Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
2
i
S
2
Si
1
1 k
k
Keterangan :
= nilai koefisien reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Si
2
= mean kuadrat kesalahan
Si
2
= varians total
Hasil yang diperoleh dari ini selanjutnya dikonsultasikan
dengan tabel r product moment pada taraf signifikansi 5% dan N = 31
(Lihat lampiran Tabel Nilai-nilai r Product Moment).
Instrumen sebagai alat pengumpul data dalam penelitian harus
memenuhi persyaratan kesahihan (validity) dan keterandalan (realiability).
Oleh karena itu, dalam penelitian instrumen yang digunakan untuk
pengumpulan data dari penelitian terlebih dahulu diujicobakan guna menge-
tahui kesahihan dan keterandalan instrumen tersebut. Suatu instrumen
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Reliabilitas
adalah indeks yang mampu menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur
dapat di-percaya atau dapat diandalkan. Hal ini sesuai dengan apa yang
68
dikemukakan Sugiyono, yang mengatakan bahwa hasil penelitian itu valid jika
terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang
sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.
3. Uji Asumsi Klasik
a) Uji Normalitas Distribusi Data
Karena statistik parametrik berlandaskan pada asumsi bahwa data
yang akan dianalisis harus berdistribusi normal, maka dilakukan pengujian
normalitas untuk mengetahui apakah data yang dihasilkan berdistribusi
normal atau tidak. Asumsi normali-tas merupakan syarat penting pada
pengujian kebermaknaan koefisien regresi. Apabila data residual dari
mode regresi tidak mengikuti distribusi normal, maka kesimpulan dari uji
F dan uji t perlu dipertanyakan karena statistik uji dalam analisis regresi
diturunkan dari data yang berdistribusi normal.
Uji normalitas distribusi data yang digunakan pada pe-nelitian ini
adalah Kolmogorov-Smirnov Test. Dasar pengambilan keputusannya jika
t
hitung
< t
tabel
maka data telah berasal dari data yang berdistribusi normal.
Untuk data yang banyak, data diasumsikan mendekati distribusi normal
dengan syarat data > 100.
b) Uji Asumsi Heteroskedastisitas
Persyaratan kedua dalam analisis regresi linier klasik adalah harus
tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Artinya, varian residu pada data
harus bersifat homogen atau sama. Uji heteroskedas-titas dilakukan
69
dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman antara variabel bebas
dengan nilai residu regresi parsialnya. Jika probabiltias keasalahan statistik
atau p-value > ( = 0,05) atau nonsignifikan, maka diputuskan tidak terjadi
situasi heteroskedas-titas.
c) Uji Asumsi Autokorelasi
Menurut Maurice G. Kendall (1971:8), autokorelasi akan
menjelaskan bahwa varian residual (e) tidak saling berpengaruh. Hal ini
dapat dilihat dengan menggunakan tes dari Durbin-Watson.
Mekanisme tes Durbin-Watson (dalam Gujarati, 1993:217) ini
adalah sebagai berikut.
(1) Menentukan regresi OLS dan menentukan residual ei.
(2) Menghitung nilai d (dengan menggunakan aplikasi komputer).
(3) Untuk ukuran sampel tertentu, menghitung nilai kritis dL dan dU.
(4) Menghitung nilai d-dL dan 4-dU dan kemudian mem-
bandingkannya dengan nilai d pada daerah berikut.
1 dL dU 4-dL 4-dU 4
4 1,660 1,660 2,340 2,340 4
Autokorelasi
(+)
Tidak
meyakinkan
Tidak ada Autokorelasi
Tidak
meyakinkan
Autokorelasi
(-)
Jika nilai d terletak di antara dU dan 4-dU, maka dapat
disimpulkan tidak ada autokofrelasi dalam data. Sedangkan jika nilai d
berada pada daerah lainnya maka kesimpulan diberikan oleh gambar di
atas. Untuk mengatasi masalah autokorelasi dilakukan transformasi
70
melalui transformasi p = 1 d/2 (d= nilai Durbin-Watson). Untuk
menghindari data pertama yang hilang, maka data pertama
ditransformasikan melalui perkalian dengan (1-p2).
