Anda di halaman 1dari 5

Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan

Pertumbuhan merupakan proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel
secara irreversible. Pertumbuhan bersifat kuantitatif yang artinya dapat dinyatakan dengan
satuan bilangan. Perkembangan adalah proses menuju kedewasaan yang bersifat kualitatif .
Pertumbuhan pada tanaman melalui empat tahap, yaitu perkecambahan,
pertumbuhan primer, pertumbuhan sekunder dan pertumbuhan terminal. Perkecambahan
dimulai dengan masuknya air kedalam biji dan berakhirnya masa dormansi pada biji atau
ditandai dengan munculnya akar dan batang pertama kali.
Proses perkecambahan :
1) Proses fisika
Proses fisika terjadi ketika biji menyerap air (imbibisi) akibat dari potensial air rendah
pada biji yang kering.
2) Proses kimia
Dengan masuknya air ke dalam biji, enzim akan bekerja dengan aktif. Jika embrio
terkena air, embrio menjadi aktif dan melepaskan hormon giberelin (GA). Hormon ini
memacu aleuron untuk membuat (mensintesis) dan mengeluarkan enzim. Enzim yang
dikeluarkan antara lain: enzim amilase, maltase, dan enzim pemecah protein.
Enzim bekerja dengan menghidrolisis cadangan makanan yang terdapat dalam
kotiledon dan endosperma. Proses ini menghasilkan molekul kecil yang larut dalam air,
misalnya enzim amilase menghidrolisis pati dalam endosperma menjadi gula.
Selanjutnya gula dan zat-zat lainnya diserap dari endosperma oleh kotiledon selama
pertumbuhan embrio menjadi bibit tumbuhan.

3
Pertumbuhan primer merupakan pertumbuhan pada embrio, ujung batang, dan
ujung akar. Pertumbuhan primer dan pertumbuhan terminal sama-sama memiliki tiga
daerah pertumbuhan , yaitu daerah pembelahan sel dan daerah diferensiasi. Aktivitas
kambium yang membentuk xilem dan floem sekunder disebut pertumbuhan sekunder
Berdasarkan letak kotiledon pada saat berkecambah dikenal dua macam tipe
perkecambahan, yaitu
a. Perkecambahan hypogeal
Pada perkecambahan hypogeal, terjadi pertumbuhan memanjang dari epikotil yang
menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon
tetap berada di dalam tanah. Contoh; kacang kapri.
b. Perkecambahan epigeal
Pada perkecambahan epigeal, hipokotil tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan
plumula terdorong ke permukaan tanah. Pada perkecambahan epigeal, kotiledon
berada di atas tanah. Contoh; kacang hijau, kacang tanah.







Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
1. FAKTOR INTERNAL
a. Auksin
Hormon yang dihasilkan pada embrio dalam biji (koleoptil). Hormon auksin yang
pertama kali diisolasi adalah IAA (indole acetic acid) atau asam indol asetat. Sebagian
besar IAA disintesis di ujung batang, ujung akar, ujung tunas, daun muda, bunga dan
buah, seta sel-sel kambium.
Auksin berperan di dalam:
1. Pengatur pembesaran sel dan memacu perpanjangan sel di daerah belakang
meristem
ujung.
2. Merangsang pembelahan sel-sel kambium.
3. Meningkatkan perkembangan bunga dan buah.
4. Merangsang perkembangan akar lateral.
5. Menyebabkan pembengkokan batang.
6. Pembentukan akar adventif pada tanaman yang dibiakkan dengan stek.
7. Pembentukan buah partenokarpi.
8. Menghambat pembentukan tunas samping (lateral).
9. Mempercepat terjadinya diferensiasi di daerah meristem dan daerah
pengguguran (absisi).

b. Giberelin
Giberelin ditemukan pada semua bagian tanaman, misalnya pucuk batang, ujung akar,
bunga, buah, dan terutama pada biji.
Fungsi giberelin adalah:
1. Merangsang pembelahan sel.
2. Merangsang aktivitas enzim amylase dan proteinase yang berperan dalam
perkecambahan.
3. Merangsang pembentukan tunas.
4. Menghilangkan dormansi biji.
5. Merangsang pertumbuhan buah secara parthenogenesis.

c. Sitokinin
Sitokinin dapat ditemukan pada jaringan yang membelah. Sitokinin yang pertama
ditemukan adalah kinetin. Struktur kimia sitokinin lebih sederhana dari pada giberelin
dan auksin. Sitokinin yang umum digunakan adalah kinetin. Selain kinetin, contoh
sitokinin adalah zeatin (ditemukan pada jagung) dan BAP (6-benzilaminorpurin).
Fungsi sitokinin adalah:
1. Merangsang pembelahan sel (sitokinesis).
2. Merangsang pembentukan tunas pada batang maupun pada kalus.
3. Menghambat efek dominasi apikal oleh auksin.
4. Mempercepat pertumbuhan memanjang.

