SE
atau t
hitung
= r
2
r - 1
2 - n
= koefisien regresi
SE
2
tabel
=
2
(1 - ) (k - 3)
Nilai k diperoleh dari perhitungan
k = 1 + 3,33 log n
= 1 + 3,33 log 20
= 1 + (3,33 x 1,301)
= 1 + 4,552
= 5,552 dan dibulatkan menjadi 6
Sehingga
2
tabel
=
2
(1 - ) (k - 3)
=
2
(1 0.01) (6 - 3)
=
2
(0,99) (3)
Jadi, pada dk 3 dan taraf signifikansi 5% ternyata harga
2
tabel
adalah 7,815. Dengan demikian dapat dibuktikan bahwa kedua data
hasil pembelajaran siklus I dan siklus II berdistribusi normal karena
harga
2
hitung
<
2
tabel
.
b. Menguji Homogenitas Kedua Data Variabel X dan Y
Untuk menentukan ada atau tidak adanya perbedaan antara kedua
data, terlebih dahulu harus dilakukan pengujian homogenitas kedua
varians dengan menggunakan rumus berikut ini.
Di mana:
k = panjang kelas
n = jumlah sampel
lxxii
F =
l VarianKeci
ar VariansBes
=
19,307236
28,026436
) 394 , 4 (
) 294 , 5 (
2
2
= = 1,4516 1,452
Varians besar (V1) adalah (SD1)
2
yakni (5,294)
2
Varians kevil (V2) adalah (SD)
2
yakni (4,394)
2
Dari perhitungan di atas dapat diketahui F
hitung
= 1,452
Derajat kebebasan ditentukan dengan rumus:
db
1
= n
1
1 >> db
1
= 20 1 = 19
db
2
= n
2
1 >> db
2
= 20 1 = 19
Untuk menentukan nilai F
tabel
dari daftar pada taraf signifikansi 5 %
adalah F
0,01(19/19)
.
F
0,05(16/19)
= 2,21
F
0,05(20/19)
= 2,15
0,06
Berdasarkan perhitungan di atas ternyata F
hitung
< F
0,01(19/19)
,
yakni 1,452 < 2,18 yang mengandung makna pada taraf signifikansi 5
% kedua varians homogen sehingga analisis dapat dilanjutkan dengan
uji t.
c. Menghitung Koefisien Korelasi r
Penghitungan koefsien korelasi r Product-Moment dari rho-
Spearman dimaksudkan untuk mengukur kuat atau lemahnya hubung-
an antarvariabel yang digunakan dalam penelitian. Hasil pengujian
koefisien korelasi 2 sisi dengan menggunakan aplikasi SPSS 11.0 for
Windows terlihat pada tabel di bawah ini.
F
0,01(32/32)
= 2,21 - (0,06) = 2,18
lxxiii
Tabel 3.4
Penghitungan Koefisien Korelasi r-Product Moment Spearman
Correlations
Pembinaan
Orang Tua
Siswa
Motivasi
Belajar
Siswa
Correlation
Coefficient
1,000 0,565
Sig. (2-tailed) 0,0 0,659
Pembinaan
Orang Tua
Siswa
N 20 20
Correlation
Coefficient
0,565 1,000
Sig. (2-tailed) 0,659 0,0
Spearman's rho
Motivasi
Belajar Siswa
N 20 20
Hasil pengujian yang terdapat pada tabel di atas menunjukkan
bahwa koefisien korelasi yang dihasilkan adalah sebesar 0,565.
Berdasarkan tabel standar korelasi dari Sugiyono, nilai tersebut berada
pada tingkat sedang atau cukup kuat. Sedangkan signifikansi koefisien
r berada pada parameter 0,659 yang berarti berada pada tingkat tinggi
atau kuat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
pembinaan orang tuas siswa dan motivasi belajar siswa MIS As-
Saidiyah Cipanas berada pada tingkat cukup kuat.
d. Menguji Hipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis statistik yang diajukan dilakukan dengan
menggunakan uji t yang digunakan untuk menguji signifikansi
koefisien regresi dan sekaligus menguji signifikansi koefsien korelasi
r. Hipotesis yang diajukan pada pengujian ini adalah sebagai berikut.
lxxiv
H
O
: = 0; Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan pembinaan
orang tua terhadap motivasi belajar siswa MIS As-saidiyah
Cipanas Kabupaten Cianjur tahun ajar 2010 2011.
H
A
: 0; Terdapat pengaruh positif dan signifikan pembinaan orang
tua terhadap motivasi belajar siswa MIS As-saidiyah Cipanas
Kabupaten Cianjur tahun ajar 2010 2011.
Berdasarkan perhitungan statistik dengan menggunakan
aplikasi SPSS 11.0 for Windows diperoleh output sebagai berikut.
Tabel 3.5
Hasil Uji t Pengaruh Pembinaan Orang Tua terhadap Motivasi Belajar
Siswa MIS As-Saidiyah Cipanas Kabupaten Cianjur
Pengaruh t p-value Keputusan
Pembinaan Orang
Tua terhadap
Motivasi Belajar
Siswa
0,565 4,133* 0,001
Signifikan,
H
O
ditolak
Keterangan:
t
tabel
= t
0,05(20)
= 2,086 (nilai t
tabel
pada = 5 % dengan tipe uji 2 sisi dan db =
n-2 = 18).
= koefisien regresi, * = signifikan.
Dari hasil uji signifikansi diperoleh nilai t
hitung
sebesar 4,133.
Nilai t
hitung
ini ternyata lebih besar daripada t
tabel
= 2,086 (nilai t
tabel
pada taraf signifikansi 5 % dengan tipe uji 2-sisi dan derajat bebas n-2
= 20-2 = 18) yang menunjukkan bahwa Pembinaan Orang Tua Siswa
(Y) berpengaruh secara signifikan terhadap Motivasi Belajar Siswa
pada taraf kesalahan 5 %. Dengan demikian, H
O
ditolak dan hipotesis
penelitian (H
A
) diterima. Tingkat sigifikansi Pembinaan Orang Tua
lxxv
Siswa (X) terhadap Motivasi Belajar Siswa (Y) dapat dilihat pula dari
nilai probabilitas kesalahan statistik atau p-value (sig.) yang jauh lebih
kecil daripada tingkat signifikansi = 0,05. Pada tabel di atas, nilai p-
value yang dihasilkan adalah 0,001.
Berdasarkan hasil pengujian di atas dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh positif dan signifikan pembinaan orang tua siswa
terhadap motivasi belajar siswa MIS As-Saidiyah Cipanas Kabupaten
Cianjur tahun pelajaran 2010-2011.
B. Pembahasan
1. Cara Pembimbingan Orang Tua Siswa terhadap Anaknya
Orang tua merupakan lingkungan pertama dan utama dalam proses
pembinaan seorang anak. Fondasi pertama pembangunan mental anak
berada pada lingkungan keluarganya, terutama melalui keteladanan yang
diberikan oleh kedua orang tuanya. Oleh karena itu, penciptaan lingkungan
belajar yang baik sangatlah diperlukan dalam lingkungan keluarga.
Penciptaan lingkungan belajar yang dimaksud pada pembahasan
ini adalah lingkungan belajar yang memiliki basis atau dasar keislaman.