4. Uji Regresi Linier Sederhana
Analisis data diarahkan pada pengujian hipotesis yang diawali
dengan deskripsi data penelitian dari ketiga variabel dalam bentuk
distribusi frekuensi dan histogramnya serta menentukan persamaan
regresinya. Analisis regresei linier sederhana diawali dengan pengujian
asumsi klasik dengan persamaan regresi sebagai berikut.
= a + bX + e
Keterangan:
Y : Kepuasan Nasabah
X : Kualitas Customer service
a : konstanta
b : koefisien regresi atau slope garis regresi Y atas X
e : epsilon, galat presiksi yang terjadi secara acak.
5. Pengujian Hipotesis
Sebelum digunakan sebagai dasar kesimpulan, persamaan regresi yang
diperoleh dan telah memenuhi asumsi regresi melalui pengujian di atas, perlu
diuji koefisien regresinya. Pengujian regresi ini dilakukan untuk melihat
apakah model yang diperoleh dan koefisien regresinya dapat dikatakan
bermakna secara statistik sehingga dapat diambil kesimpulan secara umum
untuk populasi penelitian.
71
Untuk mengetahui apakah variabel independen (X) memiliki pengaruh
terhadap variabel Y dengan tingkat keyakinan 1 , maka digunakan uji t.
Bentuk hipotesis statistik yang diuji adalah sebagai berikut.
Hipotesis statistik yang daijukan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut.
H
O
:
i
= 0 Tidak terdapat pengaruh Kompetensi Pegawai terhadap
Kualitas Pelayanan pada Poliklinik RSUD Kelas ABCD
Kabupaten Karang Tumaritis.
H
A
:
i
0 Terdapat pengaruh Kompetensi Pegawai terhadap Kualitas
Pelayanan pada Poliklinik RSUD Kelas ABCD
Kabupaten Karang Tumaritis.
Statistik Uji-t yang digunakan menggunakan rumus sebagai berikut.
t
hitung
=
SE
atau t
hitung
= r
2
r - 1
2 - n
Keterangan:
= koefisien regresi
SE
2
=
...
=
p
=
0 Non Autokorelasi (Faktor
pengganggu periode tertentu tidak berkorelasi dengan faktor
pengganggu pada periode lain).
b) Ha :
1
=
2
=
...
=
p
0 Autokorelasi (Faktor pengganggu
periode tertentu berkorelasi dengan faktor pengganggu pada
periode lain).
2) Kriteria pegujian :
a) Jika d-hitung < dL atau d-hitung > (4-dL), Ho ditolak, berarti
ada autokorelasi.
90
b) Jika dU < d-hitung < (4 dU), Ho diterima, berarti tidak terjadi
autokorelasi.
c) Jika dL < d-hitung < dU atau (4-dU) < d-hitung < (4-dL), maka
tidak dapat disimpulkan ada tidaknya autokorelasi.
Gambar 4.1
Daerah Penerimaan & Penolakan Ho, Uji Autokorelasi
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan
aplikasi SPSS 18.0 for Windows diperoleh output sebagai berikut.
Tabel 4.12
Model Summary
b
Model
R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .566
a
.120 .356 5.69053 1.808
a. Predictors: (Constant), Kompetensi Pegawai
b. Dependent Variable: Kualitas Pelayanan
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Durbin
Watson (d) sebesar 1,808. Untuk N=76 pada 2 variabel, Nilai dL
pada tabel adalah 1,60090 dan nilai dU adalah 1,65413. Dengan
91
menggunakan grafik di atas, dapat dihitung keberadaan DW
sebagai berikut.
