Anda di halaman 1dari 20

Christian C.A.

Kojong
3M: My Mind Me
Selasa, 11 Desember 2012
Tugas Kosmetologi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Rambut merupakan mahkota bagi setiap orang. Sehingga perlu selalu dirawat
agar terhindar dari kebotakan. Banyak cara merawat rambut agar tetap indah dan
tidak mudah rusak. Memiliki rambut yang indah, lebat, sehat dan panjang
merupakan dambaan setiap orang amat terlebih kaum hawa. Oleh karena itu,
banyak produk-produk kosmetika yang diproduksi untuk memenuhi dan mengatasi
kebutuhan tersebut. Hampir semua orang amat terlebih mempunyai kecenderungan
serupa, yaitu ingin terlihat cantik dan indah untuk dipandang, sehingga
membutuhkan banyak produk perawatan kosmetik untuk memenuhi kebutuhan
tersebut.
Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang untuk digunakan pada
bagian luar badan (kulit, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi dan
rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampilan,
melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak
dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit.













BAB II PEMBAHASAN


2.1. Kosmetika Rambut
2.1.1. Definisi dan Tujuan Penggunaan Kosmetika Rambut
Secara umum baik teori maupun praktik tujuan penggunaan kosmetika
rambut adalah untuk memelihara dan merawat kesehatan dan kecantikan kulit
kepala dan rambut yang digunakan secara teratur. Menurut PERMENKES RI No.
445/MenKes/Permenkes/1998 adalah sebagai berikut: Kosmetik adalah sediaan
atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan (epidermis,
rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar), gigi, dan rongga mulut untuk
membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya
tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk
mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit.
Hal ini bertalian erat dengan peraturan dan cara-cara produksi; penyimpanan
dan penggunaan kosmetika rambut. Sehubungan dengan itu, maka tujuan dari
penggunaan kosmetika rambut dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Melindungi kulit kepala dan rambut dari pengaruh-pengaruh luar yang merusak
seperti: sinar matahari, polusi udara (debu, asap atau zat-zat kimia yang dikeluarkan
pabrik, udara laut dan sebagainya).
b. Mencegah lapisan terluar kulit kepala dan rambut dari kekeringan, terutama orang-
orang yang tinggal di daerah yang iklimnya dingin seperti daerah pegunungan yang
selalu lembab dan diselimuti awan.
c. Mencegah agar kulit kepala dan rambut tidak cepat kering. Karena kosmetika rambut
akan menembus ke bawah lapisan-lapisan luar dan memasukkan bahan-bahan aktif
ke lapisan-lapisan yang terdapat lebih dalam.
d. Menjaga kulit kepala dan rambut tetap dalam kondisi normal.
e. Mengubah rupa atau penampilan, maksudnya dengan pemakaian kosmetika rambut
yang sesuai dan cocok akan dapat memberikan perubahan pada penampilan
seseorang.

2.1.2. Bahan Sediaan Kosmetika dan Fungsinya
Berdasarkan uraian di atas yaitu dengan mengetahui definisi dari
kosmetika dan tujuannya, selanjutnya perlu lagi untuk mengetahui dan memahami
fungsi-fungsi dari kosmetika, agar kita dapat memanfaatkan setiap kosmetika yang
diperlukan.
Bahan-bahan yang terkandung di dalam suatu kosmetika mempunyai fungsi yang
berbeda-beda dimana fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Emulgator
Yakni suatu bahan yang memungkinkan tercampurnya lemak/minyak dengan air
menjadi suatu campuran yang homogen. Emulgator ini dikenal ada 2 macam emulsi
yakni emulsi w/o (water oil) artinya jumlah minyak lebih banyak daripada air, contoh;
mentega. Dan yang satu lagi disebut dengan o/w (oil water) artinya jumlah air lebih
banyak daripada minyak, contoh; santan kelapa, bahan ini berfungsi untuk
mengurangi kekeringan pada kulit kepala dan menyuburkan rambut. Di samping itu
suatu emulgator memiliki sifat untuk menurunkan tegangan permukaan antara 2
cairan (surfactant) contoh beberapa emulgator ialah; lanolin, lilin lebah, alkohol atau
aster, asam-asam lemak seperti sentil alkohol, gliseril monostearat, trietanolamena.
Bahan-bahan tersebut di atas merupakan contoh bahan-bahan dasar untuk
membentuk sediaan kosmetika yang berbentuk krim.
b. Pengawet
Bahan pengawet digunakan untuk mencegah pengaruh kuman-kuman terhadap
kosmetika, sehingga kosmetika tetap stabil. Sebagai bahan pengawet banyak
dipakai senyawa-senyawa asam benzoat (Nipagin M, Nipagin A, Nipagin M) alkohol,
formaldehyde, sorbic acid dan lain-lain.
c. Bahan Pengikat Ion
Bahan pengikat ion yaitu bahan-bahan yang berfungsi untuk mencegah terjadinya
pengendapan garam-garam kalsium dan magnesium dengan jalan mengikat ion Ca
dan Mg. Ada sequestrants organik misalnya garam-garam ethylene diamine tetra
acetic acid dan ada sequestrants anorganik, misalnya polyphosphates.
d. Bahan Pelarut Deterjen
Maksudnya adalah karena deterjen tidak mudah larut dalam air, diperlukan bahan
pelarut deterjen agar shampo tidak menjadi seperti awan pada saat melakukan
penyampoan rambut. Bahan yang biasa dipakai adalah alkohol, glikol atau gliserol.
e. Bahan Pengental
Bahan-bahan pengental yang biasa digunakan untuk kosmetika rambut adalah
gums, polyvinyl alcohol, methylselulosa.
f. Bahan Pembentuk dan Penstabil Busa
Bahan ini digunakan adalah untuk memberi kecemerlangan kepada rambut. Bahan
tersebut antara lain faty alcohol, stearyl alcohol.
g.Bahan Pelembab Kulit Kepala dan Rambut
Bahan-bahan ini sangat berguna untuk melembabkan kulit kepala dan rambut,
sehingga fungsi kulit kepala dan rambut tetap stabil. Bahan ini terdiri dari lanolin,
lecithin, cetyl alcohol, oleyl alcohol.
h. Bahan Pencemerlang Rambut
Bahan ini digunakan adalah untuk memberi kecemerlangan kepada rambut. Bahan
tersebut antara lain faty alcohol, stearyl alcohol.
i. Bahan-Bahan Aktif/Obat
Maksud bahan aktif/obat ini adalah yang dipakai untuk anti ketombe seperti
selenium sulfide 1-2,5%, zinc pyrithione 2%.
j. Antiseptik
Suatu zat yang sangat berguna untuk pembunuh hama dan kuman-kuman. Di dalam
kosmetika sangat diperlukan, agar kosmetika yang dipakai aman dan tidak
menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan terhadap kulit kepala dan rambut. Setiap
pemakai akan lebih yakin serta percaya terhadap jenis-jenis kosmetika yang
dipakainya.


