasi dan peradangan. Selain itu, -ara
penyebaran lainnya adalah metastase auh, tersering ditemukan pada kolon, gaster,
pankreas, ginal, hepar, dan uga retroperitoneum.
2.3 4e1ala da! ta!da
3,00,04

Satu setengah dari semua tumor inak usus ke-il tetap asimtomatik dan
mungkin ditemukan hanya sesekali pada laparotomi atau otopsi. Kurangnya geala
disebabkan isi -airan dari usus halus relati4 ke-il. Obstruksi mekanis sebagian atau
lengkap dari usus halus dapat teradi, menghasilkan nyeri periumbilikalis, mual
dan muntah. Presentasi ini adalah yang paling umum dalam geala tumor inak
18
dan sering hasil dari intususepsi. Karena tumor meluas ke rongga perut, tumor
yang berkembang dari serosa dapat men-apai ukuran besar sebelum menghasilkan
geala. Perdarahan merupakan mani4estasi klinik kedua tersering dari semua
pasien tumor inak usus halus. hal itu disebabkan oleh in*asi mukosa oleh
neoplasma dan dapat menghasilkan kelemahan dan anemia. Perdarahan masi4
dapat teradi ketika ada gangguan ulserasi kapal submukosa.
Perbedaan yang men-olok dibandingkan tumor inak usus halus, tumor
ganas pada usus halus hampir selalu disertai berbagai geala. ,ampir lebih dari
7"% pasien dengan tumor ganas usus halus tersering memiliki mani4estasi klinis
berupa nyeri dan penurunan berat badan, diikuti geala mual dan muntah, anemia,
dan arang datang dengan geala benolan pada perut yang teraba. Keluhan nyeri
didapatkan sekitar 3".("% dari semua pasien dapat ber*ariasi, bergantung pada
lokasi tumor. 8ambaran klinis yang terlihat berupa nyeri ulu hati seperti terbakar
atau seperti keram perut. Keluhan penurunan berat badan pada pasien disebabkan
oleh malabsorpsi karena tumor yang terus tumbuh tidak terkontrol.
1danya massa abdomen di-atat pada beberapa pasien, hasil *olume besar
tumor atau usus proksimal melebar ke daerah.daerah obstruksi. 0iare dan
steatorrhea dapat teradi dengan keterlibatan luas oleh lim4oma. Pasien dengan
tumor karsinoid bisa menyaikan dengan bukti obstruksi atau malabsorpsi, atau
dengan sindrom karsinoid dengan adanya metastase hati. karena geala a/al
neoplasma usus ke-il tidak elas, sulit dide4inisikan dan sering terlihat selama
beberapa bulan sebelum diagnosis dibuat. Klinisi dapat mempertimbangkan
19
penyakit yang lebih umum lainnya seperti kolesistitis, ulkus peptikum, atau
di*ertikulitis.
2.3.0 Sta#i!# +de!(kar%i!(ma Du(de!um
3,00,20
Sistem staging yang digunakan menurut 1meri-an #oint ;ommitte o4
;an-er $1#;;' adalah sistem 5B3. 5ahapan yang dielaskan menggunakan
angka @oma/i 2 sampai 2:. Sistem 5B3 ini menggambarkan penyebaran kanker
dalam kaitannya dengan lapisan dinding dari usus halus. 5ahapan yang dielaskan
ini disebut tahap patologis. 5ahap patologis ditentukan oleh temuan ahli patologi
dari melihat kanker dan aringan aktual lainnya yang telah diangkat dalam
pembedahan. Sistem 1#;; & 5B3 menggambarkan luasnya 5umor primer $5',
tidak adanya atau kehadiran metastasis ke kelenar getah bening di dekatnya $B',
dan tidak adanya atau kehadiran 3etastasis auh $3'.
Sta#i!# $
$< = 5idak didapatkan aringan kanker.
$i% = Kanker hanya di epitel $lapisan atas sel.sel mukosa'. 2ni adalah tahap
paling a/al dan uga dikenal sebagai karsinoma in situ $CIS'.
$0 = 0ibagi menadi ! kelompok:
$0a = Kanker telah tumbuh dari lapisan atas sel.sel mukosa dan masuk ke
lapisan aringan ikat di ba/ah $lamina propria'.
$0b = Kanker telah berkembang melalui mukosa dan submukosa.
$2 = Kanker telah tumbuh melalui mukosa dan submukosa ke muskularis
propria.
$3 = Kanker telah tumbuh melalui lapisan dalam dari dinding usus $mukosa
submukosa, dan propria muskularis' ke dalam subserosa dalam satu
organ.
$4 = Kanker telah berkembang melalui seluruh dinding dari usus ke-il
$termasuk serosa'. 0idapatkan aringan kanker di organ terdekat.
Sta#i!# -
20
-< : 5idak ada keterlibatan kelenar getah bening
-0 : Kelenar getah bening dekat tumor diperiksa murah 5idak mengandung
Kanker.
