SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2009
PENGESAHAN RANGKUMAN SKRIPSI
Nama : Inria Dina Rosa Tempat, Tanggal Lahir : Pamekasan, 28 Desember 1985 N.I.M : 2005310387 J urusan : Akuntansi Program Pendidikan : Strata 1 Konsentrasi : Keuangan J udul : Perencanaan Pajak Atas PPh Badan Sebagai Upaya Dalam Meminimalisasi PPh Badan Yang Terutang Pada PT. X Surabaya
Disetujui dan diterima baik oleh : Dosen Pembimbing, Tanggal : .......................
Kautsar Riza Salman, S.E., M.SA., Ak. BKP
Ketua J urusan Akuntansi, Tanggal : ............................
Dra. Gunasti Hudiwinarsih Ak., M.Si.
1 RANGKUMAN SKRIPSI
1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Negara Indonesia terhadap pinjaman dari luar negeri. Oleh karena itu pemerintah selalu berupaya untuk mengoptimalkan penerimaan pajak melalui kebijakan-kebijakan di bidang perpajakan. Pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat pada tanggal 23 September 2008 telah mengesahkan lima perubahan undang-undang perpajakan, salah satunya adalah Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan yang merupakan perubahan keempat atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan. Undang-undang tersebut mulai berlaku 1 J anuari 2009. Berdasarkan memori penjelasannya, perubahan Undang-undang Pajak Penghasilan dimaksud tetap berpegang pada prinsip-prinsip perpajakan yang dianut secara universal yaitu keadilan, kemudahan efisiensi administrasi dan produktivitas penerimaan negara dan tetap mempertahankan sistem, self assessment. Oleh karena itu, arah dan tujuan penyempurnaan Undang-undang Pajak Penghasilan ini adalah sebagai berikut : a. Lebih meningkatkan keadilan pengenaan pajak b. Lebih memberikan kemudahan kepada Wajib Pajak c. Menunjang kebijaksanaan pemerintah dalam rangka meningkatkan investasi langsung di Indonesia baik penanaman modal asing maupun penanaman modal dalam negeri di bidang-bidang usaha dan daerah-daerah tertentu yang dapat prioritas. Dari memori penjelasan tersebut berarti bahwa terhadap peraturan sebelumnya yang kurang mencerminkan prinsip-prinsip perpajakan, yaitu adil dalam pengenaan pajak, 2 mudah/efisien dan produktif dalam melaksanakan, serta berpegang pada sistem self assessment dalam perhitungannya. Dengan berlakunya self assessment ini, Wajib pajak diharapkan mampu menghitung dan melaporkan sendiri jumlah kewajiban perpajakannya. Hal ini dapat terlaksana dengan baik apabila setiap Wajib Pajak memahami peraturan perpajakan dan mematuhi aturan yang berlaku tersebut sesuai undang-undang perpajakan. Akan tetapi, dengan berlakunya sistem self assessment ini tidak berarti Wajib Pajak dengan semuanya sendiri menyetor dan melaporkan jumlah pajak yang terutang tanpa didasari atas kegiatan usaha yang sebenarnya dan tidak mematuhi peraturan perpajakan yang berlaku, sehingga dapat mengakibatkan kerugian negara. Oleh karena itu untuk menghindari terjadinya hal diatas, maka pemerintah selalu mengadakan evaluasi peraturan perpajakan yang memungkinkan terjadinya penurunan penerimaan negara melalui loop holes atau celah- celah peraturan perpajakan yang dapat dimanfaatkan oleh Wajib Pajak. Salah satu upaya untuk melakukan penghematan pajak secara legal yang dapat dilakukan dengan melalui manajemen pajak yaitu perencanaan pajak. Perencanaan pajak merupakan proses rekayasa usaha dan transaksi wajib pajak agar utang pajak berada dalam jumlah seminimal mungkin tetapi masih dalam ruang lingkup peraturan perpajakan. Dengan demikian tujuan perencanaan pajak untuk mengoptimalkan perolehan laba serta efisiensi pembayaran pajak dapat tercapai. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti melakukan sebuah penelitian mengenai Penerapan Perencanaan Pajak Atas PPh Badan Pada PT X Di Surabaya.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang permasalahan diatas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut : Bagaimana Penerapan Perencanaan Pajak atas PPh Badan Pada PT.X di Surabaya? 3 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah dan latar belakang masalah yang telah diuraikan di depan, maka tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tentang Penerapan Perencanaan Pajak atas Pajak Penghasilan Badan di PT. X sesuai dengan peraturan yang berlaku.