2.1.3. Manfaat Kosmetika Rambut
Sehubungan dengan fungsi bahan-bahan kosmetika di atas, maka akan
dapat diperoleh manfaat-manfaat dari kosmetika. Manfaat yang dapat diperoleh
antara lain:
a.Membersihkan kulit kepala dan rambut
b.Memberikan kelembaban terhadap kulit kepala dan rambut
c. Mencegah terjadinya perubahan kulit kepala seperti bersisik, berjamur, mengelupas
dan sebagainya
d.Memberikan ketahanan dan kerapian terhadap penataan rambut
e.Menyuburkan dan memberikan kecemerlangan pada rambut
f. Menghindari beberapa gangguan kulit kepala dan rambut

2.2. Sediaan Kosmetika Rambut
2.2.1. Sampo
2.2.1.1. Asal Istilah
Dalam bahasa Inggris, istilah Shampoo digunakan pada tahun 1762 yang
berarti "memijat," dari bahasa Anglo-Indian shampoo, dari bahasa Hindi champo,
bentuk imperatif dari champna yang berarti "menekan, meremas otot". Sampo yang
kemudian diartikan sebagai "mencuci rambut" pertama dicatat pada tahun 1860, dan
di tahun 1866 pertama kali tercatat sebagai kegiatan "membersihkan dengan
menggunakan sampo"; kemudian di tahun 1954 artinya diperluas pada penggunaan
karpet, perabotan, dan lain sebagainya. Semula bahan-bahan yang sering
digunakan untuk sampo adalah berbagai bahan dari alam seperti sari biji rerak, sari
daging kelapa, sari abu merang (sekam padi). Dewasa ini yang digunakan adalah
detergen (zat sabun sintetik).

2.2.1.2. Fungsi Sampo
Fungsi utama dari shampo adalah membersihkan rambut dan kulit kepala,
kotoran rambut termasuk sekresi alami dari kulit, kulit kepala yang terkelupas,
penumpukan kotoran dari lingkungan dan sisa dari produk perawatan rambut yang
digunakan oleh konsumen dan untuk membersihkan lemak (seperti sebum) dan
melapisi rambut dari kotoran tersebut yang terikat pada rambut dan kulit kepala.
Setelah aksi pembersihan sempurna dapat memberikan kepuasan bagi pemakai.
Shampo akan menghasilkan rambut yang lembut, berkilau, dan mudah diatur.
Formulasi dari shampo dapat pula berupa campuran yang ditekankan untuk
beberapa kemampuan khusus seperti meminimalkan rasa perih pada mata,
mengontrol ketombe atau memberikan keharuman yang menarik untuk bau wangi
yang dapat diterima.
Syarat sampo yang baik adalah:
a. Dapat menghilangkan kotoran-kototan rambut.
b. Busa dapat terbentuk segera dan mudah dihilangkan dengan pembilasan.
c. Tidak bersifat iritasi pada mata dan kulit kepala.
d. Kemampuannya berbusa dalam air sadah
e. Harus mudah dihilangkan dengan pembilasan, rambut lembut, kemilau, wangi.

2.2.1.3. Bentuk Sedian dan Jenis-Jenis Sampo
Sampo dapat dikemas dalam berbagai bentuk sediaan, bubuk, larutan jernih,
larutan pekat, larutan berkilat, krim, gel, atau aerosol dengan jenis:
a. Sampo dasar (basic shampoo), yaitu sampo yang dibuat sesuai dengan kondisi
rambut, kering, normal, berminyak, berketombe.
b. Sampo bayi (baby shampoo), yaitu sampo yang tidak menggunakan bahan yang
mengiritasi mata dan mempunyai daya bersih sedang karena kulit dan rambut bayi
masih minim sebumnya.
c. Sampo dengan pelembut (coditinioner), 2 in 1, 3 in 1.
d. Sampo profesional; yang mempunyai konsentrasi bahan aktif lebih tinggi sehingga
harus diencerkan sebelum pemakaian.

