DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN SPENDING REVIEW 2013 Jakarta, Februari 2013 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN SISTEMATIKA 1. Spending Review 20 K/L 1. Tinjauan Umum 2. Reviu Alokasi 3. Reviu Pelaksanaan Anggaran 4. LHP BPK 2. Baseline Review 2 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN TINJAUAN UMUM 3 Crash Program Spending Review INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 4 1. Disposisi Menteri Keuangan : Ditjen Perbendaharaan dan Ditjen Anggaran agar merealisasikan Spending Review serta melakukan sosialisasi kepada Kementerian Negara/Lembaga bahwa fokus evaluasi dilakukan tidak hanya penyerapan anggaran tetapi pada capaian output dan outcome. 3. Arahan Menteri Keuangan tanggal 14 Januari 2013 : Ditjen Perbendaharaan agar menyiapkan Spending Review terhadap 10 Kementerian Negara/Lembaga yang memiliki pagu terbesar untuk dipergunakan sebagai bahan masukan dalam Trilateral Meeting pada bulan Maret 2013 yang membahas Resources Envelope untuk alokasi anggaran tahun 2014. 2. Disposisi Wakil Menteri Keuangan : Ditjen Perbendaharaan agar menyiapkan modelling yang baik untuk review kualitas belanja dengan melihat korelasi antara penyerapan anggaran dengan capaian output dan outcome per Kementerian Negara/Lembaga. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 5 Atas arahan Menteri Keuangan selanjutnya, maka dilakukan Spending Review terhadap 20 Kementerian Negara/Lembaga yang memiliki pagu dana terbesar. Penambahan 1 Kementerian Negara/Lembaga untuk menggantikan Kementerian Pertahanan yang memiliki karakteristik khusus dalam pencairan dana. 1. Basis data yang dipergunakan adalah data seluruh satker pada 20 Kementerian Negara/Lembaga tahun 2009 2012 2. Metodologi dan model yang dipergunakan adalah yang memungkinkan untuk dilakukan saat ini mengingat keterbatasan waktu dan metodologi maupun model yang baku masih dalam proses penyusunan. 3. Jika memungkinkan akan dilakukan review terhadap capaian output secara sampling terhadap output tertentu yang dimungkinkan untuk diperoleh datanya. Pelaksanaan Spending Review dilakukan dengan memperhatikan keterbatasan- keterbatasan : Crash Program Spending Review Kerangka Crash Program Spending Review 2013 Reviu Alokasi (Pagu) Reviu Pelaksanaan Reviu Baseline Inefisiensi Alokasi Duplikasi Einmalig Kinerja pelaksanaan dibandingkan dengan target Benchmarking kinerja terbaik Belanja Operasional Belanja Non Operasional INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 6 P e n a m b a h a n
K a p a s i t a s
R u a n g
F i s k a l
INEFISIENSI
PENGHEMATAN INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN SPENDING REVIEW 7 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 8 Spending Review merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah, yang hasilnya dijadikan rekomendasi untuk pelaksanaan anggaran pemerintah tahun berikutnya agar lebih efektif dan efisien (value for money). Pengertian dan Tujuan Hasil dari Spending Review menjadi input bagi proses penganggaran berikutnya Mengingat keterbatasan waktu dan data yang dimiliki Spending Review saat ini dilakukan terhadap 20 Kementerian Negara/Lembaga yang memiliki pagu dana terbesar. Proporsi pagu dana 20 Kementerian Negara/Lembaga tersebut terhadap pagu total adalah sebesar 76, 26 %. Spending Review bertujuan untuk mengetahui potensi ruang fiskal pada tahun anggaran berikutnya sehingga potensi tersebut dapat dipergunakan untuk menambah alokasi dana prioritas nasional seperti infrastruktur. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 9 Obyek Spending Review No Kementerian Negara/Lembaga Pagu Dana (Milyar Rp) 1 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 77.703,99 2 Kementerian Pekerjaan Umum 75.527,05 3 Kepolisian RI 42.002,60 4 Kementerian Agama 39.735,38 5 Kementerian Perhubungan 33.940,07 6 Kementerian Kesehatan 32.284,55 7 Kementerian Pertanian 18.538,65 8 Kementerian Dalam Negeri 17.894,97 9 Kementerian Keuangan 17.332,99 10 Kementerian ESDM 16.621,92 11 Kementerian Hukum dan HAM 6.959,09 12 Kementerian Kelautan dan Perikanan 6.456,73 13 Kementerian Perumahan Rakyat 5.928,46 14 Kementerian Kehutanan 5.722,33 15 Kementerian Luar Negeri 5.102,34 16 Mahkamah Agung 5.054,04 17 Kementerian Sosial 4.563,37 18 Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi 4.108,52 19 Badan Pertanahan Nasional 3.894,53 20 Kejaksaan Agung 3.789,58 Total 428.161,18 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 10 Metodologi 1. Reviu Alokasi Anggaran 2. Reviu Pelaksanaan Anggaran Reviu dan analisis terhadap alokasi anggaran dalam RKA-KL dengan fokus utama untuk mengetahui alokasi anggaran yang inefisien, duplikasi dan einmalig. Reviu dan analisis terhadap pelaksanaan anggaran dengan fokus utama pada realisasi anggaran, tingkat penyerapan anggaran dan capaian output dengan menggunakan model yang telah disesuaikan. 3. Reviu Laporan Hasil Pemeriksaan BPK (LHP BPK) Reviu dan analisis terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan BPK dengan fokus utama pada identifikasi permasalahan dalam alokasi dan pelaksanaan anggaran yang mengakibatkan in efisiensi. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 11 Hasil Spending Review No Jenis Review Hasil Review Potensi Ruang Fiscal 1 Reviu Alokasi 61.089.764.343.976 61.089.764.343.976 a. In-Efisiensi dan Duplikasi 39.035.285.538.976 b. Einmalig 18.577.223.722.000 c. Dana Cadangan dan Sisa Dana Hasil Penelaahan 3.477.255.083.000 2 Reviu Pelaksanaan Anggaran 2.523.843.868.755 2.523.843.868.755 a. Tolok Ukur Target 1.454.382.356.878 b. Tolok Ukur Kinerja Terbaik 1.069.461.511.877 3 Reviu Laporan Hasil Pemeriksaan BPK 432.851.839.414 432.851.839.414 a. Inefisiensi Alokasi 282.157.134.966 b. Inefisiensi Pelaksanaan 31.995.437.972 Jumlah 64.046.460.052.145 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN SPENDING REVIEW 20 K/L 12 1. REVIU ALOKASI INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 13 Reviu Alokasi 20 Kementerian Negara/Lembaga No Kementerian Negara/Lembaga Inefisiensi (Rp) Duplikasi (Rp) Einmalig (Rp) Cadangan (Rp) 1 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 7.490.149.833.000 38.611.963.000 1.981.645.103.000 534.588.685.000 2 Kementerian Pekerjaan Umum 6.219.948.310.025 1.748.770.000 536.953.001.000 297.694.185.000 3 Kepolisian RI 1.727.038.749.215 - 4.048.727.277.000 1.350.196.897.000 4 Kementerian Agama 5.595.632.495.892 2.796.351.000 1.157.604.818.000 22.870.971.000 5 Kementerian Perhubungan 1.737.295.413.179 2.500.000.000 3.174.119.662.000 8.794.804.000 6 Kementerian Kesehatan 2.246.130.560.631 - 233.488.182.000 52.795.561.000 7 Kementerian Pertanian 991.801.626.715 4.335.607.000 739.078.628.000 80.134.583.000 8 Kementerian Dalam Negeri 208.828.598.553 - 564.353.413.000 165.003.000 9 Kementerian Keuangan 1.313.197.131.671 3.492.882.000 343.954.149.000 