Kadar B O =
2. Vertisol
Y = 0,019X
0,09 = 0,019X
X = 4,789
Kadar air = 13,1364 %
Kadar C O =
Kadar B O =
3. Inseptisol
Y = 0,019X
0,113 = 0,019X
X = 5,947
Kadar air = 8,769 %
Kadar C O =
Kadar B O =
4. Entisol
Y = 0,019X
0,036 = 0,019X
X = 1,895
Kadar air = 17,1497 %
Kadar C O =
Kadar B O =
5. Andisol
Y = 0,019X
0,523 = 0,019X
X = 27,526
Kadar air = 11,0514 %
Kadar C O =
Kadar B O =
B. PEMBAHASAN
Bahan organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu system
kompleks dan dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman dan atau binatang
yang terdapat di dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan
bentuk, karena dipengaruhi oleh faktor biologi, fisika, dan kimia (Kononova,
1961).
Menurut Stevenson (1994), bahan organik tanah adalah semua jenis
senyawa organik yang terdapat di dalam tanah, termasuk serasah, fraksi bahan
organik ringan, biomassa mikroorganisme, bahan organik terlarut di dalam air,
dan bahan organik yang stabil atau humus. Bahan organik memiliki peran
penting dalam menentukan kemampuan tanah untuk mendukung tanaman,
sehingga jika kadar bahan organik tanah menurun, kemampuan tanah dalam
mendukung produktivitas tanaman juga menurun. Menurunnya kadar bahan
organik merupakan salah satu bentuk kerusakan tanah yang umum terjadi.
Kerusakan tanah merupakan masalah penting bagi negara berkembang karena
intensitasnya yang cenderung meningkat sehingga tercipta tanah-tanah rusak
yang jumlah maupun intensitasnya meningkat.
Bahan organik tanah berpengaruh terhadap sifat-sifat kimia, fisik, maupun
biologi tanah. Fungsi bahan organik di dalam tanah sangat banyak, baik
terhadap sifat fisik, kimia maupun biologi tanah, antara lain sebagai berikut
(Stevenson,1994):
1. Berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap ketersediaan hara.
Bahan organik secara langsung merupakan sumber hara N, P, S, unsur
mikromaupun unsur hara esensial lainnya. Secara tidak langsung bahan
organikmembantu menyediakan unsur hara N melalui fiksasi N2 dengan
caramenyediakan energi bagi bakteri penambat N2, membebaskan fosfat
yangdifiksasi secara kimiawi maupun biologi dan menyebabkan
pengkhelatan unsur mikro sehingga tidak mudah hilang dari zona
perakaran.
2. Membentuk agregat tanah yang lebih baik dan memantapkan agregat yang
telah terbentuk sehingga aerasi, permeabilitas dan infiltrasi menjadi lebih
baik. Akibatnya adalah daya tahan tanah terhadap erosi akan meningkat.
3. Meningkatkan retensi air yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman.
4. Meningkatkan retensi unsur hara melalui peningkatan muatan di dalam
tanah.
5. Mengimmobilisasi senyawa antropogenik maupun logam berat yang
masuk dalam tanah
6. Meningkatkan kapasitas sangga tanah
7. Meningkatkan suhu tanah
8. Mensuplai energi bagi organisme tanah
9. Meningkatkan organisme saprofit dan menekan organisme parasit bagi
tanaman.
Humus adalah material organik yang berasal dari degradasi ataupun
pelapukan daun-daunan dan ranting-ranting tanaman yang membusuk
(mengalami dekomposisi) yang akhirnya mengubah humus menjadi
(bunga tanah), dan kemudian menjadi tanah. Bahan baku untuk humus adalah
dari ranting pohon yang.berjatuhan,limbah pertanian dan peternakan, industri
makanan, agro industri, kulit kayu, serbuk gergaji (abu kayu), kepingan kayu,
endapan kotoran, sampah rumah tangga, dan limbah-limbah padat
perkotaan. Humus merupakan sumber makanan bagi tanaman, serta berperan
baik bagi pembentukan dan menjaga struktur tanah.