2.2.1.4. Kandungan Sampo
2.2.1.4.1. Surfaktan
Surfaktan adalah bahan aktif sampo yang berupa deterjen pembersih sintesis
yang cocok untuk kondisi rambut pemakai. Deterjen bekerja dengan cara
menurunkan tegangan permukaan cairan karena bersifat amfibilik, sehingga dapat
melarutkan kotoran yang melekat pada permukaan rambut. Biasanya dipilih
surfaktan anionik yaitu fatty alcohol sulfate, antara lain:
a. Lauril sulfat (natrium, amonium, trietanolamin), merupakan pembersih yang baik
namun mengeraskan rambut.
b. Lauret sulfat (natrium, amonium, trietanolamin), pembentuk busa yang baik dan
kondisioner yang baik.
c. Sarkosinat (natrium lauril, lauril), daya bersih kurang, kondisioner yang baik
d. Sulfasuksinat (dinatrium oleamin, natrium dioktil), pelarut lemak yang kuat untuk
rambut berminyak.
Biasanya digunakan lebih dari satu surfaktan dalam sampo, yang utama disebut
surfaktan primer, selebihnya adalah surfaktan pelengkap atau sekunder. Surfaktan
yang dipilih dapat dari golongan yang sama atau dari golongan surfaktan lain.

2.2.1.4.2. Pelembut (Conditioner)
Pelembut membuat rambut lebih mudah disisir dan diatur oleh karena dapat
menurunkan fraksi antar rambut, mengkilapkan rambut oleh karena memperbaiki
refleksi cahaya yang mengenai batang rambut, dan memperbaiki keadaan rambut
yang rusak akibat overshampooed, overdried, overbrushed, overcombed, keriting,
pewarna, pemutih, atau styling yang menyebabkan kerusakan pada korteks rambut
yang merupakan kekuatan dari rambut. Bahan pelembut yang sering digunakan
adalah lemak, protein, polimer atau silikon, adeps, lanolin, oleialkohol, dan
asetogliserida.

2.2.1.4.3. Pembentuk busa
Pembentuk busa adalah bahan surfaktan yang masing-masing berbeda daya
pembuat busanya. Busa adalah emulsi udara dalam cairan. Kemampuan
membentuk busa tidak menggambarkan kemampuan membersihkan. Busa yang
terbentuk akan segera terikat dengan lemak sebum sehingga rambut yang lebih
bersih akan menimbulkan busa yang lebih banyak pada pengulangan pemakaian
shampoo. Busa yang terbentuk lazim diberi penguat yang menstabilkan busa agar
lebih lama terjadi, misalnya dengan menambahkan alkanolamid atau aminoksida.

2.2.1.4.4. Pengental (thickener) dan Pengeruh (opacifier)
Bahan ini ditambahkan untuk menyenangkan konsumen, keduanya tidak
menggambarkan daya bersih dan konsentrasi bahan aktif dalam sampo. Zat
pengental biasanya gom sintetik/alam : tragakan, gom akasia, hidroksietilselulosa.

2.2.1.4.5 Pemisah Logam
Dibutuhkan keberadaannya untuk mengikat logam berat (K, Mg) yang
terdapat dalam air pencuci rambut, misalnya etilen diamin tetra asetat (EDTA).

2.2.1.4.6 pH Balance
Diperlukan agar menetralisasi reaksi basa yang terjadi dalam penyampoan
rambut, misalnya asam sitrat.

2.2.1.4.7 Pemberi Warna dan Bau
Bahan ini ditambahkan untuk memberi kesan nyaman bagi konsumen yang
memakai.

2.2.1.4.8 Bahan Tambahan
a. Pengawet, misalnya: Formaldehid,metilhidroksibenzoat, propilhidroksibenzoat, alkil
anisol, butil hidroksi benzoate.
b. Antiketombe, misalnya : tar, sulfur, seng pirition, dan selenium sulfida (mencegah
segum yang menyebabkan rambut pecah dan berketombe).
c. Vitamin (vitamin E, antenol/B5).
d. Minyak mink, rempah-rempah, minyak kelapa, llilin.
e. Protein (RNA, kolagen, plasenta, susu).
f. Balsam, wortel, madu, jojoba, aloe (lidah buaya)


2.2.2. Hair Tonic
Salah satu perawatan rambut yang efektif adalah dengan menggunakan hair
tonik, kenapa menggunakan hair tonik karena hair tonik memang sudah terbukti
manjur dan mujarab sejak jaman dulu membantu rambut manusia menjadi lebih
sehat, namun tidak semua hair tonik bagus untuk rambut, karena beberapa hair
tonik, jika memakai terlalu sering malah membuat rambut jadi kering bahkan rusak,
kepala jadi gatal. Hair tonic merupakan kosmetik perawatan kulit kepala dan rambut
yang digunakan setelah keramas atau kulit kepala dalam keadaan bersih.