-0 : Sel.sel Kanker ditemukan dalam, 1 sampai 3 kelenar getah bening di
dekatnya.
-2 : Sel.sel Kanker ditemukan Pada % atau kelenar getah bening 9ebih di
dekatnya.
Sta#i!# M
M0 = 5idak ada kanker ditemukan di organ atau aringan lain.
M0 = Kanker telah ditemukan bermetastase pada organ atau aringan lain.
2.8 Dia#!(%i%
3,00,22
Penegakkan diagnosis keganasan usus halus sangat sulit, diperlukan
ke-ermatan dalam anamnesa dan pemeriksaan 4isik, serta pemeriksaan penunang
yang baik. 3eskipun perbaikan terutama dalam teknik radiogra4i telah
menyebabkan diagnosis pra operasi atau lokalisasi pada sampai dengan 7+% dari
pasien yang diteliti, diagnosis pasti ditegakkan dari pemeriksaan histopatologi
pasien yang telah menalani laparotomi.
2.8.0 Pemerik%aa! /ab(rat(rium
0;,08
1nemia hipokrom mikrositik dari perdarahan kronis merupakan gambaran
umum dari kegansan pada usus halus. Peningkatan kadar dari alkali phos4atase
dan bilirubin dapat teradi akibat obstruksi dari ampula *ateri ataupun tumor
ganas yang telah bermetastase ke dalam hepar. Peningkatan kadar plasma
21
serotonin atau asam +.hydro=yindoleasetik dapat teradi pada tumor ganas enis
karsinoid.
2.8.2 Pemerik%aa! "adi(l(#i%
;,00,20
Aoto polos abdomen menuukkan gambaran air.4luid le*el dan dilatasi
segmen usus halus yang disebabkan oleh adanya obstruksi dari usus halus.
Pemeriksaan radiologi dengan kontras masih menadi pilihan tersering dalam
menunang diagnosa keganasan pada usus halus. adenokarsinoma dan lim4oma
adalah tumor yang paling sering menghasilkan ulserasi, sedangkan tumor
karsinoid dan sarkoma mun-ul sebagai massa intramural yang tumbuh keluar,
mele/ati lumen tetapi tidak mengganggu mukosa. 9esi konstriksi annular yang
sugesti4 dari adenokarsinoma, lesi intraluminal sering adenoma atau kurang
sering, leiomioma.
,ipotonik duodenogra4i menggunakan glukagon meningkatkan akurasi
diagnostik dari seri gastrointestinal dengan gerakan kon*ensional memperlambat
duodenum, sehingga kelainan mukosa usus halus menadi lebih baik
di*isualisasikan. 6agian distal usus halus hingga ke 9igamentum 5reit< dapat
die*aluasi dengan -ermat mengikuti kolom barium untuk /ilayah ileo-e-al
dengan 4ilm intre*al. daerah abnormal dapat die*aluasi lebih lanut oleh intubasi
nasoenteri- selekti4 $entero-lysis', yang memungkinkan masuknya barium dan
udara ke dalam segmen yang relati4 lokal. 2leum distal tidak selalu baik
di*isualisasikan pada penelitian kon*ensional usus ke-il.
22
1ngiogra4i mesenterium dapat sangat membantu sebagai penunang
diagnosis tumor yang teradi di dalam *askular, seperti hemangioma ataupun
karsinoid tumor duodenum. Pada karsinoid tumor, bila ukurannya kurang dari 3
-m dan sudah bermetastase maka akan sulit untuk di*isualisasikan.
>ndoskopi dengan serat 4iber.optik digunakan untuk memeriksa seluruh
duodenum, lesi yang di-urigai dapat dikerok melalui endoskopi dan diadikan
sampel untuk analisis sitologi. 9esi yang terletak di peri.ampularis dapat
di*isualisasikan dengan baik, pankreas dan saluran empedu uga dapat
di*isualisasikan dengan kontras mengikuti kanul dari endoskopi.
>ndoskopi biasa tidak dapat melihat sangat auh ke dalam usus halus,
karena terlalu panang dan memiliki lekuk terlalu banyak. 3etode enteroskopi ini
dapat mengatasi masalah ini dengan menggunakan spesial endoskopi yang terdiri
dari ! tabung, satu di dalam yang lain. Keuntungan dari enteroskopi ini adalah
dokter dapat mengambil biopsi dari semua aringan abnormal.
Sebuah tes biopsi menemukan suatu massa $tumor', tetapi satu.satunya
-ara untuk mengetahui aringan kanker adalah dengan melakukan biopsi. Pada
biopsi, sepotong area yang abnormal dihapus dan diperiksa di ba/ah mikroskop.