54.370.383.000 10 Kementerian ESDM 1.581.017.055.480 2.688.870.000 74.498.536.000 506.172.572.000 11 Kementerian Hukum dan HAM 2.748.535.957.785 - 1.041.171.836.000 54.617.592.000 12 Kementerian Kelautan dan Perikanan 643.274.957.656 6.239.580.000 745.568.336.000 200.992.000 13 Kementerian Perumahan Rakyat 1.295.849.460.659 5.298.222.000 1.302.672.864.000 216.923.513.000 14 Kementerian Kehutanan 1.003.525.634.000 5.611.464.000 239.236.683.000 289.466.217.000 15 Kementerian Luar Negeri 1.024.934.755.058 4.381.515.000 601.403.000 3.000.000.000 16 Mahkamah Agung 1.558.066.523.537 4.881.350.000 136.501.115.000 2.299.491.000 17 Kementerian Sosial 231.230.309.000 3.006.206.000 42.023.644.000 18 Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi 431.854.335.292 2.911.860.000 1.858.776.440.000 2.947.266.000 19 Badan Pertanahan Nasional 689.915.142.627 - 249.533.136.000 16.368.000 20 Kejaksaan Agung 208.554.049.000 - 106.715.496.000 Total 38.946.780.898.976 88.504.640.000 18.577.223.722.000 3.477.255.083.000 CADANGAN DANA DAN SISA DANA 20 K/L TA 2011-2013 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 14 No Nama Kementerian/Lembaga Output Cadangan 2011 2012 2013 1 Mahkamah Agung - 99.496.000 2.299.491.000 2 Kejaksaan RI - - - 3 Kementerian Dalam Negeri 26.708.776.000 5.415.000 165.003.000 4 Kementerian Luar Negeri - 67.557.000 3.000.000.000 5 Kementerian Hukum dan HAM 5.232.500.000 3.883.945.000 54.617.592.000 6 Kementerian Keuangan 81.952.516.000 66.996.496.000 54.370.383.000 7 Kementerian Pertanian 7.127.824.000 1.971.654.000 80.134.583.000 8 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral 36.888.953.000 309.900.000 506.172.572.000 9 Kementerian Perhubungan 21.583.392.000 90.693.858.000 8.794.804.000 10 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 5.361.605.000 52.110.940.000 534.588.685.000 11 Kementerian Kesehatan 390.489.000 539.255.000 52.795.561.000 12 Kementerian Agama 25.962.000 186.660.000 22.870.971.000 13 Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi 4.651.610.000 - 2.947.266.000 14 Kementerian Sosial 2.910.000.000 - - 15 Kementerian Kehutanan 27.504.343.000 2.187.370.000 289.466.217.000 16 Kementerian Kelautan dan Perikanan 419.471.000 56.868.000 200.992.000 17 Kementerian Pekerjaan Umum 181.747.698.000 46.859.130.000 297.694.185.000 18 Badan Pertanahan Nasional 1.354.515.000 5.771.822.000 16.368.000 19 Kepolisian Republik Indonesia 36.169.410.000 984.141.556.000 1.350.196.897.000 20 Kementerian Perumahan Rakyat 214.500.000.000 2.345.946.000 216.923.513.000 Total 654.529.064.000 1.258.227.868.000 3.477.255.083.000 CADANGAN DANA DAN SISA DANA SELURUH K/L TA 2011-2013 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 15 Item Cadangan & Sisa 2011 2012 2013 Cadangan 857.992.484.000 1.492.624.691.000 3.596.425.000.000 Sisa Dana 54.931.232.000 7.828.862.000 38.076.668.000 Total 912.923.716.000 1.500.453.553.000 3.634.501.668.000 Dana cadangan dan sisa hasil penelaahan teralokasi dalam RKA-KL masing- masing Kementerian Negara/Lembaga sebagai cadangan output yang belum jelas peruntukannya. Seharusnya dana tersebut dapat dimanfaatkan untuk menambah alokasi dana yang menunjang prioritas nasional seperti infrastruktur. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN SPENDING REVIEW 20 K/L 16 2. REVIU PELAKSANAAN ANGGARAN Reviu Pelaksanaan Anggaran Efisiensi operasional menunjukkan kemampuan untuk mengubah input menjadi output.