Lingkungan belajar yang bernuansa Islami ini dapat dibentuk di antaranya
melalui cara-cara sebagai berikut.
a. Berupaya melakukan kegiatan-kegiatan ibadah secara disiplin (seperti
shalat tepat pada waktunya).
lxxvi
b. Menjalin komunikasi yang baik dengan anak dengan berupaya
mengikuti pola pikir mereka dengan cara menyelami kehidupan
pergaulan yang dilakukannya.
c. Melakukan diksusi dengan anak tentang berbagai aspek, khususnya
yang berkaitan dengan pembelajaran di sekolah.
d. Selalu menanyakan peristiwa-peristiwa penting yang dialami anak
selama di sekolah atau di lingkungan pergaulannya.
e. Memasang hiasan-hiasan dinding yang bernuansa Islami serta
merangsang imajinasi anak. Misalnya menempelkan lukisan kaligrafi,
gambar-gambar yang menampilkan teknologi modern, serta hal-hal
yang serupa dengan itu.
Dukungan yang tidak kalah pentingnya adalah penciptaan suasana
yang kondusif bagi perkembangan proses pembelajaran dan
pengembangan kepribadian serta budi pekerti siswa harus tumbuh di
lingkungan keluarga. Pendidikan budi pekerti bukan sekedar ceramah
panjang lebar tentang perilaku baik dan buruk seseorang pada forum-
forum tertentu serta pembelajaran di kelas, melainkan melalui tindakan
nyata keteladanan orang tua serta anggota keluarga lainnya. Dengan kata
lain, pendidikan tata krama dan budi pekerti yang baik seharusnya
dilakukan dalam pola in action pada kehidupan sehari-hari seluruh anggota
keluarga di rumah.
lxxvii
Lingkungan edukatif yang baik selalu dibangun di bawah rambu-
rambu sopan santun dan nilai-nilai akhlak mulia. Sopan santun pergaulan
yang tumbuh dan berkembang di masyarakat sesungguhnya merupakan
konvensi sosial yang tumbuh dari kesadaran moral manusia sesuai dengan
konteksnya. Untuk mengetahui apakah suatu norma bersifat konvensi
dapat diperhati-kan bagaimana reaksi kita terhadap orang asing yang
melanggar norma tersebut. Jika orang asing makan dengan sumpit atau
dengan tangan saja, padahal menurut kita harus menggunakan sendok,
tentu ia tetap tidak akan kita anggap sebagai orang jelek. Demikian pula
halnya jika ada orang makan dengan menggunakan pisau dan garpu, itu
bukanlah masalah moral melainkan masalah sopan santun belaka. Lain
halnya dengan orang Sunda berpakaian seperti orang Papua dan berada di
Jakarta, atau pada acara resepsi ada orang yang memakai pakaian untuk
berenang, maka tindakan serupa itu sudah melanggar norma sosial dan
dianggap tidak sopan (Von Magnis, 1984:20).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa adat sopan santun
atau tata krama adalah sejumlah kesepakatan (konvensi) yang tumbuh
berkembang dan digunakan oleh suatu lingkungan untuk menjaga
keharmonisan hubungan komunikasi dan pergaulan masyarakatnya.
Akan tetapi, sebagai masyarakat beragama manusia dituntun oleh
sejumlah ketentuan yang mengatur tata hubungan pergaulan di dalamnya.
Agama Islam (melalui tuntunan Al-Quran dan Al-Hadits) telah mengatur
dengan sempurna tata hubungan manusia degnan manusia lain dalam
lxxviii
masyarakatnya, hubungan anak dengan orang tuanya, serta hubungan
siswa dengan gurunya. Tata hubungan tersebut ternyata berlaku secara
universal yang harus bersumber dari kesadaran moralitas dan religi
seseorang. Salah satu ayat dalam Al-Quran (Al-Hajj: 24) menyebutkan
salah satu perilaku sopan santun yang diajarkan kepada manusia, yakni
berbuat baik dan berperilaku santun sebagai berikut ini.
Artinya: Dan mereka diberi petunjuk kepada ucapan-ucapan yang
baik dan ditunjuki (pula) kepada jalan (Allah) yang terpuji (QS Al-
Hajj:24).
Ayat 22 dari Surat Al-Hajj di atas menunjukkan bahwa ada
petunjuk Allah untuk berbicara dengan baik dan tindakan-tindakan terpuji
dalam tata pergaulan manusia agar manusia memperoleh kebaikan. Atas
dasar itulah, tata hubungan pergaulan yang berkembang di rumah pun
harus diatur dan dikembangkan sebagai pedoman dan petunjuk bagi
seluruh anggota keluarga, khususnya anak-anak, dalam menciptakan iklim
kehidupan sosial yang baik dan kondusif.
Dikaitkan dengan hasil penelitian yang telah dianalisis di atas,
proses pembinaan orang tua siswa dilakukan pula terhadap dimensi-
dimensi pembelajaran secara nyata di dalam lingkungan keluarga.
Komunikasi yang baik dan penuh kasih sayang akan dapat membentuk
lxxix
mentalitas anak yang juga penuh kasih sayang, motivasi yang diberikan
orang tua dalam berbagai aspek kegiatan anak akan dapat pula
menumbuhkan sikap optimis dalam diri anak, fasilitas yang diberikan oleh
orang tua (dalam batas-batas wajar) akan memberikan pula dampak
kekuatan bahwa manusia tidak dapat bergerak sendiri tanpa bantuan
sesuatu, dan konsultasi yang diberikan oleh orang tua akan membentuk
pribadi anak selalu mempertimbangkan sesuatu dari sisi baik dan
buruknya.
Layanan bimbingan belajar bagi anak di lingkungan keluarga pada
dasarnya adalah proses pemberian bantuan belajar kepada anak dalam
memahami konteks pembelajaran tertentu. Peran utama dalam
memberikan layanan bimbingan belajar bagi anak ini sudah barang tentu
adalah orang tua, yakni ayah dan atau ibunya. Keterlibatan anggota
keluarga lain dalam proses layanan bimbingan belajar memang pada saat
tertentu diperlukan, tetapi hal itu terjadi apabila berkaitan dengan
permasalahan teknis pembelajaran.
Apa peran utama orang tua dalam melakukan layanan bimbingan
belajar bagi anaknya? Banyak orang tua yang sementara ini berpendapat
bahwa membantu anak belajar di rumah haruslah pintar dan memahami
seluruh pelajaran yang sedang dituntut oleh anaknya di sekolah.
Pendapat ini tidak seluruhnya benar. Orang tua bukanlah guru di
sekolah. Peran utama orang tua adalah menjadi fasilitator dan motivator
bagi anaknya agar mau belajar dengan baik dan sistematis di rumah.
lxxx
Rangsangan dan dorongan yang diberikan oleh orang tua sangat berarti
bagi perkembangan kemampuan anak. Rangsangan dan dorongan orang
tua ini diharapkan akan dapat memberdayakan anak dalam mengakami
proses belajar secara mandiri di rumah.