- Nilai dL adalah 1,60090
- Nilai dU adalah 1,65413
- Nilai 4 dU adalah 2.34587
- Nilai 4 dL adalah 2.39910
Berdasarkan grafik yang dikemukakan di atas dapat
diketahui bahwa nilai DW = 1,808 berada di antara nilai dU dan 4-
dU atau 1,65413 < 1,808 < 2,65413 yang berarti nilai DW berada
pada daerah penerimaan H
O
. Artinya, pada penelitian ini tidak
terdapat autokorelasi.
2. Pembentukan Model Regresi Linier
Berdasarkan hipotesis yang diajukan, teknik analisis data dengan
menggunakan Analisis Regresi Sederhana dengan model persamaan
sebagai berikut.
= a + bX + e
Keterangan:
Y : Kualitas Pelayanan
X : Kompetensi Pegawai
a : konstanta
b : koefisien regresi atau slope garis regresi Y atas X
e : epsilon, galat presiksi yang terjadi secara acak.
92
Dengan menggunakan aplikasi PASW 18.0 for Windows diperoleh
taksiran regresi sebagai berikut.
Tabel 4.13
Coefficients
a
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
Model
B Std. Error Beta
t Sig.
(Constant) 39.622 5.639
7.026 .000 1
Kompetensi Pegawai .382 .244 .366 3.565 .005
a. Dependent Variable: Kualitas Pelayanan
Berdasarkan tabel 4.13 di atas dapat dibuat model regresi sebagai
berikut.
= 39,622 + 0,382X + e
Persamaan regresi yang terbentuk dapat diartikan sebagai berikut.
(1) Konstanta sebesar 39,622 mengandung arti jika Kompetensi Pegawai
(X) nilainya sama dengan 0, maka Kualitas Pelayanan (Y) nilainya
sama dengan 39,622.
(2) Variabel Kompetensi Pegawai (X) memiliki koefisien regresi positif.
Hal ini berarti jika skor Kompetensi Pegawai (X) naik sebesar satu
satuan, maka Kualitas Pelayanan (Y) akan mengalami peningkatan
sebesar nilai koefisien regresinya, yaitu sebesar 0,382 kali atau
sebesar 38,20 %.
(3) Nilai e dapat diabaikan karena telah dilakukan uji asumsi klasik yang
menyatakan bahwa seluruh data berdistribusi normal, tidak terdapat
93
heteroskedastisitas, serta tidak terjadi autokorelasi. Dengan demikian,
nilai e dinyatakan sama dengan 0.
3. Uji Hipotesis
Untuk membuktikan apakah model regresi yang telah diperoleh di
atas dapat digunakan atau tidak, akan dilakukan pengujian hipotesis
dengan menggunakan uji t.
Berdasarkan output pada tabel 4.11 dapat diketahui nilai t
hitung
untuk X adalah sebesar 3,565 sedangkan t
tabel
pada (tingkat kekeliruan)
0,05 dan db = 76 2 = 74 untuk pengujian satu sisi adalah 1,664. Kriteria
pengujian satu sisi adalah tolak Ho jika t
hitung
> t
tabel
.
Karena nilai t
hitung
(3,565) lebih besar daripada nilai t
tabel
(1,664)
pada tingkat kekeliruan 5% dan db = 80, maka H
O
ditolak dan H
A
diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat
kepercayaan 95% terdapat pengaruh Kompetensi Pegawai terhadap
Kualitas Pelayanan pada Poliklinik RSUD Kelas ABCD Karang
Tumaritis.
