Bandung, 6 Januari Status Penduduk Banyaknya (Orang) Jumlah pengangguran terbuka 10 854 254 Setengah Menganggur Sukarela 15 322 755 Setengah Menganggur Terpaksa 14 319 372 Jumlah Menganggur Terbuka + Setengah Menganggur 40 496 381 Jumlah Penduduk Yang Bekerja 94 948 118 Ketenagakerjaan Indonesia Februari 2005 CARA KELUAR DARI KEMISKINAN Jumlah Usaha Formal Informal BPS, 2000 Masalah Yang Dihadapi Sektor Informal Keterbatasan akses terhadap berbagai sumber daya Rentan terhadap kekerasan, kejahatan dan penipuan karena tidak adanya perlindungan hukum Menghadapi ketergantungan struktural
Akibatnya :
TIDAK MAMPU KELUAR DARI KEMISKINAN KARENA TIDAK MAMPU MENGEMBANGKAN USAHA
Skyscraper Factory SEKTOR FORMAL Formal Informal SEKTOR INFORMAL ORGANISASI BIROKRASI PERIZINAN KONDISI DAN HARAPAN PERIZINAN 1. waktu mulai usaha panjang (151 hari), 2. persyaratan terlalu banyak 3. kurang adanya kepastian hukum 4. banyaknya pungli menimbulkan biaya tinggi 5. proses berbelit- belit 6. pengurusan izin parsial (banyak pintu) 7. terkesan rigid dan tidak ramah Proses sederhana dan mudah. memulai usaha pendek (15 Hari). Kejelasan aturan, akuntabilitas, transparan, partisipatif, demokratis dan meminimalisasi biaya tinggi. Adanya SKPD OSS SDM profesional. Pelayanan Publik UU Dasar 1945 UU 32 Tahun 2004 RUU Investasi ? RUU Pajak ? Inpres 3 Tahun 2006 Permendagri 24/2006 Iklim Investasi GLOBALISASI REFORMASI U P MINAT INVESTASI
LOW PROSES DEREGULASI
MINAT INVESTOR
Pelaku Usaha Mendambakan Kepastian Pelayanan Perizinan dalam hal: Prosedur, Persyaratan, Biaya dan Waktu untuk mendapatkan Perizinan, serta kecepatan proses perizinan HARAPAN Kelembagaan (31%) Tenaga Kerja dan Produktivitas (13%) Ekonomi Daerah (17%) Sosial, Politik, Budaya (26%) Infrastruktur Fisik (13%) KPPOD, 2006 BIAYA YANG DIPERLUKAN UNTUK PERIJINAN USAHA DI BEBERAPA NEGARA (Sumber : Doing Business 2004, World Bank) Ilustrasi WAKTU YANG DIPERLUKAN UNTUK PERIJINAN USAHA DI BEBERAPA NEGARA Sumber : Doing Business 2004, World Bank) Ilustrasi KESIMPULAN BEBERAPA STUDI TENTANG HAMBATAN PERIZINAN Biaya untuk mengurus izin usaha mencapai 3% sampai 10% dari modal usaha (Andadari, 1997). Membutuhkan 151 hari dengan biaya 104 USD (Bank Dunia; 2006) Pungutan liar mencapai lebih dari 300% (Rustiani, TAF, 2000) Biaya per prosedur setara dengan 194 USD. Waktu menunggu selama 10 bulan. Sehingga kehilangan laba bersih sekitar 1.036 USD atau sekitar 90% dari total biaya yang dibutuhkan untuk mendirikan sebuah usaha kecil (de Soto, 1992)
MASALAH UTAMA PERIZINAN 1. Waktu pengurusan izin relatif lama dengan proses yang berbelit dan melibatkan banyak unit kerja. 2. Biaya relatif tinggi karena proses yang panjang dan tidak transparan sehingga terbuka peluang terjadinya pungutan liar 3. Tidak ada kejelasan biaya maupun waktu penyelesaian. 4. Banyak pintu/meja yang harus dilalui pemohon STRUKTUR PERIZINAN DI INDONESIA Identitas Pemohon dan Perusahaan Izin pengaturan fisik Izin Usaha KTP KK Akte Perusahaan NPWP Izin Khusus IMB HO/SITU TDI SIUP TDP SP SNI Sertifikasi Halal dll Kelurahan Kecamatan Depkeh Depkeu Disperindag Dinas Pemerintahan Dinas tatakota Dinas sektoral Asosiasi kel. lainnya Lembaga-Lembaga Yang Terlibat Jenis-Jenis Dokumen Perizinan adalah pelayanan pemerintah tidak dapat digantikan oleh pihak swasta Perizinan adalah Entry Point Kegiatan Usaha Perizinan adalah Prasyarat bagi akses terhadap Modal Perizinan adalah fungsi awal untuk melakukan kontrol dan pembinaan Perizinan menghasilkan PAD dan menambah objek pajak Perizinan adalah hak masyarakat untuk mendapatkan perlindungan usaha dari kekerasan, kejahatan dan penipuan karena tidak adanya perlindungan hukum (utamanya bagi UMKM yang merupakan 95% dari pelaku usaha) Pelayanan Perizinan merupakan salah satu cerminan kualitas pelayanan pemerintah kepada masyarakatnya Esensi Izin Merupakan hak pengecualian bagi kegiatan usaha yang dianggap melanggar kepentingan masyarakat banyak, atau dengan kata lain perizinan diberikan dalam rangka memberikan perlindungan terhadap kepentingan umum.
