Anda di halaman 1dari 4

I.

PENDAHULUAN
Indonesia memiliki keanekaragaman sumber daya alam yang sangat melimpah ruah, wilayah
hutan tropisnya terluas ketiga di dunia, dengan cadangan minyak, gas alam, tembaga, dan
mineral lainnya. Negeri kita ini telah dikaruniai oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan limpahan
pesona yang sangat elok. Indonesia sangat layak untuk disebut sebagai surga katulistiwa yang
ribuan pulaunya membentang dari Sabang sampai Merauke.
Salah satu keanekaragaman sumber daya alam hutan yang dimiliki oleh Indonesia adalah
Tanaman Gaharu. GAHARU adalah salah satu komuditas hasil hutan bukan kayu (HHBK)
komersial yang bemilai jual tinggi. Bentuk produk gaharu merupakan hasil alami dari
kawasan hutan berupa cacahan, gumpalan atau bubuk. Selain dalam bentuk bahan mentah
berupa serpihan kayu, juga diproses dengan penyulingan yang dapat menghasilkan minyak
atsiri gaharu yang juga bemilai jual tinggi. Cairan ekstark ini kabarnya mencapai nilai jual
lebih dari USD 30.000 atau Rp. 300.000.000,- per liter. Sementara harga I batang pohonnya
bisa mencapai ribu-an dollar per kilo nya. Gaharu banyak digunakan sebagai bahan farfum,
obat-obatan dan bahan dupa.
Kebutuhan gaharu dunia sangat besar. Quota Indonesia 300 ton/pertahun baru dapat dipenuhi
10% inipun lebih banyak didapatkan dengan cara ilegal dan ini berasal dari Gaharu alam.
Temuan rekayasa produksi kayu gaharu memberi peluang yang sangat besar bagi perkebunan
di Indonesia. dan keuntungan lainnya Mempertimbangkan nilai jual Gaharu, patut
diupayakan peningkatan peranan Gaharu sebagai komunitas andalan altematif untuk
penyumbang devisa dari sektor kehutanan selain dad produk hasii hutan kayu.
Selain itu hasil gaharu ini merupakan komoditas Ekspor di negara-negara Asia Timur dan
Timur Tengah dalam hal ini maka dengan meningkatkan produksi gaharu berarti akan dapat
meningkatkan daya saing bangsa. Dampak lain adalah peningkatan kesejahteraan rakyat dan
kelestarian sumber daya hutan dan lahan.
II. PROFIL BISNIS
Nama Bisnis : Gold Gaharu Agroforestry
Jenis Bisnis : Budidaya Gaharu Sistem Agroforestry
Pemilik : Rizza Umam Alharis dan Risky Patria Sari
Alamat :
Website : goldgaharu.blogspot.com
Logo :

