Anda di halaman 1dari 12

Pembimbing : dr.

Dean Wahjudy, SpOG (K)



Nanda Anessa Minanti
030.09.168

Penting bagi remaja yang belum
menikah untuk mencegah
kehamilan yang tidak diinginkan,
infeksi PMS-ISR (50 % dari
infeksi HIV/AIDS baru terjadi
pada usia < 25 tahun), dan
aborsi tidak aman
Remaja yang sudah menikah
masih sering diabaikan dan tidak
mendapatkan layanan
kesehatan reproduksi yang
memadai
Usia pubertas semakin muda,
usia menikah menjadi semakin
meningkat sehingga
meningkatkan peluang
terjadinya berbagai hal bisa
positif maupun negatif
Kehamilan dan pernikahan usia
dini serta terbatasnya akses
informasi, edukasi, komunikasi
dan pelayanan kesehatan
seksual dan reproduksi bagi
remaja

suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial
secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit
atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan
dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan
prosesnya
Sebagai tindak lanjut dari rekomendasi Lokakarya Nasional Kesehatan
Reproduksi melalui pertemuan terhadap lintas program dan sektor,
tercapai kesepakatan untuk membentuk Komisi Kesehatan Reproduksi.
Melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor433/MENKES/SK/V/1998 tentang Komisi Kesehatan
Reproduksi dibentuklah Komisi tesebut yang terdiri atas empat
Kelompok Kerja (Pokja) sebagai berikut:
1. Pokja Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir
2. Pokja Keluarga Berencana
3. Pokja Kesehatan Reproduksi Remaja
4. Pokja Kesehatan Reproduksi Usia Lanjut.
Sedangkan, ruang lingkup KRR dibagi lagi menjadi 5 kelompok besar
yakni, Kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, Masalah KRR,
kecanduan narkoba, gangguan jiwadan psikososial (Slide Direktorat Bina
Kesehatan Anak dr. Rinni Yudhi Pratiwi, MPET , 2010)
3
Kehamilan tak dikehendaki, yang seringkali
menjurus kepada aborsi yang tidak aman dan
komplikasinya,
1
Kehamilan dan persalinan usia muda yang
menambah risiko kesakitan dan kematian ibu
danbayi,
2
Masalah PMS, termasuk infeksi HIV/AIDS
3
4
Tindak kekerasan seksual, seperti
pemerkosaan, pelecehan seksual dan
transaksi seks komersial.
Remaja awal
(10-14 tahun)
Remaja akhir
(15-20 tahun)
Remaja:
10-20
tahun
Kehamilan remaja kurang dari 20 tahun beresiko
kematian ibu dan bayi 2-4 kali lebih tinggi
dibandingkan kehamilan pada ibu berusia 20-35
tahun.
Diikuti dengan meningkatnya angka
ketergantungan akan NAPZA di Indonesia
Bertujuan membantu remaja agar memiliki pengetahuan, kesadaran, sikap
dan perilaku kehidupan yang bertanggung jawab.
BKKBN mengeluarkan 6 kebijakan teknis program KRR meliputi:

1
Peningkatan promosi Kesehatan Reproduksi Remaja

2
Peningkatan Advokasi Kesehatan Reproduksi Remaja
3
Pengembangan KIE Kesehatan Reproduksi Remaja
4
Peningkatan Kegiatan Konseling pada remaja yang membutuhkan
5
Peningkatan dukungan pelayanan bagi remaja yang memiliki masalah khusus
6
Peningkatan Dukungan bagi kegiatan remaja yang positif
Mengembangkan dan
menyediakan pelayanan
informasi , motivasi, dan
pelatihan, untuk
menanamkan konsep
keluarga berkualitas pada
remaja
Memperluas
jaringan
pelayanan
informasi ,
konseling, dan
rujukan
pelayanan
kesehatanKRR
melalui
jaringan yang
komprehensif
Mengembangkan
dan melakukan
pendekatan
untuk kesetaraan
gender dalam
konteks KRR
guna
mewujudkan
keluarga dan
remaja yang
bertanggung
jawab
Mengembangkan
komponen
organisasi/institu
si dalam rangka
pelayanan
informasi dan
konsultasi KRR
Mengembangka
n dan
meningkatkan
sumber daya
yang berkaitan
dengan
pengelolaan
pusat informasi
dan konsultasi
KRR
KIE
Tentang tumbuh kembang remaja, kehamilan dan aspek disekiranta, Penyakit
Menular seksual, dan HIV-AIDS, narkoba dan miras, peran kelompok dan keluarga
dalam pengembangan diri remaja, gender, pelecehan seksual dan pornografi
Penyuluhan
Dapat disampaikan oleh berbagai pihak penyuluhan kelompok sebaya atau
penyuluhan secara massal
Dapat berasal dari petugas PIK KRR atau sukarelawan PIK-KRR
Konseling
Dapat bersifat promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
Pelatihan
Atau orientasi bagi pendidik sebaya, konselor sebaya yang berasal dari kelompok
remaja, tenaga informan, atau kelompok masyarakat lainnya
Rujukan
Medis maupun non medis
Promosi
Mempromosikan PIK-KRR dalam lingkup
wilayah
Monitoring
Meliputi pemantauan dan evaluasi tentang
keberhasilan pencapaian tujuan-tujuan yang
ditargetkan

Salah satu upayapemenuhan kebutuhan remaja akan kesehatan
reproduksi adalah dengan menyediakan informasi dan pelayanan
konsultasi. Pemenuhan kebutuhan tersebut dapat direalisasikan
dalam bentuk pengembangan dan pembinaan Pusat Informasi dan
Konsultasi Kesehatan Reproduksi Remaja. Agar memiliki standar
pelayanan tertentu dan lebih terarah.

Anda mungkin juga menyukai