Data: Hasil survey capaian output pada 20 K/L (terkumpul sebanyak 13 K/L) sebagai indikator output dan realisasi dana sebagai indikator input Metode: (1) Benchmarking antara kinerja aktual dengan rencana (2) Benchmarking kinerja terbaik input output Efisiensi Efisiensi Operasional Formula Formula: Inefisiensi diukur berdasarkan gap antara kinerja aktual dengan yang direncanakan. E >= 1 menunjukkan efisiensi E <= 1 menunjukkan inefisiensi, sehingga: Inefisiensi = (1 E) x Pagu pagu output et t rencana realisasi output capaian aktual rencana aktual E Ef isiensi _ arg _ , ) (
Metode I Metode II Formula: output et t output capaian output kinerja realisasi output kinerja _ arg _ _ , _
Efisiensi diukur dengan membandingkan
rasio output dan realisasi antar berbagai output layanan perkantoran pada K/L (analisis frontier non parametrik). Program berkinerja terbaik yang diidentifikasi melalui linear programming menjadi benchmark. Tingkat inefisiensi diukur dari gap antara suatu program dengan benchmarknya Inefisiensi = (1-E) x Realisasi Pada metode I alokasi pagu yang besar dapat menyebabkan E menjadi tinggi. Metode II menguji apakah unit-unit dengan E>1 benar-benar efisien, tidak disebabkan oleh pagu yang tinggi Efisiensi Operasional - Hasil KL NAMA K/L FORMULA 1 (Rp) FORMULA 2 (Rp) IN-EFISIENSI (Rp) 005 Mahkamah Agung 4.246.363.660 3.389.036.025 7.635.399.686 006 Kejagung
1.596.705.681 - 1.596.705.681 010 Dagri 68.524.861.671 4.329.926.916 72.854.788.587 013 Kumham 930.236.949 1.282.811.597 2.213.048.546 015 Keuangan 89.675.409.542 64.627.343.231 154.302.752.774 018 Pertanian 11.411.983.140 18.157.160.256 29.569.143.396 020 ESDM 3.511.891.712 8.009.273.159 11.521.164.870 022 Perhubungan 456.307.218.581 32.332.690.640 488.639.909.221 023 Diknas 384.067.508.633 113.774.694.953 497.842.203.586 024 Kesehatan 107.118.676.933 60.305.404.628 167.424.081.561 025 Kemenag 326.991.500.376 293.885.708.742 620.877.209.119 026 Nakertrans 174.031.579 174.031.579 027 Sosial 371.326.938 371.326.938 029 Kehutanan 56.790.487 56.790.487 032 Kelautan dan Perikanan 1.447.315.194 1.447.315.194 033 PU 23.851.738.745 23.851.738.745 056 BPN 10.152.515 10.152.515 060 Polisi 443.456.106.271 443.456.106.271 TOTAL IN- EFISIENSI 1.454.382.356.878 1.069.461.511.877 2.523.843.868.755 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN SPENDING REVIEW 20 K/L 20 3. REVIU LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK Inefisiensi dari LHP BPK 2012 atas Pelaksanaan Anggaran 2011 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 21 K/L Inefisiensi Alokasi In efisiensi Pelaksanaan Mahkamah Agung 414.000.000 303,000,000 Dalam Negeri 14,412,000,000 Luar Negeri 14,000,000 Pertahanan 3,746,437,972 Hukum dan HAM - Pertanian 7,121,000,000 ESDM 2,000,000,000 Perhubungan 281.743.134.966 798.000.000 Pendidikan dan Kebudayaan 161,000,000 Kesehatan 17,858,000,000 Agama 10,800,000,000 Sosial 2,037,000,000 Kehutanan 17,500,000,000 Kelautan dan Perikanan 6,018,901,579 Pekerjaan Umum 67,925,364,897 TOTAL 282,157,134,966 150.694.704.448 Jenis Temuan LHP 2012 dan Akar Permasalahan Jenis Temuan Nilai Inefisiensi Akar Masalah In efisiensi Alokasi 282,157,134,966 Barang tidak bermanfaat 282,157,134,966 Perencanaan In efisiensi Pelaksanaan 150.694.704.448 Pertanggungjawaban tidak memadai 32,526,199,750 Pelaksanaan Indikasi Korupsi/Kerugian Negara 19,810,470,472 Pelaksanaan Kelebihan Pembayaran/Kemahalan 40,365,216,198 Perencanaan dan Pelaksanaan Perjalanan Dinas tidak sesuai ketentuan 2,796,000,000 Perencanaan dan Pelaksanaan Ketidaksesuaian kontrak 55,196,818,028 Perencanaan dan Pelaksanaan TOTAL 432.851.839.414 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 22 Reviu LHP BPK INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 23 Jika diperhatikan temuan BPK tersebut sebagian besar terkait dengan perencanaan anggaran dan pelaksanaan anggaran. Adanya kekurang cermatan dalam penyusunan perencanaan sehingga terjadi inefisiensi akan berakibat pada pelaksanaan anggaran yang tidak sesuai. Hal ini karena pelaksana kegiatan akan mengikuti yang tercantum dalam dokumen perencanaan. Perbaikan pada perencanaan akan dapat mengurangi temuan BPK. Untuk mengurangi temuan terkait pelaksanaan anggaran, peran aktif dari aparat pengawasan fungsional sangat diperlukan. Aparat pengawasan fungsional diharapkan sudah berperan aktif dalam melakukan pembinaan sejak tahap pelaksanaan anggaran dan tidak hanya melakukan post audit. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN SPENDING REVIEW 20 K/L 24 4. BASELINE REVIEW INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 25 3. Review Baseline Baseline Biaya Operasional: a. Pembayaran gaji, tunjangan yang melekat dg gaji, honor tetap, tunjangan lain terkait dg belanja pegawai, lembur dan vakasi; b. Operasonal sehari-hari perkantoran, langganan daya dan jasa, pemeliharaan sarana dan prasarana kantor. Review dilakukan dengan : 1. Membandingkan realisasi anggaran komponen baseline setiap tahun dengan alokasi dana. 2. Mengidentifikasi komponen baseline yang tidak termasuk dalam kategori baseline. 3. Fokus review dilakukan pada baseline Biaya Operasional. 4. Melakukan kajian terhadap rumusan baseline Baseline Biaya Non Operasional: a. Kegiatan/Output terkait pelaksanaan tugas fungsi unit; b. Kegiatan/Output terkait pelayanan kepada publik; c. Kegiatan/Output terkait pelaksanaan kebijakan prioritas pembangunan nasional; d. Kegiatan/Output terkait penugasan sesuai kebijakan Pemerintah . 26 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 26 Sisa Dana : Rp. 300.461.818.017 Sisa Dana : Rp. 371.868.673.350 Sisa Dana : Rp. 295.179.948.462 Sisa Dana : Rp.249.471.173.734 Alokasi Dana Pada Akun 521111 (Operasional Perkantoran Sehari-Hari) 27 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 27 Analisis Pola Penyerapan Akun 521111 (Operasional Perkantoran Sehari-Hari) 1. Sesuai dengan peruntukkannya, akun tersebut merupakan alokasi untuk memenuhi kebutuhan perkantoran sehari-hari seperti pembelian alat-alat tulis. barang cetak, alat-alat rumah tangga, langganan surat kabar/majalah, biaya minum/makanan kecil untuk rapat, biaya penerimaan tamu , dll. Idealnya akun tersebut akan direalisasikan secara relatif tetap setiap bulannya, sehingga tren penyerapan ideal adalah garis mendatar. 2. Faktanya terdapat gap yang signifikan antara tren ideal dengan tren aktual terutama pada awal dan akhir tahun anggaran. Di samping itu, tren aktual setiap bulannya (kecuali pada akhir tahun) cenderung dibawah tren idealnya, dan pada akhir tahun, terlepas dari lonjakan penyerapan, selalu terdapat sisa dana. 3. Ketiga fakta tersebut merupakan indikasi kuat terjadi kelebihan alokasi pada akun 521111, karena: a. Rata-rata realisasi setiap bulan yang dibawah ideal menunjukkan kebutuhan yang sebenarnya b. Peningkatan realisasi yang sangat tajam di akhir tahun karena Satker berusaha untuk menghabiskan anggaran sehingga terjadi penumpukan barang operasional kantor pada akhir tahun dan baru digunakan pada awal tahun berikutnya c. Meskipun terjadi lonjakan di akhir tahun, masih saja terdapat sisa dana pada akhir tahun anggaran cukup besar. Alokasi Dana Pada Akun 521119 (Operasional Lainnya) dan 521219 (Non Operasional Lainnya) INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 28
Akun 521119 dan 521219 adalah akun-akun yang dipergunakan untuk menampung pengeluaran lain-lain pada belanja barang operasional dan belanja barang non operasional. Berdasarkan hasil reviu atas kinerja pelaksanaan anggaran (analisis penyerapan) dapat diindikasikan bahwa alokasi dana pada akun 521119 dan 521219 merupakan alokasi dana cadangan pada Kementerian Negara/Lembaga. Hal ini dibuktikan dengan beberapa fakta seperti di bawah ini:
1. Akun 521119 dan 521219 termasuk dalam akun yang paling banyak dilakukan revisi : a. Akun 521119 dilakukan revisi sebanyak 24.386 kali. b. Akun 521219 dilakukan revisi sebanyak 38.734 kali. ANALISIS BELANJA BARANG OPERASIONAL & NON OPERASIONAL LAINNYA (521119 DAN 521219) INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 29 38,734 37,121 34,168 32,433 32,243 27,343 26,611 24,820 24,585 24,386 24,227 24,193 23,950 B e l a n j a
B a r a n g
N o n O p e r a s i o n a l
L a i n n y a B e l a n j a
B a h a n H o n o r
O u t p u t K e g i a t a n B e l a n j a
P e r j a l a n a n L a i n n y a H o n o r
O p e r a s i o n a l S a t u a n
K e r j a B e l a n j a
G a j i
P o k o k P N S B e l a n j a
K e p e r l u a n P e r k a n t o r a n B e l a n j a
T u n j .