Kandungan utama dari kompos adalah humus. Humus merupakan penentu
akhir dari kualitas kesuburan tanah, jadi penggunaan humus sama halnya
dengan penggunaan kompos.
Humus memiliki kontribusi terbesar terhadap kebertahanan dan kesuburan
tanah. Humus merupakan sumber makanan bagi tanaman dan akan berperan
baik bagi pembentukan dan menjaga struktur tanah Senyawa humus juga
berperan dengan sangat memuaskan terutama dalam pengikatan bahan
kimia toksik dalam tanah dan air Selain itu humus dapat meningkatkan
kapasitas kandunganair tanah, membantu dalam menahan pupuk anorganik
larut-air, mencegah penggerusan tanah, menaikan aerasi tanah, dan juga dapat
menaikkan fotokimia dekomposisi pestisida atau senyawa-senyawa organik
toksik Dengan demikian sudah selayaknya pupuk-pupuk organik yang kaya
akan humus ini menggantikan peran dari pupuk-pupuk sintesis dalam menjaga
kualitas tanah.
Metode penetapan bahan organik tanah berdasarkan jumlah bahan organik
yang mudah teroksidasi. Caranya adalah bahan organic yang mudah
teroksidasi dalam tanah dioksidasi dengan campuran K
2
Cr
2
O
7
(kalium
dikarbonat) dan asam sulfat pekat, menurut reaksi
3 C + 2 Cr
2
O
7
2-
+ 16 H
+
3 CO
2
+ 4 Cr
3+
+ 8 H
2
O
(warna jingga) (warna hijau)
Makin tinggi kandungan kadar bahan organic, makin banyak ion Cr
2
O
7
2-
yang diperlukan sehingga makin banyak ion Cr
3+
yang terbentuk. Oleh karena
itu makin tinggi kadar bahan organic warna larutan makin hijau jumlah ion
Cr
3+
yang terbentuk dapat diukur secara spektrofotometri pada panjang
gelombang sekitar 595 nm.
Macam-macam tanah:
1. Tanah ultisol
Tanah Ultisol memiliki kemasaman kurang dari 5,5 sesuai dengan
sifat kimia, komponen kimia tanah yang berperan terbesar dalam
menentukan sifat dan ciri tanah umumnya pada kesuburan tanah. Nilai pH
yang mendekati minimun dapat ditemui sampai pada kedalaman beberapa
cm dari dari batuan yang utuh (belum melapuk). Tanah-tanah ini kurang
lapuk atau pada daerah-daerah yang kaya akan basa-basa dari air tanah pH
meningkat pada dan di bagian lebih bawah solum (Hakim,dkk. 1986).
2. Tanah vertisol
Tanah Vertisol memiliki kapasitas tukar kation dan kejenuhan basa
yang tinggi. Reaksi tanah bervariasi dari asam lemah hingga alkaline
lemah; nilai pH antara 6,0 sampai 8,0. pH tinggi (8,0-9,0) terjadi pada
Vertisol dengan ESP yang tinggi (Munir, 1996).
Vertisol menggambarkan penyebaran tanah-tanah dengan tekstur
liat dan mempunyai warna gelap, pH yang relatif tinggi serta kapasitas
tukar kation dan kejenuhan basa yang juga relatif tinggi. Vertisol tersebar
luas pada daratan dengan iklim tropis dan subtropis (Munir, 1996).
3. Tanah inceptisol
Inceptisol adalah tanah tanah yang dapat memiliki epipedon
okhrik dan horison albik seperti yang dimiliki tanah entisol juga yang
menpunyai beberapa sifat penciri lain ( misalnya horison kambik) tetapi
belum memenuhi syarat bagi ordo tanah yang lain. Inceptisol adalah tanah
yang belum matang (immature) yang perkembangan profil yang lebih
lemah dibanding dengan tanah matang dan masih banyak menyerupai sifat
bahan induknya (Hardjowigeno,1993)
Inceptisol mempunyai karakteristik dari kombinasi sifat sifat
tersedianya air untuk tanaman lebih dari setengah tahun atau lebih dari 3
bulan berturut turut dalam musim musim kemarau, satu atau lebih
horison pedogenik dengan sedikit akumulasi bahan selain karbonat atau
silikat amorf, tekstur lebih halus dari pasir geluhan dengan beberapa
mineral lapuk dan kemampuan manahan kation fraksi lempung ke dalam
tanah tidak dapat di ukur. Kisaran kadar C organik dan Kpk dalam tanah
inceptisol sangat lebar dan demikian juga kejenuhan basa. Inceptisol dapat
terbentuk hampir di semua tempat kecuali daerah kering mulai dari kutup
sampai tropika. (Darmawijaya, 1990).