2.2.3. Cara Penggunaan Hair Tonic
Cara penggunaan hair tonic diteteskan pada kulit kepala, kemudian dipijat-
pijat sehingga cairan meresap dan merata tanpa perlu dibilas. Ada baiknya
pemakaian hair tonic dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan malam hari.
Pemakaian malam hari sebaiknya dilakukan menjelang tidur agar kinerja hair tonic
lebih maksimal. Pastikan kondisi rambut dan kulit kepala anda bersih dan bebas
minyak, pijat lembut kepala anda sebelum menuangkan hair tonik, gunanya agar
pori-pori kepala anda lebih terbuka sehingga peresapan hair tonik akan lebih cepat
dan efektif.
Pada saat pemijatan perhatikan kuku jari tangan anda. Jika anda memiliki
kuku yang panjang pastikan kuku jari tangan anda tidak melukai kulit kepala anda.
Atau kuku jari tangan anda dipotong akan lebih baik. Selalu perhatikan untuk
memperlakukan rambut anda selembut mungkin.
Setelah proses tersebut di lakukan tuangkan hair tonik di kepala anda atau
lebih bagus gunakan botol spray, dengan penggunaan spray anda akan jauh
berhemat, dan akan lebih merata, jika hir tonik sudah di spray di kepala pijat kepa
dan kembali dengan lembut agar hair tonik betul betul meresap ke folikel rambut.

2.2.4. Manfaat Hair Tonic
Manfaat hair tonic antara lain merangsang pertumbuhan rambut, mencegah
kerontokan rambut, menghilangkan ketombe (medicated tonic), mempertahankan
warna rambut dari kepudaran, sumber nutrisi rambut, memperbaiki rambut kusam,
dan kering menjadi lebih sehat berkilau.

2.2.5. Macam-Macam Hair Tonic
Berikut ini macam-macam hair tonic yang ada di pasaran :
a. Hair Tonic Anti Ketombe
Mengontrol ketombe dan merawat kulit kepala dengan menghampat dan
mematikan populasi jamur Malassezia yang merupakan cikal bakal ketombe,
memperlambat prolifera sel kulit kepala, dan mengurangi aktivitas kelenjar sebasea
kulit kepala.
b. Hair Tonic Ginseng
Memperkuat rambut rapuh dan mengembalikan kelembaban rambut kering.
Saripati ginseng bahkan mampu menyuburkan rambut yang tidak tumbuh dalam
jumlah yang normal. Agar kesehatan rambut tetap terjaga, ginseng mengandung Pro
Vitamin B5, UV Filter, dan memperkuat akar rambut.
c. Hair Tonic Green Tea
Melembutkan rambut, mengangkat sel-sel kulit mati pada rambut, meningkatkan
elastisitas rambut & menyuburkan rambut. Hair Tonic Green Tea yang berbahan
dasar Teh Hijau sangat cocok untuk mengurangi lemak dan mencegah selulit pada
wanita / pria. Green Tea, mengangkat sel-sel kulit mati, mengurangi bekas luka, flek-
flek, mencegah selulit, mencegah kanker kulit, memberi nutrisi pada kulit,
memperbaiki sirkulasi O2 dan peredaran darah tepi, memutihkan kulit, menjaga
kelembaban kulit, mencegah kulit keriput & mengandung antioksidan.
d. Hair Tonic Henna
Membuat rambut lembut, sehat, hitam & mengkilat. Henna, pewarna rambut dari
bahan alami tumbuhan ini biasanya digunakan untuk pewarnaan rambut permanen.
Henna terbukti tidak akan merusak rambut. Henna sangat bagus untuk rambut
kusam, kurang sehat, kurang hitam alami, memberikan warna permanen yang cantik
pada rambut
e. Hair Tonic Herbal
Menjaga rambut dan kulit kepala tetap bersih dengan menormalkan fungsi
kelenjar minyak pada kepala tetap bersih, melembabkan dan memberi nutrisi pada
rambut.
2.3 Contoh Formulasi
2.3.1. Sampo
R/ Na lauryl Sulfat 25
As Stearat 0,70
NaOH 0,10
Bio Sulfur 0,2
Air 65
Pengawet dan parfum q
2.3.2. Hair Tonic
Contoh formula Hair Tonic dalam salah satu produk dipasaran yaitu Good hair
tonic anti dandruff ialah:
D- Panthanol
PEG-40
Hydrogenated Castro Oil
Tricedeth 9
Propylene glikol
Climbazole
Parfume
Menthol
Diazolidinyl urea
Methyl parabean
Prophyl parabean
Cl. 42090
Aqua
Alcohol