Di sisi lain bahwa pada dasarnya kegiatan usaha adalah merupakan hak dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dampak tidak adanya izin bagi UKM (95% Pelaku Usaha) Keterbatasan akses terhadap berbagai sumber daya Rentan terhadap kekerasan, kejahatan dan penipuan karena tidak adanya perlindungan hukum
REFORMASI PELAYANAN PERIJINAN 1. Melalui perbaikan kebijakan Deregulasi (Pengurangan Jumlah Izin, Jumlah persyaratan, dan Biaya) 2. Penyelenggaraan PPTSP: Perbaikan instansi perizinan: Pengintegrasian Perizinan dalam Satu Instansi Penyederhanaan Prosedur serta pemberian pelayanan proses perizinan secara pararel Perbaikan Citra Pelayanan Perizinan (kepuasan masyarakat, SDM, Sarana Prasarana) Pengeliminasian praktek-praktek illegal
KEBIJAKAN
PEMBENTUKAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP)
Penyelenggaraan perizinan mulai dari tahap permohonan sampai penerbitan dokumen dilakukan secara terpadu dalam satu tempat Pemangkasan tahapan dan prosedur Transparansi biaya Penyederhanaan persyaratan Pengurangan waktu rata-rata pemrosesan perizinan Pemberian hak kepada masyarakat untuk memperoleh informasi dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pelayanan Penyederhanaan Permendagri 24 tahun 2006 Bagian Perekonomia n Dinas Tata Kota Industri dan Perdaganga n Instansi Lain Izin Gangguan (HO) IPPT & Izin Mendirikan Bangunan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Tanda Daftar Industri (TDI) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Izin Spesifikasi lain, misal: industri pariwisata dan industri makanan, dsb www.kutaikartanegarakab.go.id Ilustrasi BACK OFFICE/ PEMROSESAN FRONT OFFICE Loket Informasi Loket Pendaftaran Tim Pemeriksa Pemeriksaan Lapangan Pengambilan Keputusan Kepala PTSP Pengesahan/Tanda Tangan Loket Penyerahan Dokumen Tujuan Utama : Reformasi Regulasi dan Birokrasi
Indikator : 1. Perubahan Kebijakan a. Penataan kelembagaan sesuai kebutuhan beserta kelengkapannya b. Penyederhanaan persyaratan perijinan usaha c. Pengurangan jumlah ijin usaha 2. Peningkatan Pelayanan Publik a. Perbaikan standar prosedur layanan perijinan usaha b. Pengembangan infrastruktur pendukung layanan c. Peningkatan SDM OSS dalam melayani masyarakat 3. Peningkatan partisipasi publik terhadap kebijakan pemerintah
PRINSIP-PRINSIP PELAYANAN PPTSP Kesederhanaan Kejelasan Prosedur dan Biaya Kepastian waktu Kemudahan akses Kenyamanan Kedisiplinan dan Keramahan petugas PELAYANAN PRIMA Ada Pemilahan antara Front Office dengan back office =>menjamin ketiadaan interaksi /negosiasi /intimidasi (user> providers) menghindari Penyimpangan =>menjamin objektivitas (keadilan pelayanan) =>menjamin efektifitas kerja administrasi (doc tracking) Pemohon Hanya Bertemu Dengan Front Office =>menjamin syarat dan ketentuan lengkap dan benar =>mendapatkan informasi yang valid Pemohon ke PPTSP maksimal 3 kali yaitu pada saat Menyerahkan, Mengambil Izin dan pemeriksaan lapangan (jika ada) =>mengurangi keluhan pemohon (tidak bolak balik) Pembayaran dilakukan lewat kasir khusus atau Bank =>PPTSP memfokuskan terhadap pelayanan =>meningkatkan trust masyarakat terhadap PPTSP
1. Bagi Masyarakat Memperoleh akses yang lebih luas dalam memperoleh pelayanan publik. Memberikan kepastian dan jaminan hukum dari formalitas yang dimiliki. 2. Bagi Dunia Usaha Memperoleh kemudahan dalam perizinan usaha peningkatan investasi Efisiensi waktu pelayanan menghasilkan pengurangan waktu dan biaya pengusaha mengalokasikan waktu dan biaya pada kegiatan yang lebih produktif. 