Sebagai orang tua, tentu harus mampu memfasilitasi proses belajar
anak di rumah. Peran orang tua sebagai fasilitator di sini mengandung
makna dua arah, yakni memberikan kemudahan sarana pembelajaran bagi
anak selama belajar di rumah serta menyediakan waktu sebagai konsultan
jika anak menemukan kesulitan. Pengadaan sarana pembelajaran yang
ideal sudah barang tentu sangat relatif. Hal seperti ini sangat bergantung
kepada kondisi keuangan keluarga. Jika keluarga tersebut memiliki
penghasilan yang baik, sudah tentu seharusnya mampu memberikan
layanan bimbingan belajar bagi anaknya dengan menyediakan sejumlah
sarana yang diperlukan. Jika kondisi keuangan keluarga tidak
memungkinkan, setidaknya keluarga mampu memberi-kan waktu luang
kepada anaknya untuk melaksanakan kewajibannya belajar di rumah
selama waktu tertentu.
Layanan bimbingan belajar yang seharusnya mampu diberikan oleh
orang tua adalah ruang konsultasi bagi anaknya ketika menemukan
kesulitan. Akan tetapi, perlu dipahami oleh orang tua bahwa membantu
kesulitan siswa di sini bukan membantu menjawab soal-soal pelajaran
yang tidak dapat diselesaikan oleh anak, melainkan memberikan jalan atau
alternatif pemecahan masalah yang selanjutnya harus diputuskan sendiri
lxxxi
oleh anak. Orang tua yang membantu mengerjakan pekerjaan rumah
anaknya pada mata pelajaran tertentu bukanlah cara membantu anak keluar
dari kesulitan, tetapi justru akan menjerumuskan anak kepada sikap
ketergantungan kepada orang lain dan tidak memiliki kemampuan
memecahkan masalah sendiri. Kebiasaan orang tua me-ngerjakan
kesulitan-kesulitan yang dihadapi anaknya akan menyebab-kan anak tidak
memiliki kecakapan bertahan hidup (life skill) di samping akan
menumbuhkan sikap manja dalam dirinya.
2. Motivasi Belajar Siswa
Motivasi belajar idealnya tumbuh secara sadar dalam diri siswa
setelah dirinya memperoleh sejumlah pengalaman. Akan tetapi, motivasi
secara sadar sangat besar dipengaruhi oleh kondisi lingkungan di mana
seorang anak berada. Pengaruh-pengaruh tersebut dapat muncul melalui
lingkungan keluarga, lingkungan sosial masyarakat sekitar, serta
lingkungan sekolah
Orang tua dan lingkungan keluarga memberikan pengaruh yang
sangat besar bagi pembentukan kepribadian anak. Di dalamnya akan
tumbuh pula perhatian, persepsi, dan minat siswa terhadap sesuatu.
Sebagai makhluk sosial, seorang anak akan dipengaruhi pula oleh
lingkungan masyarakat yang ada di sekitarnya. Tata pergaulan masyarakat
secara sadar akan membentuk perilaku anak. Pada konteks ini pula minat
dan motivasi anak terhadap sesuatu (termasuk belajar) akan terbentuk.
lxxxii
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki peranan
yang sangat besar dalam menumbuhkan motivasi dan minat belajar siswa.
Hampir seluruh tugas pembelajaran siswa berada pada pengelolaan
sekolah. Oleh karena itu, sekolah harus mampu menempatkan diri sebagai
lingkungan yang membentuk pribadi siswa, minat siswa, persepsi,
motivasi, hingga kompetensi siswa secara utuh.
Sebagai hasil interaksi antara anak dan faktor-faktor orang tua,
lingkung-an sosial, dan sekolah di atas, baik secara teripsah maupun secara
bersamaan, timbullah faktor-faktor yang dapat mendorong minat belajar
siswa.
a. Dunia dengan sifatnya yang mengajak (Kurt Singer dalam Slameto,
1995:78). Konteks ini dapat dipahami sebagai bentuk fenomena yang
berkembang di sekitar siswa dalam bentuk sajian-sajian menarik,
tontonan, permainan, dan sebagainya.
b. Anak mengetahui tujuan belajar, karena dengan mengetahui tujuan bel-
ajar seorang anak akan mempelajari sesuatu yang dipandangnya
berguna untuk dipelajari. Hal ini sejalan dengan pendapat Rivling
dalam Slameto (1988:26) yang mengemukakan bahwa sesungguhnya
untuk menumbuhkan minat belajar atau keinginan untuk berusaha
memperoleh sesuatu pengalaman baru adalah tujuan. Tujuan ini sangat
penting dan tidak boleh diabaikan oleh orang tua maupun guru.
lxxxiii
c. Pribadi dan motivasi guru sangat memegang peranan penting dalam
pembentukan minat siswa. Guru yang memberikan perhatian lebih atas
pelajaran tertentu serta disukai oleh sisiwa akan dapat membangkitkan
minat siswa untuk belajar, apalagi jika guru tersebut mampu
memberikan motivasi belajar yang baik kepada anak didiknya.
d. Keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, dan kesempatan
yang dimiliki siswa akan menentukan berkembangnya minat belajar
siswa. Pada tempat-tempat inilah siswa memperoleh pengalaman-
pengalamannya secara langsung sebagai modal dasar pengembangan
minat belajar.
3. Pengaruh Pembinaan Orang Tua terhadap Motivasi Belajar Siswa
Hasil analisis korelasi product moment diperoleh koefisien korelasi
sebesar 0,565 dengan p < 0,05. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh
pembinaan orang tua terhadap motivasi belajar siswa. Artinya motivasi
belajar siswa dipengaruhi sebanyak 56,5 % oleh pembinaan orang tua
siswa di lingkungan keluarga. Koefisien korelasi yang diperoleh ini
sesungguhnya berada pada taraf yang sedang dan tidak cukup tinggi
meskipun nilai p berada pada 0,001. Hal ini diduga karena faktor jumlah
sampel yang relatif sedikit (20 orang atau 50 % dari populasi) dengan
ruang lingkup terbatas meskipun jumlah populasi yang digunakan adalah
40 orang.
lxxxiv
Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non
intelektual yang berperan dalam menimbulkan gairah belajar serta
perasaan senang dan bersemangat untuk belajar (Soemanto, 1984). Hasil
penelitian telah dapat membuktikan pendapat tersebut meskipun dalam
taraf yang tidak terlalu signifikan. Pembinaan yang diberikan oleh orang
tua telah mampu menumbuhkan motivasi belajar siswa MIS As-Saidiyah
Cipanas Kabupaten Cianjur.
Setiap penelitian pasti terdapat kekurangan, begitu juga dalam
penelitian ini memiliki kelemahan antara lain:
a. Jumlah subjek yang relatif sedikit, terbatas pada 20 orang tua siswa
kelas I, II, dan III sebanyak 64 siswa MIS As-Saidiyah Cipanas
Kabupaten Cianjur.
b. Penelitian hanya mengungkap dua variabel, sehingga perlu ditambah
variabel lain.
c. Generalisasi dari hasil penelitian ini terbatas pada populasi di mana
penelitian dilakukan, yakni terbatas pada sebagian siswa kelas I, II dan
III MIS As-Saidiyah Cipanas Kabupaten Cianjur.
d. Ada kemungkinan munculnya sikap subjektif orang tua siswa dalam
menilai anaknya sendiri sehingga orang tua lebih banyak memilih
pernyataan bernilai 5 daripada mengungkapkan realitas yang ada.
e. Siswa kelas I, II dan III merupakan siswa kelas awal yang sesungguh-
nya masih mengalami proses perubahan mentalitas sehingga hasil
lxxxv
penelitian ini tidak dapat dijadikan ukuran bagi perkembangan
mentalitas siswa di masa mendatang. Di sisi lain, motivasi belajar tidak
semata-mata ditentukan oleh peran pembinaan orang tua siswa, karena
masih terdapat faktor-faktor lain yang dapat memberikan pengaruh
seperti lingkungan sekolah, sikap dan perilaku siswa di dalam kelas,
cara mengajar guru, ketersediaan buku, persepsi pola asuh orang tua,
serta faktor-faktor lainnya.