1da beberapa -ara untuk mengambil sampel dari tumor usus. Salah satu -ara
adalah melalui endoskopi. Ketika tumor ditemukan, dokter dapat menggunakan
4orsep biopsi $penepit atau penepit' melalui tabung untuk mengambil sampel
ke-il dari tumor. Spesimen dokter mengambil akan sangat ke-il, tetapi dokter
biasanya dapat membuat diagnosis yang akurat.. 0alam beberapa kasus, operasi
diperlukan untuk biopsi tumor. ,al ini dapat dilakukan ika tumor tidak dapat
di-apai dengan endoskopi.
23
4ambar 2.8 "adi(l(#i% ade!(kar%i!(ma du(de!um
00,20
2.9 Pe!atalak%a!aa!
9,00,23,24
Pembedahan adalah pengobatan utama untuk kanker usus halus dan sering
menadi satu.satunya pengobatan. #enis operasi akan tergantung pada seumlah
4aktor, termasuk ukuran dan lokasi tumor, dan apakah pasien mempunyai penyakit
serius pada organ lainnya. #enis.enis operasi yang dapat dilakukan diantaranya
adalah :
2.9.0 "e%ek%i
Operasi ini dilakukan melalui alan insisi yang dibuat di daerah abdomen.
Operasi ini menghilangkan bagian dari usus yang mengandung aringan tumor dan
beberapa aringan normal di kedua sisi tumor. 7ung dari usus dipotong dua,
kemudian diahit kembali bersama.sama. 6eberapa aringan di dekatnya, seperti
kelenar getah bening uga akan diangkat. 3enghapus sepotong ke-il usus
biasanya tidak menyebabkan masalah angka panang dengan makan atau buang
air besar. Setelah operasi, dalam beberapa hari pasien dapat makan dan minum
se-ara normal.
24
2.9.2 Pa!kre(tik(du(de!(kt(mi 9>hipple Pr(?edure:
Operasi ini digunakan untuk mengobati kanker duodenum, meskipun lebih
sering digunakan untuk mengobati kanker pankreas. Operasi ini dilakukan dengan
-ara menghapus segmen dari duodenum dan bagian dari pankreas. Kelenar getah
bening di dekatnya dan bagian perut uga dihapus. Kantong empedu dan bagian
dari saluran empedu umum adalah dihapus dan saluran empedu yang tersisa
melekat pada usus halus dipertahankan, sehingga aliran empedu dari hati dapat
terus masuk ke usus halus. 2ni adalah operasi yang kompleks yang memerlukan
banyak keahlian dan pengalaman. 2ni memba/a risiko yang relati4 tinggi terhadap
komplikasi yang mungkin bahkan berakibat 4atal termasuk diantaranya Kebo-oran
dari berbagai koneksi yang dibuat ahli bedah, 2n4eksi pas-a operasi, perdarahan,
masalah dengan pengosongan usus sendiri setelah makan.
2.9.3 Pembedaha! Paliatif 9Palliati*e Sur#ery:
#ika kanker tidak dapat sepenuhnya dihapus karena telah menyebar terlalu
auh di perut, ahli bedah dapat melakukan operasi untuk membantu meningkatkan
beberapa geala yang menyebabkan kanker. 2ni dikenal sebagai operasi paliati4.
Seringkali, operasi ini dimaksudkan untuk meringankan usus diblokir, untuk
mengurangi rasa sakit, mual, dan muntah, dan memungkinkan pasien untuk
makan normal untuk beberapa /aktu. #ika memungkinkan, dokter bedah akan
menghapus -ukup dari usus tumor dan terdekat untuk memungkinkan makanan
di-erna untuk mele/ati. Kadang.kadang, dokter bedah akan meninggalkan tumor
di tempat dan rute usus ke-il normal di sekitar tumor sehingga penyumbatan
apapun lega atau di-egah. 0alam situasi sangat mau, tabung -ukup kaku $disebut
25
stent' dile/atkan melalui daerah diblokir dan kiri di tempat sehingga makanan
yang di-erna bisa le/at.
2.9.4 Kem(terapi
Kemoterapi digunakan sebagai terapi anti kanker yang dapat diberikan
melalui alan parenteral ataupun peroral. Obat.obatan kemoterapi masuk ke dalam
aliran darah dan dapat membunuh sel.sel kanker, sehingga digunakan terutama
pada kasus kanker yang sudah bermetastase. 5etapi, pada kasus adenokarsinoma
usus halus, pemberian obat kemoterapi kurang begitu e4ekti4, dikarenakan kanker
enis ini kurang peka terhadap kemoterapi.
Kemoterapi yang digunakan setelah kanker diangkat le/at pembedahan
disebut uga kemoterapi adu*an. 1du*an kemoterapi ini bertuuan untuk
membunuh sel.sel kanker yang tersisa setelah pembedahan. Kemoterapi adu*an
e4ekti4 digunakan pada kanker kolorektal. Penggunan terapi ini pada kanker usus
halus masih dalam perdebatan. 6eberapa obat.obatan kemoterapi, seperti
capecitabine (xeloda), 5fluorouracil (5!") oxaliplatin, dan irinotecan
(Camptosar#C$%&&). Obat 5!" dikombinasikan dengan leu-o*orin dirasakan
lebih e4ekti4. Karena insidensi keganasan usus halus relati4 rendah, hanya
beberapa pasien yang menalani terapi ini. Kemoterapi kombinasi digunakan pada
keganasan usus halus, kolon, gaster menggunakan obat capecitabine and
oxaliplatin (C'$()) and 5!" dengan o=aliplatin.