2.4. Efek Samping
2.4.1. Sampo
Begitu banyak sampo yang tersedia, seringkali malah membikin bingung
untuk memilihnya. Ada sampo yang menjanjikan rambut menjadi indah bagai
model ada pula yang sanggup membuat rambut selembut sutera berkilau seindah
permata. Bila pilihan tidak sesuai dengan jenis rambut malah bisa mengakibatkan
mahkota kita itu menjadi rontok suram atau iritasi kulit kepala.
Salah satu penyebab efek samping dari sampo adalah efek samping dari
deterjen. Pada umumnya sampo yang beredar di pasaran mengandung bahan aktif
berupa deterjen. Karena sifatnya yang alkalis alias basa pada waktu kita bersampo
batang-batang rambut akan mengembang sehingga sel-sel menjadi terbuka. Pada
saat itulah deterjen mempunyai kesempatan untuk masuk dan menyapu semua
kotoran yang melekat.
Sayangnya deterjen ini berpengaruh buruk bagi kulit kepala maupun rambut
karena mampu mengikis lapisan minyak menjadi hilang sama sekali. Padahal,
bagaimana pun juga lapisan minyak ini tetap dibutuhkan oleh kulit untuk
melindunginya dari bakteri yang dapat merugikan kesehatan. Sedangkan hilangnya
lapisan minyak pada batang rambut menyebabkan rambut menjadi kusam mudah
patah, kusut dan susah disisir.
2.4.2. Hair Tonic
Penggunaan obat rambut atau hair tonic juga harus tepat dan sesuai. Sebab,
apabila tidak terkontrol, justru rambut juga akan tumbuh di tempat yang tidak
diinginkan. Sementara untuk obat yang minum harus dibatasi karena dapat
menyebabkan libido menjadi turun. Beberapa obat-obatan penyubur rambut juga
dapat menimbulkan efek sakit kepala, berdebar-debar (agitasi), cemas dan pada
beberapa orang bisa timbul efek depresi.
Apabila penggunaan obat-obatan minum dapat menimbulkan efek samping
yang tidak diinginkan, namun untuk penggunaan hair tonic ataupun produk yang
mengandung zinc sebenarnya tidak menyebabkan masalah. Kecuali jika Anda alergi
terhadap suatu bahan yang dioleskan, misalnya alergi dengan ginseng.
Apabila menggunakan hair tonic atau obat, rambut mengalami alergi
sebaiknya dihentikan. Pasalnya, alergi menyebabkan gatal, yang justru memicu
iritasi atau peradangan, yang disebut dermatitis kontak. Tanda dari terkena
dermatitis kontak adalah seperti halnya ketombe, yaitu gatal, bersisik dan luka.
Kondisi tersebut bukan ketombe namun iritasi terhadap bahan yang dioleskan.
Apabila hal ini dibiarkan saja, maka lambat laun akan membuat rambut menjadi
rontok.
BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dapat di simpulkan sebagai berikut:
1. Definisi kosmetik menurut RI No. 445/MenKes/Permenkes/1998 adalah sebagai
berikut Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan
pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian
luar), gigi, dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah
penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau
badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu
penyakit.
2. Tujuan utama penggunaan kosmetik rambut pada masyarakat modern adalah untuk
kebersihan pribadi, meningkatkan daya tarik, meningkatkan rasa percaya diri dan
perasaan tenang, melindungi rambut dari kerusakan sinar UV, polusi dan faktor
lingkungan yang lain dan secara umum, membantu seseorang lebih menikmati dan
menghargai hidup.
3. Dalam hal pemilihan produk kosmetika rambut terutama Sampo dan Hair Tonik
harus memperhatikan kondisi dan jenis rambut pemakai, karena apabila
penggunaannya tidak sesuai maka akan menimbulkan banyak efek samping.








DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012 .Diktat Kosmetik . http://id.scribd.com/doc/92173039/diktat-kosmetik-1
.Diakses tanggal16 November 2012.
Anonim
1.
2010. Formulasi Sediaan Tonic.
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=formulasi+sediaan+tonic+kosmetik+rambu
t&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CBwQFjAA&url=http%3A%2F%2Focw.usu.ac.i
d%2Fcourse%2Fdownload%2F8170000114-
kosmetologi%2Fpap330_slide_sediaan_perangsang_pertumbuhan_rambut_tonik_ra
mbut.pdf&ei=AAGEUNmgMYWMrgeBy4HwAQ&usg=AFQjCNEkBxLzyjFtY6AI-
jrytWygXgLOPw. Diakses tanggal 16 November 2012
Anonim
2
. 2012. Efek Samping Penggunaan Obat dan Hair Tonic.
http://www.peaceofmindmc.com/2012/09/efek-samping-dari-penggunaan-obat-dan-
hair-tonic/. Diakses tanggal 17 November 2012
Anonim
3
. 2012. Kosmetik Rambut. http://id.scribd.com/doc/86194698/kosmetik-rambut.
Diakses tanggal 18 November 2012
Kumar, Ashok., Mali, Rakesh Roshan., 2010, EVALUATION OF PREPARED SHAMPOO
FORMULATIONS AND TO COMPARE FORMULATED SHAMPOO WITH
MARKETED SHAMPOOS, International Journal of Pharmaceutical Sciences Review
and Research, Volume 3, Issue 1, July August 2010; Article 025. Diakses tanggal
21 November 2012
Wasitaatmadja SM. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: UI Press. 266-300.
http://shofipunya.wordpress.com/2011/12/10/formulasi-sediaan-shampo/. Diakses
tanggal 21 November 2012

Diposkan oleh ChrisKo Joong di 16.26
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Time
Senin 18/08/2014
Greetings

precy's blog
Rabu, 12 Juni 2013
makalah kosmetologi " SHAMPOO"

SHAMPOO

I. PENGERTIAN SHAMPOO
Shampoo adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud keramas rambut,
sehingga setelah itu kulit kepala dan rambut menjadi bersih, dan sedapat mungkin menjadi
lembut, mudah diatur dan berkilau. Dan merupakan produk perawatan rambut yang
digunakan untuk menghilangkan minyak, debu, serpihan kulit, dan kotoran lain dari rambut..
Kata shampoo berasal dari bahasa Hindi champo, bentuk imperatif dari champna,
"memijat". Di Indonesia dulu shampoo dibuat dari merang yang dibakar menjadi abu dan
dicampur dengan air.
Shampoo adalah suatu zat yang terdiri dari surfaktan, pelembut, pembentuk busa,
pengental dan sebagainya yang berguna untuk membersihkan kotoran yang melekat pada
rambut seperti sebum, keringat, sehingga rambut akan kelihatan lebih bersih, indah dan
mudah ditata.