Bagi peneliti selanjutnya penerapan ruang lingkup yang luas
dengan menambah atau menggunakan variabel lain yang belum disertakan
dalam penelitian ini ataupun dengan memperbaiki kelemahan dan
keterbatasan penelitian ini. Hal ini dapat dilakukan dengan:
a. Memperbanyak ruang lingkup penelitian atau sampel yang digunakan
dalam penelitian.
b. Memperbaiki alat ukur penelitian agar lebih bevariasi dalam
mengungkap aspek-aspek yang terkait dengan variabel penelitian.
lxxxvi
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh
pembinaan orang tua terhadap motivasi belajar siswa kelas awal pada
Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) As-Saidiyah Cipanas Kabupaten Cianjur
tahun pelajaran 2010-2011. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan
untuk (1) mendeskripsikan cara orang tua siswa dalam melakukan pembinaan
kepada putra-putrinya yang duduk di MIS As-saidiyah Cipanas Kabupaten
Cianjur, (2) mendeskripsikan motivasi belajar para siswa MIS As-saidiyah
Cipanas Kabupaten Cianjur sehari-hari, dan (3) menguji pengaruh pembinaan
orang tua terhadap motivasi belajar siswa MIS As-saidiyah Cipanas
Kabupaten Cianjur sehari-hari.
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan serta analisis atas data
tersebut, diperoleh kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut.
1. Pada umumnya orang tua telah memberikan pembinaan yang maksimal
terhadap putra-putrinya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Pada
konteks pembinaan anak ini, para orang tua telah mampu menempatkan
dirinya sebagai komunikator yang baik bagi anak-anaknya, sebagai
motivator, fasilitator dan konsultan yang cukup baik dalam perkembangan
pembinaan anak-anaknya. Angka persentase rata-rata dari keempat
lxxxvii
dimensi yang sebesar 74,33 % menunjukkan bahwa tingkat pembinaan dan
bimbingan orang tua siswa dalam belajar anaknya berada pada kategori
cukup baik.
2. Motivasi belajar siswa MIS As-Saidiyah berada pada kategori cukup baik
yang ditunjukkan dengan rata-rata persentase sebesar 74,29 % dari empat
dimensi yang diamati. Pada konteks ini, berdasarkan pengamatan orang
tua masing-masing, para siswa telah menunjukkan semangat dalam
belajar, menunjukkan sikap keingintahuan, menunjukkan keterbukaan
dalam menerima pengetahuan, serta menunjukkan perkembangan prestasi
belajar yang relatif cukup baik.
3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan pembinaan orang tua siswa
terhadap motivasi belajar siswa MIS As-Saidiyah Cipanas Kabupaten
Cianjur tahun pelajaran 2010-2011. Kesimpulan ini didukung oleh data
koefisien korelasi yang dihasilkan adalah sebesar 0,565. Berdasarkan tabel
standar korelasi dari Sugiyono, nilai tersebut berada pada tingkat sedang
atau cukup kuat. Sedangkan signifikansi koefisien r berada pada parameter
0,659 yang berarti berada pada tingkat tinggi atau kuat. Di samping itu,
hasil uji signifikansi menunjukkan nilai t
hitung
sebesar 4,133 yang ternyata
lebih besar daripada t
tabel
= 2,086 pada taraf signifikansi 5 % dan
membuktikan bahwa Pembinaan Orang Tua Siswa (Y) berpengaruh secara
signifikan terhadap Motivasi Belajar Siswa. Dengan demikian, H
O
ditolak
dan hipotesis penelitian (H
A
) diterima. Tingkat sigifikansi Pembinaan
Orang Tua Siswa (X) terhadap Motivasi Belajar Siswa (Y) dapat dilihat
lxxxviii
pula dari nilai probabilitas kesalahan statistik atau p-value (sig.) sebesar
0,001 yang jauh lebih kecil daripada tingkat signifikansi = 0,05.
B. Saran-saran
Saran-saran dan rekomendasi yang dapat disampaikan pada
kesempatan ini adalah sebagai berikut.
1. Kebutuhan anak terhadap pendidikan akan sangat berbeda dari kebutuhan
orang tua, demikian pula pandangan orang tua dan anak akan memiliki
perbedaan pula. Secara teoritis, upaya pembimbingan belajar anak di
lingkungan rumah harus memiliki perbedaan suasana yang sangat terasa
bagi anak jika dibandingkan dengan di sekolah. Perbedaan ini harus
diciptakan agar suasana belajar di rumah lebih menyenangkan dan
bermakna. Perbedaan tersebut terletak pada sarana pembelajaran yang
relatif lebih baik dibandingkan dengan yang terdapat di sekolah, buku-
buku sumber yang lebih beragam, serta suasana keakraban antara orang
tua siswa dan anak lebih terasa sehingga mampu mencairkan suasana kaku
yang biasa tercipta di dalam kelas. Pada konteks ini, selayaknyalah orang
tua siswa memberikan perhatian penuh terhadap proses bimbingan belajar
anaknya di rumah. Jika orang tua tidak merasa mampu memberikan
kelengkapan sarana belajar yang memadai dan baik, kebutuhan utama
yang diperlukan oleh anak adalah perhatian orang tua yang sungguh-
sungguh sehingga proses belajar di rumah menjadi lebih menyenangkan.
lxxxix
2. Cara belajar yang baik tentu saja dengan menggunakan cara atau langkah-
langkah sistematis. Orang tua siswa sebagai sosok yang paling ber-
tanggung jawab terhadap proses pendidikan anaknya hendaknya memiliki
pemahaman yang cukup tentang metode pembimbingan belajar. Selain
dapat mempermudah proses bimbingan belajar di rumah, penguasaan
metode pembelajaran juga akan mendidik anak secara tidak langsung
untuk berpikir dan bertindak secara sistematis pula.
3. Pembelajaran ideal memerlukan media pembelajaran yang relatif memadai
dan mencukupi. Pada mata pelajaran tertentu seperti Fisika, Biologi,
Geografi, dan mata pelajaran yang mengembangkan keterampilan
psikomotor diperlukan media pembelajaran yang dapat digunakan siswa.
Orang tua siswa akan lebih baik jika dapat mengadakan beberapa
perlengkapan pribadi anaknya yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Di sisi lain, pihak sekolah pun hendaknya dapat pula memprioritaskan
pengadaan kelengkapan sarana pembelajaran ini pada RAPBS secara
bertahap dan konsisten sehingga pada saatnya sekolah akan mampu
memiliki sarana yang lengkap dan memudahkan proses belajar mengajar.