3. Bagi Pemerintahan Mengurangi beban administratif karena pelayanan lebih efektif dan efisien. peningkatan pendapatan asli daerah (PAD). Meningkatkan daya saing dan kemandirian daerah. Perizinan mudahbisinis meningkatpajak daerah meningkat (keuangan daerah) Terbangunnya citra yang lebih baikpeningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. MANFAAT PPTSP Perkembangan jumlah pemohon izin di Kab Sragen NO JENIS T. 2002 T. 2003 PERUBAHAN 1 2 3 4 5 6 7 IMB H O SIUP TDP TDI Kepariwisataan Reklame 210 268 353 325 109 109 653 340 460 702 465 176 159 868 + 62 % + 71,6 % + 99 % + 43 % + 61 % + 46 % + 47 % JUMLAH 2.027 3.170 TRIWULAN I 2003 779 2004 838 7,6 % 2005 1030 22,9 % Ilustrasi 7,330,050,000 14,163,902,000 22,562,309,000 40,552,739,000 43,547,105,000 2000 2001 2002 2003 2004 Pemberian kewenangan penuh kepada OSS Pembebasan biaya bagi UKM Tidak menaikan pungutan/retribusi Perkembangan PAD Sragen Ilustrasi PERATURAN TERKAIT PPTSP Inpres No. 3 Tahun 2006 tentang Paket Perbaikan Iklim Investasi : Menyederhanakan proses pembentukan perusahaan dan izin usaha Merealisasikan Sistem Pelayanan Terpadu PEMERINTAH PUSAT Permendagri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan pelayanan Terpadu Satu Pintu : 1. Pemerintah Daerah Wajib Menyelenggarakan PTSP 2. Bupati/Walikota mendelegasikan kewenangan penandatanganan perizinan dan non perizinan kepada Kepala PTSP untuk mempercepat proses pelayanan. 3. Pelayanan dan koordinasi dilakukan oleh satu instansi baik menyangkut administrasi maupun teknis. Mekanisme Koordinasi yang diperlukan dalam pemrosesan Perizinan dilakukan melalui mekanisme Tim Teknis 4. Bentuk PPTSP : Dinas, Badan, Kantor 5. Proses Perizinan Selambat-lambatnya 15 hari 6. Tersedia Mekanisme Pengaduan PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT 1. Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 6 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyelenggaraan Perizinan di Provinsi Jawa Barat 2. Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 7 Tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu di Provinsi Jawa Barat 3. Keputusan Gubernur Jawa Barat No: 061/Kep.53- Org/2007 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Provinsi Jawa Barat 4. Peraturan Gubernur No.39 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Pemerintah Provinsi Jawa Barat
PENYEBARLUASAN INFORMASI PENYELENGGARA PTSP Launching Sosialisasi Penyediaan Brosur/Leaflet/Buku Saku MONITORING DAN EVALUASI PENATAAN KEBIJAKAN Penyusunan Kebijakan terkait dengan Pembentukan lembaga PTSP PENATAAN SISTEM DAN PROSEDUR Penyusunan Standar Pelayanan Penyusunan Standard Operating Procedure (SOP) Penetapan Mekanisme Pengaduan PENATAAN PEGAWAI PENYELENGGARA PTSP Rekrutmen Peningkatan Kapasitas PENATAAN SARANA DAN PRASARAN Penyiapan Gedung PTSP Pengadaan Sarana Kantor Penyelenggara PTSP Pengadaan Sarana Informasi PENYUSUNAN SISTEM BASIS DATA TAHAPAN PEMBENTUKAN PPTSP Membentuk Komitmen Bersama Penyamaan Persepsi Eksekutif, Legislatif, dan stakeholder lainnya tentang pentingnya OSS: Transfer of Knowledge Pembentukan Tim Kerja Multi Dinas Penyiapan OSS Diagnostic Study Mendapatkan gambaran tentang kebijakan, kelembagaan dan prosedur perizinan Mendapatkan gambaran tentang persepsi masyarakat dan pengusaha tentang proses perizinan Menyusun Grand Design arah pembentukan OSS
Penyusunan Action Plan
Perencanaan Anggaran
1. PERSIAPAN Misalnya: SK Bupati/Walikota tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Perizinan SK Bupati/Walikota tentang Mekanisme pemberian perizinan, SK Bupati/Walikota tentang Pembentukan OSS SK Bupati/Walikota tentang Pembentukan Tim Teknis OSS Perda kelembagaan OSS MoU dengan instansi vertikal yang terkait dengan pemenuhan persyaratan perizinan Deregulasi izin-izin yang tidak relevan, memberatkan atau tumpang tindih (evaluasi perda-perda perizinan). 