I. SYARAT SHAMPOO
Sebuah formulasi shampoo yang baik mempunyai kemampuan khusus yang dapat
meminimalisasi iritasi mata, mengontrol ketombe (dandruff) serta dapat memperbaiki
struktur rambut secara keseluruhan.
Preparat shampoo harus meninggalkan kesan harum pada rambut, lembut dan mudah
diatur, memiliki performance yang baik (warna dan viskositas yang baik) harga yang murah
dan terjangkau. Secara spesifik suatu shampoo harus:
1. Mudah larut dalam air, walapun air sadah tanpa mengalami pengendapan
2. Memiliki daya bersih yang baik tanpa terlalu banyak menghilangkan minyak dari kulit kepala
3. Menjadikan rambut halus, lembut serta mudah disisir
4. Cepat bebusa dan mudah dibilas serta tidak menimbulkan iritasi jika kontak dengan mata
5. Memiliki pH yang baik netral maupun sedikit basa
6. Tidak iritasi pada tangan dan kulit kepala
7. Memiliki performa yang baik
Antidandruff shampoo merupakan shampooyang ditujukan untuk mengontrol sel kulit
mati dikulit kepala, formulasinya hamper sama seperti shampoo lain tetapi ditambahkan
bahan aktif seperti senium sulfide, zinc pirythion, sulfur.
Shampoo, bila dicampur dengan air, dapat melarutkan minyak alami yang dikeluarkan
oleh tubuh untuk melindungi rambut. Setelah mencuci rambut dengan shampoo, biasanya
digunakan produk conditioner agar rambut mudah ditata kembali.
Shampoo untuk bayi dibuat sedemikian rupa sehingga tidak perih di mata. Shampoo
untuk binatang juga dapat mengandung insektisida untuk membunuh kutu. Beberapa
shampoo manusia tidak dapat digunakan untuk binatang karena mengandung seng (misalnya
shampoo anti ketombe). Logam ini tidak beracun bagi manusia, namun berbahaya bagi
binatang.
Pada awalnya shampoo dibuat dari berbagai jenis bahan yang diperoleh dari sumber
alam, seperti sari biji rerak, sari daging kelapa, sari abu merang ( sekam padi). Shampoo
yang menggunakan bahan alam sudah banyak ditinggalkan, dan diganti dengan shampo yang
dibuat dari detergen.
Agar shampo berfungsi sebagaimana disebutkan diatas, shampoo harus memiliki sifat sebagai
berikut :
1. Shampoo harus dapat membentuk busa yang berlebih, yang terbentuk dengan cepat, lembut
dan mudah dihilangkan dengan membilas dengan air.
2. Shampoo harus mempunyai sifat detergensi yang baik tetapi tidak berlebihan, karena jika
tidak kulit kepala menjadi kering.
3. Shampoo harus dapat menghilangkan segala kotoran pada rambut, tetapi dapat mengganti
lemak natural yang ikut tercuci dengan zat lipid yang ada didalam komposisi shampo.
Kotoran rambut yang dimaksud tentunya sangat kompleks yaitu : sekret dari kulit, sel kulit
yang rusak, kotoran yang disebabkan oleh lingkungan dan sisa sediaan kosmetik.
4. Tidak mengiritasi kulit kepala dan juga mata.
5. Shampoo harus tetap stabil. Shampo yang dibuat transparan tidak boleh menjadi keruh dalam
penyimpanan. Viskositas dan pHnya juga harus tetap konstan, shampo harus tidak
terpengaruh oleh wadahnya ataupun jasadrenik dan dapat mempertahankan bau parfum yang
ditambahkan kedalamnya.
Detergen yang digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan shampo memiliki sifat
fisikokimia tersendiri yang umumnya tidak sepenuhnya searah dengan ciri sifat yang
dikehendaki untuk shampo. Umumnya, detergen dapat melarutkan lemak dan daya
pembersihnya kuat, sehingga jika digunakan untuk keramas rambut, lemak rambut dapat
hilang, rambut menjadi kering, kusam dan mudah menjadi kusut, menyebabkan sukar diatur.
Sifat detergen yang terutama dikehendaki untuk shampo adalah kemampuan
membangkitkan busa. Jenis detergen yang paling lazim diedarkan tergolong alkil sulfat,
terutama laurilsulfat, juga alkohol monohidrat dengan rantai C10 18. Sifat detergen ini
tergantung pada panjang rantai alkohol lemak yang digunakan. Homolog rendah seperti C12
( lauril ) dan C14 ( miristil ) memiliki sifat yang lebih baik dibandingkan dengan homolog
yang lebih tinggi seperti C16 ( palmitil ) dan C18 ( stearil ) dalam hal memberikan busa dan
basah dengan sifat pembersih yang baik, meskipun suhu rendah. Detergen alkilsulfat yang
dibuat dari alkohol lemak, kelarutannya menurun dengan meningkatnya homolog rantai
karbonnya, sehingga shampo yang dibuat dari detergen alkilsulfat dengan atom C16-18 tidak
dapat disimpan pada suhu rendah. Kelarutan detergen alkilsulfat dalam air berkurang,
sehingga tidak begitu berbusa, lagipula detergen ini dipengaruhi oleh efek air sadah.
Detergen alkilsulfat dengan alkohol lemak dengan rantai karbon kurang dari 10 seperti C8
( kaprilil ) dan C10 ( kapril ) lebih condong menunjukkan sifat iritasi.
Detergen alkilsulfat dengan rantai karbon 12 14 adalah noniritan, memberikan cukup busa
pada suhu kamar, dan tidak mudah rusak dalam penyimpanan.
Trietanolamina ( TEA ) laurilsulfat dianggap paling luas dapat diterima untuk digunakan
dalam pembuatan shampo, disamping itu dalam penyimpanan tetap stabil. Amonium
alkilsulfat, meskipun memiliki keaktifan pembersih yang sedang, tetapi jarang digunakan
untuk pembuatan shampo, karena suhu padatnya tinggi. Biasanya senyawa ini digunakan
sebagai campuran detergen seperti nampak pada amonium monoetanolamina atau amonium
trietanolamina alkilsulfat. Shampo dengan formulasi tersebut memiliki pembersih dan
pembusa yang baik, rambut yang dikeramas dengan shampo ini masih mudah diatur.
Di samping itu detergen yang digunakan untuk pembuatan shampo, harus memiliki sifat
berikut :
1. Harus bebas reaksi iritasi dan toksik, terutama pada kulit dan mata atau mukosa tertentu.
2. Tidak boleh memberikan bau tidak enak, atau bau yang tidak mungkin ditutupi dengan baik.
3. Warnanya tidak boleh menyolok.