1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis Dengan adanya penelitian ini, maka penulis akan lebih memahami penerapan perencanaan pajak dalam suatu perusahaan sebagaimana teori-teori yang telah didapat penulis selama proses perkuliahan, sehingga penulis akan mengetahui apakah teori-teori tersebut dapt efektif digunakan dalam realisasinya pada perusahaan. 2. Bagi Pembaca Dengan penelitian ini, pembaca akan memperoleh pengetahuan mengenai sistem yang berlaku pada suatu perusahaan dan penerapan perencanaan pajak. Selain itu pembaca akan memahami pengaruh tentang kebijaksanaan perpajakan pada laporan keuangan fiskal suatu perusahaan. 2. Bagi Perusahaan Dengan penulisan skripsi ini, perusahaan dapat melakukan studi banding antara teori dan penerapan perencanaan pajak yang dilakukan PT. X, sehingga perusahaan akan memperoleh masukan yang positif yang dapat diambil guna menerapkan penghematan pajak yang legal untuk meminimalkan pajak terutangnya. 3. Bagi Almamater Dengan penelitian dan penulisan skripsi ini akan menambah daftar kepustakaan bagi almamater yang akan berguna untuk tambahan pengetahuan bagi para pembaca mengenai 4 penerapan perencanaan pajak yang benar untuk perusahaan dan pengaruhnya terhadap laporan keuangan fiskal. 1.5 Rancangan Penelitian Metodologi penelitian adalah cara menggali atau menghasilkan ilmu pengetahuan, sedangkan metode penelitian adalah suatu rancangan penelitian yang akan menjelaskan secara logis mengenai hubungan antara rumusan masalah dengan metode yang akan diterapkan dan digunakan dalam menjawab pertanyaan penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh penulis bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian berdasarkan studi kasus. Menurut Nur Indiantoro dan Bambang Supomo (2002 : 26) tujuan dari studi kasus adalah melakukan penyelidikan secara mendalam agar memperoleh gambaran mengenai subyek tertentu untuk memberikan gambaran yang lengkap mengenai subyek tertentu.
1.6 Batasan Penelitian Agar dalam pembahasan skripsi ini tidak meluas dan menyimpang dari materi pokoknya, maka penelitian yang dilakukan disini hanya dibatasi pada perencanaan pajak berdasarkan penyusutan aktiva tetap yang digunakan oleh perusahaan.
1.7 Unit Analisis Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah penerapan perencanaan pajak atas PPh badan. Cara yang dilakukan oleh PT. X dalam menerapkan perencanaan pajak atas PPh badan diantaranya dengan melakukan tax planning atas penghasilan dan biaya yang menjadi objek pajak, yaitu dilihat dari penyusutan aktiva tetap.
5 1.8 Jenis Data dan Sumber Data Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data utama penelitian yang berasal atau bersumber dari hasil observasi atas data-data akuntansi dan pencatatannya serta data-data perpajakannya yang merupakan obyek penelitian. Data-data tersebut antara lain yaitu metode penyusutan aktiva tetap yang digunakan oleh perusahaan. Sedangkan data sekunder bersumber dari buku-buku teori dan literatur. Literatur yang merupakan landasan pendukung yang berkaitan dengan topik penulisan skripsi ini.
1.9 Metode Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi : a. Metode survei yaitu penulis mengadakan kunjungan ke perusahaan untuk memperoleh gambaran umum situasi dan kondisi perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti yang berkaitan dengan PPh badan. b. Metode wawancara langsung dengan Kepala bagian Keuangan dan Kepala bagian Personalia terhadap kemungkinan dilakukan tax planning PPh badan. c. Metode dokumen dengan mencatat data yang sudah ada pada subyek penelitian dengan mempelajari kebijaksanaan perusahaan, pelaksanaan perhitungan PPh badan, sejarah perusahaan dalam rangka penerapan tax planning.