4. Meskipun orang tua siswa memiliki tugas yang berat dalam membimbing
dan mendidik anaknya, pihak sekolah secara proporsional hendaknya
dapat pula mengembangkan sistem pendidikan secara ideal sesuai dengan
standar pendidikan nasional yang ditetapkan berdasarkan Peraturan
pemerintah Nomor 19 Tahun 2005. Pemberian pekerjaan rumah yang
selalu bertumpuk kepada anak bukanlah cara yang bijaksana dalam
xc
memberikan pengalaman belajar kepada siswa. Prinsip-prinsip belajar
tuntas (mastery learning) seharusnya menjadi dasar pijakan bagi
pengembangan pembelajaran di sekolah sehingga setiap kompetensi dasar
yang dirumuskan akan tercapai dalam waktu yang disediakan oleh
sekolah. Tugas-tugas yang diberikan kepada siswa untuk dilaksanakan di
rumah seharusnya merupakan tugas-tugas pengayaan dan pendalaman,
bukan menyelesaikan pelajaran tidak tuntas yang diberikan di kelas.
5. Bagi peneliti yang merasa tertarik pada konteks pembimbingan belajar
anak yang dilakukan oleh orang tua siswa, diharapkan akan dapat
melakukan pengembangan dan perbaikan melalui pencarian variabel-
variabel yang lebih determinan dan strategis.
xci
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (1987) Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Jakarta
Jaya.
Badan Nasional Standar Pendidikan. (2005). Standar Isi. Jakarta: BNSP.
Bambang Indriyanto. (2004). Sumber Daya Pendidikan: Reaktualisasi Pasal 1
(Ayat 10) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Pustekom Balitbang Depdiknas.
Dahar, Ratna Wilis. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1984). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.
Imam Ghazali. (1983). Ihya Ulumuddin. alih bahasa Nurhichmah dan R.H.A.
Suminto. Jakarta: Penerbit Tintamas.
Imam Nawawi (1964). Riadush Shalihin alih bahasa oleh Salim Bahreisi.
Bandung: Al-Maarif.
Makmun, Abin Syamsuddin. (1996). Psikologi Kependidikan: Belajar dan
Pembelajaran. Bandung: CV Remaja Rosda Karya.
Sapani, Suardi. Drs. M.Pd. et. Al. (1997). Teori Pembelajaran. Jakarta: Bagian
Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Seno, Winarno Hami. (1984). Profesionalisme Guru dan Upaya Peningkatan
Martabatnya. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
Depdiknas.
Slameto. (1995). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Subana. M. dkk. (2000). Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Sudjana. (1996). Teknik Analisis Data Kualitatif. Bandung: Penerbit Tarsito.
Sugiono. (2001). Statistik Non Parametrik untuk Penelitian. Bandung: Penerbit
Alfabeta.
Sugiyono. (2004). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
Surakhmad. (1980). Pengantar Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
xcii
Umaedi. (2002). Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Buku 4:
Pedoman Tatakrama dan Tata Tertib Kehidupan Sosial Sekolah bagi
SLTP. Jakarta: Direktorat PLP. Depdiknas.
Von Magnis, Franz. (1984). Etika Umum. Masalah-masalah Pokok Filsafat
Moral. Jakarta: Yayasan Kanisius.
Yulaelawati, Ella. (2003). Taksonomi Pemilihan Kurikulum. Jakarta: Pusat
Kurikulum Balitbang Depdiknas.
xciii
Lampiran 1
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA MIS AS-SAIDIYAH CIPANAS
KABUPATEN CIANJUR
(Studi Deskriptif Terhadap Orang Tua Siswa Madrasah Ibtidaiyah Swasta As-Saidiyah Cipanas, Kabupaten Cianjur)
Oleh : IIS ISTIANAH
NIM : 0701. 0029
No
Variabel
Penelitian
Dimensi Indikator
Item Angket Parameter
Berbicara dengan lemah
lembut
1. Berbicara kepada anak dengan cara yang lemah
lembut baik dalam pergaulan sehari-hari
maupun pada saat membimbing belajar
Mendidik
secara
komunikatif
Memberi pengertian,
bukan perintah
2. Menjelaskan tentang sesuatu agar anak
mengerti dan bukan memberi perintah untuk
patuh.
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
3. Menyediakan sarana belajar utama dengan
lengkap (buku tulis, alat-alat tulis, tas sekolah)
Menyediakan sarana
pembelajaran yang
diperlukan
4. Menyediakan sarana penunjang belajar di
rumah (meja belajar khusus, tempat belajar
khusus, penerangan yang cukup, dan
sejenisnya)
1. Pembinaan orang
tua (X)
Menjadi
fasilitator dalam
belajar anak
Menyediakan sumber-
sumber belajar yang
diperlukan
5. Menyediakan sumber-sumber belajar secara
lengkap sesuai kebutuhan anak (buku teks,
LKS, dan sejenisnya)
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
ii
No
Variabel
Penelitian
Dimensi Indikator
Item Angket Parameter
6. Mengatur jadwal belajar bagi anak secara
bersama-sama.
7. Melaksanakan jadwal yang disusun secara
konsisten.
Mendorong anak untuk
selalu belajar secara
teratur
8. Membimbing dan mendampingi anak dalam
belajar di rumah.
9. Memberikan penghargaan tertentu jika anak
berhasil dalam belajar.
Menjadi
motivator dalam
belajar anak
Mendorong anak untuk
belajar dengan
pemberian penghargaan
tertentu
10. Memberikan dorongan dan semangat jika anak
kurang berhasil dalam belajar.
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
11. Memberikan alternatif pemecahan masalah
kepada anak jika anak sedang mengalami
kesulitan.
Menjadi
konsultan dalam
belajar anak
Memberi saran untuk
mengatasi kesulitan anak
dan tidak bergantung
kepada orang lain
12. Mendampingi anak dalam mengerjakan tugas-
tugas sekolah seperti dalam menyelesaikan
pekerjaan rumah dan sejenisnya.
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
1. Anak gembira setiap kali belajar di rumah. Menunjukkan
kegembiraan dalam
belajar
2. Anak gembira setiap berangkat ke sekolah
2. Motivasi belajar
(Y)
Menunjukkan
semangat dalam
belajar
Menunjukkan rasa
senang dalam belajar
3. Anak senang belajar.
4. Anak senang membaca hal-hal baru.
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
iii
No
Variabel
Penelitian
Dimensi Indikator
Item Angket Parameter
5. Anak memperhatikan setiap pembelajaran. Menunjukkan perhatian
dalam belajar
6. Anak bersungguh-sungguh setiap kali
mengerjakan tugas-tugas sekolah
7. Anak sering bertanya setiap menemukan hal-
hal yang baru.
8. Anak tidak pernah berhenti bertanya jika
menemukan jawaban yang kurang
memuaskannya.
Menunjukkan
keingintahuan
Sering bertanya
9. Anak berusaha menemukan hal-hal yang baru
dari buku, televisi, atau media lainnya yang
berhubungan dengan fenomena alam di
sekitarnya.
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
10. Anak siap setiap menerima pembelajaran baru. Menunjukkan
keterbukaan
dalam belajar
Menerima setiap
pembelajaran baru
11. Anak mau menerima saran masukan dan
perbaikan dari orang tua.
12. Anak memperoleh prestasi yang baik di
sekolah.
Menunjukkan
peningkatan
prestasi belajar
Menunjukkan
perkembangan prestasi
belajar di sekolah.