2. PENYIAPAN KEBIJAKAN Penyusunan SPM Penyusunan SOP (termasuk kejelasan syarat dan prasyarat usaha) Penyusunan sisdur tentang Insentif dan Disinsentif Penyusunan sisdur tentang penanganan pengaduan 3. PENATAAN SISTEM DAN PROSEDUR 4. PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA Pengadaan perlengkapan kantor PPTSP Penyediaan papan informasi ( Alur perizinan, persyaratan,waktu, biaya) Penyediaan IT Pengembangan banking system Lay out ruangan kantor PPTSP Penyediaan Sarana Pengaduan Rekrutmen staf untuk Front Office dan pegawai PPTSP lainnya Pembentukan tim teknis multi dinas Membuat tupoksi personil PPTSP Pengadaan pelatihan dan pemagangan bagi pegawai PPTSP 5. PENYIAPAN SDM 6. SOSIALISASI DAN DISSEMINASI INFORMASI Penyediaan buku saku/brosur Penyediaan pusat informasi yang mudah diakses Penyediaan website Sosialisasi langsung kepada masyarakat Sosialisasi melalui media KEY SUKSES
Persamaan Persepsi Tentang PTSP Komitmen Pimpinan Daerah & SKPD Terkait Dukungan Stakeholder Lain (DPRD, Pelaku Usaha dan Masyarakat) Dukungan Anggaran Assistensi Teknis dari Lembaga Professional KEWENANGAN PPTSP Kewenangan Terkait dengan Izin 1.Pemrosesan Izin (Administrasi dan teknis) 2.Pengendalian Izin 3.Pengawasan Izin 4.Pembinaan Pemilik Izin
Umumnya Kewenangan adalah Pemrosesan Izin, sedangkan Pengendalian, Pengawasan dan Pembinaan izin berada di SKPD teknis
KEWENANGAN DALAM PEMROSESAN IZIN UMUM Kewenangan Pengendalian, Pengawasan dan Pembinaan izin berada di SKPD teknis Praktek 1 Kewenangan Penuh dalam pemrosesan (administrasi dan teknis) Praktek II kewenangan penuh pemrosesan perizinan dalam hal administrasi dan sebagian teknis (untuk izin-izin yang beresiko rendah) Praktek III hanya kewenangan administrasi saja, kewenangan teknis ada di SKPD Cakupan pokok pelayanan yang diberikan oleh penyelenggara PTSP pada dasarnya adalah perizinan yang menjadi kewenangan daerah yang setidaknya meliputi :
Izin Dasar yang menjadi prasyarat sebelum kegiatan usaha: Izin Lokasi/Persetujuan Prinsip, Izin Peruntukan Penggunaan Tanah, HO/SITU, IMB, dan sebagainya Izin Usaha yang harus dimiliki untuk melakukan kegiatan usaha: TDI, IUI, SIUP, TDP dan sebagainya Non-perizinan yang belum dilayani secara efektif oleh SKPD atau kecamatan Perizinan yang terkait dengan pengembangan sektor ekonomi unggulan
CAKUPAN LAYANAN PPTSP Cimahi, Indramayu PPTSP melayani izin- izin terkait dengan kegiatan usaha yang secara teknis dapat diintegrasikan Kuningan, Kabupaten Bandung PPTSP hanya menangani izin awal Formalisasi Usaha Sragen, parepare PPTSP menangani Izin Usaha dan Administrasi Lainnya Kelembagaan PERTIMBANGAN PEMILIHAN KELEMBAGAAN Kebijakan Nasional tentang Kelembagaan PPTSP (Undang- undang 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, PP 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Pemerintah Daerah, Permendagri no.20 tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tatakerja Unit Pelayanan Perizinan di Daerah Beban kerja Kewenangan; Kondisi geografis;. Dinamika ekonomi daerah;
BENTUK KELEMBAGAAN Kota Jogjakarta Dinas Perizinan Kab. Sragen Badan Pelayanan Terpadu Kab. Indramayu Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Bidang Perizinan Cimahi Dinas Penanaman Modal Bidang Perizinan Sidoarjo Dinas Perizinan Kota Bandung Badan Penanman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu BERDASARKAN PENGALAMAN LEMBAGA APA YANG PALING IDEAL? APA KENDALA YANG DIHADAPI DENGAN LEMBAGA YANG ADA SEKARANG? APA KENDALA UNTUK MEMBENTUK KELEMBAGAAN YANG IDEAL? KETATALAKSANAAN PRINSIP DASAR Kewenangan penandatanganan hanya ada dalam satu instansi Hanya Ada Satu Tempat Yang dituju oleh masyarakat ketika memerlukan Perizinan Masyarakat / pemohon hanya datang dua kali yaitu: ketika memasukkan permohonan dan ketika membayar dan mengambil perizinan serta hanya bertemu dengan petugas pelayanan Dalam menjalankan kegiatannya PTSP berkordinasi dengan SKPD lain Teknis (terutama untuk izin-izin dengan eksternalitas tinggi). PPTSP tidak melakukan transaksi pembayaran Ada kejelasan prosedur, persyaratan, biaya dan ketentuan lainnya.