1.10 Keterkaitan Data dengan Preposisi Keterkaitan data dengan preposisi dalam penelitian ini adalah dengan dilakukan penerapan pajak atas badan yang dibayarkan oleh perusahaan, yaitu dengan menurunkan penghasilan dan membesarkan biaya atas transaksi yang ada pada perusahaan dari segi penyusutan aktiva tetap. Sehingga dengan langkah tersebut, diharapkan lebih dapat meminimalisasi PPh badan berdasarkan atas Undang-undang 36 Tahun 2008. 6 1.11 Kriteria Interpretasi Temuan Penelitian Dalam menentukan penghasilan kena pajak yang menjadi dasar penghitungan PPh terutang, penghasilan bruto dikurangi dengan biaya-biaya yang menurut ketentuan Undang- undang perpajakan dapat dikurangkan dari penghasilan bruto. Salah satu biaya yang dapat dikurangkan tersebut menurut (Pasal 6 UU No. 36 Tahun 2008) adalah biaya penyusutan. Biaya penyusutan yang diperkenankan menurut peraturan perpajakan untuk aktiva tetap berwujud dapat dihitung dengan menggunakan dua metode, yaitu Metode Garis Lurus dan Metode Saldo Menurun. Khusus untuk bangunan, metode yang diperkenankan hanya Metode Garis Lurus. Besarnya biaya penyusutan yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto sangat berpengaruh pada besarnya Penghasilan Kena Pajak yang menjadi dasar penghitungan PPh terutang. Semakin besar biaya penyusutan yang dapat dikurangkan, maka jumlah Penghasilan Kena Pajak menjadi semakin kecil, sehingga PPh terutang yang harus ditanggung oleh perusahaan juga menjadi semakin kecil. Pada penelitian kali ini suatu metode penyusutan dikatakan efisien dalam meminimalkan beban pajak terutang apabila setelah dilakukan perhitungan dan Tax Planning terhadap kedua metode penyusutan (Metode Garis Lurus dan Metode Saldo Menurun) dapat diketahui besarnya jumlah Penghasilan Kena Pajak dan jumlah PPh terutangnya. Apabila setelah dilakukan penghitungan dan Tax Planning terhadap metode penyusutan Metode Garis Lurus jumlah PPh terutang yang harus di tanggung oleh perusahaan lebih kecil jika dibandingkan dengan Metode Saldo Menurun dan sebelum dilaksanakannya Tax Planning, maka dapat dikatakan Metode Garis Lurus yang paling tepat dan efisien untuk meminimalkan beban pajak yang terutang, demikian pula sebaliknya. Perencanaan pajak terhadap pemilihan metode penyusun tan dikatakan berhasil dalam meminimalkan beban pajak yang terutang yang dapat dihemat antara kedua metode 7 tersebut, sehingga perusahaan dapat menarik kesimpulan metode penyusutan mana yang paling efisien untuk meminimalkan beban pajak terutang. Semakin tinggi besarnya jumlah pajak yang dapat dihemat oleh salah satu metode penyusutan (Metode Garis Lurus atau Metode Saldo Menurun), maka dapat dikatakan metode penyusutan tersebut yang paling tepat untuk meminimalkan beban pajak yang terutang.
1.12 Teknik Analisis Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui cara penghematan Pajak Penghasilan Badan berdasarkan peraturan perpajakan. Dalam penelitian ini juga dijelaskan cara perhitungan Pajak Penghasilan Badan yang harus dibayar dan yang terjadi di perusahaan. Adapun teknik analisis yang dapat dilakukan adalah dengan cara : a. Mengumpulkan data-data keuangan (Neraca, Laporan Laba/Rugi, Laporan Fiskal) yang berkaitan dengan permasalahan melalui dokumentasi data maupun wawancara dengan pejabat terkait. b. Menganalisis informasi yang ada, tahap pertama dari pembuatan tax planning adalah menganalisis komponen yang berbeda atas pajak yang terlibat dan menghitung seakurat mungkin beban pajak yang harus ditanggung. c. Membandingkan metode penyusutan aktiva tetap yang digunakan untuk perusahaan dalam meminimalkan pajak terutang yang sesuai peraturan perpajakan. d. Penerapan Tax Planning yang dilakukan oleh PT. X terhadap kebijakan perusahaan.