13. Anak aktif mengikuti kegiatan-kegiatan
sekolah.
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak Pernah
ANGKET
PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR SISWA MIS AS-SAIDIYAH CIPANAS
KABUPATEN CIANJUR
1. PETUNJUK PENGISIAN
a. Sangat diharapkan Bapak/Ibu/Saudara untuk menjawab seluruh pertanyaan
pada kuesioner ini dengan jujur dan sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya.
b. Bapak/Ibu/Saudara dapat memberikan tanda silang (X) pada kolom pilihan
jawaban sesuai dengan pertanyaan/pernyataan yang dikemukakan.
c. Jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara berikan tidak berpengaruh apa pun
terhadap Bapak/Ibu/Saudara.
d. Bapak/Ibu/Saudara dapat memilih salah satu alternatif jawaban sebagai
berikut.
SL jika jawaban atas pertanyaan adalah SELALU
S jika jawaban atas pertanyaan adalah SERING
K jika jawaban atas pertanyaan adalah KADANG-KADANG
J jika jawaban atas pertanyaan adalah JARANG
TP jika jawaban atas pertanyaan adalah TIDAK PERNAH
2. KARAKTERISTIK RESPONDEN
a. Umur : ...................... tahun
b. Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan *)
ii
Bapak/Ibu dapat memberikan silang (X) pada kolom alternatif jawaban sesuai
dengan pilihan.
Variabel : Pembinaan Orang Tua Siswa
Alternatif Jawaban
Pertanyaan
SL S K J TP
1. Apakah Bapak/Ibu berbicara kepada anak dengan
cara yang lemah lembut baik dalam pergaulan
sehari-hari maupun pada saat membimbing belajar?
2. Apakah Bapak/Ibu menjelaskan tentang sesuatu
agar anak mengerti dan bukan memberi perintah
untuk patuh?
3. Apakah Bapak/Ibu menyediakan sarana belajar
utama dengan lengkap (buku tulis, alat-alat tulis,
tas sekolah)?
4. Apakah Bapak/Ibu menyediakan sarana penunjang
belajar di rumah (meja belajar khusus, tempat
belajar khusus, penerangan yang cukup, dan
sejenisnya)?
5. Apakah Bapak/Ibu menyediakan sumber-sumber
belajar secara lengkap sesuai kebutuhan anak (buku
teks, LKS, dan sejenisnya)?
6. Apakah Bapak/Ibu mengatur jadwal belajar di
rumah bagi anak secara bersama-sama?
7. Apakah Bapak/Ibu melaksanakan jadwal yang
disusun secara konsisten (secara tetap dan terus-
menerus sesuai dengan jadwal)?
8. Apakah Bapak/Ibu membimbing dan mendampingi
anak dalam belajar di rumah?
9. Apakah Bapak/Ibu memberikan penghargaan
tertentu jika anak berhasil dalam belajar?
10. Apakah Bapak/Ibu memberikan dorongan dan
semangat jika anak kurang berhasil dalam belajar?
11. Apakah Bapak/Ibu memberikan alternatif
pemecahan masalah kepada anak jika anak sedang
mengalami kesulitan?
iii
Alternatif Jawaban
Pertanyaan
SL S K J TP
12. Apakah Bapak/Ibu mendampingi anak dalam
mengerjakan tugas-tugas sekolah seperti dalam
menyelesaikan pekerjaan rumah dan sejenisnya?
Variabel: Motivasi belajar siswa
Alternatif Jawaban
Pertanyaan
SL S K J TP
1. Menurut pengamatan Bapak/Ibu, apakah putra/putri
Bapak/Ibu menunjukkan sikap gembira setiap kali
belajar di rumah?
2. Menurut pengamatan Bapak/Ibu, apakah putra/putri
Bapak/Ibu menunjukkan sikap gembira setiap
berangkat ke sekolah?
3. Menurut pengamatan Bapak/Ibu, apakah putra/putri
Bapak/Ibu menunjukkan sikap senang belajar?
4. Menurut pengamatan Bapak/Ibu, apakah putra/putri
Bapak/Ibu menunjukkan sikap senang membaca
hal-hal baru?
5. Menurut pengamatan Bapak/Ibu, apakah putra/putri
Bapak/Ibu menunjukkan sikap memperhatikan
setiap pembelajaran?
6. Menurut pengamatan Bapak/Ibu, apakah putra/putri
Bapak/Ibu menunjukkan sikap bersungguh-
sungguh setiap kali mengerjakan tugas-tugas
sekolah?
7. Apakah putra/putri Bapak/Ibu sering bertanya
setiap menemukan hal-hal yang baru?
8. Apakah putra/putri Bapak/Ibu tidak pernah berhenti
bertanya jika menemukan jawaban yang kurang
memuaskannya?
9. Menurut pengamatan Bapak/Ibu, apakah putra/putri
Bapak/Ibu menunjukkan sikap berusaha
menemukan hal-hal yang baru dari buku, televisi,
atau media lainnya yang berhubungan dengan
fenomena alam di sekitarnya?
iv
Alternatif Jawaban
Pertanyaan
SL S K J TP
10. Menurut pengamatan Bapak/Ibu, apakah putra/putri
Bapak/Ibu menunjukkan sikap siap setiap
menerima pembelajaran baru?
11. Apakah putra/putri Bapak/Ibu menunjukkan sikap
mau menerima saran masukan dan perbaikan dari
orang tua?
12. Apakah putra/putri memperoleh prestasi yang baik
di sekolah?
13. Apakah putra/putri Bapak/Ibu aktif mengikuti
kegiatan-kegiatan sekolah.