III. JENIS-JENIS SHAMPO
1. Shampo bubuk (Dry Shampoo)
Sebagai dasar shampo digunakan sabun bubuk, sedangkan zat pengencer biasanya digunakan
natrium karbonat, natrium bikarbonat, natrium seskuikarbonat, dinatrium fosfat, atau boraks.
2. Shampo emulsi
Shampo ini mudah dituang, karena konsistensinya tidak begitu kental. Tergantung dari jenis
zat tambahan yang digunakan, shampo ini diedarkan dengan berbagai nama seperti shampo
lanolin, shampo telur, shampo protein, shampo brendi, shampo lemon, shampo susu atau
bahkan shampo strawberry.
3. Shampo krim atau pasta (Creme paste Shampoo)
Sebagai bahan dasar digunakan natrium alkilsulfat dari jenis alkohol rantai sedang yang dapat
memberikan konsistensi kuat. Untuk membuat shampo pasta dapat digunakan malam seperti
setilalkohol sebagai pengental. Dan sebagai pemantap busa dapat digunakan dietanolamida
minyak kelapa atau isopropanolamida laurat.
4. Shampo larutan (Liquid Shampoo)
Merupakan larutan jernih. Faktor yang harus diperhatikan dalam formulasi shampo ini
meliputi viskosita, warna keharuman, pembentukan dan stabilitas busa, dan pemgawetan.
Zat pengawet yang lazim digunakan meliputi 0,2 % larutan formaldehid 40 %, garam
fenilraksa; kedua zat ini sangat racun, sehingga perlu memperhatikan batas kadar yang
ditetapkan pemerintah. Parfum yang digunakan berkisar antara 0,3 1,0 %, tetapi umumnya
berkadar 0,5 %.

IV. CARA PEMBUATAN
a. Shampoo krim atau pasta
Detergen dipanaskan dengan air pada suhu pada lebih kurang 800 dalam panci dinding
rangkap, sambil terus diaduk. Tambahkan zat malam, terus diaduk lebih kurang 15 menit.
Biarkan campuran ini pada suhu lebih kurang 40-500C. Tambahkan parfum, aduk terus
hingga homogen; lanjutkan pengadukan untuk menghilangkan udara. Wadahkan selagi panas.
b. Shampoo larutan
Jika digunakan alkilolamida, mula-mula zat ini dilarutkan dalam setengah bagian detergen
yang digunakan dengan pemanasan hati-hati. Kemudian tambahkan sisa detergen sedikit
demi sedikit, sambil terus diaduk; tambahkan zat warna yang telah dilarutkan dalam air
secukupnya; jika masih terdapat sisa air tambahkan sedikit demi sedikit, sambil terus diaduk
untuk mencegah terjadinya busa.