III. MANAJEMEN

IV. ANALISA BISNIS
Target market :
1. Pasar Luar Negeri
2. Pasar Dalam Negeri
Strategi Budidaya Gaharu sistem Agroforestry
1. Mengembangkan dan Meningkatkan Produktivitas Lahan Masyarakat Petani
Selain sebagai investasi masa depan, tanaman gaharu juga dapat memulihkan dan
memperbaiki penutupan lahan. Gaharu pada umur 5-6 tahun tanaman sudah dapat ditulari
jamur yang berperan dalam proses pembentukan gubal gaharu sehingga pada umur 7-8 tahun
sudah bisa dipanen secara berkala pada tahun-tahun berikutnya. Untuk menunggu panen
gaharu, petani dapat menanam tanaman pertanian di sela tanaman gaharu atau tanaman buah.
2. Pengembangan Kualitas Sumberdaya Masyarakat Petani
Melaksanakan pembinaan dan pendampingan kepada kelompok tani dalam rangka
meningkatkan pengetahuan dan menumbuhkan motivasi untuk maju, sehingga lebih tanggap
terhadap perubahan yang terjadi. Melaksanakan pembinaan seutuhnya, sehingga terwujud
manusia berkualitas yang nantinya ke depan diharapkan mampu melakukan pengelolaan
mandiri melalui lembaga seperti koperasi.
3. Pemberdayaan Kelompok Tani
Pemberdayaan kelompok tani merupakan program pendidikan yang ditujukan kepada petani
yang dilaksanakan secara sistematis dan berkelanjutan, dengan menerapkan prinsip menolong
diri sendiri (self-help) yang berlandaskan pada peningkatan kemampuan menghasilkan
pendapatan, sehingga mereka mampu menjangkau sumberdaya, permodalan, teknologi dan
pasar.
4. Pemberdayaan Dalam Permodalan
Diharapkan kepada Pemerintah Daerah ataupun Lembaga yang menjembatani Pemerintah
dapat memfasilitasi permodalan awal sebagai simulator dalam pengembangan budidaya
gaharu dengan system agroforestry, selain itu juga ke depan Pemerintah diharapkan
membantu membuat peraturan yang mengatur kedaerahan antara lain menyangkut penetapan
lokasi pengembangan.
5. Menyelenggarakan Pelatihan/Penyuluhan/Pendampingan
Untuk mempercepat berkembangnya usaha budidaya gaharu dengan system agroforestry,
maka diperlukan masyarakat petani yang menguasi teknologi budidaya pengelolaan tanaman
gaharu dan pengelolaan pasca panen. Penyuluhan nantinya bisa bekerja sama dengan instansi
terkait seperti Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Sengata dan mengundang ahli gaharu dari Balai
Besar Dipterokarpa di Samarinda ataupun dari Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman.
Untuk pelatihan dapat dilaksanakan oleh beberapa petani yang terpilih mewakili dengan
pendamping dan narasumber yang berpengalaman melakukan penelitian/penanaman gaharu.
Analisa SWOT
1. Strength
2. Weakness
3. Opportunity
4. Treat
V. RENCANA DAN MANAJEMEN KEUANGAN
Analisa Bisnis Budidaya Gaharu Analisa biaya dan keuntungan dari budidaya pohon
penghasil gaharu, pada luasan tanah 2.000 m2 (140 ubin), jangka waktu 10 tahun.
Dengan jarak tanam 3 X 4 luas tanah 2.000 m2 (asumsi 50 m X 40m) cukup ideal
ditanami gaharu sebanyak 180 batang. Berikut ini adalah perincian biaya dan
keuntungan dari budidaya pohon penghasil gaharu :
Biaya Biaya sendiri kita bedakan menjadi 3 yaitu: biaya tahap 1 (pengadaan
bibit,penanaman dan perawatan di tahun pertama), biaya tahap 2 (perawatan tanaman
pada tahun ke-2 sampai tahun ke-7), dan biaya tahap 3 (inokulasi dan perawatan pasca
inokulasi tahun ke-8 sampai tahun ke-10).
Biaya tahap 1:
- pembelian bibit 180btng @ Rp.25.000 = Rp. 4.500.000
- pupuk kandang 500kg @ Rp.250 = Rp. 125.000
- pestisida (furadan,stiko,dll) = Rp. 150.000
- tenaga penanaman = Rp. 50.000
- tenaga perawatan = Rp. 300.000
JUMLAH = Rp. 5.125.000

Biaya tahap 2:
- pupuk kandang = Rp. 750.000
- pupuk pabrik = Rp. 1.000.000
- pestisida = Rp. 900.000
- tenaga perawatan = Rp. 1.800.000
JUMLAH = Rp. 4.450.000

Biaya tahap 3:
- pembelian fusarium sp 180 botol @Rp.100.000 = Rp. 18.000.000
- tenaga inokulan = Rp. 36.000.000
- tenaga perawatan = Rp. 1.000.000
- tenaga panen = Rp. 10.000.000
JUMLAH = Rp. 65.000.000

Jumlah a+b+c = Rp. 74.575.000

Penerimaan
Dengan asumsi bahwa tingkat keberhasilan inokulasi adalah 75% saja, dari
180 batang tanaman cuma menghasilkan 135 batang pohon saja yang bisa
dipanen. Satu batang pohon gaharu dengan masa inokulasi 3 tahun
menghasilkan rata-rata 2 kg gubal, 10 kg kemedangan, dan 20 kg abu.
Sehingga total yang dihasilkan dari 135 batang adalah 270 kg gubal, 1.350 kg
kemedangan, dan 2.700 kg abu.

a. gubal 270 kg @ Rp.7.000.000 = Rp. 1.890.000.000
b. kemedangan 1.350 kg @ Rp.2.000.000 = Rp. 2.700.000.000
c. abu 2.700 kg @ Rp.200.000 = Rp. 540.000.000

Jumlah = Rp. 5.130.000.000

Keuntungan
Penerimaan Biaya = Rp.5.130.000.000 Rp. 74.575.000 = Rp.5.055.425.000

Rata-rata perpohon gaharu umur 7 tahun dengn masa inokulasi 3 tahun (tahun
ke-8 sampai tahun ke-10), menghasilkan 25 juta rupiah lebih.
Jadi, dari investasi sebanyak 74 jutaan, berpotensi menghasilkan 5 milyar
rupiah dalam kurun waktu 10 tahun.

Anda mungkin juga menyukai