PEMOHON LOKET PENDAFTARAN RUANG PEMROSESAN TIM TEKNIS LOKET KASIR/BANK LOKET PENGAMBI- LAN Mencari Informasi Isi Formulir Permohonan dan Persyaratan Menerima Formulir, memeriksa Permohonan dan Persyaratan Lengka p Pengembalian Formulir Ya Cetak SKRD, Pencetakan dan Penandatanganan Izin Transaksi Pembayaran Bukti Pembayaran Surat Izin Surat Penolakan Diizinkan Tidak Tidak Menyerahkan SKRD Menerima SKRD dan Membayar Retribusi Menerima Resi Pembayaran dan Menyerahkan surat izin Ya Perlu Tim Teknis pemeriksaan lapangan Pembahasan dan pemeriksaan lapangan Ya Tidak Validasi BAP CONTOH MEKANISME UMUM PERIZINAN KOORDINASI DALAM PEMROSESAN PERIZINAN Koordinasi lintas SKPD dalam pemrosesan izin dilakukan melalui pembentukan Tim Teknis yang terdiri dari perwakilan unsur SKPD yang memiliki kompetensi di bidangnya dan ditetapkan oleh kepala daerah
Tim Teknis Memiliki Tugas 1. Melaksanakan Pemeriksaan Teknis Di Lapangan Dan Membuat Berita Acara Pemeriksaan Serta Analisis Dan Kajian Sesuai Bidangnya 2. Memberikan Rekomendasi Kepada Lembaga PTSP Untuk Memberikan Izin Atau Menolak.
Tim Teknis Di Koordinasikan Oleh Kepala PTSP Dan Bekerja Sesuai Dengan Jangka Waktu Yang Ditentukan Dalam Standar Pelayanan.
KOORDINASI DENGAN SKPD TEKNIS Model 1 Tim teknis di bentuk di awal dan di integrasikan sebagai tim tetap internal PPTSP Model 2 Tim Teknis merupakan tim dari SKPD Teknis yang dikoordinasikan oleh Kepala PPTSP. Tim Teknis akan diundang oleh PPTSP apabila diperlukan Model 3 Tim Teknis merupakan tim dari SKPD Teknis yang dikoordinasikan oleh kepala PPTSP dengan Jadwal Rutin Model 4 Kombinasi Tim Tetap dan Tim Adhoc BENTUK PENGELOLAAN PAD Model 1 PAD sepenuhnya berada SKPD yang menangani PPTSP Model 2 Seluruh PAD berada di SKPD Teknis Model 3 Sebagian berada di PPTSP, sebagian lainnya berada di SKPD teknis Target PAD Dan Penggalian Potensinya Berada Di Dinas Teknis (Optional)
PENARIKAN RETRIBUSI Dinas Pendapatan daerah melimpahkan kewenangan perhitungan retribusi ke PPTSP atau menempatkan Petugas Khusus Penghitungan SKRD PPTSP Tidak Menerima Pembayaran Retribusi Langsung dari pemohon Penerimaan Pembayaran Retribusi oleh Dinas Pendapatan dengan cara: Penggunaan Banking Sistem Penempatan Kasir Dispenda
PENYUSUNAN STANDAR PELAYANAN
Suatu Tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai komitment atau janji penyelenggara pelayanan kepada masyarakat Merupakan dasar bagi pelaksanaan monitoring dan menjadi dasar begi upaya perbaikan dan pengembangan serta alokasi anggaran Harus bersifat dinamis dan berkembang pemenuhan standar pelayanan demi perbaikan berkelanjutan (PERMEN PAN No. 20 Tahun 2006) APA YANG PERLU DI BUAT STANDARD? Persyaratan Perizinan & Non-Perizinan Waktu Pelayanan Biaya Pelayanan Sarana dan Prasarana Kenyamanan dan keamanan Profesionalitas dan Keramahan petugas
Standard Operating Procedure (SOP)
Merupakan Instruksi tertulis untuk dijadikan pedoman dalam penyelesaian tugas dengan cara yang efektif dan efisien guna menghindari terjadinya kesalahan interpretasi dalam proses penyelesaian kegiatan Ada Pemilahan antara Front Office dengan back office Pemohon Hanya Bertemu Dengan Front Office Pemohon ke PPTSP hanya pada saat Menyerahkan dan Mengambil Izin Pembayaran dilakukan lewat kasir khusus atau loket Bank APA YANG PERLU DITEGASKAN DALAM SOP? Jenis-jenis serta klasifikasi perizinan dan non-perizinan yang dilayani Landasan hukum masingmasing perizinan dan non-perizinan yang dilayani Maksud dan tujuan masingmasing perizinan dan non-perizinan yang dilayani Sasaran atau obyek masingmasing perizinan dan non-perizinan yang dilayani Sistem dan prosedur pelayanan Sistem dan prosedur masingmasing perizinan dan non-perizinan yang dilayani, Persyaratan untuk mendapatkan pelayanan Biaya pelayanan Waktu penyelesaian
CONTOH BAGAN ALUR
PENETAPAN MEKANISME PENGADUAN
Bagian/Bidang Yang Melayani Langsung / Tidak Langsung Protokol/Mekanisme Penanganan Tindak Lanjut Batas Waktu Tindak Lanjut Penyesuaian Ruang Pengaduan