Besar pengaruh antar kedua variabel tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 4.14
Model Summary
Change Statistics Model
R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error
of the
Estimate
R Square
Change F Change df1 df2
Sig. F
Change
94
1 .566
a
.320 .359 5.69053 .320 .320 1 74 .005
a. Predictors: (Constant), Kompetensi Pegawai
Tabel 4.12 di atas menunjukkan koefisien determinasi untuk
variabel Kualitas Pelayanan pada Poliklinik RSUD Kelas ABCD Karang
Tumaritis (Y) dan Kompetensi Pegawai (X) adalah 0,320. Nilai ini
mengandung makna bahwa sebesar 32,00 % Kualitas Pelayanan pada
Poliklinik RSUD Kelas ABCD Karang Tumaritis (Y) dipengaruhi oleh
Kompetensi Pegawai (X). Sedangkan sisanya sebesar 68,00 % merupakan
pengaruh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa Kualitas Pelayanan
pada Poliklinik RSUD Kelas ABCD Karang Tumaritis dipengaruhi oleh
Kompetensi Pegawai. Dengan kata lain, semakin baik Kompetensi Pegawai
dilakukan, maka akan semakin baik pula Kualitas Pelayanan pada Poliklinik
RSUD Kelas ABCD Karang Tumaritis. Sebaliknya, makin tidak baik
Kompetensi Pegawai akan berakibat semakin tidak baiknya Kualitas
Pelayanan pada Poliklinik RSUD Kelas ABCD Karang Tumaritis.
95
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis atas data yang berhasil dikumpulkan,
diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Penerapan Kompetensi Pegawai di lingkungan Poliklinik RSUD Kelas
ABCD Karang Tumaritis relatif cukup baik meskipun masih terdapat
kekurangan atau ketidaksempurnaan dari dimensi-dimensi yang
dikemukakan, yaitu yang terdiri atas (a) kompetensi pengetahuan, (b)
kompetensi keahlian, (c) watak, dan (d) konsep diri.
2. Kualitas Pelayanan di lingkungan Poliklinik RSUD Kelas ABCD Karang
Tumaritis relatif cukup baik serta berdasar kepada dimensi dan indikator
yang dirumuskan yang terdiri atas (1) prosedur pelayanan, (2) waktu
pelayanan, (3) sarana dan prasarana, (4) tingkah laku dan keramah-
tamahan pelayanan, dan (5) cara penyampaian informasi.
3. Kompetensi Pegawai berpengaruh positis dan signifikan terhadap kualitas
pelayanan masyarakat pada Poliklinik RSUD Kelas ABCD Kabupaten
Karang Tumaritis yang ditunjukkan dengan nilai t
hitung
(3,565) lebih besar
daripada nilai t
tabel
(1,664) pada tingkat kekeliruan 5% dan db = 80.
96
4. Kompetensi pegawai berpengaruh sebesar 32,00 % terhadap Kualitas
Pelayanan pada Poliklinik RSUD Kelas ABCD Karang Tumaritis,
sedangkan sisanya sebesar 68,00 % merupakan pengaruh faktor lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini.
B. Saran-saran
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan dimana data penelitian
ini dihasilkan dari penggunaan instrumen yang berdasarkan pada persepsi
jawaban responden. Hal ini akan menimbulkan masalah jika persepsi
responden berbeda dengan keadaan yang sesungguhnya. Sehingga untuk
penelitian selanjutnya diharapkan selain menerapkan metode survei melalui
kuisioner juga dapat melakukan wawancara terhadap manajer sehingga dapat
diperoleh responden dan respon yang diharapkan.
Penelitian ini juga hanya menggunakan satu variabel yang merupakan
bagian kecil dari keseluruhan variabel yang mungkin mempengaruhi kualitas
pelayanan masyarakat. Hal ini terlihat dari adjusted R Square yang diperoleh
sebesar 32% sehingga hal ini menunjukan bahwa masih ada variabel lain yang
dapat mempengaruhi kualitas pelayanan masyarakat, misalnya persepsi
masyarakat dan kualitas sumber daya manusia dan sebagainya.
97
DAFTAR PUSTAKA
Juran, J. 2000. How to think about quality. In Juran, J. M. and Godfrey, A. B.,
Juran's Quality Handbook. New York: McGraw-Hill.
