Materi kelompok 2 : bersikap positif terhadap pancasila
Anggota : Agung, Firliska, Lisa, Mei, Rasikhah, Swissty
Referensi pertama
Sikap positif terhadap pancasila pada dasarnya adalah sejauh mana kita memaknai nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila, untuk selanjutnya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita sering mendengar bahwa pancasila perlu diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pengamalan pancasila dalam kehidupan bernegara dapat dilakukan melalui cara sebagai berikut.
2. Pengamalan secara objektif
Pengamalan secara objektif adalah melaksanakan dan menaati peraturan perundang-undangan sesuai norma 1okum Negara yang berlandaskan pancasila. Pengamalan secara objektif memerlukan dukungan kekuasaan Negara. Pengamalan secara objektif bersifat memaksa dan disertai sanksi 1okum. Artinya, siapa saja yang melanggar norma 1okum mendapatkan sanksi. Pengamalan objektif ini merupakan konsekuensi dari perwujudan nilai dasar pancasila sebagai norma 1okum Negara.
2. Pengamalan secara subjektif
Pengamalan secara subjektif adalah menjalankan nilai-nilai pancasila yang berwujud norma etik secara pribadi atau kelompok sebagai pedoman bersikap dan bertingkah laku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam pengamalan secara subjektif ini, pancasila menjadi sumber etika dalam bersikap dan bertingkah laku setiap warga Negara dan penyelenggara Negara. Etika kehidupan berbangsa dan bernegara yang bersumber pada nilai-nilai Pancasila sebagaimana tertuang dalam Ketetapan MPR No. VI/MPR/2001 adalah norma-norma etik yang dapat kita amalkan. Pelanggaran terhadap norma etik tidak mendapatkan sanksi 1okum, melainkan sanksi dari diri sendiri. Pengamalan secara subjektif merupakan konsekuensi dari mewujudkan nilai dasar pancasila sebagai norma etik berbangsa dan bernegara.
Referensi kedua
KETUHANAN YANG MAHA ESA Sikap positif a. Menjalankan ibadah secara taat sesuai kepercayaan yang dianut, karena Indonesia mengakui adanya 5 agama dan menjunjung tinggi kepercayaan Ketuhanan bukan lagi dinamisme, b. Selalu menghormati orang yang sedang melaksanakan ibadah c. Memberikan kebebasan orang lain memeluk agama dan keyakinan d. Tidak menghina pemeluk agama dan keyakinan orang lain e. Tidak melakukan penistaan agama (melecehkan, merendahkan, dsb) f. Toleransi dalam kehidupan beragama Sikap negatif a. Menganggap agam lain rendah, sehingga cenderung melecehkan, bahkan dalam skala ekstream menganggap agama lain kotor hanya agamanya sendiri yang suci dan agama lain layak untuk di singkirkan b. Hanya mau bergaul dengan orang yang seagama c. Memisahkan atau meminoritaskan orang yang berbeda kepercayaan d. Menganggap sesat orang yang bereda keyakinan e. Tidak mau menerima pemberian bentuk apapun dari orang yang berbeda agama 2. KEMAUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB Sikap positif a. Mengakui dan menghargai keberadaan orang lain, bermasyarakat secara adil tanpa membedakan golongan b. Menghargai harkat dan martabat manusia yang sederajat c. Keluhuran budi, sopan santun dan susila d. Tata pergaulan dunia yang universal, ini sesuai dengan nilai kesetaraan artinya setiap manusia memiliki kesejahteraan, tanpa membedakan suku, ras dan agama Sikap negatif a. Acuh terhadap tetangga yang kesusahan, menutup telinga dan tidak mau tahu urusan mereka yang kesusahan dan sentiasa bersombong diri
b. Memilih-milih dalam bergaul, hanya mau bergau dan bermasyarakan dengan orang-orang yang dianggap sederajat sepangkat 3. PERSATUAN INDONESIA Sikap positif a. Saling ketergantungan satu sama lain, tolong menolong, bekerja sama dengan orang demi kesejahteraan bersama b. Menunjukkan kehidupan kebangsaan yang bebas, tidak memaksakan kehendak c. Cinta tanah air dan bangsa, menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan, tidak melakukan pemborosan, tidak merusak lingkungan, tidak mengambil hak orang lain (mencuri), ikut usaha pembelaan negara sesuai profesi masing-masing d. Pengakuan dan kebersamaan dalam keberagaman, tidak memaksakan agama lain, merasa senasib sepenanggungan e. Keseimbangan antara kepentingan pribadi dan golongan, kerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, tidak hanya memikirkan diri sendiri tetapi juga orang lain Sikap negatif a. Hanya mementingkan suatu suku atau golongannya sendiri b. Tidak memiliki rasa prihatin terhadap perpecahan bahkan menganggap acuh terhadap masalah atau konlfik yang sedang terjadi di Indonesia c. Meremehkan suku atau golongan lain dan menganggap dirinya yang paling benar serta pantas di sanjung 4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN Sikap positif a. Kedaulatan rakyat, tidak memaksakan kehendak kepada orang lain b. Hikmah kebijaksanaan melalui pikiran yang sehat, memusyawarahkan kepentingan bersama dan tidak memihak c. Tanggung jawab berdasarkan hati nurani, ikhlas, dan amanah menjadi pejabat, pelayan publik d. Mufakat atas kehendak rakyat bersama e. Asas kekeluargaan dalam musyawarah, selalu musyawarah dalam menyelesaikan masalah, mengutamakan kepentingan bersama Sikap negatif a. Otoriter dalam memimpin, selalu memandang buluh dan memihak terhadap suatu golongan b. Mementingkan kepentingan golongan atau pribadi c. Pengambilan keputusan sepihak, tanpa membahas secara musyawarah d. Menganggap yang mayoritas yang memenangkan segalanya tanpa memandang pendapat golongan lain dan bersikap acuh 5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA Sikap positif a. Perlakuan yang adil dalam berbagai kehidupan atau tidak diskriminasi b. Menghilangkan politik dinasti (kekuasaan turun menurun; dari orang tua ke anaknya) c. Kamakmuran masyarakat yang berkeadilan, meratakan keadilan tanpa memandang status dan kepentingan d. Keseimbangan yang adil dalam antara kehidpan pribadi dan masyarakat e. Keseimbangan yang adil antara kebutuhan jasmani dan rohani, materi dan spiritual Sikap negatif a. Membedakan fasilitas umum antara pejabat dan rakyat biasa b. Keadilan hanya untuk golongan tertentu, dalam artian menindak suatu permasalahan selalu tebang pilih dan menguntungkan pihak yang seharusnya salah c. Membeda-bedakan perhatian antar suku