PEMOHON Bagian Informasi dan Pengaduan Loket Pengaduan / Petugas Pengaduan Subdit Pengaduan Bidang Perizinan Usaha / Non Usaha Kepal Badan Sekretariat Tim Teknis Menyampaiakan Pengaduan melalui Loket Pengaduan, kotak surat, telepon/ fax, sms, dan email Menerima Pengaduan dan Verifikasi Mendapatkan Penjelasan atas pengaduan Melakukan Analisa Penyebab Tim Teknis Tidak Tindakan Penyelesaian Masalah Tindakan Penyelesaiain Masalah Tidak Melaksanakan Tindakan Selesai Informasi Tindakan Yang akan Diambil Ya verifikasi Pernyataan Puas atau Tidak Puas Puas Ya Tidak Selesai Laporan Data Entry Resi & nomor Regristrasi CONTOH MEKANISME PENGADUAN PENYIAPAN SARANA & PRASARANA Kebutuhan Kantor, sesuai kemampuan Pemda Tata Ruang dan Kenyamanan Peralatan PENATAAN SARANA DAN PRASARANA Fungsi ruang yang harus ada antara lain: Ruang/Loket Informasi Ruang/Loket Pendaftaran Ruang/Loket Penyerahan Dokumen Perizinan Ruang Tunggu Ruang/Loket Pembayaran Ruang/Loket Pengaduan Ruang Pemrosesan Berkas Ruang Server Ruang Arsip Ruang Rapat Ruang Kerja Kepala Penyelenggara PTSP dan pejabat struktural lainnya
SEBELUM Kantor Pelayanan Terpadu Kota Blitar Kantor Pelayanan Terpadu Kota Bukittinggi Dinas Perijinan Kota Malang Dinas Perizinan Kota Yogyakarta
PENYIAPAN SDM
Analisa Kebutuhan SDM dan Pilihan Kompetensi yang di butuhkan Rekrutmen (Internal Pegawai Baru) fit & proper test Peningkatan Kapasitas SDM SDM YANG DIBUTUHKAN FORMASI SDM PPTSP 1. PETUGAS INFORMASI DAN PENGADUAN 2. PETUGAS PENERIMAAN BERKAS PERMOHONAN 3. PETUGAS PROSES DAN VERIFIKASI BERKAS 4. PETUGAS PEMERIKSAAN TEKNIS 5. PETUGAS PEMBUAT DOKUMEN DAN PROSES ADMINISTRASI IZIN 6. PETUGAS PENGHITUNGAN RETRIBUSI IZIN 7. PETUGAS PENYERAHAN BERKAS REKRUTMEN SDM Pegawai PPTSP yang dipilih dapat berasal dari SKPD teknis yang sudah berpengalaman (untuk struktural) dengan syarat ada jaminan komitmen yang kuat (fit and proper test). Pegawai PPTSP yang dipilih dari PNS yang masih baru (untuk pelaksana), atau mix antara yang berpengalaman dan yang baru Calon Pegawai Baru dipilih berdasarkan hasil psikotest baik sudah maupun yang akan dilaksanakan Calon Pegawai perlu di tanyakan kesediaan dan komitmennya untuk menjalankan PPTSP (perlu briefing dan wawancara khusus untuk menilai komitmen masing-masing calon pegawai) Capacity Building SDM
Pelatihan Pelatihan Untuk Perubahan Mindset Pelatihan untuk Memahami Sistem dan Prosedur baru Perizinan Pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dalam Bidang Perizinan Pelatihan Managemen, Team Building dan Leadership Pelatihan untuk meningkatkan Kemampuan Costumer Services Magang Magang bagi pegawai PPTSP, hal-hal yang perlu dipelajari ketika magang antara lain adalah: Cara melayani pemohon Prosedur perizinan Mekanisme kerja PPTSP Tata hubungan kerja PPTSP dengan SKPD teknis
Meningkatkan penampilan pegawai Untuk memberi kesan ramah dan melayani, pegawai PPTSP sebaiknya mengenakan pakaian seragam yang berbeda dengan seragam PNS, misalnya pegawai pria memakai dasi, pegawai perempuan memakai blazer. Pembentukan Sistem Basis Data Pengelolaan Data untuk kepentingan pengarsipan, document tracking, pelaporan, pengamanan dan sarana akses informasi baik internal maupun eksternal (dengan pemilahan) Kebutuhan pengembangan sistem software, piranti lunak LAN Kebutuhan hardware Piranti Keras Situs PTSP (Pengembangan di Masa Depan untuk E-Government)
Penyebarluasan Informasi
INFORMASI APA YANG HARUS DISEBARLUASKAN? Keberadaan penyelenggara PTSP Paradigma pelayanan yang dianut oleh penyelenggara PTSP Lokasi, nomor telepon/fax, website yang dapat diakses oleh masyarakat Jenis izin yang dikelola Mekanisme dan prosedur pengurusan izin Biaya dan waktu pemrosesan setiap izin Persyaratan yang dibutuhkan setiap izin Mekanisme pengaduan