B e r a s P N S B e l a n j a
U a n g
M a k a n P N S B e l a n j a
B a r a n g O p e r a s i o n a l
L a i n n y a B e l a n j a
M o d a l P e r a l a t a n
d a n
M e s i n B e l a n j a
T u n j . S u a m i / I s t r i
P N S B e l a n j a
T u n j .
P P h P N S 521219 521211 521213 524119 521115 511111 521111 511126 511129 521119 532111 511121 511125 10 Revisi Akun Terbanyak Belanja Barang Non Operasional Lainnya (521219) dan Belanja Barang Operasional Lainnya (521119) memiliki frekuensi revisi yang tinggi dibandingkan dengan akun-akun lainnya dalam kelompok akun belanja barang. ANALISIS BELANJA BARANG OPERASIONAL & NON OPERASIONAL LAINNYA INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 30 270,797 283,253 362,924 426,726 247,748 255,742 323,094 377,482 23,049 27,511 39,829 49,244 0 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000 350,000 400,000 450,000 2009 2010 2011 2012 D a l a m
M i l y a r
R u p i a h
Belanja 521119 TA 2009-2012 Pagu Realisasi Sisa Dana 13,226 14,850 25,366 26,246 11,128 11,721 19,397 21,837 2,098 3,129 5,968 4,409 - 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 2009 2010 2011 2012 D a l a m
M i l i a r
R u p i a h
Belanja 521219 TA 2009-2012 Pagu Realisasi Sisa 2. Kenaikan alokasi dana pada akun 521119 dan 521219 setiap tahunnya diikuti dengan bertambahnya sisa dana pada setiap akhir tahun anggaran. ANALISIS BELANJA BARANG OPERASIONAL & NON OPERASIONAL LAINNYA INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 31 18,063.59 17,588.51 17,588.51 16,974.39 16,979.82 16,683.33 16,979.65 16,663.35 16,697.74 16,903.92 16,882.15 16,967.85 19,166.19 19,069.27 18,779.22 18,700.04 18,696.70 18,469.70 18,404.51 18,337.05 18,336.34 18,136.31 18,186.49 18,474.69 15,000.00 15,500.00 16,000.00 16,500.00 17,000.00 17,500.00 18,000.00 18,500.00 19,000.00 19,500.00 jan feb mar apr mei jun jul ags sep okt nov des Tren Pergerakan Pagu Belanja Barang Operasional Lainnya (521119) Tahun 2011 - 2012 2011 2012 3. Pergerakan pagu yang cenderung menunjukkan tren menurun pada akun 521119 dan 521219 mengindikasikan bahwa terjadi realokasi dari akun 521119 dan 521219 ke akun lainnya, kecuali pada akun 521219 pada tahun 2012 terjadi kenaikan alokasi yang disebabkan oleh APBN-P. 38,885.68 38,782.18 37,487.72 37,443.52 36,787.14 36,147.66 35,877.15 35,372.27 34,086.63 34,097.72 34,085.24 34,414.57 32,327.79 32,529.39 32,529.39 32,478.76 33,195.23 33,611.55 34,016.12 33,708.44 35,015.58 37,103.43 38,169.12 36,324.54 30,000 31,000 32,000 33,000 34,000 35,000 36,000 37,000 38,000 39,000 40,000 jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agst Sept Okt Nop Des Tren Pergerakan Pagu Belanja Barang Non Operasional Lainnya (521219 )TA 2011-2012 (dalam miliar rupiah) 2011 2012 ANALISIS BELANJA BARANG OPERASIONAL & NON OPERASIONAL LAINNYA INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 32 521119 2011 2012 2013 Cadangan 7.040.031.000 77.004.798.000 163.353.066.000 Sisa Dana - 2.942.284.000 - Total 7.040.031.000 79.947.082.000 163.353.066.000 521219 2011 2012 2013 Cadangan 48.540.276.000 41.807.927.000 1.334.434.208.000 Sisa Dana 2.032.883.000 100.229.000 70.160.464.000 Total 50.573.159.000 41.908.156.000 