1.13 Penghitungan Pajak Penghasilan Badan Sebelum Tax Planning Dalam penulisan ini, penulis mengambil data Laporan Keuangan PT.X untuk tahun 2004. Pajak Penghasilan Badan PT. X dihitung dari laba bersih yang diperoleh pada tahun 2004 yaitu sebesar Rp.2.654.800.826 (tabel 4.4) besarnya beban penyusutan aktiva 8 tetap untuk tahun 2004 adalah Rp.141.947.713 (lampiran 1). Laporan L/R PT. X secara komersial dapat dilihat pada tabel 4.4 sehingga besarnya PPh Badan PT. X untuk tahun 2004 adalah sebagai berikut : 10% x Rp. 50.000.000 = Rp. 5.000.000 15% x Rp. 50.000.000 = Rp. 7.500.000 30% x Rp. 2.554.800.826 = Rp. 766.440.248 Total PPh Badan tahun 2004 Rp. 778.940.248 1.14 Perhitungan Pajak Penghasilan Beban Setelah Perencanaan Pajak Atas Penyusutan Aktiva Tetap Seperti yang telah dijabarkan diatas, setelah dilakukan perencanaan pajak atas penyusutan aktiva tetap pada PT. X di Surabaya, maka jumlah beban penyusutan yang dapat dikurangkan di penghasilan bruto menjadi lebih besar, jika dibandingkan dengan sebelum dilaksanakannya tax planning. Akibat adanya perbedaan besarnya jumlah beban penyusutan ini, maka perlu dilakukan koreksi fiskal atas laporan Laba Rugi PT. X sehingga dapat dilakukan besarnya Laba yang menjadi dasar perhitungan beban pajak terutang. Perhitungan L/R setelah dilakukan tax planning dengan menggunakan Metode Garis Lurus dapat dilihat pada tabel 4.5. Berdasarkan laporan L/R komersial sebelum dilakukannya tax planning, besarnya biaya penyusutan dengan Metode Garis Lurus adalah sebesar Rp.141.947.713 setelah dilakukan tax planning maka besarnya penyusutan menjadi Rp.178.056.642 (lampiran 1). Oleh karena itu atas beban penyusutan dilakukan koreksi fiskal negatif sebesar Rp.36.108.929 sehingga jumlah laba bersih sebelum pajak yang semula Rp.2.654.800.826 menjadi Rp.2.618.691.897 (tabel 4.5). Beban pajak terutang yang harus ditanggung oleh perusahaan sebesar : 10% x Rp. 50.000.000 = Rp. 5.000.000 9 15% x Rp. 50.000.000 = Rp. 7.500.000 30% x Rp2.518.691.897 = Rp. 755.607.569 Total PPh Badan Th 2004 Rp. 768.107.569 Setelah dilakukan tax planning dengan menggunakan Metode Garis Lurus, maka besarnya jumlah PPh Badan yang terutang menjadi sebesar Rp. 768.107.569. Untuk mengetahui besarnya jumlah PPh Badan yang terutang dengan menggunakan Metode Saldo Menurun, maka juga perlu dilakukan koreksi fiskal pada laporan L/R komersial seperti yang telah dilakukan sebelumnya dengan menggunakan Metode Garis Lurus. Besarnya beban penyusutan setelah dilakukan tax planning dengan menggunakan metode saldo menurun adalah sebesar Rp.278.435.939, sehingga atas laporan L/R komersial dilakukan koreksi fiskal negatif sebesar Rp.136.488.226, maka besarnya laba sebelum pajak yang semula Rp.2.654.800.826 menjadi Rp.2.518.312.600 (tabel 4.6). Perhitungan L/R setelah dilakukan tax planning dengan menggunakan metode saldo menurun dapat dilihat pada tabel 4.6 10% x Rp. 50.000.000 = Rp. 5.000.000 15% x Rp. 50.000.000 = Rp. 7.500.000 30% x Rp.2.418.312.600 = Rp. 725.493.780 Total PPh Badan Th 2004 Rp. 737.993.780 Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat diketahui bahwa setelah dilakukannya tax planning dengan menggunakan Metode Saldo Menurun, maka besarnya PPh terutang menjadi sebesar Rp. 737.993.780. Besarnya beban penyusutan yang dikurangkan dari penghasilan bruto sangat mempengaruhi laba yang digunakan untuk menghitung besarnya PPh Badan yang terutang, semakin besar penyusutan yang dikurangkan dari penghasilan bruto, maka besarnya laba yang menjadi dasar perhitungan pajak semakin kecil, sehingga secara otomatis laba bersih 10 yang dihasilkan juga semakin kecil, namun disisi lain menguntungkan perusahaan karena beban pajak yang harus ditanggung juga kecil. 