BAGAIMANA PENYEBAR LUASAN INFORMASI DILAKUKAN? Launching Brosur, leaflet, spanduk, poster dan atau buku saku yang tersedia di lokasi penyelenggara PTSP, di kantor kecamatan dan kantor kelurahan/desa, dan di tempat-tempat strategis lainnya (pusat-pusat bisnis dan ekonomi). Papan informasi perizinan di lokasi penyelenggara PTSP, kantor kecamatan atau tempat-tempat lain yang dianggap strategis. Media massa baik melalui media cetak maupun elektronik. Website penyelenggara PTSP. Penyuluhan langsung kepada masyarakat. Desk pelayanan informasi di kantor penyelenggara PTSP. Pelibatan Perangkat Kecamatan, Kelurahan dan Stakeholder Lainnya PENGEMBANGAN PTSP PENGEMBANGAN PTSP BERBAGAI ASPEK YANG PERLU DI KEMBANGKAN Penguatan Kelembagaan Penyederhanaan Kebijakan Perizinan Peningkatan Pelayanan Pengembangan SDM Sistem IT Dan Akses Informasi Pengembangan Sarana Dan Prasarana Pengembangan Sistem Monev Penguatan Kelembagaan Peningkatan status kelembagaan Evaluasi terus menerus terhadap efektifitas ketatalaksanaan lembaga dan peraturan terkait dengan operasionalisasi lembaga Penuangan kebijakan pengembangan PTSP dalam rencana strategi daerah baik jangka pendek, menengah atau jangka panjang Penyederhanaan Kebijakan Perizinan Pengintegrasian Izin-izin yang belum diintegrasikan Penyederhanaan Perda-perda perizinan (syarat dan biaya) Yang paling penting: Deregulasi Perizinan Peningkatan Pelayanan : 1. Pelayanan proaktif kepada masyarakat Layanan massal Mobile Service Kerjasama dengan kecamatan Pembebasan Biaya bagi UKM Pengantaran Surat izin Akses bagi pemohon untuk memantau proses perizinan melalui web Penyediaan hotline telepon bebas pulsa dan SMS gateway Akses formulir di kecamatan/kelurahan dan website Peningkatan Pelayanan : 2. Penerapan Standar Mutu Adanya Standar Mutu yang dijanjikan Adanya pedoman kerja yang berstandar Meningkatkan kinerja para petugas untuk bekerja lebih baik dan konsisten Mendorong efektifitas dan efisiensi organisasi Adanya acuan dalam mengkaji ulang kinerja pelayanan Peningkatan Pelayanan : Peningkatan Sistem Pengelolaan Pengaduan Memberikan Jaminan Bahwa Setiap pengaduan pasti dilayani Tersedianya formulir khusus pengaduan dan penomoran pengaduan sebagai kode bagi pengecekan pengaduan dan pendataan Penyediaan Ruang Khusus Pengaduan Adanya petugas khusus yang menangani pengaduan Adanya standar penanganan aduan (jumlah hari dan bentuk tindakan), tergantung pada kategori pengaduan Adanya laporan pertanggungjawaban atas penanganan pengaduan Penggunaan IT sebagai media penerimaan pengaduan
Pengembangan Pegawai PTSP Rekruitmen pegawai dengan sistem yang lebih transparan Peningkatan kapasitas pegawai dan penguatan komitment secara terus menerus Penghargaan dan pengenaan sanksi bagi pegawai Jenjang karir Seragam Khusus Peningkatan kapasitas pegawai dan penguatan komitmen Pelatihan internal secara berkesinambungan (1 minggu 1 kali): membangun visi-misi PTSP, evaluasi dan sharing dalam pelayanan, penanganan konflik, dll Training khusus untuk petugas teknis perizinan Training for success dimana ada unsur membangun tata nilai baru sebagaimana tata nilai profesional swasta Training sistem manajemen mutu Pembinaan mental spiritual agar meyakini bahwa bekerja dengan tulus dan ikhlas adalah ibadah Training komunikasi efektif dan pengembangan kepribadian Training customer service excellence Training teknologi informasi Pengembangan Sarana dan Prasarana Pengadaan gedung sendiri Penambahan fasilitas pelayanan Penambahan fasilitas penerima pengaduan masyarakat Penyediaan pembayaran melalui bank Contoh : lihat gambar-gambar kondisi kantor PTSP di beberapa kota/kabupaten
Penerapan Sistem Teknologi Informasi Penyediaan Touch Screen Penggunaan Website Sebagai Sarana Informasi Layanan perizinan secara online Sms gateway Himbauan dan Papan Informasi di Ruang Publik Pengembangan Sistem Monev Perbaikan metode dan indikator monev Pemanfaatan dan tindak lanjut monitoring dan evaluasi
APA YANG SUDAH DILAKUKAN TERKAIT DENGAN PENGEMBANGAN PTSP DI DAERAH ANDA? MONITORING DAN EVALUASI Untuk melihat perkembangan dan menilai keberhasilan PTSP Untuk memperbaiki kinerja PTSP Menjaga keberlangsungan PTSP FUNGSI MONEV dasar pengukuran kinerja PPTSP; alat pengendali pelaksanaan PPTSP; bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan PPTSP bahan pembinaan dan fasilitasi terhadap perbaikan kinerja PPTSP MONITORING Langkah pengamatan terhadap berbagai kegiatan yang berbeda untuk memastikan bahwa langkah yang ditempuh telah sesuai dengan prosedur EVALUASI Kegiatan yang dilakukan untuk menilai apakah PTSP dinilai berhasil atau tidak Evaluasi terhadap PTSP terdiri dari dua hal, yaitu evaluasi kinerja PTSP dan evaluasi dampak MANFAAT EVALUASI Mengetahui hasil Bentuk pertanggung jawaban Media belajar Media otokritik DIMENSI EVALUASI WHO siapa yang melakukan evaluasi WHAT apa yang harus dievaluasi WHY mengapa harus dievaluasi WHEN kapan sebaiknya evaluasi dilakukan HOW bagaimana cara melakukan evaluasi