1.404.594.672.000 4. Jumlah alokasi dana cadangan dan sisa dana hasil penelaahan yang cukup besar pada akun 521119 dan 521219. ANALISIS BELANJA BARANG OPERASIONAL & NON OPERASIONAL LAINNYA INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 33 5. Proporsi pagu akun 521119 dibandingkan dengan akun lainnya pada belanja operasional sangat besar mencapai rata-rata 72%. Sedangkan proporsi akun 521219 dibandingkan dengan akun lainnya pada belanja barang non operasional mencapai rata-rata 63%. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
34 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN LAMPIRAN-LAMPIRAN 35 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN ANALISIS PENYERAPAN & SPENDING REVIU KEHUTANAN Jakarta, Desember 2012 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 37 GAMBARAN UMUM 2009 2010 2011 2012 Pagu 2.370.973.794.00 3.955.006.331.00 5.882.515.443.00 5.722.943.480.00 Realisasi 2.112.188.188.77 3.293.866.688.85 4.763.959.927.74 5.226.393.580.48 Sisa Dana 258.785.605.223 661.139.642.148 1.118.555.515.25 496.549.899.513 - 1.000.000.000.000 2.000.000.000.000 3.000.000.000.000 4.000.000.000.000 5.000.000.000.000 6.000.000.000.000 7.000.000.000.000 R p PAGU DAN REALISASI PENYERAPAN ANGGARAN TA 2009- 2012 Tahun Pagu Realisasi % Penyerapan 2009 2.370.973.794.000 2.112.188.188.777 89,09 2010 3.955.006.331.000 3.293.866.688.852 83,28 2011 5.882.515.443.000 4.763.959.927.749 80,99 2012 5.722.943.480.000 5.226.393.580.487 91,32 98,07% 98,09% 98,60% 95,63% 84,96% 79,27% 79,63% 89,97% 90,78% 84,73% 63,10% 93,57% 85,10% 75,39% 95,92% 98,84% 2009 2010 2011 2012 TREND PENYERAPAN PER TAHUN PER JENIS BELANJA B. Pegawai B. Barang B. Modal B. Bansos Secara umum penyerapan anggaran pada Kementerian Kehutanan menunjukkan tren yang terus menurun dari tahun 2009 dan mengalami perbaikan pada tahun 2012 saat pagu turun dibanding 2011. Penyerapan belanja modal terendah terjadi pada tahun 2011. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 38 TREN PENYERAPAN Penyerapan anggaran belanja barang pada Kementerian Kehutanan menunjukkan tren yang meningkat tajam pada bulan Desember setiap tahunnya. Hal ini dapat merupakan indikasi penyerapan tersebut dilakukan dalam rangka memenuhi target penyerapan. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 39 ISU SPESIFIK (1) INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 40 ISU SPESIFIK (1) INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 41 PERMASALAHAN PENYERAPAN ANGGARAN INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 42 SPENDING REVIEW Jenis Temuan Sub Jumlah Jumlah A. Inefisiensi Alokasi 1.003.525.634,000 1. Sisa Dana Tidak Terserap 996.099.627.000 2. Irelevansi Komponen 6.418.427.000 3. Ketidaksesuaian dengan Standar Biaya 1.007.580.000 B. Duplikasi 5.611.464.000 C. Einmalig 239.236.683.000 T o t a l 1.248.373.781.000 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 43 CONTOH IR-RELEVANSI INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 44 CONTOH KETIDAKSESUAIAN STANDAR BIAYA INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 45 CONTOH DUPLIKASI INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 46 REKOMENDASI