2.9.5 "adi(terapi
5erapi radiasi menggunakan radiasi energi tinggi untuk membunuh sel
kanker. 5erapi radiasi dapat menadi pilihan untuk kanker yang tidak dapat
dihilangkan dengan alan operasi. >ksternal.beam terapi radiasi adalah enis
26
radiasi yang paling sering digunakan untuk enis kanker pen-ernaan. 5erapi
radiasi digunakan terutama untuk mengobati rasa sakit dari kanker yang telah
menyebar ke tulang atau bagian lain dari tubuh.
2.00 Pr(#!(%i%
22,23,24
5ingkat kelangsungan hidup lima tahun yang sering digunakan oleh dokter
sebagai -ara standar membahas prognosis pasien dengan keganasan usus halus.
6anyak 4aktor yang dapat mempengaruhi prognosa seseorang, seperti usia,
kesehatan umum, stadium kanker, dan seberapa baik kanker merespon
pengobatan.
Sta#i!#
'i*e @ear% %ur*i*al
"ate 9A:
Sta#e & ++%
Sta#e && + %9%
Sta#e && B 3+%
Sta#e &&& + 31%
Sta#e &&& B 1(%
Sta#e &5 +%
$abel 2.0 Pr(#!(%a Ka!ker )%u% .alu%
27
B+B &&&
0. /+PB"+- K+S)S
2.
3.0 +!am!e%i%
Pasien 3@S pada tanggal $!3 Oktober !"11', anamnesis dilakukan pada tanggal
$3" Bo*ember !"11' pukul 1+."" /ita. 1namnesa yang dilakukan berupa
autoanamnesa dan alloanamnesa.
+-+M-,S+ )M)M
&de!tita%
Bama : 5n.1
7mur : %" tahun
#enis Kelamin : 9aki.laki
1lamat : #l. Pattimura @t.1% Bo.1!1 6ontang, Kaltim.
1gama : 2slam
Suku : #a/a
Status : 3enikah
Pendidikan : S31
Pekeraan : S/asta
+-+M-,S+ K.)S)S
Keluha! )tama
28
3untah.muntah.
"iayat Pe!yakit Sekara!#
Pasien mengeluhkan muntah.muntah yang dirasakan seak ) bulan yang
lalu. 3untah dirasakan terus.menerus setiap harinya. 0alam sehari, pasien muntah
sebanyak D E botol aFua ukuran besar. 3untah ber/arna kuning kehiauan,
ber-ampur dengan isi makanan dan berlendir, tetapi tidak disertai adanya darah.
3untah dirasakan bertambah saat pasien berakti*itas maupun saat pasien selesai
makan. 3untah dirasakan berkurang bila pasien berpuasa dan beristirahat dari
akti*itas sehari.harinya. Keluhan ini disertai adanya nyeri ulu hati yang dirasakan
pasien seperti tertusuk.tusuk benda taam dan terasa panas. Pasien uga
mengeluhkan adanya penurunan berat badan yang drastis dibanding sebelumnya.
Pasien uga mengeluhkan sulit 616 seak ) bulan yang lalu, dan terkadang 616
yang keluar ber/arna hitam. 61K pasien dalam batas normal.
Pasien mengaku karena keluhan muntahnya tidak berkurang, pasien
sempat diba/a ke @S70 1.?.S Samarinda % bulan yang lalu untuk dira/at inap.
Setelah beberapa hari menalani pera/atan pasien, disarankan untuk periksa 7S8,
didiagnosa abses hati, dilakukan operasi dan diberi obat.obatan, dan pasien
dipulangkan karena kondisinya membaik. Sebulan kemudian, pasien memutuskan
pergi berobat ke pulau #a/a selama 3 bulan. Setelah pasien kembali ke
Samarinda, keluhannya timbul kembali dan semakin parah, hingga pasien tidak
bisa makan dan tidak bisa 616 yang membuat pasien kembali diba/a oleh
keluarganya ke @S70 1.?.S Samarinda untuk menalani pera/atan.
29
"iayat Pe!yakit Dahulu
. Pasien pernah dira/at di @S dengan keluhan serupa % bulan yang lalu.
. @i/ayat Ken-ing 3anis disangkal oleh pasien.
. @i/ayat ,ipertensi disangkal oleh pasien.
"iayat Pe!yakit Keluar#a
. 5idak didapatkan anggota keluarga yang mengalami keluhan serupa seperti yang
dialami oleh pasien saat ini.