v
87
Lampiran 3
DATA EMPIRIK HASIL PENELITIAN
Variabel : Pembinaan Orang Tua Siswa (X)
PEMBINAAN ORANG TUA (X)
Komunikatif Fasilitator Motivator Konsultan No. Subjek
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jumlah Ganjil Genap
1 5 5 4 5 4 3 4 5 4 3 4 5 51 25 26
2 5 4 3 4 3 5 3 3 5 4 4 4 47 23 24
3 5 5 4 3 3 5 5 3 5 4 4 3 49 26 23
4 4 3 5 5 5 4 4 4 3 3 5 3 48 26 22
5 5 5 4 4 2 3 4 3 4 3 3 5 45 22 23
6 5 5 4 4 3 3 4 3 2 4 3 2 42 21 21
7 4 4 3 5 3 5 1 3 2 5 1 3 39 14 25
8 3 5 4 2 4 5 2 4 3 5 2 3 42 18 24
9 5 4 3 3 5 5 3 3 5 4 4 3 47 25 22
10 4 5 4 5 1 4 3 4 4 4 2 3 43 18 25
11 2 3 3 2 2 3 5 2 3 5 2 2 34 17 17
12 5 3 4 4 3 4 5 4 4 5 4 2 47 25 22
13 4 5 5 2 2 1 2 3 2 3 2 3 34 17 17
14 3 2 4 3 5 5 3 4 2 2 3 3 39 20 19
15 5 5 4 5 2 4 3 4 5 5 3 4 49 22 27
16 5 2 5 4 1 3 5 3 3 4 4 4 43 23 20
17 5 5 3 1 2 3 5 4 3 4 4 4 43 22 21
88
PEMBINAAN ORANG TUA (X)
Komunikatif Fasilitator Motivator Konsultan No. Subjek
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jumlah Ganjil Genap
18 4 5 4 4 3 5 1 4 4 5 4 4 47 20 27
19 5 3 3 5 5 5 2 4 3 4 4 5 48 22 26
20 5 4 4 3 5 5 3 5 5 3 4 4 50 26 24
Jumlah 88 82 77 73 63 80 67 72 71 79 66 69 887 432 455
Rata-rata 4,4 4,1 3,85 3,65 3,15 4 3,35 3,6 3,55 3,95 3,3 3,45 44,35 21,6 22,75
Tertinggi 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 51 26 27
Terendah 2 2 3 1 1 1 1 2 2 2 1 2 34 14 17
Median 5 4,5 4 4 3 4 3 4 3,5 4 4 3 46 22 23
Modus 5 5 4 5 3 5 3 4 3 4 4 3 47 22 24
Frekuensi 5 12 10 3 6 5 9 5 2 5 6 1 3 67
Frekuensi 4 5 4 11 6 2 4 4 9 5 8 10 6 74
Frekuensi 3 2 4 6 4 6 6 6 8 6 5 4 8 65
Frekuensi 2 1 2 0 3 5 0 3 1 4 1 4 3 27
Frekuensi 1 0 0 0 1 2 1 2 0 0 0 1 0 7
Simpangan Baku 0,883 1,071 0,671 1,226 1,348 1,124 1,309 0,754 1,099 0,887 1,031 0,945 4,934 3,470 2,971
89
DATA EMPIRIK HASIL PENELITIAN
Variabel : Motivasi Belajar Siswa (Y)
MOTIVASI BELAJAR SISWA (Y)
Semangat Belajar Keingintahuan Keterbukaan Prestasi No. Subjek
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Jumlah Ganjil Genap
1 5 5 5 5 4 5 3 5 4 4 3 5 4 57 28 29
2 5 5 5 4 4 4 3 4 5 4 3 5 4 55 29 26
3 5 4 4 5 5 5 4 5 3 5 4 4 3 56 28 28
4 4 4 5 5 3 5 4 4 5 3 5 4 4 55 30 25
5 3 5 4 5 4 5 3 5 5 4 5 3 3 54 27 27
6 4 5 4 3 5 5 5 3 4 2 4 2 2 48 28 20
7 2 3 5 2 3 2 4 4 1 3 2 4 3 38 20 18
8 5 5 4 5 5 4 2 5 3 5 3 5 2 53 24 29
9 5 4 4 5 5 5 3 4 5 4 5 4 2 55 29 26
10 3 5 5 5 4 4 5 2 4 5 4 5 2 53 27 26
11 5 4 3 5 1 5 4 5 4 5 4 2 1 48 22 26
12 4 3 2 4 2 5 4 5 5 4 5 3 2 48 24 24
13 4 5 4 2 3 3 4 3 2 4 5 5 3 47 25 22
14 5 5 5 3 5 4 5 5 3 5 5 4 2 56 30 26
15 4 3 3 3 4 5 2 5 5 2 4 5 1 46 23 23
16 3 4 2 3 5 5 3 4 4 3 2 4 2 44 21 23
17 2 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3 4 1 42 19 23
90
MOTIVASI BELAJAR SISWA (Y)
Semangat Belajar Keingintahuan Keterbukaan Prestasi No. Subjek
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Jumlah Ganjil Genap
18 4 5 1 5 5 4 4 5 2 5 2 4 2 48 20 28
19 3 4 2 5 4 5 1 4 5 4 4 5 1 47 20 27
20 5 5 3 4 5 3 3 5 3 5 2 3 1 47 22 25
Jumlah 80 87 74 82 80 87 68 85 75 80 74 80 45 997 496 501
Rata-rata 4 4,35 3,7 4,1 4 4,35 3,4 4,25 3,75 4 3,7 4 2,25 49,85 24,8 25,05
Tertinggi 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 57 30 29
Terendah 2 3 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 38 19 18
Median 4 4,5 4 4,5 4 5 3,5 4,5 4 4 4 4 2 48 24,5 26
Modus 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 2 48 28 26
Frekuensi 5 8 10 6 10 8 11 3 10 7 7 6 7 0 93
Frekuensi 4 6 7 7 4 7 6 7 6 5 8 6 8 3 80
Frekuensi 3 4 3 3 4 3 2 6 3 5 3 4 3 4 47
Frekuensi 2 2 0 3 2 1 1 3 1 2 2 4 2 8 31
Frekuensi 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 5 9
Simpangan Baku 1,026 0,745 1,218 1,071 1,124 0,875 1,095 0,91 1,209 0,973 1,129 0,973 1,02 5,2942 3,7501 2,8924
91
91
Lampiran 4
Tabel Pengolahan Data Deskriptif Hasil Penelitian
1. Variabel X : Pembinaan Orang Tua Siswa
Skor Jawaban
5 4 3 2 1 No Pertanyaan
f % f % f % f % f %
Skor
Dimensi : Mendidik Anak secara Komunikatif
1
Apakah Bapak/Ibu berbicara
kepada anak dengan cara yang
lemah lembut baik dalam
pergaulan sehari-hari maupun
pada saat membimbing belajar?
1
2
6
0
%
5
2
0
%
2
6
%
1
2
%
0
0
88
2
Apakah Bapak/Ibu
menjelaskan tentang sesuatu
agar anak mengerti dan bukan
memberi perintah untuk patuh?
1
0
5
0
%
4
1
6
%
4
1
2
%
2
8
%
0
0
82
Dimensi : Mendidik Anak
secara Komunikatif 2
2
5
5
%
9
1
8
%
6
9
%
3
3
%
0
0
170
Jumlah 170
Skor Ideal 5 x 2 x 20 200
Kategori Persentase 85 %
Dimensi: Menjadi fasilitator dalam belajar anak
3
Apakah Bapak/Ibu
menyediakan sarana belajar
utama dengan lengkap (buku
tulis, alat-alat tulis, tas
sekolah)?
3
1
5
%
1
1
4
4
%
6
1
8
%
0
0
0
0
77
4
Apakah Bapak/Ibu
menyediakan sarana penunjang
belajar di rumah (meja belajar
khusus, tempat belajar khusus,
penerangan yang cukup, dan
sejenisnya)?
6
3
0
%
6
2
4
%
4
1
2
%
3
6
%
1
1
%
73
92
Skor Jawaban
5 4 3 2 1 No Pertanyaan
f % f % f % f % f %
Skor
5
Apakah Bapak/Ibu
menyediakan sumber-sumber
belajar secara lengkap sesuai
kebutuhan anak (buku teks,
LKS, dan sejenisnya)?
5
2
5
%
2
8
%
6
1
8
%
5
1
0
%
2
2
%
63
Dimensi: Menjadi fasilitator
dalam belajar anak 1
4
2
3
,
3
3
%
1
9
2
5
,
3
3
%
1
6
1
6
%
8
5
,
3
3
%
3
1
%
213
Jumlah 213
Skor Ideal 5 x 3 x 20 300
Kategori Persentase 71 %
Dimensi: Menjadi motivator dalam belajar anak
6
Apakah Bapak/Ibu mengatur
jadwal belajar di rumah bagi
anak secara bersama-sama?