1.15 Simpulan Dari pembahasan dimuka, maka dapat diambil kesimpulan antara lain : 1. PT. X dalam menjalankan aktivitasnya belum sepenuhnya melakukan perencanaan pajak. Hal ini terbukti dengan adanya koreksi fiskal terhadap Laporan Laba/Rugi untuk periode yang berakhir pada tahun 2004. Adapun besarnya Penghasilan Kena Pajak PT. X pada periode tersebut adalah Rp.2.654.800.826,- . 2. Setelah melakukan penghitungan atas Penghasilan Kena Pajak (PKP) PT. X dengan menggunakan tax planning, maka besarnya PKP untuk periode yang berakhir tahun 2004 jika menggunakan Metode Garis Lurus menjadi sebesar Rp.2.618.691.897 dan untuk Metode Saldo Menurun sebesar Rp.2.518.312.600,-. 3. Terdapat selisih PKP yang dihemat setelah dilakukan penghitungan dengan menggunakan tax planning untuk perode yang berakhir pada tahun 2004 yaitu sebesar Rp. 36.108.929,- untuk Metode Garis Lurus, dan Rp. 136.488.226 untuk Metode Saldo Menurun. 4. Perencanaan pajak atas aktiva tetap pada PT. X di Surabaya sebenarnya dapat dilakukan dengan cara memilih metode penyusutan aktiva tetap secara tepat, yaitu dengan menggunakan Metode Penyusutan Saldo Menurun. Penggunaan Metode Penyusutan Saldo Menurun, setelah dilakukan perhitungan ditemukan bahwa pajak yang dibayarkan lebih kecil, atau dengan kata lain dapat menghemat pembayaran pajak. 5. Bila perusahaan sudah menggunakan metode penyusutan garis lurus dalam penyusutkan aktiva tetapnya, maka penggunaan metode ini harus dilakukan secara taat azas sesuai UU PPh No. 17 tahun 2000. 11 1.16 Saran Berdasarkan beberapa kesimpulan yang diambil oleh penulis di atas, maka beberapa saran yang mungkin bermanfaat dan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi PT.X adalah : 1. Bagian pajak PT. X sebaiknya melihat apakah ada perencanaan untuk pembelian aktiva tetap untuk awal tahun yang akan datang. Karena apabila ada, supaya dapat diusahakan agar pembeliannya dapat dilakukan pada akhir tahun berjalan, sehingga biaya penyusutannya dapat dibebankan setahun penuh sebagai biaya penyusutan tahun berjalan. Maka biaya penyusutan pada tahun berjalan akan menjadi tinggi, yang pada akhirnya dapat mengurangi pembayaran pajak, atau dengan kata lain dapat melakukan penghematan pajak. 2. Bagian pajak PT. X apabila akan melakukan pembelian suatu aktiva tetap, sebaiknya menentukan terlebih dahulu aktiva tersebut nantinya akan dapat dimasukkan kedalam kelompok penyusutan yang paling tinggi, yaitu kelompok 1, karena tarif penyusutannya adalah paling besar. Adanya pembebanan biaya penyusutan yang besar secara otomatis akan mengurangi laba, yang pada akhirnya akan dapat mengurangi pembayaran pajak atau melakukan penghematan pajak. 3. Bagian perpajakan PT. X sebaiknya selalu mengikuti perkembangan aturan- aturan pajak yang berlaku agar dalam melakukan penerapan perencanaan pajak, tidak bertentangan dengan aturan-aturan tersebut.
12 DAFTAR PUSTAKA
Akhmadi, Andy. 2006. Perencanaan Pajak Penghasilan Badan Melalui Penyusutan Aktiva Tetap Setelah Revalusi pada PT. X Surabaya.