"iayat Kebia%aa!
. @i/ayat mengonsumsi amu.amuan seak ! tahun yang lalu.
. @i/ayat 3erokok seak + tahun yang lalu.
. @i/ayat mengkonsumsi alkohol disangkal oleh pasien.
Pemerik%aa! 'i%ik
. Keadaan 7mum : Sakit sedang
. Kesadaran : ;ompos mentis, 8;S: >%:+3)
$a!da8ta!da 5ital
. 5ekanan 0arah : 1!"&7" mm,g $berbaring'
. Badi : (% =&menit regular, isi -ukup, kuat angkat
. Perna4asan : !! =&menit torakoabdominal
. 5emperature : 3),%
"
; $aksiler'
30
Kepala : 1nemis $.&.', ikterik $.&.', pupil isokor 3 mm& 3mm,
re4leks -ahaya $G&G'
/eher : Pembesaran K86 $.', de*iasi trakhea $.', massa $.', nyeri
tekan $.'.
$h(ra<
Paru : 2nspeksi : 6entuk dan gerakan dada simetris
Palpasi : 4remitus raba simetris 0HS
Perkusi : sonor di kedua lapangan pandang paru
1uskultasi : *esikuler, ronki $.&.',/hee<ing $.&.'
#antung : 2nspeksi : i-tus -ordis tidak tampak
Palpasi : i-tus -ordis tidak teraba
Perkusi : batas antung kanan 2;S 222 parasternal line 0
batas antung kiri 2;S : mid-la*i-ular line S
1uskultasi : S1S! tunggal reguler, murmur $.', gallop $.'
+bd(me! : 2nspeksi : Alat, distensi $.'
Palpasi : Soe4l $G', nyeri tekan epigastrium $G',
balotemen $.', hepatomegali $G'
Perkusi : 5impani
1uskultas : 6ising usus $G' kesan menurun.
,k%tremita% : 1kral hangat, oedema ekstremitas atas dan ba/ah $.'
31
3.2 Pemerik%aa! Pe!u!1a!#
9aboratorium :
Pemerik%aa! 30C00C2000 0C02C2000 3C02C2000
,b (,7 gr&dl (,(gr&dl 1",9gr&dl
,t !3% !(% 3"%
9euko +.7"" +.9"" 7.!""
5rombo +79.""" 73).""" 7!7."""
9>0 37 33 3)
;>1 1%,3! 1%,3! 1%,3!
65I !I 3I !I
;5I 11I 1"I 1"I
80S 9" 7( )(
1lkali phospatase !71 !)+ !)(
1sam urat 1),! 1),! 1),!
6ilirubin total ",9 ",( ",9
Protein total (,3 (,1 (,%
1lbumin 3,+ 3,1 3,3
8lobulin %,( %,) %,%
7reum )3," )%,3 )+
Kreatinin 1," 1,1 1,"
,6s1g Begati4 . .
1b ,2: Begati4 . .
Pemeriksaan P1 $!7&1"&!"11'
Makr(%k(pi%= AB16 tumor abdomen dengan berdasarkan marker needle masuk
di ! tempat D+-m aspirat, -airan en-er ke-okelatan D 1" --.
Mikr(%k(pi%= Sediaan apusan kurang seluler terdiri dari sel.sel bulat inti
kromatin halus, tersebar di4us, sitoplasma luas, dengan latar
belakang -yst makro4ag.
Ke%impula!= Benign Cystic Lesions of Hepar
Pemeriksaan P1 $1)&11&!"11'
Makr(%k(pi%= 0iterima % aringan bulat.bulat berdiameter ",1 -m putih rapuh
32
Mikr(%k(pi%= Sediaan menunukkan aringan usus dengan mukosa tampak utuh
dengan radang kronis-ukup banyak, tampak dilatasi pembuluh
darah dan ekstra*asasi eritrosit tidak didapatkan tanda ganas.
Ke%impula!= Mild Chronic Duodenitis non Spesific
Pemeriksaan 7S8 1bdomen
Ke%impula!= 5erdapat pembesaran ukuran ,epar dari ukuran normalnya.
Pemeriksaan 0uodenoskopi
Kei%mpula!: 5ampak massa berdungkul di duodenum 1&3 proksimal.
33
Dia#!(%i% Ker1a Seme!tara
5umor 0uodenum.
/ap(ra! Bpera%i
5anggal operasi : 3" Bo*ember !"11
0iagnosa pre operati4 :5umor 0uodenum
0iagnosa post operati4 : 5umor 0uodenum G Suspek 3alignansi
#enis tindakan :9aparotomi G 8astroeunostomi *entral kolon G P1
4ambar84ambar Bpera%i
9+: 9B:
34

96: 9D:
9,: 9':
9,: 9':
$erapi p(%t (peratif
. 2n. ;e4ota=ime 3=1 gr i.*
35
. 2n4. 3etronida<ole 3=1 4l
. 2n. Ketorola- !=3" mg i.*
. 2n. @anitidin !=1 amp i.*
. 2n4. 8luti*en 1 4l&hr selama 3 hari.