Kotler, Philip. 2004. Manajemen Pemasaran : Edisi Kesepuluh, Jakarta: PT.
Indeks.
Masri Singarimbun & Sofian Effendi. 2003. Metode Penelitian Survai. Jakarta:
LP3ES.
Mitrani, A, Daziel, M. and Fitt, D. 1992. Competency Based Human Resource
Mangement: Valua-Driven Strategies for Recruitmen, Development and
Reward. London: Kogan Page Limited.
Moenir, AS. 1998. Tata Laksana Manajemen Perkantoran dan Penerapannya,
Jakarta: Pradnya Paramitha.
Moenir, H.A.S. 2000. Managemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi
Aksara.
Palan, R. 2007. Competency Management: Teknik Mengimplementasikan
Manajemen SDM berbasis Kompetensi untuk Meningkatkan Daya Saing
Organisasi. Penerjemah: Octa Melia Jalal. Jakarta: PPM.
Sinambela, Lijan Poltak. 2006. Dkk. Reformasi Pelayanan Publik, Teori,
Kebijakan dan Implementasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Spencer, M,. Lyle, Jr and Signe M. Spencer. 1993. Competency at work Models
for Superior Performance. New York : John Wiley & Sons Inc.
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Sugiarto. 1999. Psikologi Pelayanan dalam Industri Jasa. TK: TP
98
Kuesioner Penelitian
PENGARUH KOMPETENSI PEGAWAI TERHADAP KUALITAS
PELAYANAN PADA POLIKLINIK RSUD KELAS ABCD KABUPATEN
KARANG TUMARITIS
Dalam rangka meneliti pengaruh Kompetensi Pegawai terhadap Kualitas
Pelayanan pada Poliklinik RSUD Kelas ABCD Kabupaten Karang Tumaritis,
berikut ini kami sampaikan sejumlah pertanyaan dan pernyataan yang kami
anggap relevan untuk hal tersebut. Untuk itu, kami memohon bantuan Bapak/Ibu
untuk dapat mengisi kuesioner ini.
Kami sangat berharap Bapak/Ibu dapat mengisi kuesioner ini sesuai
dengan yang diketahui dan dialami sendiri oleh Bapak/Ibu, sehingga data yang
kami peroleh memiliki validitas yang dapat dipertanggung-jawabkan.
1. PETUNJUK PENGISIAN
a. Sangat diharapkan Bapak/Ibu untuk menjawab seluruh pertanyaan pada
kuesioner ini dengan jujur dan sesuai dengan yang diketahui dan dialami
sendiri oleh Bapak/Ibu sebenarnya.
b. Bapak/Ibu dapat memberikan tanda silang (X) pada angka yang terdapat
pada kolom pilihan jawaban sesuai dengan pernyataan yang dikemuka-
kan.
c. Jawaban yang Bapak/Ibu berikan tidak berpengaruh apa pun terhadap
kedudukan Bapak/Ibu sebagai pegawai Poliklinik RSUD Kelas ABCD
Kabupaten Karang Tumaritis.
d. Bapak/Ibu dapat memilih salah satu alternatif jawaban sebagai yang
disediakan pada masing-masing item angket.
2. KARAKTERISTIK RESPONDEN
a. Umur : ....................... tahun
b. Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan *) Coret yang tidak perlu
c. Pendidikan : ..........................................................................
99
Bapak/Ibu dapat memberikan tanda silang (X) pada kolom alternatif jawaban
dengan ketentuan pilihlah:
- SS jika Bapak/Ibu Sangat Setuju atas isi pernyataan yang diberikan.
- S jika Bapak/Ibu Setuju atas isi pernyataan yang diberikan.
- R jika Bapak/Ibu Ragu-ragu atas isi pernyataan yang diberikan.
- KS jika Bapak/Ibu Kurang Setuju atas isi pernyataan yang diberikan.
