Anda di halaman 1dari 4

NON STEROIDAL ANTI INFLAMMATORY DRUGS

(NSAIDs) FUNGSI, EFEK SAMPING


DAN PENGATASANNYA
Posted by luckykey under Uncategorized
Leave a Comment
Obat golongan ini mempunyai efek analgetik, antipiretik, dan anti inflamasi. NSAIDs
mempunyai kemampuan untuk menghambat cyclo-oxygenase (COX), dan sebagai hasilnya
terjadi hambatan sistesis prostaglandin, sehingga memberikan efek seperti yang telah
disebutkan sebelumnya. Sayangnya, penghambatan sistesis prostaglandin mengakibatkan
gangguan pada gastrointestinal/GI (dyspepsia, nausea, dan gastritis, hingga GI bleeding and
perforation). Kata arthritis diartikan berbeda oleh tiap orang. Banyak yang menyamakannya
dengan osteoarthritis yaitu penyakit gangguan sendi yang menyerang orang-orang lanjut
usia. Sebagian yang lain mengartikannya sebagai sendi bengkak dan sakit yang menyerang
orang-orang muda atau sering disebut juga rheumatoid arthritis. Sebenarnya, arthritis
merupakan istilah umum yang berarti radang sendi, salah satu ciri dari lebih 100 macam
penyakit reumatik yang berbeda.
Kejadian arthritis sangat tinggi. Meski demikian, mekanisme sepenuhnya dari kejadian
arthritis tersebut belum diketahui secara pasti. Umumnya, penyakit reumatik disebut sebagai
salah satu bentuk penyakit autoimun, suatu gangguan dimana sistem imun berkurang
kemampuannya untuk mempertahankan kondisi normal jaringan tubuh.
Pengobatan arthritis terbatas pada pencegahan pengembangan penyakit dan mengatasi
gejala-gejala. Obat-obat golongan NSAIDs sangat umum diresepkan untuk penanganan
jangka panjang rheumatoid arthritis, osteoarthritis dan penyakit rematik lainnya. NSAIDs
tidak merubah perkembangan penyakit, tetapi dapat menolong dalalm mengatasi gejala-gejala
arthritis.
Sayangnya, risiko penggunaan NSAIDs lebih tinggi dari yang dibayangkan sebelumnya.
Penelitian menunjukkan pada pemakaian jangka panjang NSAIDs terjadi 2-4% insiden
komplikasi Gastrointestinal (GI) yang membutuhkan perawatan di Rumah Sakit. Juga
dilaporkan, 30% pengguna jangka panjang NSAIDs mengalami serangan tukak setidaknya
sekali.
NSAIDs memberikan manfaat anti inflamasi melalui aksinya pada enzim siklooksigenase-2
(COX-2). Pada saat yang sama, mereka dapat menyebabkan tukak lambung melalui aksinya
pada enzim siklooksigenase-1 (COX-1). Analgesic seperti asetaminofen lebih spesifik pada
bentuk ke 3 siklooksigenase yang terutama berada di otak dan bertanggungjawab terhadap
demam dan rasa sakit.
Beberapa NSAIDs mempunyai efek samping yang buruk dibanding yang lain, meskipun aksi
anti inflamasi mereka sama. Hal ini tergantung pada spesifisitas masing-masing obat dalam
merintangi COX. Kebanyakan NSAIDs merintangi COX-1 lebih besar dibanding COX-2,
sehingga ratio spesifisitas aksinya menjadi besar. Obat-obat jenis ini mempunyai resiko efek
samping yang lebih besar. Sebagai contoh, Aspirin 166 kali lebih besar aksinya pada COX-1
dibanding COX-2, dan diketahui mempunyai potensi menyebabkan tukak yang tinggi. Obat
lain dengan efek samping tinggi pada GI adalah Sulindak, Tolmetin dan Piroksikam.
Nama obat Rasio spesifitas relatif
Meloxicam -3,0
Naproxen -1,7
Diclofenac -1,4
Carprofen 1,0
Flurbiprofen 1,2
Sodium salicylate 2,9
Acetaminophen 7,4
Ibuprofen 15
Indomethacin 60
Sulindac 100
Aspirin 166
Tolmetin 174
Piroxicam 250
Piroksikam adalah obat paling berbahaya pada golongan ini dengan rasio aksi pada COX-
1:COX-2 adalah 250:1, sehingga sebaiknya tidak digunakan bila ada obat NSAIDs lain yang
efek merugikannya lebih rendah, karena tidak ada kelebihan piroksikam dibanding obat
NSAIDs lainnya.
NSAIDs tidak selalu menyebabkan tukak dengan cara mengiritasi lambung. Umumnya
mereka memblok produksi Prostaglandin yang berfungsi sebagai pelindung di lambung.
Karenanya, NSAIDs salut enteric lebih rendah kemungkinannya menyebabkan gangguan
lambung, hanya masih memungkinkan menyebabkan tukak lambung.
Mencegah kejadian tukak.
Salah satu cara untuk mencegah tukak sebagai efek samping NSAIDs adalah meningkatkan
pengetahuan pasien/pengguna yang menggunakan NSAIDs bebas seperti Aspirin dan