Pemerik%aa! P+ 93C02C2000:
Makr(%k(pi%= 0iterima 3 buah aringan bulat.bulat berdiameter ",!.",3-m putih
abu.abu rapuh.
Mikr(%k(pi%= Potongan aringan 4ibromuskular tanpa pelapis mengandung pulau.
pulau sel ganas dalam struktur asinar
Ke%impula!= Poorly Differentiated Adenocarcinoma Duodenum.
/embara! '(ll( )p
5anggal Peralanan penyakit
Perintah Pengobatan &
5indakan yang diberikan
3"&11&!"11
9euko:+,7
,b:(,7
,t:!3%
5ro:+79."""
S: Byeri luka post operasi $G',
mual$G', muntah $G' ber/arna
hitam, 616 J 61K dlm batas
normal.
B : ;3, 50: 1!"&7" mm,g, B:
(! =&2, @@: !" =&2, 5: 3),+
"
;
+:5umor duodenum GSuspek
malignansi post laparotomi
gastroeunostomi hari ke.1
P :
2n. ;e4ota=ime 3=1 gr i.*
2n4. 3etronida<ole 3=1 4l
2n. Ketorola- !=3" mg i.*
2n. @anitidin !=1 amp i.*
2n4. 8luti*en 1 4l&hr
selama 3 hari.
2n. Kalne= 3=+"" mg
5rans4usi P@; 1 kol4&hari.
1&1!&!"11
9euko:+,7
S: Byeri luka post operasi $G'KK,
mual$G'KKK, muntah $G'KKK
P :
2:A0 @9:0+% 1:1 !"tpm
36
,b:(,(
,t:!(%
5ro:+99."""
7t:1"""--&1!am
B85
)""--&13am
ber/arna hitam, 616 J 61K
dlm batas normal.
B : ;3, 50: 11"&(" mm,g, B:
7( =&2, @@: 1( =&2, 5: 3),!
"
;
+ : 5umor duodenum GSuspek
malignansi post laparotomi
gastroeunostomi hari ke.1
2n. ;e4ota=ime 3=1 gr i.*
2n4. 3etronida<ole 3=1 4l
2n. Ketorola- !=3" mg i.*
2n. @anitidin !=1 amp i.*
2n4. 8luti*en 1 4l&hr
selama 3 hari.
2n. Kalne= 3=+"" mg
5rans4usi P@; 1 kol4&hari.
!&1!&!"11
,b:(,9
,t:!(%
5ro:+99."""
7t:1"""--&1!am
B85
)""--&13am
S: Byeri luka post operasi $G'KK,
mual$G'KKK, muntah $G'KKK
ber/arna hitam, 616 J 61K
dlm batas normal.
B : ;3, 50: 13"&(" mm,g, B:
() =&2, @@: 1( =&2, 5: 3),%
"
;
+ : 5umor duodenum GSuspek
malignansi post laparotomi
gastroeunostomi hari ke.!
P :
2:A0 @9:0+% 1:1 !"tpm
2n. ;e4ota=ime 3=1 gr i.*
2n4. 3etronida<ole 3=1 4l
2n. Ketorola- !=3" mg i.*
2n. @anitidin !=1 amp i.*
2n4. 8luti*en 1 4l&hr
selama 3 hari.
2n. Kalne= 3=+"" mg
5rans4usi P@; 1 kol4&hari.
3&1!&!"11
,b:1",9
,t:3",!%
5ro:7!7."""
7t:(""--&1)am
0rain (" --
S: Byeri luka post operasi $G'KK,
mual$.', muntah $.', 616 J
61K dlm batas normal.
B : ;3, 50: 1!"&7" mm,g, B:
7! =&2, @@: !" =&2, 5: 3),%
"
;
+ : 5umor duodenum GSuspek
malignansi post laparotomi
gastroeunostomi hari ke.3
P :
2:A0 @9:0+% 1:1 !"tpm
2n. ;e4ota=ime 3=1 gr i.*
2n4. 3etronida<ole 3=1 4l
2n. Ketorola- !=3" mg i.*
2n. @anitidin !=1 amp i.*
2n4. 8luti*en 1 4l&hr
selama 3 hari.
%&1!&!"11
,b:1",9
,t:3",!%
5ro:7!7."""
S: Byeri luka post operasi $.',
mual$.', muntah $.', 616 J
61K dlm batas normal.
B : ;3, 50: 13"&(" mm,g, B:
(! =&2, @@: !" =&2, 5: 3),%
"
;
+ : 5umor duodenum GSuspek
malignansi post laparotomi
P :
2:A0 @9:0+% 1:1 !"tpm
2n. ;e4ota=ime 3=1 gr i.*
2n4. 3etronida<ole 3=1 4l
2n. Ketorola- !=3" mg i.*
2n. @anitidin !=1 amp i.*
2n4. 8luti*en 1 4l&hr
selama 3 hari.