4. Tanah entisol
Untuk tanah entisol, kadar kelembapan atau pH-nya selalu
berubah-ubah. Hal ini terjadi karena keadaan tanah yang selalu basah dan
terendam air di daerah cekungan. Tanah dengan kadar asam yang rendah
kurang baik untuk ditanami. Tanah entisol dalah tanah yang kadar
asamnya kadang tinggi dan terkadang bisa jadi sangat rendah.
Jika dilihat dari bentuk dan kadar awal tanahnya, tanah jenis ini
bukanlah tanah yang menguntungkan. Namun, dengan sedikit upaya,
seperti pemupukan dan drainase buatan, dapat menjadikan tanah muda ini
memiliki nilai komoditi sendiri. Tanah entisol memiliki tekstur yang
cenderung kasar dan kadar organik dan nitrogen rendah. Tanah ini mudah
teroksidasi oleh udara.
5. Tanah andisol
Tanah andisol atau yang lebih dikenal dengan nama tanah andosol
rata-rata berwarna kehitaman. Tekstur dari tanah ini beragam. Tanah ini
bisa berbentuk tanah liat dan tanah lempung yang teksturnya kasar. Zat
yang terkandung di dalamnya adalah sebagian besar berasal dari abu
vlkanik letusan gunung. Tanah jenis ini banyak di jumpai di daerah-daerah
yang berada di sekitar gunung berapi.
Berdasarkan hasil dari praktikum ini, didapat hasil kadar bahan oranik dan
kadar c organic nya yang dinyatakan pada grafik berikut.
0
2
4
6
8
10
12
ultisol vertisol inceptisol entisol andisol
Kadar C-
Oraganik (%)
Kadar Bahan
Organik (%)
V. KESIMPULAN
1. Bahan organik merupakan bahan-bahan yang dapat diperbaharui, didaur
ulang, dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat
digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air.
2. Humus merupakan bentuk bahan organik yang lebih stabil, dalam bentuk
inilah bahan organik banyak terakumulasi dalam tanah.
3. Metode penetapan kadar bahan organik anah bisa dikelompokkan menjadi:
Berdasarkan kehilangan bobot karena pemanasan, Berdasarkan kadar
unsur C, dan Berdasarkan jumlah bahan organik yang mudah teroksidasi.
4. Kadar C-Oraganik tanah ultisol, vertisol, inceptisol, dan entisol
menunjukkan bahwa tanah terebut sudah mengalami penurunan
produktivitas, karena Kadar C-Oraganik masing-masing tanah tersebut
kurang dari 2%. Sedangkan unutk tanah andisol merupakan tanah yang
masih memiliki produktivitas, karena Kadar C-Oraganik lebih dari 2%
yaitu 6,107%.
DAFTAR PUSTAKA
Buckman, H.O. and N.C Brady.1982. Ilmu Tanah. Bharata Karya Aksara, Jakarta.
Foth, Henry D. 1988. Dasar-dasar Ilmu Tanah. UGM-Press, Yogyakarta.
Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu Tanah. PT Meditama Sarana Perkasa, Jakarta.
Hardjodinomo, S. 1970. Ilmu Memupuk. Binacipta, Jakarta.
Lingga P dan Marsono. 2000. Petunjuk Penggunaan Pupuk (edisi revisi).
Penyebar Swadaya, Jakarta.
Rosmarkam, A. dan Nasih W.Y. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Penerbit Kanisius,
Yogyakarta.
Sarief, E.S. 1986. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana,
Bandung.
Sutejo, Mul Mulyani. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT. Rineka Cipta.
Jakarta.