Ibuprofen yang sering dipasarkan sebagai penghilang rasa sakit. Pengguna umumnya tidak
mengetahui bahwa NSAIDs berbeda dari obat analgetik lainnya seperti Asetaminofen. Obat
berikut telah dikembangkan untuk menyembuhkan tukak, tetapi tidak bisa digunakan untuk
mencegah terjadinya tukak akibat NSAIDs:
Antacid.
Antagonis reseptor H2 (Ranitidine, Simetidin, Nizatidin, Famotidin): mengurangi sekresi
asam lambung. Dapat mencegah tukak usus, tetapi tidak tukak lambung.
Penghambat pompa proton/asam lambung (Omeprazol): secara signifikan mengurangi
produksi asam lambung. Tidak dapat digunakan sebagai pencegah tukak dalam jangka
panjang. Juga hanya dapat digunakan untuk tukak usus, tidak untuk tukak lambung.
Agen pelindung (Sukralfat): melapisi dinding lambung, mencegah asam mencapai
jaringan lambung. Hasil studi menunjukkan agen ini dapat mencegah tukak usus dan
lambung.
Terapi di atas efektif untuk mengatasi gejala-gejala tukak. Mereka juga berguna dalam
kombinasi dengan antibiotic untuk pengobatan tukak yang disebabkan oleh H.Pylori. Tetapi
sekali lagi, obat-obat di atas tidak dapat digunakan mencegah kejadian tukak akibat NSAIDs.
Misoprostol
Satu obat yang dapat mencegah NSAIDs menimbulkan tukak adalah Misoprostol, suatu
prostaglandin sintetik. Misoprostol adalah obat yang berguna untuk berbagai kondisi selain
mencegah tukak. Akan tetapi membutuhkan pengawasan terhadap penyalahgunaannya
sebagai bahan aborsi.
Mekanisme kerja: NSAIDs memblok enzim COX-1 dengan membentuk prostaglandin seperti
Prostaglandin E1 (PGE1). PGE1 memainkan peran penting dalam melindungi lambung dan
usus. Pemberian PGE1 alami secara oral tidak efektif karena ia tidak stabil dalam lingkungan
asam. Prostaglandin sintetik Cytotec (Misoprostol) mempunyai struktur yang berbeda dengan
produk alaminya, membuatnya bisa dimetabolisme. Saat dimetabolisme ia bereaksi
menstimulasi produksi mukosa. Misoprostol bereaksi secara lokal didinding lambung. Pada
dosis 200 mcg dan lebih, ia juga dapat mengurangi sekresi asam lambung. Tidak diketahui
apakah kemampuan Misoprostol mencegah tukak adalah hasil dari efek anti sekretory, efek
dari mukosa pelindung, atau keduanya. Tetapi yang pasti, Misoprostol tidak mengobati tukak
yang telah ada, tetapi ia hanya dapat mencegah terjadinya tukak.
Dosis optimal Misoprostol adalah 200 mcg, 2 atau 3 x sehari untuk mencegah tukak akibat
NSAIDs. Pada dosis 200 mcg 4 x sehari, dapat menyebabkan efek samping seperti diare,
sakit perut dan kembung. Efek samping ini akan hilang dalam 1-2 minggu. Untuk pasien
dengan risiko tinggi tukak dan tidak dapat menerima/tidak tahan terhadap efek samping,
dapat diberikan dosis 100 mcg 4 x sehari.
Penggunaan Misoprostol juga dapat mencegah kegagalan ginjal pada pengguna NSAIDs
jangka panjang. Hal ini karena ia juga beraksi di ginjal dan uterus disamping lambung.
Misoprostol mencegah pengurangan produksi prostaglandin di ginjal yang bertanggungjawab
terhadap vasokonstriksi renal.
Misoprostol juga menyebabkan kontraksi uterus. Karenanya, sering disalahgunakan untuk
aborsi. Sangat jelas ditekankan bahwa obat ini sangat dikontraindikasikan untuk wanita
hamil.
NSAID spesifik COX-2.
Karena aksi yang merugikan pada COX-1 maka dikembangkan NSAIDs yang spesifik
aksinya pada COX-2. Meloxicam adalah generasi pertama tipe ini. Meloxicam 3 kali lebih
spesifik pada COX-2 dibanding COX-1. Sayangnya, karena aksinya yang sangat besar untuk
menghilangkan rasa sakit dan radang, sehingga mungkin akan menutupi gejala rheumatoid
arthritis yang semakin parah menyerang sendi.
Sesungguhnya, dalam kasus rheumatoid arthritis, COX-1 dan COX-2 terdapat dalam jaringan
yang diserang. Hal ini memungkinkan bahwa COX-1 juga berperan dalam timbulnya
radang/inflamasi kronis. Oleh karena itu, NSAIDs terbaik yang sebaiknya digunakan untuk
tetapi arthritis adalah yang mempunyai aksi yang seimbang antara COX-1 dan COX-2, tidak
hanya spesifik pada COX-2. Setelah dokter benar-benar memastikan diagnosanya tentang
tipe penyakit, maka dapat digunakan NSAIDs spesifik COX-2 jika memang dibutuhkan

Anda mungkin juga menyukai