37
gastroeunostomi hari ke.%
B+B &5
P,MB+.+S+-
6erdasarkan anamnesa dan pemeriksaan 4isik yang dilakukan terhadap
pasien didapatkan diagnosa klinis yang menunang ke arah 5umor 0uodenum.
0ari hasil anamnesa yang dilakukan terhadap pasien 5n. 1 diketahui bah/a
Pasien mengeluhkan muntah.muntah yang dirasakan seak ) bulan yang lalu..
0alam sehari, pasien muntah sebanyak D E botol aFua ukuran besar. 3untah
ber/arna kuning kehiauan, ber-ampur dengan isi makanan dan berlendir, tetapi
tidak disertai adanya darah. Keluhan ini disertai adanya nyeri ulu hati yang
dirasakan pasien seperti tertusuk.tusuk benda taam dan terasa panas. Pasien uga
mengeluhkan adanya penurunan berat badan yang drastis dibanding sebelumnya.
Pasien uga mengeluhkan sulit 616 seak ) bulan yang lalu.
,al ini sesuai dengan teori, Satu setengah dari semua tumor inak usus
ke-il tetap asimptomatik dan mungkin ditemukan hanya sesekali pada laparotomi
atau otopsi. Kurangnya geala disebabkan isi -airan dari usus halus relati4 ke-il.
Obstruksi mekanis sebagian atau lengkap dari usus halus dapat teradi,
menghasilkan nyeri periumbilikalis, mual dan muntah. Presentasi ini adalah yang
paling umum dalam geala tumor inak dan sering hasil dari intususepsi. Karena
38
tumor meluas ke rongga perut, tumor yang berkembang dari serosa dapat
men-apai ukuran besar sebelum menghasilkan geala.
Perbedaan yang men-olok dibandingkan tumor inak usus halus, tumor
ganas pada usus halus hampir selalu disertai berbagai geala. ,ampir lebih dari
7"% pasien dengan tumor ganas usus halus tersering memiliki mani4estasi klinis
berupa nyeri dan penurunan berat badan, diikuti geala mual dan muntah, anemia,
dan arang datang dengan geala benolan pada perut yang teraba.
Pada pemeriksaan 4isik dtemukan kelainan pada aspek laboratorium, yakni
penurunan kadar hemoglobin dalam darah pasien. ,al ini sesuai dengan teori,
bah/a perdarahan merupakan mani4estasi klinik kedua tersering dari semua
pasien tumor inak usus halus. hal itu disebabkan oleh in*asi mukosa oleh
neoplasma dan dapat menghasilkan kelemahan dan anemia. Perdarahan masi4
dapat teradi ketika ada gangguan ulserasi kapal submukosa.
6erdasarkan pemeriksaan 4isik,uga didapatkan adanya nyeri pada area
epigastrium. ,al ini sesuai teori, bah/a pada usus halus didapatkan Keluhan nyeri
didapatkan sekitar 3".("% dari semua pasien dapat ber*ariasi, bergantung pada
lokasi tumor. 8ambaran klinis yang terlihat berupa nyeri ulu hati seperti terbakar
atau seperti keram perut. Keluhan penurunan berat badan pada pasien disebabkan
oleh malabsorpsi karena tumor yang terus tumbuh tidak terkontrol.
Pada pasien ini, penegakkan diagnosis 1denokarsinoma duodenum
diperoleh dari anamnesa, pemeriksaan 4isik, pemeriksaan penunang, khususnya
39
,istopatologi anatomi yang sampel aringannya diambil post operasi. Penegakkan
diagnosis keganasan usus halus sangat sulit, diperlukan ke-ermatan dalam
anamnesa dan pemeriksaan 4isik, serta pemeriksaan penunang yang baik.
3eskipun perbaikan terutama dalam teknik radiogra4i telah menyebabkan
diagnosis pra operasi atau lokalisasi pada sampai dengan 7+% dari pasien yang
diteliti, diagnosis pasti ditegakkan dari pemeriksaan histopatologi pasien yang
telah menalani laparotomi.
1dapun mengenai penatalaksaanaan yang dilakukan pada pasien ini
berupa operasi laparotomi dengan gastroeunostomi. ,al ini sesuai dengan teori
teori bah/a, *astro+e+unostomi $8#' adalah prosedur pembedahan di mana sebuah
anastomosis dibuat antara lambung dan loop proksimal eunum. ,al ini biasanya
dilakukan baik untuk tuuan menguras isi lambung atau untuk memberikan bypass
untuk isi lambung. 8astroeunostomi dapat dilakukan baik dengan pendekatan
terbuka atau laparoskopi. 7ntuk keganasan yang berasal dari lambung, duodenum,
atau pankreas dengan obstruksi lambung, gastroeunostomi diindikasikan sebagai
terapi pembedahan paliati4. Penatalaksanaan lain setelah operasi berupa
pemberian antibiotik dan analgesik uga telah sesuai dengan teori yang ada.