1. Pelaksanaan Survey Kepuasan Masyarakat Dilakukan secara berkala Melibatkan Pihak Independen (Perguruan Tinggi / Konsultan) Diumumkan Terbuka ke Masyarakat Yang Diukur (diantaranya): Prosedur, Informasi, Pelayanan, Kedisiplinan, Tanggungjawab, Kemampuan, Kecepatan, Antrian, Kesopanan, Kewajaran Biaya, Ketepatan Waktu, Kenyamanan, Keamanan 2. Pembentukan Tim yang bertugas memonitor dan mengevaluasi Kinerja PTSP
CONTOH KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI Cara Monev PTSP Observasi/ peninjauan lapangan yaitu melakukan kunjungan/pengamatan secara langsung melalui assesment terhadap kinerja menggunakan instrumen monev; Wawancara yaitu mencari data/informasi dari sumber lain secara langsung; Instrumen kuisioner yaitu melakukan survei dengan menyebarkan kuisioner kepada masyarakat pengguna pelayanan melalui pengukuran IKM; Studi dokumen dan laporan yaitu melakukan analisa dokumen dan laporan berdasarkan laporan periodik dan dokumen data sekunder lain CONTOH EVALUASI KINERJA Komponen Dimensi Indikator OPERASIONAL 1 Pengembangan SDM Adanya kegiatan pelatihan pengembangan SDM
2 Kebijakan Insentif (tunjangan khusus) bagi pegawai Adanya sistem insentif bagi pegawai
3 Keberadaan Standar Pelayanan Adanya standar pelayanan perizinan yang ditetapkan
4 Keberadaan SOP Adanya SOP yang ditetapkan
5 Laporan Kinerja Laporan Kinerja Pelayanan Perizinan diterbitkan secara periodik
6 Mekanisme Pembayaran Metode dan tempat pembayaran yang disepakati
7 Jumlah persyaratan perizinan rata-rata jumlah persyaratan yang ditetapkan pada setiap izin utama (yaitu yang ditetapkan dalam Pedoman Teknis dan SPM Provinsi Jawa Barat)
8 Penyederhanaan Prosedur Perizinan Jumlah perizinan yang bisa di proses secara paralel
9 Waktu yang dibutuhkan rata-rata waktu yang ditetapkan pada setiap izin utama
10 Biaya Perizinan Ketersediaan tarif biaya resmi yang diinformasikan secara transparan Komponen Dimensi Indikator TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI 1 Infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi Ketersediaan peralatan komputer dan kelengkapan jaringannya sesuai dengan kebutuhan (kuantitatif) dan berfungsi dengan baik (kualitatif) 2 Sistem Informasi manajemen pelayanan Adanya sistem informasi berbasis TIK yang mendukung operasional pelayanan perizinan 3 Internet dan situs web Adanya website PPTSP dan akses internet serta di update
4 Pelayanan perizinan secara online Informasi dan formulir aplikasi perizinan bisa diperoleh melalui internet/SMS Komponen Dimensi Indikator KEPUASAN MASYARAKAT 1 Keberadaan informasi tentang PPTSP Keberadaan informasi baik di lingkungan kantor (papan informasi, brosur, termasuk internet) maupun di tempat-tempat yang strategis/di luar lapangan kantor (mis: billboard, reklame, dsb) 2 Lama waktu menunggu Lama waktu menunggu sampai aplikasi permohonan ditangani (dalam menit) 3 Kualitas kenyamanan ruang PPTSP tingkat kenyamanan area pelayanan seperti ketersediaan AC, TV, kursi tunggu, bahan bacaan, dsb. 4 Kualitas pelayanan petugas PPTSP penilaian terhadap keterampilan, keramahan, kecakapan, dan kesopanan dalam pelayanan 5 frekuensi pelaksanaan IKM pelaksanaan kegiatan penilaian kepuasan masyarakat melalui survey IKM yang dilakukan secara berkala 6 Ketersediaan mekanisme pengaduan Adanya mekanisme pengaduan bagi pemohon
7 bentuk-bentuk layanan pengaduan yang disediakan pengaduan langsung dan tidak langsung yang disediakan Struktur: posisi dalam struktur pemerintahan Kelembagaan (bentuk lembaga PTSP) dasar hukum pembentukan PTSP Kewenangan yang diberikan pada PTSP Tipe/jenis izin