- STS jika Bapak/Ibu Sangat Tidak Setuju atas isi pernyataan yang diberikan
Alternatif Jawaban
Pertanyaan/Pernyataan
SS S R KS STS
KOMPETENSI PEGAWAI
1. Pegawai Poliklinik RSUD Kelas ABCD
Kabupaten Karang Tumaritis sebaiknya
memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan
aspak-aspek pelayanan publik.
2. Pegawai Poliklinik RSUD Kelas ABCD
Kabupaten Karang Tumaritis sebaiknya
memiliki pengetahuan tentang penanganan
administrasi pelanggan/ pasien rawat jalan.
3. Pegawai Poliklinik RSUD Kelas ABCD
Kabupaten Karang Tumaritis sebaiknya
memiliki pengetahuan tentang standar
pelayanan medis.
4. Pegawai Poliklinik RSUD Kelas ABCD
Kabupaten Karang Tumaritis sebaiknya
memiliki keahlian dalam penanganan
administrasi pasien rawat jalan.
5. Pegawai Poliklinik RSUD Kelas ABCD
Kabupaten Karang Tumaritis sebaiknya
memiliki keahlian dalam mengelola
manajemen pengendalian pasien rawat jalan
sesuai dengan poliklinik yang dituju.
6. Pegawai Poliklinik RSUD Kelas ABCD
100
Alternatif Jawaban
Pertanyaan/Pernyataan
SS S R KS STS
Kabupaten Karang Tumaritis sebaiknya
memiliki kemampuan dalam penanganan
medis sesuai dengan prosedur yang berlaku.
7. Pegawai Poliklinik RSUD Kelas ABCD
Kabupaten Karang Tumaritis sebaiknya
memiliki kepribadian yang luwes dalam
menangani pasien rawat jalan dari berbagai
kelas sosial masyarakat.
8. Pegawai Poliklinik RSUD Kelas ABCD
Kabupaten Karang Tumaritis harus memiliki
ketegasan dalam menangani kasus-kasus
pelayanan yang menyimpang.
9. Pegawai Poliklinik RSUD Kelas ABCD
Kabupaten Karang Tumaritis harus memiliki
sikap pengabdian terhadap kerja sesuai dengan
tugas yang disandangnya.
10. Pegawai Poliklinik RSUD Kelas ABCD
Kabupaten Karang Tumaritis harus memiliki
sikap percaya diri dalam melaksanakan tugas
sebagai pelayan masyarakat.
KUALITAS PELAYANAN
11. Pelayanan yang diberikan oleh Poliklinik
RSUD kepada pasien telah ssuai dengan
prosedur atau tata cara pelayanan yang baik.
12. Setiap pasien yang berobat ke Poliklinik
RSUD Karang Tumaritis sudah mengetahui
tata cara pendaftaran rawat jalan pada loket
pembayaran.
13. Pegawai atau dokter selalu mengutamakan
kesehatan pasien daripada kepentingan pribadi.
14. Pelayanan pada loket pendaftaran tidak
berbelit-belit.
15. Poliklinik memiliki tempat dan lingkungan
101
Alternatif Jawaban
Pertanyaan/Pernyataan
SS S R KS STS
yang memberikan kenyamanan pasien yang
diperiksa maupun yang menunggu giliran
diperiksa.
16. Poliklinik menggunakan teknologi secara
mutakhir dan mudah diakses pelanggan.
17. Petugas poliklinik sigap dalam memberikan
pelayanan.
18. Petugas poliklinik menerima keluhan
pelanggan dengan sigap dan tanggap
19. Para petugas poliklinik dibekali dengan
pengetahuan, keramah-tamahan, serta
kemampuan memadai dalam melayani pasien.
20. Informasi diberikan sesuai dengan prosedur
yang berlaku dan diketahui masyarakat.
21. Poliklinik selalu memberikan informasi dengan
baik untuk keadaan-keadaan yang khusus.