B+B 5
40
K,S&MP)/+-
Pasien 5n. 1 usia %" tahun, berdasarkan anamnesa, dan pemeriksaan 4isik
serta pemeriksaan penunang, didapatkan diagnosis pada pasien ini adalah
1denokarsinoma 0uodenum. 5indakan penatalaksanaan berupa tindakan operati4
yaitu 9aparotomi >ksplorasiG 8astroeunostomi disertai terapi medikamentosa
sebagai terapi suporti4 telah sesuai dengan teori yang ada.
D+'$+" P)S$+K+
1. Steard B>.Duodenal Cancer, a re-ie. of the literature/ 0ritish 1ournal
of Digesti-e Surger2 /!""7C(7$!':%77.%((.
!. "(!ady, De*i. . 9edit(r:, "ammi!#, Ke!!eth.P, Sabi%t(!, D.6.
$en2akit "sus 3alus. 6uku 1ar 6edah, bagian ke.!/ #akarta: >8;C!""!.
3. 4arbett. Duodenal ;an-er. ' Re-ie. of *I Disease picture changing in
'sia $asific.1sian #ournals o4 0igesti*e Surgery.!""+C(7$3':%77.((
%. -aa7ir. !""). %umor *anas di "nit 0edah RS"$ dr/4/ 1amil/ Padang:
AK 7nand
+. +!(!im. 0epkes. !""). Deteksi dini kanker usus besar $online'.
http:&&///.depkes.go.id&Kanker usus besar , diakses !" 1gustus !"11
41
). Partrid#e, ,dard. !""). Cancer !act and figure 5667. 1tlanta:
1meri-an ;an-er So-ietyC!"")C7$!':3!.33
7. Pura!t(, &#!, dkk 9K(!tribut(r:, >im de 2(!#. "sus 3alus, 8olon,
'norektum. 6uku 1ar 2lmu 6edah edisi ke.!. #akarta:>8;C!""+. 6ab 37
,al 731.79(.
(. B(yle, 'erlay 2. Cancer Incidence and mortalit2 in 9urope 566:.
$Online'. http:&&///.pubmed.-om &in-iden-e o4 ;an-er 0uodenal. 0iakses
!) September !"11.
9. Ka%t(m(, S(emardi +. $!""+'. %indakan 0edah pada 8eganasan "sus
3alus Stadium lan+ut/ 3aalah Kedokteran 2ndonesia , %99.+"",++:7.
1". /ee, De!!i%. !""9. Duodenal Cancer/ $Online'.
http:&&///.medi-inet.-om. 0iakses 17 September !"11.
11. M(rri%. !""". (xford textbook of surger2, 5nd edition/ 9ondon: O=4ord
Press.
1!. De!!i% +. 6a%?iat(, Mary 6 $errit( $eds'. !""%. 'merican 1ournal of
Clinical (ncolog2 5th ed/ -ol ;56 , 19++.19+7.
13. Silalahi. Changes on the disease pattern of primar2 colorectal
cancers.!"")C)$3':1"1.%
1%. S?hart7.Sch.art<=s principle of surger2 >th edition/ 7nited States o4
1meri-a: 5he 3-8rra/.,ill ;ompanies. !""+C)$3':1(".(%.
1+. Bla!dy, 4. !""+. 1deno-ar-inoma.SFuen-e. 0iakses !" 1gustus !""9
dari http:&&///.maltime.-om&le-tures.
1). De*ita, .ellma! S, "(%e!ber# S+. !""1. Cancer principles ? practice
of oncolog2 ed/ 7/ 7S1: 9ippin-ott ?illiams J ?ilkins.
17. S(eript(. 'sian $acific 1ournal of cancer pre-ention -ol : .
!""3C(($!':!33.!3)
1(. +rif, Ma!%1(er. 8apita Selekta 8edokteran edisi ;/ #akarta: 3edia
1es-ulapisC!""".
19. +dam, /u?idi 5, Bi%muth .. !""%. 3epatic cancer metastase : methods
o4 impro*ing rese-tability. Surg ;lin B 1m *ol (% , )+9.)71.
42
!". 4(h, .alli#a! S, Bartram 6&. !""%. 1ournal (f @ocal radiological
staging of rectal cancer. !""%C)$3':1"1.%.
!1. Kummar, "(bbi!% S, 6(tra! ", Sar1adi, Pr(f, Sp.P+. 0uku '+ar
$atologi edisi A/ #akarta: >8;C!""%.
!!. 6iri!?i(!e, ,li7abeth. !""+. Duodenale Cancer/ dari
http:&&///.emedi-ine.-om 0iakses 13 September !"11.
43

Anda mungkin juga menyukai