V. BAHAN UTAMA
Bahan utama pada shampoo adalah surfaktan (sabun dan detergent). Sabun adalah garam
dan asam lemak. Hasil reaksi antara lemak dan minyak hewan dan tumbuhan dengan alkali
(cth. NaOH, KOH)
Kekurangan : tidak membentuk busa oleh air sadah, diatasi dengan penambahan chelating
agent.
a. Anionik
Gol. Alkyl benzene sulfonat
Mis. Sodium dodecyl benzene sulfonate
Gol. Primary alkyl sulfat
Mis. Triethanolamine lauryl sulfate
Gol. Secondary alkyl sulfat
Mis. Lauryc monoglyceride ammonium sulfate
Gol. Sarcosine
Mis. Laurosyl sarcoine, Cocoyl sarcosine
b. Kationik
Garam amonium kuarterner
Mis. Dstearyl dimethyl ommonium chloride, dilauryl dimethyl ammonium chloride, cetyl
trimethyl ammonium bromida.
c. Amfoterik
Mis. Miranol
d. Non Ionik
Mis. Tween, Pluronic F-68

VI. ZAT TAMBAHAN SHAMPOO
Untuk memperbaiki sifat detergen yang menunjukkan pengaruh jelek terhadap rambut, perlu
ditambahkan zat tambahan shampo dalam formulasi shampo.
1. Alkolobromida asam lemak
Digunakan untuk meningkatkan stabilitas busa dan memperbaiki viskositas. Zat ini
merupakan hasil kondensasi asam lemak dengan monoetanolamina (MEA), dietanolamina (
DEA ), atau isopropanolamina yang sesuai.
2. Lemak bulu domba, lanolin atau salah satu derivatnya, kolesterol, oleilalkohol, dan
asetogliserida. Digunakan untuk maksud memperbaiki efek kondisioner detergen dasar
shampo yang digunakan, sehingga rambut yang dikeramasshampokan akan mudah diatur dan
memberikan penampilan rambut yang serasi.
3. Asam amino
Terutama asam amino essensial, digunakan sebagai zat tambahan shampo dengan harapan,
setelah rambut dikeramas-shampokan, zat ini akan tetap tertinggal pada kulit kepala dan
rambut, dan berfungsi sebagai pelembab, karena asam amino memiliki sifat higroskopik yang
akan memperbaiki kelembaban rambut.
4. Zat tambahan shampoo lain
Terdiri dari berbagai jenis zat, umunya diharapkan untuk menimbulkan efek terhadap
pembentukan dan stabilisasi busa ; meliputi zat golongan glikol, provinilpirolidon,
karboksimetilselulosa, dan silikon cair, terutama yang kadarnya lebih kurang 4%.
a. Foam Builder
Bahan yang meningkatkan kualitas, volume, dan stabilitas busa. Membantu meningkatkan
stabilitas dan efek kondisioner. Contoh : dodecyl benzene sulfonate, lauroyl
monoethanolomide.
b. Conditioning agent
Merupakan bahan berlemak yang memudahkan rambut untuk disisir. conditioning agent
melapisi helai rambul halus dan mengkilap. Harus mudah dibilas, tidak meninggalkan rasa
berminyak (lengket) di rambut. Contoh lanolin, minyak mineral, telur, polipeptida
c. Opacifying agent
Bahan yang memberikan warna buram pada shampoo. Penting pada pembuatan shampoo
jenis krim & losio. Contoh : Cetyl alcohol, stearyl alcohol, spermaceti, glycol
monodistearate, Mg stearate
d. Clarifying agent
Bahan yang digunakan untuk mencegah kekeruhan pada shampoo terutama untuk shampoo
dengan bahan utama sabun. Penting pada pembuatan shampoo cair (likuid shampoo). Contoh
: butil alkohol, isopropil alkohol etil alkohol, metilen glikol, EDTA
e. Cleating agen Sequestering agent
Bahan yang mencegah terbentuknya sabun Ca atau Mg karena air sadah. Contoh : asam sitrat,
EDTA. Dapat digantikan oleh surfaktan non-ionik
f. Thickening agent
Bahan yang meningkatkan viskositas shampoo. Contoh : gom akasia, tragakan, CMC,
Methocel. Kekurangan : dapat membentuk lapisan film pada helai rambut
g. Preservatif
Bahan yang berguna melindungi sampo dari mikroba yang dapat menyebabkan rusaknya
sampo, Harus dipilih. Contoh : formadehid, etil alkohol, ester parahidroksibenzoat
h. Antidandruff agent
Antidandruff agent umumnya bersifat antimikroba, ditambahkan ke dalam shampoo dalam
jumlah kecil. Contoh : Sulfur, Asam Salisilat, Resorsinol, Selenium Sulfida, Zink Piriton
i. Penunjang Stabilitas
Bahan-bahan tertentu dapat ditambahkan ke dalam sampo dengan tujuan menunjang stabilitas
shampoo (stability additive)
Antioxidant
Mencegah perubahan warna dan bau sediaan akibat oksidosi,
Sunsreen
Melindungi sediaan dari sinar matahari, Contoh : Benzophenon
Suspending agent
Contoh : veegum, bentonit
pH control agen (larutan dapar)
Mencegah perubahan worna dan bau sediaan akibat perubahan pH
j. Cosmetics additive
Bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam sampo dengan tujuan memperbaiki tampilan
shampoo (cosmetics additive)
Perfume
campuran minyak atsiri atau sintetik
Pewarna (dye)
Pewarna yang digunakan harus terdaftar pada Federal Food, Drug, and Cosmetics Act
Pearlescent pigements

Anda mungkin juga menyukai