9
4
5
%
4
1
6
%
6
1
8
%
0
0
%
1
1
%
80
7
Apakah Bapak/Ibu
melaksanakan jadwal yang
disusun secara konsisten
(secara tetap dan terus-menerus
sesuai dengan jadwal)?
5
2
5
%
4
1
6
%
6
1
8
%
3
6
%
2
2
%
67
8
Apakah Bapak/Ibu
membimbing dan
mendampingi anak dalam
belajar di rumah?
2
1
0
%
9
3
6
%
8
2
4
%
1
2
%
0
0
%
72
9
Apakah Bapak/Ibu
memberikan penghargaan
tertentu jika anak berhasil
dalam belajar?
5
2
5
%
5
4
0
%
6
1
8
%
4
8
%
0
0
71
10
Apakah Bapak/Ibu
memberikan dorongan dan
semangat jika anak kurang
berhasil dalam belajar?
6
3
0
%
8
3
2
%
5
1
5
%
1
2
%
0
0
79
Dimensi: Menjadi motivator
dalam belajar anak 2
7
2
7
%
3
0
2
4
%
3
1
1
8
,
6
%
9
3
,
6
%
3
0
,
6
%
369
Jumlah 369
93
Skor Jawaban
5 4 3 2 1 No Pertanyaan
f % f % f % f % f %
Skor
Skor Ideal 5 x 5 x 20 500
Kategori Persentase 73,8 %
Dimensi : Menjadi konsultan dalam belajar anak
11
Apakah Bapak/Ibu
memberikan alternatif
pemecahan masalah kepada
anak jika anak sedang
mengalami kesulitan?
1
5
%
1
0
4
0
%
4
1
2
%
4
8
%
1
1
%
66
12
Apakah Bapak/Ibu
mendampingi anak dalam
mengerjakan tugas-tugas
sekolah seperti dalam
menyelesaikan pekerjaan
rumah dan sejenisnya?
3
1
5
%
6
2
4
%
8
2
4
%
3
6
%
0
0
69
Dimensi: Menjadi konsultan
dalam belajar anak
4
1
0
%
1
6
3
2
%
1
2
1
8
%
7
7
%
1
0
,
5
%
135
Jumlah 135
Skor Ideal 5 x 2 x 20 200
Kategori Persentase 67,5 %
94
2. Variabel Y: Motivasi Belajar Siswa
Skor Jawaban
5 4 3 2 1 No Pertanyaan
f % f % f % f % f %
Skor
Dimensi : Menunjukkan semangat dalam belajar
1
Menurut pengamatan
Bapak/Ibu, apakah putra/putri
Bapak/Ibu menunjukkan sikap
gembira setiap kali belajar di
rumah?
8
4
0
%
6
2
4
%
4
1
2
%
2
0
0
80
2
Menurut pengamatan
Bapak/Ibu, apakah putra/putri
Bapak/Ibu menunjukkan sikap
gembira setiap berangkat ke
sekolah?
1
0
5
0
%
7
2
8
%
3
9
%
0
0
0
87
3
Menurut pengamatan
Bapak/Ibu, apakah putra/putri
Bapak/Ibu menunjukkan sikap
senang belajar?
6
3
0
%
7
2
8
%
3
9
%
3
6
%
1
1
%
74
4
Menurut pengamatan
Bapak/Ibu, apakah putra/putri
Bapak/Ibu menunjukkan sikap
senang membaca hal-hal baru?
1
0
5
0
%
4
1
6
%
4
1
2
%
2
4
%
0
0
82
5
Menurut pengamatan
Bapak/Ibu, apakah putra/putri
Bapak/Ibu menunjukkan sikap
memperhatikan setiap
pembelajaran?
8
4
0
%
7
2
8
%
3
9
%
1
2
%
1
1
%
80
6
Menurut pengamatan
Bapak/Ibu, apakah putra/putri
Bapak/Ibu menunjukkan sikap
bersungguh-sungguh setiap
kali mengerjakan tugas-tugas
sekolah?
1
1
5
5
%
6
2
4
%
2
6
%
1
2
%
0
0
87
Dimensi : Menunjukkan
semangat dalam belajar 5
3
4
4
,
1
7
%
3
7
2
4
,
6
7
%
1
9
9
,
5
%
9
3
%
2
0
,
3
3
%
490
Jumlah 490
Skor Ideal 5 x 6 x 20 600
Kategori Persentase 81,67 %
95
Skor Jawaban
5 4 3 2 1 No Pertanyaan
f % f % f % f % f %
Skor
Dimensi: Menunjukkan keingintahuan
7
Apakah putra/putri Bapak/Ibu
sering bertanya setiap
menemukan hal-hal yang baru?
3
1
5
%
7
2
8
%
6
1
8
%
3
6
%
1
1
%
68
8
Apakah putra/putri Bapak/Ibu
tidak pernah berhenti bertanya
jika menemukan jawaban yang
kurang memuaskannya?
1
0
5
0
%
6
2
4
%
3
9
%
1
2
%
0
0
85
9
Menurut pengamatan
Bapak/Ibu, apakah putra/putri
Bapak/Ibu menunjukkan sikap
berusaha menemukan hal-hal
yang baru dari buku, televisi,
atau media lainnya yang
berhubungan dengan fenomena
alam di sekitarnya?
7
3
5
%
5
2
0
%
5
1
5
%
2
4
%
1
1
%
75
Dimensi : Menunjukkan
keingintahuan 2
0
3
3
,
3
3
%
1
8
2
4
%
1
4
1
4
%
6
4
%
2
0
,
6
7
%
228
Jumlah 228
Skor Ideal 5 x 3 x 20 300
Kategori Persentase 76 %
Dimensi: Menunjukkan keterbukaan dalam belajar
10
Menurut pengamatan
Bapak/Ibu, apakah putra/putri
Bapak/Ibu menunjukkan sikap
siap setiap menerima
pembelajaran baru?
7
3
5
%
8
3
2
%
3
9
%
2
4
%
0
0
80
11
Apakah putra/putri Bapak/Ibu
menunjukkan sikap mau
menerima saran masukan dan
perbaikan dari orang tua?
6
3
0
%
6
2
4
%
4
1
2
%
4
8
%
0
0
74
Dimensi : Menunjukkan
keterbukaan dalam belajar 1
3
3
2
,
5
%
1
4
2
8
%
7
1
0
,
5
%
6
6
%
0
0
154
Jumlah 154
96
Skor Jawaban
5 4 3 2 1 No Pertanyaan
f % f % f % f % f %
Skor
Skor Ideal 5 x 2 x 20 200
Kategori Persentase 77 %
Dimensi: Menunjukkan peningkatan prestasi belajar
12
Apakah putra/putri
memperoleh prestasi yang baik
di sekolah?
7
3
5
%
8
2
4
%
3
9
%
2
4
%
0
0
80
13
Apakah putra/putri Bapak/Ibu
aktif mengikuti kegiatan-
kegiatan sekolah.
0
0
%
3
1
2
%
4
1
2
%
8
1
6
%
5
5
%
45
Dimensi : Menunjukkan
peningkatan prestasi belajar
7
1
7
,
5
%
1
1
2
2
%
7
1
0
,
5
%
1
0
1
0
%
5
2
,
5
%
125
Jumlah 125
Skor Ideal 5 x 2 x 20 200
Kategori Persentase 62,5 %