d. Gas Etilen
Etilen adalah gas yang dikeluarkan terutama oleh buah yang sudah tua. Jika buah tua
diletakkan di tempat tertentu maka buah akan cepat masak. Hal ini disebabkan karena
buah tersebut mengeluarkan gas etilen yang mempercepat pemasakan buah. Selain
itu etilen juga menyebabkan pertumbuhan batang menjadi tebal untuk menahan
pengaruh angin. Kombinasi etilen dengan auksin dapat memacu pembungaan pada
mangga dan nanas. Kombinasi etilen dengan giberelin dapat mengatur tumbuhnya
bunga jantan dan bunga betina.

e. Asam Abisat
Tidak semua hormon pada tumbuhan berfungsi memacu pertumbuhan, karena ada
beberapa yang justru menghambat pertumbuhan. Secara umum fungsi asam abisat
adalah:
1. Menghambat pembelahan dan pemanjangan sel.
2. Menunda pertumbuhan atau dormansi, sehingga membantu tumbuhan bertahan
dalam kondisi yang buruk.
3. Merangsang penutupan mulut daun pada musim kering, sehingga mengurangi
aktivitas transpirasi.

4. Membantu peluruhan daun pada musim kering, sehingga tumbuhan tidak
kekurangan air melalui transpirasi.

f. Asam Traumalin
Asam traumalin dianggap sebagai hormon luka, karena merangsang pembelahan sel-
sel di bagian tumbuhan yang luka.

g. Kalin.
Hormon kalin berfungsi merangsang pembentukan organ tumbuhan. Hormon ini
dibedakan atas rihzokalin untuk merangsang pembentukan akar, kaulokalin
merangsang pembentukan batang, filokalin merangsang pembentukan daun, dan
antokalin/ florigen merangsang pembentukan bunga.


2. FAKTOR EKSTERNAL (LINGKUNGAN)
a. Nutrien
Tumbuhan membutuhkan nutrien untuk pertumbuhan dan perkembangan. Nutrien
atau zat makanan terdiri dari unsur-unsur atau senyawa-senyawa kimia. Nutrien yang
diperlukan merupakan sumber energi dan sumber materi untuk sintesis berbagai
komponen sel yang diperlukan selama pertumbuahan.
Nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah banyak disebut unsur makro (makronutrien).
Contoh unsur makro adalah karbon, hydrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, fosfor, kalium,
kalsium, dan magnesium. Sedangkan nutrien yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit
disebut unsur mikro (mikronutrien). Coontoh unsur mikro adalah klor, besi, boron,
mangan, seng, tembaga, dan molybdenum.

b. Air
Air dibutuhkan tumbuhan sebagai pelarut bagi kebanyakan reaksi dalam tubuh
tumbuhan dan sebagai medium reaksi enzimatis. Pada tumbuhan yang kekurangan air
akan meningkatkan sintesis asam absisat. Sebagai pelarut air juga mempengaruhi
kadar enzim dan substrat sehingga secara tidak langsung mempengaruhi laju
metabolisme.

c. Cahaya
Selain berpengaruh terhadap proses fotosintesis, cahaya berpengaruh terhadap
pertumbuhan setiap organ atau terhadap keseluruhan tumbuhan secara langsung.



Keadaan gelap berpengaruh terhadap bentuk luar tumbuhan dan laju panjangnya.
Tumbuhan yang diletakkan ditempat gelap akan tumbuh lebih cepat dari pada yang
diletakkan di tempat yang terkena cahaya. Akan tetapi, tumbuahan menjadi pucat
karena kekurangan klorofil, kurus dan daun tidak berkembang. Tumbuhan seperti itu
mengalami etiolasi. Dalam keadaan tidak ada cahaya, auksin merangsang
pemanjangan sel-sel, sehingga tumbuhan tumbuh lebih panjang. Sebaliknya, dalam
keadaan banyak cahaya, auksin mengalami kerusakan sehingga tumbuhan tumbuh
lebih pendek.

d. Suhu Udara
Suhu berpengaruh terhadap kerja enzim, sehingga juga berpengaruh terhadap
fisiologi tumbuhan. Perubahan suhu dapat mempengaruhi pertumbuhan yang
meliputi reproduksi, fotosintesis, respirasi, dan transpirasi. Suhu yang terlalu tinggi
atau terlalu rendah akan menghambat proses tersebut. Suhu optimum yang paling
baik untuk pertumbuhan adalah 10-30
o
C. umumnya tumbuhan tidak tumbuh di bawah
suhu 0
o
C dan di atas 40
o
C.

e. Oksigen
Kandungan oksigen mempengaruhi pertumbuhan organisme. Oksigen
mempengaruhi pertumbuhan bagian tumbuhan di atas tanah maupun pertumbuhan
akar yang berada di dalam tanah. Tanah yang gembur mempunyai kemampuan besar
dalam menyimpan oksigen. Jika kandungan oksigen banyak maka pertumbuhan akar
tumbuhan semakin baik.

f. Kelembapan
Kelembapan udara dan tanah berpengaruh dalam proses pertumbuhan.
Kelembapan udara mempengaruhi proses penguapan air yang berhubungan dengan
penyerapan nutrien. Jika kelembapan udara rendah, penguapan akan meningkat
sehingga penyerapan nutrien akan semakin banyak. Keadaan ini akan memacu
pertumbuhan tanaman.

Anda mungkin juga menyukai